You are on page 1of 7

Khutbah Idul Fitri 1437 H

Kita Tak Bisa Sembunyi !


Oleh : Muhammad Syamlan




.




:


: .

Alhamdulillah, dengan izin Allah SWT. kita semua bergembira telah dipertemukan dengan bulan
suci Ramadhan. Bulan diwajibkannya shiyam dan diturunkannya Al-Quran sebagai hidayah
untuk manusia. Bulan penuh berkah dan rahmat serta bulan pembinaan kaum muslimin menuju
derajat muttaqiin.

Banyak sudah pelajaran dan kesadaran yang telah kita dapatkan. Pertama, kita sadar bahwa
Allah selalu bersama kita. Kita tak bisa bersembunyi dan tak ada yang bisa kita sembunyikan
sama sekali. Kita benar-benar sadar, maka saat berpuasa meski di tempat yang sangat sepi dan
kita sendirian tak mungkin kita diam-diam minum air meski hanya seteguk. Bahkan air sesetes
pun kita jaga agar tidak sampai masuk ke dalam tenggorokan kita. Mengapa? Karena kita sadar
bahwa Allah melihat kita. Meski kita sendirian tetap dilihat Allah. Meski satu tetes juga tetap
dilihat oleh Allah. Karena kita merasa bahwa Allah selalu bersama dengan kita dan kita selalu
dilihatnya, maka meski shubuh kurang satu menit kita pun sudah tak mau makan dan minum lagi,
dan begitu juga meski maghrib kurang satu menit kita juga tak mau berbuka. Sungguh luar biasa.
Puasa telah menyadarkan kita akan pengawasan Allah atas diri kita hingga pada tingkat yang
sekecil-kecilnya. Inilah derajat keimananan yang paling tinggi yaitu derajat ihsan.

Kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Dan bila kamu tidak melihat-
Nya, maka kamu sadar bahwa Ia melihatmu. (Hr. Muslim).

Maasyiral Muslimin rahimakumullah. Tentu kesadaran seperti ini bukan hanya dimaksudkan
saat kita puasa di bulan Ramadhan saja. Tapi hendaknya kita wujudkan dalam kehidupan kita
secara keseluruhan. Di mana pun kita berada. Di kantor atau di pasar. Di rumah sendiri, atau di
hotel saat tak ada isteri/suami. Betapa indahnya apabila semua pejabat, pegawai negeri dan para
pengusaha tak ada yang korupsi, karena sadar berapapun uang diambil adalah dilihat oleh Allah.
Bukan karena adanya pengawasan jaksa, KPK atau polisi. Allah berfirman:

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur (Al-Baqarah: 255)
Kedua, kita sadar untuk selalu bersyukur kepada Allah. Indah sekali puasa telah membuat
kita sadar akan arti pentingnya selalu bersyukur kepada-Nya. Dengan puasa kita rasakan betapa
nikmat segarnya air, dan makanan-makanan lainya, yang semuanya adalah merupakan anugerah
Allah.

Kita sadar, bahwa tanpa rahmat dan nikmat dari pada-Nya maka betapa susahnya hidup ini. Saat
berpuasa, Alhamdulillah saat berbuka tersedia air, makanan dan minuman. Sehingga terasa
betapa nikmat.

Manusia adalah makhluk yang paling banyak menerima nikmat dari Allah. Semua Allah ciptakan
untuk manusia. Tapi sangat sedikit yang pandai bersyukur kepada-Nya. Padahal dengan
bersyukur, nikmat dilipat gandakan dan selalu ditambah. Sedang bila manusia kufur nikmat,
maka terjadilah bencana dan mala petaka. Allah berfirman:

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih. (Ibrahim: 7)

Ketiga, kita sadar melakukan kewajiban baru setelah itu menerima hak.Banyak orang yang
hanya pandai menuntut hak tapi tak pandai menunaikan kewajiban. Maka jadilah akhirnya hak itu
tak pernah ia dapatkan. Karena tak logis seseorang mendapatkan hak padahal kewajiban tak
ditunaikan. Orang yang sukses adalah orang mau dengan baik melaksanakan kewajiban, baru
setelah mendapatkan hak.

