Professional Documents
Culture Documents
1. UJI VALIDITAS
Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrument dalam mengukur apa yang ingin
diukur. Dalam pengujian instrument pengumpulan data, validitas bisa dibedakan menjadi
validitas factor dan validitas item. Validitas factor diukur bila item yang disusun menggunakan
lebih dari satu factor (antara factor satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas
factor ini dengan cara mengkorelasikan antara skor factor (penjumlahan item dalam satu factor)
dengan skor total factor (total keseluruhan factor), sedangkan pengukuran validitas item dengan
Teknik pengujian yang sering digunakan untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi
Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf
signifikansi 0,05 (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam
penelitian).
- Jika r hitung > r table (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrument atau item-item
- Jika r hitung < r table (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrument atau item-item
pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid)
Tabel 1
Correlations
Operasional
Pola Pergerakan Efektifitas Lokasi Pelayanan Pergerakan SkorTotal
r table pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 100, maka di dapat r table sebesar 0,196.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa keseluruhan item memiliki nilai r hitung
> r table, artinya keseluruhan item memiliki nilai lebih dari 0,195 dan dapat disimpulkan bahwa
2. UJI RELIABILITAS
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang
digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisiten jika pengukuran tersebut diulang. Metode
pengujian reliabilitas yang sering digunakan dalam penelitian adalah metode Alpha
(Cronbachs). Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen dapat
Tabel 2
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,712 4
Dari hasil analisis di atas diperoleh nilai Alpha sebesar 0,712, sedangkan nilai r table (uji 2 sisi)
pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 100, didapat sebesar 0,196. Sehingga
disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian reliable karena nilai Alpha > nilai r table.
Uji prasyarat analisis jalur adalah :
1. Uji normalitas
2. Uji multikolinearitas
3. Uji linearitas
4. Uji autokorelasi
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang
dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Data dikatakan telah berdistribusi
Tabel 3
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,70586645
Most Extreme Differences Absolute ,074
Positive ,074
Negative -,061
Test Statistic ,074
Asymp. Sig. (2-tailed) ,193c
Karena signifikansi lebih dari 0,05 (0,193 > 0,05), maka dinyatakan bahwa data berdistribusi
normal.
2. UJI MULTIKOLINEARITAS
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi
klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variable independen dalam model
regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya
multikolinearitas. Pada umumnya, jika VIF > 5, maka variable tersebut mempunyai persoalan
Tabel 4
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Operasional
,187 ,033 ,527 5,575 ,000 ,628 1,593
Pelayanan
Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa nilai variance inflation factor (VIF) ketiga variable
yaitu, efektifitas lokasi, operasional pelayanan dan pergerakan angkutan memiliki nilai < 5,
sehingga bisa diduga bahwa antar variable independen tidak terjadi persoalan multikolinearitas.
3. UJI LINIERITAS
Secara umum uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variable mempunyai
hubungan yang linier secara signifikan atau tidak. Data yang baik seharusnya terdapat hubungan
yang linear antara variable dependen (Y) dengan variable independen (X). Uji ini biasanya
digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Dasar pengambilan
1. Melihat nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka kesimpulannya adalah
terdapat hubungan linear secara signifikan antara variable dependen dengan variable
independen. Sebaliknya, jika nilai signifikansinya < 0,05, maka kesimpulannya adalah
tidak terdapat hubungan yang linear antara variable dependen dengan variable
independen.
2. Melihat nilai Fhitung dan Ftabel. Jika nilai Fhitung < Ftabel, maka kesimpulannya adalah
terdapat hubungan linear secara signifikan antara variable dependen dengan variable
independen. Sebaliknya, jika nilai Fhitung < Ftabel, maka kesimpulannya adalah terdapat
hubungan linear secara signifikan antara variable dependen dengan variable independen
Tabel 5
ANOVA Table
Deviation
42,380 41 1,034 2,526 ,001
from Linearity
Total 91,658 99
Berdasarkan table di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,001. Karena
signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variable pola pergerakan dan
ANOVA Table
Deviation
42,415 49 ,866 2,994 ,000
from Linearity
Total 91,658 99
Berdasarkan table di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena
signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variable pola pergerakan dan
Table 7
ANOVA Table
Deviation
18,252 16 1,141 1,298 ,218
from Linearity
Berdasarkan table di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,218. Karena
signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variable pola pergerakan dan
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik
autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan
pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya
autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji
b. Jika 4-dU > DW > 4-dL, artinya tidak ada kesimpulan yang data diambil
Tabel 8
Model Summaryb
Dari hasil output di atas diperoleh nilai DW yang dihasilkan dari model regresi adalah 1,803.
