You are on page 1of 10

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415

Vol. 5 No. 2 Februari 2013

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN EVALUASI KINERJA KARYAWAN


UNTUK PROMOSI JABATAN STRUKTURAL PADA BIMBINGAN BELAJAR
SCIENCEMASTER MENGGUNAKAN METODE GAP KOMPETENSI
(PROFILE MATCHING)
Arif Lukman Hidayat1,Tito Pinandita2
1,2
Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Masuk: 2 Desember 2012, revisi masuk : 5 Januari 2013, diterima: 1 Februari 2013

ABSTRACT
Problem which often happen in course of assessment of employees performance is
subjective decision making, especially if some existing employees have close same
ability. Using decision support system it is expected to decrease subjective in decision
making. Its replaced by counting all of criteria to all employees, so that employees with
the best ability will chosen. Decision Support System by using Gap analysis is made by
considering data and norm human resource development. Gap enumeration process
conducted to determine the employees recommendation for promotion base on 3 aspect,
that is Intellectual Capacities, Attitude Work and Behavior. The result of this process is
employees ranking. It is used as recommendation for decision maker to choose the
compatible employees at the empty position. This application is built using Microsoft SQL
Server as database and Visual Studio 2010 as tools compiler with C# language. Based
on the implementation system result, it was concluded that the use of these applications
can help decision making employees performance evaluation process for structural
promotion in Sciencemaster Course.

Keywords: Decision Support Systems, Employees Performance Evaluation,


Competency Gap, Profile Matching

INTISARI
Masalah yang sering terjadi dalam proses penilaian kinerja karyawan diantaranya
adalah subyektifitas pengambilan keputusan, terutama jika beberapa karyawan yang ada
memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda. Penggunaan sistem pendukung
keputusan, diharapkan mengurangi subyektifitas dalam pengambilan keputusan. Sebagai
gantinya akan dilakukan perhitungan terhadap seluruh kriteria untuk seluruh karyawan,
sehingga diharapkan karyawan dengan kemampuan terbaik yang terpilih. Sistem
pendukung keputusan dengan menggunakan Gap Kompetensi ini dibuat berdasarkan
data dan norma-norma sumber daya manusia. Proses penghitungan Gap dilakukan
untuk menentukan rekomendasi karyawan dalam sistem promosi jabatan berdasar pada
3 aspek yaitu aspek Kecerdasan, Sikap Kerja dan Perilaku. Hasil dari proses ini berupa
ranking karyawan. Ranking ini merupakan dasar rekomendasi bagi pengambil keputusan
untuk memilih karyawan yang cocok pada jabatan yang kosong tersebut. Aplikasi ini
dibuat dengan menggunakan Microsoft SQL Server untuk databasenya dan Visual Studio
2010 sebagai tools compilernya dengan menggunakan bahasa C#. Dari hasil
implementasi sistem, disimpulkan bahwa dengan penggunaan Aplikasi ini dapat
membantu proses pengambilan keputusan terhadap profile matching proses evaluasi
kinerja karyawan untuk promosi jabatan struktural pada Bimbingan Belajar
Sciencemaster.

Kata kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Evaluasi Kinerja Karyawan, Gap


Kompetensi, Profile Matching.

