Professional Documents
Culture Documents
Avanda Fahri Atahrim PDF
Avanda Fahri Atahrim PDF
DISUSUN OLEH :
(108084000034)
JAKARTA
1434 H/2013 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
1995-1996 TK aisyah
iv
ABSTRACT
Economic growth in the industrial sector is still the main goal and an important
indicator of the success of regional economic development. Central Java provincial has
fluctuated economic growth rate and still low if compared to other provinces in Java. The
purpose of this study is to determine the progress of government expenditure allocation of
industrial sector and examines its effect on economic growth in the industrial sector in
Central Java province. In reviewing the effect of government spending, the analysis
conducted with other related variables that is Labor.
Data that used are GDRP (Growth Domestic Regional Product), expendeture
govermentand labor data in the industrial sector from 2001 to 2011. This data consists of the
time series data (2001-2011) and cross section data (35 districts/cities) in Central Java
Province published by BPS Central Java Province and Ministry of Finance. This research
used panel data method with Random Effects Model approach.
Research results show that government expenditure and amount of labor in the
industrial sector have significant positive impact on regional economic growth. Finally, the
role of local government through government expenditure to stimulate labor absorption is
expected to be able to increasing regional economic activity in order to achieve economic
growth and increasing per capita income of people.
v
ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi sektor industri masih merupakan tujuan utama dan indikator
penting keberhasilan pembangunan ekonomi daerah. Provinsi Jawa Tengah mempunyai
tingkat pertumbuhan ekonomi yang berfluktuatif dan masih rendah dibandingkan propinsi-
propinsi lainnya di Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan
pengalokasian pengeluaran pemerintah sektor industri serta mengkaji pengaruhnya terhadap
pertumbuhan ekonomi sektor industri di Provinsi Jawa Tengah. Dalam mengkaji pengaruh
pengeluaran pemerintah analisis dilakukan bersama dengan variabel terkait lain yaitu Tenaga
Kerja.
Data yang digunakan adalah Data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) sektor
industri dan jumlah tenaga kerja sektor industri dari tahun 2001-2011. Data ini terdiri atas
data time series (2001-2011) dan data cross section (35 kabupaten/kota) di Provinsi Jawa
Tengah yang diterbitkan oleh BPS Propinsi Jawa Tengah dan KEMENKEU. Metode
penelitian yang digunakan Data panel dengan pendekatan Random Effect Model.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah sektor industri dan
tenaga kerja sektor industri berpengaruh postif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
daerah. Akhirnya, peran pemerintah daerah melalui pengeluaran pemerintah yang dapat
merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan kegiatan ekonomi
daerah guna tercapainya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri, Pengeluaran Pemerintah Sektor Industri,
Tenaga Kerja Sektor Industri.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh
Pengeluaran Pemerintah Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri
Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah.
Terselesaikannya skripsi ini bukan semata-mata hasil dari penulis seorang tetapi juga
berkat bantuan, dorongan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah mengatur segalanya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
2. Ibukuku tercinta Tasmiatun yang senantiasa memberikan kasih sayang, perhatian dan
doa kepada penulis. Dan untuk Bapakku Suripto atas kerja keras, motivasi dan doanya.
Terima kasih juga atas didikan serta nasihat-nasihat yang kalian berikan selama ini.
3. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Lukman, M.Si selaku ketua jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
sekaligus dosen pembimbing I. Terima kasih telah memberikan bimbingan kepada
penulis dalam pengerjaan skripsi.
5. Fitri Amalia, S.pd, M.Si selaku dosen pembimbing II. Terima kasih telah memberikan
bimbingan dan support kepada penulis dalam pengerjaan skripsi.
6. Utami Baroroh, M.Si selaku sekertaris jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
yang telah memberikan arahan, motivasi dan petunjuk selama penulis berada di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Pheni Chalid, Phd selaku pembimbing akademik yang telah memberi motivasi, ide dan
gagasan bagi penulis dan terima kasih atas kontribusinya selamanya.
8. Seluruh dosen, staf pengajar dan staf administrasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas
seluruh ilmu dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
9. Kedua kakakku, Meyika Kurniawan dan Anid Dwi Pratiwi serta kakak iparku Anny
Andini dan Muh. Fajri tak lupa keponakan jagoan kecilku yang selalu memberi rasa
damai di rumah yaitu Darren Galih yang selalu memberikan dukungan dan semangat
kepada penulis di setiap saat.
vii
10. Anak-anak kosan : Fahri, Wanda, Arief, Sony, andhika danes, andika, Iqbal, Riza, Egy,
Hasan, Uki, Syafran, Dimas, Adi, Fahdi, Feline, Wisnu, Angga, Huza, Hafiz Dan Para
Member Ceban Lita, Fika Dan Devita. Terima kasih atas semua bantuan, petuah dan
wejangan kepada penulis.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran guna menjadikan skripsi ini lebih baik lagi dan dapat
bermanfaat bagi orang banyak.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Cover
Cover Dalam
ABSTRACT .................................................................................................. vi
c. industri ...................................................................................... 22
ix
d. Peranan sektor industri terhadap pertumbuhan ........................ 24
e. Pembangunan daerah................................................................ 25
D. Hipotesis ................................................................................ 53
E Pengujian Statistik 66
x
1. Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ................................................... 66
4. Pengujian Statistik 84
xi
D. Analisis Ekonomi ........................................................................... 94
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
(Persen) ........................................................................................ 3
Tabel 1.3 Distribusi Presentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga
Tabel 4.1 Produk domestik Regional Bruto atas harga konstan sektor
(Jutaan) ................................................................................... 74
Tabel 4.2 Data Tenaga kerja sektor industri menurut kab/kota di Provinsi
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dyke Susetyo.
memilki nilai efisiensi yang tinggi, nilai guna serta menciptakan daya saing
seimbang karena bercorak pertanian kearah ekonomi yang lebih kokoh dan
kegiatan sektor produksi memiliki daya menarik (backward linkage) dan daya
kontribusi yang cukup tinggi dibandingkan dengan sektor-sektor lain hal ini
perlu mendapat perhatian yang ekstra bagi para pelaku pemegang kebijakan
2
dinamis dan tepat sasaran. Perkembangan kontribusi PDB indonesia pada
menurut lapangan kerja di Indonesia dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut ini.
masih berada di sektor industri pengolahan, hal ini hampir 26,09 % memiliki
kontribusi terhadap PDB, Diikuti oleh sektor pertanian sebesar 14,70 % dan
sektor Industri perdagangan sebesar 13,94 %. Dari tabel 1.1 pula kita dapat
melihat sektor pertanian cenderung menurun dari tahun ke tahun, yaitu pada
tahun 2007 sebesar 15,70 % turun menjadi 15,30 % pada 2008 dan mengalami
penurunan pada tahun ke tahun sampai pada tahun 2011 sebesar 14,60 %.
2009 dan tahun 2010 namun kembali meningkat pada tahun 2011. Jika di pulau
Jawa ditunjukkan dengan PDRB pada sektor industri pengolah dengan 6 Provinsi
yang memiliki letak yang saling berdekatan satu sama lain. Berikut tabel PDRB
3
sektor industri pengolah di pulau Jawa tahun 20082011 dalam Jutaan dapat
tabel tersebut. adapun ratarata tabel yang memilki pertumbuhan sektor industri
kedua oleh Provinsi Jawa Timur dengan ratarata pertumbuhan ekonomi sektor
industri Rp. 85.851.435 (Juta) dan posisi ketiga ditempati oleh Provinsi DKI
Jakarta sebesar Rp. 59.856.756 (Juta) setelah itu posisi berikutnya ditempati oleh
Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp. 59.380.514 (Juta), Provinsi Banten sebesar Rp.