Sedangkan dari table DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 100 serta k = 3 (k
adalah jumlah variable independent) diperoleh nilai dL sebesar 1,613 dan dU sebesar 1,735.
Karena nilai DW > dU (2.072 > 1,7637), maka disimpulkan bahwa tidak ada masalah
Table 9
Hasil Analisis Korelasi
Correlations
OperasionalPela Pergerakan
EfektifitasLokasi yanan Angkutan
Model Summary
ANOVAa
Total 91,658 99
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Sebelum memberikan interpretasi lebih jauh tentang pengaruh variabel yang diteliti, maka
terlebih dahulu dilakukan pengujian apakah variabel kinerja terminal (X) mempunyai pengaruh
terhadap pola pergerakan (Y). Pengujian hipotesis dilakukan melalui dua tahap, yaitu pengujian
Dari tabel F untuk tingkat signifikansi 0,05 dan derajat bebas db1 = 3 dan db2 = 96 diperoleh:
F0,05 (3,96) = 2,70 maka nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (27,462 > 2,70), atau mempunyai nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat kesalahan 5% ( = 0,05). Ini
terhadap pola pergerakan, ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,462.
Yang berarti bahwa secara statistika, pola pergerakan dalam kasus ini dipengaruhi oleh dimensi
variabel-variabel tersebut sebesar 46,2%, dan terdapat dimensi variabel lain yang belum diangkat
parsial, untuk melihat kebermaknaan (signifikansi) pengaruh dimensi variabel X yang digunakan
tersebut secara parsial terhadap pola pergerakan (Y). Uji statistika yang digunakan adalah t-
student. Penolakan H0 jika nilai thitung lebih besar dari ttabel atau jika nilai signifikansi (p-value)
lebih kecil dari penelitian (0,05). Nilai ttabel pada tingkat kesalahan ( = 0,05) dan derajat
bebas 96 sebesar 1,985. Hasil perhitungan statistik uji t (thitung ) dapat dilihat pada Tabel berikut
ini.
Table 10
Koefisie P-value
Kesimpulan
No Pengaruh terhadap Y n t hitung Signifika t tabel
Statistika
Jalur nsi
Hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa ke 3 dimensi variable X tersebut, mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap pola pergerakan. Bila hasil tersebut ditranformasikan pada
model struktur path diagram maka secara grafis model tersebut adalah seperti terlihat dalam
Hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan aspek efektifitas lokasi mempengaruhi pola
pergerakan secara parsial. Berdasarkan nilai korelasi dan koefisien jalur yang diperoleh dari hasil
perhitungan, dapat diketahui besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung aspek dimensi
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa jika dilihat secara langsung tanpa adanya dimensi
variabel lain, maka dimensi variable efektifitas lokasi berpengaruh terhadap pola pergerakan
sebesar 8,4%. Nilai pengaruh tidak langsung menunjukan bahwa, pengaruh dimensi variabel
efektifitas lokasi terhadap pola pergerakan akan bertambah besar dengan adanya hubungan
dimensi variabel efektifitas lokasi terhadap operasional pelayanan terminal. Demikian pula
hubungan dimensi variabel efektifitas lokasi terhadap pergerakan kendaraan angkutan umum
Besarnya tambahan pengaruh dimensi variabel efektifitas lokasi terhadap pola pergerakan
dengan adanya operasional pelayanan adalah 8,7%. Sedangkan dengan adanya dimensi variabel
pergerakan angkutan akan menambah pengaruh 1,7%. Jadi dimensi variabel efektifitas lokasi
Penempatan lokasi terminal pada daerah yang memiliki aksesibilitas yang tinggi akan menjadi
salah satu factor penarik bagi penumpang untuk menggunakan jasa angkutan umum melalui
terminal. Hal ini akan membawa dampak positif bagi pengemudi, yakni peningkatan pendapatan
pengemudi. Mobilisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja terminal dengan asumsi jumlah
penumpang akan semakin bertambah setiap waktu yang akan meningkatkan taraf pendapatan
Hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan bahwa dimensi variabel operasional pelayanan
terminall berpengaruh terhadap pola pergerakan secara parsial. Berdasarkan nilai korelasi dan
koefisien jalur yang diperoleh dari hasil perhitungan, dapat diketahui besarnya pengaruh
langsung dan tidak langsung dimensi variabel tersebut terhadap pola pergerakan, yaitu:
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa jika dilihat secara langsung tanpa adanya dimensi
variabel lain, maka dimensi variable operasional pelayanan terminal berpengaruh terhadap pola
pergerakan sebesar 27,8%. Nilai pengaruh tidak langsung menunjukan bahwa, pengaruh dimensi
variabel operasional pelayanan terminal terhadap pola pergerakan akan bertambah besar dengan
adanya hubungan dimensi variabel efektifitas lokasi terhadap operasional pelayanan terminal.
