You are on page 1of 10

Patomekanisme Penyakit (81-90) El-Hayah Vol. 4, No.

2 Maret 2014

PATOMEKANISME PENYAKIT GAGAL JANTUNG KONGESTIF

Lailia Nur Rachma

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang

Abstract

Heart failure is a clinical syndrome characterized by abnormalities in the


structure or function of the heart, resulting in inability of heart to pump blood
to meet the metabolic needs of the body tissue. Heart failure is characterized by
clinical manifestations such as circulation congestion, tightness, fatigue, and
weakness. Heart failure is a major problem in industrial and developing
Country. Currently, the incidence and prevalence of heart failure tends to
increase, it is also accompanied by an increase in mortality of heart failure
cases. In the United States, 1 million patients hospitalized due to heart failure
cases, which contribute to 50,000 deaths each year. While the number of visits
to the hospital due to heart failure estimated at 6.5 million. Heart failure
prognosis is generally poor despite the patients accepted adequate therapy.
From the data obtained, only about 35% of male patients and 50% female
patients who survived after the onset of acute heart failure. Generaly, the data
obtained high mortality are occurs in patients with grade IV (presence of
symptoms at rest) is about 30-70%, grade III (presence of symptoms with mild
activity) 10-20%, class II (presence of symptoms when the activity being 5-10
%). Higher mortality was found in older patients, men, patients with reduced
ejection fraction, and in patients with coronary disease. Once someone is
suffering from heart failure, then he shall bear the very high cost. In America,
the cost of issued for heart failure therapy between 15-40 trillion US$. In this
review, we will discuss about pathomechanism of heart failure. So it is expected
to be a reference to the diagnosis of patients with heart failure, which is
expected to be recognized early on that could ultimately improve the quality of
heart failure patient life, and reduce the number of mortality due to heart
failure.

Pendahuluan jantung karena disfungsi miokard


Gagal jantung adalah sindroma klinik mengakibatkan kegagalan sirkulasi untuk
yang ditandai oleh adanya kelainan pada mensuplai kebutuhan metabolisme jaringan.
struktur atau fungsi jantung yang Hal ini biasanya diikuti kerusakan miokard bila
mengakibatkan jantung tidak dapat memompa mekanisme kompensasi gagal. Penyebab
darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme kerusakan pada miokard antara lain infark
jaringan. Gagal jantung ditandai dengan miokard, stress kardiovaskular (hipertensi,
manifestasi klinik berupa kongesti sirkulasi, penyakit katub), toksin (konsumsi alkohol),
sesak, fatigue dan kelemahan. Gagal jantung infeksi atau pada beberapa kasus tidak diketahui
masih merupakan masalah utama dalam negara penyebabnya (Crawford, 2002). Penyebab lain
industri (Kasper et al., 2004). Baru-baru ini adalah arteroskerosis pada koroner, congenital,
didapatkan bahwa Congestive Heart Failure kelainan katub, hipertensi atau pada kondisi
terkait dengan penurunan kardiak output dan jantung normal dan terjadi peningkatan beban
vasokonstriksi perifer yang berlebihan (Haji melebihi kapasitas, seperti pada krisis
dan Mohaved, 2000). hipertensi, ruptur katub aorta dan pada
Gagal jantung sering diakibatkan endokarditis dengan masif emboli pada paru.
karena adanya defek pada kontraksi miokard Dapat pula terjadi dengan fungsi sistolik yang
atau diakibatkan karena abnormalitas dari otot normal, biasanya pada kondisi kronik, misal
jantung seperti pada kasus kardiomiopati atau mitral stenosis tanpa disertai kelainan miokard
viral karditis (Kasper et al., 2004). Gagal (Kasper et al., 2004).

