Professional Documents
Culture Documents
2 (2014)
1
ABSTRACT
Human resources is one of key factors which become connecting chain of successful of a company in
achieving its vision or its determined target. The achievement of vision is, determined by its
employees performance as the engine of a company. The employees performance is influenced by the
human resources within the company that is the transformational leadership style in the company who
can articulate its vision and internalize companys values so the organization commitment can be
formed. This research is carried out at PT Telkomsel Metro Surabaya. The purpose of this research is
to explain and to perform comprehensive analysis about the influence of transformational leadership
style to the employees performance with reward system as moderating. The samples are 60 staffs of
PT Telkomsel Metro Surabaya and they have been selected through census sampling. Reliability test,
validity test and moderating regression analysis test are used as the data examination techniques
which are used to examine the moderating variable with SPSS 17.0 application. The result of the
research shows that transformational leadership has significant and positive influence to the
employees performance with reward system as moderating variable and transformational leadership
style directly has significant and positive influence to the employees performance.
ABSTRAK
Sumber daya manusia menjadi salah satu faktor kunci yang menjadi penyambung rantai
kesuksesan sebuah perusahaan dalam meraih visi atau pun target yang telah ditentukan.
Pencapaian visi tersebut tentunya ditentukan oleh kinerja karyawan sebagai motor
penggerak perusahaan. Kinerja karyawan tentunya sangat dipengaruhi oleh peran sumber
daya manusia di dalamnya yakni gaya kepemimpinan transformasional dalam perusahaan
yang dapat mengartikulasikan visi dan menginternalisasikan nilai nilai perusahaan agar
komitmen organisasi dapat terbangun. Penelitian ini dilakukan di PT Telkomsel Metro
Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis lebih jauh
mengenai pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan
dengan sistem penghargaan sebagai variabel moderating. Sampel penelitian terdiri dari 60
orang staff karyawan PT Telkomsel Metro Surabaya dan dipilih melalui sensus sampling.
Teknik pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji reliabilitas, uji
validitas, serta uji Moderating Regression Analysis untuk menguji variabel moderating dengan
aplikasi SPSS 17.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
tranformasional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
dengan sistem penghargaan sebagai variabel moderating dan kepemimpinan
transformasional secara langsung berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
2
PENDAHULUAN
Seorang pemimpin yang efektif harus tanggap terhadap perubahan, mampu
menganalisis kekuatan dan kelemahan sumberdaya manusianya sehingga mampu
memaksimalkan kinerja organisasi dan memecahkan masalah dengan tepat. Berbagai
macam gaya kepemimpinan yang diterapkan di dalam organisasi dapat membantu
menciptakan efektifitas kerja yang positif bagi karyawan. Adanya gaya kepemimpinan yang
sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi maka karyawan akan lebih semangat dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya dan mempunyai harapan terpenuhinya kebutuhan.
Karyawan yang puas terhadap pekerjaannya akan cenderung memiliki kinerja yang tinggi.
Model kepemimpinan modern seperti kepemimpinan transformasional memainkan
peran penting bagi organisasi. Bass dalam Sunarsih (2001) mendefinisakan bahwa
kepemimpinan transformasional sebagai pemimpin yang mempunyai kekuatan untuk
mempengaruhi bawahan dengan cara-cara tertentu. Bawahan merasa percaya, kagum dan
loyal terhadap atasannya sehingga termotivasi untuk berbuat lebih banyak dari apa yang
biasa dilakukan dan diharapkannya. Sunarsih (2001) juga menyatakan bahwa
kepemimpinan transformasional meliputi pengembangan hubungan yang lebih dekat antara
pemimpin dan bawahannya, bukan hanya sebuah perjanjian kerja akan tetapi lebih
didasarkan pada kepercayaan dan komitmen. Kepemimpinan transformasional pada
prinsipnya memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari apa yang biasa dilakukan,
dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan yang akan
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja.
Penerapan sistem penghargaan yang tepat kepada individu-individu yang berprestasi
akan memberikan dampak yang cukup baik terhadap motivasi dari karyawan. Jika seorang
karyawan memperoleh kepuasan dalam melakukan pekerjaan, maka dia akan lebih giat
dalam melakukan pekerjaannya, sehingga berdampak langsung pada kinerja dari karyawan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Apakah gaya kepemimpinan transformasional mempunyai pengaruh dan signifikan
terhadap kinerja karyawan pada PT Telkomsel Metro Surabaya?
