You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai potensi besar untuk
memainkan peran strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia
untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi. Potensi ini dapat
terwujud jika pendidikan IPA mampu melahirkan siswa yang cakap
dalam IPA dan berhasil menumbuhkan kemampuan berpikir logis, bersifat
kritis, kreatif, inisiatif dan adaptif terhadap perubahan dan
perkembangan. Kualitas sumber daya manusia seperti ini menjamin
keberhasilan upaya penguasaan teknologi untuk pembangunan di Indonesia.
Namun pada kenyataannya pelajaran IPA masih dianggap menjadi suatu
mata pelajaran yang sulit, Ketidaktahuan peserta didik mengenai kegunaan
IPA dalam praktik sehari-hari menjadi penyebab mereka lekas bosan dan
tidak tertarik pada pelajaran IPA, di samping pengajar IPA yang mengajar
secara monoton dan hanya berpegang teguh pada diktat-diktat atau buku-buku
paket saja.
Faktor lain yang menentukan keberhasilan dalam pembelajaran
adalah kemampuan guru dalam menterjemahkan nilai-nilai yang terdapat
dalam kurikulum melalui pembelajaran untuk siswa secara optimal. Guru
dituntut memiliki wawasan yang berhubungan dengan mata pelajaran
yang diajarkan dan wawasan yang berhubungan dengan kependidikan
untuk menyampaikan isi pelajaran kepada siswa Kedua wawasan
tersebut sesungguhnya merupakan suatu kesatuan wawasan propesional guru
Mengingat guru merupakan ujung tombak , maka diharapkan
guru mampu meningkatkan kemampuannya melalui pengembangan
diri secara professional. Guru tidak hanya menyajikan materi
secara tepat melainkan juga di tuntut menilai sekaligus memperbaiki
praktek pembelajaran yang di rasakan kurang berhasil melalui refleksi.
Dari pelaksanaan studi pendahuluan menemukan hasil bahwa prestasi hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas V SDN ..
2

Kecamatan Kabupaten hanya mendapat nilai rata-rata


56,80 atau di bawah KKM. Adapun nilai KKM di sekolah tersebut
untuk mata pelajaran IPA yaitu 70.
Hal ini, ternyata selain yang diutarakan di atas penyebanya yaitu
cara guru dalam penyampaian materi pelajaran kurang menarik akibatnya
siswa menjadi cepat merasa bosan dan kurang memperhatikan penjelasan
guru. Ini dapat dikatakan bahwa kondisi buruk yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran tersebut disebabkan kurang atau bahkan tidak
nampaknya bentuk penggunaan metode yang tepat oleh guru.Dengan kata
lain permasalahan tersebut mengidentifikasikan bahwa proses
pembelajaran IPA di SD masih memerlukan inovasi dan pengembangan
model atau metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam
kegiatan ilmiah dan memudahkan guru dalam pencapaian tujuan
pembelajaran.
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, diperlukan suatu upaya
untuk memperbaiki kualitas pembelajaran agar dapat meningkatkann
pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada model pembelajaran yang
dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan
mengeksplorasikan pengetahuannya serta mengambil kesimpulan sendiri
tentang konsep materi yang telah diterimanya (student centered) bahkan
diharapkan mampu memberikan solusi dari berbagai permasalahan alam
yang terjadi didaerahnya.
Keadaan tersebut perlu diperhatikan oleh seorang pendidik khususnya
guru mata pelajaran IPA agar selalu berusaha untuk menciptakan inovasi
dalam pembelajaran sebagai solusi untuk meningkatkan daya tarik siswa
dalam pembelajaran IPA sehingga prestasi belajar siswanya mengalami
peningkatan. Diantara inovasi tersebut yaitu dengan mengembangkan metode
dan media pembelajaran yang sesuai. Salah satu upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran adalah dengan menggunakan media kedalam kegiatan belajar
mengajar. Media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat
mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Media
3

tidak hanya berupa alat atau bahan, tetapi juga hal-hal lain yang
memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan. Sehingga media
pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa untuk
terjadinya proses pembelajaran.Pembelajaran dengan menggunakan media
akan bermanfaat bagi terselenggaranya proses pembelajaran tersebut. Karena
dengan memanfaatkan media yang tersedia, siswa diharapkan lebih tertarik
mengikuti pembelajaran di sisi lain siswa akan lebih mudah memahami serta
menguasai materi yang diajarkan. Dengan menggunakan media siswa akan
lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab siswa tidak hanya
mendengarkan uraian guru tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan demonstrasi dan kegiatan yang lain sehingga siswa
tidak bosan.
Setiap siswa mempunyai modalitas belajar. Modalitas belajar merupakan
potensi dasar atau kecenderungan yang dimiliki anak. Modalitas ini akan
mempengaruhi penentuan pendekatan belajar, strategi, metode, dan teknik
belajar anak. Sehingga modalitas belajar ini perlu dipertimbangkan dalam
proses pembelajaran termasuk pemilihan dan penggunaan media pembelajaran
yang akan ditetapkan.
Modalitas belajar tersebut dapat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu; visual
(yaitu belajar dengan cara melihat), auditorial (yaitu belajar dengan cara
mendengar), dan kinestetik (yaitu belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan
menyentuh). Dengan memperhatikan berbagai kegunaan media dan macam-
macam media serta dengan memperhatikan modalitas belajar yang dimiliki
siswa yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti akan mencoba
menggunakan media audiovisual. Media audiovisual yaitu media pandang-
dengar. Media audiovisual akan menjadikan penyajian bahan ajar kepada
siswa semakin lengkap dan optimal sesuai dengan modalitas belajar siswa
sehingga diharapkan siswa akan lebih paham akan materi pembelajaran yang
dipelajari sehingga prestasi belajar siswa akan lebih meningkat. Selain itu
media audiovisual ini juga tidak hanya digolongkan sebagai pengalaman
belajar yang diperoleh dari penginderaan, tetapi sebagai alat teknologis yang
4