81
Lailia Nur Rachma

Insiden dan prevalensi gagal jantung bersamaan (Warrell et al., 2003). Gagal jantung
cenderung meningkat, hal ini juga disertai merupakan sindroma klinik yang komplek yang
dengan peningkatan mortalitas (Saunders, diakibatkan oleh adanya kelainan struktur atau
2000). Di Amerika Serikat 1 juta pasien rawat fungsional yang mengakibatkan ventrikel tidak
inap akibat gagal jantung, dan memberikan dapat memompa darah secara adekuat untuk
kontribusi 50.000 kematian tiap tahunnya memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.
(Kasper et al., 2004) dan angka kunjungan ke Tanda cardinal dari gagal jantung adalah
rumah sakit sebanyak 6,5 juta akibat gagal dyspnea dan fatigue yang menyebabkan
jantung (Hunt et al.,2005) Dari tahun 1990- keterbatasan aktivitas, serta retensi cairan yang
1999 didapatkan peningkatan rawat inap karena dapat menyebabkan odema paru atau odema
gagal jantung dari 810 ribu menjadi lebih dari 1 peripheral. Kedua gangguan ini mengakibatkan
juta dengan diagnosis primer, dan dari 2,4 juta penurunan kapasitas fungsional dan penurunan
menjadi 3,6 juta yang didiagnosis gagal jantung kualitas hidup individu, namun keduanya tidak
primer atau sekunder. Tahun 2001 didapatkan harus didapatkan secara bersamaan. Pada
angka kematian sebesar 53 ribu dengan gagal beberapa pasien hanya didapatkan intoleransi
jantung sebagai penyebab primer. Didapatkan dalam olahraga namun tidak didapatkan gejala
pula kecenderungan peningkatan insiden gagal retensi cairan. Gejala gagal jantung dapat
jantung pada usia tua, hipertensi, dislipidemia, diakibatkan karena adanya kelainan pada
dan diabetes. Insiden gagal jantung pada usia < pericardium, myocardium, endokardium atau
45 tahun 1/1000, meningkat menjadi 10/1000 pada pembuluh darah besar, namun sebagian
pada usia > 65 tahun, dan menjadi 30/1000 besar pasien didapatkan gejala karena adanya
(3%) pada usia >85. Didapatkan peningkatan impairment pada miokard ventrikel kiri. Gagal
secara eksponenstial sesuai dengan peningkatan jantung terkait dengan abnormalitas pada
usia, 0,1 % range antara 50-55 tahun dan ventrikel kiri dengan range mulai dari ukuran
menjadi 10% pada usia >80 tahun. Di Amerika ventrikel kiri normal dengan fraksi ejeksi yang
didapatkan prevalensi sebesar 4,8 juta, dan normal dengan disertai vasodilatasi yang berat
sekitar 75% dengan usia > 65 tahun. Insiden atau menurun. Pada kebanyakan pasien
dan prevalensi gagal jantung didapatkan lebih didapatkan kelainan pada sistolik dan diastolic
tinggi pada wanita, didapatkan perbandingan , disamping adanya gangguan pada fraksi ejeksi.
hal ini diperkirakan karena angka harapan hidup Pasien dengan fraksi ejeksi yang normal
pada wanita lebih lama (Saunders, 2000). memerlukan terapi yang berbeda dengan yang
Walaupun dengan terapi yang adequate namun mengalami penurunan fraksi ejeksi, walaupun
angka kematian akibat Gagal jantung cenderung hal ini masih kontroversial. Penyebab Gagal
tetap (Hunt et al., 2005). jantung yang lain adalah arterosclerosis
Prognosis pasien gagal jantung buruk koroner, hipertensi atau kardiomiopati, kelainan
walaupun dengan terapi yang adequate. Data katub, dan segala kelainan pada jantung (Hunt
yang diperoleh sekitar 35% pasien pria bertahan et al., 2005)
hidup setelah onset akut gagal jantung dan 50% Klasifikasi terbaru adalah berdasarkan
pada wanita. Secara umum didapatkan data pola disfungsi ventrikel, yaitu adanya gangguan
mortalitas pada klas IV (adanya symptom saat pada sistolik, diastolic atau pada keduanya, dan
istirahat) sekitar 30-70%, klas III (adanya klasifikasi ini terbukti efektif. Patofisiologi
symptom dengan aktiviitas ringan) 10-20%, gagal jantung akibat kelainan pada ventrikel
klas II (adanya symptom saat aktivitas sedang sangat komplek. Gejala klinis yang dapat
5-10%. Mortalitas lebih tinggi didapatkan pada dikategorikan sebagai gagal jantung adalah
pasien lebih tua, laki-laki, penurunan fraksi dimulai dengan penurunan effective
ejeksi dan adanya penyakit koroner. Biaya yang cardiovascular functional reserve, adanya
dikeluarkan untuk terapi gagal jantung di gejala saat istirahat atau dengan sedikit
Amerika antara 15-40 trilyun US$ (Saunders, aktivitas, dan perubahan karakteristik
2000). patofisiolagi pada system organ, antara lain
Gagal jantung sebenarnya bukan istilah biokimia, hormonal, metabolik atau perubahan
yang tepat, karena hal ini memiliki beberapa fungsi. Jadi dengan kata lain gagal jantung
interpretasi dan menggambarkan beberapa merupakan sindrome yang ditandai dengan
kondisi klinik yang berbeda. Gagal jantung penurunan fungsi ventrikel kiri karena suatu
kanan atau kiri memiliki karakteristik yang proses patofisiologi tertentu yang menimbulkan
berbeda namun seringkali muncul secara gejala dan keterbatasan aktivitas.

