You are on page 1of 39

FAKULTAS : KEDOKTERAN UNIVERSITAS

SAM RATULANGI
MODUL : BAHASA INDOESIA
KEGIATAN BELAJAR : PARAGRAF (ALINEA)
DOSEN PENGAMPU : Dra. Femmy Lumempouw, M.Hum.

1. PENGERTIAN PARAGRAF / ALINEA


(1)Paragraf adalah karangan mini. Artinya semua unsur karangan yang
formal dan panjang menggunakan pola yang sama dengan paragraf. Skripsi,
misalnya: berstruktur pendahuluan, deskripsi teori, metode penelitian, hasil
penelitian, dan kesimpulan. Struktur tersebut serupa dengan struktur paragraf:
kalimat topik, kalimat pendukung1, kalimat pendukung 2, kalimat pendukung 3,
dan kalimat konklusi. (2) Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri
beberapa kalimat yang tersusun secra terpadu, runtut, logis, dan merupakan
kesatuan ide yang tersusun secara lengkap dan utuh.(3) Paragraf adalah dari suatu
karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan
informasi dengan pikiran utama sebagai topik dan pikiran penjelas sebagai
pndukung dan pengendali pengembangan topik, dan diakhiri dengan kalimat
konklusi. (4) Paragraf yang terdiri dari satu kalimat berarti tidak menunjukkan
ketuntasan atau kesempurnaan. Sekalipun tidak sempurna, paragraf yang terdiri
satu kalimat dapat digunakan sebagai peralihan antarparagraf, sekaligus
memperbesar efek dinamika paragraf. Akan tetapi, sebagai kesatuan gagasan
menjadi suatu bentuk ide yang utuh dan lengkap, paragraph hendaklah dibangun
dengan sekelompok kalimat yang saling mengait.

2. CIRI-CIRI PARAGRAF
1) Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan
biasa, misalnya surat dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal ,
misalnya makalah, skripsi, tesis dan disertasi. Karangan, misalnya surat,
berbentuk lurus yang tidak bertakuk (block style) ditandai dengan jarak spasi
merenggang, satu spasi lebih banyak daripada jarak antarbaris lainnya.

1
2) Paragraf menggunakan pikiran utama, gagasan utama yang dinyatakan dengan
kalimat topik. Kalimat topik dapat ditempatkan pada posisi awal, tengah, akhir
atau awal dan akhir paragraf.
3) Paragraf meggunakan ide penjelas (ide pendukung atau ide pengendali) yang
dinyatakan dalam kalimat penjelas.
4) Paragraf hanya berisi satu kalimat topik. Penempatan kalimat topik ada empat
cara:(i) kalimat topik pada posisi awal membentuk pareagraf deduktif. (ii)
kalimat topikm pada posisi akhir membentuk mparagraf induktif.(iii) kalimat
topik pada posisi tengah membentuk paragraph induktif deduktif. (iv) kalimat
topik pada posisi awal dan akhir membentuk paragraph deduktif induktif
5) Pragraf akademik terdiri atas kalimat topik, kalimat penjelas atau kalimat
pendukung, dan kalimat konklusi. Kalimat topik ditempatkan pada posisi awal.
Paragraf akademik untuk berkomunikasi akademik dengan pembacanya,
misalnya untuk menjawab atau menjelaskan tugas-tugas perkuliahan.
Komunikasi berhasil jika seluruh informasi terpahami oleh pembacanya. Paragraf
akademik disusun berdasarkan bahasa formal, baku, dan menyajikan pesan yang
dengan kalimat yang efektif.
6) Paragraf dalam esai akademik: esai terdiri atas babarapa paragraf yang
diklasifikasi menjadi paragraf pendahuluan, paragraf penjelas dan paragraf
konklusi. Paragraf penjelas diklasifikasi menjadi paragraf penjelas 1, 2, dan 3.
Seluruh paragraph menyajikan gagasan secara lengkap dan menyatu. Seluruh
kalimat mendukung kalimat topik.
7) Seluruh kalimat saling mengait. Pengaitan dapat dilakukan dengan konjungsi,
subtitusi (penggantian), ellipsis (pelesapan) dan lain-lain.

3. FUNGSI PARAGRAF
1) Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan
persaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam satu
kesatuan,
2) Menandai peralihan(pergantian gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa
paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran,

2
3) Mengorganisasi gagasan dengan mengurutkan pemenpatan gagasan.
a. Pragraf terdiri atas :kalimat topik, kalimat penjelas, dan kalimat konklusi;
b. esai terdiri atas paragraf pendahuluan, paragraf penjelas, dan paragraf
konklusi
4) Mengembangkan topik karangan ke dalam kesatuan-kesatuan unit pikiran yang
lebih kecil, misalnya paragraf pendahuluan, paragraf pengembang 1, 2, 3, dan
paragraf konklusi.
5) Mengendalikan variabel terutama karangan yang teridiri atas beberapa variabel.
Untuk dua variabel misalnya paragraf 1 pendahuluan pentingnya membahas
kedua variabel x dan y, paragraf 2 membahas variabel x, paragraf 3 membahas
variabel y , paragraph 4 membahasa hubungan variabel x dan y , paragraph 5
membahasa hasil analisis, paragraph 6 menyajikan konklusi.

4. KALIMAT TOPIK DALAM PARAGRAF


Penempatan kalimat topik dalam karangan terdiri dari beberapa paragraph dapat
dilakukan secara bervariasi, yaitu: pada awal, akhir, awal dan akhir, tengah paragraf,
dan keseluruhan paragraf. Hal ini dimaksudkan agar pembaca dapat mengikuti alur
penalaran sambil menikmati kesegaran karangan, tidak monoton dan bersifat alami.
1. Kalimat Topik pada Awal Paragraf
Paragraf ini bersifat ekspositori berisi bahasan yang bertujuan menjelaskan suatu
topik, masalahatau pendapat. Paragraf itu lebih efektif jika diawali dengan kalimat
topik, diikuti dengan kalimat penjelas 1,2,3, dan diakhiri dengan kalimat konklusi.
Kalimaat topic itu berisi pikiran yang bersifat umum.: subjek sebagai topik dan
predikat sebagai ide pengendali (Oshima dan Hoque, 2006:57)
Contoh: Jalan Kasablanka selalu padat. Pada pukul 5.30, jalan itu mulai dipadati
dengan kendaraan sepeda motor, mobil pribadi, dan kendaraan umum. Kendaraan
tersebut sebagian besar dari arah Pondok Kopi melintas kea rah Jalam Jenderal
Sudirman. Para pengendara di antaranya pedagang yang akan berjualan di Pasar
Tanah Abang, pemakai jalan yang mebghindari three in one, karyawan yang bekerja
di Tangerang, Grogol atau ke ptempat lain yang searah dan siswa sekolah yang

3
berupaya menghindar kemacetan. Pada pukul 07.00 s.d. 10.00 jalan itu dipadati oleh
mahasiwa dan karyawan yang akan bekerja orang yang akan berbelanja atau
berjualan dan sebagian orang yang bepergian dengan kepentingan lain-lain. Pada
pukul 11 s.d. pukul 15.00 jalan itu tidak begitu padat. Namun, pukul 15.00 s.d. 21.00
kendaraan kearah Pondok Kopi kembali memadati jalan tersebut.
Paragraf di atas diawali kalimat topik 1, Jalan Kasablanka selalu padat, berisi pikiran
utama. Selebihnya kalimat 2 s.d. 6 merupakan kalimat penjelas berisi pikiran-pikiran
penjelas. Dengan demikian paragraf ini menggunakan penalaran deduktif.

Pikiran Utama : Jalan Kasablanka padat.

Pikiran Penjelas : 1) pagi dipadati kendaraan ke arah Jenderal Sudirman


2) menghindari kemacetan
3) menghindari three in one
4) tengah hari kendaraan berkurang
5) sore jalan dipadati kendaraan kea rah Pondok Kopi

Penalaran : deduktif

2. Kalimat Topik pada Akhir Paragraf


Paragraf diakhiri kalimat topik dan diawali dengan kalimat penjelas. Artinya,
paragraf ini menyajikan kasus khusus, contoh, penjelasan , keterangan atau analisis
lebih dahulu, barulah ditutup dengan kalimat topik. Dengan demikian, paragraf ini
menggunakan penalaran induktif.
Contoh: PT Genting Pasola pada awal 2004 ini semakin sukit mendapatkan
konsumen. Produknya mulai berkurang, karyawan semakin banyak yang pindah
kerja. Dan beberapa karyawan yang mengeluh gaji yang tidak pernah naik, padahal
barang konsumsi terus melambung. Hal ini bias dimaklumi oleh pimpinan
perusahaan dan sebagian besar karyawan. Bahkan, dokumen yang menyatakan
bahwa pajak belum dibayarpun sudah sampai kepada kaaryawan. Pemilik
perusahaaan menyadari bahwa desain produk sudah mulai usang, peralatan teknis
sudah ketinggalan teknologi, dan kreativitas baru karyawan yang mendukung kinerja

4
bisnis sudah mongering. Direksi dan seluruh karyawan berkesimpulan, PT Genting
Pasola telah bangkrut.
Paragraf di atas diawali kalimat penjelas dan diakhiri kalimat utama. Susunan
pikiran paragraf tersebut:

Pikiran Penjelas : 1) kesulitan mendapatkan konsumen


2) kesejahteraan karyawan menurun
3) pajak tidak terbayar
4) kualitas produk menurun

Pikiran Utama : PT Genting Pasola Bangkrut

Penalaran : Induktif

3)Kalimat Topik pada Awal dan Akhir Paragraf


Kalimat topik dalam sebuah paragraf pada hakikatnya hanya satu. Penempatan
kalimat topik yang kedua berfungsi untuk menegaskan kembali pikiran utama
poaragraf tersebut. Namun, penempatan kalimat topik pada awal dan akhir paragraf
berpengaruh pada penalaran. Kalimat topik pada awal paragraf bersifat deduktif,
pada akhir bersifat induktif, dan pada awal dan akhir menjadikan paragraf bersifat
induktif- deduktif.
Contoh: Selain merinci keragaman paradigma sosiologi Ritser mengemukakan alasan
perlunya paradigm yang lebih bersifat terintegrasi dalam sosiologi. Meskipun ada
alasan untuk mempertahankan paradigm yang ada, dirasakan adanya kebutuhan
paradigm yang makin terintegrasi. Ritser berharapadanya keanekaragaman yang
lebih besar melalui sebuah pengembangan paradigm baru yang terintegrasi untuk
melengkapi paradigm yang ada dan tidak dimaksudkan untuk menciptakan posisi
hegemoni baru. Paradigma yang lebih bersifat terintegrasi diperlukan kehadiran
sosiologi modern.