2. Apakah ada interaksi antara gaya kepemimpinan transformasional dan sistem
penghargaan sebagai variabel moderating terhadap kinerja karyawan pada PT Telkomsel
Metro Surabaya?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap
kinerja karyawan pada PT Telkomsel Metro Surabaya
2. Untuk mengetahui interaksi gaya kepemimpinan transformasional dan sistem
penghargaan sebagai variabel moderating dalam mempengaruhi kinerja karyawan pada
PT Telkomsel Metro Surabaya
TINJAUAN TEORITIS
Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan hal yang penting dalam manajerial, karena dengan
kepemimpinan maka proses manajemen akan berjalan dengan baik dan pegawai akan
bergairah dalam melakukan tugasnya. Definisi kepemimpinan secara luas meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku bawahan dalam
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
3
Menurut Robbins dan Judge (2008 : 315) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran. Sedangkan
Boone dan Kurtz (1994) dalam Suwatno dan Priansa (2011:140) kelompok mengemukakan
bahwa kepemimpian adalah tindakan memotivasi orang lain atau menyebabkan orang lain
melakukan tugas tertentu dengan tujuan untuk mencapai tujuan spesifik.
Dengan demikian maka kepemimpinan pada dasarnya meliputi penggunan pengaruh
seseorang keapda orang lain yang di dalamnya terdapat proses komunikasi dan tujuan yang
ingin dicapai. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepemimpinan yang efektif adalah
kepemimpinan yang berhubungan dengan tujuan-tujuan individu, kelompok dan
organisasi.
Teori kepemimpinan
Teori kepemimpinan ini sangat berkaitan dengan efektifitas suatu organisasi dalam
mencapai tujuannya dengan menjalankan fungsi-fungsi manajerialnya. Dewasa ini dikenal
sebagai teori kepemimpinan yang dikemukakan beberapa teori berikut:
1. Teori berdasarkan ciri-ciri
Salah satu teori kepemimpinan yang sudah lama dianut dikalangan pakar dan tokoh
organisasi adalah teori kepemimpinan berdasarkan ciri-ciri. Ciri-ciri tersebut antara lain:
a. Pengetahuan yang luas. Ciri ini sangat penting karena dalam menjalankan fungsinya
seorang pemimpin dituntut memahami secara tepat bukan hanya berbagai segi
kegiatan organisasi, terutama hal-hal yang diperkirakan membawa dampak kuat
terhadap organisasi yang bersangkutan
b. Kemampuan tumbuh dan berkembang. Salah satu penyebab keberhasilan seorang
pemimpin adalah sikap dan tindakannya yang responsif terhadap segala perubahan
yang terjadi sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang terjadi
c. Sifat yang inkuitif. Yang dimaksud dengan sifat ini adalah rasa ingin tahu tentang
segal sesuatu yang terjadi bukan hanya dalam lingkungan organisasi yang
dipimpinnya, akan tetapi sekelilingnya dan mampu mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab terjadinya perubahan tersebut.
d. Ketrampilan komunikasi secara efektif baik secara visual maupun diagonal. Tingkat
efektifitas kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh kemampuannya untuk
berkomunikasi dengan baik sehingga dapat menyampaikan target dan tujuan dengan
baik kepada bawahan.
e. Fleksibilitas Dalam diri seorang pemimpin diharapkan sika[p yang luwes, mampu
membaca situasi secara tepat sesuai gaya manajerialnya dengan situasi yang dihadapi.
2. Teori keberuntungan pada keadaan
Teori ini dikenal dengan nama contingency theory, dimana inti pemikiran yang terkandung
dalam teori ini adalah bahwa efektifitas kepemimpinan seorang dalam organisasi sangat
tergantung pada kemampuan menyesuaikan gaya kepemimpinan yang menjadi
karakteristik utamanya dengan tuntutan pelaksanaan tugas yang harus terselenggara
dalam organisasi.
3. Teori jalan tujuan
Setiap pemimpin menyadari bahwa salah satu alasan para bawahannya menggabungkan
diri dengan organisasi adalah agar berbagai tujuan pribadinya tercapai, artinya dengan
mengarahkan waktu, tenaga dan pengetahuan adalah keterampilannya ia akan
memperoleh imbalan tertentu yang memungkinkan untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhannya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
4
4. Teori keperilakuan
Dua dimensi yang menonjol dalam persepsi seorang manajer adalah penentuan struktur
tugas baru yang harus dilaksanakan bawahan dan tingkat perhatian yang diberikan
kepada bawahannya dengan berbagai tujuan, harapan, cita-cita, kepentingan dan
kebutuhannya.
