Professional Documents
Culture Documents
com/aturan-dan-cara-menghitung-harga-jual-produk-anda/
HARGA dari sudut pandang Akuntansi untuk BOSS (Business Owner), yang sering kali
temen-temen Pengusaha masih banyak yang belum paham. Semoga dengan membaca
artikel ini temen-temen akan makin paham.
1. Harga RETAIL
Harga Retail terbentuk dari Profit (Nett Profit atau Laba Bersih) ditambah dengan Total
Cost (Biaya Total). Besarnya Profit sangat variatif. Masing-masing bidang bisnis,
segmen, berbeda-beda. Bahkan nilai BRAND/MERK ikut berperan dalam menentukan
Profit.
2. Biaya Total
Biaya Total adalah hasil dari penjumlahan Biaya Marketing & Distribusi ditambah
dengan HPP. Biaya Marketing dan Distribusi ini terdiri dari berbagai alokasi dana untuk
promosi, event, dll.. Termasuk KOMISI PENJUALAN. Biasanya temen-temen pemain
bisnis Online mendapatkan alokasi keuntungan dari sini. Besaran komisi untuk Reseller
yang menarik biasanya di atas 30% dari harga retail.
Pengertian Fixed Cost adalah Biaya yang selalu dikeluarkan, walaupun tidak ada penjualan.
Jika kita memakai sistem karyawan tetap dengan gaji yang tetap, maka biaya ini termasuk
Biaya Tetap (Fixed Cost). Sedangkan Variable Cost terjadi jika ada penjualan.
Artikel ini hanya memperlihatkan bagaimana suatu HARGA PRODUK terbentuk. Bukan untuk
melihat dari sisi Fixed atau Variable Cost. Juga bukan untuk melihat dari sisi Pajak. Karena,
pada prinsipnya, Pengusaha tidak pernah kena pajak, karena pajak sudah DITANGGUNG
oleh konsumen.
HARGA DISKON
Komisi Penjualan untuk reseller sifatnya adalah RUTIN, sehingga harus masuk Post-Post
biaya yang rutin.
1. Strategi Diskon
2. Prinsip PERPUTARAN
Semakin barang tersebut sering dikonsumsi, maka biasanya harga akan semakin rendah.
Sebaliknya, barang yang jarang dibeli (dikonsumsi), akan semakin mahal.
Setiap bisnis punya karakteristik sendiri-sendiri. Semakin EXCLUSIVE, harga jualnya semakin
tinggi, karena VALUE produknya bukan cuma kebutuhan pokok, tapi juga menjual EGO.
Sebagai contoh, barang-barang LIMITED EDITION wajib dijual lebih mahal. Karena, jika
sama harganya, maka akan menurunkan Positioning dari Brand kita.
1. Pendapatan.
2. Biaya (Bukan Pendapatan)
Apa sih yang akan dibawa pulang oleh pengusaha? Yaa.. PROFIT BERSIH. Jadi.. Jangan
buru-buru mengakui Laba jika belum sampai ke laba bersih.
Penekanan Profit Bersih dalam tulisan ini adalah Profit yang dihasilkan dari Penjualan
Operasional, bukan penjualan lain-lain, seperti penjualan aset. Karena penjualan lain-
lain atau aset adalah Bonus bagi pengusaha, jika menguntungkan. Makanya, pos
tersebut tidak saya tampilkan di dalam contoh format laporan L/R yang sederhana
tersebut.
Bahkan, penjualan aset, contohnya mesin, biasanya hanya untung dalam pembukuan,
tapi faktanya kita masih butuh beli mesin yang baru (peremajaan), yang justru
cenderung mengeluarkan uang lebih banyak. Penjualan aset yang menguntungkan
biasanya hanya properti, atau tanah dan bangunan.
Menaikkan Profit
Okee.. Balik ke Topik..
1. Menaikkan Pendapatan/Penjualan.
2. Menurunkan Biaya.
Simple kan? Yes! Tapi bukan hanya itu yang akan saya bahas.