34.113.463 (Juta) dan posisi terakhir ditempati oleh Provinsi yogyakarta dengan
Bila melihat dari tabel 1.2 posisi Provinsi Jawa Tengah menempati posisi
pertumbuhan ekonomi sektor industri yang tidak jauh beda. hal ini yang agak
mengherankan terlebih Provinsi DKI Jakarta yang sebagai ibukota negara tentu
4
Bila melihat Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Timur menempati posisi
pertama dan kedua hal ini bisa dikatakan juga karena pada tahun 2011 dengan
jumlah penduduk provinsi itu menempati posisi pertama dan kedua terbanyak
sebesar 43.053.732 (Jiwa) dan 34.476.757 (Jiwa) di pulau Jawa sehingga hal itu
domestik amat besar untuk melayani kebutuhan setiap penduduknya, Namun yang
posisi keempat padahal bila diukur melalui jumlah penduduk Provinsi Jawa
Tengah menempati posisi ketiga pada tahun 2011 yaitu sebesar 32.282.657 (jiwa)
tapi pertumbuhan ekonomi sektor industri Provinsi Jawa Tengah sangat kecil
dibandingkan Provinsi Jawa Timur yang memilki jumlah penduduk yang tidak
terlalu jauh berbeda namun memilki jumlah pertumbuhan ekonomi industri yang
besar hal ini memicu pertanyaan dalam penelitian ini. Adapun distribusi PDRB
terhadap sektor yang ada yang di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat tabel berikut
industri pengolahan mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2006
5
ke tahun 2011 industri pengolahan mengalami kenaikan sekitar (1,08 %) dan hal
ini berpengaruh positif terhadap PDRB di tahun 2011. Kenaikan yang terjadi
karena memiliki tingkat kontribusi tertinggi di PDRB Provinsi Jawa Tengah maka
industri dikenal juga sebagai sektor pemimpin yang bisa memilki hubungan dalam
perekonomian dengan saling kait mengkaitkan dengan sektor sektor lain seperti
sektor pertanian sebagai bahan baku industri, sektor transportasi sebagai alat
Pada tabel (Lampiran 1, hal 108) dapat dijelaskan bahwa laju pertumbuhan
ekonomi sektor industri yang tertinggi di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011
ekonomi sektor industri terendah ada di Kabupaten Blora pada tahun 2011
6
yang tinggi diperlukan guna mempercepat perubahan struktur perekonomian
Menurut todaro (2004:92) ada tiga faktor atau komponen utama yang
modal (capital accumulation) meliputi semua jenis investasi baru baik yang
dilakukan oleh pemerintah ataupun swasta yang ditanamkan dengan bentuk tanah,
peralatan fisik, dan modal sumber daya. Akumulasi modal akan terjadi apabila
pasar yang mampu mengalokasikan sumber daya secara efisien. Namun dalam
gagal mencapai alokasi yang efisien disebabkan oleh adanya common goods,
7
selaku pengambil kebijakan di daerah selanjutnya akan lebih memilih mengadopsi
bersumber dari bantuan pusat dan Pendapatan Asli Daerah merupakan bentuk dari
ekonomi suatu daerah. Peranan strategis dari investasi pemerintah ini sasaran
pendapatan asli daerah dapat dilakukan pada kondisi dan item tertentu saja, karena
secara umum upaya tersebut justru dapat meningkatkan beban yang harus
ditanggung masyarakat.
Salah satu sudut pandang kebijakan yang dapat dilakukan adalah melalui
ekonomi.
8
tahun 2011 sebesar Rp. 10.703 Jutaan dan yang terendah pada Kabupaten
Magelang sebesar Rp. 1.169 Jutaan (Lampiran 1, hal 108). Dari data yang
selalu fluktuatif dari tahun ke tahun di semua kab/kota Provinsi Jawa Tengah.
untuk membiayai proyek proyek yang tidak dibiayai sendiri oleh masyarakat.
sumber daya manusia yang ada di suatu wilayah. Penduduk yang bertambah dari
sisi lain, Akibat buruk dari pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi
9
rendah. Hal ini berarti bahwa kelebihan jumlah penduduk tidak seimbang dengan
faktor produksi lain yang tersedia dimana penambahan penggunaan tenaga kerja
tahun 2011 di capai tenaga kerja tertinggi berada di Kota Jepara dengan jumlah
227.589 (Jiwa) dan tenaga kerja terendah berada di Kota Magelang pada tahun
2011 sebesar 7.098 Jiwa (Lampiran 1, hal 108). Semakin banyak penduduk yang
negatif akan diikuti oleh tingkat pengangguran yang meningkat (dornbuch, 2006:
13).
jangka panjang, antara variabel itu, tenaga kerja memiliki kontribusi utama
10
EKONOMI SEKTOR INDUSTRI TAHUN 20022011 KABUPATEN/KOTA DI
B. Rumusan Masalah
laju PDRB sektor industri atas dasar harga konstan 2000 periode tahun
11
kegiatan industri yang telah ditetapkan dalam RKPD (Rencana Kerja
Tenaga kerja sektor industri. Keadaan yang ada di Provinsi Jawa Tengah
sebagai berikut:
tengah.
Jawa tengah.
12
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Teoritis
2. Praktis
3. Kebijakan
Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi para kalangan yang terkait
indonesia.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lainnya. Kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan
keterampilan mereka.
ekonomi dan tenaga kerja yaitu teori fungsi produksi Cobb Douglas dalam
dan tenaga kerja tetap konstan selama periode yang jangka panjang. Dengan
pendapatan total pekerja dan pendapatan total pemilik modal tumbuh pada
tingkat yang nyaris sama. Jika pembagian faktor yang konstan maka ada
14
faktor-faktor selalu menikmati produk marjinalnya. Fungsi produksi tersebut
Dan
Dimana adalah konstanta antara nol dadn satu yang mengukur bagian
masuk ke modal dan berapa yang masuk ke tenaga kerja. Cobb menunjukan
F(K,L) = A KL1-
Dimana A adalah parameter yang lebih besar dari nol yang mengukur
produktivitas yang ada. Fungsi ini dikenal sebagai fungsi produksi cobb-
douglas. Bila lihat dari unsur dalam fungsi produksi ini. Pertama, fungsi
produksi cobb-douglas memiliki skala konstan. Yaitu, jika modal dan tenaga
kerja meningkat dalam propornsi yang sama, maka output meningkat menurut
proporsi yang sama. Dinyatakan produk marjinal untuk fungsi produksi cobb-
MPL = (1-) k L-
Dan
MPK = K -1L1-
dari persamaan ini, dengan mengetahui bahwa berada antara nol, kita
melihat apa yang menyebabkan produk marjinal dari kedua faktor berubah.
Demikian pula, kenaikan dalam jumlah tenaga kerja mengurangi MPL dan
15
meningkatkan MPK. Maka produk marjinal fungsi produksi cobb-douglas
MPK = Y/K
terhadap output per unit modal. Y/L disebut produktivitas tenaga kerja rata-
rata dan Y/K disebut produktivitas modal rata-rata. Jika fungsi produksi
hal yang sama di dalam penelitian elastisitas variabel tenaga kerja lebih
Effect, dimana teori ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah
16
memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk
pemerintah.
17
gejala dalam jangka pendek, tetapi tidak terjadi dalam jangka panjang
diteliti oleh Dwi Suryanti yang berjudul Analisis Pengaruh Tenaga Kerja,
ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni dua faktor utama yakni
18
Laju pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh produktivitas
unsur kemajuan teknologi dalam modelnya. Selain itu, Solow, dan Swan
Yi = i ( K, L)
Yi = ai Ki + (1- ai )ni
Dimana:
Yi = besarnya output
19
Teori Neoklasik sebagai penerus dari teori klasik menganjurkan agar
perlu dicatat adalah bahwa model neoklasik mengasumsikan I=S. Hal ini
faktor produksi tanah (sumber daya alam) tidak bisa bertambah sehingga
a) Tanah terbatas
20
d) Sektor pertanian dominan
stationernya.
