You are on page 1of 6

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No.

1, (2013) 1-6 1

Perancangan Sistem Pengendalian Suhu


Kumbung Jamur dengan Logika Fuzzy
Mahendra Ega Higuitta, Hendra Cordova
Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
hendracordova@yahoo.com

Abstrak Penelitian ini difokuskan pada pengendalian suhu fluktuasi suhu dan kelembaban sangat tinggi dan ini
dan kumbung jamur tiram dengan kontrol fuzzy gain scheduling menyebabkan hasil panen mereka terganggu. Sebagai contoh
yang digunakan untuk mentuning Kp, Ki, dan Kd agar diperoleh yang terjadi pada petani jamur di Mojokerto, Sidoarjo dan
respon yang terbaik untuk aktuator sprayer dan blower. Pemodelan Malang, pada masa pergantian musim kemarau ke musim
matematis ARX untuk membuat fungsi pengendalian suhu hujan saat bulan September 2012 mereka mengalami
terhadap kelembaban. Variabel input yang digunakan dalam
kontrol logika fuzzy GS ini adalah nilai setpoint suhu dan error
penurunan panen jamur rata-rata sampai 20-40% per hari nya.
suhu. Hasil output dari kontrol logika fuzzy adalah nilai otomatis Akan menjadi sebuah permasalahan tersendiri apabila para
tuning dari Kp, Ki, Kd Dari hasil fitting data real plant dengan data petani harus sepanjang waktu berada di kumbung jamur untuk
estimasi dengan menggunakan pemodelan ARX, diperoleh angka melakukan penyemprotan. Oleh karena itu pada tugas akhir
66, 69% dan 54,49% untuk hasil fitting data real plant dengan data ini, akan dibahas mengenai sistem pengendalian suhu
validasi. Dilihat dari bentuk kurva yang diperoleh, terdapat kumbung jamur tiram dengan Logika Fuzzy
kesamaan tren antara data real plant dengan data estimasi maupun
validasi. Telah dilakukan uji open loop dan juga close pada sistem
pengendalian yang dirancang. Pemberian nilai set point pada II. URAIAN PENELITIAN
suhu yang sesuai untuk pertumbuhan jamur yaitu pada suhu 28
C dapat dicapai dan dipertahankan dengan nilai maximum A. Pengambilan Data Termodinamik Kumbung
overshoot dari pengendali tersebut sebesar 0.89% dan time Data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data
settling sekitar 325 detik. Fungsi suhu terhadap kelembaban kondisi suhu dan kelembaban di dalam dan di luar plant
dengan pemodelan ARX menghasilkan respon sistem dengan kumbung jamur tiram dengan lokasi di desa kwangsan,
maximum overshoot dari pengendali tersebut sebesar 35% dan kecamatan sedati, sidoarjo pada setiap rentang waktu 2 jam
time settling sekitar 240 detik, dan error steady state sebesar
pada pukul 06.30 20.30 WIB
0,03%
Kata Kuncisuhu, , autoregressive exogeneus, kontrol logika
fuzzy B. Perancangan Sistem Pengendalian Suhu pada Kumbung
Jamur
I. PENDAHULUAN Perancangan sistem untuk tugas akhir ini terdiri dari
aktuator blower dan sprayer, sensor suhu , plant kumbung

