You are on page 1of 11

PAPER

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN


(Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik (Persero)
Tbk. di
Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah)

OLEH :

RICHARD S. THENU 0130640210


YULIUS TENOUYE 0130640262

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN S1

2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

AMDAL adalah suatu proses pengkajian yang digunakan untuk


memperkirakan dampak yang terjadi pada lingkungan hidup akibat kegiatan
proyek yang dilakukan atau yang sedang direncanakan, sehingga diperlukan
rencana yang matang terhadap dampak tersebut. Menurut PP No. 27 Tahun
1999, Pengertian AMDAL ialah suatu kajian mengenai dampak yang ditimbulkan
dan penting dalam hal pengambilan keputusan usaha atau kegiatan yang telah
direncanakan pada lingkungan hidup, yang di mana diperlukan sebagai proses
pengambilan keputusan mengenai penyelenggaraan usaha atau kegiatan.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.3 Rumusan Masalah


Dampak apa saja yang ditimbulkan dari pertambangan kapur oleh PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk.
Solusi apa saja yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak yang
terjadi akibat pertambangan kapur oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

Pengertian AMDAL
AMDAL adalah suatu proses pengkajian yang digunakan untuk memperkirakan
dampak yang terjadi pada lingkungan hidup akibat kegiatan proyek yang
dilakukan atau yang sedang direncanakan, sehingga diperlukan rencana yang
matang terhadap dampak tersebut.
Menurut PP No. 27 Tahun 1999, Pengertian Amdal ialah suatu kajian mengenai
dampak yang ditimbulkan dan penting dalam hal pengambilan keputusan usaha
atau kegiatan yang telah direncanakan pada lingkungan hidup, yang di mana
diperlukan sebagai proses pengambilan keputusan mengenai penyelenggaraan
usaha atau kegiatan.

Fungsi AMDAL
1. Fungsi amdal yang pertama sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan
pembangunan suatu wilayah.

2. Fungsi amdal yang kedua untuk membantu dalam proses pengambilan


keputusan atas kelayakan sebuah lingkungan hidup dari rencana usaha atau
kegiatan tertentu.

3. Fungsi amdal ketiga ialah membantu memberikan masukan dalam rangka


menyusun sebuah rancangan yang terperinci dari suatu rencana usaha atau
kegiatan.

4. Fungsi amdal yang keempat adalah membantu memberikan masukan dalam


suatu proses penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

5. Fungsi amdal yang kelima yaitu Membantu memberikan informasi terhadap


masyarakat tentang dampak-dampak yang mungkin ditimbulkan dari suatu
rencana usaha dan atau kegiatan.
6. Fungsi amdal yang selanjutnya adalah sebagai rekomendasi utama untuk
sebuah izin usaha.

7. Fungsi amdal berikutnya ialah Scientific Document dan Legal Document.

8. Fungsi amdal yang terakhir adalah Izin Kelayakan Lingkungan.

Manfaat AMDAL
1. Manfaat Amdal untuk Pemerintah
Amdal dapat membantu proses perencanaan untuk mencegah pencemaran
dan kerusakan yang terjadi pada lingkungan.

Amdal dapat membantu mencegah konflik yang terjadi dengan masyarakat


terhadap dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan
atau usaha.

Amdal dapat menjaga agar proses pembangunan berjalan sesuai dengan


prinsip pembangunan yang berkelanjutan.

Amdal membantu mewujudkan pemerintahan yang bertanggung jawab


dalam hal pengelolaan lingkungan hidup.

2. Manfaat Amdal untuk Pemrakarsa atau Pelaksana usaha

Amdal dapat membantu membuat usaha dan kegiatan menjadi lebih


terjamin dan aman.

Amdal dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengajuan kredit atau


hutang usaha di bank.

Amdal dapat dijadikan sebagai sarana dalam membantu interaksi dengan


masyarakat sekitar sebagai bukti dari ketaatan terhadap hukum.