Puasa benar-benar menyadarkan kita semua akan adanya hukum hak dan kewajiban ini. Kita
menjalankan puasa, lalu kita dapatkan hak untuk berbuka. Kita lakukan perintah-perintah Allah
dan kita tinggalkan larangan-larangan-Nya selama kita berpuasa, dan kita diberikan hak untuk
dikabulkannya doa. Allah berfirman:

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya
Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Al-Baqarah: 186).

Inilah jalan yang lurus, benar dan logis. Memenuhi panggilan Allah, beriman kepada-Nya lalu
silahkan untuk minta dan berdoa kepada-Nya. Banyak orang yang tak malu; minta masuk surga
tapi shalat tak mau. Banyak minta dan berdoa kepada Allah, tapi saat dipanggil Allah tidak
datang. Saat senang lupa kepada Allah, tapi saat susah baru ingat dan berdoa kepada Allah. Nabi
bersabda:

Ingatlah kepada Allah saat senang niscaya Allah ingat kepadamu saat susah. (Hr. Ahmad)

Keempat, kita sadar bahwa kebersamaan adalah indah dan penuh berkah. Puasa Ramadhan
membuktikan bahwa kebersamaan (berjamaah) adalah penuh berkah dan menjadikan sesuatu
yang berat menjadi sangat ringan. Bukankah berpuasa itu sebenarnya berat? Bukankan
sebenarnya Shalat Tarawih itu berat? Namun karena kita lakukan berjamaah (bersama-sama)
maka menjadi terasa sangat ringan dan indah sekali.

Inilah ajaran berjamaah. Kita ummat Islam ini adalah ummat yang satu. Andaikan semangat dan
spirit kebersamaan ini benar-benar kita wujudkan maka kita pasti menjadi ummat yang paling
baik, kuat dan hebat. Tak mungkin tertandingi. Apa yang tak bisa dilakukan ummat Islam ini
andaikan bersatu padu?! Tapi sebaliknya, ketika kita tidak bersatu padu, bercerai berai, karena
faktor beda suku, bahasa, oraganisasi, partai, madzhab, maka inilah musibah. Kita ummat Islam
meskipun sangat besar tapi nyaris tak memiliki kekuatan apa-apa. Apa yang bisa kita lakukan
saat saudara-saudara kita di Palestina dibantai oleh kaum Yahudi yang kecil itu? Kita hanya bisa
kaget-kaget saja. Padahal kaum Yahudi sudah bertahun-tahun berbuat biadab seperti itu dan
menguasai Masjidil Aqsha.

Puasa Ramadhan hendaknya segera menyadarkan kita semua untuk berjamaah secara benar.
Yaitu berjamaah atas dasar Islam. Bukan berjamaah atas dasar organisasi, partai, suku atau
bangsa. Kita boleh saja memiliki suku, bangsa, bahasa, organisai, madzhab, partai yang berbeda-
beda, tapi kita semua haruslah berjamaah dan bersatu padu di bawah ikatan Islam. Bukankah saat
Ramadhan kita kompak berpuasa dan beribadah, meskipun kita memiliki suku yang berbeda,
bangsa yang berbeda, organisasi yang berbeda, partai yang berbeda?

Marilah kita buang fanatisme sempit yang membuat ummat Islam bercerai berai. Mari kita masuk
dalam ikatan Islam yang utuh dan satu. Nabi bersabda:

Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. (Hr. Muslim)

Keenam, kita sadar bahwa hakekat diri kita adalah jiwa bukan tubuh. Puasa menyadarkan
kita bahwa tubuh ini hanyalah rangka atau rumah belaka. Hakekat manusia adalah jiwanya. Cepat
atau lambat tubuh ini pasti akan kita tinggalkan. Dan kalau sudah kita tinggalkan maka tak berarti
dan tak bernilai sama sekali.