P erkembangan budidaya jamur tiram saat ini mengalami


pertumbuhan yang sangat pesat ditandai dengan semakin
banyaknya petani pembibit maupun pembesaran jamur
yang berbanding lurus dengan banyaknya jumlah pelaku usaha
jamur, dan kontrol logika fuzzy. Secara diagram blok sistem
dapat dilihat pada gambar. Tujuan dari pemodelan sistem ini
adalah agar sistem secara keseluruhan dapat dilihat dengan
makanan di bidang jamur. Dalam proses pembesaran jamur lebih mudah
pada kumbung sangat tergantung pada faktor fisik seperti
suhu,kelembaban, cahaya, pH media tanam, dan aerasi, udara.
Ts Kontrol T R
jamur tiram dapat menghasilkan tubuh buah secara optimum Logika
Pemodelan Pemodelan
ARX Kumbung
p Aktuator Kumbung
(RH)
pada rentang suhu 26-28 C, kelembaban udara 80-90% dan Fuzzy (T) H
pH media tanam yang agak masam antara 5-6. [8] Seiring
berjalannya waktu para petani ternyata mengalami hambatan Gambar 1 Diagram Blok Sistem Pengendalian Suhu
dalam melakukan pengendalian suhu kumbung jamur sehari- Kumbung jamur dengan Kontrol Logika Fuzzy
hari. Upaya yang mereka lakukan biasanya adalah dengan Untuk mendapatkan fungsi transfer plant kumbung dari
manual menggunakan sprayer yang disemprotkan pada parameter suhu, digunakan pendekatan neraca energi dalam
kumbung jamur saat pagi dan sore setiap harinya. Selain melakukan pemodelan. Sedangkan dari parameter kelembaban
kurang praktis, ada kelemahan lain yang terjadi dengan (RH), digunakan pendekatan model matematis ARX
metode yang seperti itu, yaitu jika kondisi suhu dan (Autoregressive Exogeneus) untuk mendapatkan fungsi
kelembaban berfluktuasi sepanjang hari seperti yang biasa transfer nya.
terjadi pada pergantian musim saat ini, maka tidak cukup Aktuator yang digunakan untuk melakukan aksi pada
hanya disemprot dengan sprayer tiap pagi dan sore hari. plant adalah blower dan sprayer. Fungsi transfer akan
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 2

didapatkan dengan acuan psychometric process yang terdiri


dari proses Cooling dan Humidifying. Kontroler yang dipakai
menggunakan Kontrol Logika Fuzzy Gain Scheduling tipe
Mamdani dengan sistem MIMO (Multi Input, Multi Output).
Input sistem yang digunakan pada KLF ini adalah error suhu
(eT) dan suhu set point dengan output nilai Kp, Kd, alfa ()
C. Pemodelan Komponen Pengendalian Suhu pada
Kumbung Jamur Perancangan Kendali Logika Fuzzy Gambar 4 ukuran riil kumbung jamur
- Suhu (kumbung) Luas penampang keseluruhan adalah :
A = 2A1
= 21 + 22 + 23 + 4
= 2.(10.3+10.3) + 2.(3.22) + 2.(3.22) + 10.22
= 120 + 132 + 132 + 220
= 704 2
Nilai Volume Kumbung adalah 9903 , dengan = 1,024
kg/m3Konstanta panas jenis udara (Cp) diperoleh pada tabel
termodinamika A20 yaitu sebesar 1,005 kJ/kgK. Nilai entalpi
udara dari aktuator, hi, dihitung dari psychometric chart pada
C-8SI pada sea level sebesar 85kJ / kg.
Gambar 2 Skema Konsep Pemodelan Suhu pada Plant
Dari persamaan (3.11) diperoleh
Kumbung Jamur 102 ,8.~ 85000 ()
= + . . . . . . . . . (3.12)
1018828 +102 ,8 1018828 +102 ,8
Persamaan neraca energi :


= - + . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.6) - Kelembaban
Karena tidak ada kerja mekanis, maka = 0, sistem Dilakukan perancangan model matematis berbasis
tertutup dan tidak ada aliran keluaran sehingga =0. autoregressive exogeneus (ARX) untuk memberikan
Sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut : pemodelan fungsi suhu terhadap kelembaban.
. ..~ Berikut ini adalah persamaan dasar model matematis ARX :
= ~ + . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.7) A(q-1)y(kT) = B(q-1)u(kT-nT) . . . . . . . . . . . . . .(3.3)


= ~ + . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3.8) Dimana T adalah waktu sampling, q-1 operator backward-shift,

n adalah bilangan delay dari input ke output, dan A dan B
Kemudian dilakukan transformasi laplace pada persamaan adalah bilangan polynomial dalam q-1 dengan A(q-1) = 1 +
(3.8), sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut : a1q-1 + a2q-2 + ....+ anq-n ,
= ~ () + () . . . . . . . . (3.9) Setelah diturunkan ke domain s, maka fungsi transfer
kelembaban terhadap suhu, dari plant kumbung jamur adalah :
( + ) = ~ + () . . . . . .. . . . (3.10) () ()
~ () = =
= + . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.11) () ()
+ +
0,2843 9 6,041.105 . 8
7,21.108 . 7 6,322.1012 . 6
3,922.10 . + 7,839.1019 . 4 + 1,693.1022 . 3
15 5
fungsi transfer suhu pada kumbung jamur yang diperoleh
+3,056.1026 . 2 + 6,576.1030 . + 3,494. 1034
adalah sebagai berikut
0,000152. 8 3,599.107 . 7 + 3,805.1011 . 6
9