2) Akumulasi Modal
sosial.
21
3) Pertumbuhan Penduduk dan Tenaga Kerja
4) Kemajuan Teknologi
c. Industri
a. Pengertian Industri
manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering
kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-
beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat
22
jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan
usaha tersebut.
pengertian:
kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang
23
masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri
4. Industri besar yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100
orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun
melalui uji kemampuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya:
industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat
terbang.
hanya sekedar mencapai fisik saja. Industrialisasi juga tidak terlepas dari
sumber daya lainya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk
24
Negaranegara maju maupun negara berkembang didunia sektor
tumbuh sehat.
produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar pasar baru, alih ilmu
25
jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah (Arsyad,
2010:154).
26
1. Pendekatan pengeluaran
Y= C + I + G (X M)
Dimana;
Y = PDRB
I = Investasi
G = pengeluaran pemerintah
2. Pendekatan produksi
nilai barang akhir yang dihasilkan oleh unit produksi disuatu wilayah
adalah nilai produksi bruto dari barang dan jasa tersebut dikurangi
27
Y = P1Q1 + P2Q2 + .... + PnQn
Dimana:
Y = PDRB
sektor ekonomi
ekonomi
3. Pendekatan pendapatan
PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor-
faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi disuatu wilayah
tersebut, maka NTB adalah jumlah dari gaji, sewa tanah, bunga modal, dan
Y = Yw +Yr + Yi + Yp
Dimana:
Y = pendapatan regional
Yi = pendapatan bunga
Yw = pendapatan upah/gaji
Yp = pendapatan laba/profit
Yr = pendapatan sewa
28
1. Tenaga Kerja
mereka yang selama seminggu yang lalu hanya bersekolah (pelajar dan
nasional diantara modal dan tenaga kerja tetap konstan selama periode
dan pendapatan total pemilik modal tumbuh pada tingkat yang nyaris
Dan
29
pendapatan yang masuk ke modal dan berapa yang masuk ke tenaga
F(K,L) = A KL1-
Dimana A adalah parameter yang lebih besar dari nol yang mengukur
jika modal dan tenaga kerja meningkat dalam propornsi yang sama,
MPL = (1-) k L-
Dan
MPK = K -1L1-
kita melihat apa yang menyebabkan produk marjinal dari kedua faktor
terhadap output per unit modal. Y/L disebut produktivitas tenaga kerja
30
faktor proporsional terhadap produktivitas rata-rata. (Mankiw,
2007:55)
b) Hukum Okun
output dan pekerja bergerak sama, jadi perubahan pada output akan
Q Q
= U U*
Q
Dimana :
Q* = output potensial
Q = output aktual
U = tingkat pengangguran
= koefisien Okun
31
b. Hubungan Tenaga Kerja Dengan Pertumbuhan Ekonomi
tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersedianya input dan faktor
2. Pengeluaran Pemerintah
32
pemerintah itu. Semakin besar dan banyak kegiatan pemerintah, semakin
(Mangkoesoebroto, 2008:170).
33
masyarakat, hukum, pendidikan, rekreasi kebudayaan dan
2
> > >>
1 2
Keterangan:
t = Indeks waktu
bentuk linear.
34
Gambar 2.1
Kurva Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah menurut Wagner
Kurva 1
Gpc/Ypc
Kurva 2
0 Waktu
Sumber : Guritno Mangkoesoebroto (2008: 172)
timbul dua aliran pengeluaran baru, yaitu ekspor dan impor. Ekspor
35
nasional untuk perekonomian terbuka yaitu Y=C+I+G+(X-M).
2007:211) .
36
Gambar 2.2
A G B Pengeluaran swasta
0 t t+1 Tahun
yang ditunjukan garis AG. Apabila pada tahun t terjadi perang maka
37
positif sebagaimana tersirat dalam pendapat Rostow dan Musgrave.
Gambar 2.3
0 Tahun
2008: 176).
38
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan
Desember.
penerimaan lain-lain
darurat.
Ekonomi
39
kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga, tingkat
B. Penelitian Terdahulu
Openness, and Economic Growth from Sri Lanka dalam penelitian ini
(ekspor impor) yaitu total perdagangan adalah jumlah dari total ekspor
yaitu :
40
ekonomi seperti yang ditunjukkan oleh nya dengan elastisitas sebesar
1.32.
investasi, variabel listrik yang terjual, variabel panjang jalan, dan variabel
listrik yang terjual, variabel panjang jalan, dan variabel dummy krisis
nilai positif jika dibandingkan Elastisitas variabel tenaga kerja lebih besar
Indonesia lebih banyak yang bersifat padat karya daripada padat modal.
3. Mehdi safdari
41
metode vector autoreggresion.
Y=o+1AGLOt+2logLABt+3logJP+4KAP+ uit
42
5. Darma Rika Swaramarinda dan Susi Indriani
Yt = 0 +tGct +2Git+t
43
Model ekonometrik penelitian ini diformulasikan sebagai berikut:
GDP.
7. Dwi Suryanto
Yit = ao+a1Tkit +a2tpit + a3git + b1d1 + b2d2 + b3d3+ b4d4 + b5d5 + b6d6 + uit
44
ekonomi di Kota Surakarta. Sedangkan Kabupaten Karanganyar tidak
pertumbuhan.
45
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
46
non ekspor migas konsumsi
(XNONOIL) , Pemerintah
inflasi (NP), pengeluaran dan
pengeluaran
Biaya penelitian
konsumsi
pemerintah pemerintah
(GCO) dan biaya memiliki positif
penelitian berpengaruh pada
pemerintah tingkat
(reseach) pertumbuhan
produk domestik
bruto.
4. Ardyan analisis variabel Met Hasil penetian
wahyu pengaruh dependen adalah ode menunjukan
sandhika aglomerasi, pertumbuhan ordinary menunjukan
hubungan
dan Mulyo tenaga kerja, ekonomi dan least square
signifikan dan
Herdarto jumlah variabel (OLS) berpengaruh
penduduk independent ialah positif antara
(2012) dan modal aglomerasi, variabel
terhadap tenaga kerja, aglomerasi, tenaga
pertumbuhan jumlah penduduk kerja dan modal
ekonomi dan modal terhadap
pertumbuhan
kabupaten
ekonomi di
kendal kabupaten Kendal
sedangkan
variabel jumlah
penduduk memilki
hubungan
signifikan dan
berpengaruh
negatif.