5
Paragraf di atas diawali kalimat topik dan diakhiri dengan kalimat topik. Kedua
kalimat topik tersebut berisi pikiran utama yang sama.

Pikiran Utama : perlunya paradigma terintegrasi

Pikiran Penjelas : 1) fungsi paradigma tertintegrasi


2) paradigma terintegrasi tidak menciptakan hegemodi

Pikiran Utama : paradigma terintegrasi diperlukan

Penalaran : deduktif induktif

4. Kalimat Topik pada Tengah Paragraf


Paragraf dengan kalimat topik pada tengah paragraf berarti diawali dengan
kalimat penjelas .dan diakhiri pula dengan kalimat penjelas. Paragraf ini
menggunakan pola penalaran induktif induktif.
Contoh:
Pasar Tanah Abang mulai dibanjiri pedagang yang hendak mempersiapkan
dagangannya sejak pukul 05.00. Aktivitas jual beli di pasar ini dimulai sekitar pukul
08.00. Barang dagangan sebagian besar berupa produk tekstil dari yang paling murah
dengan saatuan harga berdasarkan timbangan sampai dengan tekstil yang berkualitas
impor dan ekspor. Pasar ini memperdagangkan berbagai jenis tekstil yang dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat ekonomi tinggi, menengah, maupun lapis bawah.
Pasar Tanah Abang merupakan pusat pedagangan yang tidak pernah sepi oleh
penjual maupun pembeli. Para pembeli mulai berdatangan pukul 08.00. Jumlah
pembeli ini meningkat sampai pukul 11.30. Pada tengah hari, jumlah pembeli
menurun. Namun, jumlsh tersebut mwmuncak kembali pada pukul 14.00 sampai
dengan 16.30.

6
Paragraf di atas disusun dengan urutan kalimat 1 sampai dengan 5 menuju penalaran
induktif (dari khusus ke umum dan dari 5 sampai dengan 9 menuju penalaran
deduktif. Gagasan yang disajikan dalam paragraph di atas adalah :
Paragraf penjelas : 1) Pasar Tanah Abang dibanjiri pedagang
2) aktivitas jual beli
3) barang yang diperdagangkan
4) tekstil kebutuhan masyarakat
Pikiran Utama : Pasar Tanah Abang tidak pernah sepi
Pikiran penjelas : 5) kedatangan pembeli
6) puncak kedatangan pembeli
Penalaran : induktif deduktif

5. SYARAT PARAGRAF YANG BAIK


Paragraf yang baikharus memenuhi syarat kesatuan, kepaduan, ketuntasan,
keruntutan, dan konsistensi penggunaan sudut pandang.
5.1 Kesatuan Paragraf
Untuk menjamin adanya kesatuan paragraf setiap paragraph hanya berisi satu
pokok pikiran. Paragraf dapat berupa beberapa kalimat. Tetapi seluruhnya harus
merupakan kesatuan, tidak satu kalimatpun yang sumbang, paragraph akan rusak
kesatuannya. Contoh paragraph tanpa kesatuan pikiran: Kebebasan berskspresi
berdampak pada pengembangan kreativitas baru Beberapa siswa tingkat SD sampai
SMA /SMK berhasil meraih olimpiade fisika dan matematika. Walaupun keburuhan
masyarakat relative rendah, beberapa siswaberhasil memenangkan kejuaraan dunia
pada lomba tersebut. Kreativitas baru tersebut membanggakan kita semua.
Paragraf di atas tanpa kesatuan pikiran. Kalimat 1 sampai 3 mengungkapkan kalimat
yang berbeda-beda. Masing-masing tidak membahas satu pikiran yang sama dan
kalimat 4 saja yang menunjukkan adanya hubungan. Akibatnya, paragraph
menjaditidak jelas struktur dan maknanya. Bandingkanlah dengan paragraf di bawah
ini:

7
Contoh: Paragraf dengan kesatuan pikiran
Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan krativitas baru. Dengan
kebebasan itu, para guru dapat dengan leluasa mengajar siswanya sesuai dengan
basis kompetensi siswa dan lingkungannya. Kondisi kebebasan tersebut mejadikan
pembelajaran berlangsung secara alami, penuh gairah, dan siswa termotivasi untuk
berkembang. Siswa belajar dalam suasana gembira, aktif, kreatif, dan produktif.
Dampak kebebasan ini setiap saat siswa dapat melakukan berbagai eksperimen
dengan menyinergikan bahan ajar di sekolah dan lingkungannya.Kretivitasnya
menjadi tidak terbendung.
5.2 Keterpaduan
Paragraf dinyatakan terpadu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang saling
mengait. Keterkaitan kalimat dalam paragraf menghasilkan kejelasan gagasan.
Keterkaitan kalimat itu menhasilkan keterpaduan paragraf menjadi satu kesatuan
konsep, pikiran atau pendapat yang utuh dan kompak. Keterkaitan dapat dibangun
melalui repetisi atau pengulangan kata kunci atau sinonim,kata ganti, kata transisi,
dan bentuk paralel.
5.3 Ketuntasan
Ketuntasan adalah kesempurnaan. Hal itu dapat diwujudkan dengan (1)
klasifikasi, yaitu pengelompokan objek secara lengkap dan menyeluruh. Ketuntasan
klasifikasi tidak memungkinkan adanya bagian yang tidak masuk kelompok
klasifikasi. Klasifikasi ada dua jenis: sederhana dan kompleks. Klasifikasi sederhana
membagi sesuatu ke dalam dua kelompok , misalnya pria dan wanita, besar dan
kecil, baik dan buruk. Sedangkan klasifikasi kompleks membagi sesuatu menjadi
lebih dari dua kelompok , misalnya besar sedang kecil , pengusaha besar
menengah kecil, negara maju- negara berkembang negara terkebelakang.
5.4 Konsistensi dan Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya. Dalam
cerita, pengarang sering menggunakan susut pandang aku, seolah-olah menceritakan
dirinya sendiri. Selain itu, pengarang dapat menggunakan sudut pandang dia atau ia
seolah-olah menceritakan dia.

8
Dalam karangan ilmiah, pengarang menggunakan penulis. Sekali menggunakan
sudut pandang tersebut harus menggunakannya secara konsisten dan tidak boleh
berganti sejak awal sampai akhir.
Contoh :
Penulis membatasi kajian kebahasaan ini, bagaimana penulisan mahasiswa di
perguruan Tinggi. Untuk memudahkan pemahaman konsep dan aplikasinya, penulis
menidentifikasi konsep-konsep tersebut dengan definisi, pengertian, dan deskripsi
teoritik. Untuk memudahkan aplikasinya, penulis memberikan contoh-contohnyang
relevan dengan teorinya.
5.5 Keruntutan
Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan, konsep, pemikiran, dan lain-lain
dalam karangan Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut bagaikan air mengalir
tidak pernah putus. Karangan yang rintut enak dibaca, dapat dipahami dengan
mudah, dan menyenangkan pembacanya. Keruntutan dapat dilakukan dengan
beberapa cara : (1) urutan proses dengan bilangan,misalnya: Pembangunan karakter
dilakukan secra bertahap. Pertama, menginverintarisasi, kedua, , dan
ketiga,;(2) urutan proses tanpa bilangan,misalnya: Pembangunan kampus
dilakukan secara bertahap. Mula-mula,,Selanjutnya, Akhirnya;(3)Tahapan,
misalnya; bagian pertama, Bagian kedua, bagian ketiga; (4) Skala prioritas
misalnya: unsure terpenting, agak penting, kurang penting;(5)
Pengembangan, misalnya: pemikiran yang mendasari, pengembangan pemikiran
itu, konsep yang dihasilkan;(6) strata tingkatan komunikasi yang efektif,
sedang, kurang efektif;(7) Hubungan antarproposisi (pernyataan yang dapat
diuji kebenarannya , misalnya: kebjakan utama,yaitu membangun kultur akademik
merupakan prioritas kampus. Sejalan dengan hal itu, kinerja penelitian dosen dan
mahasiswa perlu ditingkatkan(ilmiah, objektivitas, menyenangkan).
Menulis yang runtut menuntut pengendalian pikiran dalam mengurutkan
pernyataan demi pernyataan. Untuk itu, penulis memerlukan: (1) pemahaman
konsep-konsep yang akan dibahas (2) berkecermatan tinggi dalam menghimpun
gagasan pemikiran, dan fakta, yang tersebar menjadi satu sajian tulisan berurutan,
lengkap, dan runtut;(3) ketekunan dalam menjaring dan mengurutkan pikiran mana

9
yang perlu ditempatkan pada posisi awal, tengah, dan bagian akhir;(4) Gigih alam
menemukn konsep-konsep yang berkelanjutan sampai tuntas.

LATIHAN DAN TUGAS MANDIRI


1. Buatlah paragraf narasi yang runtut, tuntas, dan menggunakan sudut pandang
aku.
2. Buatlah paragraf analisis yang runtut , tuntas, dan menggunakan sudut pandang
penulis.
3. Buatlah pragraf deskripsi yang runtut, tuntas, dan menggunakan sudut pandang
ia.

6. JENIS PRAGRAF
Kita dapat berbicara tentang paragraph dari berbagai sudut pandang : (1) sudut
pandang isi dari pikiran yang dikemukakan [ paragraph narasi, paragraph deskripsi,
paragraf ekspositoris, paragraf argumentasi] atau (2) sudut pandang penalaran
[paragraf induksi, paragraf deduksi, paragraf induksi deduksi] atau sudut pandang
tempat dan fungsinya di dalam karangan[paragraf pengantar, paragraf pegembang,
paragraf penutup].
Seluruh jenis paragraf tersebut harus Anda kuasai dengan baik . Pada bagian ini kita
akan membicarakan tentang jenis paragraph menurut fungsinya dalam karangan.

