You are on page 1of 85
RAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA. 2014 Secara geografis Kabupaten Tapanuli Tengah terletak membujur sejajar dengan Bukit Barisan pada 1°11°00" - 2°22°0" Lintang Utara dan 98°07" - 98°12' Bujur ‘Timur, secara administrasi kabupaten ini berbatasan dengan Sebetah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Aceh Singkil (Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam), Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Pakpak Bharet,. Sebelah Selatan: _Berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kota Sibolga dan Samudera Indonesia Kabupaten Tapanuli Tengah ini terdiri dari 20 Kecamatan dengan 147 desa dan 30 kelurahan, untuk lebih jelasnya dapat ditihat pada table berikut Tabel 3.10 Banyaknya Kelurahan/Desa Menurut Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah No. Kecamatan| Kelurahan | Desa | Jumlah 1 __| Pinangsori 2 5 7 Z_| Badiri 1 3 9 3__ | Sibabangun 7 6 7 4 tumut t 5 6 5 __| Sukabangun : 6 6 6 | Pandan 3 1 9 7__| Sarudik 4 1 5 @__| Tukka 1 7 8 9__[Tapian Nault 1 8 9 10__| Sitahuis 1 5 6 71_| Kolang z_ [0 iz 12__| Sorkam i 14 5 73 | Sorkam Barat 1 10 1 44_| Pasaribu Tobing = 8 8 15__| Barus Utara z 8 16 | Sosor Gadong “4 ts 47_| Andan Dewi | 1 4 18 _| Barus Utara ~ o 49 _| Manduamas L_ 9 [20 [Sirandorung & Jumlah 7 Sumber : Kabupaten Tapanulti Tengah Dalam Angka 2010 HAL [31a Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA, 2011 A. Penduduk Berdasarkan sensus penduduk tahun 2009 Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli ‘Tengahadalah 323.563 jiwa, jumlah penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Pandan yaitu 43.259 Jiwa atau 13,37 % dari jumlah penduduk kabupaten, sedangkan jumlah penduduk terendah di Kecamatan Sukabangun yaitu 3.632 jiwa atau 1,12 % dari jumlah penduduk kabupaten. Luas Kabupaten ini adalah 2.194,98 km2, berdasarkan kondisi ini maka kepadan penduduk Kabupaten Tapanuti Tengah adalah 147,4 Jiwa/km2, Kepadatan tertinggi terletak di Kecamatan Pandan yaitu 1.191,4 Jiwa/km2, dan Kepadatan terendah terletak di Kecamatan Kolang yaitu 46,1 Jiwa/km2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.11 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk Masing-Masing Kecamatan Di Kabupaten Tapanuli Tengah “Jumlah Penduduk Kepadatan| No | Kécamatan | Luas Wilayeh (km?) Penduduk LakFlaki | Perempuan | Total | (Jiwarkm") T | Pinangsort TEREST) | 0.8 | OBIS | 21-7 WTA 2 | Badirt 129,49 (5,90%)| 11.167 | 11.377 | 22.544 17441 3 | Sibabangun 204,64 (12,97%)| 8.280 8.352 | 16.632 58,4 4 | Lumut 105,98 (4,83%)| 4.901 4a | 9.825 92,7 5 | sukabangun | 49,37 25x) | 1.814 sere | 3.632 nb 6 | Pandan 36,31 (1,658)| 22.150 | 21.109 | 43.259 | 1.1914 7 | Sarudix 25,92 (1,186)) 6.893 6.799 | 13.692 528,2 8 | Tukka 148,92 (6,78%)| 10.121 9.653 | 19.74 132.8, 9 | Tapian aut | 83,01 @,7ex)| 10.971 | 10.578 | 21.549 259,6 10 | Sitahuis 50,52 @,30%)| 2.744 2067 | satt 107, 11 | Kolang 400,65 (18,258) | 9.115 9.370 | 18.485 46 12 | Sorkam 116,25 6,30%)| 8.805 sedz | 17.647 1518 43 | sorkam Barat | 44,58 © (2,038)| 8.142 a.213 | 16.360 3670 14] Pasaribu Tobing | 103,36 © «4,71%)| 3.572 3007 | 7.179 5 415 | sosor Gadong | 21,81 (0.9%) 3.875 8.873 | 17.748 8138 16 | sosor Gadong | 143,14 (6,528) 7.001 7.087 | 14.058 98,2 17 | Andan Dewi 122,42 (6,588) | 7.744 nm | 15455 1262 18 | Barus Utara 63.02 @,e7™)| 2.276 2309 | 4.585 ng 19 | manduamas 99,55 4,54x)| 10.289 9.970 | 20.259 203,5 20 | Sirandorung 87,72, (4,008)| 7.002 6.742 | 13.748 1567 | Surmiah Tied, | teo7ae | eos [323563 | 147.4 Sumber : Kabupaten Tapanuli Tengah Dalarna 20% HAL {345 Penyusunan Dokumen Stud Lingkungan Provins} Sumatera Utara LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2081 B, Tenaga Kerja Jumlah pencari kerja yang mendaftarkan diri pada Dinas Tenaga Kerja dan ‘Transmigrasi pada tahun 2009 adalah 4.023 orang. Yang didominasi oleh tamatan Serjana sebanyak 1.771 orang, disusul Serjana Muda sebanyak 1461. Untuk lebih Jetasnya tenaga kerja di Kabupaten Tapanuli Tengahini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.12, Banyaknya Pencari Kerja Menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009 No Tingkat Pendidikan Laki-laki | Perempuan | Jumlah 1 | Tidak Sekolah/Belum Tamat SD | 0 0 ° | [2 [Sekolah Dasar o 0 0 [3 [sur [3 0 9 3 | SLTP Setingkat 0 o 0 4 /SiTA 90 7 167 4 [stm 0 2 a2 4 [SEA 10 2 32 4 [5PG 0 0 0 4 | SPMA 2 0 2 4 | SMA Setingkat 0 0 0 5 | Sarjana Muda 9 8 or 6 | Sarjana 40 45 so Jumitah 210 194 | 404 Sumber : Kabupaten Topanuli Tengah Datom Angka 2010 C. Pendidikan Salah satu program pokok pembangunan Kabupaten Tapanuli Tengah adalah meningkatkan pembangunan sektor pendidikan formal mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan pendidikan non formal berupa pendidikan dan latihan berbagai bidang pengetahuan keterampilan yang Penyusunan Dokumen Studi Lingkungen Proviosi Sumatera Utora HAL [346 eee LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA, 2011 dipertukan untuk pembangunan serta pembinaan generasi muda dan generasi yang sehat jasmani dan rohani. Jumtah sekolah negeri dan swasta di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2007/2008 adatah : © Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 325 unit * Sekolah Dasar (SD) sebanyak 325 unit ‘* Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 80 unit + Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebanyak 50 unit © Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 6 unit. D. Agama Penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah adatah multi etnik, dengan berbagai budaya etnis yang berbaur dalam harmoni kerukunan dan toleransi. Budaya Pesisir, Batak, Jawa, dan dari berbagai suku lainnya dapat terbina, Mayoritas penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah beragama Islam. Keragaman agama di Kabupaten Tapanuli Tengah cukup variatif dan suasana keagamaan di wilayah ini sangat baik dimana tidak pernah terjadi konflik antar umat beragama. E. Obyek Wisata Objek wisata yang terdapat di Kabupaten Tapanuti Tengahantara lain : kawasan wisata bukit anugerah, pulau mursala, pantai indah pandan, panorama pantai nan indah, Obyek wisata bersejarah dapat dijumpai di Kecamatan Barus seperti Makam Mahligai dan Makara Papan Tinggi. Barus adalah tempat pertama kali. Warisan budaya tokal yang meliputi kemegahan budaya dan sejarah, dapat digali bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk mengunjungi kota ini. untuk terus dilestarikan demi kelangsungan warisan dari masa lalu dan sejarah. F. Perekonomian Wilayah Penduduk Kabupaten Tapanuti Tengah umumnya hidup dari sektor pertanian dan perkebunan, hal ini didukung dengan. faktor fisiografis alam dan lingkungan, namun dalam pengetolaannya masih sangat terbatas. Perannya yang cukup signifikan pada sektor pertanian dan perkebunan tidak terlepas dari adanya sinergis dan saling ketergantungan antar wilayah, sehingga keterkaitan ini merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL 1347 ‘ORAM UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 4. Pertanian dan Perkebunan Jenis komoditi unggulan bidang pertanian di kabupaten Tapanuli Tengah adalah padi sawah, dimana pada tahun 2009 jens komoditi ini menyumbangkan 77,93% terhadap jumlah produkst keseluruhan dibidang pertanian di Kabupaten Tapanuti Tengah disusul dengan komoditi ubi kayu sebesar 11,78%. Sedangkan untuk dibidang Perkebunan komoditi terbesar adalah sawit yang menyumbangkan sebesar 53,81%, disusul dengan komoditi karet sebesar 33,00%. Jumlah produksi yang disumbangkan oleh komoditi perkebunan tiap tahunnya _mengalami peningkatan, sehingga perlu dilakukan upaya pengembangan yang tepat dan lebih optimal sehingga produksi dan kualitas komoditi unggulan ini bisa tetap meningkat ditahun-tahun yang akan datang. Sedangkan untuk komoditi pertanian lebih cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, Untuk lebih jelasnya mengenai jenis komoditi dan jumlah produksi serta persentasenya masing-masing dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 3.13. Produksi Pertanian Tahun 2006 - 2009 1 z 2 7 : % 7 ac mon] av] om] | aas|aus| oat . 7 = “Saler BS Kattan Tp Tega cn A279 ‘Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL [348 PORIAHA 2011 ‘Tabel 3.14. Produksi Perkebunan Tahun 2006 - 2009 a | Nene z See : E pe a 7 fee Teas] eset | | rae] a] oar] ac en] mse] sin] nese sas Sat ae Ta] eaaiar [tan] —ameoof a 7 z aL sna] ep apm 3 sr au] wr] ee] ew tae on rac aor] aan] oot + yea oat] eat [ane] | ae oa + foe os) an] om] soe ome 04 mia oa] eal om] ean] oo cd ea] a] aes] ea oo = ace ta| amma oy iz ae ea] wwf eof asf eat 7 ae anos] anf asi [0 at i fre ear] war] sai ef aa 2a) 5 feen Tap see [aa] oof aw om 1s for tales] a] po fs aes] Ba] am] [a Seam] | ne] aoa | vaca] soi] waco] Sea |_| ‘irae BS Ronco oa Tel Das gt 2. Peternakan dan Perikanan sektor peternakan di Kabupaten Tapanuli Tengah belum dikembangkan secara maksimal. Populasi ternak yang dominan di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah ayam. Berdasarkan data statistik dapat diketahui bahwa populasi ternak ayam kampung sangat mendominasi, yaitu sebesar 309.081 ekor atau 84,99% terhadap total populasi ternak yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2009, hanya saja presentasenya berfluktuasi dari tahun 2005-2009, dengan demikian pertu ditakukan upaya pengembangan yang lebih optimal sehingga sektor peternakan ini meningkat di tahun-tahun yang akan datang. Jenis dan jumtah populasi ternak tahun 2009 di Kabupaten Tapanuli Tengah dapat dilihat pada Tabel berikut Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL [3.19 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA, ‘Tabel 3.15. Produksi Perkebunan Tahun 2006 - 2009 | 7 ee aka aa ae [Es Team” Saar [a [tase Ye. ates | Oven [Dente + Pweot i aE a | 7 eae apa sat sia] ea] | ao ¢ es aa eo 5 fae i es Pant epee a] ra} 7 fr Bp 8) af eo] ft 7 inar ao oe] a > pin nal mp ces asa sp a>} ele ap ae 1 [ere | EE) CT sot] te Paste Tee Safa Te 8 Te] a] ef = 3a 1 me a safe] asf az 1 font Spay] ets He] ae apm re|h ee_erer | e | or REC ES Sedangkan sektor perikanan yang terdiri dari perikanan air taut dan tawar juga merupakan sektor potensial yang cukup baik untuk dikembangkan di Kabupaten Tapanuli Tengah terutama di kecamatan sepanjang pesisir Pantai Barat, akan tetapi perlu diupayakan pengetolaan yang tepat dan ramah lingkungan sehingga kegiatan ini tidak menimbutkan dampak negatif terhadap lingkungan laut dan mutu air terutama air permukaan bagi budidaya perikanan air tawar (kolam) serta sungai. Arahan lokasi perikanan yang tepat perlu menjadi perhatian penting dalam penataan ruang wilayah Kabupaten. Jumlah nelayan dan petani ikan baik perikanan laut maupun perikanan air tawar di Kabupaten Tapanuli Tengah dapat dilihat pada Tabel berikut. penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provins! Sumatera Utara HAL 1320 1 ‘Semar #95 ahp Tp Tops Ouen G20 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RANPA -PORIAHA | ows Tabel 3.16. Banyaknya Nelayan Budidaya Perikanan Laut dan Darat Di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009 Kecamatan Laut (ton) Darat (ton) Nelayan Tangkap | Budidaya | Perairan | Budidaya | 3) 1 | Pinangson | 00 0,00] 70,20) 75,30 180 2_| ear 4.360,00| _ 250,00[ 71,00] 32,10 3 | siabangun 0,00] 0,00 36,00) 13,50 4 [art 00] 0,00] 30,00 40,20 5 | sua Bangun 0,00 0,00] 0,00 12,00 6 | Pandan a312,00| _36,00[ 15,30] 20,50 7 | taaa 00] 0,00] 36,20 30,00 | sovam 000} 0.00) 0,00| 6,30 9 | Tapian Nout B10] 200,00[ 11,30 | 52,60 10 | statis 0,00 00 670 | 13,40 11 | Ketane 914,90 96,00 | 35,30 [20,00 | 12 | sorkam 737,80 oo} 20,20 [ 9,20 13 | Sorkam Barat 3.750,20| 0,00] 3,10 | 10.80. 