Professional Documents
Culture Documents
Metodologi penelitian kualitatif ini muncul berdasarkan kesadaran bahwa tidal setiap
masalah mampu diteliti dengan menggunakan metodologi penelitian kuantitatif yang paling jelas,
penelitian kuantitatif tidak akan mampu menjawab pertanyaan mengapa, serta bagaimana variabel
yang satu berhubungan serta berkait dengan variable lainnya, bahkan ketika orang bertanya
mengapa orang memiliki persepsi tertentu terhadap sebuah variabel pun tidak bisa dijawab.
1. Fenomenologi Dalam teori ini seseorang akan bisa memahami sesuatu yang dilakukan oleh
seseorang jika dia mampu memposisikan dirinya sebagai orang tersebut. Penelitian dengan
pendekatan fenomenologi berusaha untuk memahami makna dari berbagai peristiwa dan
interaksi manusia di dalam situasi yang khusus.
2. Hermeneutik Pendekatan teori ini mengarah pada penafsiran ekspresi yang penuh makna
dan dilakukan dengan sengaja oleh manusia. Setiap karya akan selalu diciptakan kembali
oleh pengamatnya atau dengan kata lain mendapatkan makna baru yang diciptakan oleh
pengamatnya. Hermeneutik digunakan untuk pendekatan tafsir kitab suci dan juga tafsir
pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Interaksi Simbolik Teori ini berasumsi bahwa pengalaman manusia diperoleh lewat
interpertasi. Sebuah simbol atau obyek akan mempunyai interpertasi yang berbeda-beda
tergantung siapa yang melihat.
4. Etnometodologi Teori ini merupakan kajian bagaimana individu mencipta dan memahami
kehidupan sehari-hari atau metode pencapaian yang digunakan dalam kehidupan mereka
sehari-hari.
5. Teori Budaya Kondisi kehidupan budaya seseorang sangant mempengaruhi persepsi dan
penciptaan makna pada setiap peristiwa sosial yang dalam setiap kehidupan sosial selalu
melibatkan hubungan antar subyektif dan pembentukan makna. Setiap orang sudah
dibentuk dalam lingkungan budayanya yang khusus sejak dalam kandungan sampai hari
tuanya.
Dari lima teori penunjang metodologi penelitian kualitatif tersebut kita bisa memilih satu
atau lebih teori yang akan kita gunakan untuk mendapatkan hasil optimal dari penelitian yang kita
lakukan sehingga terbentuk kerangka konseptual.
B. Kharakteristik Metodologi Penelitian Kualitatif
1. Natural setting
Kondisi subjek sama sekali tidak dijamah oleh perlakuan (treatment) yang
dikendalikan secara ketat oleh peneliti seperti halnya di dalam penelitian eksperiman.
5. Purposive sampling
Teknik cuplikan dalam penelitian kualitatif fungsinya sering juga dinyatakan sebagai
internal sampling karena sama sekali bukan dimaksudkan untuk mengusahakan
generalisasi pada populasi. Tetapi untuk memeroleh kedalaman studi di dalam suatu
konteks tertentu
Cuplikan bukan untuk mewakili populasinya tetapi mewakili informasi, sehingga bila
generalisasi harus dilakukan, maka arahnya cenderung sebagai generalisasi teori
6. Pemanfaatan Tacit Knowledge
Cenderung memanfaatkan pengetahuan yang bersifat intuitif dan dirasakan, sebagai
tambahan pengetahuan yang bersifat proposional atau pengetahuan yang dapat
diekspresikan dalam bentuk bahasa karena seringkali nuansa realitas yang tidak tunggal
dapat dipahami hanya dengan cara ini
Pengetahuan jenis ini mencerminkan secara adil dan akurat nilai-nilai penelitinya.
Oleh karenanya dalam penelitian semacam ini, peneliti tidak hanya mencatat apa yang
dinyatakan secara formal, tetapi juga mencatat berbagai hal yang dirasakan dan
ditangkap secara intuitif oleh penelitinya.
8. Analisis Induktif
empirico inductive research
Peneliti memasuki lapangan studinya dengan sangat netral sebab suatu apriori
cenderung didasarkan pada generalisasi yang apriori pula (Lincoln&Guba,1985)
Data yang dikumpulkan bukan dimaksudkan untuk mendukung atau menolak hipotesis
yang telah disusun sebelum penelitian dimulai, tetapi abstraksi disusun sebagai
kekhususan yang telah terkumpul dan dikelompokkan bersama lewat proses
pengumpulan data yang dilaksanakan secara teliti
9. Struktur sebagai ritual constraint
Karya kualitatif menganggap pola-pola aktivitas sosial tertentu pada dasarnya adalah
hasil kebiasaan, kondisi sesaat,pola yang tergantung pada situasinya, dan interaksi yang
sedang berlangsung
Oleh karena itu maka tak perlu ada struktur dasar pokok yang dirumuskan sebagai dalil
yang harus digunakan dalam memandang beragam konteks lain yang sedang diteliti