5. Teori situasional
Kepemimpinan tergantung pada situasi tugas (kompleksitas, jenis, teknologi, besar) serta
gaya normal kelompok, rentang kendala, ancaman, tekanan dan budaya organisasi.
6. Teori kepemimpinan partisipasi
Efektifitas seorang manajer sangat bergantung pada tingkat kemampuannya untuk
mengikut sertakan para bawahannya dalam seluruh proses manajemen, terutama dalam
proses pengambilan keputusan.
7. Teori penerimaan
Teori ini dikenal dengan istilah acceptance theoryi, yaitu intinya terletak pada pendapat
yang menyatakan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang tercermin dari pengakuan
dan penerimaan orang lain terhadap keputusan yang bersangkutan.
Kepemimpinan Transformasional
Bass (1994) dalam Arif (2010) mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai
proses mempengaruhi perubahan besar dalam sikap dan asumsi anggota organisasi dan
pembentukan komitmen untuk misi dan tujuan organisasi. Oleh karena itu pemimpin
transformasional mengajarkan pengikut mereka untuk menjadi seorang pemimpin dalam
diri mereka sendiri. Pemimpin transformasional mendorong bawahannya untuk
mengadopsi visi organisasi kedalam diri mereka sendiri
Luthans (2006) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional membawa
keadaan menuju kinerja tinggi pada organisasi yang menghadapi tuntutan pembaharuan
dan perubahan. Kepemimpnan transformasional merupakan kemampuan untuk
memberikan inspirasi dan memotivasi para pengikutnya untuk mencapai hasil-hasil yang
lebih besar daripada yang direncanakan secara orisinil dan untuk imbalan internal.
(Mondiani, 2011)
Sistem Penghargaan
Menurut Mulyadi dan Setyawan (1999) dalam Swastiko (2010), sistem penghargaan
merupakan salah satu alat pengendalian penting yang digunakan oleh perusahaan untuk
memotivasi personel agar mencapai tujuan dengan perilaku sesuai dengan yang diharapkan
oleh perusahaan. Sedangkan menurut Kurniangsih dan Indriantoro (2001:327), kompensasi
merupakan salah satu strategi manajemen sumber daya manusia untuk menciptakan
keselarasan kinerja antar staf dan pimpinan perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran
yang sudah ditetapkan.
Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001:356), sistem penghargaan menghasilkan dua
macam manfaat antara lain:
a. Memberikan informasi
Penghargaan dapat menarik perhatian personel dan memberikan informasi atau
mengingatkan mereka tentang pentingnya sesuatu yang diberi penghargaan
dibandingkan dengan hal yang lain.
b. Memberikan motivasi
Penghargaan akan meningkatkan motivasi personel terhadap ukuran kinerja,sehingga
membantu personel dalam memutuskan bagaimana mereka mengalokasikan waktu dan
usaha mereka
Sedangkan menurut Mulyadi dan Setyawan (2001:229), penghargaan dapat
digolongkan ke dalam 2 hal yaitu:
a. Penghargaan Intrinsik
Adalah penghargaan yang berupa rasa puas diri yang diperoleh seseorang yang telah
berhasil menyelesaikan pekerjaanya dengan baik. Dan telah mencapai sasaran tertentu.
b. Penghargaan ekstrinsik
Adalah penghargaan yang berupa kompensasi yang diberikan kepada personel, baik
yang berupa kompensasi langsung, tidak langsung maupun yang berupa kompensasi non
moneter.
Kinerja Karyawan
Pendapat Bernardin dan Russel yang dikutip Gomes (2003 : 36) menyatakan kinerja
adalah sebagai suatu catatan hasil (output) yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan
tertentu atau kegiatan selama suatu periode tetentu. Output yang dihasilkan dapat berupa
fisik maupun non fisik. Dasarnya adalah hasil kerja seseorang karyawan selama periode
tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar, target atau sasaran atau
kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Metode-metode untuk penilaian kinerja menurut Mathis dan Jackson (2002) dalam
Anikmah (2008), yaitu :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
6
Standar Kinerja
Penyusunan standar kinerja yang bersumber pada uraian jabatan akan memberikan
peluang kepada pengawas dan karyawan untuk membuat sebuah uraian tugas yang
dinamis untuk bekerja. Karenanya uraian tugas dapat berfungsi sebagai sebuah peryataan
tentang tujuan-tujuan umum yang harus dicapai bawahan dalam mendukung sasaran -
sasaran organisasi. Sedangkan fungsi standar kinerja berfungsi sebagai tujuan-tujuan
tertentu yang harus dicapai oleh karyawan, harus relistis, dapat diukur, dan dapat dicapai
jabatan tersebut dan standar kinerja dianggap memuaskan bila:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
7
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diduga gaya kepemimpinan transformasional mempunyai pengaruh dan signifikan
terhadap kinerja karyawan pada PT Telkomsel Metro Surabaya
2. Diduga ada interaksi antara gaya kepemimpinan transformasional dan sistem
penghargaan sebagai variabel moderating lebih menjelaskan varian kinerja karyawan
pada PT Telkomsel Metro Surabaya
METODA PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kausal, yaitu tipe penelitian dengan
karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Dalam
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
9
penelitian ini peneliti ingin menguji hipotesis yang diajukan mengenai gaya kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan PT Telkomsel Metro Surabaya. Sementara metode penelitian
yang akan dipakai adalah metode kuantitatif. Artinya bahwa pendekatan yang dilakukan
berdasarkan pada penggunaan angka-angka yang selanjutnya akan dianalisis secara
statistik.