1
titop@yahoo.com
211

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415


Vol. 5 No. 2 Februari 2013

PENDAHULUAN mengidentifikasi masalah, memilih data


Setiap orang sering dihadapkan yang relevan, menentukan pendekatan
pada suatu keadaan dimana ia harus yang digunakan dalam proses pembuatan
memutuskan untuk memilih satu dari keputusan sampai pada kegiatan
beberapa pilihan yang ada. Sistem mengevaluasi pemilihan alternative
pendukung keputusan pada dasarnya (Kusrini, 2007).
adalah bentuk pemilihan dari berbagai Menurut Kusrini (2007)
alternatif tindakan yang mungkin dipilih menyatakan bahwa Profile matching
yang prosesnya melalui mekanisme adalah sebuah mekanisme pengambilan
tertentu, dengan harapan akan keputusan dengan mengasumsikan
menghasilkan sebuah keputusan yang bahwa terdapat tingkat variabel prediktor
terbaik. Dengan memanfaatkan metode yang ideal yang harus dimiliki oleh
gap kompetensi guna menentukan pelamar, bukannya tinggkat minimal yang
Evaluasi Kinerja Karyawan Untuk harus dipenuhi atau dilewati. Dalam
Promosi Jabatan Struktural. pencocokan profil, dilakukan identifikasi
Dalam penelitian ini sistem terhadap kelompok karyawan yang baik
program akan dijalankan pada maupun buruk. Para karyawan dalam
bimbingan belajar Sciencemaster yang kelompok tersebut diukur menggunakan
memiliki jumlah karyawan yang relatif beberapa kriteria penilaian. Aspek-aspek
cukup besar sehingga diharapkan dapat Penilaian Sistem pendukung keputusan
mewakili problem yang ingin diteliti. tersebut dirancang sedemikian rupa
Salah satu contoh yang akan disorot sehingga pengguna yang dalam hal ini
dalam hal ini adalah cara pemilihan adalah manajer bagian sumber daya
karyawan yang sesuai dengan kriteria manusia bisa menentukan aspek-aspek
yang ada pada suatu jabatan struktural. penilaian sendiri secara dinamis sehingga
Jadi seandainya terdapat suatu jabatan sistem pendukung keputusan tersebut
pada bagian dari perusahaan itu bisa dipakai lebih luas (Kusrini,2007).
kosong, maka dibutuhkan penggantinya Aspek Kecerdasan menggunakan
dari salah satu karyawan. tes IST (Intelligenz Strukturen Teztie) .
Adapun permasalahan yang Hal-hal yang diukur dalam aspek
sering dihadapi diantaranya adalah kecerdasan kerja adalah kecerdasan,
belum tersedianya database yang dapat kepandaian, dan kemampuan problem
menampilkan profil karyawan dan profil solving. Adapun tes yang digunakan akan
jabatan, sehingga pada saat-saat di meliputi sepuluh faktor inteligensi yang
butuhkan untuk menganalisis gap antar terdapat dalam IST yaitu Common
karyawan membutuhkan waktu yang Sense, Verbalisasi Ide, Sistematika
lama. Dengan metode ini, diharapkan Berpikir , Penalaran dan Solusi Real ,
biasa membantu mempercepat dalam Konsentrasi , Logika Praktis , Fleksibilitas
pengolahan data, sehingga problem- Berpikir , Imajinasi Kreatif ,
problem yang menyangkut karakteristik Antisipasi,Aspek sikap Kerja
karyawan bisa dipantau dengan cepat, menggunakan tes Pauli (Handojo, A,
sekaligus bisa meningkatkan Kinerja 2003) . Hal-hal yang diukur dalam aspek
SDM secara efektif dan efisien sikap kerja adalah kecenderungan
(Moekijat, 1989) berperilaku dalam bekerja, dan hasil
Sistem Pendukung Keputusan sebagai fungsi motivasi dan kemampuan.
atau DSS (Decision Support System) Hasil kerja merupakan fungsi dari
adalah sistem informasi berbasis motivasi dan kemampuan. Motivasi
komputer yang tujuan utamanya adalah merupakan hasil dari niat dan kemauan.
membantu pembuatan keputusan Adapun enam aspek dari tes pauli untuk
memanfaatkan data dan model untuk mengungkap potensi kerja yang
menyelesaikan masalah-masalah yang digunakan yaitu: energi psikis, ketelitian
bersifat tidak terstruktur dan semi dan tanggung jawab, kehati-hatian,
terstruktur. DSS dirancang untuk pengendalian perasaan, dorongan
menunjang seluruh tahapan pembuatan berprestasi, dan vitalitas perencanaan.
keputusan, yang dimulai dari tahapan

