You are on page 1of 7

Nama Peserta :

dr. Tika Puspitasari

Nama Wahana :

RSUD. Tora Belo

Topik :

Depresi Sedang Pada Penderita Tuberkulosis Paru

Tanggal (kasus) :
23 Agustus 2015
Nama Pasien : No. RM
Ny W 00.05.21
Tanggal presentasi : Nama Pendamping :
23 Agustus 2015 dr. Tika Puspitasari

Tempat Presentasi :
Ruang Komite Medik RSUD Tora Belo

Obyektif Presentasi

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjuan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia


Bumil

Deskripsi
Pasien perempuan berumur 40 tahun, sebagai ibu rumah tangga, sudah menikah, memiliki 3 orang
anak, dibawa ke RSUD Tora Belo pada tanggal 23 Agustus 2015 dengan keluhan utama sesak
napas, batuk-batuk, susah tidur, nafsu makan berkurang dan mengurung diri dikamar.
Tujuan : Penanganan pada pasien depresi sedang
Bahan bahasan Tinjuan Riset Kasus Audit
Pustaka
Cara Membahas Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos

Data Pasien Nama : Nomor Registrasi :


Ny. W 00.05.21

Nama RS : Telp : Terdaftar Sejak :


RSUD. Tora Belo
23 Agustus 2015

Data Utama Untuk Bahan Diskusi


1. Diagnosis / gambaran Klinis
Depresi sedang pada penderita tuberkulosis paru, Pasien mengurung diri dalam kamar, susah
tidur, nafsu makan berkurang, sesak napas dan batuk-batuk.
2. Riwayat pengobatan
Pasien hanya mengkonsumsi obat batuk dan obat panas yang diberikan dokter umum. Pasien
tidak minum minuman beralkohol dan merokok.
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
Sesak napas(+), batuk lama(+), demam lama(+), keringat malam(+), tidak ada riwayat cedera
kepala, tidak ada riwayat malaria, tidak ada riwayat digigit anjing, Tidak ada riwayat gangguan di
organ lain, tidak ada keluhan nyeri yang mengganggu, tidak ada keluhan yang berhubungan
dengan seksual dan gangguan somatosensorik lainnya.