14 | Pasariou Tobing 0,00 0.00 | 15,00 [15.00 hs a 73.151,20 ooo 13,10] 7.40 16 | Sosor Gadone 920,80 oo] 27,20 [ 15,10 17 | Anda Dewi 71525,30/ 192,20[ 14,20] 10,80 18 [ taris utara 0,00 aco} 0,00| 8,30 19 | Manduamas 17,30 000 30,00 | 17,10 20 | sirandonure 0,00 0,00 18,30 | 10,50 Tapanuli Tengah _| 20.731,60| 71420 | 463,50 | 420,10 “Sumber : BPS Kabupaten Tapanull Tengah Datam Angka 2010 3. Pertambangan Kategori potensi pertambangan di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu: Mineral Logam, seperti Timah Hitam, Seng dan Perak. ‘Mineral Bukan Logam, seperti Batu Gamping, Batu Pades, Pasir Sedimen dan lain-lain, Pengembangan pertambangan di Kabupaten Tapanuli Tengah perlu mempertimbangkan aspek tingkungan terutama di lokasi yang berdekatan dengan permukiman dan di lokas! hutan lindung. Disamping untuk memperkecil dampak negatif yang ditimbulkan juga untuk memperhitungkan terjadinya alih fungsi lahan sebagai akibat dari kegiatan pertambangan tersebut. Dengan demikian dalam Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten Tapanuli Tengah perlu ditetapkan lokasi-lokasi potensial pertambangan yang dapat dikembangakan pada masa-masa yang akan datang. Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera ttora HAL 1321 LAPOnAM UKL-UPL RUAS JALAN RAPA -PORAHA | 201 G. Perhubungan Angkutan Darat Jalan merupakan prasarana untuk memperlancar kegiatan perekonomian, meningkatkan usaha pembangunan. Peningkatan pembangunan jalan dapat memudahkan mobilitas penduduk dan mempertancar perdagangan antar daerah. Panjang jalan di Kabupaten Tapanuti Tengah pada tahun 2009 adalah 739,68 Km. Terdiri dari jatan baik 259,79 Km, jalan sedang 258,56 Km, jalan rusak 157,72 Km, dan jalan rusak berat 63,64 Km. H. Pekerjaan Utama Responden Jenis pekerjaan dikelompokkan dalam 8 kategori, yaitu (a) PNS/ABRI, (b) Pegawai Swasata, (c) Petani/Peternak, (d) Nelayan, (e) wiraswasta, (f) buruh, (g) Pedagang, (h) Pengemudi, (i) Lain-tain, Kategori jenis pekerjaan yang dimilikt ‘oleh responden cukup bervariasi sehingga rentang mata pencaharian tersebut cukup menggambarkan realitas sosial di wilayah tersebut. Pekerjaan utama responden yang terbesar adalah sebagai wiraswasta sebesar 52%; disusul petant dan peternak (16%); pedagang (12%); PNS/ABRI (8%); nelayan (4%), buruh (4%) dan pengemudi (4%). Secara rinci pekerjaan atau matapencaharian responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini, Hal ini dapat dipabami karena sepanjang rencana peningkatan ras jalan banyak terdapat kawasan pertanian. Responden tain memiliki pekerjaan sebagai pedagang/jasa baik seperti, warung/kios, toko, Penyusunan Dokumen Stud! tingkungan Provins! Sumatero Utara jasa bengkel. Tabel 3.17. Mata Pencaharian Responden Leh er eeoe ah S | PRS/ABRI 0 | Pegawai Swasata 4 70,008 © _| Petani/Peternak 7 5 30,00% a [Netayan T 70,00% @ | Wiraswasta 1 7 70,008 7 | buruh 7 10,008 [ca | Pedagane 0 0,00% | Pengemudi 7 10,00% i_[tainiain 0 od Tamla 70 700,00% HAL | 322 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA. 2011 ! Mata Pencarian Responden sm PNS/ABRI mPegawai Swasata + Petani/Petemnak mNelayan mwireswasta meurch = Pedagane, = Pengernudi | Sumber: Hasil Survai, 2011 1. Pendapatan Responden Ditihat dari tingkat pendapatan, Responden yang memiliki pendapatan/bulan sekitar < Rp. 750.000,- sekitar 10 %, responden dengan pendapatan/bulan Rp. 750.000,-s/d Rp. 1.500.000,- sekitar 80 %, pendapatan Rp. 1.500.000,- s/d Rp. 3.000.000,- sebesar 10 %, Tingkat pendapatan sebagian besar responden masih tergotong rendah yang berimplikasi terhadap masih rendahnya taraf kehidupan masyarakat sekitar. ‘Tabel 3.18. Penghasilan Responden Per Bulan as a "yategor re : ean Hoven > Rp. 3.000.000,- 7Butan ~ o 0,00% Rp, 1.500.000,- 74 Rp. 3.000.000, 7Bulan 7 10,00% Rp. 750.000, 7d Rp. 1.500.000,- /iulan so 80,00% “= Rp. 750.000,- /Bulan 4 10,00% Tain-lain 0 Jumlah ~ 10 100.00 Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provins! Sumatera Utara HAL [323 \APOnAM URL-UPL RUASJALAR RAMA PORIAHA | 2011 Tingkat Pendapatan Responden 1m> Rp. 3.000.000,- feulan Rp. 1.500.000,- 5/8 Rp. 3.000.000,- {Bulan ‘ap. 750,000,- sid Rp. 1.500.000,- fBulan, Rp. 750.000) foulan aatain-iain Sumber: Hasil Survai, 2011 J. Pendidikan Responden Yang dimaksud pendidikan disini adalah pendidikan formal yang pernah diikuti oleh responden. Sebagian besar responden berpendidikan setingkat SMP disusul yang berpendidikan SD, Gambaran rinci tingkat pendidikan responden dapat ditihat pada tabet 3.19. Tabel 3.19, Pendidikan Terakhir Responden No 5 Netesot cate Persentase @_| Tidak Sekolah 0 0.00% | SD/Mi Sederajat 4 | 40,008 © | SLTPIMTS Serjana 5 1 30;00% @_| SLTA/MA Sederajat 1 40,00% | Akademik (D1, D2, D3) | 0 0,00% | 7 | Serjana (51) 0 0, 00% |g | Pasca Sarjana (52, $3) 0 0,00% - Jumlah 10 100.00 ‘Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utera HAL [3:24 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 4 DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI 4.1 KOMPONEN KEGIATAN SEBAGAI SUMBER DAMPAK 4.4.1 Tahap Pra Konstruksi 1. Survei dan Pengukuran Pada tahap pra konstruksi komponen kegiatan yang dilaksanakan adalah survei lapangan yang meliputi survei topografi, survei tanah dan survei hidrotogi. Oleh karena survei topografi, surveil tanah dan survei hidrologi sudah selesai dilakukan, maka tidak ada lagi dampak yang ditimbulkan oleh komponen kegiatan ini 2. Pengadaan Tanah / Pembebasan Lahan Pada tahap ini tidak dilakukan pengadaan tanah/pembebasan lahan, karena pelebaran jalan yang hanya sekitar 1 sampai 2 meter masih berada dalam ruang milik jalan (RUMUA), Sehingga tidak akan terjadi dampak sebagai akibat dari pengadaan tanah/pembebasan lahan. 4.4.2 Tahap Konstrukst 1 Penerimaan Tenaga Kerja Untuk potaksanaan peningkatan jalan ini diperiukan tenaga kerja + 100 orang dengan berbagai kualifkasi keahlian. Tenaga kerja tersebut akan direkrut oleh kontraktor petaksana konstruksi. Komponen kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak posit yaitu kesempatan kerja dan peluang berusaha. Tetapi di sisi lain juga bepotensi menimbulkan dampak nega yaltu Kecemburuan sosial masyarakat. 2 Mobilisasi Alat Berat dan Material Dalam pelaksanacn Peningkatan Ruas jalan Rampa - Poriaha lini diperlukan berbagai peralatan berat (lihat Tabel 2.6) dan material (batu kali, baja tulangan, semen, pasir, batu pecah dan lain - lain). Mobilisasi alat berat dan material menimbulkan dampak kerusakan jalan dan gangguan lalu lintas terutama yang diakibatkan kegiatan pengangkutan material. Selain itu Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provins! Sumatera Utara HAL [44 i LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan yang berdampak turunan terganggunya kesehatan masyarakat berupa gangguan pernafasan, iritasi mata dan gangguan kenyamanan. 3. Pengoperasian Base Camp Base camp yang terdiri dari kantor proyek, bengkel, gudang dan penginapan karyawan akan dibangun di sekitar rencana kegiatan, Pengoperasian base camp berpotensi menimbutkan dampak penurunan kualitas air permukaan, penurunan kualitas air tanah dan penurunan sanitasi lingkungan. 4° Pembersihan Lahan (Land Clearing) Pembersihan lahan dilakukan untuk membersihkan semua vegetasi dan benda- benda lain yang tidak diperlukan pada daerah kerja. Semak dan belukar dibersihkan dengan Bulldozer atau Excavator, sementara untuk pepohonan ditebang dengan menggunakan “chain saw”. Biomasa berikut tanah hasil pembersihan lahan diangkut dengan dump truck, untuk dlanjutnya diangkut ke tempat penimbunan yaitu berupa cekungan-cekungan kering di sekitar. Sementara kayu hasil tebangan pohon diserahkan kepada pemilik pohon atan dimanfaatkan untuk menunjang pekerjaan Konstruksi.. Pembersihan tahan menimbulkan dampak penurunan kualits _udara (meningkatnya debu), Apabila musim hujan akan menimbulkan adanya lumpur pada permukaan jalan yang akan berakibat permukaan jalan menjadi licin. Selanjutnya akan mengakibatkan turunnya keselamatan bagi pengguna jalan. Karena permukaan tanah / lahan terbuka dalam Kondisi kering merupakan potensi sumber debu. 5. Pekerjaan Tanah (Galian dan Timbunan) Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan galian dan timbunan, penyiapan permukaaan jalan, —pekerjaan stabilisasi_ tanh serta_penanganan pembuangannya. Pekerjaan ini dilakukan untuk menyesuaikan garis ketinggian penampang metintang seperti yang ditunjukkan dalam gambar desain. Pekerjaan tanah berpotensi menimbulkan dampak penurunan kualitas udara (meningkatnya debu), peningkatan kebisingan dan penurunan kualitas air permukaan, Penyusunan Dokumen Studi Ungkungan Provinsi Sumatera Utara HAL | 42 44.3 2011 6. Pekerjaan Drainase Pekerjaan drainase bertujyan menyalurkan air pada waktu pelaksanaan konstruksi maupun pasca konstruksi, terutama di musim hujan. Sistem drainase eksisting yang terganggu akibat pekerjaan penimbunan, dibuatkan drainase sementara guna menyalurkan air yang berasal dari jalan apabila turun hujan. Komponen kegiatan pekerjaan drainase berpotensi menimbulkan gangguan aliran air atau timbulnya genangan air. 7. Perkerjaan Perkerasan Jalan Yang termasuk pekerjaan lapis perkerasan adalah perkerasan lentur dan perkerasan kaku. Perkerasan tentur meliputi pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, penggitasan, dan pemadatan agregat dan campuran aspal panas di atas permukaan yang telah distapkan dan telah diterima sesuai perician yang ditunjuk dalam gambar desain. Pekerjaan perkerasan lentur jalan meliputi: 2) Pekerjaan lapis pondasi bawah (Agregat Kelas b). Pekerjaan lapis pondasi atas (Agregat Kelas A dan ATB). Dan c) Pekerjaan lapis permukaan (AC Binder dan AC Wearing). Komponen kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan. ‘Tahap Pasca Konstruksi 1. Pengoperasian Jalan Dengan pengoperasian ruas jalan Rampa - Poriaha setelah ditingkatkan, diharapkan dapat memperbaiki tingkat pelayanan jalan terhadap pengguna jalan. Di sisi lain tingkat pelayanan jalan yang tinggi ini akan menimbulkan dampak negatif yaitu pengguna jalan memacu kendaraannya lebih tinggi yang pada akhimya akan menimbulkan kecelakaan lalu tintas, Selain itu dengan meningkatnya kepadatan kendaraan maka akan terjadi penurunan kvalitas udara arena meningkatnya kadar debu dan gas pencemar di udara serta peningkatan kebisingan. 2. Pemelibaraan Jalan Secara garis besar pemeliharaan jalan diklasifikasikan dalam 2 (dua), yaitu: pemeliharaan rutine dan pemeliharaan berkala. Pemeliharaan jalan berpotensi menimbulkan dampak timbulnya gangguan lalu lintas bagi pengguna jalan. Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL [43 4.2 JENIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP YANG TERJADI 4.2.1. Tahap Pra Konstruksi Tidak ada dampak 4.2.2. Tahap Konstruksi LAPORAN UKLLUPL RUAS JALAN RAMPA -PORIAHA | os A. Komponen FstKiia 1. Penurunan Kualitas Udara Penurunan kualitas udara timbul sebagai akibat dari kegiatan transportasi kendaraan proyek yang berlangsung pada saat mobilisasi bahan material dan alat berat, serta pengoperasian sejumtah peralatan berat pada pelaksanaan konstruksi pada saat pembersihan dan pekerjaan tanah. ‘Adanya transportasi kendaraan pengangkut material selama_pelaksanaan konstruksi secara langsung akan menyebabkan terjadinya peningkatan kandungan debu dan gas buang (Pb, CO, NO; dan $02), Debu dan gas buang tersebut berasal dari pembakaran bahan bakar dari sejumlah kendaraan yang dioperasikan baik di tapak kegiatan-maupun di sepanjang jalur jalan yang dilaluinya. Pembersihan lahan berupa pembersihan semak dan belukar serta penebangan pohon berikut pembersihan biomasa dan perataan lahan akan berdampak penurunan kualitas udara. Dampak ini terjadi akibat dari meningkatnya kadar debu terutama apabila kegiatan ini dilaksanakan. pada _musim kemarau. Berdasarkan data kondisi udara pada rona lingkungan awal, umumnya kondisi udara di wilayah studi masih di bawah nilai ambang batas yang diijinkan maupun yang dikehendaki. Dengan adanya pencemaran debu selama kegiatan pembersihan lahan, maka diperkirakan akan menimbulkan penurunan kualitas udara. Khususnya untuk parameter debu (adanya peningkatan terhadap parameter debu). Perkerasan jalan menggunakan material pondasi agregat klas B dan agregat klas ‘A serta pekerjaan lapis perkerasan dengan asphalt hot mix. Dari aspek fisik kimia, maka perkerasan badan jalan dan lapis perkerasan diperkirakan berdampak penurunan kualitas udara akibat pencemaran debu, Dampak akan terjadi terutama apabila kegiatan ini dilaksanakan pada musim kemarau Penyusunan Dokumen Stud! Lingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL [44 LAFORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 Meningkatnya kadar debu dan gas buang sebagai akibat dari pengoperasian alat berat yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi tersebut Dari uraian seperti tersebut di atas, maka kadar debu di udara dapat diprakirakan akan melebihi nilai ambang batas 230 g/m’ menurut PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara apabila tidak dilakukan pengelolaan. 2. Peningkatan Kebisingan Peningkatan kebisingan terkait dengan bertambahnya arus alu lintas dari mobilisasi peralatan dan material, pembersinan lahan dan pematangan lahan serta perkerasan jalan. Dari pengukuran yang dilakukan pada bulan Oktober 2011, tingkat kebisingan maksimum yang terukur di sekitar lokasi rencana adalah di koordinat N 01° 49° 51,7" E 098" 46" 41,3". Kondisi ini bila dibandingkan dengan baku mutu tingkat kebisingan untuk kawasan perdagangan (NAB untuk kawasan pemukiman = 70 dBA) tingkat kebisingan rona awal ini masih di bawah NAB yang diperkenankan. Pada saat pengangkutan material yang akan menggunakan dump truck diperkirakan akan menimbulkan peningkatan kebisingan, seperti diketahui bahwa satu unit dump truck akan menimbulkan dampak tingkat kebisingan 75 sampai 80 dBA pada jarak 7 sampal 10 m. Begitu juga dengan pengoperasian peralatan berat untuk pelaksanaan proyek akan menambah tingkat kebisingan, 3. Gangguan Aliran Air atau Terjadi Genangan Pekerjaan tanah yang meliputi penggalian dan penimbunan tanah (yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknik) akan mengakibatkan tertutupnya saluran / drainase eksisting sehingga mengakibatkan gangguan aliran air atau terjadinya genangan. Terganggunya aliran air atau terjadinya genangan pada lingkungan proyek dan permukiman penduduk. 4. Pengotoran Jalan ‘Sumber dampak terhadap pengotoran jalan adalah kegiatan pengangkutan material untuk pelaksanaan fisik Peningkatan Ruas jalan Rampa — Poriaha dan pekerjaan tanah (galian dan timbunan). Pengotoran jalan yang terjadi akibat ceceran tanah yang jatuh pada saat pengangkutan dan yang terbawa oleh ban Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL [45 Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara 2011 kendaraan proyek pada saat keluar dari area (ruas jalan) proyek serta pekerjaan tanah. 5, Penurunan Kualitas Air Permukaan Menurunnya kualitas air permukaan terjadi sebagai akibat dari komponen kegiatan pembersihan lahan serta pekerjaan galian dan timbunan, Hal ini terjadi karena tanah yang terkelupas atau tercecer di jalan, apabila turun hujan maka tanah tersebut akan terbawa air larian dan merupakan zat padat tersuspensi (TSS). Setanjutnya air arian dengan kandungan TSS tinggi masuk ke badan air sehingga terjadi peningkatan kandungan TSS. Badan air yang akan mengalami peningkatan TSS adalah Sungai Aek Sinapa. Di sisi lain penurunan kualitas air permukaan terjadi sebagai akibat dari pengoperasian base camp. Pada saat penggantian oli pada peralatan berat, apabila oli bekas dibuang pada sembarangan tempat akan menimbulkan pencemaran air permukaan dengan kandungan minyak dan lemak. Selain itu air limbah domestik dari karyawan juga akan menimbulkan pencemaran air permukaan, 6. Penurunan Kualitas Air Tanah Penurunan kualitas air tanah terjadi sebagai akibat dari pengoperasian base camp. Pada saat penggantian oli pada peralatan berat, apabila oli bekas dibuang pada sembarangan tempat akan menimbulkan pencemaran air tanah. Hal int disebabkan oli bekas pada permukaan tanah akan meresap ke dalam tanah sehingga mencemari air tanah di sekitar base camp. 7. Terjadinya Gangguan Stabilatas Lereng/Longsoran Tebing Jalan Terjadinya gangguan stabilitas tereng berupa longsoran tebing jalan di STA 0+900 - 24000, STA 74000, STA 94200 - 10+200, dan STA 14+200 - 15+200, baik dari rebetah kanan maupun sebelah kiri jalan, yang memiliki topografi bergetombang sampai perbukitan. Penggatian tebing dengan lereng galian yang terjal, akan berakibat lereng tebing yang digati mudah longsor. Selanjutnya longsoran tanah ‘atau massa tanah yang longsor dapat menutupi badan jalan, sehingga jalan terputus. HAL [46 1 ORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 B, Komponen Biologi 1. Penurunan Populasi Flora dan Fauna Darat Pembersihan lahan akan menimbulkan dampak berupa hilangnya jenis-jenis vegetasi yang terdapat di pinggir jalan di antarnya adalah Palem (Palmae sp), Pinang (Palmae sp), Karet (Hevea brazitiensis), Bambu (Bamboosa sp), Pinus (Pinus merkusif) dan Kelapa (Cocos nucifera). Hilangnya tanaman di pinggir jalan yang berfungsi sebagai turus jalan akan berdampak kepada berkurangnya estetika, menurunnya kenyamanan akibat berkurangya fungsi turus jalan sebagai peneduh. Selain itu turus jalan berguna bagi habitat satwa liar seperti burung- burung gereja. 2. Terganggunya kehidupan biota perairan Terganggunya kehidupan biota perairan khususnya ikan (nekton), merupakan danpak turunan dari menurunnya kualitas air permukaan yaitu Sungai Air Manjunto dan Sungai Aek Sinapa. Menurunnya kualitas air permukaan terutama sebagai akibat meningkatnya kadar TSS, selain itu kadar mintak dan temak. C. Komponen Sosekbudkesmas 1° Gangguan Lalu Lintas dan Kerusokan jatan Terganggunya lalu lintas dan kerusakan jalan terjadi sebagai akibat dari beberapa Komponen kegiatan mobilisasi alat berat dan material. Sementara pekerjaan perkerasan jalan serta pekerjaan pemasangan sarana pelengkap dan penunjang hanya menimbulkan gangguan lalu lintas saja. Besaran dampak rusaknya ruas jalan di sekitar adalah panjang dan tebar kerusakan pada ruas jalan yang sebelum ada mobilisasi alat berat dan material tidak terjadi kerusakan ruas jalan. Sementara besaran dampak terganggunya talu tintas adalah tingkat gangguan perjalanan yang dirasakan oleh para pengguna jalan. 2. Peningkatan Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha Timbulnya kesempatan kerja dan peluang berusaha sebagai akibat dari penerimaan tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi peningkatan Jalan. Kontraktor akan menerima tenaga kerja baik dari luar maupun tokasi proyek. Kesempatan kerja dalam arti anggota masyarakat bekerja sebagai karyawan proyek. Peluang berusaha dalam arti memanfaatkan peluang untuk Penyusunon Dokumen Studi tingkungan Provinsi Sumatera Utora HAL [47 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 melakukan usaha yang sifatnya melayani proyek seperti jasa_ transportasi, mensuplai bahan Kebutuhan antara lain bahan makanan, material konstruksi dan barang-barang kebutuhan karyawan proyek. 3. Kecemburuan Sosial Pada umumnya kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan fisik suatu proyek sudah memitiki satu tim yang lengkap dan sudah solid dimana tim ini akan selalu dibawa kemanapun kontraktor mendapatkan pekerjaan. Hal ini dilakukan oleh kontraktor untuk memperoteh hasil pekerjaan yang maksimal mengingat tim sudah berpengalaman dan sudah solid, Namun demikian kondisi ini akan berdampak negatif terhadap masyarakat setempat dengan munculnya kecemburuan sosial dari masyarakat setempat yang merasa tidak dilibatkan dalam proyek yang ada di wilayah sekitar tempat tinggainya. Dampak ini akan timbul apabita dalam kegiatan rekruitmen tenaga kerja untuk pelaksanaan proyek Peningkatan Ruas Jalan Rampa - Poriaha tidak melibatkan warga setempat di sekitar tapak proyek. 4, Gangguan Kesehatan Masyarakat Terganggunya kesehatan masyarakat dengan indikator adanya _keluhan masyarakat berkaitan dengan meningkatnya gangguan pernafasan dan iritasi mata. Merupakan dampak turunan dari meningkatnya kadar debu dan gas polutan di udara, Selain itu terjadinya gangguan kenyamanan akibat meningkatnya kebisingan. 4.2.3. Tahap Pasca Konstruksi A. Komponen Fisik-Kimia 1. Penurunan Kualitas Udara Berdasarkan data rona lingkungan awal, kondisi kualitas udara untuk semua parameter masih berada di bawah baku mutu PP No. 41 tahun 1999. Akan tetapi pada saat pengoperasian Ruas jalan Rampa - Poriaha (setelah selesainya proyek peningkatan) diperkirakan terjadinya peningkatan jumlah kendaraan. Adanya pengoperasian Ruas jalan Rampa - Poriaha (setelah selesainya proyek peningkatan) secara langsung akan menyebabkan terjadinya peningkatan Penyusunan Dokumen Stud! Lingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL [48 TW) UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 kandungan debu dan pembuangan gas buang (Pb, CO, NO; dan S0;) yang berasal dari pembakaran bahan bakar dari sejumlah Kendaraan yang dioperasikan di sepanjang jalur jalan yang dilaluinya, Secara umum pertumbuhan talu lintas di Indonesia berkisar dari 7 - 15% per tahun, untuk memprediksi konsentrasi kualitas udara ambien di sekitar wilayah studi diasumsikan pertumbuhan lalu lintas tertinggi yaitu 15% per tahun. Angka konsentrasi masing-masing parameter bervariasi untuk jarak tertentu, semakin jauh jarak sumber dengan penerima maka semakin kecil konsentrasi udara ambien yang didispersikan oleh udara. Pada pengoperasian Ruas jalan Rampa - Poriaha (setelah selesainya proyek peningkatan), objek yang akan terpapar polutan terutama adalah kawasan pemukiman (masyarakat) yang berada di koridor Ruas jalan Rampa - Poriaha. Jarak pendispersian masing-masing potutan berbeda tergantung pada sumber, besarnya konsentrasi udara ambien, faktor meteorologi dan pengaruh daerah reseptor (penerima), 2. Peningkatan Kebisingan Tingkat kebisingan yang diakibatkan oleh pengoperasian Ruas jalan Rampa - Poriaha (setelah selesainya proyek peningkatan) akan berlangsung selama pengoperasian jalan tersebut dengan tingkat kebisingan bervariasi yang dapat mengakibatkan berbagai gangguan bagi penduduk di sekitar Ruas jalan Rampa - Poriaha baik gangguan tidur, gangguan psikilogis, gangguan produktivitas kerja, proses belajar-mengajar serta gangguan Kesehatan. Pada tahap operasional secara tidak langsung akan terjadi peningkatan lalu lintas kendaraan. Tingkat kebisingan total pada saat kegiatan operasional jalan yang dihasilkan sebesar 70 sampai 80 dBA {pada jarak + 10 m dari sumber dampak). Apabila dibandingkan dengan survey awal yang angka kebisingan 55,1 dBA terlihat terjadi peningkatan kebisingan lebih. Hasil perhitungan di atas merupakan pendekatan karena tergantung juga pada jenis kendaraan yang melalui jalan Ruas jalan Rampa - Poriaha dan faktor lain yang mempengaruhi pemaparan kebisingan di antaranya yaitu intensitas, frekuensi, waktu pemaparan dan adanya bising latar belakang serta kondisi meteorologi dan juga peruntukan kawasan. Penyusunan Dokumen Stud! Lingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL 149 Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara 2011 Komponen Sosekbudkesmas 1. Gangguan Keselamatan dan Rawan Kecelakaan Dengan telah selesainya proyek Ruas jalan Rampa - Poriaha dan dioperasikan untuk melayani pengguna jaian dengan kondisi jalan yang telah ditingkatkan. Hal ini kadang memacu pengguna jalan atau pengemudi kendaraan menambah kecepatan kendaraannya tanpa memperhitungkan lingkungan di sekitarnya, yang pada akhimya akan mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Dampak gangguan keselamatan dan rawan kecelakaan terutama terjadi pada lokasi-lokasi yang sensitive (sensitive area) seperti: kawasan sekolah, kawasan pemukiman, fasilitas ibadah dan fasilitas perdagangan (pasar) dimana pada kawasan inf akan pada waktu-waktu tertentu banyak penyeberang jalan. 