Ada hal yang lebih MENDASAR dari upaya menaikkan PROFIT, yaitu FOKUS operasional
perusahaan. Terutama, maaf, bagi Pengusaha yang belum mapan, atau FLYING WATCH
(jam terbang) nya belum tinggi. Mereka banyak yang terfokus pada mengurangi dan
mengurangi biaya. Apalagi kalo omsetnya lagi turun.
Apa efeknya jika kita fokus pada biaya? Kita hanya sibuk menekan dan menekan biaya..
Secara sadar ataupun tidak sadar, selalu muncul pertanyaan Mana lagi yaa yang bisa
di-efisien-kan?
Prioritasnya jangan kebalik!! Kalo ibarat orang puasa.. Ada batasnya. Ada saat berbuka
puasa. Bukan puasa terus NGEBLENG (tanpa buka), akhirnya justru tewas ngenes.
Untuk menyamakan persepsi, ada 2 hal dalam kita menjalankan bisnis, yaitu EFEKTIF
dan Efisien. Efektif berkaitan dengan tercapainya Target, efisien berkaitan dengan
kesempurnaan operasional bisnis.
Untuk itu, Fokus kita berbisnis adalah 80% pada pencapaian target (Efektivitas), dan
20% pada Efisiensi biaya. Fokus pada pendapatan akan membuat kita kreatif dan
action. Sebaliknya, jika fokus pada efisiensi, maka pikiran kita cenderung tidak kreatif.
Kenapa??
Saya mengibaratkan dengan naik mobil, masa depan Anda adalah pada kaca utama,
fokus pada tujuan akhir. Sedangkan biaya hanyalah kaca spion yang perlu untuk
dilihat/dikontrol sesekali, atau pada saat-saat tertentu, misalnya saat parkir. Tentunya
dengan asumsi, dari awal kita sudah menghitung dan menentukan harga jual yang akan
memberikan keuntungan bagi kita. Artinya, jika jualan sampai di atas BEP kita sudah
pasti PROFIT.
Biaya dianalisa dari data yang sudah terjadi dan ruang gerak untuk diubah sudah sangat
sempit. Sementara, Pendapatan (OMSET) dapat diupayakan dan variable-nya bebas.
Tergantung dari ide, KREATIVITAS, Inovasi, Strategi, dan langkah-langkah kita
berikutnya.
Pengecualian
Pengecualian.. Fokus pada Efisiensi Biaya, hanya boleh dilakukan pada saat masa krisis.
Selebihnya, FOKUS PADA OMSET.
Fokus pada Omset/penjualan akan mengasah INTUISI kita pada perubahan market. Dan
akan membawa kita untuk menjadi pebisnis sejati. Sepakat?? ?
http://kampungwirausaha.com/fokus-pada-profit-bukan-laba-semu/
Setiap orang punya masalah dengan harga. Sumber sikap keberatan atas harga ini
runutannya kembali ke masa anak-anak, ke semua persoalan emosi di sekitar
uang yang harus dihadapi sejak kecil. Berita baiknya adalah bahwa harga
sebenarnya jarang menjadi alasan untuk membeli atau tidak membeli produk
atau jasa. Harga memang penting, tetapi hampir selalu ada sesuatu lain yang lebih
penting.
Tidak seorang pun mampu membayar saat pertama kali ia menerima penawaran.
Berapa pun harganya, biasanya masih akan dibilang terlalu mahal, lebih dari
yang diharapkan akan dibayar oleh prospek. Seringkali, hal ini menjadi karena
prospek tidak memiliki bayangan tentang biaya sebenarnya atau ia belum
menganggarkannya.
Kenyataannya, jumlah uang tiap orang itu memang terbatas. Ketika Anda
mengajukan harga, jumlah ini mewakili semua hal lain yang sebenarnya bisa
dibeli oleh si prospek dengan jumlah uang yang sama. Ini disebut prinsip
pengesampingan pilihan. Setiap pilihan yg dibuat secara tidak langsung
menyatakan pengesampingan sesuatu yang lain. Untuk segala sesuatu yang Anda
beli, ada hal lain yang tidak dapat dibeli.
