Professional Documents
Culture Documents
FRAKTUR FEMUR
Disusun oleh:
1108152062
Pembimbing:
PEKANBARU
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
Bagian Ilmu Bedah dan memenuhi salah satu persyaratan kelulusan Kepaniteraan
Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Riau - Rumah Sakit Umum
Chairuddin Lubis, S.Ked., dr., Sp.OT selaku pembimbing serta pihak yang telah
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, dan masih
banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh sebab itu kritik dan saran sangat
diharapkan penulis dari dokter pembimbing serta rekan-rekan Dokter Muda demi
kesempurnaan referat ini. Semoga referat ini membawa manfaat bagi kita semua.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke. Setiap tahun sekitar 60 juta
Rumah Sakit. Diantara pasien fraktur tersebut terdapat 300 ribu orang menderita
sementara. 1
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi
akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan biasanya
lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Femur merupakan tulang terkeras dan
terpanjang pada tubuh, oleh karena itu butuh kekuatan benturan yang besar untuk
menyebabkan fraktur pada femur. Insiden fraktur femur sebesar 1-2 kejadian pada
produktif antara 25 65 tahun, laki-laki lebih banyak menderita terutama pada usia
Fraktur femur dapat menyebabkan pasien jatuh ke dalam syok. Oleh karena
itu insidensi fraktrur femus harus segera ditangani sebagai suatu kegawat daruratan.
3
Berdasarkan latar belakang diatas dan melihat besarnya komplikasi yang
ditimbulkan fraktur femur, maka penulis tertarik untuk membuat suatu literatur
kedokteran.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Femur merupakan tulang terpanjang dan terkeras yang ada pada tubuh dan
dengan tibia dan patella untuk membentuk articulatio genus. Ujung atas femur
5
Caput membentuk dua pertiga dari bulatan dan bersendi dengan acetabulum
os coxae. Pada pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea capitis, yang
darah untuk caput femoris dari arteri obturatoria dihantarkan melalui ligamentum
belakang, dan lateral serta membentuk sudut 125 dan lebuh kecil pada perempuan
dengan sumbu panjang corpus femoris. Besarnya sudut ini dapat berubah karena
adanya penyakit.
Trochanter mayor dan minor merupakan tonjolan yang besar pada taut
posterior oleh crista intertrochanterica yang menonjol, pada crista ini terdapat
tuberculum quadratum.
permukaan posterior mempunyai rigi yang disebut linea asoera. Pada linea ini
melekat otot-otot dan septa intermuskularis. Garis tepi linea melebar ke atas dan ke
bawah. Tepi medial berlanjut ke distal sebagai crista supracondylaris medialis yang
6
distalnya dan membentuk daerah segitiga datar pada permukaan posteriornya yang
Ujung bawah femur memiliki condyli medialis dan lateralis yang bagian
epicondylus medialis.
Ruang fascia anterior tungkai atas diisi oleh musculus sartorius, muskulus
Dipersarafi oleh nervus femoralis ruang anterior facia tungkai atas dialiri pembuluh
darah arteri femoralis. Ruang fascia medial tungkai atas diisi oleh musculus gracilis,
diperdarahi oleh arteri profunda femoris dan arteri obturatoria. Ruang fascia
posterior tungkai atas diisi oleh musculus biceps femoris, msculus semitendinosus,
otot hamstring)/ dipersarafi oleh nervus ischiadicus ruang fascia posterior tungkai
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi
akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan biasanya
lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Femur merupakan tulang terkeras dan
terpanjang pada tubuh, oleh karena itu butuh kekuatan benturan yang besar untuk
7
menyebabkan fraktur pada femur2. Patah pada daerah ini dapat disertai perdarahan
hebat karena femur dialiri oleh arteri besar (arteri femoralis). Pemeriksaan tanda-
tanda perdarahan wajib dilakukan pada fraktur tertutup (perabaan pulsasi arteri)9.