2. Gangguan Lalu Lintas Terganggunya lalu lintas bagi pengguna jalan terjadi sebagai akibat dari pemetinaraan jalan. Ketika dilakukan pemeliharaan jalan maka terjadi penyempitan ruas jalan yang berkibat tergangunya lalu lintas. Sehingga terjadi antrian panjang bagi kendaraan yang melewati. 3. Gangguan Kesehatan Masyarakat Terganggunya kesehatan masyarakat merupakan dampak turunan berkaitan dengan meningkatnya gangguan pernafasan dan fritasi mata akibat meningkatnya debu dan gas pencemar di udara. Selain itu gangguan kenyamanan akibat meningkatnya kebisingan. 4. Menurunnya Sanitasi Lingkungan ‘Menurunnya sanitast lingkungan terjadi sebagai akibat kegiatan base camp berupa Kantor proyek dan penginapan karyawan, Kantor proyek hanya menghasilkan sampah kering saja berupa potongan kertas dan plastik yang tidak membahayakan. Sementara penginapan karyawan selain menimbulkan sampah kering berupa potongan kertas dan plastik juga timbul sampah basah berupa sisa makanan dan sisa bahan makanan, Sampah basah kalau tidak dikelola dengan benar akan menjadi sarang vektor penyakit seperti nyamuk, lalat, kecoa dan tikus. Vektor penyakit tersebut dapat menyebar luaskan berbagai jenis penyakit ke masyarakat sekitar. HAL [410 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA, 2011 4.3 UKURAN YANG MENYATAKAN BESARNYA DAMPAK 4.3.1, Tahap Pra Konstruksi Tidak ada dampak 4.3.2, Tahap Konstruksi ‘A. Komponen Fisik-Kimia 4, Menurunnya kualitas udara Berdasarkan data rona awal hasil pengukuran di tapangan, kadar debu di lokasi pengukuran masih di bawah nilai ambang batas yang ditetapkan, nilai tersebut adalah 6,70 pg/m?. Kadar debu ini tergolong sangat rendah, diperkirakan pada saat adanya proyek akan mengalami sedikit Kenaikan kadar debu di lokasi proyek. Dampak tergolong sebagai dampak negatif, yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan bagi masyarakat yang bermukim di sekitar dan pekerja proyek. Tolok ukur dampak adalah PP No. 41 Tahun 1999, untuk debu yaitu 230 pe/m?. 2. Meningkatnya Kebisingan Tingkat Kebisingan di lokasi pemukiman diprakirakan akan melebihi 55 dBA, sedangkan di lokasi kegiatan diprakirakan akan melebihi 70 dBA. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kebisingan di lokasi pemukiman yang terdapat di sekitar jalan, angka kebisingan 55,1 dBA, tingkat kebisingan ini belum melewati nilai ambang batas 70 dBA (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48/MNLH/11/1996). Kondisi ini diprakirakan akan semakin meningkat dengan beroperasinya alat- alat berat pada saat pelaksanaan konstruksi nanti. Tergotong sebagai dampak negatif, yang berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan (gangguan Kebisingan) pada penduduk yang bermukim di sekitar rencana kegiatan Peningkatan Ruas Jalan Rampa - Poriaha, Sebagai Tolok ukur untuk kawasan permukiman digunakan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48/MNLH/11/1996 (NAB = 55 dB) Sedangkan untuk lingkungan kerja berdasarkan Kep.Wen. Kes. No. 261/Menkes/SK/1I/1998 (NAB adalah 85 dB). Penyusunan Dokumen Studi ingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL | 411 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 3. Terganggunya aliran air/timbulnya genangan air Gangguan aliran air atau terjadinya genangan di daerah sekitar proyek karena tertutupnya ( 20 %) beberapa saluran samping jalan eksisting, hal ini akan merupakan dampak besar terutama pada musim hujan. Terganggunya aliran permukaan merupakan dampak negatif, dengan Tolok ukur terjadinya genangan pada di lokasi proyek dan pemukiman penduduk. 4. Pengotoran Jalan Besaran dampak pengotoran jalan terhadap keberadaan opersional jalan ceksisting adalah besar Karena Peningkatan Ruas jalan Rampa - Poriaha merupakan jalan nasional dengan volume lalu lintas yang cukup tinggi. Pengotoran jalan merupakan dampak negatif yang apabila tidak dikelota akan menimbutkan dampak turunan yang lain seperti kerusakan permukaan jalan dan ‘gangguan Lalu tintas. Tolok ukur dampak adalah tingkat pengotoran jalan, 5. Menurunnya kualitas air permukaan Besaran dampak menurunnya Kualitas air permukaan sebagai akibat masuknya air larian yang membawa tumpur (TSS). Hal ini terjadi sebagai akibat terbukanya tanah dan ceceran tanah di jalan yang hanyut terbawa air larian. Kandungan TSS di badan air akan meningkat tajam sampai diatas 50 mg/titer. Di sisi lain besaran dampak menurunnya kualitas air permukaan sebagai akibat timbulnya limbah cair domestik dari karyawan sebanyak 4 m?/hari dan oli bekas dari perawatan mesin alat-alat berat sebanyak 150 titer pe bulan. Parameter ‘yang akan mengalami pengingkatan adalah BOD, COD, TSS, detergent, amonia, minyak dan lemak serta koliform. 6. Menurunnya kualitas air tanah Besaran dampak menurunnya kualitas air tanah sebagai akibat timbulnya timbah cair domestik dari Karyawan sebanyak 4 m3/hari dan oli bekas dari perawatan mesin alat-alat berat sebanyak 150 titer per bulan, Parameter yang akan mengalami pengingkatan adalah TDS, detergent, amonia, minyak dan lemak serta. koliform. Tolok ukur yang digunakan adalah Pemenkes Nomor: 416/MenKes/Per/IX/1990. Penyusunan Dokumen Studi Liagkungan Provinsi Sumatera Utara HAL | 412 Penyusunen Dokumen Studi ingkungan Provinsi Sumatera Utara 2011 7. Timbulnya Gangguan Kestabilan Lereng/Longsoran Tebing Jalan Besaran dampak timbulnya gangguan kestabilan lereng atau longsoran tebing sebagai akibat dari penggatian tebing jalan dapat dikatakan besar. Salah satu dari longsoran, dapat diasumsikan bahwa lebar bagian tebing yang longsor dapat mencapai sekitar 50 meter, dengan ketinggian sekitar 30 meter dan ketebalan bagian yang longsor dapat mencapai 10 hingga 15 meter. Sehingga dapat diperkirakan volume massa tanah yang longsor sebesar 11.250 m>. Longsoran tebing jalan akan menjadi lebih efektif, karena dari peta geologi Lembar Sibolga yang didukung dengan pengamatan lapangan, menunjukkan di ruas jalan Rampa - Poriahal termasuk terdapat banyak sesar dengan arah bidang sesar barat taut - tenggara. Selain itu merupakan wilayah dengan curah hujan dan hari hujan tinggi (lihat Tabel 3.1.). Dari Peta Rawan Gempa dan Peta Seismisitas (lihat lampiran), ruas jalan Rampa - Poriaha termasuk wilayah gempa dengan intensitas tinggi, sehingga pertu diwaspadai apabila gempa yang terjadi dapat melongsorkan tebing jalan. Sehingga ruas jalan Rampa - Poriaha termasuk datam wilayah rawan bencana. 8, Komponen Biologi 1. Penurunan Populasi Flora dan Fauna Darat Besaran dampak menurunnya populasi flora dan fauna yaitu menurunnya jumlah dan jenis flora darat maupun fauna darat, Dibandingkan dengan rona lingkungan awal, populasi flora dan fauna darat akan sedikit mengalami penurunan akibat pembersihan lahan untuk pelebaran jatan. Dampak yang akan terjadi bersifat permanen sehingga perlu pengelolaan. 2. Terganggunya Kehidupan Biota Perairan Besaran dampak terganggunya kehidupan biota perairan yaitu_menurunnya populasi biota perairan terutama ikan. Mengingat bahwa jenis ikan yang terdapat sungai atau kati di sepanjang ruas jalan Rampa - Poriaha ini cukup beragam. Dampak selanjutnya adalah menurunnya hasil tangkapan ikan yang berpengaruh terhadap pendapatan penduduk. HAL | 413 Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara 7AN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2014 C. Komponen Sosekbudkesmas 1. Gangguan Lalu Lintas dan Rusaknya Jalan Besaran dampak dinilai besar mengingat volume talu lintas eksisting pada Peningkatan Ruas jalan Rampa - Poriaha adalah cukup tinggi (5.340 kendaran/hari), dari data ini menunjukkan volume lalu lintas sangat tinggi sehingga dengan adanya sedikit hambatan akan mengkibatkan kemacetan yang ccukup panjang ( > 500m). Sifat dampak meskipun hanya pada tahap konstruksi namun untuk lalu lintas yang sangat tinggi akan sangat merugikan pegguna jalan. Sedangkan tolok ukur dampak adalah panjangnya antrian kendaran sebelum memasuki area kegiatan dan adanya komplain dari pengguna jalan. 2. Peningkatan Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha Besaran dampak timbulnya kesempatan kerja dan peluang berusaha yaitu besar towongan pekerjaan yang dapat diisi oleh tenaga kerja setempat dan besar peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh usahawan setempat. 3. Timbulnya Kecemburuan Sosial Besaran dampak timbulnya kecemburuan sosial adalah jumlah anggota masyarakat setempat yang ingin bekerja pada proyek ini namun tidak dapat memanfaatkan kesempatan kerja yang ada. 4. Gangguan Kesehatan Masyarakat Besaran dampak timbulnya gangguan kesehatan masyarakat adalah jumlah anggota masyarakat setempat yang mengeluh Karena menderita gangguan pernafasan, iritasi mata dan gangguan kenyamanan. 5. Penurunan Sanitasi Lingkungan Besaran dampak penurunan sanitasi tingkungan adalah jumlah sampah domestik non B3 dari kegiatan kantor proyek berupa potongan Kertas dan plastik sebesar 0,25 m®/hari, Sementara dari penginapan karyawan berupa potongan kertas, palstik, daun, sisa makanan dan sisa bahan makanan yang sudah tidak dapat digunakan berdasarkan jumlah penghunt penginapan adalah sebesar +3 m?/hari. HAL [414 2011 4,3,3. Tahap Pasca Konstruksi A. Komponen Fisik-Kimia 1. Penurunan kualitas udara Penurunan kualitas udara, yakni meningkatnya kadar polutant seperti CO, Pb, NOp, SO; dan debu di udara. Kadar debu serta CO, Pb, NO; dan SO, diperkirakan akan meningkat dan melebihi baku mutu yang diijinkan (PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara). Sebagai_perbandingan _hasil | pengukuran di ruas jalan Rampa - Poriaha pada bulan Oktober 2011 adalah sebagai berikt a. Sulfur Dioksida (502) 101 g/Nm? b. Nitrogen Dioksida (NO2) 10,2 wg/Nm3 cc. Debu (PM (10), 6,70 ng/Nm3, Penurunan kualitas udara merupakan dampak negatif, dengan tolok ukur dampak baku mutu berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999. 2. Peningkatan kebisingan Suara / bunyi bising yang berasal dari lalu lintas kendaraan bermotor yang terdapat di sekitar jalan Rampa - Poriaha, yang dipengaruhi oleh semakin dekatnya jarak sumber bising dengan penerima kebisingan. Tingkat kebisingan di areal pemukiman saat ini belum melebihi ambang batas 55,1 dBA bila menggunakan peruntukan kawasan pemukiman. Sebagai perbandingan hasil pengukuran tingkat kebisingan di jalan Rampa - Poriaha yang dilakukan pada bulanyang merupakan kawasan perdagangan dengan nilai NAB sebesar 70 dBA. Peningkatan kebisingan merupakan dampak negatif, dengan tolok ukur dampak berdasarkan baku mutu sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48/MNLH/11/1996 NAB untuk kawasan permukiman dan fasilitas pendidikan adalah 55 dBA. Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumotera Utara HAL [415 Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara PORIAHA 2011 B. Komponen Sosekbudkesmas 1. Gangguan Keselamatan dan Rawan Kecelakaan Lalu Lintas Sumber dampak ini adalah pengguna jalan yang memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi, hal ini dapat terjadi karena pengguna jalan merasa tingkat pelayanan jalan sudah tinggi. Jenis dampak adalah kerawanan kecelakaan terutama pada lokasi-tokasi tertentu, seperti: pemukiman yang padat, fasilitas sekolah/ibadah. Besaran dampak dapat digolongkan kecil tetapi karena menyangkut masalah keselamatan manusia maka dampak harus dikelola. 2. Gangguan Lalu Lintas Besaran dampak terganggunya lalu tintas adalah tingkat gangguan perjalanan yang dirasakan oleh para pengguna jalan sebagai akibat pemetiharaan jalan. 3. Gangguan Kesehatan Masyarakat Besaran dampak terganggunya Kesehatan masyarakat adalah jumlah keluhan masyarakat berkaitan dengan meningkatnya gangguan pernafasan dan iritasi mata akibat meningkatnya debu di udara, gangguan kenyamanan akibat meningkatnya kebisingan. 4.4 RINGKASAN DAMPAK Ringkasan dampak yang akan terjadi dalam bentuk tabulasi disajikan pada Tabel 4.4, berikut ini: HAL [445 wel avi ‘v04n asetuns jsunosg UabunyBun ons uatunyog uoUnsnu2g Tmertaed eae ° 4 p 2 a pore f | SunsBue|yeduep weduoyl_ e epn seven ueunved 2 area wep es89 Fe BeSHGOM | Z sons rrenenngquen soma, ue] Yedurep ueyednioy ‘ayesrng Guened uep SunsGue| yecwep uerecreHe slsy medueesy efunqul, 8 hoy teu wrung || ‘ome deel | nq@30) apt seni ueyy6uved eunovar Bumnpuaw ep wetoeu Gunsbve} yedwiep uevedruoyy | nlm eseouemenip Buekyeyesetsew ejo8Bue 9, oot | yusod — jedesved —ekunquiy | (Bojupy uep Yeuey‘yeiBody jong synuyeuoy wig deyes | | uesue i919, edu vesesog yeaureg ser sjedweg soquing on spefie1 uexy Sue, ueBunySuly yedweg UeseyBury yLIeW “Vp reqe. soz, ‘VHVINOd - Va NYTVF Sv TdA-THN NYYOdYT arp| vi ‘bump asayouins jsuynoig uobunybuy spnas uauinyog uounsnhuag Buslunved vep deréuejed ‘seiuy mpl ven6ueg | evens veBvesewed —ueebsyed | 9 BunsSuve yedusep ueveday | yay ueyeseup Suek UELPE een sp sejeny veurunued ep veBsgey ueerBued sejeny veurunved (ep veuruny xeduep ueyednioyy p Bune6ve yedwep ueyeday > Suns6ve| yedwep ueyedrueyy 4200 Bunsiuo yeduep veyed Bnaep Rpex UeABUed anf vesope! anfete| § ye veBuew06 nae | venttuo6 epe yepn escueip used veynyemp (qe vebaeve6 efynqun) funsbuey eduep ueyednioy | wjeoae Guek ye uebueveé ueuetenoy vep very | xe vee venéQue6 ehunqui, sseuen vestores || SunsSuejyedwep veyedruoyy 9 veexnued ye seyeny ueurunuad uenediey uedsubued ep BurpnS seey veeiedoBueg | ¢ ste sewer veurunung “e ‘yedulag uexesag yedwieg suey © Sedineg saquing ON nm | hoz, VHYRIOd - VaWYY NYTVF SY Tdn—DIN NYHOAVT orb} av aueyn o2youns 'suino1g UobuNyBUNT Ips wawsnyoq woURsMAU2g pel eu unsbve yedwep veyedrayy | yoyo ueyesenp Guek ueveretiod ue im, equ ney ven6Sueg vebusqgey urebuued wreetsew up exepn seypany ueurunued | —" | | | | veyeesaq uensSueg -p ° . 2 teahaaupinecon +| “wusmerenpawemvenines»| — semttusmd 2 wetted | Uenedo) easy coma deyes | | ueBuee9y, yeduieg ueeseg yedured sjuar rede soquns on i LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA, 2011 4.5 DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA Selain dikaji dampak yang terjadi akibat kegiatan peningkatan Ruas Jatan Rampa - Poriaha terhadap lingkungan hidup sebagaimana tertuang dalam butir 4.1 sampai butir 4.4. tersebut di depan, maka dikaji pula dampak tingkungan hidup di sekitar terhadap Ruas Jalan Rampa - Poriaha sebagai berikut: 1, Dampak Genangan Air Terhadap Ruas Jalan Dampak genangan air berpotensi terjadi di Sta 17+700 - 17+800, karena kondist jalan yang menyerupai cekungan dan tidak berfungsinya saluran drainase di sta inj, menyebabkan setiap hujan turun akan menimbulkan genangan. 2. Dampak Potensi Longsoran Tebing Jalan Terhadap Ruas Jalan Sepanjang ruas jalan Rampa - Poriaha terdapat potensi longsor di STA 0+900- 2+000 sebelah kanan jalan, STA 7+000 sebelah Kiri jalan, STA 9+200 - 10200 sebelah kanan jalan, dan STA 14+200 - 15+200 sebelah kiri jalan. Tempat yang berpotensi tongsor belum dilakukan penanganan, selain itu drainase eksiting yang kurang terawat dan ditumbuhi gulma. Penyusunan Dokumen Studi Lingkungon Provinsi Sumatera Utora HAL | 420 BAB 5 PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 5 PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 5.1. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 5.1.1. Tahap Pra Konstruksi Pada tahap pra konstruksi untuk Peningkatan Ruas Jalan Rampa - Poriaha, ada pengadaan lahan yang mencakup 5 kelurahan/desa yaitu Desa Rampa, Desa Mardame, Kelurahan Tapian Nauli Il, Desa Tapian Nauli Ill, dan Desa Tapian Nauli IV, lahan penduduk sudah dibebaskan untuk pembangunan jalan ini, penduduk menginginkan ganti rugi, walaupun ada Surat Pernyataan yang ditandatangani oleh masing-masing Kepala Desa dan Lurah (linat terlampir). Oleh karena itu perlu dilakukan pengelotaan tingkungan hidup. Secara terinci pengelolaan lingkungan hidup sebagai berikut: a, Sumber Dampak Pengadaan lahan untuk Peningkatan Ruas Jatan Rampa - Poriaha. b. Tolok Ukur Dampak 4) Keresahan penduduk pemitik lahan yang tanahnya digunakan untuk peningkatan jalan 2) Nilai ganti rugi yang diinginkan masyarakat c. Tujuan Pengetolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk menghindari terjadinya keresahan masyarakat sebagai akibat kegiatan pengadaan lahan untuk Pemingkatan Ruas Jalan Rampa - Poriaha. d. Upaya Pengelolaan Lingkungan 4). Mengadakan musyawarah antara pemerintah dengan masyarakat pemilik tanah yang lahannya terpakai untuk pembangunan jalan ini; 2). Membentuk Panitia Pengadaan Tanah (P2T) kalau belum ada di tingkat Kabupaten Tapanuli Tengah untuk melaksanakan pembebasan lahan HAL [St operemea LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA. 2011 tersebut, walaupun lahannya sudah digunakan, namun karena masyarakat, menginginkan ganti rugi, maka dipertukan P2T. e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilakukan di sepanjang ruas Jalan Rampa - Poriaha f. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilaksanakan pada sebelum dilanjutkan sebelum pekerjaan konstruksi fisik (pengaspatan jalan) dimulai. g. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1) Pelaksana : Balai Pelaksana Perencanaan Jalan dan Jembatan, Satuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional |, Bidang Perencanaan 2) Pengawas : Balai Pelaksana Perencanaan Jalan dan Jembatan, Satuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional |, Bidang Pengawasan 3) Penerima Laporan : Ka BBNJ J, Dit Jend Bina Marga, Kadis PU Tap.Teng, Bapedalda Tap.Teng,Dinas PU ‘Sumut, Bapedalda Sumut. 5.1.2. Tahap Konstruksi ‘A. Komponen Fisik-Kimia 5. Menurunnya Kualitas Udara 2. Sumber Dampak 1). Mobilisasi alat berat dan material 2). Pembersihan lahan 3). Pekerjaan tanah (gali dan timbun) 4). Pekerjaan perkerasan jalan Penyusunan Dokumen Stud! Lingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL 152 N UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 b. Tolok Ukur Dampak Totok ukur dampak menurunya kualitas udara adalah nilai ambang batas dari parameter kualitas udara ambient yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 (lihat Tabel 5. .). Tabel 5.1 Baku Mutu Kuatitas Udara Ambient No Parameter Satuan Baku Mutu *) 1 | Sulfur Dioksida (50,) pg/Nm? 900 2 | Nitrogen Dioksida (NO2) yg/Nm? 400 3 | Karbon Monooksida (CO) pg/Nm? 30.000 4 Timbat (Pb)| g/m? 2 ma TSP (Debu) g/t? 230 | Sumber : PP 41 Tahun 1999. cc. Tujuan Pengelotaan Lingkungan Hiduy Tujuan pengelolaan tingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif menurunnya Kualitas udara yang terjadi karena meningkatnya kadar debu dan gas pencemar. dd. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup 4) Dalam mengangkut material curah dari sumbernya (penggatian tebing) ke lokasi penimbunan, kendaraan pengangkut material dilengkapi dengan penutup dari terpal. 2) Pembatasan volume material agar tidak melebihi kapasitas kendaraan pengangkutnya, 3) Memasang rambu/peringatan agar kendaraan pengangkut material mengurangi kecepatan apabita memasuci lokasi proyek. 4) Memberikan peringatan dan sanksi kepada sopir kendaraan pengangkut material jika terbukti melanggar ketentuan rambu lalulintas maupun batas kecepatan. Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provias! Sumatera Utara HAL [53 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 5) Melakukan penyiraman secara berkala lahan tempat Kegiatan untuk ‘mengurangi kadar debu di udara (terutama di musim kemarau). 6) Kendaraan proyek yang akan keluar areal proyek, ban kendaraan terlebih dulu dicuci (disemprot air) untuk membersihkan dari kotoran (tanah ‘/umpur) sehingga tidak terbawa ke luar areal proyek (jalan eksisting). 7) Apabila masih terjadi ceceran pada jalan eksisting segera dibersihkan, 8) Apabila terjadi kerusakan permukaan jalan segera diperbaiki. 9) Peralatan dan kendaraan pengangkut material. yang digunakan dalam kondisi faik jalan, untuk mengurangi pencemaran dan emisi gas buang. 10) Metengkapi. pekerja lapangan dengan masker dan peralatan keselamatan kerja (safety helm, dll). e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengelotaan lingkungan hidup dilaksanakan di area tapak proyek terutama yang berdekatan dengan permukiman, perdagangan, tempat ibadah, dan bangunan sekolah. f. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan secara kontinyu selama komponen kegiatan mobilisasi alat-alat berat dan material, pembersihan tahan, pekerjaan tanah atau gali timbun serta pekerjaan perkerasan jalan sebagai sumber dampak tengah berlangsung. g. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 41) Pelaksana : Kontraktor/Sub Kontraktor 2) Pengawas : Balai Pelaksana Perencanaan Jalan dan Jembatan, Satuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional 1, Bidang Perencanaan 3) Penetima Laporan : Ka BBNJ |, Dit Jend Bina Marga, Kadis PU Tap.Teng, Bapedalda Tap.Teng, Dinas PU ‘Sumut, Bapedalda Sumut. Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utera HAL [54 Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provins! Sumatero Utara F LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA, 2011 6. Meningkatnya Kebisingan a, Sumber Dampak 1). Mobilisasi alat berat dan material 2). Pembersihan lahan 3). Pekerjaan tanah (gati dan timbun) 4). Pekerjaan perkerasan jalan b. Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak dampak tingkat kebisingan adalah baku mutu tingkat kebisingan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MenLH /11/1996 (Tabel 5.2.). Tabel 5.2 Baku Mutu Tingkat Kebisingan No Peruntukan Satuan | Baku Mutu *) [1 | pemerintahan den Faslitas Umum dBA 60 2 | Perkantoran dan Perdagangan dBA 65 3 | Perumahan dan Pemukiman BA 55 4 | Perdagangan dan Jasa BA 70 5 | Ruang terbuka Hijau BA 50 |_6 | Rekreasi BA 70 7 | industri BA 70 Sumber : Kepmen Li No.: Kep-48/MenLH/ 11/1996. cc. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelotaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimatisasi dan mengendalikan dampak negatif meningkatnya kebisingan yang terjadi akibat kegiatan pengangkutan material dan pengoperasian alat berat dalam pelaksanaan fisik Peningkatan Ruas Jalan Rampa - Poriaha. HAL {55 2011 d. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup 1) Dalam pengaturan / menyusun jam Kerja perlu berkoordinasi dengan masyarakat setempat melalui tokoh - tokoh masyarakat atau desa guna mengurangi gangguan kebisingan di saat masyarakat sedang beristirahat. 