82
Patomekanisme Penyakit (81-90) El-Hayah Vol. 4, No.2 Maret 2014

Terdapat dua mekanisme yang kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram. Agar
menyebabkan pengurangan pada cadiac output jantung dapat berfungsi sebagai pompa yang
dan kegagalan jantung yaitu disfungsi sistolik efisien, otot-otot jantung di bagian atas dan
dan disfungsi diastolik. Penyebab tersering dari bawah akan berkrontraksi secara bergantian.
disfungsi sistolik adalah penyakit jantung Laju denyut jantung atau kerja pompa ini
iskemik, idiopatik kardiomyopathy, hipertensi, dikendalikan secara alami oleh suatu pengatur
dan penyakit katup jantung. Disfungsi diastolik irama (pace maker) yang di sebut nodus
dapat terjadi pada 40-50% pasien dengan sinoarterial. Nodus sinoarterial ini terletak di
kegagalan jantung, lebih sering terjadi pada dalam dinding serambi kanan. Sebuah impuls
wanita, dan frekuensi akan semakin meningkat listrik yang ditransmisikan dari nodus
seiring dengan penambahan usia. Disfungsi sinoarterial ke kedua serambi membuat
diastolik dapat terjadi pada beberapa kondisi keduanya berkontraksi secara serentak. Arus
yang menyebabkan disfungsi sistolik. Penyebab listrik ini selanjutnya di teruskan ke dinding-
tersering dari disfungsi sistolik ini adalah dinding bilik, yang pada gilirannya membuat
hipertensi, penyakit jantung iskemik, bilik-bilik berkontraksi secara serentak. Periode
hipertropik kardiomiopati, dan restriktif kontraksi ini disebut sistol. Selanjutnya periode
kardiomiopati (Figueroa dan Peters, 2006) ini diikuti dengan sebuah periode rilaksasi
Sedangkan tanda yang biasanya akan pendek kira-kira 0.4 detik yang disebut
tampak pada pasien dengan congestive gagal diastole, sebelum impuls berikutnya datang.
jantung adalah letak apek jantung yang terletak Nodus sinoarterial menghasilkan antara 60-72
lebih lateral (akibat pembesaran dari jantung), impuls seperti ini setiap menit ketika jantung
adanya gallop rhytm. Suara murmur sedang santai. Produksi impuls-impuls ini juga
mengindikasikan adanya penyakit pada katup dikendalikan oleh satu bagian sistim syaraf
jantung, misalkan regurgitasi aorta, atau mitral yang disebut sistim syaraf otonom, yang
stenosis. Kegagalan pada jantung kiri bekerja di luar keinginan kita. Sistim listrik
memberikan tanda berupa takipnea, rales atau built up inilah yang menghasilkan kontraksi-
crackles yang mana mengindikasikan telah kontraksi otot jantung berirama yang disebut
terjadinya edema pulmonary, perkusi yang denyut jantung.
redup pada area paru dan penurunan suara nafas Terdapat tiga kondisi yang mendasari
terutama pada basal paru mengindikasikan telah terjadinya gagal jantung, yaitu gangguan
terjadinya efusi pleura, dan terjadinya sianosis mekanik (beberapa faktor yang mungkin bisa
akibat penurunan difusi oksigen pada kapiler terjadi secara tunggal atau bersamaan yaitu
pulmonary (Medical Criteria, 2005) beban tekanan, beban volume, tamponade
jantung atau kontriksi perikard, jantung tidak
2. Etiologi Gagal Jantung dapat diastole, obstruksi pengisian ventrikel,
Berbagai gangguan penyakit jantung aneurisme ventrikel, disenergi ventrikel,
yang mengganggu kemampuan jantung untuk restriksi endokardial atau miokardial) dan
memompa darah menyebabkan gagal jantung abnormalitas otot jantung yang terdiri dari
yang biasanya diakibatkan karena kegagalan primer (kardiomiopati, miokarditis metabolic
otot jantung yang menyebabkan hilangnya (DM, gagal ginjal kronik, anemia) toksin atau
fungsi yang penting setelah kerusakan jantung, sitostatika) dan sekunder (iskemia, penyakit
keadaan hemodinamis kronis yang menetap sistemik, penyakit infiltrative, dan
yang disebabkan karena tekanan atau volume korpulmonal).
overload yang menyebabkan hipertrofi dan 1. Gangguan irama jantung atau konduksi
dilatasi dari ruang jantung, dan kegagalan Menurut Soeparman (2000) beban
jantung dapat juga terjadi karena beberapa pengisian (preload) dan beban tekanan
faktor eksternal yang menyebabkan (afterload) pada ventrikel yang mengalami
keterbatasan dalam pengisian ventrikel. dilatasi atau hipertrofi memungkinkan adanya
peningkatan daya kontraksi jantung yang lebih
1. Patofisiologi Congestive Heart Failure kuat, sehingga curah jantung meningkat.
(CHF) Pembebanan jantung yang lebih besar
Jantung adalah organ berupa otot, meningkatkan simpatis, sehingga kadar
berbentuk kerucut, berongga dan dengan katekolamin dalam darah meningkat dan terjadi
basisnya di atas dan puncaknya di bawah. takikardi dengan tujuan meningkatkan curah
Apexnya (puncak) miring ke sebelah bawah jantung. Pembebanan jantung yang berlebihan

