You are on page 1of 5

Mungkin msh banyak orang yg belum mengenal istilah PLANOLOGI..

Apa sih PLANOLOGI itu?


Ok,, saya akan coba jelaskan (sok taw,, saya jg msh calon mahasiswa baru jurusan planologi,,
hehe)..

PLANOLOGI atau Perencanaan Wilayah dan Kota adalah ilmu yang mempelajari wilayah/kota
beserta unsur yang ada didalamnya.

PLANOLOGI adalah ilmu yang sangat kompleks dimana kita harus mempelajari berbagai disiplin
ilmu seperti Geologi, Geografi, Ekonomi, Politik, Sosial budaya, dan masih banyak lagi, karena
dalam merencanakan suatu wilayah/kota, kita harus mempertimbangkan segala aspek yang
dapat mempengaruhi wilayah/kota tersebut.

Hasil dari Perencanaan Kota


dan Wilayah tentunya ada berbagai tingkatan, yaitu :
1. Rencana Tata Ruang Nasional.
2. Rencana Tata Ruang Propinsi.
3. Rencana Tata Ruang Kota dan Wilayah. (RTRW)
4. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

Dalam hal ini, Perencana kota


adalah bukan orang yang
merancang suatu kota, tetapi
yang sebenarnya adalah
hanya menyediakan suatu
rencana berdasarkan prinsip supply and demand yang akan digunakan untuk
membuat kota tersebut lebih
maju dalam segala bidang.

