You are on page 1of 4

PERANG MELAWAN KOLONIALISME

ANGGOTA KELOMPOK :

1. I GEDE ANGLING REKA PUTRA (05)


2. NI MADE ARTHINI DWI LESTARI (08)
3. PUTU RIESMA OVILYA PUTRI (09)
4. PUTU TIYA KIRANA WIBAWA (10)

SMA NEGERI 2 AMLAPURA


TAHUN PELAJARAN 2015/2016
1. ACEH MELAWAN PORTUGIS
Jatuhnya Maluku pada tahun 1511 oleh portugis membawa hikmah bagi
Aceh. Banyak para pedagang islam yang pindah ke Aceh dan hal tersebut
mendorong Aceh berkembang menjadi Bandar dan pusat perdagangan. Pada
tahun 1523 Portugis dibawah pimpinan Henriques dan pada tahun 1524
dibawah pimpinan de Savza melancarkan serangan ke Aceh. Namun serangan
tersebut mengalami kegagalan dan portugis selalu berusaha menggangu kapal-
kapal dagang Aceh.

Tindakan-tindakan kapal Portugis tersebut telah mendorong munculnya


perlawanan rakyat Aceh untuk mengadakan perlawanan, Aceh melakukan
langkah-langkah berikut.

a. melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan meriam dan


prajurit.
b. Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara, dan beberapa
ahli dari Turki pada tahun 1567.
c. Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara

Setelah persiaapan dilakukan kemudian Aceh segera melancarkan serangan,


namun serangan Aceh tersebut dapat digagalkan. Pada tahun 1569 Portugis
menyerang Aceh, tetapi dapat digagalkan oleh pasukan Aceh.

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639) semangat


untuk mempertahankan tanah air dan mengusir penjajah asing terus
meningkat. Sultan Iskandar Muda berusaha memperkuat pasukannya. Setelah
mempersiapkan pasukannya, Iskandar Muda pada tahun 1629 melancarkan
serangan ke Malaka, untuk menghadapi serangan tersebut Portugis harus
mengerahkan semua kekuatan. Namun, serangan Aceh tersebut tidak berhasil
mengusir Portugis dari Malaka. Dengan demikian, Portugis tidak berhasil
mengusir portugis dari malaka. Pada tahun 1641 VOC yang berhasil mengusir
Portugis dari Malaka.

2. MALUKU MELAWAN PORTUGIS DAN VOC


Pada tahun 1521 Portugis berhasil memasuki kepulauan Maluku dan
memusatkan aktivitasnya di Ternate. Spanyol juga memasuki kepulauan Maluku
dan memusatkan kedudukannya di Tidore sehingga terjadilah persingan antara
keduanya.

Pada tahun 1529 terjadi perang antara idore dengan Portugis. Untuk
menyelesaikan persaingan antara Portugis dan Spanyol dilakukan perjanjian
Saragosa, pada tahun 1534 dengan perjanjian tersebut kedudukan Portugis di
Maluku semakin kuat dalam melakukan monopoli rempah-rempah.

Pada tahun 1565 muncul perlawanan rakyat Ternate yang di pimpin oleh
Sultan Khaerun/ Hairun. Portugis kewalahan terhadap serangan Sultah Hairun
dan portugis menawarkanperundingan kepada Sultan Hairun , perundingan
tersebut dilaksanakan di benteng Sao Paolo pada tahun 1570, namun ternyata
perundingan tersebut hanyalah tipu muslihat, ketika sedang berunding Sultan
Hairun di tangkap dan dibunuh.

Perlawanan selanjutnya oleh Sultan Baabulah. Akhirnya pada tahun 1575


Portugis dapat didesak dan berhasil diusir dari Ternate. Kemudian Portugis
melarikan diri dan menetap di Ambon sampai tahun 1605. Pada tahun 1605
portugis dapat diusir VOC dari Ambon dan menetap di Timor Timur.

Pada tahun 1680 VOC memaksakan perjanjian baru dengan Tidore yaitu
Kerajaan Tidore semula sebagai sekutu VOC turun statusnya menjadi vassal ,
vassal adalah daerah bawahaan atau daerah jajahan. Sebagai penguasa yang
baru diangkat putra Alam sebagai Sultan Tidore.

Penempatan kerajaan Tidore sebagai daerah kekuasaan VOC


menimbulkan protes dari pangeran Nuku. Dibawah pangeran Nuku, rakyat
Maluku melawan kekuatan kompeni belanda atau tentara VOC , Sultan Nuku
diangkat oleh pengikutnya sebagai Sultan dengan Tuan Sultan Amir
Muhammad Syafiudin Syah. Sultan Nuku juga berhasil meyakinkan Sultan
Aharaldan pangeran Ibrahim untuk melawan VOC, bahkan Inggris juga member
dukungan. Dari perlawanan tersebut Belanda kewalahan dan tidak mampu
membendung sultan Nuku. Sultan Nuku berhasil mengembalikan
pemerintahan yang berdaulat di Tidore sampai beliau meninggal.

You might also like