83
Lailia Nur Rachma

dapat mengakibatkan curah jantung menurun, hipertropi dan dilatasi sampai batas
maka akan terjadi redistribusi cairan dan kemempuannya, dan bila beban tersebut tetap
elektrolit (Na) melalui pengaturan cairan oleh meninggi maka dapat terjadi gagal jantung
ginjal dan vasokontriksi perifer dengan tujuan kanan, sehingga pada akhirnya terjadi akhirnya
untuk memperbesar aliran balik vena (venous terjadi gagal jantung kiri-kanan. Gagal jantung
return) ke dalam ventrikel sehingga kanan dapat pula terjadi karena gangguan atau
meningkatkan tekanan akhir diastolic dan hambatan pada daya pompa ventrikel kanan
menaikkan kembali curah jantung (Soeparman, sehingga isi sekuncup ventrikel kanan tanpa
2001). didahului oleh gagal jantung kiri. Dengan
Dilatasi, hipertrofi, takikardi, dan menurunnya isi sekuncup ventrikel kanan,
redistribusi cairan badan merupakan mekanisme tekanan dan volume akhir diastole ventrikel
kompensasi untuk mempertahankan curah kanan akan meningkat dan ini menjadi beban
jantung dalam memenuhi kebutuhan atrium kanan dalam kerjanya mengisi ventrikel
kompensasi untuk mempertahankan curah kanan pada waktu diastole, dengan akibat
jantung dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi terjadinya kenaikan tekanan dalam atrium
badan. Bila semua kemampuan mekanisme kanan. Tekanan dalam atrium kanan yang
kompensasi jantung tersebut di atas sudah meninggi akan menyebabkan hambatan aliran
dipergunakan seluruhnya dan sirkulasi darah masuknya darah dalam vena kava superior dan
dalam badan belum juga terpenuhi, maka inferior ke dalam jantung sehingga
terjadilah keadaan gagal jantung (Rang, 2003) mengakibatkan kenaikan dan adanya
Gagal jantung kiri atau gagal jantung bendungan pada vena-vena sistemik tersebut
ventrikel kiri terjadi karena adanya gangguan (bendungan pada vena jugularis dan bendungan
pemompaan darah oleh ventrikel kiri sehingga hepar) dengan segala akibatnya (tekanan vena
curah jantung kiri menurun dengan akibat jugularis yang meninggi dan hepatomegali).
tekanan akhir diastole dalam ventrikel kiri dan Bila keadaan ini terus berlanjut, maka terjadi
volume akhir diastole dalam ventrikel kiri bendungan sistemik yang lebih berat dengan
meningkat. Keadaan ini merupakan beban aakibat timbulnya edema tumit atau tungkai
atrium kiri dalam kerjanya untuk mengisi bawah dan asites (Osama Gusbi, 2002).
ventrikel kiri pada waktu diastolic, dengan Manifestasi CHF tidak hanya
akibat terjadinya kenaikan tekanan rata-rata disebabkan karena ketidakmampuan jantung
dalam atrium kiri. Tekanan dalam atrium kiri dalam mensuplai oksigen yang adekuat ke
yang meninggi ini menyebabkan hambatan jaringan perifer, tapi juga tergantung pada
aliran masuknya darah dari vena-vena respon sistemik dalam mengkompensasi
pulmonal. Bila keadaan ini terus berlanjut, ketidakadekuatan suplai oksigen ke jaringan.
maka bendungan akan terjadi juga dalam paru- Beberapa faktor yang menentukan cardiac
paru dengan akibat terjadinya edema paru output meliputi heart rate dan stroke volume.
dengan segala keluhan dan tanda-tanda akibat Stroke volume ditentukan oleh preload,
adanya tekanan dalam sirkulasi yang meninggi. kontraktilitas, dan afterload. Variabel-variabel
Keadaan yang terakhir ini merupakan hambatan ini penting diketahui dalam patofisiologis CHF
bagi ventrikel kanan yang menjadi pompa darah dan potensi terapi. Selain itu interaksi
untuk sirkuit paru (sirkulasi kecil). Bila beban kardiopulmonary penting juga untuk diketahui
pada ventrikel kanan itu terus bertambah, maka dalam peranannya dalam kegagalan jantung
akan meransang ventrikel kanan untuk (Figueroa dan Peters, 2006).
melakukan kompensasi dengan mengalami

84
Patomekanisme Penyakit (81-90) El-Hayah Vol. 4, No.2 Maret 2014

Gambar 1. Bagan determinan kardiak output (Storrow, 2007).