4. Riwayat Keluarga
Hanya penderita yang menderita penyakit seperti ini.

5. Riwayat Pekerjaan
Pasien selain sebagai ibu rumah tangga, pasien juga bekerja sebagai penjual kue untuk
meringankan beban finansial keluarganya. Pasien biasanya menjajakan jualannya dari sekolah
ke sekolah.
6. Kondisi Lingkungan Sosial dam fisik ( RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN )
Pasien tinggal bersama dengan 3 anak kandungnya, anak pertama berjenis kelamin laki-laki,
anak kedua berjenis kelamin perempuan, anak ketiga berjenis kelamin perempuan, berserta
suami dan ibu kandung pasien. Pasien tinggal di rumah permanen, beratap seng, memiliki 3
kamar tidur, dan 1 kamar mandi. Pasien saat ini jarang keluar rumah hanya untuk berjalan-jalan,
dan jarang berinteraksi dengan tetangga serta sanak saudaranya.
7. Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus )
Riwayat imunisasi lengkap
8. Pemeriksaan FISIK, Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sehat
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital : TD: 130/80 mmHg; N: 84x/m; R: 28x/m; S: 36,8oC
Kepala : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterus -/-
Thoraks : Rhonki +/+, Wheezing -/-
Abdomen :Datar, lemas, nyeri tekan suprapubik (-), nyeri tekan epigastrium
(-), peristaltik (+) normal
Ekstremitas : Edema (-), akral hangat
Pemeriksaan Neurologis
GCS : E4M6V5
TRM : Tidak ada
Pemeriksaan Nervus Kranialis
1. Nervus Olfaktorius (N.I)
Tidak dilakukan evaluasi
2. Nervus Optikus (N.II)
Tidak dilakukan evaluasi
3. Nervus Okulomotoris (N.III), Nervus Troklearis (N.IV), dan Nervus Abducens (N.VI)
Selama wawancara berlangsung dapat diamati bahwa gerakan bola mata pasien wajar
(dimana pasien mampu melirik ke atas, ke bawah, ke kiri dan ke kanan).
4. Nervus Trigeminus (N.V)
Selama wawancara pasien dapat tersenyum, dan wajah simetris.
5. Nervus Facialis (N.VII)
Selama wawancara berlangsung terlihat bahwa pasien dapat tersenyum dan wajah simetris
antara kiri dan kanan.
6. Nervus Vestibulokoklearis (N.VIII)
Selama wawancara pasien mampu menjawab pertanyaan dengan cukup tepat. Hal ini
memberi kesan bahwa pendengaran pasien normal. Pasien ketika berjalan terlihat stabil dan
tidak terjatuh.
7. Nervus Glossofaringeus (N.IX)
Tidak dilakukan evaluasi
8. Nervus Vagus (N.X)
Tidak dilakukan evaluasi
9. Nervus Aksesorius (N.XI)
Selama wawancara terlihat bahwa pasien dapat menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan
yang menandakan bahwa fungsi N.XI pasien dalam keadaan normal.
10. Nervus Hypoglossus (N.XII)
Tidak dilakukan evaluasi
Pemeriksaan penunjang
Dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam telah dilakukan pemeriksaan penunjang berupa:
a. Kimia Darah : leukosit meningkat.
b. X-foto thorax : ditemukan bercak berawan pada paru kiri
Kesan : KP Sinistra lama aktif
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium Tgl 23 Agustus 2015
Hemoglobin : 10.5 g/dl
Leukosit : 12.500/mm3
Eritrosit : 3,89 x 106/mm3
Hematokrit : 31,7%
MCV : 81,4 fl
MCH : 27,0 pg
MCHV : 33,4 g/dl
Trombosit : 334.000
Granulosit : 71,7 %
Limfosit : 20,9 %
Monosit : 7,4 %
Daftar Pustaka:
1. Elvira S, Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta: 2010.
2. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis psikiatri. Alih bahasa: Kusuma W. Karisma
Publishing. Tangerang. 2010(I). vol 13. hal 699.
3. Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa. Bagian ilmu kedokteran jiwa FK Unika Atma jaya.
Jakarta. 2007.
4. Maslim R. Penggunaan klinis obat psikotropik. Bagian ilmu kedokteran jiwa FK Unika Atma
jaya. Jakarta. 2007.
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Depresi sedang pada tuberculosis paru
2. Mekanisme terjadinya Depresi pada Tuberculosis Paru
3. Menggali faktor resiko yang mungkin terjadi pada Depresi pada Tuberculosis paru
4. Penatalaksanaan Depresi
5. Edukasi mengenai penatalaksanaan non medikamentosa