212

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415


Vol. 5 No. 2 Februari 2013

Tujuan dari penelitian ini adalah dikelompokkan lagi menjadi dua


menghasilkan aplikasi sistem yang kelompok yaitu core factor dan secondary
dapat digunakan untuk pendukung factor.
keputusan menyeleksi karyawan yang
cocok untuk suatu jabatan tertentu Tabel 1. Bobot Nilai Gap
dengan menggunakan metode gap No Selisih Bobot Keterangan
kompetensi (profile matching) sehingga GAP Nilai
dapat meminimalkan subyektifitas 1 0 5 Tidak ada Gap
pengambilan keputusan. Manfaat
2 1 4.5 Kompetensi
Manfaat yang diharapkan dengan individu kelebihan
dibuatnya sistem pendukung keputusan 1 tingkat
ini adalah agar memudahkan dalam 3 -1 4 Kompetensi
mengelola dan menentukan kinerja individu kurang 1
pegawai sehingga dapat menyeleksi tingkat/
karyawan yang cocok untuk mengisi 4 2 3.5 Kompetensi
jabatan yang kosong secara cepat dan individu kelebihan
obyektif. 2 tingkat
5 -2 3 Kompetensi
individu kurang 2
METODE tingkat
Tujuan utama dari perancangan 6 3 2.5 Kompetensi
sistem secara global adalah individu kelebihan
memberikan gambaran tentang sistem 3 tingkat
yang akan dibangun serta memahami 7 -3 2 Kompetensi
alur infomasi dan proses yang ada individu kurang 3
dalam sistem. Perancangan Proses tingkat
Perhitungan Gap Kompetensi (profile 8 4 1.5 Kompetensi
individu kelebihan
matching).
4 tingkat
Menurut Kusrini (2007) Langkah 9 -4 1 Kompetensi
dalam melakukan metode ini terdiri dari individu kurang 4
lima langkah. Langkah pertama tingkat
menentuan Bobot Nilai Gap. Pada tahap 10 5 0 Kompetensi
ini, akan ditentukan bobot nilai masing- individu kelebihan
masing aspek dengan menggunakan 5 tingkat
bobot nilai yang telah ditentukan bagi
masing-masing aspek itu sendiri. Core factor merupakan aspek
Adapun inputan dari proses pembobotan (kompetensi) yang paling menonjol/paling
ini adalah selisih dari profil karyawan dibutuhkan oleh suatu jabatan yang
dan profil jabatan. diperkirakan dapat menghasilkan kinerja
Langkah kedua dengan optimal. Untuk menghitung core factor
melakukan pemetaan Gap. Gap yang digunakan rumus :
dimaksud adalah perbedaan antara
profil jabatan dengan profil karyawan.
Gap = Profil Karyawan Profil Jabatan
Langkah ketiga dengan
Melakukan pencocokan dengan table
bobot Gap Hasil Gap dari pengurangan NRC = Nilai rata-rata core factor tiap
profil karyawan dan profil jabatan bila aspek
dicocokkan dengan kolom selisih gap NC =Jumlah total nilai core factor tiap
pada table bobot nilai yang dihasilkan aspek
sama. IC = Jumlah item tiap aspek
Langkah kelima dengan melakukan Secondary factor adalah item-
perhitungan core factor dan secondary item selain aspek yang ada pada core
factor. Setelah menentukan bobot nilai factor. Untuk menghitung secondary
gap untuk ketiga aspek yang factor digunakan rumus :
dibutuhkan, kemudian tiap aspek