Preload dapat dilihat dari jumlah ini saling mempengaruhi dalam patofisiologi
volume darah yang harus dipompa oleh jantung, CHF. Pada kondisi dimana terjadi penurunan
kontraktilitas merupakan kemampuan cardiac output, maka heart rate atau stroke
memompa jamtung, sedangkan afterload volume harus berubah untuk menjaga
merupakan kekuatan yang harus dikeluarkan kelangsungan perfusi. Jika stroke volume tidak
oleh jantung untuk memompa darah. Preload dapat dirubah, maka heart rate harus
tidak hanya dipengaruhi oleh volume ditingkatkan untuk menjaga cardiac output
intravaskuler, tapi juga dipengaruhi oleh (Figueroa dan Peters, 2006).
keadaan restriksi saat pengisian ventrikel. Sistem neurohormonal teraktivasi pada
Fungsi diastolic ditentukan oleh dua faktor disfungsi ventrikel dengan penurunan cardiac
yaitu elastisitas dari ventrikel kiri, yang mana output, terjadi aktivasi baroreseptor pada arkus
merupakan fenomena yang pasif, dan relaksasi aorta, sinus karotikus, dan ventrikel kiri.
myocardial yang mana proses ini merupakan Baroreseptor ini menstimulasi pusat regulator
proses yang aktif dan membutuhkan energi. vasomotor pada medula, yang mana kemudian
Ketidaknormalan ventrikel kiri untuk relaksasi mengaktivasi system saraf simpatis, arginin
atau elastisitasnya baik itu karena structural vasopressin, dan rennin-angiotensin aldosteron
(contoh: hypertropi ventrikel kiri) atau system. Aktivasi system saraf simpatis dapat
perubahan pada fungsional (contoh: iskemia) terlihat dari adanya peningkatan kadar
mempengaruhi juga pengisian ventrikel norepinephrin plasma, hasilnya dapat terlihat
(preload). dari peningkatan heart rate, kontraktilitas
Variable kedua dari stroke volume myocardium, vasokonstriksi perifer. Renin
adalah kontraktilitas jantung, Pada jantung angiotensin system teraktivasi pada kegagalan
normal fungsi sistolik fraksi ejeksi akan selalu jantung, melalui mekanisme intrarenal, yang
dipertahankan diatas 50-55%. Infark myokard distimulasi oleh perubahan tekanan atau
akan menyebabkan myokard tidak dapat perubahan pada kadar sodium pada macula
bekerja dengan baik, hal ini dikarenakan densa, yang kemudian menyebabkan terjadinya
jantung tidak dapat berkontraksi dengan baik. retensi sodium dan cairan (Tsutsui et al., 2007).
Jaringan yang infark dapat diperbaiki dengan
pembedahan atau dengan terapi obat-obatan. 2.1 Mekanisme kompensasi gagal jantung
Beberapa hal yang juga mempengaruhi 2.2.1 Mekanisme Frank Starling
kontraktilitas jantung adalah agent Mekanisme Frank Starling
farmakologik (calcium-channel blocker), meningkatkan stroke volume berarti terjadi
hipoksemia, dan asidosis yang parah. peningkatan volume ventrivuler end diastolic.
Variabel terakhir dari komponen stroke Bila terjadi peningkatan pengisian diastolic,
volume adalah afterload. Afterload biasanya berarti ada peningkatan peregangan dari serat
dilihat dengan pengukuran mean arterial otot jantung, lebih optimal pada filament aktin
pressure. Afterload dipengaruhi oleh beberapa dan myosin, dan hasilnya meningkatkan
faktor yaitu tahanan vaskuler, dan tekanan tekanan pada kontraksi berikutnya. Pada
intratorakal. Bersama-sama ketiga komponen keadaan normal, mekanisme Frank Starling

85
Lailia Nur Rachma

mencocokkan output dari dua ventrikel (Boron Salah satu efek yang paling penting
dan Boulpaep, 2005). dalam menurunkan cardiac output dalam gagal
Pada gagal jantung, mekanisme Frank jantung adalah reduksi aliran darah pada ginjal
Starling membantu mendukung kardiak output. dan kecepatan filtrasi glomerulus, yang
Kardiak output mungkin akan normal pada menyebabkan retensi garam dan air. Penurunan
penderita gagal jantung yang sedang aliran darah ke ginjal, meningkatkan sekresi
beristirahat, dikarenakan terjadinya peningkatan renin oleh ginjal yang secara paralel akan
volume ventricular end diastolic dan meningkatkan pula angiotensin II. Peningkatan
mekanisme Frank-Starling. Mekanisme ini konsentrasi angiotensin II berkontribusi pada
menjadi tidak efektif ketika jantung mengalami keadaan vasokonstriksi dan menstimulasi
pengisian yang berlebihan dan serat otot produksi aldosteron dari adrenal korteks.
mengalami peregangan yang berlebihan (Boron Aldosteron akan meningkatkan reabsorpsi
dan Boulpaep, 2005). natrium dengan meningkatkan retensi air
Hal penting yang menentukan kosumsi (Tsutsui et al., 2007).
energy otot jantung adalah ketegangan dari Selain itu angiotensin II dan aldosteron
dinding ventricular. Pengisian ventrikel yang juga terlibat dalam inflamasi proses perbaikan
berlebihan menurunkan ketebalan dinding karena adanya kerusakan jaringan. Keduanya
pembuluh darah dan meningkatkan ketegangan menstimulasi produksi sitokin, adhesi sel
dinding pembuluh darah. Peningkatan inflamasi (contoh neutrofil dan makrofag) dan
ketegangan dinding pembuluh darah. kemotaksis; mengaktivasi makrofag pada sisi
Peningkatan ketegangan dinding pembuluh kerusakan dan perbaikan; dan menstimulasi
darah akan meningkatkan kebutuhan oksigen pertumbuhan fibroblas dan sintesis jaringan
otot jantung yang menyebabkan iskemia dan kolagen (Loscalzo et al., 2008).
lebih lanjut lagi adanya gangguan fungsi
jantung (Loscalzo et al., 2008). 2.2.4 Peptida natriuretik dan substansi
vasoaktif yang diproduksi secara lokal
2.2.2 Aktivasi neurohormonal yang Ada tiga jenis natriuretic peptide yaitu
mempengaruihi sistem saraf simpatetik atrial natriuretic peptide (ANP), brain
Stimulasi system saraf simpatetik natriuretic peptide (BNP), dan C-type
berperan penting dalam respon kompensasi natriuretic peptide (CNP). ANP dihasilkan dari
menurun cardiac output dan pathogenesis gagal sel atrial sebagai respon meningkatkan
jantung . Baik cardiac sympathetic tone dan ketegangan tekanan atrial, memproduksi
katekolamin (epinephrine dan norepinephrin) natriuresis cepat dan sementara, diuretik dan
meningkat selama tahap akhir dari hamper kehilangan kalium dalam jumlah sedang dalam
semua bentuk gagal jantung. Stimulasi lansung urine. BNP dikeluarkan sebagai respon tekanan
irama jantung dan kontraktilitas otot jantung pengisian ventrikel sedangkan fungsi CNP
oleh pengaturan vascular tone, sistem saraf masih belum jelas.
simpatetik membantu memelihara perfusi
berbagai organ, terutama otak dan jantung 2.2.5 Hipertrofi otot jantung dan remodeling
(Loscalzo et al., 2008). Perkembangan hipertrofi otot jantung
Aspek negatif dari peningkatan dan remodeling merupakan salah satu
aktivitas system saraf simpatetik melibatkan mekanisme akibat meningkatnya kerja yang
peningkatan tahanan sistem vaskular dan berlebih. Meskipun hipertrofi ventrikel
kelebihan kemampuan jantung dalam memperbaiki kerja jantung, ini juga merupakan
memompa. Stimulasi simpatetik yang faktor risiko yang penting bagi morbiditas dan
berlebihan juga menghasilkan penurunan aliran mortalitas. Keadaan hipertrofi dan remodeling
darah ke kulit, otot, ginjal, dan organ dapat menyebabkan perubahan dalam struktur
abdominal. Hal ini tidak hanya menurunkan (massa otot, dilatasi chamber) dan fungsi
perfusi jaringan tetapi juga berkontribusi (gangguan fungsi sistolik dan diastolik). Ada 2
meningkatkan sistem tahanan vaskular dan stres tipe hipertrofi, yaitu pertama Concentric
berlebihan dari jantung (Rang, 2003). hypertrophy, terjadi penebalan dinding
pembuluh darah, disebabkan oleh
2.2.3 Mekanisme Renin-Angiotensin- hipertensi.dan kedua Eccentric hypertrophy,
Aldosteron terjadi peningkatan panjang otot jantung

