You are on page 1of 4

A.

Teori Keperawatan Model Sistem Neuman


Model Sistem Neuman (MSN) menurut Neuman dan Fawcett (2002, dalam
Palestin, 2006) mempunyai empat komponen (falsafah) utama yang dapat digambarkan
sebagai interaksi antar ranah (domain), yaitu : manusia, lingkungan, kesehatan dan ilmu
keperawatan. Komponen dan terminology yang terkait dengan ranah-ranah tersebut
adalah:
1. Sistem klien : variable fisiologis, psikologis, sosio-budaya, spiritual, dan
perkembangan yang berada dalam struktur dasar dan garis pertahanan. Garis
pertahanan terdiri dari Garis Pertahanan Fleksibel atau GPF (Flexible line of
defense), Garis Pertahanan Normal atau GPN (Normal line of Defense) dan Garis
Perlawanan atau GP (lines of resistance)
2. Lingkungan : Stressor yang bersumber dari intra-personal, inter-personal dan ekstra-
personal.
3. Kesehatan : Rentang sehat-sakit (wellness-illness continuum)
4. Keperawatan : Upaya preventif primer, sekunder dan tersier; upaya pemulihan
(reconstruction), dan promosi kesehatan.
Neuman (1995, dalam Palestin, 2006) menguraikan model konseptual
keperawatan yang komprehensif dan berdasarkan system. Hal ini menempatkan klien
dalam suatu perspektif system yang holistic dan multi dimensi. Model digambarkan
sebagai gabungan dari lima variable (fisiologis, psikologis, sosio-budaya, spiritual dan
perkembangan) yang saling berinteraksi, idealnya berfungsi secara harmonis dan stabil
dalam kaitannya dengan stressor lingkungan internal maupun eksternal yang sedang
dirasakan pada saat tertentu oleh klien sebagai sebuah sistem.
1. Manusia (klien)
Sistem klien terdiri dari satu rangkaian lingkaran konsentris yang mengelilingi
dan melindungi struktur dasar (basic structure). Tingkatan dari masing-masing
lingkaran memuliki tugas pertahanan spesifik dan terdiri dari lima variable, yaitu : (1)
fisiologis, (2) psikologis, (3) sosio budaya, (4) spiritual, dan (5) perkembangan. GPF
sebagai lingkaran terjauh merupakan pertahanan awal untuk melawan stressor dan
penyangga kondisi kesehatan yang normal. GPN adalah basis yang dimanfaatkan
oleh sistem klien untuk menghindari dampak dari stressor, dimana tergantung dari
kondisi kesehatan seseorang. GP melindungi struktur dasar bilamana suatu stressor
dapat melampaui GPF dan GPN (Neuman, 1995 dalam Palestin, 2006)
Variable-variabel yang membangun sistem klien, menurut Neuman (1995,
dalam Palestin, 2006) dibentuk berdasarkan pengalaman masa lalu dan material
yang sudah ada dalam struktur dasar, masing-masing variable saling berinteraksi
satu sama lain dan unik dalam setiap sistem klien. Susunan variable kemudian akan
diteruskan melalui keluarga dan masyarakat, dengan jalan tersebut sistem klien
memelihara karakteristiknya dari satu generasi ke generasi lainnya (Reed, 2003
dalam Palestin, 2006).
2. Lingkungan (Stressor)
Menurut Neuman (1995, dalam Palestin, 2006), stressor dalam konteks
lingkungan klien dapat disebabkan oleh berbagai factor eksternal atau internal, dan
dapat berdampak negative maupun positif bagi seseorang. Stressor dapat dirasakan
oleh klien secara berulang, sehingga klien akan merespon dan akan memodifikasi
atau mengubahnya. Terdapat tig ahal yang dapat membedakan dampak stressor
terhadap system klien, yaitu kekuatan stressor, jumlah stressor dan elastisitas gpf.
Sistem lingkungan dapat diklasifikasikan sebagai : (1) intra-personal, (2) inter-
personal dan (3) ekstra-personal. Keberadaannya dala diri klien sama halnya
dengan stressor yang ada di luar system klien.
3. Keperawatan (Rekonsitusi)
Rekonsitusi digambarkan sebagai upaya pemulihan dan perbaikan stabilitas
system yang selalu menyertai tindakan keperawatan untuk mengatasi dampak reaksi
terhadap stressor. Upaya pemulihan respon stress klien dapat menghasilkan kondisi
kesehatan yang lebih tinggiatau lebih rendah daripada sebelumnya (Neuman, 1995
dalam Palestin, 2006). Sebelumnya, Neuman (1982, dalam Palestin, 2006)
mendefinisikan rekonsitusi sebagai suatu kondisi adaptasi terhadap stressor
lingkungan internal maupun eksternal, dimana dapat dimulai dari derajat atau tingkat
reaksi apapun.tahap rekonsitusi dicirikan dengan adanya beberapa tahapan atau
kelompok aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Intervensi keperawatan
untuk mengurangi risiko disabilitas fungsional atau memulihkan kapasitas fungsional,
dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu pencegahan primer, pencegahan
sekunder dan pencegahan tersier. Pencegahan primer bertujuan untuk menurunkan
risiko stress yang dapat mengakibatkan disabilitas fungsional dan memperkuat GPF.
Intervensi keperawatan dalam tahap pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan
penemuan kasis secara dini (uji skrining) dan penatalaksanaan gejala disabilitas
fungsional yang muncul, sedangkan pada tahap pencegahan tersier, perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan yang bersifat readaptif, pendidikan kesehatan
untuk mencegah kasus atau stress terulang dan memilihara stabilitas kepasitas
funsional.

Gambar 2.1 Model Sistem Neuman (Neuman, 1995 dalam Palestin, 2006)
B. Kerangka Teori Penelitian

INTERVENSI :
Pemberian terapi IV dilakukan saat PREVENSI SEKUNDER:
terjadi aktifasi mekanisme keseimbangan Kejadian Phlebitis
(kompensatori) dan/ atau perubahan - Penemuan kasus secara dini
fungsi sistem fisiologis tubuh - Penatalaksanaan gejala yang muncul

Bagan 2.2 Kerangka Teori Penelitian


Diadaptasi dari Model Neuman SIstem

You might also like