5. Darma Pengaruh Dependen: Metode hasil menunjukkan
Rika Pengeluaran Pertumbuhan OLS bahwa variabel
Swaramari Konsumsi ekonomi pengeluaran
nda dan Dan Independen: konsumsi
Susi Investasi pengeluaran pemerintah dan
Indriani Pemerintah pemerintah pengeluaran
(2011) Terhadap konsumsi dan investasi
Pertumbuhan pembamgunan pembangunan
Ekonomi Di memilki signifikan
Indonesia dan berdampak
tahun 1997 positif terhadaap
2007 pertumbuhan
ekonomi
47
6. Ibrahem The impact Dependen: Metode Hasil penelitian
Mohamed of pertumbuhan OLS menunjukan
Al Bataineh goverment ekonomi (GDP). pengeluaran
pemerintah pada
(2012) expenditures Independen:
tingkat aggregat
on economic Pengeluaran memilki dampak
growth in rutin, belanja positif terhadap
Jordan modal, pertumbuhan dan
pembayaran pembayaran
transfer, dan transfer serta
pembayaran pembayarann
bunga tidak
bunga
memilki pengaruh
terhadap
pertumbuhan GDP
7. Dwi analisis Dependen: Metode Hasil penelitian
Suryanto Pengaruh Pertumbuhan data panel menunjukan
(2010) Tenaga ekonomi, Least bahwa tenaga
kerja dan tingkat
Kerja, Independen: Square
pendidikan dan
Tingkat tenaga kerja, Dummy pengeluraan
Pendidikan, pengeluaran Variabel pemerintah
dan pemerintah dan (LSDV) berpengaruh
Pengeluaran dummy positif dan
Pemerintah signifikan
Terhadap terhadap
pertumbuhan
Pertumbuhan
ekonomi. Namun
Ekonomi Di variabel dummy
SUBOSUK bernilai negatif
AWONOSR terhadap
ATEN pertumbuhan
ekonomi.
8. Adrian Pengaruh variabel Metode Hasil pengujian
Sutawijaya Ekspor Dan dependen ialah Ordinari adalah :
Zulfahmi Investasi pertumbuhan least square Investasi swasta,
(2010) Terhadap ekonmi (OLS) investasi
Pertumbuhan sedangkan pemerintah,
Ekonomi variabel investasi ekspor migas,
Indonesia pemerintah, ekspor non migas
Tahun investasi swasta, secara bersama
19802006 ekspor MIGAS sama berpengaruh
dan ekspor non secara signifikan
MIGAS terhadap
pertumbuhan
ekonomi
di Indonesia.
48
Dari semua jurnal penelitian terdahulu perbedaan terletak pada
menunjuk sektor tertentu yakni sektor industri, tahun yang digunakan namun
yang yang berproksi dengan PDRB atau jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan setiap daerah per tahunnya. Namun ada yang mendekati dengan
penelitian ini yakni pada penelitian Dwi Suryanto (2010) yang berjudul
baik dari segi variabel , dan ada beberapa daerah bagian dari Provinsi Jawa
Tengah yang diteliti serta metode penelitian data panel menunjukan hasil
C. Kerangka Pemikiran
kerja, menurut Michael P.Todaro yaitu ada tiga komponen utama dalam
49
pertumbuhan ekonomi adalah akumuasi modal, pertumbuhan penduduk
yang pada akhirnya akan memperbanyak jumlah tenaga kerja dan kemajuan
teknologi. Jika dengan Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan
besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Meski demikian hal
yang benar benar cepat akan memberikan dampak positif atau negatif dari
pembangunan ekonominya.
tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersedianya input dan faktor
P.Todaro2008: 93)
50
pemerintah memilki dua macam yakni pengeluaran pemerintah konsumsi
industri memiliki sasaran umum berupa investasi fisik dan sosial baik itu
modern serta terciptanya sktruktur industri yang kuat antara industri hulu
negara Barat, namun karena investasi di bidang modal manusia yang tinggi
Asian Tigers.
51
Gambar 2.4
Kerangka Berfikir
Pengeluaran pemerintah
Tenaga kerja sektor industri sektor Industri
(X1) (X2)
52
D. Hipotesis Penelitian
ekonomi dan tenaga kerja pada teori neo klasik tradisional (Michael
atau lebih dari tiga faktor kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga kerja
teknologi. Teori diperkuat oleh jurnal penelitian yang diteliti oleh Mehdi
faktor lainnya konstan. Hal ini sejalan dengan tujuan investasi yang
53
lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam
sektor industri.
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Variabel Dependen
2. Variabel Independen
adalah PDRB atas dasar harga konstan sektor industri, tenaga kerja sektor
55
industri, dan pengeluaran sektor industri di 35 Kabupaten/Kota di Provinsi
tahun dari tahun 20012011, yang terdiri dari satu variabel dependen yaitu
2000 sektor industri dan dua variabel independen yaitu tenaga kerja sektor
lain seperti surat kabar, internet dan media massa lain yang
56
mempunyai relevansi dengan permasalahan yang dibahas khususnya
D. Metode Analisis
kombinasi antara derat waktu (time series) dan data cross section (Nachrowi,
Yi = 0+1Xi + i; I = 1,2,N
ditulis dengan:
Yit= 0+1Xit+ it
I = 1,2,.N ; t = 1,2,.T
N =banyaknya observasi
T = banyaknya waktu
selama 11 tahun yang diwakili data tahunan dari 20012011 dan data cross-
57
section sebanyak 35 data kabupaten / kota di Provinsi Jawa tengah yang
Yit =o +1 TK it + 2 PPI it + it
Dimana:
Jawa Tengah
Jawa Tengah
o = intersep
t = unit time
= error t
natural. Oleh karena itu fungsi logaritma digunakan didalam persamaan (3.4)
tiap individu.
58
kolinearitas antar variabel, meningkatkan derajat kebebasan (degree of
sederhana tidak dapat diukur oleh data time-series atau cross section.
kompleks.
keduanya. Dari tiga pendekatan metode data panel, dua pendekatan yang
adalah pendekatan fixed effect model dan pendekatan random effect model.
Untuk menentukan metode antara pooled least square dan fixed effect
memilih antara random effect atau fixed effect. Selain itu, dalam teknik
estimasi model regresi data panel, terdapat uji F, uji Chow Test dan uji
59
a) Pooled Least Square (PLS)
cross section.
kondisi tiap objek saling berbeda, bahkan satu waktu akan sangat
berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu yang lain (Wing
setiap unit cross section maupun time series. Mengatasi hal itu,
ini disebut dengan Fixed Effect Model atau Least Square Dummy
60
Variabel. Adapun kemungkinan asumsi intercept dan koefisien slope
berbeda-beda.
unit cross section maupun time series ke dalam error term. Pendekatan
ini disebut Random Effect Model atau Error Component Model dan
tidak berautokerlasi antar unit cross section dan time series dan juga
61
mengasumsikan bahwa error secara individual tidak berkorelasi
pemilihan data panel yang tepat yaitu dengan cara membandingkan metode
pendekatan PLS dengan metode pendekatan FEM terlebih dahulu. Jika hasil
pendekatan PLS yang akan dianalisis. Jika model FEM yang diterima, maka
diantaranya:
Pooled Least Square (PLS) atau Fixed Effect Model (FEM) yang akan
dipilih untuk estimasi data. Uji ini dapat dilakukan dengan uji restriced
62
(RRSS URSS)/(N 1)
=
URSS/(NT N K)
Dimana:
Residual yang diperoleh dari estimasi data panel dengan metode pooled
Square Residual yang diperoleh dari estimasi data panel dengan metode
fixed effect)
nilai F-test atau Chow Statistik (F-statistik) hasil pengujian lebih besar
effect atau random effect yang akan dipilih. Pengujian ini dilakukan
63
3. Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis data maka data diuji sesuai asumsi klasik,
sebagai berikut :
1) Uji Normalitas
grafik. Dalam metode ini akan menggunakan J-B Test, apabila J-B
normal.
2) Uji Multikolinearitas
64
regresi. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas ini
satu, maka nilai VIF akan mempunyai nilai tak hingga. Dengan
3) Uji Autokorelasi
yang diuraikan menurut data time series atau data cross section.
waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual
satunya adalah dengan uji Durbin Watson. Keunggulan dari uji D-W
65
4) Uji Heteroskedastisitas
semua pengamatan. Salah satu uji penting dalam regresi linear klasik
Apabila nilai Sum Squared Resid Weighted statistic > Sum Squared
gejala heterokedastisitas.