86
Patomekanisme Penyakit (81-90) El-Hayah Vol. 4, No.2 Maret 2014

disebabkan oleh dilated cardiomyopathy Indikator yang dapat digunakan untuk


(Shigeyama et al., 2005). mengetahui adanya overload volume adalah
adanya peningkatan pada Jugular Venous
Pressure. Pelebaran dari ventrikel dapat dilihat
2.3 Diagnosa CHF pada saat palpasi precordial, dan denyutan dari
Pendekatan pada pasien dengan apex yang terletak lateral dari midclavicular
kecurigaan kegagalan jantung meliputi riwayat line. Pada pasien dengan dispnea, maka
dan pemeriksaan fisik, foto toraks, dan gambaran foto thoraks akan sangat membatu
serangkaian tes yang harus dijalani. Riwayat untuk menetukan perkiraan penyebab dari
penyakit sendiri kurang dapat dipakai dalam dispnea tersebut, apakah diakibatkan karena
menegakkan diagnosa kegagalan jantung, tapi kegagalan jantung atau karena penyakit pada
sering kali dapat memberi petunjuk penyebab paru-paru. Gambaran radiografi pada kelainan
dari kegagalan jantung, faktor yang akibat kegagalan jantung adalah cardiomegali,
memperberat, dan keparahan dari penyakit. cephalization dari pembuluh darah, peningkatan
Gejala gagal jantung dapat dihubungkan dengan marker interstitial, dan adanya pleural efusi.
penurunan cardiac output (mudah lelah, dan Apabila didapatkan beberapa tanda, gejala, dan
kelemahan) atau retensi cairan (dyspnea, gambaran radiologi seperti yang disebutkan
orthopnea, dan cardiac wheezing). Pada kasus diatas maka diagnosa untuk CHF dapat
dengan kegagalan pada jantung kanan dapat ditegakkan. Pasien dengan riwayat penyakit
menyebabkan terjadinya kongetif hepar. jantung, diabetes melitus, hipertensi, atau
Retensi cairan juga menyebabkan edema perifer riwayat penyakit arteri koroner meningkatkan
dan asites. Kegagalan pada jantung kiri dapt resiko terkena CHF (Storrow, 2007). Untuk
menyebabkan gejala berupa munculnya penegakan diagnosa CHF juga dapat
dyspnea on effort. Pulmonary congestion menggunakan kriteria Framingham, seperti
(dengan crackles dan wheezing) dominan yang tertera pada tabel dibawah ini
muncul terutama pada keadaan akut maupun
subakut (Osama, 2002)
Tabel 1. Kriteria Farmingham (Storrow, 2007)

2.4. Pemeriksaan Penunjang 2.4.2. Radiologi


2.4.1. EKG Foto thorax dapat membantu dalam
Electrocardiography tidak dapat mendiagnosis gagal jantung. Kardiomegali
digunakan untuk mengukur anatomi LVH tetapi biasanya ditunjukkan dengan adanya
hanya merefleksikan perubahan elektrik (atrial peningkatan cardiothoracic ratio / CTR (lebih
dan ventrikular aritmia) sebagai faktor sekunder besar dari 0,5) pada tampilan postanterior. Pada
dalam mengamati perubahan anatomi. Hasil pemeriksaan ini tidak dapat menentukan gagal
pemeriksaan ECG tidak spesifik menunjukkan jantung pada disfungsi siltolik karena ukuran
adanya gagal jantung (Loscalzo et al., 2008). bias terlihat normal (National Clinical
Guideline Centre, 2010).