3. Manfaat Amdal bagi Masyarakat

Amdal dapat menjelaskan kepada masyarakat mengenai dampak yang


terjadi kedepannya setelah usaha atau kegiatan tersebut dijalankan.
Dengan amdal, masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan
suatu kegiatan dan mengontrol kegiatan tersebut.

Dengan amdal, masyarakat dapat ikut terlibat dalam proses pengambilan


keputusan yang akan berpengaruh pada lingkungan tempat tinggalnya.

2.2 AMDAL Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk.

PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di


bidang industri semen yang terletak di Kecamatan Kayen dan Kecamatan
Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah). Salah satu bahan galian yang di tambang
pada PT. Semen Gresik adalah batu gamping/kapur.
Pada awal kegiatan penambangan kapur dilaksanakan, akan terjadi
perusakan lahan yang diakibatkan oleh penggalian bahan tambang tersebut.
Perusakan yang terjadi adalah berubahnya fungsi lahan yang semula masih
terdapat variasi tanaman menjadi lahan yang tidak beraturan akibat bekas
penambangan yang tidak dikembalikan pada posisi sebenarnya dalam arti menjadi
lahan yang produktif. Oleh karena itu sangat penting dibuatnya AMDAL untuk
mengkaji dampak yang terjadi pada lingkungan hidup akibat kegiatan
penambangan yang dilakukan serta menanggulangi dampak tersebut.

Dampak yang ditimbulkan oleh pertambangan kapur PT. Semen


Gresik (Persero) Tbk.

1. Dampak Lingkungan
Perusakan yang terjadi adalah berubahnya fungsi lahan yang semula masih
terdapat variasi tanaman menjadi lahan yang tidak beraturan akibat bekas
penambangan yang tidak dikembalikan pada posisi sebenarnya dalam arti
menjadi lahan yang produktif.
Timbulnya kebisingan dan pencemaran udara yang diakibatkan oleh lalu
lalangnya kendaraan/armada pengangkut kapur tersebut.
Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pengangkutan bahan tambang
kapur antara lain gangguan pernapasan saluran atas yang ditimbulkan dari
debu atau asap serta gangguan pendengaran yang ditimbulkan dari knalpot
kendaraan pengangkut.
Rusaknya lingkungan akibat pendirian pabrik semen yang mengandalkan
bahan baku dari penambangan batu kapur. Mereka juga mengkhawatirkan
hilangnya sumber air yang sangat diperlukan untuk lahan pertanian.
Rusaknya jalan penghubung antar dusun sepanjang 5 km untuk
kepentingan pertambangan dan memaksa warga memutar melalui jalan
alternatif yang panjangnya 3 kali lipat dari jalan sebelumnya.
Masyarakat sekitar menilai, eksploitasi akan menjadi awal rusaknya lahan.

2. Dampak Sosial
Perpindahan tempat tinggal yang berarti tergusurnya masyarakat lokal dan
digantikan oleh masyarakat pendatang yang memiliki modal lebih besar.
Hilangnya mata pencaharian sebagian besar masyarakat wilayah Pati
Selatan yang menggantungkan hidupnya pada keberadaan lahan pertanian.
Hilangnya semangat kebersamaan dikarenakan tenaga kerja yang diserap
oleh industri semen jelas tidak akan menampung seluruh tenaga kerja yang
telah kehilangan lahan pertanian. Kondisi ini jelas akan memicu
persaingan yang menjurus pada konflik pada masyarakat sekitar lokasi
pabrik semen.

Gambar. Pembongkaran lahan


Gambar. Limbah aktivitas pabrik

Usaha yang Dilakukan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. untuk


menanggulangi dampak lingkungan

Dalam melakukan pengelolaan lingkungan, PT. Semen Gresik membuat


program CSR (Corporate Social Responsibility) yang bertujuan menunjang
pembangunan masyarakat yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup.
Berikut merupakan beberapa usaha yang dilakukan PT. Semen Gresik, yaitu:

1. Penghijauan
Berupa penanaman atau pemberian bibit pepohonan jenis Mahoni,
Trembesi, Sengon, Matoa, dan Jambu Mente yang diperuntukkan bagi
penghijauan dibeberapa wilayah kabupaten di Jawa Timur, Kabupaten Rembang
dan Kabupaten Pati Jawa Tengah.