6.1 Paragraf Pengantar


Tamu harus mengetuk pintu supaya tuan rumah membukakan pintu
baginya.Pengarang ingin bertanu ke rumah pembaca. Pengarang harus mengetuk
pintu hati pembaca agar dapat dibukakan pintu hatinya. Mengetuk pintu dan
mengucapkan salam bila akan bertamu kepada pembaca berfungsi sebagai pengantar.
Anda mengadakan pameran. Anda ingin agar para tamu dapat menikmati sepenuhnya
pameran itu. Anda akan mengantar para tamu entah dengan menggunakan panduan,
entah dengan menggunakan pengantar. Pengantar itu berfungsi untuk memberitahukn
latar belakang , masalah, tujuan, anggapaan dasar. Pengantar yang baik akan berhasil
mengetuk hati dan memperoleh simpati, menggugah minat dan gairah orang lain
untuk mengetahui lebih banyak: (1) fungsi paragraph pengantar;(2) menunjukka
pokok persoalan yang mendasari masalah;(3) menarik minat pembaca dengan
mengungkapkan latar belakang pentingnya pemecahan masalah;

10
(4) menyatakan tesis yaitu ide sentral karangan yang akan dibahas. Menyatakan
pendirian selengkapnya sampai dengan akhir karangan.
Untuk menarik minat pembaca, penulis dapat melakukan berbagai upaya yang
dapt dipilih dan dirasa tepat : (1) menyampaikan berita hangat;(2) menyampaikan
anekdot; (2) memberikan latar belakang, suasana dan karakter;(3) memberikan
contoh konkrit berkenaan dengan pembicaraan;(4) mengawali karangan dengan suatu
pernyataan yang tegas;(5) memberikan latar belakang suasana atau karakter; (6)
menyentak pembaca dengan suatu pernyataan yang tajam;(7) menyentak dengan
mperbansingan, analogi, kesenjangan kontras;(8) mengungkap isu misteri yang
belum terungkap;(9) mengungkapkan peristiwa yang luar biasa;(10) mendebarkan
hati pembaca dengan suatu suspensi.
Paragraf pengantar juga disebut paragraf topik, berfungsi sebagai pengikat makna
bagi semua paragraf lain. Paragraf menentukan arah karangan selanjutnya. Oleh
karena itu, paragraf pertama harus dibuat sebaik dan semenarik mungkin.

6.2 Paragraf pengembang


Paragraf pengembang yaitu paragraf yang berfungsi menerangkan atau
menguraikan gagasan pokok karangan.Fungsi paragraph pengembang:
1) Menguraikan, mendeskripsikan, membansingkan, menghubungkan, menjelaskan.
Kata-kata yang lazim digunakan ialah: mengidentifikasi, menganalisis detail,
menguraikan arti, fungsi, mengklasifikasi, membandingkan, dengan demikian,
membahas dan lain-lain.
2) Menolak konsep: alasan, argumentasi (pembuktian), contoh, fakta, rincian,
menyajikan dukungan.
(3) Mendukung konsep : argumentasi, contoh, alasan, fakta, rincian. Kata-kata yang
lazim digunakan ialah: tambahan pula, lebih jauh, sejalan dengan hal itu,
sesungguhnya, sesuai dengan, seimbang dengan pertimbangan lain.

11
7. PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pengembangan paragraf dapat dilihat berdasarkannjenis, berdasarkan
nalar(secara alami, klimaks, antiklimaks, deduktif, induktif, deduktif induktif,
sebab akibat, kronologis berdasarkan fungsi(contoh, analogi, ilustrasi, analisis,
pembuktian, perbandingan, dan definisi luas).
7.1 Secara Alamiah
Pengembangan paragraf secara alamiah ini didasarkan pada urutan ruang dan
waktu (kronologis). Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca
dari satu titik ke satu berikutnya. Adapun urutan waktu adalah urutan yang
menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
Contoh:
Legenda kerajaan Mycenae membuat bulu kduk kita tegak karena penuh
peristiwa berdarah. Isteri Atreus digoda oleh Ssaudara laki-lakinya. Sebagai
pembalasan, Atreus membunuh kedua anak laki-laki Thyestes, merebusnya, dan
menghidangkannya dalam makan malam bagi Thyetes. Atreus kemudian sengaja
memperlihatkan kepada Thyestes sisa-sisa kedua tubuh anaknya agar Thyestes tahu
apa yang telah dimakannya. Sejak saat itu Atreus dan keturunannya termasuk
Agamemnon, Minelaus, Oestes, dikutuk para dewa. Mereka mati di tangan orang-
orang terdekatnya (Mirna Ratna, Kutukan Tujuh Turunan di Maycenae, Kompas 14
Agustus 2004 dalam Widjono,Hs., 2012)
7.2 Klimaks dan Antiklimaks
Paragraf jenis ini lazim digunakan untuk menyajikan sebuah cerita atau konflik.
Penulisan diawali dengan pengenalan tokoh, dilanjutkan dengan konflik, mencapai
punck konflik, dan menurun menuju solusi (antiklimaks). Jenis paragraf ini dapat
digunakan untuk menulis sejarah, cerita fiksi (roman, novel, cerita pendek) kisah
permusuhan atau peperangan.

Contoh: Pertempuran Surabaya.


Pertempuran ini diawali dengan perebutan kekuasaan dan senjata dari antara
Jepang oleh pemuda dan tentara serikat yang dimulai 2 September 1945. Perebutan
ini menimbulkan pergolakan , resolusi dan konfrontatif. Jenderal D.C. Hawthorn

12
(Panglima AFNEI) 25 Oktober 1945 memerintahkan tentara serikat Inggris
Belanda Brigade 49(bagian dari devisi India ke-23) yang dipimpin Brigadir Jenderal
A.W.S. Mallaby agar mendarat di Surabaya. Pertempuran Mallaby dan Gubernur
RMTA Suryo menghasilkan berbagai kesepakatan damai. Di antaranya, RI
memperkenankan Inggris (tanpa pasukan Belanda) untuk memasuki Surabaya
mengurus kamp-kamp tawanan.
Namun, Inggris mengingkari kesepakatan tersebut. Mereka 26 Oktober 1945 di
bawah pimpinan Kapten Shaw membebaskan Kolonel Huiyer di penjara Kalisosok,
keesokan harinya menduduki pangkalan udara Tanjung perak, Kantor Pos besar,
Gedung international, dan objek vital lainnya. Pada 27 Oktober 1945 tentara serikat
dengan pesawat terbang menyerahkan pamphlet agar rakyat menyerahkan senjata.
Kontak senjata terjadi. Tanggal 28 Oktober 1945 kedudukan Inggris kritis, tank-tank
dilumpuhkan, saran vital direbut kembali. Atas permintaan Komando serikat,
Presiden Soekarno disertai wakil pemerintah dan pemuda bersama mallaby dan
hawthorn melaakukan perundingan damai bertujuan menyelamatkan pasukan
Mallaby dari kehancuran. Perundingan damai berakhir 30 Otober 1945. Pukul 13.00
hari itu Bung Karno dan Hawthorn meninggalkan Surabaya.
Gedung Bank Internatio masih diduduki pasukan Inggris, Mallaby berada di
dalammnya. Para pemuda mengepungnya dan menuntut pasukan Mallaby menyerah.
Mallaby menolak dan melakukan serangan gencar dari dalam gedung, pemuda
membalasnya dengan sasaran utama Mallaby.Diaa ditusuk dengan bayonet dan
bembu runcing. Mallaby terbubuh. Para pengawalnya melarikan diri.
Pada tanggal 9 November 1945 Inggris mengultimatum agar seluruh bangsa
aindonesia di Surabaya menyerahkan diri dengan tangan di atas kepala. Ultimatum
itu sebagai penghinaan. Gubernur Suryo melalui radio menyatakan menolak
ultimatum . Semua kekuatan TKR, pemuda, tentara, pelajar mengatur strategi
mempertahankan Surabaya. Surabaya digempur oleh angkatan laut, udara, dan darat
Inggris selama tiga minggu. Sektor demi sector berhasil dipertahankan. Marwati
Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasioanal Indonesia IV.
Jakarta: Balai Pustaka, 1984, 110-116).

13
Karangan dengan bahasan materi sejarah perang Surabaya di atas terdiri dari 3
paragraf. Paragraf pertama, sebagai pengantar, paragraf kedua, sebagai bahasan
utama yang menyajikan serangkaian peristiwa konflik dan awal sampai klimaks dan
paragraf ketiga, merupakan sajian antiklimaks. Ketiga paragraf di atas dapat
dijadikan satu paragraf tetapi terlalu panjang. Lebih baik dipenggal menjadi paragraf
pengantar berisi pengenalan konflik; paragraf pertama berisi perkembangan konflik
menuju klimaks, dan paragraf ketiga berisi bahasa antiklimaks.
Paragraf 1 1) perebutan kekuasaan dan senjata dari tentara Jepang
Paragraf 2 2) disepakati Inggris memasuki Surabaya untuk mengurus tawanan
3) Inggris mengingkari kesepakatan damai
4) konflik senjata serikat dan pemuda
5) tentara Inggris kritis
6) perundingan damai
7) Malaby menolak perdamaian
8) Mallaby terbunuh (klimaks)
Paragraf 3 9) Inggris menyerang Surabaya
10) Surabaya berhasil dipertahankan

7.3 Deduksi dan Induksi


Deduksi adalah proses penalaran dengan menyebutkan gagasan utama yang
bersifat umum dan dilanjutkan dengan gagasan-gagasan yang bersifat khusus.
Sedangkan Induksi adalah proses penalaran dengan menyebutkan gagasan penjelas
yang bersifat khusus dan dilanjutkan dengan gagasan utama yang bersifat umum.

8. PARAGRAF BERDASARKAN FUNGSI


Bentuk paragraf selain ditentukan oleh teknik pengembangannya, juga ditentukan
oleh fungsi paragraf tersebut dalam suatu karangan. Misalnya membandingkan,
mempertentangkan, menggambarkan, memperdebatkan, contoh, dan definisi luas.
Perhatikan contoh-contoh paragraph berdasarkan fungsinya berikut ini.