87
Lailia Nur Rachma

2.4.3. Echocardiografi Stage D : pasien dengan gejala tahap akhir


Pemeriksaan ini direkomendasikan jantung, dan sulit diterapi dengan
untuk semua pasien gagal jantung. Tes ini pengobatan standard.
membantu menetapkan ukuran ventrikel kiri,
massa, dan fungsi. Kelemahan 2.6 Terapi CHF
echocardiography adalah relative mahal, hanya 1. TERAPI PERTAMA
ada di rumah sakit dan tidak tersedia untuk Yang dapat dilakukan adalah mengoreksi
pemeriksaan skrining yang rutin untuk atau stabilisasi berbagai keabnormalan yang
hipertensi pada praktek umum (National terjadi yang dapat menginduksi munculnya
Clinical Guideline Centre, 2010). CHF, misalkan iskemia dapat dikontrol
dengan terapi medis atau pembedahan,
2.5. Klasifikasi Gagal Jantung hipertensi harus selalu terkontrol, dan
Selain menggunakan kriteria kelainan pada katup jantung dapat ditangani
Framingham, terdapat beberapa pembagian dengan perbaikan pada katup tersebut
kriteria yang dipakai pada gagal jantung, (National Clinical Guideline Centre, 2010).
diantaranya klassifikasi menurut New York 2. TERAPI NON FARMAKOLOGIS
Heart Association (NYHA), dan pembagian Dapat dilakukan dengan restriksi garam,
stage menurut American Heart Association. penurunan berat badan, diet rendah garam
Klassifikasi fungsional yang biasanya dan rendah kolesterol, tidak merokok,
dipakai menurut NYHA adalah (Figueroa olahraga (National Clinical Guideline
dan Peters, 2006) : Centre, 2010).
Klas I : tidak ada keterbatasan dalam 3. TERAPI FARMAKOLOGIS
melakukan aktifitas apapun, tidak I. Diuretics
muncul II. Vasodilator Drugs
gejala dalam aktivitas apapun.  Nitrate (isosorbide)
Klas II : mulai ada keterbatasan dalam  Hydralazine (terutama apabila
aktivitas, pasien masih bisa melakukan ditambah dengan regimen digoxin dan
aktivitas ringan dan keluhan terapi diuretic)
berkurang saat istirahat  Ace inhibitors (captopril, enalapril) :
Klas III : terdapat keterbatasan dalam obat ini bekerja dengan menghambat
melaksanakan berbagai aktivitas, conversi angiotensin 1 menjadi
pasien angiotensin 2 melalui angiotensin-
merasa keluhan berkurang dengan converting enzyme (ACE).
istirahat.  ACE2 reseptor blocker (losartan) : obat
Klas IV : keluhan muncul dalam berbagai ini mengeblok reseptor A2,
aktivitas, dan tidak berkurang menyebabkan vasodilatasi dan
meskipun dengan istirahat. menghambat proliferasi dari sel otot.
Sedangkan pada tahun 2001, the Obat ini biasanya digunakan pada
American College of Cardiology/American pasien yang intolerance terhadap ACE
Heart Association working group membagi inhibitor, akibat efek samping yang
kegagalan jantung ini menjadi empat stage dapat ditimbulkan yaitu batuk.
(Figueroa dan Peters, 2006): (National Clinical Guideline Centre,
Stage A : memiliki resiko tinggi untuk 2010).
terkena CHF tapi belum ditemukan
adanya kelainan struktural pada III. Inotropic Drugs
jantung Digitalis glycosides (digoxin)
Stage B : sudah terdapat kelainan struktural IV. Beta blockers
pada jantung, akan tetapi belum Obat ini memiliki fungsi untuk
menimbulkan gejala. memperbaiki fungsi ventrikel kiri, gejala,
Stage C : adanya kelainan struktural pada dan functional class, serta
jantung, dan sudah muncul memperpanjang survival dari pasien
manifestasi gejala awal jantung, CHF.beta blocker juga memiliki peranan
masih dapat diterapi dengan dalam memodifikasi cytokine
pengobatan standard. (interleukin-10, tumor necrosis alpha
(TNF-alpha) dan soluble TNF reseptor