2). Menggunakan kendaraan proyek dalam kondisi baik (tidak menimbutkan kebisingan). 3). Pekerja proyek diwajibkan menggunakan pelindung telinga (ear plug) dan peralatan keselamatan kerja (safety helm, sepatu boot, dll). e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup_ Lokasi pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan di area tapak proyek terutama yang berdekatan dengan permukiman, perdagangan, tempat ibadah dan bangunan sekolah. f. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan tingkungan hidup dilakukan secara_kontinyu selama komponen kegiatan mobilisasi alat-alat berat dan material, pembersihan lahan, pekerjaan tanah atau gali timbun serta pekerjaan perkerasan jalan sebagai sumber dampak tengah berlangsung. g. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidur 41) Pelaksana + Kontraktor/Sub Kontraktor 2) Pengawas : Balai Pelaksana Perencanaan Jalan dan Jembatan, Satuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional |, Bidang Perencanaan 3) Penerima Laporan : Ka BBNJ |, Dit Jend Bina Marga, Kadis PU Tap.Teng, Bapedalda Tap.Teng, Dinas PU ‘Sumut, Bapedalda Sumut, 3. Terganggunya Aliran Air Atau Terjadi Genangan a. Sumber Dampak Sebagai_ sumber dampak adalan pekerjaan drainase yang mengakibatkan tertutupnya saluran / drainase eksisting. Penyusunan Dokumen Stud Lingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL 156 2011 aR Tolok Ukur Dampak Luas dan kedalaman genangan air yang tidak diinginkan berada di sekitar tapak proyek selama kegiatan konstruksi berlangsung, yang sebelum dilakukan pekerjaan drainase tidak ada gangguan atau genangan air. cc. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelotaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, merninimisasi dan mengendalikan dampak negatif terganggunya aliran air atau terjadinya genangan air akibat pekerjaan drainase baru. d. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup, 1). Menyiapkan saluran drainase sementara, agar air permukaan di sekitar lokasi kegiatan dapat tetap mengalir ke saluran yang masih dapat berfungsi. 2). Memastikan saluran drainase tidak tersumbat (buntu), terutama pada jam istirahat (sore) sehingga jika pada malam hari turun hujan tidak terjadi genangan air di badan jalan atau daerah sekitar proyek. 3), Melaksanakan kegiatan konstruksi di musim kemarau. . Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup_ Lokasi pengelotaan lingkungan hidup dilakukan pada lokasi proyek yang terdapat saluran drainase samping eksisting. f. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidus Pengelolaan dilakukan pada tahap konstruksi, selama pembuatan saluran drainase yang permanen telah selesai dibuat. . Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 4) Pelaksana : Kontraktor/Sub Kontraktor 2) Pengawas : Balai Pelaksana Pereu:canaan Jalan dan Jembatan, Satuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional |, Bidang Perencanaan 3) Penerima Laporan : Ka BBNJ |, Dit Jend Bina Marga, Kadis PU Tap.Teng, Bapedaida Tap.Teng, Dinas PU ‘Sumut, Bapedalda Sumut. Penyusunan Dokumen Stud Ungkungan Provins| Sumatera Utara HAL 157 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA, 2011 4. Pengotoran Jalan a, Sumber Dampak ‘Sumber dampak terhadap pengotoran jalan adalah pengangkutan material dan kendaraan proyek yang keluar-masuk area proyck. b. Tolok Ukur Dampak Tolok Ukur Dampak adalah tidak terjadi pengotoran terhadap jalan eksisting sehingga tidak menimbulkan kerusakan permukaan jalan dan gangguan talu lintas. cc. Tujuan Pengetolaan lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan dampak pengotoran jalan adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif pengotoran jalan yang terjadi akibat kegiatan pengangkutan material untuk petaksanaan fisik Peningkatan Ruas Jalan Rampa - Poriaha. d. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup 1) Penutupan bak pengangkut material dengan menggunakan terpal/plastik. 2) Pembatasan volume material (tidak melebihi kapasitas kendaraan). 3) Kendaraan proyek yang akan keluar areal proyek, ban kendaraan harus dicuci (disemprot air) untuk membersihkan dari kotoran (tanah /tumpur) sehingga tidak terbawa ke lwar areal proyek (jalan eksisting). 4) Apabila masih terjadi ceceran pada jalan eksisting segera dibersihkan. 5) Apabila terjadi kerusakan permukaan jalan segera diperbaiki. e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan dilakukan di jalan eksisting yang menjadi jalur pengangkutan material. f. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelotaan dilakukan selama kegiatan sebagai sumber dampak berlangsung. Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Proviesi Sumatera Utara HAL [58 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA. 2011 8. Institusi Pengelotaan Lingkungan Hidup 1) Pelaksana + Kontraktor/Sub Kontraktor 2) Pengawas Balai Pelaksana Perencanaan Jalan dan Jembatan, Satuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional |, Bidang Perencanaan 3) Penerima Laporan : Ka BBNJ I, Dit Jend Bina Marga, Kadis PU Tap.Teng, Bapedalda Tap.Teng, Dinas PU ‘Sumut, Bapedalda Sumut. 5. Menurunnya Kualitas Air Permukaan a, Sumber Dampak Sebagai sumber dampak adalah pengoperasian base camp (kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan), pembersihan lahan dan pekerjaan tanah (gali dan timbun). b. Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak dampak kuatitas air permukaan adalah PP 82 Tahun 2001, kualitas air permukaan kelas | (Iihat Tabel 5.3.) Tabel 5.3 Baku Mutu Kualitas Air Permukaan Untuk Parameter Kunci Kelas It Wo: Parameter. Satuan Baku Mutu ‘A_| FISICA T | Zat padat tertarut mgt 1.000 2 | Zat padat tersuspenst mg/L 50 B_ [INIA T [pH = 6 7 [Amonia bebas (Fi;-N) a7 O5 3 [ Oksigen terlarut (00) mg/L 6 | Minyak Cemak mg/L 7 "7S | Surfaktan anion (BAS) Tet] Oz & | BOD; mgt z | 7 cop mat 10 T_| MIKROBIOLOGI | Fecal coliform NPR7TCOMT 100 Z| Total coliform ‘MPN7 COMI 71000 ‘Sumber. PP 62, Tahun 2007 Penyusunen Ookumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utero HAL 159 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 ¢. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidu Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimalisasi dan mengendalikan dampak negatif menurunnya kualitas air permukaan yang terjadi akibat pengoperasian base camp (kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan), pembersihan lahan dan pekerjaan tanah. d. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup 1) Menyediakan tempat mandi, cuci dan kakus (MCK) yang memenuhi persyaratan Kesehatan. Urin dan tinja dimasukkan ke Kloset yang diteruskan ke tangki septik (septic tank) yang memenuhi persyaratan kesehatan (Gambar 5.1.). Tangki septik yang dibangun terdiri dari 2 (dua) buah bak yaitu bak pengendapan dan bak peresapan. Bak pengendapan berfungsi untuk mengendapkan padatan yang berasal dari toilet, lumpur atau padatan yang mengendap secara periodik 3 bulan sekali disedot dengan mobil tinja. Bak perespan berfungsi untuk menjernihkan cairan yang berasal dari bak pengendapan, setelah jernih selanjutnya dialirkan ke badan air. 2) Oli bekas yang timbut dari perawatan mesin-mesin alat berat termasuk genset ditampung dalam drum khusus, disimpan sementara dan secara periodik 1 bulan sekali diserahkan kepada pengusaha pengolah olf bekas yang mempunyai izin (Gambar 5.2). 3) Pada bengkel tempat penggantian oli mesin alat-alat berat dilengkapi dengan bak perangkap minyak.-Lantai tempat penggantian oli terbuat dari bahan semen kedap air, di bagafan tepi, dibuat parit untuk mengalirkan cairan ke bak perangkap minyak yang dibangun dekat tempat tersebut. Oli yang tercecer di lantai disemprot air sehingga air yang mengandung minyak masuk ke bak perangkap. Di bak perangkap tetjadi pemisahan antara minyak dengan air, minyak yang berada di atas disedot dan dimasukkan ke dalam drum sebagaimana oti bekas (Gambar 53). Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provins! Sumatera Utora HAL [540 2011 Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL [S41 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 Gambar 5.2. Contoh Penyimpanan Oli Bekas Penyimpanan oll bekas yang benar HAL {522 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 Gambar 5.3. Diagram Perangkap Minyak BAK PERANGKAP MINYAK. TAMPAK ATAS. Penyusunon Dokumen Stud Uingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL 1543 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 4) Pembersihan lahan dilakukan pada saat tidak turun hujan, biomasa dan tanah yang diperoleh dari pembersihan lahan segera diangkut ke penimbunan yang ditentukan. 5) Pekerjaan tanah dilakukan pada saat tidak turun hujan, tanah yang diperoteh dari galian segera diangkut ke penimbunan yang ditentukan Selain itu membersihan tanah yang pada jalan agar supaya tidak terbawa air larian ketika turun hujan. e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengelotaan lingkungan hidup dilaksanakan di base camp (kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan), tebing yang dilakukan penggalian serta tempat penimbunan tanah hasit gatian yaitu pada petebaran jalan atau cekungan yang tidak berair di sekitar ruas jatan f, Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan tingkungan hidup dilakukan secara kontinyu selama komponen Kegiatan base camp, pembersihan lahan dan pekerjaan tanah tengah berlangsung. g. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1) Pelaksana : Kontraktor/Sub Kontraktor 2) Pengawas Balai Pelaksana Perencanaan Jalan dan Jembatan, Satuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I, Bidang Perencanaan 3) Penerima Laporan : Ka BBNJ |, Dit Jend Bina Marga, Kadis PU Tap.Teng, Bapedalda Tap.Teng, Dinas PU Sumut, Bapedalda Sumut. 6. Menurunnya Kualitas Air Tanah a. Sumber Dampak Sebagai sumber dampak adalah pengoperasian base camp (kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan). enyusunan Dokumen Studi ngkungan Provinsi Sumatera Utara HAL [544 Penyysunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 b. Tolok Ukur Dampak Folok ukur dampak untuk Kualitas air tanah yaitu Permenkes Nomor : 416/MenKes/ Per/IX/1990 tentang persyaratan kualitas ain bersih, yaitu :Zat padat tertarut (TDS) = 1.500 mg/L, Kekeruhan = 25 NTU, Warna = 50 Pt-Co, Detergent = 0,5 mg/L, total koliform = 50 jumlah/ 100 mi. cc. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengetolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif menurunnya kualitas air tanah yang terjadi akibat pengoperasian base camp (kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan), d. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup_ 4). Menyediakan tempat mandi, cuci dan kakus (MCK) yang memenuhi persyaratan Kesehatan. Urin dan tinja dimasukkan ke Kloset yang diteruskan ke tangki septik (septic tank) yang memenuhi persyaraten kesehatan (Gambar 5.1. di depan). alat berat termasuk 2). Oli bekas yang timbul dari perawatan mesin-mes genset ditampung dalam drum Khusus, disimpan sementara secara periodik 1 bulan sekali diserahkan kepada pengusaha pengolah oli bekas yang mempunyai izin (Gambar 5.2. dan Gambar 5.3. di depan). e. Lokasi Pengetolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengetolaan lingkungan hidup dilaksanakan di base camp (kantor proyek, ‘gudang dan penginapan karyawan). f. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengetotaan lingkungan hidup dilakukan secara kontinyu selama pengoperasian base camp tengah berlangsung. g. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup. 4) Pelaksana 1 Kontraktor/Sub Kontraktor 2) Pengawas : Balai Pelaksana Perencanaan Jalan dan Jembatan, Satuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional |, Bidang Perencanaan HAL | 5-45 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 3) Penerima Laporan : Ka BBNJ I, Dit Jend Bina Marga, Kadis PU Tap.Teng, Bapedaida Tap.Teng, Dinas PU ‘Sumut, Bapedaida Sumut. 7. Timbulnya Gangguan Kestabilan Lereng/Longsoran Tebing Jalan a, Sumber Dampak ‘Sumber dampak terjadinya gangguan kestabilan lereng atau terjadinya longsoran disebabkan oleh komponen kegiatan pekerjaan tanah yang berupa galian pada tebing untuk penyiapan pelebaran perkerasan badan jalan. Penggatian tebing dilakukan i wilayah yang banyak struktur geologi berupa sesar (patahan), curah hujan dan hari hujan tinggi serta merupakan wilayah rawan gempa. b. Tolok kur Dampak Panjang, lebar dan ketebalan massa tanah yang longsor, c. Tujuan Pengelolaan lingkungan Hidup ‘Tujuan pengelolaan adalah untuk mencegah dan/atau meminimalkan terjadinya longsorang tebing jalan akibat penggalian tebing pada pelaksanaan fisik Peningkatan Ruas Jalan Rampa - Poriaha. serta pengoperasian jalan tersebut. d, Upaya Pengelolaan Lingkungan 1) Untuk Tebing Jatan Yang Berpotensi Longsor (STA 0+900 - 2+000, STA 74000, STA 9+200 - 10+200, dan STA 14+200 - 15+200) a) Massa tanah yang sudah terlepas dari batuan induknya ibersihkan, tanah hasil pembersihan diangkut dan ditimbun pada lokasi cekungan yang tidak berair. b) Pemasangan dinding penahan tongsoran dengan tinggi disesuaikan dengan tinggi bagian tebing yang longsor. Pemasangan dilakukan pada bagian tebing yang batuannya rapuh untuk menahan longsoran yang kemungkinan masih akan terus terjadi. ) Pembuatan selokan pada kaki tebing untuk mengalirkan rembesan air yang keluar dari bagian tebing yang longsor maupun air hujan yang jatuh pada tebing. enyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL | 546 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA 2014 d) Pada ruas jalan berjarak 200 meter sebelum lokasi longsoran dilakukan pemnasangan rambu-rambu sementara _pemberitahuan mengenai adanya pekerjaan penggalian tebing, penyempitan jalan, pengurangan kecepatan, hati-hati serta pemasangan rambu permanen untuk memberi tahu adanya longsoran tebing (Gambar 5.5. 2) Untuk Tebing Jalan Yang Terdapat Mata Air (Sta 8+600) a) Terhadap mata air ditakukan pemugaran dengan cara dibuat dinding, atap dan bak penampung air yang keluar dari mata air tersebut. b) Pembuatan selokan untuk mengalirkan air yang tidak tertampung pada bak ke badan air. Untuk lebih jelas that Gambar 5.4. e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilakukan di lokasi-lokasi yang akan dilakukan penggatian tebing atau penimbunan untuk pelebaran perkerasan badan jalan yaitu di STA 0+900- 2+000, STA 7+000, STA 9+200 - 10+200, dan STA 14+200 - 15+200. f. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengetolaan dilaksanakan pada saat konstruksi berlangsung khususnya pada saat melakukan pekerjaan galian tanah yang memerlukan pemotongan tebing jalan. 4. Institust Pengetolaan Lingkungan Hidup 1) Pelaksana ": Kontraktor/Sub Kontraktor 2) Pengawas : Balai Pelaksana Perencanaan Jalan dan Jembatan, Satuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I, Bidang Perencanaan 3) Penerima Laporan : Ka BBNJ |, Dit Jend Bina Marga, Kadis PU Tap.Teng, Bapedalda Tap.Teng, Dinas PU Sumut, Bapedaida Sumut. Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumotera Utara HAL | 547 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 Gambar 5.4. Kondisi Eksisting Tebing Di Ruas Rampa - Poriaha STA 14+ 200 STA 15 +200 HAL | 518 Penyusunen Dokumen Studi Lingkungon Provinsi Sumetera Utara LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA, 2011 B. Komponen Biologi 1. Penurunan Populasi Flora dan Fauna Darat a. Sumber Dampak Pembersihan lahan dari vegetasi penutup dan benda-benda lain yang tidak digunakan, b. Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak dampak adalah populasi flora dan fauna darat dibandingkan dengan kondisi pada rona awal. cc. Tujuan Pengetolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif menurunnya populasi flora dan fauna darat akibat pembersihan lahan. 4. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup_ Hilangnya tanaman turus jalan dapat dikelola dengan menanam kembali jenis- Jenis pohon yang sesuai dengan kondisi tapak atau lahan, dan mempunyai sifat- sifat yang cocok untuk tanaman turus jalan misalnya Mahoni, Tanjung, Pinus, ‘Akasia dan Asam. Jarak tanam diusahakan 7 meter. Lokasi penanaman pada perempatan jalan harus memenuhi sudut pandang dari jalan di sebelah kanan maupun di kiri. Untuk menghindari konflik dan ketegangan sosial, maka sebelum dilakukan penebangan pohon saat land clearing, maka terlebih dahulu ditakukan kesepakatan dengan penduduk dan dilakukan penyetesaian dengan baik. . Lokast Pengelolaan Lingkungan Hidup_ Lokasi pengelolaan lingkungan hidup dilakukan di sepanjang ruas Jalan Rampa - Poriaha yang dilakukan pembersihan lahan. f. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pengelolaan lingkungan dilakukan selama pembersihan lahan dari vegetasi sebagai sumber dampak tengah bertangsung, Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL [5.19 2011 g. Institust Pengelolaan Lingkungan Hidup 1) Pelaksana 2 Kontraktor/Sub Kontraktor 2) Pengawas : Balai Pelaksana Perencanaan Jalan dan Jembatan, Satuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasionat |, Bidang Perencanaan 3) Penerima Laporan : Ka BBNJ |, Dit Jend Bina Marga, Kadis PU Tap.Teng, Bapedalda Tap.Teng, Dinas PU Sumut, Bapedalda Sumut. 2. Terganggunya Kehidupan Biota Perairan a. Sumber Dampak Nerupakan dampak turunan dari menurunnya kualitas air permukaan atau sebagai dampak tak langsung dari pengoperasian base camp serta pembersihan tahan dan pekerjaan tanah (gali dan timbun). b. Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak dampak adalah populasi biota perairan yang ada di perairan dekat dengan pengoperasian kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan. cc. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup ‘Tujuan pengelotaan tingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendalikan dampak negatif menurunnya populasi biota perairan yang terjadi sebagai akibat tak langsung dari pengoperasian base cam. d. Upaya Pengelotaan Lingkungan Hidup 1) Menyediakan tempat mandi, cuci dan kakus (MCK) yang memenuhi persyaratan kesehatan. Urin dan tinja dimasukkan ke Kloset yang diteruskan ke tangki septik (septic tank) yang memenuhi persyaratan kesehatan (Lihat pengelolaan kualitas air permukan di depen), 2) Oli bekas yang timbul dari perawatan mesin-mesin alat berat termasuk genset ditampung dalam drum khusus secara periodik 1 bulan sekati diserahkan kepada pengusaha pengolah oli bekas yang mempunyal izin (lihat pengetotaan kualitas air permukan di depan). Penyusunan Dokumen Stud! Lingkungon Provins{ Sumatera Utara HAL | 520 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA. 2011 e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan lingkungan hidup dilakukan di lokasi yang sedang dilakukan pembersihan lahan, pekerjaan tanah dan base camp (kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan). f. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelotaan lingkungan dilakukan secara kontinyu selama Komponen kegiatan kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan sebagai sumber dampak tengah berlangsung. . Institusi Pengefolaan Lingkungan Hidup 1) Pelaksana Kontraktor/Sub Kontraktor 2) Pengawas : Balai Pelaksana Perencanaan Jalan dan Jembatan, Satuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional |, Bidang Perencanaan 3) Penerima Laporan : Ka BBNJ |, Dit Jend Bina Marga, Kadis PU Tap Teng, Bapedalda TapTeng, Dinas PU ‘Sumut, Bapedalda Sumut. C. Komponen Sosekbud-Kesmas 1. Terganggunya Lalu Lintas Dan Kerusakan Jalan a. Sumber Dampak Terganggunya lalu lintas sebagai akibat dari beberapa komponen kegiatan sebagai berikut 1). Mobilisasi alat berat dan material, 2). Pekerjaan perkerasan jalan dan 3). Pekerjaan pemasangan sarana pelengkap dan penunjang. Sementara kerusakan jalan terjadi akibat mobilisasi alat berat dan material. b. Tolok Ukur Dampak Tolok Ukur Dampak adalah tingkat gangguan perjalanan yang dirasakan oleh para pengguna jalan dan panjang ruas jalan yang rusak. c. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup ‘Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan ‘mengendalikan dampak negatif gangguan talu lintas dan rusaknya ruas jalan. Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL [5-22 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 d. Upaya folaan Lit nm Hiduy Untuk Tergangunya Lalu Lintas : 1. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan di luar peak hour Jalan Rampa - Poriaha. Pemasangan rambu alu lintas sementara terkait dengan keberadaan proyek (spesifikasi perambuan mengikuti standart perambuan sementara, contoh perambuan disafikan dalam Gambar 5.5 dan 5.6 OGG Gambar 5.5 Contoh Rambu Sementara Yang Dipasang Pada Tahap Konstruksi Untuk Rusaknya Jalan: 1) Pembatasan volume material agar tidak melebihi kapasitas kendaraan Pengangkutnya. 2) Pembatasan volume material agar bobot total kendaraan berikut material tidak melebihi tonase kelas jalan. 3) Memberikan peringatan dan sanksi kepada sopir kendaraan pengangkut material apabila kapasitas muatannya melebihi ketentuan yang ditetapkan. 4) Kendaraan proyek yang akan keluar areat proyek, ban kendaraan tertebih dulu dicuci (disemprot air) untuk membersthkan dari kotoran (tanah /lumpur) sehingga tidak terbawa ke luar areal proyek (jalan eksisting).. 5) Apabila masih terjadi ceceran pada jalan eksisting segera dibersinkan, 6) Apabila terjadi kerusakan permukaan jalan segera diperbaiki. Penyusenan Dekumen Stud tingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL | 5-22 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA | 2011 sl s &€ & Gambar 5.6. Perambuan Sementara Penyempitan Satu Lajur Pada Jalan 2/2 UD @. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hid Lokasi pengelolaan diakukan di sepanjang tapak kegiatan dan rute jalur pengangkutan material Lokasi untuk pernasangan rambu sementara ditakukan pada segmen-segme jalan yang sedang dilakukan pekerjaan peningkatan jalan. — f. Periode Pengelolaan Lingkungan Hi Pengelolaan dilakukan selama mobilisast alat berat dan material, pekerjaan perkerasan jalan serta pekerjaan pemasangan sarana pelengkap dan penunjang sebagai sumber dampak berlangsung. 8. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1) Pelaksana 2 Kontraktor/Sub Kontraktor 2) Pengawas : Balai Pelaksana Perencanaan Jalan dan Jembatan, Satuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional |, Bidang Perencanaan Penyusunan Dokumen Studi Lingkungon Provinsi Sumatera Utera HAL | 5-23 2011 3) Penerima Laporan : Ka BBNJ I, Dit Jend Bina Marga, Kadis PU Tap.Teng, Bapedalda Tap.Teng, Dinas PU ‘Sumut, Bapedalda Sumut. 2. Timbutnya Kesempatan Kerja Dan Peluang Berusaha a, Sumber Dampak Penerimaan tenaga kerja untuk petaksanaan konstruks! fisik Peningkatan Ruas Jalan Rampa - Poriaha. b. Tolok Ukur Dampak Jumlah angkatan kerja setempat yang diterima di proyek. Tidak terjadi kecemburuan sosial / keresahan masyarakat setempat terkait dengan kegiatan mobitisasi / penerimaan tenaga kerja. Tidak terjadi gangguan kamtibmas dari masyarakat. ¢. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan tingkungan hidup adalah untuk meningkatkan dan memaksimatkan dampak positif kesempatan kerja dan peluang berusaha yang terjadi akibat penerimaan tenaga kerja untuk pelaksanaan konstruksi_fisik Peningkatan Ruas Jalan Rampa - Poriaha. 