Maka betapa merugi orang yang hanya sibuk mengurusi kesehatan jasmanisnya saja, sementara
ruh dan jiwa tak pernah diberikan haknya. Betapa buruknya orang yang hanya sibuk makan dan
minum hingga tak beduli halal dan haram, padahal jasmani ini bakal dikubur dan dijadikan
santapan cacing dan binatang yang ada dalam tanah.

Puasa menyadarkan kita, bahwa jiwa inilah yang terpenting. Ruh inilah yang tetap ada dan bakal
mendapatkan balasan. Nabi berasabda:

) ( .



Sesungguhnya Allah tidak melihat tubuh-tubuh kamu dan juga tidak melihat kepada rupa-rupa
kamu. Tetapi Allah melihat kepada hati kamu dan amal perbuatan kamu. (Hr. Muslim)
Ketujuh, kita sadar bahwa semua kenikmatan dunia hanyalah sementara, tanpa Agama
adalah sia-sia bahkan membawa celaka. Yang kaya di dunia ini sementara. Yang sehat juga
sementara. Yang cantik, sementara. Yang muda, sementara. Pejabat, sementara. Dan semua itu
menjadi sia-sia, bahkan manjadi sumber mala petaka, bila tidak dilandasi dengan Agama yang
baik. Betapa banyaknya yang kaya akhirnya menderita karena tak memegang teguh Agama.
Betapa banyaknya pejabat tinggi yang akhirnya jatuh hina karena tidak istiqamah. Betapa banyak
rumah tangga menjadi berantakan setelah ekonomi meningkat sementara iman menurun.

Inilah puasa menyadarkan kepada kita bahwa peningkatan materi duniawi yang tak diiringi
dengan peningkatan keimanan dan ketaqwaan, hanyalah mempercepat penderitaan. Maka
pembangunan fisik saja tanpa dilandasi dan iringi dengan ketaatan dalam beragama, maka itu
tidak akan membuahkan kemakmuran, tapi justru mempercepat kehancuran. Allah berfirman:

Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang
yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan
dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami),
kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (Al-Isra: 16)

Kedelapan, kita sadar bahwa kesulitan membawa kemudahan. Perjuangan membawa


kemenangan. Puasa mendatangkan hari raya. Inilah kaidah penting yang harus kita camkan. Siapa
saja yang ingin sukses, tidaklah mungkin tidak menghadapi kesulitan. Tak ada orang yang sukses
tanpa perjuangan. Siapa yang hanya perpangku tangan, maka cukuplah udara hampa yang
didapatkan. Puasa mengajarkan kita semua, tak mungkin bisa merasakan nikmatnya berbuka dan
hari raya kecuali yang telah berpuasa dengan baik.

Wahai anak-anak dan para pemuda. Yang yatim dan yang papa. Yang sedang sakit dan yang
lemah. Jangan anggap kesulitan itu rintangan. Sesungguhnya kesulitan adalah tangga manis
untuk mengantarkan kesuksesan. Allah berfirman:

Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu
ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap. (Al-Insyrah: 5-8)

Kesembilan, kita sadar bahwa dalam hidup ini hendaknya saling cinta mencintai. Puasa
telah mengajarkan kita empati dan berbagi terhadap sesama. Kita berpuasa tapi ada makanan
untuk berbuka. Kita berpuasa tapi hanya dalam hitungan beberapa jam saja. Ada di antara kita
yang berpuasa tapi tak ada makanan untuk berbuka dan tanpa batas waktu karena memang tak
ada. Itulah maka semuanya kita di akhir Ramadhan diwajibkan menuanaikan zakat fitrah, untuk
kaum fakir dan miskin.

Jadi puasa mengajarkan kita semua untuk saling berbagi dan cintai mencintai. Nabi bersabda:


) ( .
Tidaklah kamu masuk Surga sehingga kamu beriman kepada Allah, dan tidaklah kamu beriman
sehingga kamu saling cinta mencintai. (Hr. Muslim)

Kesepuluh, kita sadar bahwa Allah sangat mencintai kita semua. Kepadahamba-hamba-Nya
yang beriman ini. Ummat Nabi Muhammad Saw..

