You are on page 1of 2

PENULISAN RESEP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. BHAYANGKARA TK. III .. 00 1/2


ANTON SOEDJARWO
PONTIANAK
Ditetapkan Oleh :
KARUMKIT BHAYANGKARA
Tanggal Terbit TK. III ANTON SOEDJARWO
STANDAR PROSEDUR PONTIANAK
OPERASIONAL

...................
drg. SUGIYATO
AKBP NRP 66050671
Resep adalah Permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi,
kepada Apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electonic
untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai
Pengertian peraturan yang berlaku.
Penulisan resep di RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.III ANTON
SOEDJARWO PONTIANAK digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan tugas-tugas pelayanan.
1. Agar dapat menjamin pelayanan obat/BHP yang diresepkan
sesuai dengan kebutuhan pasien berdasarkan Formularium
rumah sakit.
Tujuan
2. Memenuhi kebutuhan terapi/ tindakan pasien yang
diresepkan oleh dokter di RS. Bhayangkara TK. III Anton
Soedjarwo Pontianak
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.72 tahun
Kebijakan
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Prosedur 1. Penulisan resep dapat dilakukan oleh dokter umum,
dokter spesialis, dokter interensif dan dokter residen
2. Penulisan resep sesuai dengan nama dokter yang
bersangkutan
3. Penulisan resep harus jelas, lengkap dan bisa
terbaca, apabila tidak jelas, lengkap dan bisa terbaca
farmasi wajib menanyakan kepada penulis resep.
4. Apabila apoteker menganggap bahwa dalam resep
terdapat kekeliruan atau penulisan resep yang tidak
tepat, apoteker haruss memberitahukan kepada
dokter penulis resep. Apabila dokter penulis resep
tetap pada pendiriannya, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dokter yang bersangkutan ( dokter
wajib menyatakan secara tertulis atau mebubuhkan
tanda tangan diatas resep)
5. Resep dibuat dengan sistem One Daily Dose ( untuk
1X 24 jam), kecuali untuk resep pulang pasien
6. Penulisan resep bila perlu atau p.r.n mka harus
mencantumkan maksimal pemberian
7. Penulisan obat khusus ( kemoterapi, radioaktif,
narkotika/psikotropika) terdapat batasan khusus :
a. Penulisan Obat Kemoterapi diresepkan oleh dokter
konsultan onkologi;
b. Obat narkotik injeksi hanya dapat diresepkan oleh
dokter anastesi dan dokter DPJP ( dokter penanggung
jawab pasien)
PENULISAN RESEP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. BHAYANGKARA TK. III .. 00 2/2


ANTON SOEDJARWO
PONTIANAK
c. Obat narkotik oral/patch, obat psikotropik dapat
diresepkan oleh dokter umum, dokter interensif dan
dokter residen di bawah tanggung jawab DPJP
8. Lembaran Resep obat dan BHP dibuat
terpisah dengan memberikan satuan dosis obat,
signa/ aturan pakai yang jelas untuk masing-masing
obat dan singkatan yang disesuaikan dengan kaidah
penulisan resep
9. Untuk resep yang terdapat BHP, dapat diberikan
sejumlah yang diminta dalam resep
10. Untuk pemberian spuit disesuaikan dengan jumlah
injeksi dengan jenis yang berbeda
11. Untuk infus dengan volume 500 ml atau lebih, jika
tidak disebutkan dengan keterangan lain hanya
akan diberikan maksimal 3 kolf
12. Untuk infus yang mengandung nutrisi hanya dapat
diberikan maksimal 1 unit Resep akan dibedakan
dalam beberapa kategori berdasarkan jenis pasien,
yakni pasien umum dan BPJS.
1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
2. Dokter umum, Dokter DPJP, Dokter interensif, Dokter
Unit Terkait
Residen
3. Bagian Keperawatan/Bangsal

You might also like