Demikian pula hubungan dimensi variabel operasional pelayanan terminal terhadap pergerakan
Besarnya tambahan pengaruh dimensi variabel operasional pelayanan terminal terhadap pola
pergerakan dengan adanya efektifitas lokasi adalah 8,7%. Sedangkan dengan adanya dimensi
variabel pergerakan angkutan akan mengurangi pengaruh 3,9%. Jadi dimensi variabel
operasional pelayanan terminal mempunyai pengaruh secara parsial terhadap pola pergerakan
sebesar 32,6%.
Operasional pelayanan terminal sangat menentukan minat bagi pengunjung dan pengemudi
untuk memanfaatkan jasa terminal. Manajemen pengelolaan terminal sangat berperan penting
dalam operasional pelayanan terminal. Kapasitas tampung terminal yang mampu memenuhi
kegiatan mobilisasi. Waktu tunggu kendaraan yang tidak lama memberikan kepuasan kepada
penumpang akan waktu yang dipergunakan di dalam terminal serta akses keluar masuk terminal
yang tinggi tidak akan menyebabkan kemacetan di dalam terminal. Hal ini akan menjadi daya
tarik bagi pengguna jasa terminal untuk memanfaatkan terminal karena merasakan kenyamanan
dan kepuasan terhadap operasional pelayanan terminal yang pada akhirnya akan meningkatkan
Hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan bahwa dimensi variabel pergerakan angkutan
berpengaruh terhadap pola pergerakan secara parsial. Berdasarkan nilai korelasi dan koefisien
jalur yang diperoleh dari hasil perhitungan, dapat diketahui besarnya pengaruh langsung dan
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa jika dilihat secara langsung tanpa adanya dimensi
variabel lain, maka dimensi variable pergerakan angkutan berpengaruh terhadap pola pergerakan
sebesar 3,7%. Nilai pengaruh tidak langsung menunjukan bahwa, pengaruh dimensi variabel
pergerakan angkutan terhadap pola pergerakan akan berkurang dengan adanya hubungan dimensi
variabel efektifitas lokasi terhadap pergerakan angkutan. Demikian pula hubungan dimensi
variabel operasional pelayanan terminal terhadap pergerakan kendaraan angkutan umum yang
Besarnya pengurangan nilai pengaruh dimensi variabel pergerakan angkutan terhadap pola
pergerakan dengan adanya efektifitas lokasi adalah 1,7%. Sedangkan dengan adanya dimensi
operasional pelayanan terminal akan mengurangi pengaruh 3,9%. Jadi dimensi variabel
pergerakan kendaraan tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap pola pergerakan
sebesar 1,8%.
Kecepatan bergerak kendaraan memberikan kesan kenyamanan bagi penumpang. Bagi beberapa
penumpang semakin cepat kendaraan bergerak maka akan semakin cepat pula mereka tiba di
tempat tujuan. Akan tetapi, sebagian besar pengemudi di lokasi penelitian tidak memiliki
kesadaran akan pentingnya kecepatan kendaraan terutama bagi keselamatan penumpang maupun
dirinya. Sebagian besar pengemudi membawa kendaraan dengan kecepatan yang tinggi tanpa
dengan kecepatan tinggi untuk bersaing dengan pengemudi lain untuk mendapatkan penumpang.
Hal ini memberikan rasa ketidaknyamanan bagi penumpang. Kemampuan pengemudi untuk
mengendalikan kecepatan kendaraan agar tetap berada pada tingkat aman sangat diharapkan.
Kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kenyamanan penumpang harus dimiliki oleh tiap
pengemudi