213

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415


Vol. 5 No. 2 Februari 2013

NRS = Nilai Secondary factor


Aspek Perilaku:
NAP = 60% (NRC) + 40% (NRS)
NRS = Nilai rata-rata secondary factor N = Nilai total tiap aspek
tiap aspek NRC = Nilai Core factor
NS = Jumlah total nilai secondary factor NRS = Nilai Secondary factor
tiap aspek
IS = Jumlah item tiap aspek Perhitungan Nilai Ranking. Hasil akhir
dari proses profile matching adalah
Perhitungan Nilai Total Tiap ranking dari kandidat yang diajukan untuk
Aspek. Dari hasil setiap aspek di atas mengisi suatu jabatan/posisi tertentu.
berikutnya dihitung nilai total Ranking = NAK * 20% + NASK * 30% +
berdasakan presentasi dari nilai core NAP * 50%
factor dan secondary factor yang NAK= Nilai total aspek kecerdasan
diperkirakan berpengaruh terhadap NASK = Nilai total aspek sikap kerja
kinerja tiap-tiap profil. Untuk menghitung NAP = Nilai total aspek perilaku
nilai total digunakan rumus : Perancangan proses dilakukan
Aspek Kecerdasan: sebelum tahap ke perancangan sistem.
NAK = 60% (NRC) + 40% (NRS) Perancangan proses dilakukan untuk
N= Nilai total tiap aspek menentukan proses-proses yang terjadi di
NRC = Nilai Core factor dalam sistem. Proses yang ada dalam
NRS = Nilai Secondary factor sistem ini secara umum dapat
Aspek Sikap Kerja: digambarkan melalui use case diagram
NASK = 60% (NRC) + 40% (NRS)
N = Nilai total tiap aspek
NRC = Nilai Core factor

Gambar 1. use case diagram bimbingan belajar Sciencemaster

PEMBAHASAN prosentase untuk masing-masing faktor


Data-data yang dibutuhkan untuk dapat dilihat pada Tabel 3 sedangkan
proses klasifikasi core factor dan Nilai persen untuk masing-masing aspek
secondary factor masing-masing aspek penilaian dapat dilihat pada Tabel 4.
penilaian dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai

214

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415


Vol. 5 No. 2 Februari 2013

Tabel 2. Klasifikasi core factor dan secondary factor


No Aspek Core Factor Seconary Factor
1. Aspek a. Common Sense a. Verbalisasi Ide
Kecerdasan b. Sistematika Berpikir b. Penalaran Solusi Real
c. Konsentrasi c. Fleksibilitas Berpikir
d. Logika Praktis d. Imajinasi Kreatif
e. Antisipasi
f. IQ
2. Aspek Sikap a. Ketelitian dan a. Energi Psikis
Kerja Tanggung Jawab b.Pengendalian
b. Kehati-hatian Perasaan
c. Vitalitas dan c. Dorongan Berprestasi
perencanaan
3. Aspek a. Kekuasaan a. Keteguhan Hati
Perilaku (Dominance) (Steadiness)
b. Pengaruh b. Pemenuhan
(Influences) (Compliance)

Tabel 3. Nilai Persen faktor Formasi Jabatan, Bobot Jabatan


Berdasarkan Cabang, Bobot Jabatan
Kelas factor Nilai Persen Semua Cabang, Laporan Rangking
Core Factor 60 Kandidiat Berdasarkan Promosi Jabatan).
Secondary Factor 40 Data-data master dientrikan
melalui menu Master Data. Salah satu
Tabel 4. Nilai Persen Aspek tampilan untuk interface input data
Penilaian karyawan dapat dilihat pada Gambar 2.
Aspek Penilaian Nilai Data profil karyawan dan profil jabatan
Persen juga harus diinputkan untuk menghitung
Aspek Kecerdasan 20 evaluasi kinerja karyawan. Interface entri
Aspek Sikap Kerja 30 profil karyawan berfungsi untuk mengelola
Aspek Perilaku 50 nilai kinerja karyawan berdasarkan aspek
kecerdasan, aspek sikap kerja dan aspek
Setelah melalui tahap klasifikasi perilaku. Tampilan interface tersebut
, maka dibuat coding untuk sistem dapat dilihat pada Gambar 3. Interface
tersebut. Untuk masuk ke sistem dibuat profil jabatan berfungsi untuk mengelola
sistem password sehingga sistem nilai bobot jabatan berdasarkan aspek
menjadi lebih aman karena tidak semua kecerdasan, aspek sikap kerja dan aspek
orang berhak mengakses sistem perilaku. Tampilan interface entri profil
tersebut. Yang berhak mengakses jabatan dapat dilihat pada Gambar 4.
adalah bagian administrasi pengolahan Proses utama untuk mengitung
data. Bagian admin ini akan evaluasi kinerja karyawan dapat
memasukkan data-data karyawan , profil ditampilkan melalui Menu Transaksi.
karyawan, profil jabatan, dan proses Interface untuk proses Gap aspek
evaluasi kinerja karyawan. Hasil aplikasi kecerdasan digunakan untuk menyimpan
ini terdiri dari beberapa menu utama hasil penguranagn antara profil
yaitu: Menu Master Data (Data karayawan dikurangi profil jabatan
Karyawan, Profil Karyawan, Profil berdasarkan aspek kecerdasan dapat
Jabatan), Menu Transaksi ( Transaksi dilihat pada Gambar 5. Interface proses
Gap Aspek Kecerdasan, Transaksi Gap transaksi Gap aspek sikap kerja, transaksi
Aspek Sikap Kerja, Transaksi Gap gap aspek perilaku, transaki rangking,
Aspek Perilaku, Ranking, Transaksi transaksi Jabatan, Transakasi pendidikan
Jabatan, Transakasi Pendidikan) dan masing- masing dapat dilihat pada
Menu Report (Laporan Detail Data Gambar 6,7,8,dan 9.
Karyawan, Laporan Karyawan
Berdasarkan Cabang, Laporan Status