Allah menganugerahkan Ramadhan yang penuh berkah. Allah telah membuka pintu-pintu Surga.
Allah telah menutup semua pintu neraka. Syetan pun dibelenggu. Pahala dilipatkan gandakan
dengan melimpah ruah. Lailatul qadar yang lebih baik daripada seribu bulan telah dianugerahkan.
Inilah kecintaan Allah kepada kita ummat Nabi Muhammad yang beriman.

Tinggal apakah kecintaan Allah ini kita balas dengan ketaatan atau kedurhakaan. Betapa
buruknya bila kecintaan ini kita balas dengan kemaksiatan. Betapa buruknya bila panggilan-Nya
yang penuh dengan kecintaan ini kita sambut dengan pura-pura tidak mendengar. Betapa
buruknya, bila hari haya yang penuh berkah (bergemuruh takbir, tahlil dan tahmid ini) lalu kita
susul dengan pesta dosa. Betapa buruknya, bila kita kumpul bersuka cita sekarang di sini shalat
idul fitri, tapi besok pagi tak lagi kita tak mampu melangkahkan kaki ke masjid untuk shalat
subuh dan shalat-shalat lainya. Betapa buruknya, bila di bulan Ramadhan masjid ramai, tapi
setelah itu kembali sepi dan sunyi. Ya Allah ampuni kami.. ya Allah kami mohon cinta-Mu

Allahu akbar 3x walillahilhamd..

Ya Allah, betapa indah Ramadhan yang Engkau anugerahkan kepada kami. Telah membuat kami
semua memiliki kesadaran yang penuh. Sehingga dengan Ramadhan kami merasakan
ketentraman, kenikmatan dan kebahagian. Ibadah mudah kami lakukan. Masjid-masjid penuh
dengan para jamaah yang shalat, berdzikir dan membaca Al-Quran. Tapi kini, Ramadhan yang
penuh berkah itu telah pergi.

Maasiral Muslimin rahimakumullah.. Betapa cepat Ramadhan berlalu. Betapa indah kenangan
yang ditinggalkannya. Rasanya baru kemarin datang, tapi kini telah meninggalkan kita semua.
Dan, tak mungkin kita minta kembali lagi. Memang Ramadjhan pasti akan datang lagi di tahun
depan. Tapi, apakah kita masih hidup? Wallahu alam. Ajal bisa kapan saja datang. Tak pandang
yang tua maupun yang mudah. Yang sakit maupun yang sehat. Yang miskin atau yang yang kaya.
Yang susah maupun yang sedang pesta. Tak ada yang bisa lari dan tak ada yang bisa sembunyi
dari kematian ini. Allah berfirman:

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh.. (An-Nisa: 78)

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Hasyr: 18)
Allahu akbar 3x wa lillahil hamd. Maasyiral muslimin rahimakumullah..

Mari kita bershalawat buat Nabi Muhammad. Semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan
kepada Rasulullah, keluarga beliau, sahabat beliau dan ummat beliau yang setia hingga akhir
zaman.

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, kedua orang tua, guru-guru kami, dan saudara-saudara
kami, kaum Muslimin semua, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat. Ya Allah, hanya
kepada-Mu, kami mengabdi. Hanya kepada-Mu, kami shalat dan sujud. Hanya kepada-Mu, kami
menuju dan tunduk. Kami mengharapkan rahmat dan kasih sayang-Mu. Kami takut adzab-Mu,
karena adzab-Mu sangat pedih.

Ya Allah, jagalah kami dengan Islam dalam keadaan berdiri. Ya Allah, jagalah kami dengan
Islam dalam keadaan duduk dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan tidur. Jagalah kami
dengan Islam saat kami sehat maupun saat kami sakit. Jangan cabut nyawa kecuali kami dalam
kondisi beragama Islam dan husnul khatimah.