14
8.1 Perbandingan dan pertentangan
Paragraf perbandingan dan pertentangan adalah paragraf yang berusaha
memperjelas paparannya dengan jalan membandingkan dan mempertentangkan hal-
hal yang dibicarakan. Dalam perbandingan tersebut dikemukakan perbedaan dan
persamaan antara dua hal yang tingkatakannya sama dan keduahal itu memiliki
persamaan dan perbedaan. Contoh:
Suasana lebaran biasanya begitu semarak di negeri kita ini. Dibandingkan dengan
Thanks Giving Day di Amerika Serikat saat negara itu bersukaria dan berssyukur
kepada Tuhan bersama seluruh keluarganya. Gerak mudik Indonesia juga mirip
sekali dengan yang terjadi dpada orang-orang Amerika menjelang Thanks Giving
Day itu.Semuanya merasakan dengan amat kuat untuk bertemu ayah ibu, sanak
saudaranya karena justru dalam suasana keakraban keluarga itulah hikmah Thanks
Giving Day dapat dirasakan sepenuhnya (Nurcholis Majid, Cendekiawan
danReligiusitas Masyarakat, Jakarta: Paramadina,1999:38).
Mempertentangkan merupakan proses argumentasi dengan melakukan
penolakan. Oleh karena itu, mempertentangkan ditargetkan menolak eksistensinya
dan disertai pembuktian. Contoh: Perusahaan A menimbulkan pencemaran air
minum masyarakat di sekitarnya. Warga setempat yang menjadi korban menderita
penyakit kulit yang kronis. Perusahaan itu diserang dan dinilai sebagai antisocial dan
tidak peduli lingkungan. Perusahaan jenis ini bertentangan dengan keinginan
masyarakat peduli lingkungan dan sosial. Atas penilaian itu, beberapa perusahaan
mendapat citra buruk sebagai laporan media masa, serta unjuk rasa mahasiswa dan
masyarakat yang terus-menerus mengenai masalah lingkungan yang ditimbulkannya.
Kelompok yang mempunyai kepentingan tertentu dn para jurnalis sering bergabung
untuk menyerang perusahaan itu, yang berakibat para konsumen beralih kepada para
pesaing. Selain itu, perusahaan tersebut kesulitan modal karena bank tidak mau
berisiko.
8.2 Analogi
Paragraf yang merupakan analogi biasanya digunakan oleh penulis untuk
membandingkan sesuatu yang dikenal oleh umum dengan yang kurang dikenal itu.
Perhatikan contoh paragraf berikut.

15
Ia berdiri di depanku dengan wajah merah padam. Matanya melotot bagaikan
Batara Kala yang sedang marah. Lalu, sambil meletakkan pistol dari tangan kirinya
seperti militer tembak musuh, ia memukul meja di hadapannya sambil berteriak tak
terkendali. Suaranya menggelegar, mengejutkan seperti Guntur di musim panas.
Semua orng hadir terdiam dan mengerut seperti bekicot disiram garam.
8.3 Contoh-Contoh
Paragraf berisi contoh-contoh digunakan untuk memberikan bukti atau
penjelasan terhadap generalisasi yang sifatnya umum agar pembaca dapat dengan
mudah menerimanya. Dlam hal ini, wawasan pemikiran, wawasan budaya,
pengalaman dapat berfungsi secara efektif.
Contoh: Budaya sebagai sumber kreativitas. Orang yang cerdas akan mampu
mengolah kekayaan budaya Indonesia yang luar iasa besar. Produk makanan,
misalnya dari Sabang samoai Merauke terdapat ratusan ribu jenis. Pilih satu produk
makanan yang potendial untuk dibisniskan. Jika diolah secra kreatif, modern,
dikemas dengan sempurna, dijelaskan kandungan gizinya dlam berbagai bahasa di
dunia, sesuaikan selera rasa menurut negara tujuan, produk makanan tersebut dapat
dipstikan akan membanjiri pasar dunia. Selain itu, kita memiliki budaya yang berupa
cerita tradisional. Setiap daerah memiliki cerita yang unik. Cerita ini dapat dijadikan
sumber kreativitas film, cerita petualangan, cerita yang bersifat edukatif., dan
sebagainya. Cerita ini dapat dikemas menjadi cerita kartun modern. Jika dekemas
sesuai dengan selera masyarakat dunia, dalam CD produk ini pasti dapat
mendatangkan manfaat yang besar. Selain bernilai komersial, produk ini dapat
berfungsi sebagai pengenalan budaya bangsa.
8.4 Sebab Akibat
Dalam paragraf sebab akibat, sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama dan
akibat sebagai pikiran penjelas. Atau sebaliknya, yaituakibat sebagai pikiran utama
dan sebab sebagai rincian penjelasnya.Contoh:
Proses pemilihan calon presidan dan wakil presiden 2004 berdampak positif bagi
masyarakat. Mreka semakin sadar akan hak-haknya. Mereka bukanhanya menyadari
hak politiknya melainkan juga hak untuk kesejahteraan. Mereka merasakan bahwa
penderitaan dan kesulitan hidupnya merupakan akibat semakin meluasnya pejabat

16
yang korupsi. Untuk menjamin tidak korupsi, para calon legislative, eksekutif, dan
ydikatif itu diminta kesediaannya untuk menandatangani kontrak politik.
8.5. Definisi Luas
Definisi adalah uraian pengertian. Deinisi dapat berupa sinonim kata, definisi
formal berupa kalimat, dan definisi luas yaitu uraian pengertian yang sekurang-
kurangnya terdiri dari satu paragraf. Artinya ada definisi yang lebih luas yang terdiri
beberapa paragraf, bahkan lebih panjang lagi, misalnya satu bab. Contoh:
Manusia adalah makhluk yang berakal budi. Makhluk artinya ciptaan. Tuhanlah
yang menciptakan manusia. Mereka diciptakan oleh Tuhan sebagai khalifah di bumi
yaitu sebagai penuasa dan pengelolah segala sesuatu di bumi. Tugasnya yaitu
memelihara bumi agar tidak terjadi kerusakan. Manusia boleh saja menikmati apa
saja yang ada di bumi sejauh tidak melanggar ketentuan-Nya.Sebagai mkhluk yang
berakal budi, manusia dapat memahami dan melaksanakan batas-batas yang
dibolehkan dan dilarang oleh Tuhan.
8.6. Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan sesuatu berdasarkan kesamaan dan perbedaan
sifat, ciri dan karakter. Beberapa objek dengan sifat, ciri dan karakter harus berada di
kelompok lain. Contoh:
Buku bacaan dapat diklasifikasi menjadi dua kelompok berdasarkan kesaaan
sifatnya. Klasifikasi itu menghasilkan buku fiksi dan nonfiksi. Buku fiksi dihasilkan
oleh daya imajinasi pengarangnya. Buku ini mempunyai sifat menghibur
pembacanya karena keindahan bahasa dan daya tarik pesan-pesan atau ggasan yang
dapat mengaktifkan imajinasi pembacanya.
Sedangkan buku nonfiksi ditulis untuk menyampaikan kebenaran empirik yang dapat
diukur dengan mudah. Selain itu, buku bacaan juga dapat dikelompokkan menjadi
dua jenis, yaitu: buku teori dan buku pendidikan. Buku teori berisi konsep-konsep,
temuan-temuan atau hasil pemikiran para ahli. Buku pendidikan ditulis oleh para ahli
bagi keperluan pendidikan atau pembelajaran para siswa, pelajar, atau mahasiswa.
Buku ini mennyajikan konsep yang dikemas bukan dalam bentuk teori melainkan
dalam bentuk materi pembelajaran.

17
MODUL : V / BAHASA INDONESIA
KEGIATAN BELAJAR : KE- 11 HAKIKAT MENULIS

1. PENGANTAR
Pada bagian ini kita akan membicarakan hakikat menulis dalam tulisan ilmiah.
Hakikat menulis menjelaskan tentang bentuk dan isi tulisan yang dikaitkan dengan
proses menulis. Konsep menukis sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal
(bahasa) dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan
menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan adalaah isi atau muatan yang
terkandung dalam suatu tulisan. Adapun tulisan merupakan suatu sistem komunikasi
antar manusia yang merupakan simbol atau lambing bahasa yang dapat dilihat dan
disepakati pemakainya.
Dalam komunikasi tertulis, paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat,
yaitu: (1)penulis sebagai penyampai pesan; (2) pesan atau isi tulisan; (3) saluran atau
medium tulisan; dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis penting dan besar kegunaannya bagi seseorang. Graves 1978 dalam
Pandean(2012) salah seorang peneliti belajar mengajar menulis, menyampaikan
menulis sebagai berikut: (1) menulis menyumbang kecerdasan;

18
(2) mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas ; (3) menumbuhkan keberanian;
dan (4) menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Ketrampilan bebbahasa mencakup empat komponen. Keempat komponen itu
ialah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam belajar bahasa dan
kegiatan berbahasa, keempatnya memiliki keterkaitan yang sangat erat.
Suatu tulisan atau karangan secara umum, terdiri atas dua hal. Pertama, isi .
Suatu tulisan berisi tentang sesuatu yang ingin disampaikan penukisnhya. Apa yang
penulis ingin sampaikan akan menentukan cara pengungkapannya, apakah lebih
besifat formal atau informal, dan jenis tulisan yang akan digunakan, apakah lebih
bersifat narasi, deskripsi, argumentasi, dan eksposisi serta persuasi. Begitu pula jenis
tulisan yang dipilih akan mempengaruhi isi, jenis informasi dan pengorganisasian,
pengungkapan, dan tata saji tulisan. Di antara keduanya saling mempengaruhi.
Kedua, bentuk yang merupakan unsure mekanik karangan, seperti ejaan, ejan,
pungtuasi, kata, kalimat, dan paragraf.
Kalimat mengorganisasikan dan menghubungkan gagasan demi gagasan
sehingga membentuk satu keutuhan yang padu. perbedaan alinea menandai ide-ide
penting dan perpindahan ide tulisan. Jenis tulisan tertentu seperti yang dikatakan di
atas akan mempengaruhi bagaimana isi karangan itu ditata dan disajikan .

2. BENTUK-BENTUK TULISAN
2.1 DESKRIPSI
Deskripsi berasal dari bahasa Latinyaitu describere yang berarti menulis tentang,
membeberkan tentang sesuatu hal, melukiskan sesuatu hal. Description dalam bahasa
Inggris yangtentu saja berhubungan dengan kata kerjanya to describe (melukiskan
dengan bahasa.
Deskripsinadalahnbentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan
pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya.
Dalam tulisan deskripsi penulis tidak boleh mencampuradukkan keadaan yang
sebenarnya dengan interpretasinya sendiri.

19
Seorang penulis deskripsi harus memiliki kata yang tepat sesuai dengan
gambaran objek yang sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidupdan
segar tentang ciri-ciri atau hakikat dari objek yang dideskripsikan itu. Tulisan
deskripsi dimaksudkan untuk menciptakan pengalaman pada diri pembaca dan
member identitas dan informasi mengenai objek tertentu sehingga pembaca dapat
mengenalinya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tadi.

2.2. NARASI (PENCERITAAN ATAU PENGISAHAN)


Narasi berasal dari kata narration yang berarti bercerita. Narasi adalah bentuk
tulisan yang menceritakan proses kejadian atau peristiwa. Sassarannya ialah
memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase,
langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal. Benruk krangan ini dapat kita
temukan, misalnya dalam karya prosa atau drama, biografi atau autobiografi, laporan
peristiwa, serta resep atau cara membuat dan melakukan sesuatu hal.