Perencanaan Wilayah dan Kota atau Teknik Planologi adalah ilmu yang mempelajari
perencanaan suatu kota atau wilayah. Dalam bahasa yang lebih sederhana, Teknik PWK adalah
ilmu tata kota. Berbeda dengan arsitektur, PWK tidak merancang detail bangunan per bangunan,
tapi langsung merencanakan suatu kota atau wilayah (berbicara mengenai letak atau lokasi).
Kuliah di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota tidak harus pintar menggambar, yang penting
punya daya imajinasi tinggi, serta daya analisis kuat dan kreatif terhadap suatu isu dan masalah
suatu kota atau wilayah. Materi yang dipelajari tidak melulu mengenai keteknikan atau hitung-
hitungan, namun juga mengenai sosial-budaya, sosial-ekonomi, kependudukan, teori-teori
perencanaan kota dan wilayah, pemetaan, ilmu geografi dan geologi, statistika, software-
software pendukung perencanaan (Sistem Informasi Geografis), teori-teori sosial, teori-teori
hukum dan politik, kajian lingkungan, sistem transportasi, perumahan dan permukiman, serta
ilmu komunikasi. Seperti lulusan fakultas teknik lainnya, lulusan Teknik PWK berhak
menggunakan gelar Sarjana Teknik (S.T). Lulusan Teknik PWK bisa bekerja di konsultan-
konsultan perencanaan atau di instansi-instansi pemerintah seperti Kementerian Pekerjaan
Umum, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Daerah (Bappenas/Bappeda),
Bakosurtanal (Badan Koordinator Survey Nasional), Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah,
Dinas Tata Kota atau menjadi penentu kebijakan/pemimpin daerah
(walikota/bupati/gubernur/dsb.). Selain itu juga bisa bekerja menjadi dosen, pemerhati/pengamat
kota, pengembang perumahan dan lain-lain.
Definisi dan Proses Perncanaan
Perencanaan wilayah dan kota sudah ada sejak lama. Perencanaan ini ada karena adanya
ketidak jelasan ataukesemrawutan dalam penggunaan lahan diperkotaan atau wilayah. Dan
sampai satt ini perencanaan wilayah dan kota masih digunakan, bahkan perencanaan wilayah
dan kota dianggap sesuatu yang paling penting dalam menjalankan suatu Negara, provinsi,
kota sampai tingkat kelurahan sekalipun. Karena dalam perencenaan tersebut berisi hal-hal yang
harus dan tidak harus dilaksanakan (yang diprioritaskan) oleh suatu daerah untuk
mengendalikan pengeluaran. Melihat hal ini betapa pentingnya suatu perencanaan, yaitu
sesuatu yang tidak jelas bentuknya akan tetapi memiliki ruh didalamnya. Maka akan muncul
pertanyaan tentang sesuatu tersebut. Sebenarnya perencanaan itu apa? Apakah perencanaan
itu merupakan sesuatu yang harus ada? Apakah perencanaan itu benar-benar dibutuhkan?.
Peranyaan-pertanyaan serupa pernah dilontarkan oleh John Dyckman, Henry Hightower dimana
beliau berkata bahwa pertanyaan yang paling tulus adalah apakah perencanaan itu?. Ada
beberapa pandangan yang berusaha menjawab pertanyaan tersebut. Ada yang melihat bahwa
perencanaan sebagai aktivitas dasar yang meliputi perilaku manusia pada tingkat individu dan
sosial. Dalam pandangan ini, perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran dan tindakan
manusia berdasarkan pada pemikiran sesungguhnya, pemikiran sebelumnya yang merupakan
aktivitas manusia yang sangat umum. Sehingga Gorge Miller dan yang lain menarik kesimpulan
bahwa perencanaan merupakan bagian yang integral.
Pendekatan ini masih dirasa sangat general (umum) belum bisa menjelaskan secara spesifik
sesuatu atau ruh yang ada dalam perencanaan. Kemudian definisi perencanaan yang lebih
sempit dikemukakan oleh Moore Semua yang menyangkut pembuatan keputusan tentang
pengalokasian dan pendistribusian sumber-sumber publik adalah suatu perencanaan.
Kemudian muncul juga pendapat-pendapat lainnya yang menyebutkan bahwa perencanaan
merupakan suatu prosedur bagi pengaturan sebelumnya, dengan rangkaian tindakan yang
disengaja dengan maksud untuk mencapai tujuan atau perencanaan merupakan sebuah proses
untuk menentukan langkah-langkah masa depan yang tepat melalui serangkaian pilihan.
Dari definisi-definisi yang ada dapat diambil kunci-kunci khusus yang mampu memberikan
spesifikasi mengenai pengertian perencanaan yang sebenarnya. Beberapa kata kunci tersebuat
adalah sautu tindakan/aktivitas manusia, berorientasi masa depan, sebuah pemikiran rasional,
suatu proses, pemecahan persoalan yang tidak mempunyai formulasi definitif, berorientasi