Ya Allah, Engkau yang menyelamatkan nabi Nuh dari taufan badai dan banjir yang
menenggelamkan dunia, Engkau yang menyelamatkan nabi Ibrahim dari kobaran api menyala,
Engkau yang menyelamatkan Isa dari salib kaum durjana, Engkau yang menyelamatkan Yunus
dari gelapnya perut ikan, Engkau yang menyelamatkan Nabi Muhammad dari makar kafir
Quraisy, Yahudi pendusta, munafik pengkhianat, pasukan Ahzab angkara murka. Ya Allah,
hancurkanlah orang-orang yang tak suka dengan Agama-Mu, yang menghina Kitab-Mu, Yang
mempermainkan Syariat-Mu.

Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami yang sedang berjuang di Palestina. Selamatkan


mereka, kaum wanita dan anak-anak mereka. Ya, Allah hancurkan pasukan Yahudi Zionis yang
telah berbuat kerusakan di sana dan bangsa-bangsa lainya yang telah menyokong dan membantu
mereka. Ya, Allah amankan dan selamatkan Masjidil Aqsha.

Ya Allah persatukanlah kami kaum Muslimin, untuk mengamalkan dan menegakkan Agama-Mu.
Dan, karuniakanlah kepada kamu keberkahan dari langit dan bumi. Jangan biarkan kami bercerai-
berai.

Laa ilaaha illa anta subhanaka innaa kunnaa minadhdhaalimiin3X

Ya Allah, yang mendengar rintihan hamba lemah dan banyak dosa. Ya Allah, lindungi kami,
masyarakat kami, dan anak-anak kami dari berbuat dosa dan godaan Syetan. Jangan segera
Engkau lenyapkan hari yang suci ini. Berikanlah waktu kepada kami. Kami masih ingin bertemu
dengan bulan Ramadhan lagi. Kami masih ingin shalat Idul Fitrikembali. Ya Allah, jangan
biarkan orang-orang yang sengaja merusak kesucian Idul Fitri dengan pesta dosa dan
kemaksiatan. Yang membuat masyarakat kami rusak dan anak-anak kami hancur. Ya Allah,
jauhkan mereka dari kami.
Ya Allah, tolonglah saudara-saudara kami yang sedang dilanda kesedihan, dan musibah, para
janda, anak-anak yatim, kaum lemah, dan para fakir-miskin. Sembuhkan yang sakit. Tolong dan
lindungi mereka yang ditimpah musibah. Anugerahkan kebahagiaan kepada mereka. Siramilah
mereka dengan rizki yang melimpah dari sisi- Mu yang penuh berkah. Kami lemah tak begitu
berdaya membantu dan meyantuni mereka. Ampuni kami, ya Allah.

Ya Allah, kumpulkanlah hati-hati kami di atas dasar kecintaan kepada-Mu, pertemukanlah di


jalan ketaatan kepada-Mu, satukanlah di jalan dakwah-Mu, dan ikatlah di atas janji setia demi
membela syariat-Mu. Ya Allah, padukanlah jiwa-jiwa ini sebagai hamba-hamba-Mu yang
beriman dan bertaqwa.

Ya Allah, lepaskanlah dan jauhkanlah dari kami penguasa-penguasa zhalim, fasik, dan kafir.
Anugerahkan kepada kami pemimpin-pemimpin yang beriman dan bertakwa, jujur dan amanah,
yang menjadikan Kitab-Mu sebagai landasan kepemimpinannya, menerapkan Syariat-Mu, dan
membawa kami ke jalan yang benar, jalan yang Engkau ridhai.

Ya Allah, selamatkanlah kami, anak-anak kami, keluarga kami, daerah kami, negeri kami, dan
umat kami dari badai krisis, fitnah, bencana, dan dosa yang membinasakan.

Ya Allah, janganlah Engkau goyangkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk dan tetapkankan
hati kami di atas agama-Mu.

Ya Allah, jadikanlah hari terbaik kami sebagai hari pertemuan kami dengan-Mu, jadikanlah amal
terbaik kami sebagai pamungkasnya, dan jadikan usia terbaik kami sebagai akhir ajal kami. Ya
Allah, limpahkanlah rahmat, ampunan, dan hidayah-Mu kepada kami semuanya. Aamiin..aamiin
ya Rabbal alamin..

You might also like