~ 3,833.1014 . 5 + 2,498.1018 . 4 + 1,313.1021 . 3


+4.1026 . 2 + 1,055.1029 . + 1,237. 1034
Aktuator
+

+
+
\ +

Gambar 3 fungsi transfer suhu pada kumbung jamur


Karena material yang digunakan pada kumbung jamur adalah
kayu bambu, maka didapatkan nilai U = 0,145. Sedangkan
nilai A didapat dari luas seluruh penampang kumbung jamur,
berikut ini adalah gambaran ukuran plant kumbung jamur di
desa kwangsan, kecamatan sedati, sidoarjo Gambar 5 Skema Adiabatic Mixing dari dua aktuator

Persamaan dasar yang dapat diaplikasikan sesuai dengan


proses tersebut adalah sebagai berikut
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 3

= 1 - 2 . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3.14)

1 2
3 = 1 + 2 . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3.15)

1 2
3 = 1 + 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.16)

Dengan mengeliminasi , maka diperoleh


1
= 2 3 = 2 3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.17) Gambar 6 Fungsi Keanggotaan Input Set Point Suhu pada
23 3 1 3 1
Fuzzy Kp, Fuzzy Kd, dan Fuzzy Alfa ()
Dari persamaan tersebut digunakan pendekatan persamaan
yang melibatkan suhu dry-bulb dari aliran udara untuk
menemukan kondisi udara campuran.
( + 3 )3 = 1 ( + 1 )1 + 2 ( +
2 )2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3.18)

Atau bisa juga didefinisikan sebagai berikut :


3 3 = 1 1 1 + 2 2 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.19)

1 1 1 + 2 2 2 Gambar 7 Fungsi Keanggotaan Input Error Suhu Fuzzy


= . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.20)
3 3 Kp, Fuzzy Kd, dan Fuzzy Alfa ()

Dikarenakan 1 = 2 = 3 , maka nilai dapat


didefinisikan sebagai berikut :
+
= 1 1 2 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3.21)
3
Dimana 1 adalah suhu air, 2 adalah suhu udara, 3
adalah suhu campuran. Dari data lapangan yang diambil, maka
dapat dihitung sebagai berikut :
.24+ 2 .29,2
= 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3.22)
28,8
= 0,833. 1 + 1,01. 2 . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . (3.23) Gambar 8 Fungsi Keanggotaan Output Fuzzy Kp
3.4.4 Kontrol Logika Fuzzy
Prosedur pengaturan menggunakan kontrol logika
fuzzy merupakan kumpulan dari aturan-aturan kontrol yang
menjadi acuan bagi aksi kontroller. Aturan tersebut disusun
berdasarkan pengamatan atau perkiraan terhadap respon
dinamik suatu sistem. Untuk menentukan rule base digunakan
metode pendekatan secara linguistik, yaitu dengan melakukan
pengamatan respon terhadap masukan. Selanjutnya ditentukan
rule base kontrol logika fuzzy yang disesuaikan dengan
kondisi yang terjadi.Pada tugas akhir ini digunakan fuzzy gain Gambar 9 Fungsi Keanggotaan Output Fuzzy Kd
schedulling dengan tipe mamdani [9]. Langkah-langkah atau
prosedur dalan perancangan kontrol logika fuzzy :
a. Menentukan variabel masukan dan keluaran.
Variabel input dalam kontroller ini adalah nilai set point
suhu dan error suhu. Hasil output dari kontrol logika fuzzy Kp
adalah nilai Kp, untuk logika fuzzy Kd adalah nilai Kd,
Logika Fuzzy Alfa () adalah untuk mencari nilai Alfa ().
Nilai Kp, Alfa (), Kd yang diperoleh nanti akan digunakan
untuk mendapatkan nilai Kp, Ki, Kd untuk pengendalian pada
aktuator sprayer dan blower Gambar 10 Fungsi Keanggotaan Output Fuzzy Alfa
b. Menentukan fungsi keanggotaan (membership function)
Masukan dan keluaran logika fuzzy dinyatakan dalam c. Menentukan Fuzzy Rule Base
fungsi keanggotaan (membershipfunction) untuk melakukan Rulebase merupakan sekumpulan aturan sebab akibat
pengelompokan variabel-variabel yang ada. Berikut adalah yang digunakan untuk mengambil keputusan akhir. Data
fungsi keanggotaan yang digunakan dalam sistem masukan berupa suhu set point dan error suhu akan diolah dan
menghasilkan keluaran berupa Kp untuk Fuzzy Kp, Kduntuk
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 4

fuzzy Kd, dan juga Alfa () untuk Fuzzy Alfa () yang akan
digunakan untuk menghitung Ki.
Dari rule base yang dibentuk, maka akan terbentuk
surface seperti pada gambar 3.12 dibawah ini