2.3 EKSPOSISI (PEMAPARAN ATAU PAPARAN)


Eksposisi(exposition) berasal dari bahasa Latin yang berarti membuka atau
memulai. Eksposisi adalah bentuk tulisan yang dimaksudkan untuk menerangkan,
menyampaikan atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas dan menambah
pengetahuan dan pandangan pembacanya.
Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi
pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya (pembaca tidak dipaksa untuk menerima
pendapat penulis, tetapi setiap pembaca sekadar diberitahu bahwa ada orang yang
berpendapat demikian. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekadar
memperjelas tentang apa yang akan disampaikannya. Contoh bentuk tulisan ini
antara lain, buku pelajaran dan informasi tentang kesehatan yang dapat dibaca dalam
media massa.

2.4 ARGUMENTASI (PEMBAHASAN ATAU PEMBUKTIAN)


Argumentasi dalam bahasa Inggris argumentation uraian, pembuktian.
Argumentasi adalaah bentuk tulisan yang dimaksudkan untuk menyakinkan pembaca
mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya.

20
Oleh karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca maka penulis
akaan menyajikan secra logis, kritis, dan sistematis tentang bukti-bukti yang dapat
memperkuat keobjektifan an kebenaran yang disampaikannya sehingga dapat
menghapus konflik dari keraguan pembaca terhadap pendapat penulis. Contoh
tulisan seperti ini adalah hasil penilaian, pembelaan, dan timbangan buku.

2.5 PERSUASI
Dalam bahasa Inggris kata to persuade berarti membujuk atau meyakinkan.
Bentuk nominannya persuation yang kemudian menjadi kata dalam bahasa Indonesia
persuasi. Persuasi adalah bentuk tulisan yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap
dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Berbeda
dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat regional dan disrahkan untuk
mencapai suatu kebenaran sedangkan persuasi lebih menggunakan pendekatan
emosional. Seperti argumentasi, persuasi juga menggunakan bukti atau fakta. Hanya
saja, dalam persuasi bukti-bukti itu digunakan sperlunya atau kadang-kadang
dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan kepada diri pembaca bahwa apa yang
disampaikan si penulis itu benar. Contoh tulisa ini ilah propaganda, iklan, selebaran
atau kampanye.
Pertanyaan diskusi :
1. Menurut Anda, ragam apa yang paling cocok dengan disiplin ilmu Anda?
Berikan alasan.
2. Carilah tulisan / topik khusus yang membahas tentang ilmu (suatu kajian ilmu
masing-masing) dalam surat kabar/ koran kemudian amatilah bentuk tulisan itu
dan berikan komentar tentang bentuk tulisan tersebut.

21
KEGIATAN BELAJAR : KE- 12 PENALARAN DALAM KARANGAN

1. PENGERTIAN PENALARAN
Penalaran mempunyai beberapa pengertian, yaitu: (1) Proses berpikir logis ,
sistematis, terorganisasi dalam urutan yang berhubungan sampai dengan
kesimpulan; (2) Menghubung-hubungkan data atau fakta sampai dengan suatu
kesimpulan; (3) proses menganalisiss suatu topik sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan atau pengertian baru; (4) Dalam karangan terdiri dari dua variabel atau
lebih, penalaran dapat diartikan mengkaji, membahasa atau menganalisisdengan
menghubung-hubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu derajat
hubungan dan kesimpulan.; (5) Suatu masalah sampai menghasilkan suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.
2. UNSUR PENALARAN DALAM KARANGAN ILMIAH
1) Ide sentral dalam kajian tertentu yang spesifik sekurang-kurangnya dua variabel.
2) Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu
kalimat pernyataan
yang dapat dibuktikan kebenarannya atau kesalahannya.
3) Proposisi mempunyai beberapa jenis antara lain :
a. Proposisi empiric, yaitu proposisi berdasarkan fakta, misalnya: Anak cerdas
dapat memanfaatkan potensinya.
b. Proposisi mutlak yaitu pembenaran yang tidak memerlukan pengujian untuk
menyatakan benar atau salahnya. Misalnya: Gadis adalah wanita muda yang
belum pernah menikah.
c. Proposisi hipotetik yaitu persyaratan hubungan subjek dan predikat yang
harus dipenuhi. Misalnya: Jika dijemput, X akan ke rumah Y.
d. Proposisi kategoris yaitu tidak adanya hubungan subjek dan predikat.
Misalnya: X akann menikahi Y.
e. Proposisi positif universal yaitu pernyataan positif yang mempunyai
kebenaran mutlak, misalnya: Semua hewan akan mati.
f. Proposisi psitif parsial yaitu pernyataan bahwa sebagian unsure pernyaan
tersebut bersifat positif, misalnya : Sebagian orang ingin hidup kaya.

22
g. Proposisi negative universal kebalikan dari proposisi positif universal,
misalnya:
Tidak ada gajah tidak berbelalai.
h. Proposisi negative parsial kebalikan dari proposisi positif parsial, misalnya:
Sebagian orang hidup menderita.
4) Proses berpikir ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan yaitu kegiatan yang
dilakukan secara sadar, teliti, dan terarah menuju suatu kesimpulan.
5) Logika yaitu metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan argumen
(alasan), argumentasi (pembuktian),fenomena, dsn justifikasi.
6) Sistematika yaitu seperangkat proses atas bagian-bagian atau unsur-unsur proses
berpikir ke suatu kesatuan.
7) Permasalahan yaitu pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam karangan.
8) Variabel yauitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topic yang akan dianalisis.
9) Analisis yaitu pembahasan ataau penguraian dilakukan dengan mengidentifikasi,
mengklasifikasi, dan mencari hubungan atau korelasi, membandingksn, dan lain-
lain.
10) Pembuktian (argumentasi) yaitu proses pembenaran bahwa proposisi itu terbukti
Kebenarannya atau kesalahannya. Pembuktian ini harus disertai dukungan,
berupa: metode analisis baik yang bersifat manual maupun berupa softwer .
Selain itu, pembuktian harus didukung pula dengan data yang mencukupi, fakta,
contoh, dengan analisis yang akurat.
11) Hasil yaitu akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif atau deduktif.
12) Kesimpulan (simpulan) yaitu penafsiran atas hasil pembahasan, dapat berupa
implikasi atau inferensi.
3. PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan penyajian
fakta yang bersifat umum., disertai pembuktian khusus dan diakhiri kesimpulan
khusus yang berupa prinsip, sikap, atau fakta, yang berlaku khusus. Karangan
deduktif mempunyai bermacam-macam jenis berdasarkan teknik pengembangannya
maupun uraian isinya. Dalam paragraf sederhana jenis-jenis tersebut dapat dilihat
pada contoh berikut ini.

23
Contoh:
Perkembangan ekonomi Indonesia belum berpihak kepada rakyat kecil.
Pertumbuhan pendapatan nasional belum menggembirakan, produk ekspor belum
secepat yang diharapkan, dan nilai tukar dolar cenderung menurun. Kondisi ini
diperburuk dengan ketidakcerdasan mayarakat menyikapi potenssi nasional yang
belum termanfaatkan dengan baik. Misalnya: kekayaan ikan laut setiap tahun hilang
sia-sia sebesar 4 s.d. 5 miliar USD . Padahal. Nelayaan kita menangis kelaparan.
Tanaah yang subur untuk berbagai komoditas (kapas, coklaat, sayur-mayur, dll)
belum diberdayakan. Padahal, petani dan buruh tani kita menyekolahkan anaknyapun
tidak mampu. Situasi menyedihkan jika pabrik tekstil leebih suka mengimpor kapas
dsri negara industri ysng sudah sangat maju. Kekayaan hutan mengalir ke negara
tetangga secara illegal .Padahal kekakyaan neara tersebut dapat menciptakan
lapangan kerja bagi para penganggur. Selain itu, paradigm para petani dsn pengusaha
sering tidak sejalan, misalnya: pabrik gula memerlukan tebu,tetapi tidak banyak
petani menanam tebu; pabrik tekstil memerlukan petani kapas, tetapi pengusaha
tekstil lebih suka mengimpor kapas dari Amerika .
Pabrik sepatu memerlukan peternak , tetapi tidak banyak peternak melakukannnya.
Pengusaha mengimpor bahan baku tersebut. Padahal, produksi bahan baku ini dapat
memberikan lapangan kerja yang cukup besar jika diproduksi secara nasional.
Kondisi ini masih diperburuk dengan barang penyeludupan yang membanjiri
masyarakat kita. Padahal, produk yang dihasilkan belum laku terjual buruh kecil
terancaam PHK. Perekonomian buruh, petani, dan buruh krcil belum layak.
Paragraf di atas berupa karangan kualitatif deduktif. Proses penalaran diawali
dengan (1) pernyataan yang bersifat umum: perekonomian Indonesia belum berpihak
kepada rakyat kecil. (2) pembahasan kualifikasi perekonomian yang kurang
berkembang (3) spesifikasi perekonomian rakyat kecil dalam bidang-bidang tertentu
bagi nelayan, petani, dan buruh, dan (4) perekonomian nelayan, petani, buruh keccil
belum layak(deduktif).

24
Karangan kualitatif sering digunakan dalam pembahasan masalah-masalah
humaniora (sastra, kemanusiaan, cintaa kasih, penderitaan, dan lain-lain.). Namun,
kualifikasi produk yang bernilai ekonomi, seperti: keindahan pakaian, kecantikan,
keserasian, dan lain-lain dapat pula menggunakan jenis karangan ini. Selain itu,
karangan jenis ini dapat pula berisi pembahasaan produk teknologi yang dipadukan
denganseni, misalnya: keindahan rumah, kemewahan mobil, kenyamanan
menumpang pesawat terbang, dan lain-lain. Karangan jenis ini ditandai tanpa adanya
angka kuantitatif.
Dalam karangan (laporan penelitian) deduktif kuantitatif ditandai dengan
penggunaan angka kuantitatif yang bersifat rasional. Proses penalaran dapat dilihat
dalam uraian berikut ini.
1. bidang observasi: berdasarkan bidang studi kajian,
2. rumusan masalah : perntanyaan yang akan dibahas,
3. kerangka teori berisi pola pembahasan variabel,
4. tahapan kegiatan yang hendak dicapai,
5. rumusan hipotesis dan penjelasannya
6. deskripsi data: diperlukan untuk pengujian hipotesis,
7. desain penelitian(metode penelitian) :proses pengumpulan data, pengolahan, hasil
analisis data, sampai dengan kesimpulan,
8. analisis data,
9. hasil analisis, dan
10. Kesimpulan deduktif: interpretasi atas hasil.
Perhatikan contoh berikut.
Pembangunan lingkungan hidup menuntut konsep pembangunan berkelanjutan,
studi kasus penambangan emas di Batang Gadis Mandailing Natal. Konsep
pembangunan berkelanjutan ini penting agar pembangunan lingkungan yang
dilandasi pemikiran holistic dapat diwujudkan. Terkait dengan masalah ini, Prof. Dr.
Emil Salim , mantan menteri lingkungan hidup, berpendapat :
Koordinasi antara kehutanan, prasarana wilayah, lingkungan hidup, pertanian,
pertambangan, dan kelautan sangat memperihatinkan. Kebanyak berpikir sektoral ,
sementara lingkungan hidup memerlukan pendekatan holistick lintas sektor.