1. Subjektif :
Pasien perempuan berumur 40 tahun, sebagai ibu rumah tangga, sudah menikah, memiliki 3
orang anak, dibawa ke RSUD Tora Belo pada tanggal 23 Agustus 2015 dengan keluhan utama
sesak napas, batuk-batuk, susah tidur, nafsu makan berkurang dan mengurung diri dikamar
Awalnya 1 bulan yang lalu, pasien batuk, sesak dan demam, kemudian diantar berobat di tempat
praktek dokter umum dan hanya diberikan obat batuk dan obat panas tapi sakitnya tidak sembuh-
sembuh malah makin berat. Menurut suami pasien yang mengantar pasien ke tempat praktek
dokter umum, dokter mencurigai pasien menderita penyakit TB, setelah pulang dari tempat
praktek dokter pasien mulai mengurung diri di kamar, sering menangis dan tidak mau makan.
Pada tanggal 23 Agustus pasien masuk RS dan dirawat di ruang perawatan 2 penyakit dalam,
dengan keluhan utama sesak napas, batuk-batuk berlendir warna hijau, mengurung diri dalam
kamar, susah tidur, dan nafsu makan berkurang.
Pemeriksaan status mental didapatkan perempuan sesuai usia, berpenampilan cukup rapi,, mood
pasien hipotimik, afek luas. Pasien cukup kooperatif menjawab pertanyaan, dengan volume
suara yang sedang dan artikulasi jelas. Pada pasien tidak ditemukan adanya waham. Orientasi
waktu dan orang adalah baik, Tidak ada gangguan persepsi dan proses pikir. Daya nilai baik.
2. Objektif
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang mendukung diagnosis Depresi
sedang pada penderita tuberculosis paru. Pada kasus ini diagnosis di tegakkan berdasarkan:
- Gejala Klinis ( Batuk- batuk berdahak, sesak nafas, nafsu makan menurun, susah tidur,
mengurung diri dikamar)
- Pada pemeriksaan fisik (Ronkhi di paru +/+)
- Pada pemeriksaan laboratorium ( ditemukan leukosit meningkat)
- Pada Foto Thorax ( Ditemukan bercak berawan pada paru kiri dengan kesan KP Sinistra
lama Aktif.
3. Assement
Depresi merupakan gangguan mental umum yang muncul dengan mood sedih, kehilangan
minat, penurunan gairah atau tenaga, merasa rendah diri, gangguan tidur atau nafsu makan, dan
konsentrasi menurun. Depresi juga dapat muncul dengan gejala cemas. Masalah ini bisa menjadi
kronis atau kumat tergantung stressor yang dialami pasien.Lebih-lebih jika memberat depresi
dapat menimbulkan gejala bunuh diri (WHO 2012).
Depresi merupakan penyebab ketidakmampuan baik pada perempuan maupun pada laki-
laki dengan perbandingan 2 : 1 (WHO, 2008). Kriteria Depresi menurut PPDGJ III meliputi
gejala mayor berupa afek sedih, hilang minat dan ketertarikan, menurunnya tenaga dan perasaan
mudah lelah meskipun beraktifitas sebentar saja. Gejala minor dapat berupa konsentrasi dan
perhatian yang menurun, rasa tidak percaya dan memandang harga diri rendah, perasaan penuh
dosa dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram, gagasan atau perbuatan yang
membahayakan diri, gangguan siklus tidur dan nafsu makan menurun. Kriteria diagnosis depresi
sedang dengan gejala somatic apabila dijumpai sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala
utama depresi ditambah sekurang-kurangnya 3 dari gejala lainnya dan berlangsung minimum
sekitar 2 minggu dan menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan
dan urusan rumah tangga disertai adanya gejala somatik yang pada pemeriksaan fisik maupun
penunjang tidak dijumpai adanya kelainan.
Pada kasus ini faktor resiko yang dapat menyebabkan pasien mengalami depresi adalah
pasien takut pada penyakit yang di deritanya, sehingga penderita menarik diri dari lingkungan
sekitarnya dengan cara mengurung diri dikamar, tidak mau makan dan membiarkan pekerjaan
rumah tangganya diurus oleh suaminya.
4. PLAN
Diagnosis : Depresi Sedang Pada Pasien Tuberkulosis Paru
Pengobatan depresi pada pasien ini diberikan fluoxetine tablet 20 mg, diberikan sekali sehari
pada pagi hari. Dosis ini dapat ditingkatkan setiap minggu jika tidak terjadi perbaikan gejala
klinis. Fluoxetine merupakan antidepresan generasi II yang bekerja menghambat reabsorbsi
serotonin. Pada pasien ini juga diberikan terapi psikoterapi yaitu edukasi terhadap pasien agar
memahami gangguanya, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul, pentingnya
kepatuhan dan keteraturan minum obat sehingga pasien sadar dan mengerti akan sakitnya

Edukasi untuk keluarga Pasien


Keluarga pasien di harapkan untuk memperhatikan pasien dengan baik, memberikan dukungan
kepada pasien, mengantar pasien untuk mengontrol penyakitnya ke dokter dan menjaga
kepatuhan pasien untuk meminum pengobatan rutin 6 bulan untuk penyakit Tuberkulosis Paru.

Mengetahui,
Pendamping

dr. Nanneng Rahmatia

You might also like