Gambar 15 Simulink untuk persamaan 3.25

Gambar 11 Surface Kontrol Logika Fuzzy Kp

Gambar 3.16 Simulink untuk keseluruhan persamaan

D. Hasil Pemodelan ARX kelembaban kumbung jamur


Dari pemodelan ARX yang telah dilakukan, diperoleh
Gambar 12 Surface Kontrol Logika Fuzzy Kd fitting data estimasi sebesar 66,69% dan data validasi sebesar
54,49%. Secara prosentase kesesuaian data estimasi dan data
validasi dengan data riil memang terlihat masih bernilai kecil.
Akan tetapi jika melihat asumsi data riil yang digunakan,
prosentasi sebesar lebih dari 50% merupakan indikasi baik
bahwasannya pemodelan yang dilakukan telah cukup sesuai
jika juga melihat kesamaan tren grafik yang ditunjukkan baik
oleh data estimasi maupun data validasi terhadap data riil plant
(garis hitam dengan garis biru).

Gambar 13 Surface Kontrol Logika Fuzzy Alfa

Setelah penentuan nilai Kp, Kd, dan , proses


selanjutnya adalah menghitung nilai parameter kendali
Kp, Kd, dan Ki berdasarkan persamaan berikut:
= , , + , . . . . . . 3.24
= , , + , . . . . . . 3.25
= 2 / . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.26 Gambar 17 Hasil Fitting Data Estimasi

Rangkaian simulink untuk persamaan diatas adalah sebagai


berikut

Gambar 18 Hasil Fitting Data Validasi


Gambar 14 Simulink untuk persamaan 3.24 .
Uji Close Loop
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 5

Gambar 19 Pemodelan Kontrol Logika Fuzzy pada Simulink


Matlab
Sistem ini akan disimulasikan dengan set point suhu 28 Gambar 23 Hasil Respon Close Loop dengan Setpoint Suhu
C, dengan 34 C, simulation stop time 1000s, dan 28 C, dan Suhu Luar 37 C, simulation stop time 1000s
simulation mode : normal.

Gambar 20 Hasil Respon Close Loop dengan Setpoint Suhu


28 C, dan Suhu Luar 34 C, simulation stop time 1000s Gambar 24 Hasil Respon Close Loop dengan Setpoint Suhu
Grafik hasil simulasi pengendalian suhu dengan Fuzzy 28 C, dan Suhu Luar 40 C, simulation stop time 1000s
Gain Schedulling, ditunjukkan pada gambar 4.9. Berdasarkan
gambar tersebut, didapatkan bahwa minimum undershoot dari
pengendali tersebut sebesar 3% dan time settling sekitar 325
detik.

Gambar 25 Hasil Respon Close Loop dengan Setpoint Suhu


28 C, dan Suhu Luar 40 C, simulation stop time 1000s
Dari gambar 4.14 sampai 4.17 menunjukan bahwa
respon sistem dengan suhu luar 37 C dan 40 C memiliki nilai-
Gambar 21 Hasil Respon Close Loop Kelembaban dengan nilai yang sama baik dari maksimum overshoot,minimum
Setpoint Suhu 28 C, dan Suhu Luar 34 C, simulation stop time undershoot hingga time settling nya. Ini menunjukkan
1000s performansi aktuator dalam sistem berjalan mengendalikan
Berdasarkan gambar tersebut, didapatkan bahwa dengan respon yang sesuai setpoint yang dikehendaki
30.5

maximum overshoot dari pengendali tersebut sebesar 35% dan


time settling sekitar 240 detik.
30

29.5

29
Suhu (C)

28.5

28

27.5

27
0 1 2 3 4 5 6
Time (s) 4
x 10

Gambar 26 Hasil Respon Close Loop Fungsi Suhu Luar


Gambar 22 Hasil Respon Close Loop dengan Setpoint Suhu terhadap waktu
Dikarenakan simulation stop time mencapai 50.400s
28 C, dan Suhu Luar 37 C, simulation stop time 1000s
maka respon yang terlihat samar dan kecil jika tidak
diperbesar. Jika diperbesar akan terlihat bahwa maximum
overshoot dari pengendali tersebut juga sebesar 0.89% dan
time settling sekitar 325 detik.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 6