25
Akibatnya, kondisi lingkungan hidup menurun. Penyeludupan kayu dan illegal
logging tidak teratasi, pencurian ikan dan pasir berlangsung terus. Tak masuk akal
apaabila aparat pemerintah tidak bias mendobraknya.
Kenyataan ini bertentangan dengan keputusan Konferensi Tingkat Tinggi
Pembangunan Berkelanjutan di Johanesburg., Afrika Selatan yang menyatakan
bahwa pembangunan bukan hanya ekonomi, melainkan harus mengintegrasikan
ekonomi social dan lingkungan hidup. Masalahnya, bagaimana pengaruh konsep
pembangunan berkelanjutan terhadap kesejahteraan rakyat dalam kasus
penambangan di Batang Gadis Mandailing Natal.
Secara ekonomis, penambangan di lingkungan hutan akan menghasilkan
retribusi, devisa, penyerapan tenaga kerja, teknologi dan sebagaainya. Akan tetapi,
itu saja tidak cukup. Sebab, pelaksanaannya tidak memasukkan dampak terhadap
hutan. Terlebih-lebih, penambangan itu akan mengoperasikan system openpit
mining (penambangan terbuka) . Damapaknya, hujan turun tidak terserap oleh tanah,
habitat tempat tinggal hewan rusak, hewan dan berbagai jenis tanaman punah, fungsi
hutan sebagai penyerap CO2 ikut lenyap, pencemaran dan lain-lain sudah pasti akan
memperpaanjang daftar penderitaan rakyatyang bertempat tinggal di lingkungan
sekitar. Ini, artinya pembangunan tanpa konsep berkelanjutan akan menyengsarakan
masyarakat. Dampaknya, pemulihan lingkungan akan memerlukan biaya social yang
amat tinggi.
Jika konsep pembangunan di Bagatang Gadis Mandailing Natal diterapkan secara
berkelanjutan, masyarakat di daerah tersebut akan sejahtera.
Contoh di atas, menguraikan secara ringkas arah penulisan langkah awal, yang
mendasari pemikiran penambangan . Kelanjutan bahasan dapat menghasilkan
konklusi deduktif maupun induktif (uji sampel) menolak atau menerima
penambangan di Bagatang Gadis. Selain itu, kajian ini dapat pula merekomendasikan
menolak atau menerima rencana penambangan di tempat lain jika koordinasinya
serupa.

26
Bahasan topik karangan berdasarkan penelitian tersebut relatif rumit dan sulit.
Namun, sebuah karangan dapat ditulis dalam bentuk yang sederhana dan mudah.
Pengembangan topic dapat dilakukan berdasarkan urutan peristiwa, waktu, ruang,
penalaran sederhana, sebab akibat, deduksi sederhana, induksi sederhana,
perbandingan sederhan dan sebagainya.
3.1 Urutan Logis
Karangan disusun berdasarkan satu kesatuan konsep, dikemnbangkan dalam
urutan logis, sistematik, jleas, dan akurat. Urutan dapat disusun berdasarkan urutan
peristiwa, waktu, ruang, penalaran (induksi deduksi, sebab akibat) proses,
kepentingan dan sebagainya.
3.2.1 Kronologis
Karangan dengan urutan peristiwa secara kronologis berarti menyajikan bahasan
berdasarkan urutan kejadian. Peristiwa yang nterjadi lebih dahulu diuraikan, dan
peristiwa yang terjadi kemudian diuraikan kemudian. Urutan dapat disajikan dengan
pola sebagai berikut.
Urutan logis secara alami:
Peristiwa 1,
Peristiwa 2.
Peristiwa 3, dan seterusnya
Perhatikan contoh berikut:
Pertempuran Ambarawa. Pertempuran ini terjadi pada tanggal 20 November dan
berakhir 15 Desmber 1945., antara pasukan TKR dan pemuda Indonesia melawan
pasukan Inggris. Ambarawa ini adalah kota yang terletak di antara Semarang
Magelang dan Semarang Solo. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh insiden yang
terjadi di Magelang. Setelah Brigade Artileri dari devisi India ke-23 mendarat di
semarang tanggal 20 Oktober 1945 oleh pihak RI mereka diperkenankan mengurus
tawanan perang yang ada di penjara Ambarawa dan Magelang.
Ternyata mereka diboncengi oleh orang-orang NICA yang kemudian
mempersenjatai para bekas tawanan itu. Pada tanggal 26 oktober 1945 pecah insiden
di Magelang yang berkembang menjadi pertempuran antara TKR dan tentara Serikat.

27
Insiden ini berhenti setelah kedatangan Presiden Soekarno dan Brigjen Bethel di
Magelang pada tanggal 2 November 1945. Mereka mengadakan perundingan
genctanan senjata dan mencapai kesepakatan yang dituangkan ke dalam 12 pasal.
Naskah persetujuan ini antara lain, berisi :
1. Pihak serikat akan tetap menempatkan pasukannya di magelang untuk
melakukan kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi APWI. Jumlah
pasukan ditentukan terbatas bagi keperluan melaksanakan tugasnya.
2. Jalan raya Magelang Ambarawa terbuka bagi lalu lintas Indonesia dan
serikat.
3. Serikat tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam badan-badan yang berada
di bawah kekuasaannya.
3.2.2 Urutan Ruang
Untuk menyatakan urutan ruang itu kita dapat mengunkan ungkapan-ungkapan:
di sana, di sini, di situ, di, pada, di bwah, di atas, di tengah, di utara, di selatan, di
depan, dimuka, di belakang, di kiri, diluar, di dalam, berhadapan, bertolak belakang
dengan, berseberangan, melalui, belok kanan,belok kiri, ke depan, ke atas, ke
samping, di sini, di seberang, di hadapan, dipersimpangan.
3.2.3 Urutan Alur penalaran
Berdasarkan alur penalrannya, suatu paragraf dapat dikembangkan dalam urutan
umum khusus dan khusus ke umum. Rutan ini telah dibicarakan pada bagian
terdahulu. Urutan ini menghasilkan paragraf induktif dan deduktif. Dalam karangan
yang panjang terdiri dari beberapa bab akan menghasilkan bab kesimpulan.
Urutan umum khusus banyak digunakan dalam karya ilmiah. Tulisan yang
paragraf-paragrafnya dikembangkan dalam urutan ini secara menyeluruh lebih
mudah dipahami isinya. Dengan membaca kalimat-kalimat pertama pada paragraf-
paragraf itu, pembaca dapat mengetahui garis besar isi seluruh karangan .
3.2.4 Urutan Kepentingan
Suatu karangan dapat dikembangkan dengan urutan berdasarkan kepentingan
gagasan yang dikemukakan. Dalam hal ini arah pembicaraan ialah dari yang paling
penting sampai kepada yang paling tidak penting atau sebaliknya.

28
4. Penalaran Induktif
Proses bernalar pada dasarnya, ada dua macam yaitu induktif dan deduktif.
Penalaran induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan observasi data ,
pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri kesimpulan umum. Keimpulan ini
dapat berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum atas fakta yang bersifat khusus.
Penalaran induktif pada dasarnya terdiri dari tiga macam, yaitu: generalisasi, analogi,
dan sebab- akibat. Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan atas sejumlah
(data) yang bersifat khusus, serupa atau sejenis yang disusun secara logis dan
diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum. Analogi adalah proses penalaran
berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus dengan membaningkan atau
mengumpamakan suatu objek yang sudah teridentifikasi secara jelas terhadapobjek
yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum. Sebab akibat
adalah proses penalaran berdasarkan hungan ketergabungan antargejala yang
mengikuti pola sebab akibat atau sebab- akibat-akibat.
Contoh:
Seorang polisi lalu lintas mengamati proses peristiwa di tempat kejadian perkara
atau kecelakaan lalu lintas di perempatan Rawamangun muka .dan Cililitan Tanjung
periuk yang terjadi pada tanggal 10 juli 2000 pukul 12.30. Sebuah sepeda motor dari
arah Tanjung priuk menabrak mobil sehingga pintu mobil di bagian kiri rusak,
penyok sedalam 10cm, dan sepeda motor tergeletak di dekat mobil yang ditabraknya.
Seorang saksi mata menuturkan bahwa pengendara sepeda motor tersebut terkapar
jatuh 1,5 m di sebelah kiri motornya. Dalam pengamatannya, melalui proses
perhitungan waktu, polisi menyatakan bahwa pada saat mobil melintas dari arah
Cililitan kea rah rawamangun Muka lampu hijau menyala dan dibenarkan oleh para
saksi. Polisi menyatakan bahwa dalam keadaan lampu merah, sepeda motor
berkecepatan tinggi darimarah Tanjung Priuk menabrak mobil yang sedang berbelok
dari arah selatan kea rah Rawamangun Muka. Hasil pengamatan : pengendara sepeda
motor terbukti bersalah.

29
Kesimpulan pertama pada paragraf di atas: Pengendara sepeda motor harus
membiayai perbaikan mobil yang ditabraknya, Kedua, membayar denda atas
pelanggarannya.
Karangan ilmiah kualitatif induktif dilandasi penalaran (1) observasi data; (2)
menyusun estimasi (perkiran desain); (3) verifikasi analisis pembuktian ; (4)
pembenaran/ komparasi konstan;(5) konfirmasi: penegasan dan pengesahan melalui
pengujian hipotesis; (6) hasil generalisasi (induksi); dan (7) konklusi: kesimpulan
penafsiran atas hasil berupa komplikasi atau inferensi.