2. Program Green Belt


Sabuk Hijau (Green Belt), merupakan upaya untuk menjaga kualitas
lingkungan, salah satu syarat dalam Clean Development Mechanism (CDM).
Clean Development Mechanism (CDM) project atau Proyek Mekanisme
Pembangunan Bersih merupakan suatu upaya/usaha dalam rangka mengurangi
dampak dari pemanasan global. Salah satu penyebab dari pemanasan global
adalah adanya emisi CO2 yang dihasilkan dari berbagai proses dalam industri.
Area green belt yang menempati sekeliling area terluar selebar 50 meter di area
sepanjang penambangan ini ditanami dengan beberapa jenis pepohonan, yaitu
pohon mangga, nangka, dan mahoni. Tanaman tersebut dipilih, selain karena
manfaatnya juga karena pertimbangan kesesuaian dengan kondisi tanahnya.
Pepohonan itu tak hanya menciptakan lingkungan menjadi lebih sejuk sehingga
tanah yang dahulu kering dan gersang kini berubah menjadi tempat yang nyaman
untuk hunian, dan sekaligus menjaga keseimbangan alam, menahan debu akibat
penambangan, sebagai pengamanan area, serta menimbulkan nilai ekonomis bagi
masyarakat disekitar pabrik. Sementara itu, tanah bekas penambangan, baik di
Gresik maupun Tuban, dimanfaatkan sebagai telaga buatan seperti di daerah
Ngipik Gresik, yang dapat dimanfaatkan untuk tempat wisata. Sedangkan dibekas
penambangan tanah liat di Tuban juga dimanfaatkan untuk pembudidayaan ikan
air tawar sistem jala apung ataupun keramba. Aktivitas yang dilakukan dalam
mewujudkan hal itu melalui kegiatan penghijauan / green belt, bantuan
penyediaan air bersih / sumur, pembuatan wisata air dan pembuatan real estate
bekas daerah tambang dan juga penggunaan teknologi ramah lingkungan antara
lain electrostatic precipitator (EP), pengelolaan air bersih (water treatment) dan
penampungan air hujan berupa waduk yang dapat dipergunakan untuk berbagai
keperluan.

3. Efisiensi Pemakaian Air


Beberapa dekade silam, proses produksi semen hanya mengenal teknologi
berbasis proses basah yang semua bahan bakunya dicampur dengan air, untuk
kemudian dihancurkan dan diuapkan, lalu dibakar hingga menghasilkan semen.
Proses basah tentu saja menyisakan persoalan pelik yang berdampak langsung
pada kelestarian lingkungan, karena memanfaatkan air dalam jumlah besar. Oleh
karena itu untuk meminimalisasi dampak yang dapat ditimbulkan akibat
pemanfaatan air, maka diupayakan memanfaatkan kembali air yang telah
digunakan dalam proses pendinginan dengan menerapkan sistem sirkulasi
tertutup. Secara keseluruhan jumlah air yang digunakan dalam proses pendinginan
dialirkan ke dalam kolam penampungan untuk penurunan temperatur dan
pengendapan suspensi. Setelah temperatur air normal barulah dialirkan ke waduk
atau temandang sehingga bisa digunakan kembali untuk proses pendinginan.