keputusan sosial dan kebijakan publik, sehingga berikut akan dapat dilihat beberapa perebedaan
antara kegiatan perencanaan dengan kegiatan yang bukan perencanaan. Maka yang disebut
perencanaan harus ada hal-hal/nilai berikut :
1. Perencanaan bukan aktivitas individu murni. Perencanaan memang dibuat oleh individu
yang bergabung menjadi kelompok. Dimana masing-masing individu memiliki spesifikasi
keahlian, yang nantinya akan bekerja secara bersama-sama untuk mempengaruhi tindakan
kelompok, organisasi-organisasi, atau pemerintah dengan tujuan untuk kesejahteraan
masyarakat umum.
2. Perencanaan tidak berorientasi masa sekarang. Perencanaan diharapkan dapat
membuat suatu proyeksi dengan melihat trend-trend yang ada, sehingga harapannya proyeksi-
proyeksi yang telah dibuat dapat dijadikan suatu acuan untuk pengambilan keputusan jangka
pendek yang memperrtimbangkan masa depan. Sebagai konsekuensinya perencanaan
melibatkan prediksi dan pengawasan hasil.
3. Perencanaan tidak di buat rutin. Perencanaan adalah tindakan yang berorientasi masa
depan, dan hasil yang dinginkan untuk mendapatkannya akan sangat lama, sehingga tidak dapat
di buat secara rutin. Karena tidak dapat dilihat hasilnya secara cepat dan langsung, maka perlu
diadakan pengawasan dan evaluasi.
4. Perencanaan biasanya memiliki sedikit atau tidak memiliki pendekatan trial and
error sama sekali dalam pemecahan masalah. Pembuatan keputusan yang berdasarkan pada
uji penambahan dan perbandingan, sebagaimana diformalkan dalam penambahan keputusan
adalah bukan perencanaan.
5. Perencanaan bukan hanya bayangan dari masa depan yang diinginkan. Perencanaan
seperti Utopia, melukiskan keadaan masa depan yang diinginkan, tetapi tidak seprti Utopia,
mengkhususkan cara untuk mencapainya. Pemikiran tentang strategi-strategi perubahan sosial
tanpa bermaksud untuk melakasanakannya atau mau melaksanakannya namun tanpa
kekuasaan, ini merpakan pemikiran yang produktif, namun ini bukan perencanaan. Contoh
pemikiran strategi yang dimaksud adalah Marx ahli ekonomi, Rousseau seorang sejahrawan,
atau Galbraith, Friedman yang berpengaruh dalam masyarakat dan tidak jarang turut
mempengaruhi kebijakan pemerintah. Teori-teori mereka bukanlah perencanaan, dan satu-
satunya alat implementasi adalah kekuatan persuasi.
6. Perencanaan bukan hanya membuat suatu rencana. Perencanaan dibatasi oleh
kapasitas kita untuk mengontrol masa depan (Wildavsky). Perencanaan tidak hanya tindakan
pada tingkat tertentu, akan tetapi persoalannya tidak selalu bagaimana membuat keputusan
lebih rasional, melainkan bagaiman memperbaiki kualitas tindakan.
7. Perencanaan harus meliputi komitmen dan kekuasaan. Perencanaan merupakan suatu
tindakan yang dilakukan oleh manusia dengan proses yang panjang dan membutuhkan
pemikiran yang berat, dengan pengambilan kebijakan-kebijakan tertentu yang
mengakomodisikan kebutuhan masyarakat secara umum. Oleh karenya dibutuhkan komitmen
yang tinggi dan suatu kekuasaan untuk dapat emngimplementasikan rencana yang telah dibuat.
Dari penjelasan yang telah di paparkan bahwa perencanaan harus berhubungan dengan
masyarakat, berorientasi masa depan, tidak bersifat rutin, sengaja, strategis, dan dihubungkan
denga tindakan. Maka menurut Ernest R. Alexander perencanaan merupakan aktivitas sosial
atau organisasi dalam pengenmabangan startegi tindakan masa depan yang optimal untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, untuk pemecahan persoalan baru dalam konteks yang
komplek, dan diikuti dengan kekuasaan dan tujuan untuk mengerjakan sumber-sumber dan
bebuat sebagaimana diperlukan untuk mengimplementasikan strategi yang dipilih.
Setelah mengetahui apa itu perencanaan, maka yang akan muncul pertanyaan selanjutnya
adalah bagaimana proses merencanakan itu?. Proses perencanaan merupakan proses dalam
membuat suatu rencana yang sesuai dengan definisi dari perencanaan itu sendiri. Perencanaan
merupakan proses berantai dan multi tingkatan, dimana beberapa fasenya dihubungkan dengan
fase awal melalui perputaran umpan balik. Berikut merupakan komponen-komponen utama dari
proses yang cenderung ditemukan dalam model proses perencanaan.
1. Diagnosis persoalan. Jika tidak ditemukan persoalan, maka tidak ada kebutuuhan akan
tindakan. Definisi persoalan mengarahkan tekanan sosial yang tergantung pada orientasi
analisis. Ada persoalan yang terlihat jelas dan ada persoalan yang tidak jelas. Persoalan yang