88
Patomekanisme Penyakit (81-90) El-Hayah Vol. 4, No.2 Maret 2014

(sTNF-R-1 dan R2) pada pasien dengan dilakukan pada gagal jantung klas
kardiomiopati (Shigeyama et al., 2005) akhir.
Indikasi pemakaian beta blocker: d) Transmyocardial laser
a. Pasien yang tergolong dalam klas II revascularization
dan III , klasifikasi NYHA. e) Prosedur operasi perbaikan fungsi
b. Hindari terapi ini pada pasien jantung
dengan NYHA klas I atau IV. a. intra-aortic balloon pump
c. Sebelum menambahkan beta b. permanent implantable balloon
blocker, pastikan bahwa pasien pump
stabil dan dalam terapi standard c. total artificial heart
gagal jantung. f) Transplantasi Jantung (terapi paling
d. Mulai pemakaian terapi beta- efektif pada keadaan gagal jantung
blocker dengan memakai dosis berat).
rendah (carvedilol 3.125 mg PO bid;
metoprolol CR/XL, 12.5 mg PO qd;
bisoprolol, 1.25 mg PO qd)
e. tingkatkan dosis dengan interval
waktu 2 sampai 3 minggu
(carvedilol, 25-50 mg PO bid;
metoprolol CR/XL, 200 mg PO qd;
bisoprolol, 10 mg PO qd)
Kontraindikasi pemakaian beta
blocker terapi pada CHF:
 Peningkatan berat badan
 Peningkatan dosis diuretic
 Kebutuhan untuk diuretik intravena
ataupun obat inotropik
 Didapatkan keadaan yang kian
memburuk dari CHF
 Bronchial asma atau emphysema
 Bradycardi
 Hipotensi
 Blok jantung derajat pertama dan
ketiga
V. Aldosterone antagonis contoh
spironolactone sebaiknya
dipertimbangkan pada pasien dengan
gagal jantung berat dan tidak ada
kecurigaan adanya renal insufficiency
atau hiperkalemia.
VI. Antiarrhythmic Therapy
VII. Anticoagulant Therapy (untuk
mengurangi resiko terjadinya emboli
pada pasien dengan atrial fibrilasi, tapi
tidak diindikasikan pada pasien yang
aktif dan tidak punya riwayat emboli)
4. TERAPI INFASIF
a) Coronary Reperfusion, terutama pada
akut gagal jantung berulang
dihubungkan dengan edema pulmonary.
b) Valvular Heart Disease.
c) Reduction ventriculoplasty meliputi
eksisi pada bagian dari otot ventrikel
kiri yang diskinetik. Hal ini biasanya

89
Lailia Nur Rachma

Daftar Pustaka Tsutsui H, Matsushima S, Kinugawa S, et al.


Kasper DL, Braunwald E, Fauci A, Hauser S May 2007. Angiotensin II type 1
Longo D and Jameson JL. 2004. receptor blocker attenuates myocardial
Harrison's Principles of Internal remodeling and preserves diastolic
Medicine 16th Edition. Publisher: function in diabetic heart. Hypertens.
McGraw-Hill Professional, pp. 1367- Res. 30(5): 43949.
1377. Boron, Walter F.; Boulpaep, Emile L.
Crawford MH. 2002. Current Diagnosis & 2005. Medical Physiology: A Cellular
Treatment in Cardiology 2nd Ed. and Molecular Approach(Updated ed.).
Publisher McGraw-Hill/Appleton & Saunders. p. 533.
Lange, pp. 23-30. Loscalzo, Joseph; Fauci, Anthony S.;
Saunders WB. 2000. Goldman: Cecil Textbook Braunwald, Eugene; Dennis L. Kasper;
of Medicine, 21st ed. Publisher: W. B. Hauser, Stephen L; Longo, Dan L.
Company, pp.74-80. (2008). Harrison's Principles of
Haji S and Movahed A. 2000. Update on Internal Medicine(17 ed.). McGraw-
Digoxin Therapy in Congestive Heart Hill Medical. ISBN 978-0-07-147693-
Failure. American Family Physician 5.
vol 62 no 2. Shigeyama J, Yasumura Y, Sakamoto A, et al.
Hunt et all. 2005. Heart Failure in the Adult: A 2005. Increased gene expression of
Report of the American College of collagen Types I and III is inhibited by
Cardiology/American Heart beta-receptor blockade in patients with
Association Task Force on Practice dilated cardiomyopathy. Eur. Heart
Guidelines (Writing Committee to J. 26 (24): 2698705.
Update the 2001 Guidelines for the National Clinical Guideline Centre. 2010.
Evaluation and American Management Chronic Heart Failure: National
of Heart Failure): Developed in Clinical Guideline for Diagnosis and
Collaboration With the College of Management in Primary and Secondary
Chest Physicians and the International Care: Partial Update. National Clinical
Society for Heart and Lung Guideline Centre: 3447.
Transplantation: Endorsed by the Heart
Rhythm Society. Journal of The
American Heart Association.
Warrell et all. 2003. Oxford Textbook of
Medicine 4th edition. Publisher: Oxford
Press, pp.305-320.
Figueroa MS and Peters JI. 2006. Congestive
Heart Failure: Diagnosis,
Pathophysiology,Therapy, and
Implications for Respiratory Care.
Respir Care. 51(4), pp. 403 412.
Storrow AB. 2007. Advances in the diagnosis of
chf: new markers. Modern Advances In
Emergency Cardiac Care, p. 38-46.
Medical CRITERIA. 2005. Framingham
Criteria for Congestive Heart Failure.
In turn citing: Framingham study 1971.
Soeparman. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid
11. Ed 3. Jakarta : FKUI.
Rang, HP. 2003. Pharmacology. Edinburgh:
Churchill Livingstone. p. 127. ISBN 0-
443-07145-4.
Osama GMD. 2002. Topic Review Heart
Failure. Albany Medical Review.
January 2002.

90

You might also like