215

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415


Vol. 5 No. 2 Februari 2013

Gambar 2. Data Karyawan

Gambar 3. Profil Karyawan

Gambar 4. Profil Jabatan

216

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415


Vol. 5 No. 2 Februari 2013

Gambar 5. Transaksi Gap Aspek Kecerdasan

Gambar 6. Transaksi Gap Aspek Sikap Kerja

Gambar 7. Transaksi Gap Aspek Perilaku

217

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415


Vol. 5 No. 2 Februari 2013

Gambar 8. Rangking

Gambar 9. Transaksi Jabatan

Gambar 10. Transaksi Pendidikan

Hasil akhir sistem aplikasi ini berupa sistem aplikasi ini meliputi laporan formasi
laporan-laporan yang digunakan oleh jabatan (Gambar 11), laporan rangking
pejabat yang berwenang untuk kandidat berdasarkan promosi jabatan
menganalsis hasil evaluasi kinerja (Gambar 12) dan laporan detail rangking
karyawan yang digunakan untuk kandidat berdasarkan promosi jabatan
promosi jabatan struktural. Output dari (Gambar 13).

218

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415


Vol. 5 No. 2 Februari 2013

Gambar 15. Laporan Status Formasi jabatan

Gambar 18. Laporan Rangking Kandidat Berdasarkan Promosi Jabatan

Gambar 19. Laporan Detail Rangking Kandidat Berdasarkan Promosi Jabatan

219

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415


Vol. 5 No. 2 Februari 2013

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilaksanakan maka diambil
kesimpulan bahwa Dengan
menggunakan metode Gap Kompetensi
(Profile matching), terbentuk suatu
aplikasi sistem pendukung keputusan
yang dapat menyeleksi karyawan yang
sesuai untuk ditempatkan pada suatu
jabatan tertentu. Berdasarkan hasil
pengujian dihasilkan data yang sama
antara pengujian melalui aplikasi dan
pengujian melalui cara manual. Sistem
yang telah dibangun siap untuk
diterapkan dalam kondisi lapangan yang
sesungguhnya.
.

DAFTAR PUSTAKA
Handojo, A., Setiabudi, D. H., Yunita, R.,
2003, Pembuatan Aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan untuk Proses
Kenaikan Jabatan dan Perencanaan
Karir Pada PT.X, Jurnal Informatika,
No.2, Vol.4, Hal.98-106.
Kusrini, 2007, Konsep dan Aplikasi
Sistem Pendukung Keputusan,
Andi, Yogyakarta.
Moekijat, 1989, Manajement
Kepegawaian, Mandar Maju,
Bandung.

220

You might also like