tidak jelas ini biasanya perencana harus mengumpulkan data, melakukan analisis lebih jauh,
mulai dari melihat aspek masa lalu, trend, rencana pengembangan, serta mengidentifikasi faktor-
faktor yang membuat suatu wilayah mengelami kemunduran.
2. Artikulasi tujuan. Tujuan berhubungan dengan definisi dari persoalan. Tantangan yang
paling sulit dalam perencanaan adalah penerjemahan tujuan yang kabur dan tidak menyatu
dengan tujuan operasional. Terkadang, banyak usaha untuk mengembangkan sarana teknis
untuk artikulasi tujuan, dimana pelaksanaannya tampak sebagai karya seni bukan ilmu
pengetahuan. Dengan perumusan tujuan yang jelas harapannya akan mendapatkan suatu hasil
yang bagus.
3. Prediksi dan proyeksi. Telah dibahas sebelumnya bahwa perencanaan berorientasi masa
depan. Untuk itu prediksi sangat penting bagi penilaian dan pemilihan alternative. Tanpa
proyeksi, evaluasi tidak dapat dilakukan. Keberhasilan proyeksi tergantung pada jumlah
informasi yang tersedia dan kontinuitas fenomena yang dianalisis. Hal ini berarti data yang
terbaru tidak bisa menjawab keberhasilan proyeksi yang dilakukan, karena tidak memiliki histori
dan sifatnya hanyalah eksisiting saat ini. Dalam perencanaan prediksi dan proyeksi memiliki 2
aspek utama; 1) memprediksikan permintaan masa depan, 2)memprediksikan hasil dan dampak
alternative yang diajukan.
4. Desain Alternatif. desain umumnya dikaitkan dengan pemberian beberapa bentuk respon
konkret terhadap suatu kebutuhan atau permasalahan, misalnya desain arsitektur, desai produk,
desain urban. Desain merupakan sarana memhami ide dan memepersiapkan deskripsi sistem
yang diusulkan, artifak atau agregasi artifak. Selain itu desain merupakan campuran penelitian
dan kreativitas, dan kreativitas sendiri sekurang-kurangnya meliputi pencarian data, pengelolaan,
dan transformasi. Hal ini sama seperti proses perencanaan secara umum.. sesungguhnya
kemampuan mendesain suatu solusi/alternatif harus menjadi skill unik perencana, yaitu yang
membedakan perencana dengan para praktisi analisis secara lebih eksklusif seperti analisis
kebijakan dan analisis sistem. Terdapat beberapa metode desain yang sesuai dengan
perencanaan dan aplikasi yang berhungan dengan kebijakan, diantaranya 1) AIDA (analisis
bidang keputusan yang saling berhubungan); 2) kotak morfologis; 3)konsep IDEALS; dan 4)
IBIS (sistem informasi berbasis isu).
5. Uji perencanaan. Adakalanya dalam proses desain salah satu dari berbagai tujuan
kehilangan pandangan dan pengabaian biaya. Oleh karenanya proposal yang sudah diajukan
harus melewati uji perencanaan. Jika alternatif-alternatif yang dirancang baik, maka jawabannya
akan bersifat affirmatif. Uji perencanaan ini dilakukan untuk menguji apakah desain/alternative
yang kita buat relistis dan dapat diterapkan, serta memberikan kemanfaatan yang banyak bagi
masyarakat?.
6. Evaluasi. Evaluasi dilakukan saat para perencana memiliki sejumlah alternatif yang dapat
dilaksanakan atau dengan kata lain telah mengalami melewati fase uji perencanaan. Dalam
evaluasi kriteria yang paling umum digunakan adalah effisisensi, analisis untung-rugi (sering
menjadi alat evaluasi karena nilainya sebagai kerangka untuk mengumpulkan tingkat hasil yang
luas untuk pilihan yang berbeda kedalam indikator tunggal yang dapat dipahami oleh pembuatan
keputusan secara intuitif), analisis efektivitas(biaya), dan analisis dampak (linkungan,
sosial,politik, dan ekonomi).
7. Implementasi. Setelah melewati semua proses sebelumnya maka suatu rencana sudah
dianggap matang dan siap untuk direalisasikan (implementasi). Proses implementasi sendiri
biasanya melelui beberapa tahapan yang dimulai dengan penyampaian undang-undang dasar,
diikuti dengan output kebijakan (keputusan-keputusan) oleh agen pelaksana. Ada juga proses
implementasinya yang adaptif, sirkular, atau revolusioner. Sesungguhnya suatu
kebijakan(perencanaan) tidak hanya dibuat dan diimplementasikan, akan tetapi desain pembuat
kebijakan, perencanaan, desain program, dan proyek, atau implementasi perencanaan adalah
saling berhubungan melalui interaksi partisipan yang kontinyu dan adaptasi antara kebijakan
yang mengesahkan perundang-undangan atau mengembangkan rencana dan yang merubah
atau menyesuaikan kebikana-kebijakan dan perencanaan ketika melaksanakannya.

You might also like