5. HAKIKAT PERENCANAAN KARANGAN


5.1 Proses Kreatif
Menulis merupakan proses kreatif. Pertama, tahap persiapan yaitu
mengumpulkan informasi., merumuskan masalah, menentukan arah dan focus
penulisan, mengamati objek yang akan ditulis, dan memperkaya pengalaman kognitif
untuk proses selanjutnya. Misalnya, penetuan topic yang kreatif, unik, menarik,
memikat, menimbulkan dorongan pembaca untuk mengembangkan potensinya
sehingga menghadilkan daya cipta bagi pembaca maupun penulisnya. Kedua, Tahap
inkubasi, yaiu proses logis dengan memanfaatkan seluruh informasi yang
dikumpulkan dari sebab ke akibat atau dari tesis ke antitesissamapi dengan sintesis
yang merupakan pemikiran sinergis kreatif yang juga bersifat khas sampai dengan
pembahasan yang lebih luas, yang merupakan solusi, pemecahan masalah atau jalan
keluar atas pemikiran yang dihadapi. Ketiga, tahap iluminasi ataau tahap kejelasan
yang ditandai dengan adanya inspirasi pemecahan masalah. Keempat, tahap
mengverifikasi yaitu mengevaluasi, memeriksa kembali, menyeleksi seluruh tahapan
dan menyusunnya kembali sesuai dengan fokus tujuan penulisan.
Ini berarti setiap bahasan penulisan menghendaki adanya pemikiran dengan
kesungguhan, semangat penuh, dan serius sehingga menghasilkan kreativitas yang
terus mengalir(Syihabuddin, 2006:3-4).

30
Karangan ilmiah mempunyai karakteristik umum yaitu; objektif artinya setisp
pernyataan (kata,frase, kaalimat, paragraf) dapat diukur. Untuk itu, penulis harus
menggunakan kata-kata denotatif bukan konotatif. Logis, yaitu menggunakan
penalaran yang sistematis, dari topic, permasalahan, dan tujuan analisis atau
pembahasan sampai dengan kesimpulan dan saran. Dan empiric, yaitu menggunakan
data yang diperoleh melalui pengalaman , pengamatan, atau penelitian.
5.2 Menentukan Jenis Karangan
Perencanaan karangan ilmiah pada tahap awal yaitu mementukan jenis karangan
yang akan ditulis: makalah, skripsi, proposal, laporan, atau jurnal.
5.2.1 Makalah
Makalah membahas sebuah topik yang terkait dengan perkuliahan atauntema
dalam seminar, simposium, kongres, dan lokakarya. Makalah dapat diklasifikasi
dalam dua jenis, yaitu makalah biasa dan makalah posisi. Penulis makalah biasa
cenderung lebih bebas, tidak terikat posisinya sebagai mahasiswa, profesi, keahlian
atau posisi lain. Makalah posisi yaitu makalah yang ditulis berdasarkan posisi
penulisnya, misalnya: panitia kongres bahasa Indonesia meminta kepada menteri
informasi dan komunikasi untuk menulis makalah dan mempresentasikan
perkembangan kosakata baru dalam bidang informasi dan komunikasi pada
departemen yang dipimpinnya. Ada kalanya jenis makalah posisi ini makalah karya
yang diwajibkan oleh lembaga penyelenggara pendidikan kedinasan kepada para
peserta didiknya.
Sistematika makalah : judul, abstrak, pendahuluan, pembahasan isi, kesimpulan
dan daftar pustaka. Langkah-langkah penulisan : menentukan dan membatasi topic,
membuat kerangka dan mengumpulkan bahan, membaca buku sumber pustaka, dan
menentukan bagian yang akan dirujuk, menulis draft atau rencana konsep makalah,
menyunting sendiri drfat yang ditulisnya, dan menempurnakan makalah sehingga
siap cetak.

31
5.2.2 Artikel Jurnal
Artikel jurnal adalah karangan ilmiah dalam ilmu tertentu yang diterbitkan
dalam sebuah jurnal yang khusus menerbitkan bidang kajian ilmu tersebut. Artikel
jurnal diklasifikasi dalam dua kategori: pertama, artikel jurnal yang bertujuan untuk
membuka forum diskusi, argumentasi, analisis, dan sintesis sejumlah pendapat dan
temuan para ahli dan pemerhati dalam kajian ilmu tertenu yang sama ditekuninya.
Jenis ini menyajikan kajian hasil analisis suatu topik, tanpa mengaiotkan penelitian.
Kesimpulan atau penutup terkait dengan ketajaman dan kedalaman analisis kritis
penulisnya. Kedua, artikel yang berisi kajian hasil penelitian. Kesimpulan jenis
kedua ini terkait dengan variabel bebas dan variabel terikat yang diteliti. Judul artikel
(1) mencerminkan materi bahasan pada kata atau istilah yang digunakan dalam
judul;(2) berdaya tarik kuat untuk merangsang pembaca, boleh mnggunakan kata
yang provokatif agar merangsang orang untuk membacanya ; (3) dapat dirumuskan
dalam kalimat berita atau kalimat tanya.
Nama penulis: (1) ditulis lengkap tanpa gelar akademis atau gelar profesi untuk
mencegah timbulnya kesan senioritas (2) boleh mencantumkan gelar kebangsawanan
atau keagamaan (3) jika ditulis dua orang atau lebih hanya mencantumkan penulis
utama disertai kata dkk,nama seluruh penulis lengkap boleh dituliskan pada catatan
kaki dan (4) nama lembaga penulis dapat dituliskn tepat di bawah namanya atau pada
catatac kaki
Abstrak: (1) penyajian ringkas dari seluruh artikel, bukan komentar atau
pengantar; (2) ditulis dalam bahasa Inggris panjang 150 200 kata dalam satu
paragraf.(3) diketik dengan spasi tunggal ditempatkan mencorok lima ketukan dari
margin kiri maupun kanan; dan (40 kata kunci merujuk bidang ilmu yang dikaji,
ditulis di bawah abstrak.
Pendahuluan (1) menarik perhatian pembaca, mengacu pada permasalahan yang
dibahas, menekankan masalah yang controversial;(2) menyajikan sari artikel terlebih
dahulu, menyajikan pembahasan masalah yang belum tuntas;(3) diakhiri dengan
rumusan masalah atau tujuan singkat yang akan dibahas.

32
Bagian Inti:(1)berisi pembahasan, nalisis, argumentasi, komparasi dan pendirian
penulis tentang masalah yang ditulis.; (2) pembahasan bersifat argumentative,
analitis, kritis, sistematis, dan logis. (3) tidak bersifat instruktif dan diusahakan
bersifat komparatifjuga bukan enumerasi (pencacahan materi, kompilasi seperti
diktat.
Penutup atau Kesimpulan: (1) menandai akhir artikel hasil pemikiran; pilih
penutup atau kesimpulan sesuaikan dengan tradisi jurnal yang akan memuat
artikel;(2) merupakan paduan hasil pemikiran , pendapat ahli dan teori yang
digunakan; (3) merupakan jawaban / solusi masalah atau pendirian penulis atas
pembahasan; (4) menyajikan rekomendasi yang ditujuan kepada seseorang atau suatu
lembaga.
Daftar Pustaka : (1) mencantumkan pustaka yang benar-benar dirujuk dalam
pembahasan artikel ;(2) daftarrujukan ditulis pada halaman terakhir, bukan halaman
baru;(3) disusun berdasarkan alfabetik penulis; dan (4) mengikuti standar
internasional.
5.2.3 Proposal
Proposal adalah karanagn ilmiah yang berisi rancangan kerja . proposal
mempunyai babaparajenis: (1) proposal skripsi mahasiswa; (2) proposal penelitian:
rancangan kerja penelitian yang didanai oleh suatu lembaga; (3) proposal kerja sama
untuk melakulan suatu kegiatan yang didanai oleh sponsor.
Susunan proposal : (1) judul kegiatan: Judul dirumuskan dengan jelas, singkat,
padat dan dapat diukur; (2) latar belakang : berisi pemikiran yang mendasari,
masalah, keaslian penelitian yang menjelaskan bahwa penelitian ini belum pernah
dilakukan orang dan manfaat penelitian ; (3) tujuan penelitian: dirumuskan secara
jelas,tegas, dan sinkron dengan masalah pembahasan, dan kesimpulan; (4) tinjauan
pustaka disusun secara sistematis berisi berbagai informasi dari bacaan, referensi,
dan data empirik yang dapat menunjang penelitian; (5) landasan teori berisi
seperangkat proposisi yang sudah didefinisikan secra operasional dan saling
berhubungan, penjelasan hubungan antara variabel.

33
Landasan teori disusun berdasarkan tinjauan pustaka yang dapat menghasilkan
kerangka berpikir, hipotesis, dan pemecahan masalah; (6) hipotesis jika ada disusun
berdasarkan landasan teori atau tinjauan pustaka. Penelitian tidak harus
menggunakan hipotesis. Penelitian tentang fenomena sosial, budaya atau pendidikan
dapat diganti dengan pertanyaan-pertanyaan.;(7) metode penelitian menyebutkan
materi penelitian, instrument penelitian, instrument pengumpulan data,proses
penelitian, variabel dan data yang dikumpulkan, analisis hasil; (8) jadwal kegiatan
berisi : tahapan penelitian, rincian kegiatan setiap tahap, waktu yang diperlukan
untuk mengerjakan setiap tahap,; dan (9) daftar pustaka ( Shihabuddin dalam
Widjono, Hs., 2012)
5.2.4 Laporan Ilmiah
Laporan adalah penyampaian informasi yang ditulis secara lengkap, jelas,
sistematis, objektif, dan tepat waktu oleh seseorang kepada orang lain atau pejabat.
Laporan bersifat informatif , pertanggungjawaban, pengawasan, atau pengambilan
keputusan,: (1) Laporan informative bersifat memberi informasi tanpa analisis,
sehingga pembaca laporan memperoleh gambaran sevcara menyeluruh dan dapat
mengikuti perkembangan informs yang sedang berlangsung. ; (2) laporan
rekomendasi, selain menyampaikan informasi juga menyertakan pendapat pelapor,
misalnya; alasan terjadinya informasi yang dilaporkan. (3) laporan analisis berisi
informasi yang disertai uraian, pendapat dan saran pelapor. ;(4) laporan kelayakan
(penilaian) menyajikan analisis suatu masalah secara mendalam sehingga
menghasilkan kepautusan layak atau tidk layak.
Laporan ilmiah bersifat formal dalam bentuk naskah, misalnya; (1) laporan
buku berisi: pendahuluan, isi buku, komentar, dan kesimpulan. (2) Skripsi berisi :
halaman sampul,halaman judul, lembar pengesahan, nama dan kedudukan
pembimbing, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran; (bab I) pendahuluan: latar belakang, masalah , tujuan, manfaat penelitian ;
(bab II) kajian pustaka atau deskripsi teori; (bab III)metode penelitian; (bab IV)
deskripsi data analisis data, dan hasil analisis; (bab V) kesimpulan dan rekomendasi;
daftar pustaka; lampiran; riwayat hidup penulis.