31
V. DAFTAR PUSTAKA
30
[1] Basuki Rahmat. 2000. Dasar-dasar Usaha Budidaya Jamur. MAJI
29
publikasi. Bandung.
[2] Cordova, H. 2006. Greenhouse Climate Modeling Using
Suhu (C) 28 Autoregressive Exegenous (ARX). ITS Surabaya
[3] Hassan Sher, Mohammad Al-Yemeni, Ali H.A. Bahkali, Hazrat Sher,
27
2010, Eect of environmental factors on the yield of selected
26
mushroom species growing in two dierent agro ecological zones of
Pakistan, King Saud University
25
0 200 400 600
Time (s)
800 1000 1200 [4] J. Boaventura Cunha., C. Couto and A.E.B. Ruano, (1997). Real-time
parameter estimation of dynamic temperature models for greenhouse
Gambar 27 Hasil Respon Close Loop Suhu dengan Gaussian environmental control. Control Eng. Practice, Vol. 5, N.10 : 1473-1481.
Noise [5] J. Boaventura Cunha, Carlos Couto, A.E.B. Ruano (2000). A
Grafik hasil simulasi pengendalian suhu dengan greenhouse Climate Multivariable Predictive Controller, Acta
Fuzzy Gain Schedulling menggunakan gaussian noise, Horticulturae N. 534, ISHS :269-276.
[6] Salgado, Paulo., Cunha, J Boaventura. (2004). Greenhouse climate
ditunjukkan pada gambar 4.11. Berdasarkan gambar tersebut, hierarchical fuzzy modelling. Control Engineering Practice 13 (2005)
didapatkan bahwa error yang terjadi adalah 3% 613628
110 [7] Suhardiyanto, H.2009,Teknologi Rumah Tanaman untuk Iklim
100
Tropika Basah, IPB Press
[8] Susilawati., Raharjo, Budi. 2010. Budidaya Jamur Tiram yang Ramah
90

Lingkungan. Report No 50. STE Final. Palembang


80
[9] Zhao, Z.-Y., Tomizuka, M., & Isaka, S. (1993). Fuzzy Gain Scheduling
70 of PID Controller. IEEE TRANSACTIONS ON SYSTEMS, MAN, AND
60
CYBERNETICS , 23 (5), 1392-1398.
50

40
0 200 400 600 800 1000 1200

Gambar 28 Hasil Respon Close Loop Kelembaban dengan


Gaussian Noise
Berdasarkan gambar tersebut, didapatkan bahwa error yang
terjadi adalah 1,25%

III. KESIMPULAN/RINGKASAN
Dari hasil pengujian dan analisa penerapan pengendali logika
fuzzy pada sistem kontrol kelembapan dan suhu pada
kumbung jamur tiram ini didapatkan beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
a) Penggunaan ARX untuk memodelkan kelembaban
kumbung jamur sudah sangat sesuai meski fitting data
estimasi yang dihasilkan hanya dapat mencapai 66, 69%,
dan fitting data validasi 54.49%, akan tetapi jika melihat
tren yang memiliki kesamaan, dapat diasumsikan sesuai
b) Pemberian nilai set point pada suhu yang sesuai untuk
pertumbuhan jamur yaitu pada suhu 28 C dapat dicapai
dan dipertahankan dengan nilai minimum undershoot dari
pengendali tersebut sebesar 3% dan time settling sekitar
325 detik.
c) Fungsi suhu terhadap kelembaban dengan pemodelan
ARX menghasilkan respon sistem dengan maximum
overshoot dari pengendali tersebut sebesar 35% dan time
settling sekitar 240 detik, dan error steady state sebesar
0,03%

IV. UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada yayasan KSE
yang telah memberikan bantuan finansial melalui Beasiswa
Tugas Akhir KSE tahun 2012-2013. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada pihak kampus yang telah
memberikan bantuan pendanaan dalam terlaksananya Tugas
Akhir ini.

You might also like