Ini artinya ketika Anda membeli sesuatu, Anda mengorbankan sejumlah lain
pilihan. Itulah mengapa ketika muncul penawaran harga, apapun itu, orang akan
secara otomatis berkata, Saya nggak sanggup membayarnya. Itulah kenapa
Anda harus menghabiskan banyak waktu membangun nilai produk atau jasa
Anda sebelum menyebutkan harga untuk pertama kalinya.
Kemauan dan kemampuan membayar adalah dua hal yang berbeda. Tak ada
seorang pun akan mau membayar berapa pun harga yang Anda minta. Tidak
seorang pun akan mau berpisah dengan uangnya. Namun, apakah seseorang
mampu membayar adalah perihal lain. Kebanyakan orang dapat membeli produk
atau jasa jika mereka sangat menginginkannya. Tujuan Anda adalah
meningkatkan kemauan membayar dengan membangun gairah membeli.
Mengulang dan menekankan manfaat yang akan dinikmati prospek dari produk
atau jasa Anda akan memenuhi tujuan ini. Semakin prospek menginginkan apa
yang Anda jual, ia akan semakin kurang peka terhadap harga.
Yakinkah prospek bahwa nilai produk Anda jauh lebih besar ketimbang biaya
yang dikeluarkan. Tundalah pembahasan tentang harga sebisa mungkin.
Sebaliknya, bicaralah tentang manfaat. Ketika Anda kemudian membahas harga,
hal ini tidak lagi tampak terlalu tinggi.
Ini adalah aturan dasar dalam penjualan. Jika Anda membawa masalah harga
sebelum prospek memutuskan bahwa ia ingin memiliki dan meniikmati produk
atau jasa Anda, ia akan kehilangan minat, ada percakapan akan berakhir.
Seringkali prospek bertanya pada awal percakapan penjualan, Berapa
harganya? Pada tahap ini, dia sama sekali tidak punya gambaran tentang ciri dan
manfaat yang Anda tawarkan atau betapa lebih baik kehidupannya dengan
memiliki apa yang Anda jual. Jika Anda menyampaikan harga sebelum proses
mengetahui hal-hal itu, ia tidak memiliki apa pun untuk menjembatani.
Kemudian, harga akan menjadi persoalan terpenting dalam percakapan, dan
dapat diperkirakan ia akan berkata, Itu terlalu mahal, saya ndak sanggup bayar.
Keberatan harga adalah cara prospek mengatakan pada Anda bahwa Anda belum
memberi cukup bukti bahwa manfaatnya melebihi harga. Karena itu, jangan
pernah memperdebatkan masalah harga. Jangan pernah mengatakan bahwa
harga Anda baik atau terjangkau atau wajar atau lainnya. Apa pun kata
prospek tentang harga Anda, sepakati saja. Kemudian lanjutkan mengatakan
sesuatu seperti, Ibu, produk ini sudah pasti tidak murah. Namun, ada alasan
mengapa harganya seperti ini. Coba saya jelaskan mengapa kami meminta
seharga ini. atau Ada alasan yang baik mengapa ribuan orang seperti Anda
memeriksa produk kami dengan teliti, membandingkannya dengan pesaing kami,
dan memutuskan untuk membayar lebih mahal. Apakah Anda tertarik untuk
mengetahuinya?
Jika Anda menarik harga tinggi, berbanggalah! Jika prospek berkata, Ini benar-
benar mahal! maka katakanlah, Iya, Pak. Sebenarnya, kami memang pemasok
yang punya harga tertinggi untuk produk ini di pasar. Dan sekarang kami
menjual lebih banyak daripada sebelumnya. Apakah Anda tertarik mengetahui
mengapa begitu banyak orang membeli produk kami dan menggunakan layanan
kami meskipun kami punya harga lebih mahal? Anda biasanya akan
mendapatkan jawaban YA.
Lalu adalah penting untuk mengetahui apa yang diperbandingkan prospek. Selalu
bandingkan apel dengan apel, jeruk dengan jeruk. Artinya, Anda tidak bisa
membandingkan harga mobil mercedes dengan honda. Selidiki harga pokok yang
dibebankan pesaing Anda, dan alasan perbedaan harga.