E. Pengujian Statistik
digunakan:
66
2. H0 : 2 0 tidak ada pengaruh antara variabel Pengeluaran
industri.
industri.
1
=
( )
Dimana:
digunakan
secara signifikan.
secara signifikan.
67
mempengaruhi variabel dependen. Apabila nilai F hitung lebih besar dari
H0 = 1 = 2 = 0
H1: minimal ada satu koefisien regresi tidak sama dengan nol
Dimana :
R2 /(K 1)
=
(1 R2 )/(N K)
N = jumlah observasi
68
menerangkan variasi variabel terikat (Mudrajad Kuncoro, P.hd, 2006:
220).
(Y1 Y )2
R2 =
(Y1 Y)2
sebagai berikut:
69
paling sedikit 1 (satu) jam secara kontinu selama seminggu yang
70
TABEL Operasional Variabel
Sumber Tahun
No variabel Definisi Simbol Skala Satuan
Data Data
Jumlah barang dan
Pertumbuhan
jasa yang BPS Provinsi 2001- Jutaan
1 ekonomi sektor PDRB Nominal
dihasilkan selama Jawa Tengah 2011 Jutaan
industri
satu tahun
Penduduk usia 15 BPS
Tenaga kerja 16 yang meng Provinsi 2001-
2 TK Nominal Jiwa
industri hasilkan barang Jawa 2011
atau jasa Tengah
Kebijakan fiskal
Pengeluaran yang digunakan
Pemerintah untuk mendukung KEMENKE 2001- Jutaan
3 PPI Nominal
Sektor kegiatan hal hal U 2011 Rupiah
industri yang berkaitan
industri
71
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Aspek Geografi
Istimewa Yogyakarta
terdiri dari 573 Kecamatan yang meliputi 7.810 Desa dan 767 Kelurahan
dengan luas wilayah sebesar 3.254.412 Ha atau 25,04% dari luas Pulau Jawa.
Topografi wilayah Jawa Tengah memiliki relief yang beraneka ragam, meliputi
daerah pegunungan dan dataran tinggi yang membujur sejajar dengan panjang
pulau Jawa di bagian tengah; dataran rendah yang hampir tersebar di seluruh
Jawa Tengah; dan pantai yaitu Pantai Utara dan Selatan. Kemiringan lahan di
Jawa Tengah bervariasi, meliputi lahan dengan kemiringan 0-2% sebesar 38%;
lahan dengan kemiringan 2-15% sebesar 31%; lahan dengan kemiringan 15-
40% sebesar 19%; dan lahan dengan kemiringan lebih dari 40% sebesar 12%.
72
Selain itu, keadaan iklim di Jawa Tengah termasuk dalam kategori iklim tropis
basah.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar 6,0% (year
6,5%.
PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor
adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara (intermiede cost).
Komponen komponen faktor pendapatan (upah, gaji, bunga, sewa tanah dan
menghitung niali tambah bruto dari masing masing sektor dan kemudian
Tengah tahun 2011 berada di peringkat keenam. Pada tabel dibawah ini bisa
73
Tabel 4.1 Produk domestik Regional Bruto atas harga konstan sektor industri
kab/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2001 2011(Jutaan Rupiah)
PDRB sektor Industri Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (jutaan Rupiah)
No Kab/ Kota 2001 2011
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Kab. Cilacap 7703346 8548864 9231399 9963465 10904122 11481971 11583445 12387609 12197894 12600215 13035198
2 Kab. Banyumas 538676 555090 578401 602635 617386 637418 659537 681529 702273 733231 781051
3 Kab.Purbalingga 160563 165705 171096 178341 187909 199967 213149 226128 241343 257831 277887
4 Kab.Banjarnegara 302810 312675 321321 325862 329889 338493 353362 366595 374322 379956 394672
5 Kab. kebumen 209561 216821 224579 224663 223916 233872 256538 267407 278186 293230 306216
6 Kab. Purworejo 172101 180179 192361 202877 220886 233649 263428 275014 286029 297732 314879
7 Kab. Wonosobo 162978 166267 169434 171598 174839 179686 184539 189240 193795 197825 205659
8 Kab. Magelang 527402 546283 573201 598422 624775 653952 685408 715344 738830 766616 794598
9 Kab. Boyolali 564490 567377 570773 561277 563954 582759 609253 638448 666424 691493 733294
10 Kab. Klaten 753926 797268 821704 855226 896705 841653 869903 891042 920432 978880 1044666
11 Kab. Sukoharjo 1045253 1086068 1124808 1162044 1202242 1248116 1303211 1359291 1408382 1480403 1568341
12 Kab. Wonogiri 83185 87297 95116 103068 107776 117307 123304 129129 134461 144317 151990
13 Kab.Karanganyar 1670038 1179899 1911514 2065453 2201053 2320190 2460945 2563118 2658292 2769047 2946327
14 Kab. Sragen 409238 429441 449252 473230 500203 532376 568751 607878 638637 683322 738328
15 Kab. Grobogan 76877 79647 82577 85445 88705 91130 95161 99068 102486 108826 114916
16 Kab. Blora 89483 92114 95787 99929 106826 112851 119311 126589 131884 135952 137635
17 Kab. Rembang 63285 64711 66668 69647 73250 77118 81794 84635 86908 89830 95039
18 Kab. Pati 577889 614661 6470747 686367 722697 763160 806904 844437 870458 928761 979557
19 Kab. Kudus 5112626 5407457 5715468 6226357 6557621 6689910 6901300 7107442 7421852 7651696 7938351
20 Kab. Jepara 836712 859932 873110 901598 931381 977008 1033625 1083963 1130177 1203937 1257831
21 Kab. Demak 229611 241039 249598 260160 279777 283160 289798 295966 302523 315523 336270
22 Kab. Semarang 1835889 1886452 1969962 2103627 2108699 2177770 2282474 2375117 2467389 2585787 2729084
23 Kab.Temanggung 335053 347638 365240 386711 400966 419532 433190 450026 459175 476539 506463
24 Kab. Kendal 1505890 1529126 1613583 1641119 1716524 1756426 1869692 1926518 1959314 2153337 2228766
25 Kab. Batang 523920 535594 548021 565348 580360 583043 593025 606302 619607 649547 686721
26 Kab. Pekalongan 647840 665271 680089 702043 716467 740214 769243 792495 803973 837955 89472
27 Kab. Pemalang 567067 590818 580891 607140 630560 657076 689361 722815 751959 788340 829796
28 Kab. Tegal 579214 619147 668408 729093 781586 841243 899472 954554 1019360 1075036 1130962
29 Kab. Brebes 347494 357120 377762 403146 440160 476796 525893 569684 633770 686356 752324
30 Kota Magelang 28804 29176 30051 28693 29588 30972 32233 35139 35628 37094 39623
31 Kota Surakarta 920386 962964 1027498 1089912 1105952 1134134 1173423 1200607 1235953 1277210 1312946
32 Kota Salatiga 132366 130308 137034 143573 150764 159333 168536 171322 175970 180163 190657
33 Kota Semarang 3958867 4116601 4257540 4385583 4508130 4724893 4998706 5236515 5465109 5732672 6047908
34 Kota Pekalongan 288082 306032 322248 330239 354605 366068 382475 394036 407309 425217 444914
35 Kota Tegal 175089 182624 197661 214440 226920 238177 248922 259875 268711 278467 289215
Jawa Tengah 35057666 36941202 39150335 41269198 42903429 4328901 46636885 50870785 53158962 57444185 63390101
74
Pada tabel 4.1 terlihat perkembangan PDRB sektor industri Provinsi Jawa
tengah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yakni pada tahun 2001
sebesar Rp. 35.057.666 (Jutaan) terus meningkat pada tahun 2004 sebesar Rp.