34
(3) Laporan Kuliah Lapangan: halaman sampul; halaman judul; kata pengantar;
abstrak,daftar isi; daftar tabel,; daftar gambar; daftar lampiran; (bab I) pendahuluan:
latar belakang, masalah, tujuan, metode pembahasan ; (bab II) kajiaan pustaka atau
deskripssi teori; (bab III) metode penelitian; (bab IV) deskripsi data, analisis data dan
hasil analisis; (bab V) kesimpulan dan rekomendasi, daftar pustaka; dan lampiran.
(4) Laporan penelitian: halaman sampul, halaman judul, lembsr pengesahan nama
dan tanda tangan peneliti dan ketua lembaga; kata pengantar; abstrak; daftar isi,
daftar tabel; daftar gambar; daftar lampiran; (babI) pendahuluan: latar belakang dlam
laporan penelitian bertahap dan berkelanjutan, latar belakang mencantumkan
penjelasan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, masalah tujuan, metode
penelitian ; (bab IV) deskripsi data;analisis data dan hasil analisis,; (babIV)
kesimpulan dan rekomendasi; daftar pustaka; dan lampiran.
(5) Laporan kegiatan: halaman sampul; halaman judul; lembar pengesahan; : nama
dan tanda tangan ketua pelaksana dan ketua lembaga, kata pengantar; abstrak; daftar
isi, daftra tabel; daftar gambar;daftar lampiran; (bab I) pendahuluan;latar
belakang(dlam laporan kegiatan bertahap dabn berkelanjutan, latar belakang
mencantumkan penjelasan hasil kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya),
pembatasan masalah, tujuan, metode pembahasan; (babII) kajian pustakka atau
deskripsi teori; (babIII) metode pembahasan; (babIV) deskripsi data, analisis data,
dan hasil analisis; (babV) kesimpulan dan rekomendasi, daftar pustaka dan lampiran.

35
KEGIATAN BELAJAR KE-13 : MENGENAL KARYA TULIS ILMIAH
1. PENGERTIAN
Pengertian sederhana tentang karya tulis ilmiah adalah sebuah karanag dalam
bentuk tulisan yang dirancang berdasrkan sifaat keilmuannya dan
dilandasipengamamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu. Karya
tersebut disusun sesuai dengan metode ilmiah dengan sistematika penulisan yang
bertumpu pda gaya bahasa ilmiah sehingga apa yang tertera di dalam karya tulis
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah( M. Eko Susilo dalam Abdul Waid,
2012).
Dengan demikian sebuah tulisan akan dikatakan ilmiah apabila tulisan tersebut
bersifat ilmu atau memenuhi syarat kaidah ilmu pengetahuan. Karya tulis ilmiah
adalah suatu karya yang dibuat untuk mengkaji suatu persoalan, ringan maupun
berat, secara teoritis ataupun paraktik dengan berlandaskan pada metode-metode
keilmuan. Aetinya dlam karya tulis ilmiah secara metodologis penulis tidak bebas
berbuat karena adametode-metode khuisus dan ketentuan ilmiah yang harus
dipenuhinya. Bilka ketentuan-ketentuan itu dilanggar, maka karya yang diutulis
tidak layak disebut karya ilmiah., tetapi hanya sebatas tulisan biasa.
Dengan demikian, jika Anda ingin menulis karya tulis ilmiah, maka Anda harus
menggunakan metode-metode ilmiah dalam membahas persoalan nyang anda angkat
dalam tulisan sanda. Dari metoe tersebut kemudian Anda menyampaikan sebuah
ulasan dengan bahasa formal(baku0 dan sistematika penukisan yang bersifat ilmiah
serta berlandaskan pada unsure-unsur keilmuan yang alain, seperti; objektivitas,
rasionalitas, factual, sistematis, tegas, eksplisit, dan mencerminkan eksistensi.
Banyak yang mangatakan bahwa karya tulis ilmiah hanyalah tulisan yang
didasarkan pada kajian penelitian empiris yang bersifat ilmiah. Anggapan semacam
ini jelas salah besar. Sebab, pada kenyataannya, banyak para ahli, pakar, seperti
kalangan akademisi, praktisi yang menyampaikan gagasannya secara tertulis tidak
berdasarkan penelitian empiric. Namun, gagasan dalam bentuk tulisan itu berdaarkan
kajian literature, analisis ilmiah yang mandalam, tetapi tidak lepas dari ketentuan-
ketentuan ilmiah. Misalnya: karya tulis ilmiah dalam bentuk makalah, artikel ilmiah,
skripsi dan lain-lain.

36
2. CIRI-CIRI KARYA TULIS ILMIAH
Anda juga perlu juga mengetahui cirri-ciri karya tulis ilmiah sehingga ketika
mengikuti lomba karya tulis ilmiah tidak gagal atau menang. Tulisan akan dikatakan
imiah bila isinya memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a. Eksplisit.Tulisan akan dikatakan ilmiah bila isiya bias ditangkap dengan jelas oleh
pembaca. Bila pe,bac tidak bias emahami atau bhkan bingung ketika membacanya
berarti tulisan tersebut tidak layak disebut karya tulis ilmiah. Dalam hal ini seorang
penulis harus menjabarkan pesanny dalam tulisan dengan jernih dan tepat.
b. Rasional. Sebuah tulisan juga akan dikatakan ilmiah bila isinya bersifat
rasional(masuk akal. Penulis tidak hana sekadar beropini dalm tulisannya, tetapi juga
diselaraskan dengan data dan fakta di lapangan.
c. Kelugasan. Semua yang dipaparkan oleh penulis bersifat penting dan memiliki
urgensi. Artinya pembicaraan dalam tulisan ilmiah mengetengahkan hal-hal yang
memang pantas diketahui oleh para pembaca, bukan sekadar bercerita ataupun
bertukar pikiran. Cerita bias saja masuk saja dalam isi arya tulis ilmiah, namun tetap
menampakkan usur-unsur ilmiahnya. Tolok ukurnya bukan pada cerita itu sendiri,
melainkan pada pesan yang ingin disampaikan. Banyak penukis karya tulis ilmiah
yang bercerita tentang pengalaman pribadinya., namun pada akhirnya ia tetap
menyimpulkan ceritanya dengan nalar-nalar yang bersifat ilmiah.
d. Objektivitas. Sebuah tulisan juga akan dikatakan ilmiah bila isinya sarat dengan
nilai-nilai objektivitas. Artinya, dalam tulisan itu, penulkis menyampaikan hal-hal
apa adanya tidak ditambah dan tidak dikurangi.
e. kesaksmaan. Dalam karya tulis ilmiah, penulis ditekankan untuk tidak melakukan
kekeliruan dalam bentuk apapun. Bila dalam sebuah tulisan dijumpai banyak
kesalahan, maka tulisan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai karya tulis ilmiah.
6. Kesinambungan. Semua isi karya tulis memperlihatkan kesinambungan. Hal itu
dimulai dari paragraf pertama (pendahuluan) sampai akhir (penutup) sehingga para
pembaca tidak akan merasa jenuh dan bosan membaca karya tulis sekalipun memiliki
ketebalan halaman yang cukup banyak.

37
f. Ketuntasan. Ciri yang terakhir dari senuah krya ilmiah adalah ketuntasan. Sebesar
dan sekecil apapun persoalan yang dibahas dalam sebuah karya tulis dibahas secara
tuntas tanpa menyisahkan persoalan baru. . Bukan berarti tidak perlu didiskusikan .
berbeda halnya dengan karya sastra sepeti cerpen ataupun novel sering kali cerita
yang ditulis belum tuntas sehingga para pembaca masih bertanya-tanya bahkan tidak
puas dengan isi cerita.
3. POKOK-POKOK KARYA TULIS ILMIAH
Banyak penulis yang tidak mengerti tentang pokok-pokok karya tulis ilmiah
segingga ketika menyusun sebuah karya tulis pokok-pokok yang seyogyanya
tergambar jelas dalammkarya tulis justru tidak tampak.
Dalam konteks lomba karya tulis ilmiah, sring para juri menilai apakah penulis
mampu menggambarkan pokok-pokok sebuah karya tulis dalam tema apapun. Bila
tidak karya tulisnya akan dianggap minus sehingga tidak bias menjarai lomba. Oleh
karena itu, bila anda mengikuti lomba karya tulis ilmiah, tentu saja pokok-pokok
tentang karya tulis harus Anda pahami.
Adapun pokok-pokok karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut:
a. Dapat memberikan penjelasan. Maksudnya, anda harus membuat para pembaca
karya tulis Anda paham terhadap sebuah persoalan ang Anda tulis. Pokok ini akan
tercpai apabila karya tulis yang disusun memberikan pemahaman terhadap pembaca
dengan uraian dan pembahasan yang logis, dan ilmiah terhadap suatu permasalahan.
b. Memberikan idea atau penilaian. Maksudnya, Anda mampu memberikan
gagasan dan ide dalam karya tulis ilmiah.
c. Memberikan saran. Maksudnya, dalam karya tulis yang membahas sebuah tema
tentu selain anda mengkaji , memberikan penilaian atau opini akan lebih ideal bila
Anda juga memberikan saran atau tawaran yang sifatnya membangun.
d. Menyampaikan sanggahan. Maksudnya adalah karya tulis ilmiah juga bias juga
bertujuan untuk memberikan sanggahan atau penolakan terhadap sebuah opini orang
lain dalam bentuk karya tulis. Dalam hal ini, anda harus berlandaskan sanggahan
Anda dengan argumentasi-argumentasi ilmiah. Jadi buatlah sanggahan yang optimal.

38
e. Membuktikan hipotesis. Sebuah karya tulis ilmiah juga mampu memberikan
pemahaman terhadap para pembaca bahwa gagasan dan ide penulis benar-benar
sesuai dengan kenyataan di lapangan dan bukan hanya sekadar bersifat opini.
Bila Anda mampu memunculkan pokok-pokok ini dalamm karya tulis yang Anda
buat, dapat dipastikan bahwa karya tulis Anda benar-benar diperhatikan oleh juri
lomba karya tulis ilmiah sehingga karya tulis Anda layak diperhitungkan menjadim
juara.

REFERENSI
1. Widjono,Hs. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo PT Gramedia.
2. Waid, Abdul. 2012. Tips memenangkan lomba Karya Tulis iLmiah. Yogyakarta:
Diva Press.
3. Tim Pengajar Kemahiran Bahasa Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sam
Ratulangi. 2012. Manado

39

You might also like