4. Pengendalian Emisi
Selama periode pelaporan, PT. Semen Gresik telah melakukan perhitungan
total emisi karbon dalam bentuk CO2 sekitar 7.043.500 ton (gross absoulut CO2
emission), yang secara berpotensi menimbulkan efek rumah kaca pemicu
pemanasan global dan perubahan iklim. Sebagian besar CO2 dihasilkan dari
proses penggunaan bahan bakar fosil dalam proses produksi maupun kegiatan
pendukung lainnya. Menyadari besarnya dampak yang diakibatkan emisi gas
rumah kaca, maka dilakukan beberapa inisiatif untuk mengurangi emisi gas
rumah kaca. Di antaranya dengan konservasi energi untuk menggantikan
pemakaian bahan bakar fosil termasuk batubara, dengan pemakaian sekam padi
yang lebih ramah lingkungan karena mengeluarkan CO2 lebih sedikit. Selain itu
kami juga memastikan setiap kendaraan bermotor, baik untuk keperluan
penambangan maupun pengangkutan produk, selalu menjalani uji emisi yang
dilakukan berkala setiap enam bulan, bekerjasama dengan Dinas Perhubungan
setempat. Secara ringkas, aktivitas yang terkait langsung dengan upaya
mengurangi efek pemanasan global (global warming) adalah :
a. Implementasi CDM (Clean Development Mechanism)
b. Melakukan peningkatan dan rekondisi peralatan pabrik serta pengendalian
operasi pabrik dalam rangka penghematan energi.
c. Meningkatkan kapasitas produksi sehingga indeks kebutuhan bahan
bakar/produk menjadi lebih kecil.
d. Meningkatkan produksi blended cement dan optimalisasi penggunaan
substitusi terak.
e. Pemasangan filter harmoni untuk efisiensi penerimaan listrik dari PLN.
f. Pemanfaatan bahan bakar alternatif.
g. Penggantian halon atau BCF sebagai bahan pengisi APAR (alat pemadam api
ringan) dengan AF11, AF11e dan dry powder.
h. Penggantian secara bertahap freon AC kantor dan kendaraan dari R11, R12,
R22 menjadi hidrokarbon R134.

5. Pengelolaan dan Pengolahan Limbah


Untuk limbah yang tergolong B3 yang umumnya berbentuk pelumas
bekas, dilakukan prosedur penanganan dan pengelolaan yang ketat. Sebagian
besar pelumas bekas dikelola dengan pemanfaatan kembali untuk pelumasan
peralatan pabrik, yang tidak memerlukan minyak pelumas berkualitas bagus
dalam prosedur perawatan/pemeliharaan. Sedangkan pelumas bekas yang tidak
dapat digunakan kembali dan grease atau minyak gemuk bekas pakai, akan
dicampur dengan oil sludge untuk dibakar dan digunakan sebagai alternatif bahan
bakar.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Setiap kegiatan pastilah menghasilkan suatu akibat, begitu juga dengan
kegiatan eksploitasi bahan tambang, pastilah membawa dampak yang jelas
terhadap lingkungan dan juga kehidupan di sekitarnya, dampak tersebut dapat
bersifat negatif ataupun positif, namun pada setiap kegiatan eksploitasi pastilah
terdapat dampak negatifnya, hal tersebut dapat diminimalisir apabila pihak yang
bersangkutan bertanggung jawab terhadap pengolahan sumber daya alamnya dan
juga memanfaatkannya secara bijaksana.

3.2 Saran
Untuk mengatasi upaya pencemaran udara dan kebisingan yang
diakibatkan oleh kegiatan pengangkutan tersebut sebaiknya truk pembawa
bahan galian kapur dan tanah liat tersebut perlu ditutup dengan terpal yang
cukup kuat, mengingat kondisi lahan yang naik turun dikhawatirkan akan
terdapat ceceran kapur sepanjang jalan sehingga dapat menimbulkan
pencemaran udara dilingkungan sekitar.
Melakukan pemantauan lingkungan secara konsisten sehingga upaya
pengelolaan tidak berhenti.
Menaati peraturan hukum yang berlaku termasuk perijinan dalam
menambang dan memperhatikan lingkungan sekitar.
Menggunakan alat yang sesuai dengan standart , dan jangan menambang
dengan sistem ilegal atau tidak sesuai prosedur yang baik, karena cara ini
membahayakan dan mengakibatkan kerusakan lingkungan sekitar.

You might also like