You are on page 1of 4
4, KONDISI TANAH 4.1 Berdasarkan Data Pengeboran dan Data Laboratorium Dari hasil pengeboran yang dilakukan pada BH-1, BH-2, BH-3, dan BH-4 diperoleh Kondisi tanah seperti terlampir di dalam borelog pada lampiran A-2. Profil melintang potongan tanah melalui BH-1, BH-2, DCPT-1, BH-3, dan BH-4 dapat dilihat pada gambar 2. Dari pengujian Standard Penetration Test (SPT), dapat diketahui bahwa lapisan tanah keras dengan nilai N-SPT >50 pukulan ditemukan pada kedalaman 24.0 meter pada BH-1, 11.0 meter pada BH-2, 14.0 meter pada BH-3, dan 15.0 meter pada BH-4 Kondisi tanah di lokasi rencana proyek secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. STRATUM-A, LANAU kelempungan (clayey SILT/MH) ‘Tanah pada stratum-A merupakan lanau kelempungan (clayey SILT) yang didominasi wama coklat gelap. Lapisan tanah ini memiliki konsistensi sedang teguh (medium stiff) hingga sangat teguh (very stiff) dengan nilai N-SPT berkisar 18-38. pukulan Stratum-A didapatkan mulai dari permuksan tanah hingga 7.3 meter pada BH-1, 6.3 meter pada BH-2, 5.0 meter pada BH-3, dan 6.5 meter pada BH-4 2. STRATUM-B, LANAU kepasiran (sandy SILT/ML) Tanah pada stratum-B merupakan lanau kepasitan (sandy SILT) yang didominasi warna coklat hingga coklat gelap, Lapisan tanah ini memiliki konsistensi teguh (s4ff) hingga Keras (hard) dengan N-SPT berkisar 20-45 pukulan, Stratum-B didapatkan hingya kedalaman 16.0 meter pada BH-1, 14.3 meter pada BH-2, 15.0 meter pada BH-3, dan 12.0 meter pada BH-4 VE-iNtz00 3, STRATUM-C, PASIR kelempungan (clayey SAND/SC) Tanah pada stratum-C merupakan pasir kelempungan (clayey SAND) yang didominasi warna abu-abu, Kepadatan lapisan tanah ini sedang padat (medion dense) hingga sangat padat (very dense) dengan nilai N-SPT 24-50 pukulan. Lapisan diperoleh hingga kedalaman 23.0 meter pada BH-1, 17.0 meter pada BH-2, dan 18.0 meter pada BH-4 4, STRATUM-D, PASIR kelanauan (silty SAND/SM) Tanah pada stratum-D merupakan pasir kelanauan (silty SAND) yamh didominasi warna aburabu terang. Kepadatan lapisan ini adalah sangat padat dengan nilai N-SPT >50 pukulan, Lapisan diperoleh hingga kedalaman akhir pengeboran pada 28,11 meter pada BH-1, 15.30 meter pada BH-2, 18.26 meter pada BH-3, dan 19.15 meter pada BII-4 4.2 Berdasarkan Dutch Cone Penetrometer Test (DCPT) Berdasarkan data sondir yang diperoleh dari hasil uji sondir di I(satu) titik lokasi ttik sondir, diplot besarnya tahanan Konus dan akumulasi tahanan friksi (fonal friction) terhadap kedalaman, Hesil plot dari data sondir dipresentasikan dalam Lampiran A-1 Pengujian sondir di lapangan terhenti pada masing-masing titik saat_mencapai ‘mencapai tanah keras dimana nilai tahanan Konus qc >250 ky/em* atau diperoleh pembacaan qc tiga kali berturut-turut melebihi 150 kgfom®, yaitu pada kedalaman 21.4 meter ‘Kedalaman | Dari pengujian sondir ini dapat digunakan untuk memprediksi tanah dengan melihat besarnya tahanan ujung konus (qc) dan rasio gesekan (ft) pada kedalaman yang ama. Berdasarkan Klasifikasi tanah dengan metoda Schmertmann (1969) kondisi tanah dapat dipredikasi dalam klasifikasi tanah sebagai berikut WE-oRTIs = Dari permukaan tanah hingga kedalaman 10.8 meter diperoleh nilai_ qc berkisar 30-45 kg/cm? dengan fr >5%, Lapisan ini diperkirakan sebagai tanah Jempung teguh (stiff) hingga sangat teguh (very stiff). + Lapisan selanjutnya hingga kedalaman 13.4 meter diperoleh nilai qe berkisar 45-55 kg/em? dengan f 3-5%, Lapisan ini diperkirakan sebagai tenah lempung berpasir dan berlanau + Lapisan selanjutnya hingga kedalaman 18.0 meter diperoleb nilai qe beerkisar 30-60 ke/em? dengan f >5%. Lapisan ini diperkirakan sebagai tanah lempung ‘teguh hingga sangat teguh + Lopisan selanjutnya hingea kedalaman akhir pengujian sondir pada 21.4 meter diperoleh qo >100 kg/cm? dengan fr 3-4%. Lapisan ini diperkirakan sebagai tanah campuran pasir dan lanau. 4.3 Muka Air Tanah Selama masa pengeboran dilakukan pengukuran terhadap muka air tanah. Hasil Pengukuran menunjukkan adanya muka air tanah pada kedalaman 11.0 meter hingga 11.82 meter. Muka air tanah (ground water level) akan dapat berubah sesuai dengan cuaea pada saat pengukuran dan pada besarnya tingkat penguapan yang terjadi pada saat itu. NTT NT va 8 Vy | a

You might also like