Menurut Sugiyono (2008:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
meliputi semua karyawan PT Telkomsel Metro Surabaya.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki nilai yang lebih besar
dari 0,60. Sesuai dengan syarat bahwa variabel yang diteliti memiliki nilai alpha 0,6 semua
item dinyatakan reliabel, maka dapat dinyatakan bahwa semua item dalam penelitian ini
memenuhi syarat reliabilitas.
Uji Validitas
Menurut Arikunto (2002:144) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Dalam pengujian validitas
instrumen penelitian, dilakukan dengan cara memasukkan butir-butir hasil jawaban
responden untuk masing-masing variabel kedalam perhitungan reliability analysis program
SPSS
Secara statistik, angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka
kritik tabel korelasi nilai r. Berdasarkan nilai df = n-k = 60-2 = 58, didapatkan statistik uji
nilai r = 0,2542. Jika diperoleh koefisien korelasi (r) 0,2542 dan signifikansi (p 0,05) maka
butir-butir dalam instrumen adalah valid.
Hasil pengujian validitas terhadap semua item variabel pada tabel dibawah ini
menunjukkan nilai r tertinggi adalah 0,794 (signifikansi 0,000) dan terendah sebesar 0,263
(signifikansi 0,043). Karena semua koefisien korelasi (r) 0,2542 dan signifikansi (p 0,05)
maka butir-butir dalam instrumen adalah valid.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
12
Tabel 2
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Item R r tabel sign Keterangan
Tabel 4
Model Summary
Hasil output SPSS 17 tersebut diketahui R Square (R2) sebesar 0,538 atau 53,8% yang
menunjukkan sumbangan atau konstribusi dari gaya kepemimpinan transformasional,
sistem penghargaan serta interaksi antara gaya kepemimpinan transformasional dan sistem
penghargaan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan pada PT Telkomsel Metro
Surabaya adalah besar. Sedangkan sisanya (100% - 53,83% = 46,17% dikonstribusi oleh faktor
lainnya.
Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan
secara simultan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional, sistem penghargaan
serta interaksi antara gaya kepemimpinan transformasional dan sistem penghargaan
terhadap kinerja karyawan pada PT Telkomsel Metro Surabaya. Koefisien korelasi berganda
ditunjukkan dengan (R) sebesar 0,734 atau 73,4% menunjukkan korelasi atau hubungan
antara variabel tersebut secara simultan terhadap kinerja karyawan pada PT Telkomsel
Metro Surabaya memiliki hubungan erat.
Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh gaya kepemimpinan transformasional,
sistem penghargaan serta interaksi antara gaya kepemimpinan transformasional dan sistem
penghargaan terhadap kinerja karyawan PT Telkomsel Metro Surabaya. Adapun prosedur
yang digunakan, sebagai berikut:
1. Ditentukan taraf nyata 0,05
2. Hipotesa bahwa antara gaya kepemimpinan transformasional, sistem penghargaan serta
interaksi antara gaya kepemimpinan transformasional dan sistem penghargaan secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT Telkomsel Metro
Surabaya.
3. Kriteria pengujian
a. Jika Sig F > 0,05 menunjukkan antara gaya kepemimmpinan transformasional, sistem
penghargaan serta interaksi gaya kepemimpinan transformasional dan sistem
penghargaan secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan pada PT Telkomsel Metro Surabaya.
b. Jika Sig F < 0,05 menunjukkan variabel gaya kepemimmpinan transformasional, sistem
penghargaan serta interaksi gaya kepemimpinan transformasional dan sistem
penghargaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
pada PT Telkomsel Metro Surabaya.