SDM tidak serta merta muncul langsung BAGUS, QUALIFIED secara tiba-tiba, tapi melalui
proses recruitment. Jadi.. Sebelum menyalahkan SDM Anda, telitilah dulu proses
recruitment yang ada pada bisnis Anda.
Bagi sebagian pengusaha, memang proses rekrutmen karyawan/tim ini adalah proses
yang membosankan, mendingan cari orang yang ahli, trus dia yang melaksanakan fungsi
tersebut. Salah? Tidak! Hanya perlu diteliti dan dirumuskan terlebih dulu, tim seperti
apa yang sebaiknya kita rekrut/pilih.
Formula Rekrutmen
Kepedulian untuk membuat FORMULA rekrutmen yang harus dibuat terlebih dulu.
Sebetulnya MUDAH untuk merumuskannya, karena secara umum rekrutmen hanya ada
3 filter utama:
1. Attitude
2. Skill
3. Aturan main
Poin no 1 dan 2 adalah Selection Process, agar lamaran yang masuk sesuai dengan
kualifikasinya. Kemudian disaring lagi saat interview, test kemampuan, atau test-test
yang lain.
Sebagai Bos, Anda bisa merekrut orang yang mampu melaksanakan rekrutmendengan
baik, kemudian, biar dia yang membuat rumusannya. Kita tinggal meluangkan waktu
untuk me-review, apakah rumusannya sudah sesuai dengan keinginan kita atau belum.
Ada juga pilihan untuk mengambil dari lembaga/konsultan jasa penyedia SDM.
Kalo belum cocok rumusannya gimana? Yaa tinggal pake rumus TAMBAH dan KURANG
aja.. Simple kan? ?
Standar Training
Setelah itu ngapain? Buat standar training (sering disebut dengan OJT/On-the Job
Training) yang diperlukan di masing-masing posisi. Apa saja materinya? Biasanya dibagi
menjadi 2, yaitu:
1. MATERI UMUM.
Yaitu materi yang berkaitan dengan Visi, culture, aturan main, dan jenjang karir di
perusahaan Anda. Penekanannya adalah VISI dan CULTURE. Agar perahu bisnis Anda
selalu berada di jalur dan arah yang tepat. Jangan pernah anggap remeh materi ini,
karena justru ini materi POKOK dalam membangun TIM yang berkualitas yang akan
men-support bisnis kita.
2. MATERI TEKNIS
Yaitu materi yang berkaitan dengan proses kerja dan TARGETNYA di masing-masing
posisi. Seahli apapun orang yang kita rekrut, tidak serta merta langsung boleh
melakukan perubahan dalam proses bisnis kita. Karena perubahan proses bisa
mengakibatkan goncangan dalam perahu bisnis. Perubahan proses bisnis harus
direncanakan dengan baik, agar peraliahnnya smooth, berjalan lancar, alias mulus..
Apalagi dari orang baru, biasanya, resistensinya tinggi.
Cukup? Yaa.. Konsepnya sesederhana itu. Untuk teknisnya, Anda lebih tau kondisi bisnis
Anda sendiri.
Lalu bagaimana dengan orang-orang yang sudah ada alias TIM yang ada? Kemungkinan
resistensi selalu ada di manapun itu. Bahkan di perusahaan besar atau multinasional
sekalipun.
Orang-orang yang tidak lagi satu arah dengan BISNIS Anda harus di-ikhlas-kan.
Barangkali dia lebih cocok di posisi yang lain, atau di perahu bisnis orang lain. Dipecat
donk? Yaa.. Klo tega..! Klo gak tega, yaa ditega-tegain untuk didudukkan di bangku
cadangan sampe dia keluar sendiri. Hehe.. Pilihannya adalah, dia mau BERUBAH dan
men-support bisnis kita, atau masuk kotak. ?
Performance bisnis kita ditentukan oleh tim kita. Dan Culture yang ada di tim kita
ditentukan oleh Lingkungan Kerja dan LEADERSHIP yang kita bangun selama ini.
Kembali ke laptop