Provinsi Jawa Tengah berjalan baik terlebih sektor industri memiliki kaitan
Tenaga Kerja Adalah penduduk usia kerja (berumur 15 tahun atau lebih)
tetapi sementara tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan sedangkan yang
rumah tangga, dan mereka yang tidak melakukan kegiatan yang dapat
(Disnaker, 2006:54).
sektor pertanian memiliki tren menurun dari tahun ke tahun hal ini berbeda
tahun. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.2 tenaga kerja sektor industri
75
Tabel 4.2 Data Tenaga kerja sektor industri menurut kab/kota di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2001 2011 (Jiwa)
2 Kab. Banyumas 97592 135304 141326 105465 123428 123815 136619 142410 132072 151234 177488
3 Kab.Purbalingga 71136 53127 85113 89134 84378 102815 87130 80759 86492 102565 136373
4 Kab.Banjarnegara 51724 55216 51150 54587 43348 38344 48069 59603 53268 71033 39965
5 Kab. kebumen 101751 116625 103889 95586 78723 116690 122600 113040 117505 118494 171125
6 Kab. Purworejo 17336 33428 41882 41406 44650 60120 46253 40982 48282 44718 31245
7 Kab. Wonosobo 19531 43225 31245 37826 28672 28602 37412 43919 47438 35955 23879
8 Kab. Magelang 63422 75439 84220 62936 63791 82762 80497 84716 87823 99502 94586
9 Kab. Boyolali 28578 63570 59065 56724 66442 82343 81753 75687 72494 78863 88100
10 Kab. Klaten 122514 142625 149196 133225 151001 157760 124663 115580 126081 127913 161421
11 Kab. Sukoharjo 81087 110721 92376 99559 116731 111696 103644 103946 93651 108310 121628
12 Kab. Wonogiri 50694 36132 22226 26249 29036 32902 25349 28139 27853 32913 48953
13 Kab.Karanganyar 84070 81049 89691 79848 87954 88849 81981 74036 64931 77896 88430
14 Kab. Sragen 50394 51765 57754 47718 40582 72066 53544 67998 61502 65804 57673
15 Kab. Grobogan 15650 25012 24188 23716 29630 33063 37774 41555 32221 35713 51152
16 Kab. Blora 11704 18195 10154 19972 19809 24046 12956 15899 14947 20240 16431
17 Kab. Rembang 18909 23031 18760 18041 20432 17790 21095 24846 27792 29639 28833
18 Kab. Pati 59424 64119 74396 75259 68228 67021 86000 90575 83466 93075 86044
19 Kab. Kudus 149821 139190 147030 145025 156517 168966 169619 164280 151515 156381 144368
20 Kab. Jepara 135306 224527 229228 231088 256280 239221 240485 223814 237572 251474 227589
21 Kab. Demak 45114 68770 73299 57399 64917 61156 74118 704411 65677 75821 52059
22 Kab. Semarang 68211 96327 102073 88506 113298 93567 102742 112496 102040 128091 98736
23 Kab.Temanggung 15912 18254 21758 20757 30417 74365 88393 62945 72244 61783 77862
24 Kab. Kendal 48954 44080 52496 48540 45160 62339 62891 61536 59645 53249 68091
25 Kab. Batang 41651 41946 54613 55968 51872 62088 72475 80152 73089 77261 95917
26 Kab. Pekalongan 107301 120442 117730 122722 143625 142554 141232 140900 150417 142369 146094
27 Kab. Pemalang 38346 73561 58905 57417 51878 63417 75317 76151 66225 66922 92969
28 Kab. Tegal 81186 102666 107120 83032 120853 107117 132511 111789 102188 97409 123313
29 Kab. Brebes 27552 43452 33709 26260 64997 37785 44204 32744 34049 25851 41406
30 Kota Magelang 7367 7100 6705 7638 8352 8928 7095 6778 6033 8050 7098
31 Kota Surakarta 41410 51759 63240 48279 59472 46647 58236 44222 42065 46189 49748
32 Kota Salatiga 6670 15572 12274 15768 14428 15470 15715 14161 12365 12388 20572
33 Kota Semarang 105804 111942 157231 148169 144312 138101 130695 122577 127304 156423 151878
34 Kota Pekalongan 41404 40438 39071 35106 45210 39269 44034 47479 49221 53099 43830
35 Kota Tegal 18835 15450 14262 15958 17568 17441 15784 14683 13350 16447 17138
Jawa Tengah 1994730 2447195 2560763 2395072 2598120 2728200 2767651 3335223 2658681 2817302 3048735
76
Pada tabel 4.2 menerangkan jumlah tenaga kerja sektor industri di provinsi
Jawa tengah tahun 2001 2011 perkembangan tenaga kerja mengalami turun
naik terutama pada tahun 2008 ke 2009 mengalami penurunan dari 3.335.223
pada tahun 2011 mencapai 3.048.735 (Jiwa). Yakni jumlah tenaga kerja sektor
industri kabupaten/ kota yang tertinggi tahun 2011 berada di kota jepara
sebesar 227.589 (Jiwa) dan tenaga kerja sektor industri yang terendah berada di
1 Kab. Cilacap 1227 1289 1345 1392 1466 1838 2772 3518 4075 4211 7763
2 Kab. Banyumas 3920 2664 4651 4958 5694 4763 7091 9504 10685 11062 10703
3 Kab.Purbalingga 1784 1840 1920 1879 2080 1853 2468 595 1009 2475 3480
4 Kab.Banjarnegara 1520 1535 1621 1812 2207 2385 2704 2805 2040 1950 3000
5 Kab. kebumen 1870 1672 1715 2071 1963 2388 1121 1335 1378 1571 1461
6 Kab. Purworejo 2116 3928 4229 3762 4170 5938 6483 6890 5439 5441 6370
7 Kab. Wonosobo 2080 2344 2740 2884 2136 2045 2030 2757 4380 4899 5241
8 Kab. Magelang 2112 2070 1267 1290 1321 1457 1761 2469 2245 1143 1169
9 Kab. Boyolali 6927 7980 8438 5779 9201 8888 1132 5915 6274 7537 4450
10 Kab. Klaten 4450 3400 3658 4591 4695 5441 6561 6549 7689 8070 8670
11 Kab. Sukoharjo 6195 6780 6961 6440 5080 5426 6540 6790 6837 7501 8592
12 Kab. Wonogiri 4366 4501 4846 6130 6501 3430 4519 5669 5736 6175 7398
13 Kab.Karanganyar 5120 5280 5377 6128 5357 5741 6390 6880 7650 8493 9230
77
Pengeluaran pemerintah sektor Industri (Jutaan Rupiah)
No Kab/Kota
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
14 Kab. Sragen 2359 2535 2634 3237 4951 5250 6754 7816 5610 6083 7358
15 Kab. Grobogan 2668 2883 3190 3430 6110 2245 4813 3117 8646 5410 6083
16 Kab. Blora 1608 2950 3070 5013 5109 4074 4286 4890 5200 5308 4906
17 Kab. Rembang 3361 3509 4065 4441 5625 5210 5630 4690 4350 4557 4920
18 Kab. Pati 4701 4900 7828 7142 8261 9289 4210 3884 7390 8455 7318
19 Kab. Kudus 2395 2560 1923 2372 2040 2724 2980 2551 3961 2870 4197
20 Kab. Jepara 2229 2385 2566 3076 3785 4303 4460 4458 4201 4752 3450
21 Kab. Demak 1506 1252 1615 2223 2802 5743 2943 2876 7607 7820 6594
22 Kab. Semarang 6418 4050 4591 2562 2666 2894 3388 3867 6692 5767 5643
23 Kab.Temanggung 4473 5635 3392 3446 4631 5367 3094 2525 6175 5716 6329