1. Upaya Pengelolaan Lingkungan 4) Mengharuskan kepada Kontraktor pelaksana proyek, Suplayer dan Konsultan supervisi untuk memberi prioritas penerimaan tenaga kerja proyek yang berasal dari masyarakat setempat yang memenuhi kualifikasi 2) Memberikan informasi adanya penerimaan tenaga kerja melalui Pemerintah Kecamatan atau Desa setempat. 3) Memberi upah gaji tidak kurang dari standar Upah Minimum Kabupaten ‘Tapanuli Tengah yang berlaku saat ini Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provins! Sumatera Utara HAL 1524 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA 2011 e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelotaan dilakukan di wilayah-wilayah permukiman yang dilalui oleh ruas Jalan Rampa - Poriaha. f. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan ditaksanakan pada saat penerimaan tenaga kerja sebelum pekerjaan konstruksi fisik dimutat, #. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup. 1) Petaksana 2 Kontraktor/Sub Kontraktor 2) Pengawas Balai Pelaksana Perencanaan Jalan dan Jembatan, Satuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional 1, Bidang Perencanaan 3) Penerima Laporan : Ka BBNJ |, Dit Jend Bina Marga, Kadis PU Tap.Teng, Bapedalda Tap-Teng, Dinas PU ‘Sumut, Bapedalda Sumut. 3. Timbutnya Kecemburuan Sosial a. Sumber Dampak Mobitisasi Tenaga Kerja / penerimaan tenaga kerja untuk pelaksanaan konstruksi fisik Peningkatan Ruas Jalan Rampa - Poriaha. b. Tolok Ukur Dampak : Sebagai tolok ukur dampak adalah jumlah anggota masyarakat setempat yang ingin bekerja pada proyek ini namun tidak dapat memanfaatkan kesempatan kerja yang ada, dan juga kesempatan kontraktor lokal atau badan usaha berupa koperasi yang tidak diberi kesempatan untuk berkolaborasi dengan kontraktor pelaksana. cc, Tujuan Pengelotaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan tingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimatisast dan mengendalikan dampak negatif kecemburuan sosial yang terjadi akibat rmobilisasi tenaga kerja untuk pelaksanaan konstruksi fisik Peningkatan Ruas Jalan Rampa - Poriaha serta pengoperasian jalan tersebut. Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumotera Utara HAL | 525 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA. | 2014 4. Upaya Pengelolaan Lingkungan 1) Mengharuskan kepada Kontraktor pelaksana proyek, Suplayer_ dan Konsultan supervisi untuk member prioritas penerimaan tenaga kerja proyek yang berasal dari masyarakat setempat yang memenuhi kualifikasi. 2) Memberikan informasi adanya penerimaan tenaga kerja melalui Pemerintah Kecamatan atau Desa setempat. 3) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa keserpatan kerja yang ditimbulkan sangat terbatas. @. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan ditakukan di wilayah-wilayah permukiman/desa yang dilakui oleh ruas Jalan Rampa - Poriaha. f. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan dilaksanakan pada saat penerimaan tenaga kerja sebelum pekerjaan konstruksi fisik dimulai. g. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1) Pelaksana 2 Kontraktor/Sub Kontraktor 2) Pengawas : Balai Pelaksana Perencanaan Jalan dan Jembatan, Satuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional |, Bidang Perencanaan 3) Penerima Laporan : Ka BBNJ |, Dit Jend Bina Marga, Kadis PU Tap.Teng, Bapedalda Tap.Teng, Dinas PU Sumut, Bapedalda Sumut. 4. Terganggunya Kesehatan Masyarakat a. Sumber Dampak Terganggunya Kesehatan masyarakat merupakan dampak turunan dari menurunnya kualitas udara, meningkatnya kebisingan dan menurunnya kualitas ‘air permukaan dan air tanah atau dampak tak langsung akibat dari mobilisasi alat berat dan material, pemebrsihan lahan, pekerjaan tanah, pekerjaan perkerasan jalan serta pengoperasian base camp. Penyusunen Dokumen Studi Lingkungan Provins! Sumatera Utora HAL 1526 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA. 2011 b. Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak dampak adalah keluhan masyarakat berkaitan dengan meningkatnya gangguan pernafasan dan iritasi mata akibat meningkatnya debu di udara, gangguan kenyamanan akibat meningkatnya kebisingan. Selain itu kesulitan mendapatkan air bersin akibat dari menurunnya kualitas air permukaan dan air tanah yang digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih untuk ‘tumah tangga. cc, Tujuan Pengetolaan Lingkungan Hidup ‘Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimalisasi dan mengendalikan dampak negatif terganggunya kesehatan masyarakat yang terjadi akibat mobilisasi alat berat, pengangkutan material , pembersihan lahan, pekerjaan tanah serta pengoperasian base camp dalam pelaksanaan fisik Peningkatan Ruas Jalan Rampa - Poriaha. 4. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dengan mengelola dampak primernya yaitu menurunnya kualitas udara, meningkatnya kebisingan dan menurunya kualitas air permukaan dan air tanah. e. Lokast Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan di lokasi_ tapak proyek terutama yang berdekatan dengan permukiman, tempat ibadah dan bangunan sekolah serta aliran sungai yang dekat dengan kegiatan. “f. Periode Pengelolaan Lingkungan Hiduy Pengelotaan lingkungan hidup dilakukan secara kontinyu selama Komponen kegiatan mobilisasi alat-alat berat dan material, pembersihan lahan, pekerjaan tanah, pekerjaan perkerasan jalan serta pengoperasian base camp tengah berlangsung. g. Institus! Pengelolaan Lingkungan Hidup 1) Pelaksana 2 Kontraktor/Sub Kontraktor 2) Pengawas : Balai Pelaksana Perencanaan Jalan dan Jembatan, Satuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional |, Bidang Perencanaan Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provins! Sumatera Utara HAL [527 2011 3) Penerima Laporan : Ka BBNJ |, Dit Jend Bina Marga, Kadis PU Tap.Teng, Bapedalda Tap.Teng, Dinas PU ‘Sumut, Bapedalda Sumut. 5. Menurunnya Sanitasi Lingkungan a. Sumber Dampak Sebagai sumber dampak adalah pengoperasian bese camp yang terdiri dari kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan b. Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak dampak adalah jumiah sampah non B3 yang ditimbulkan oleh pengoperasian base camp (kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan). cc. Tujvan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Tujuan pengelolaan tingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimisasi dan mengendatikan dampak negatif menurunnya sanitasi lingkungan yang terjadi akibat pengoperasian base camp (kantor proyek, gudang dan pengonapan karyawan). d. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup 1) Melarang karyawan yang membuang sampah pada sembarang tempat. 2) Menyediakan bak sampah pada setiap ruangan, setelah bak sampah penuh maka sampah yang ada dalam bak tersebut ditimbun pada tempat penimbunan sampah sementara berupa BIN (Gambar 5.7). Setelah BIN penuh secara periodik 3 hari sekati diangkut ke tempat penimbunan akhir. Sampah yang disediakan terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu warna merah untuk sampah basah dan warna hitam untuk sampah ering. BIN juga didesain ada ruangan untuk sampah kering dan ruangan untuk sampah basah. Penyusanan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL [5:28 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA. 2011 Gambar 5.7 Contoh Bak Sampah dan BIN Yang Akan Digunakan e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi pengelotaan tingkungan hidup dilaksanakan di base camp (kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan). f. Periode Pengelotaan Lingkungan Hidup Pengelolaan tingkungan hidup dilakukan secara kontinyu selama pengoperasian base camp (Kantor proyek, gudang dan penginapan karyawan) tengah berlangsung. g. Institusi Pengetolaan Lingkungan Hidup 1) Pelaksana 2 Kontraktor/Sub Kontraktor 2) Pengawas : Balai Pelaksana Perencanaan Jalan dan Jembatan, Satuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional |, Bidang Perencanaan 3) PenerimaLaporan : Ka BBNJ |, Dit Jend Bina Marga, Kadis PU Tap.Teng, Bapedalda Tap.Teng, Dinas PU Sumut, Bapedalda Sumut, HAL [5.29 Penyusunan Dokumen Studi Lingkungan Provinsi Sumatera Utara IRAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA - PORIAHA, 2011 5.1.3. Tahap Pasca Konstruksi A. Komponen Fisik-Kimia 1. Menurunnya Kualitas Udara a. Sumber Dampak Pengoperasian jalan setelah ditingkatkan akan meningkatkan kepadatan kendaraan sehingga menimbulkan emisi gas buang kendaraan bermotor khususnya CO, NO;, S0,, Pb dan debu, yang mempengaruhi areal pemukiman penduduk, fasilitas pendidikan dan fasititas ibadah yang berada di ruas Jalan Rampa - Poriaha. b. Tolok Ukur Dampak Tolok ukur dampak menurunya kualitas udara adalah nilai ambang batas dari parameter kualitas udara ambient yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 (lihat Tabel 5.1. di depan). c. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup ‘Tujuan pengetolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah, meminimatisasi dan mengendalikan dampak negatif menurunnya kualitas udara yang terjadi ‘akibat pengoperasian ruas Jalan Rampa - Poriaha. d. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Melakukan penanaman pohon di sekitar tapak proyek untuk mengurangi penyebaran polutan. Agar pohon - pohon tersebut dapat berfungsi sebagai barrier maka pohon - pohon tersebut ditanam rapat dari bawah ke atas. Hal ini dapat dilakukan dengan penanaman tumbuhan jenis tertentu yang berdaun lebat. Jenis vegetasi yang dapat berfungsi sebagai barrier antara lain : 4) Vegetasi perdu yang ditanam paling dekat dengan perkerasan jalan sebagai barrier tingkat satu ; teh-tehan (Acalypha wilkisianan). Tumbuhan ini dapat dibentuk dengan pemangkasan tertentu. 2) Vegetasi jenis pohon rendah, sebagai barrier tingkat dua yang ditanam dibelakang tumbuhan barrier tingkat satu antara lain : kembang merak Uisium (Fitlicium decipiens), tanjung (Mimusop sp), (Euphorbiaputcherima), bungur (Lagerstroemia spesiosa). 3) Vegetasi jenis pohon tinggi sebagai barrier tingkat tiga: Tembesi (Samanea saman) asam (Tamarindus indica), mahoni (Swietenia mahagoni) dan tain - lain. Penyusunan Dokumen Stud! Lingkungan Provinsi Sumatera Utara HAL | 530 LAPORAN UKL-UPL RUAS JALAN RAMPA -PORIANA | 11 \Vegetasi ini selain berfungsi mengurangi pencemaran juga berfungsi meredam kebisingan, memberi rasa sejuk dan menambah keindahan. Jenis vegetasi pelindung lainnya yang dapat digunakan untuk pengelolaan kualitas udara disajikan pada Tabel 5.4. Secara skematis upaya pengelolaan kualitas udara dengan penanaman jenis vegetasi disajikan pada Gambar 5.8. Tabel 5.4. Jenis - Jenis Vegetasi Yang Dapat Digunakan ‘Untuk Pengelolaan Kualitas Udara Wo, Nama fimtan ‘Nama Daerah Ketuarga 1 | Acalypha microphytio [Teh tehan Euphorbiaceae | Agave americana ‘Agave america ‘Agave ceae 3-_| Allamanda cathartica ‘Alarianda ‘Apocynaceae 4 | Alligia exelsa Rasamala Hammamelidaceae 3 | Alternathera ficodes ‘Rriminil merah “Amaranthaceae 6 [Amherstia nobilis {Bunga ratu Leguminosae T_[ Axonopus compressis TTRumpaut paitan ‘Graminge. | Aruninata pumila Bambu pangkas: ‘Graminae. [[3[Bambusa muttiptex ‘Bambu cina ‘Graminae: [io] Bambusa vulgaris ‘Bambu jepan Graminae 41_| Barringtonia asiatica Keben J butun Myrtaceae “| ¥2_| Bauhinia purpurea Bunga Kupu-kupi Leguminoceae 13] Bougentella_ glabra Bougenvil ungu Nictaginaceae +4] Brownea capitella Bunga Lampion- Leguminoceae 45_| Carmona retusa Serut Boraginea: 16_| Cassia biflora Casia golden ‘eguminosae 17_| Cassia siameo

You might also like