Hasil pengujian secara simultan dapat diungkap pada tabel anova sebagai berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
15
Tabel 5
Anova
Model Sum of Df Mean F Sig
Squares Square
Regression 88,574 3 29,525 21,752 0,000
Residual 76,009 56 1,357
Total 164,583 59
a. Predictors: Predictors: (Constant), Moderating,Gaya Kepemimpinan Transformasional, Sistem
Penghargaan
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Dari hasil output tingkat signifikan 0,000 kurang dari = 5% menunjukkan pengaruh
variabel gaya kepemimpinan transformasional, sistem penghargaan serta interaksi antara
gaya kepemimpinan trasnformasional dan sistem penghargaan pada PT Telkomsel Meto
Surabaya adalah signifikan.
Uji t
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen secara
sendiri-sendiri (parsial) terhadap variabel dependen. Adapaun kriteria pengujian yang
digunakan sebagai berikut:
1. Jika sig t > 0,05 menunjukkan variabel gaya kepemimpinan transformasional, sistem
penghargaan serta interaksi gaya kepemimpinan transformasional dan sistem
penghargaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada
PT Telkomsel Metro Surabaya.
2. Jika sig t > 0,05 menunjukkan variabel gaya kepemimpinan transformasional, sistem
penghargaan serta interaksi gaya kepemimpinan transformasional dan sistem
penghargaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT
Telkomsel Metro Surabaya.
Hasil pengujian uji t dari masing-masing variabel gaya kepemimpinan
transformasional, sistem penghargaan serta interaksi gaya kepemimpinan transformasional
dan sistem penghargaan sebagai berikut:
Tabel 6
Hasil Perolehan thitung dan Tingkat Signifikan
Variabel Sig Keterangan
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penulis dapat memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Sebaiknya manajemen PT Telkomsel Metro Surabaya menjaga gaya kepemimpinan
transformasional yang diterapkan dan lebih meningkatkan sistem penghargaan sebagai
bentuk perhatian khusus pada kebutuhan setiap individu karyawan untuk berprestasi
dan berkembang. Pimpinan agar lebih menghargai kinerja serta yang menyangkut
kebutuhan dan minat supaya karyawan menjadi lebih peka akan pentingnya nilai dari
hasil-hasil pekerjaan itu sendiri
2. Pihak manajemen hendaknya memperhatikan dan mempertimbangkan variabel-variabel
gaya kepemimpinan transformasional yang telah teridentifikasi dari penelitian ini, yang
merupakan determinan tersendiri dalam membangun kinerja karyawan. Disamping itu
manajemen dituntut untuk lebih meningkatkan kemampuan organisasi mereka dalam
menerapkan sistem penghargaan yang tepat.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
18
DAFTAR PUSTAKA
Anikmah. 2008. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan (Survey Pada PT. Jati Agung Arsitama Grogol Sukoharjo). Penerbit UMS.
Surakarta.
Arif, S. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan di PT Adi Putra
Pangestu Surabaya. Skripsi. Unesa. Surabaya
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Penerbit PT Rineka Cipta.
Jakarta.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang.
Gomes, F.C.. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Penerbit Andi Offset.
Yogyakarta.
Hayward, B. A. 2005. Relationship Between Employee Performance, Leadership and Emotional
Intelligence in a South African Parastatal Organization. Rhodes University. Grahamstown.
South Africa.
Kurnianingsih, R. dan N. Indriantoro. 2001. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem
Penghargaan terhadap Keefektifan Penerapan Total Quality Management. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia Januari: 28-43
Luthans, F. 2006. Organizational Behaviour : Seven Edition. McGraw-Hil, Inc. Singapore.
Mondiani, T. 2011. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Kompensasi Terhadap Kinerja
Karyawan PT. PLN (persero) UPJ Semarang. Universitas Diponegoro. Semarang.
Mulyadi dan Setyawan, J. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian manajemen: Sistem
Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. Salemba Empat. Jakarta.
Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi : Organizational Behavior. Salemba empat.
Jakarta.
Simamora, H. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN. Yogyakarta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Sunarsih. 2001. Kepemimpinan Transformasional Dalam Era Perubahan Organisasi. Jurnal
Managemen Dan Bisnis. Vol 5 No 2 Desember 2001: 106-116
Suwatno. dan D. Priansa. 2011. Manajemen SDM dalam organisasi Publik dan Bisnis. Alfabeta.
Bandung.
Swastiko, A. 2010. Pengaruh Total Quality Management (TQM) Terhadap Kinerja Manajerial
Dengan Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel
Moderating Pada Rumah Sakit Haji Di Surabaya. Skripsi. UPN . Surabaya