Pada fraktur terbuka, bebat tekan merupakan pilihan utama untuk membantu
2.3 Etiologi
Penyebab fraktur femur adalah trauma yang mengenai tulang, dimana trauma
kecelakaan lalu lintas. Trauma-trauma lain adalah jatuh dari ketinggian, kecelakaan
kerja, cidera olah raga. Trauma bisa terjadi secara langsung dan tidak langsung.
Dikatakan langsung apabila terjadi benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur
di tempat itu, dan secara tidak langsung apabila titik tumpu benturan dengan
1. Menurut ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia luar.
- Fraktur tertutup
- Fraktur terbuka
8
Fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada
kulit dan jaringan lunak. Menurut Gustilo, derajat fraktur terbuka adalah
sebagai berikut:
terkontaminasi kulit
hilang
patah hebat
9
periosteum, tulang
terbuka
tingkat kerusakan
jaringan lunak
2. Menurut etiologis
- Fraktur traumatik
- Fraktur patologis
osteoporosis.
- Fraktur stres
Terjadi karena beban lama atau trauma ringan yang terus-menerus pada
suatu tempat tertentu, misalnya fraktur pada tulang tibia atau metatarsal
10
3. Menurut gambaran radiologis
- Lokalisasi
a. Diafisial
b. Metafisial
c. Intraartikuler
- Konfigurasi
a. Fraktur transversal
b. Fraktur oblik
c. Fraktur spiral
d. Fraktur Z
e. Fraktur segmental
f. Fraktur kominutif
j. Fraktur impaksi
l. Fraktur epifisis
- Ekstensi
a. Fraktur komplit
11
b. Fraktur inkomplit
a) Nyeri
c) Deformitas
d) Bengkak
individu dimana rata-rata individu tidak bekerja atau tidak sekolah selama 30 hari,
Fraktur femur dapat terjadi mulai dari proksimal sampai ke distal tulang.
b. Fraktur trokanterik
c. Fraktur subtrokanterik
d. Fraktur diafisis
12
e. Fraktur suprakondiler
f. Fraktur kondiler
Fraktur leher femur merupakan jenis fraktur yang sering ditemukan pada
orang tua terutama wanita umur 60 tahun ke atas disertai tulang yang osteoporosis.
13
2.4.1.1 Mekanisme trauma
Jatuh pada daerah trokanter baik karena kecelakaan lalu lintas atau jatuh
dari tempat tidak terlalu tinggi seperti terpeleset di kamar mandi dimana panggul
2.4.1.2 Klasifikasi
- Ekstrakapsuler
- Intrakapsuler
2. Sesuai lokasi
- Sub-kapital
- Trans-servikal
- Basal
3. Radiologis
proksimal
- Fraktur impaksi
14
- Tingkat III; Fraktur total disertai dengan sedikit pergeseran
2.4.1.3 Patologi
Pada saat terjadi fraktur, pembuluh darah intrameduler dan pembuluh darah
15
Fraktur transervikal adalah fraktur yang bersifat intrakapsuler yang
(intertrokanterik) adalah semua fraktur yang terjadi antara trokanter mayor dan
minor. Fraktur ini bersifat ekstra-artikuler dan sering terjadi pada orang tua di atas
umur 60 tahun.
Fraktur trokanterik terjadi bila penderita jatuh dengan trauma langsung pada
trokanter mayor atau pada trauma yang bersifat memuntir. Keretakan tulang terjadi
antara trokanter mayor dan minor dimana fragmen proksimal cenderung bergeser
secara varus. Fraktur dapat bersifat komunitif terutama pada korteks bagian
posteromedial.
16
2.4.2.2 Klasifikasi
a. Stabil
b. Tidak stabil
Disebut fraktur tidak stabil bila korteks bagian medial remuk dan fragmen
- Tipe I
- Tipe II
- Tipe III
- Tipe IV
Penderita lanjut usia dengan riwayat trauma pada daerah femur proksimal.
eksterna.
17
2.4.3 Fraktur subtrokanter
Fraktur subtrokanter dapat terjadi pada setiap umur dan biasanya akibat
pergesekan.