bisa memperkaya serta memberikan pengalaman yang bersifat konkrit kepada


siswa.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pembelajaran kooperatif
dengan media audiovisual. Dengan media ini diharapkan dapat membantu
siswa dalam mempelajari materi secara mandiri. Saat ini ketersediaan media
audiovisual untuk membantu proses pembelajaran khususnya IPA masih
kurang dan belum banyak digunakan di sekolah-sekolah atau madrasah. Di
SDN .. merupakan salah satu sekolah yang belum menggunakan
dan memaksimalkan media ini dalam proses pembelajaran. Walaupun di
madrasah tersebut telah tersedia adanya sarana yang mendukung, diantaranya
yaitu adanya Liquid Crystal Display (LCD) dan Laptop.
Berangkat dari permasalahan yang diuraikan di atas, maka penulis ingin
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul upaya meningkatkan
minat dan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif dengan media
audiovisual tentang fungsi organ pernafasaan
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data di atas peneliti melakukan konsultasi kepada
supervisor dan teman sejawat, untuk mengidentifikasi kelemahan dan atau
kekurangan yang telah menyebabkan aktivitas guru dan siswa dalam
pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang memenuhi tuntutan yang
diharapkan. Sehingga, dampaknya pada hasil belajar siswa tidak memenuhi
target pembelajaran. Melalui hasil diskusi, diperoleh identifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran
2. Siswa tidak mencatat hal-hal penting selama proses pembelajaran
berlangsung.
3. Tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar pembelajaran IPA
yang berdampak hasil belajar rendah.
4. Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran kurang sesuai dengan
harapan.
5

C. Analisis Masalah
Untuk mengetahui masalah yang sedang terjadi, peneliti melakukan
anlisis masalah dan menempuh refleksi terhadap kinerja yang telah dilakukan,
mengkaji literatur, serta diskusi dengan kepala sekolah dan teman sejawat.
Hasil analisis masalah yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
kemungkinan yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dan
aktivitas pembelajaran kurang kondusif adalah sebagai berikut.
1. Model pembelajaran yang diambil tidak tepat dan penjelasan materi terlalu
cepat, sehingga kurangnya model dialog yang interaktif, efektif dan
kreatif.
2. Guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan
kreatif yang mengakibatkan kurangnya perhatian siswa saat pembelajaran
berlangsung.
3. Guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik.
4. Guru harus lebih teliti melihat siswa yang kurang aktif dalam proses
pembelajaran berlangsung.
Beberapa permasalahan yang telah dipaparkan di atas dapat diambil
permasalahan utama yang akan diteliti adalah tingkat pemahaman dan hasil
belajar siswa IPA masih rendah. Melihat kondisi awal sebagaimana tersebut di
atas, maka peneliti berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul
agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga ketuntasan
belajar siswa dapat tercapai dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dengan media audiovisual.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah peningkatan pemahaman siswa pada pembelajaran IPA materi
fungsi organ pernafasan setelah melalui pembelajaran kooperatif dengan
media audiovisual?
6

2. Apakah hasil belajar siswa dapat meningkat setelah diterapkan


pembelajaran kooperatif dengan media audiovisual pada pembelajaran IPA
materi fungsi organ pernafasan?

E. Tujuan Penelitian
Untuk menghindari kesimpangsiuran penelitian ini, maka perlu
adanya tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Sejalan dengan masalah
yang peneliti kemukakan pada rumusan masalah. Maka tujuan yang
hendak dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran
IPA materi fungsi organ pernafasan setelah melalui pembelajaran
kooperatif dengan media audiovisual di kelas V SDN .
Kecamatan . Kabupaten .; dan
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi
fungsi organ pernafasan setelah diterapkan pembelajaran kooperatif
dengan media audiovisual di kelas V SDN .. Kecamatan
. Kabupaten ..

F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan
manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman pemilihan metode
pembelajaran IPA khususnya materi fungsi organ pernafasan serta pada
pembelajaran-pembelajaran lainnya. Secara praktis hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi :
1. Siswa
a. Dapat meningkatkan penguasan konsep dalam pembelajaran IPA
khususnya pada pembelajaran IPA materi fungsi organ pernafasan.
b. Dapat meningkatkan keterampilan proses siswa dalam
melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif dengan media audiovisual.
7

c. Dapat meningkatkan terjadinya interaksi, aktivitas, dan kerjasama


antar siswa dalam pembelajaran IPA materi fungsi organ pernafasan.
2. Guru
a. Dapat memberikan wawasan dan pengalaman dalam menyusun
model pembelajaran IPA dengan pembelajaran kooperatif dengan
media audiovisual.
b. Dapat memperoleh masukan dari hasil penelitian tindakan kelas
sebagai pemecahan masalah dalam pembelajaran IPA di mana penulis
bertugas.
c. Dapat meningkatkan upaya guru dalam mata pelajaran IPA dengan
pembelajaran kooperatif dengan media audiovisual khususnya dalam
pembelajaran IPA materi fungsi organ pernafasan.
d. Dapat meningkatkan kinerja dan profesional guru dalam mengajar.
3. Lembaga (Sekolah)
a. Dapat dijadikan sebagai masukan dalam penyediaan dan
pengolahan sumber belajar di sekolah.
b. Dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas sekolah
khususnya pada mata pelajaran IPA.

You might also like