24 Kab. Kendal 4247 3486 6154 8980 4980 2254 6374 4576 3250 6890 5430
25 Kab. Batang 5250 4940 1135 1008 1005 803 1483 1333 3354 3889 5816
26 Kab. Pekalongan 1154 1287 1926 1914 1121 1826 2469 4163 3209 4890 2980
27 Kab. Pemalang 3486 3243 1056 3426 1879 3355 1795 2926 1680 2650 2795
28 Kab. Tegal 4125 1735 10677 9211 5750 10795 8600 8670 6718 4048 4525
29 Kab. Brebes 1371 1260 1290 1649 1120 1548 1399 1155 2310 4035 4927
30 Kota Magelang 1604 1109 1260 980 1322 1457 1761 2469 2245 2732 2169
31 Kota Surakarta 8470 8550 10988 11508 14392 17656 6380 5326 5918 6500 6225
32 Kota Salatiga 3589 4287 3451 3627 3683 5642 5760 3509 3609 3209 3870
33 Kota Semarang 1190 2904 3212 12632 13436 17203 4968 6303 7405 6031 6016
34 Kota Pekalongan 3490 4739 3054 4720 5599 6926 5817 5473 5507 5745 4130
35 Kota Tegal 3740 3153 4267 2847 1319 2294 1143 7468 1839 1128 1620
Jawa Tengah 113381 118635 132112 150565 155463 162458 144086 153268 174322 181022 186839
Bila dilihat dari tabel 4.3 pengeluaran pemerintah sektor industri Provinsi
Jawa Tengah mengalami fluktuatif dari tahun 2006 sebesar Rp. 162.458
(Jutaan) ke tahun 2006 dengan sebesar Rp. 172.458 (Jutaan) namun mengalami
penurunan tahun 2007 menjadi Rp. 144.086 (Jutaan) dan sempat mengalami
kenaikan tahun 2008 namun kembali turun pada tahun 2009 selanjutnya adanya
berada di Kabupaten banyumas sebesar Rp. 10.703 (Jutaan) dan yang terendah
78
Adapun Sasaran umum urusan industri di provinsi Jawa Tengah yakni:
c) Terciptanya struktur industri yang kuat antara industri hulu dan hilir
79
Tabel 4.4
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: Untitled
Test cross-section fixed effects
diperoleh nilai sebesar (1.87) yang berarti menolak pooled least squared
b. Uji Hausman
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
80
Berdasarkan pada hasil uji hausman yang telah dilakukan,
bahwa H1 ditolak dan model terbaik yang dapat digunakan untuk model
Tabel 4.6
a. Uji normalitas
bertujuan untuk melihat bahwa suatu data berdistribusi normal atau tidak.
Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak, dilakukan uji
81
Tabel 4.7
50
Series: Standardized Residuals
Sample 2001 2011
40 Observations 385
Mean -7.11e-10
30 Median 8214.553
Maximum 929988.7
Minimum -1193559.
20 Std. Dev. 356508.8
Skewness 0.072084
Kurtosis 2.430461
10
Jarque-Bera 5.536930
Probability 0.062758
0
-1000000 -500000 0 500000 1000000
dari nilai jarque-bera (JB Test) < nilai 2 (Chi Square) tabel. Dengan df =
b. Uji Multikolinearitas
apabila nilai R-Square nya tinggi tapi sedikit rasio t yang signifikan maka
82
awal, paling sedikit ada satu variabel independen yang berpengaruh
Tabel 4.8
signifikan.
c. Uji Autokorelasi
statistiknya. Apabila nilai DW lebih kecil dari nilai dL, berarti memiliki
autokolerasi.
83
d. Uji Heterokedastisitas
statistics lebih kecil dari pada nilai sum squared di unweight statistics,
Tabel 4.9
Hasil Uji Heterokedastisitas
Weight Statistics
Sum squared resid 5.46E+13
Unweight Statistics
Sum squared resid 1.74E+13
Sumber : Lampiran 10 hal 133
statistics lebih besar dari pada sum squared unweigh statistics. Dapat
4. Pengujian statistik
Tabel 4.10
P
Variabel Coefficient t-Statistic Signifikansi
prob
C 1108161. 3.227847 0.0014
Tenaga Kerja
1.084649 2.550947 0.0111 Signifikan
industri
Pengeluraan
pemerintah 6.293698 2.485158 0.0134 Signifikan
industri
Sumber : Lampiran 7 hal 129
84
Jika ditulis dalam persamaan maka hasilnya adalah :
Estimation Equation:
Substituted Coefficients:
(2.55) > t.tabel (1.65) dan nilai probabilitas (0.0111) dengan tingkat
statistik (2.48) > t.tabel (1.65) dan nilai probabilitas (0.0134) dengan tingkat
dominator (dfd) = 382 ( n-k = 3853 ), maka diperoleh F tabel sebesar 3,04.
Dari hasil regresi diperoleh F statistic sebesar 3.095801 dan nilai probabilitas
85
secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Pertumbuhan ekonomi
sektor industri ).
statistic. Dari hasil regresi pengaruh tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah
2011 adalah 0.610798. hal ini berarti bahwa 61 persen pertumbuhan ekonomi
dijelaskan oleh variabel lain diluar model atau faktor faktor lain diluar
penelitian ini.
C. Interprestasi data
Tabel 4.11
Hasil Perhitungan Data Panel
Variabel Pertumbuhan ekonomi sektor industri
Coeficient t-Statistik Prob
C 1108161. 3.227847 0.0014
TK 1.084649 2.550947 0.0111
PPi 6.293698 2.485158 0.0134
86
_SUKO-C 8873.6 1117034.7
_WONGC -1058202. 49959
_KARA-C 1063055. 2171216
_SRAG-C -650910.8 457250.2
_GROB-C -1073901. 34260
_BLOR-C -1036150. 72011
_REMB-C -1080610. 27550
_PATI-C -464812.2 643348.8
_KUDU-C 5302590. 6410751
_JEPA-C -367758.7 1475919.7
_DEMA-C -981755.3 126405.7
_SEMA-C 981041.5 2089202.5
_TEMA-C -772086.3 336074.7
_KEND-C 606801.5 1714962.5
_BATA-C -603020.4 505140.6
_PEKA-C -517440.0 590721
_PEMA-C -519653.1 588507.9
_TEGA-C -419677.2 688483.8
_BREB-C -652948.9 455212.1
_KOMA-C -1091210. 16951
_KOSU-C -89548.71 1018612.2
_KOSA-C -987503.6 120657.4
_KOSE-C 3544323. 4652484
_KOPE-C -818752.9 289408.1
_KOTG-C -905836.0 202325
R-squered 0.615950
Adjusted
0.610798
R-squered
F-statistic 3.095801
Prob
0.046376
(F-statistic)
1. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran
(Jutaan).
87
maka Kabupaten Banyumas akan mendapat pengaruh individu terhadap
(Jutaan).
(Jutaan).
278.726,9 (Jutaan).
(Jutaan).
(Jutaan).
88
7. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran
(Jutaan).
(Jutaan).
89
maka Kabupaten Wonogiri akan mendapat pengaruh individu terhadap
(Jutaan).
90
18. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran
(Jutaan).
(Jutaan).
(Jutaan).
126.405,7 (Jutaan).
91
pertumbuhan ekonomi industri meningkat sebesar Rp. 2.089.202,5
(Jutaan).
336.074,7 (Jutaan).
1.714.962,5 (Jutaan).
505.140,6 (Jutaan).
(Jutaan)
92
pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 588.507,9
(Jutaan).
(Jutaan).
(Jutaan).
(Jutaan).