Fraktur diafisis femur dapat terjadi pada setiap umur, biasanya karena
trauma hebat misalnya kecelakaan lalu lintas atau trauma lain misalnya jatuh dari
ketinggian. Femur diliputi oleh otot yang kuat dan merupakan proteksi untuk tulang
femur, tetapi juga daat berkibat jelek karena dapat menarik fragmen fraktur
sehingga bergeser. Femur dapat pula mengalami fraktur patologis akibat metastasis
tumor ganas. Fraktur femur sering disertai dengan perdarahan masif yang harus
Fraktur spiral terjadi apabila jatuh dengan posisi kaki melekat erat pada
dasar sambil terjadi putaran yang diteruskan pada femur. Fraktur yang bersifat
transversal dan oblik terjadi karena trauma langsung dan trauma angulasi.
18
2.4.4.2 Klasifikasi
Fraktur femur dapat bersifat tertutup atau terbuka, simpel, komunitif, fraktur
Z atau segmental.
deformitas pada tungkai atas berupa rotasi eksterna dan pemendekan tungkai dan
dan batas metafisis dengan diafisis femur. Terapi konservatif dengan cara lutut
Fraktur terjadi karena tekanan varus atau valgus disertai kekuatan aksial dan
putaran.
2.4.5.2 Klasifikasi
1. Tidak bergeser
2. Impaksi
3. Bergeser
4. Komunitif
19
Gambar 2.5 Fraktur Suprakondiler Femur
Pergeseran terjadi pada fraktur oleh karena tarikan otot sehingga pada terapi
20
2.4.6 Fraktur suprakondiler femur dan fraktur interkondiler
metafisis (bentuk Y)
- Tipe IIB : Sama seperti IIA tetapi bagian metafisis lebih kecil
2.4.7.1 Klasifikasi
- Tipe II; Fraktur dalam posisi koronal dimana bagian posterior kondilus
femur bergeser
21
- Tipe III; Kombinasi antara sagital dan koronal
2.5 Diagnosis
a. Anamnesis
Pada anamnesis biasanya didapatkan adanya riwayat trauma, baik yang hebat
maupun trauma ringan diikuti dengan rasa nyeri dan ketidakmampuan untuk
karena fraktur tidak selamanya terjadi di daerah trauma dan mungkin terjadi di
Riwayat cedera atau fraktur sebelumnya, riwayat sosial ekonomi, pekerjaan, obat-
obatan yang dia konsumsi, merokok, riwayat alergi dan riwayat osteoporosis serta
22
penyakit lain. Bila tidak ada riwayat trauma, teliti apakah ada kemungkinan fraktur
patologis. 2,5
b. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan awal perlu diperhatikan adanya tanda syok, anemia atau
perdarahan, kerusakan organ lainnya dan faktor predisposisi seperti pada fraktur
patologis. Pada pemeriksaan lokal, dilakukan tiga hal penting yakni inspeksi/look,
angulasi, rotasi, pemendekan atau pemanjangan, bengkak, luka pada kulit dan
jaringan lunak untuk membedakan fraktur tertutup atau terbuka. Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada feel adalah adanya nyeri tekan, krepitasi dan temperatur setempat
yang meningkat. Pada feel juga perlu dinilai keadaan neurovaskuler pada daerah
distal trauma berupa pulsasi arteri, warna kulit, waktu pengisian kapiler dan sensasi.
dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah trauma. Kemudian dinilai adanya
c. Pemeriksaan radiologis
prinsip rule of two: dua posisi, dua sendi, dua anggota gerak, dua trauma, dua kali
dilakukan foto.
23
2.6 Penatalaksanaan
ventilasi, menutup luka dengan verban steril, penghentian perdarahan dengan balut
tekan dan imobilisasi fraktur sebelum diangkut dengan ambulans. Penderita dengan
fraktur multipel biasanya datang dengan syok sehingga diperlukan resusitasi cairan
jangan membuat keadaan lebih jelek, pengobatan didasarkan atas diagnosis dan
mengingat hukum penyembuhan secara alami, bersifat realistik dan praktis dalam
memilih jenis pengobatan, dan seleksi pengobatan sesuai dengan penderita secara
individual2.
24
3. Retention, immobilisasi fraktur menggunakan Skin traction. Skin raction
merupakan pilihan terbaik dan tatalaksana yang dapat dilakukan oleh dokter
umum9.
1. Konservatif
menggunakan gips
Dilakukan dengan beberapa cara yaitu traksi kulit dan traksi tulang.
fraktur yang tidak stabil pada tulang panjang dan vertebra servikalis, fraktur
25
Terdapat empat jenis traksi kontinu yaitu traksi kulit, traksi menetap, traksi
Metode ini merupakan metode operatif dengan cara membuka daerah fraktur
misalnya pada fraktur leher femur, fraktur terbuka, fraktur dislokasi yang
tidak dapat direduksi dengan baik, eksisi fragmen yang kecil, fraktur epifisis,
Indikasi reduksi terbuka dengan fiksasi eksterna: fraktur terbuka grade II dan
II, fraktur dengan infeksi, fraktur yang miskin jaringan ikat, fraktur tungkai
leher femur dan sendi siku pada orang tua yang terjadi nekrosis avaskuler dari
3 Fraktur terbuka
26
2. Evaluasi awal dan diagnosis kelainan yang dapat menyebabkan kematian
3. Berikan antibiotik dalam ruang gawat darurat, kamar operasi dan setelah
operasi
6. Stabilisasi fraktur
1. Pembersihan luka
fisiologis untuk mengeluarkan benda asing yang melekat. Jumlah cairan yang
digunakan tiga liter, derajat II enam liter, dan derajat III 10 liter. Larutan
pada jaringan.
27
(debridemen). Debridemen harus dilakukan dalam 6 jam pasca trauma untuk
mencegah infeksi dan bila perlu dapat diulangi 24 sampai 48 jam berikutnya.
3. Pengobatan fraktur
Fraktur dengan luka hebat memerlukan suatu traksi skeletal atau resuksi
terbuka dengan fiksasi eksterna. Traksi skeletal dapat digunakan pada fraktur
pelvis dan fraktur femur untuk sementara. Fiksasi eksternal dianjurkan pada
4. Penutupan kulit
Bila fraktur terbuka telah ditangani dalam waktu kurang dari enam jam,
sebaiknya kulit ditutup. Luka dapat dibiarkan terbuka selama beberapa hari
tapi tidak lebih dari 10 hari. Prinsipnya adalah penutupan kulit tidak
5. Pemberian antibiotik
Antibiotik diberikan dalam dosis yang adekuat sebelum, saat dan sesudah
aminoglikosida.
6. Pencegahan tetanus
Pada penderita yang telah mendapat imunisasi aktif cukup diberikan toksoid
dan bagi yang belum dapat ditambahkan pemberian 250 unit tetanus
imunoglobulin (manusia).
28
2.6 Komplikasi fraktur
Komplikasi yang dapat timbul segera setelah terjadinya fraktur dapat berupa
trauma kulit seperti kontusio, abrasi, laserasi, luka tembus akibat benda asing
maupun penetrasi kulit oleh fragmen tulang, avulsi dan skin loss, perdarahan lokal,
ruptur arteri atau vena, kontusio arteri atau vena dan spasme arteri, komplikasi
neurologis baik pada otak, sumsum tulang belakang atau saraf perifer serta
komplikasi pada organ dalam seperti jantung, paru-paru, hepar dan limpa2,5.
kompartemen, trombosis, infeksi sendi dan osteomielitis. Dapat juga terjadi ARDS,
29
BAB III
KESIMPULAN
1. Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi
akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan
biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa.
2. Penyebab fraktur femur adalah trauma yang mengenai tulang, dimana
trauma tersebut kekuatannya melebihi kekuatan tulang, dan mayoritas
fraktur akibat kecelakaan lalu lintas.
3. Fraktur femur dapat terjadi mulai dari proksimal sampai ke distal tulang.
30