93
pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 120.657,4
(Jutaan).
(Jutaan).
(Jutaan).
D. Analisis ekonomi
Jawa Tengah tahun 2002 2011, dengan model yang digunakan Random
94
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat nilai Adjusted R2 sebesar
0.610798. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel bebas dalam model mampu
nilai koefisien 1.084649. Hal ini berarti Peningkatan tenaga kerja industri
95
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk
juga diartikan penduduk usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh
penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika
ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi
probabilitas sebesar 0.0111 dan nilai koefisien sebesar 1.084649. Hal ini berarti
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Ramesh
Chandra Paudel di negara Srilanka (2009),. Ini juga diperkuat oleh penelitian
Kendal (2012).
penelitian ini adalah teori artur okun, yang lebih dikenal dengan hukum Okun
96
yang menyatakan tingkat pengangguran berbanding terbalik dengan dengan
pertumbuhan output (GNP), artinya bila laju pertumbuhan ekonomi yang naik
sebaliknya jika laju pertumbuhan ekonomi yang rendah atau negatif akan
produksi, bahkan akan lebih besar jika terus bertambahnya manusia demi
baik tenaga kerja terampil dan terlatih yang bisa memanfaatkan barang-barang
Sektor Pertanian sebesar 7,56 persen dan Sektor Jasa Kemasyarakatan sebesar
97
3,29 persen. Sedangkan sektor-sektor yang mengalami kenaikan adalah Sektor
Sektor Industri sebesar 3,74 persen dan Sektor perdagangan sekitar 0,89
Hasil penelitian ini sesuai dengan perkembangan data yang didapat oleh
Provinsi Jawa Tengah dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan
pertumbuhan ekonomi sektor industri. Bila dalam masa yang akan datang
sektor pemimpin yang memilki saling kait mengkaitan dengan sektor lain baik
pengangkutan, sektor prasarana: listrik, gas, air minum dan jalan raya maupun
sektor keuangan dan jasa yang semua saling mendukung satu sama lain.
98
2. Pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan sektor industri
(Mangkoesubroto, 2008:169).
pertumbuhan ekonomi sektor industri. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
99
Dalam penelitian ini sesuai dengan Teori Wagner. Teori Wagner
2008: 179).
bimbingan teknis terhadap 1.000 unit usaha IKM serta pengembangan produk
Sementara jika dilihat dalam masa yang akan datang. Dengan jumlah
penduduk yang relatif besar, akses sumber daya alam yang relatif mudah
menyebabkan sektor sekunder (industri, listrik dan air bersih dan gas dan
100
konstruksi) dan tersier (Jasa, pedagangan, dan pengangkutan dan
ditopang oleh sub sektor pertanian tanaman pangan sehingga Jawa Tengah
Pelabuhan Tanjung Mas dan Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api lintas
tertuju pada pasar ekspor antara lain Amerika, Jepang dan China dengan
komoditas berupa TPT, barang kayu dan olahan kayu, hasil manufaktur
depan yang harus diperhatikan adalah upaya untuk membuka pasar ekspor
yang baru, disamping mampu memberikan nilai tambah pada barang ekspor
101
industri dan pertanian selanjutnya lebih difokuskan pada produk olahan,
102
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
2001-201.
tahun 2001-2011
B. Implikasi
103
subsitusi impor yang disamping juga pengembangan industri padat karya
dipedesaan.
kuat antara industri hulu dan hilir melalui fasilitasi peningkatan jaringan
104
DAFTAR PUSTAKA
____, Produk domestik regional bruto di Provinsi Banten tahun 2006 - 2011.
Banten : BPS Banten, 2012.
____, Produk domestik regional bruto di Provinsi DKI Jakarta tahun 2006 -
2011. DKI Jakarta : BPS DKI Jakarta, 2012.
____, Produk domestik regional bruto di Provinsi Jawa Barat tahun 2006 -
2011. Jawa Timur: BPS Jawa Timur, 2012.
____, Produk domestik regional bruto di Provinsi Jawa Timur tahun 2006 -
2011. Jawa Timur: BPS Jawa Timur, 2012.
105
____,Tinjauan Produk domestik regional bruto tiap kabupaten/kota di Provinsi
Jawa Tengah tahun 2006- 2011. Jawa Tengah: BPS Jawa Tengah, 2012.
Cahyono, Eko Fajar dan Kaluge, David. Analisis Pengaruh Infrakstruktur Publik
Terhadap Produk domestik Bruto Perkapita di Indonesia: Universitas
Brawijaya malang (Maret 2010) hal 1 -19.
106
Mankiw, Gregory. N.Makro Ekonomi, edisi keenam. Jakarta: Erlangga,
Jakarta, 2007.
107
Susetyo, Dyke. Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Aglomerasi, Tenaga Kerja
dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, skripsi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Diponegoro, 2011.
108
LAMPIRAN 1
Laju PDRB Harga Kostan 2000 Sektor Industri, Tenaga Kerja Sektor
Industri dan pengeluaran pemerintah sektor industri Menurut
Kabupaten/Kota Di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2008 2011
Pertumbuhan Tenaga Kerja Pengeluaran
Ekonomi Sektor Sektor Pemerintah
No Kab/Kota Tahun
Industri Industri Sektor Industri
(Persen) (Jiwa) ((Jutaan))
1 Kab. Cilacap 2008 6,49 108.407 3.518
2009 1,55 113.855 4.075
2010 3,29 92.218 4.211
2011 3,45 164730 7763
2 Kab. Banyumas 2008 3,33 142.410 9.504
2009 3,03 132.072 10.685
2010 4,4 151.234 11.062
2011 6,52 177488 10703
3 Purbalingga 2008 6,08 80.759 5.95
2009 6,72 86.492 1.009
2010 6,83 102.565 2.475
2011 7,77 136.373 3480
4 Kab. Banjarnegara 2008 3,74 59.603 2.805
2009 2,1 53.268 2.040
2010 1,5 71.033 1.950
2011 3,87 39.965 3000
5 Kab. Kebumen 2008 4,23 113.040 1.335
2009 4,03 117.505 1.378
2010 5,4 118.494 1.571
2011 4,42 171.125 1461
6 Kab. Purworejo 2008 4,39 40.982 6.890
2009 4 48.282 5.439
2010 4,09 44.718 5.441
2011 5,75 31.245 6370
7 Kab. Wonosobo 2008 2,54 43.919 2757
2009 2,4 47.438 4.380
2010 2,07 35.955 4.899
2011 3,96 23.879 5241
8 Kab. Magelang 2008 4,36 84.716 2.469
2009 3,28 87.823 2.245
2010 3,76 99.502 1.143
2011 3,65 94.586 1169
109
Pertumbuhan Tenaga Pengeluaran
Ekonomi Sektor Kerja Sektor Pemerintah
No Kab/Kota Tahun
Industri Industri Sektor Industri
(Persen) (Jiwa) (Jutaan)
9 Kab. Boyolali 2008 4,79 75.687 5.915
2009 4,38 72.494 6.274
2010 3,76 78.863 7.537
2011 6,04 88100 4.450
10 Kab. Klaten 2008 2,43 115.580 6.549
2009 3,29 126.081 7.689
2010 6,35 127.913 8.070
2011 6,72 161.421 8.670
11 Kab. Sukoharjo 2008 4,3 103.946 6.790
2009 3,61 93.651 6.837
2010 5,94 108.310 7.501
2011 5,94 121.628 8.572
12 Kab. Wonogiri 2008 4,72 28.139 5.669
2009 4,12 27.853 5.736
2010 7,33 32.913 6.175
2011 5,31 48.953 7.398
13 Kab. Karanganyar 2008 4,15 74.036 6.880
2009 3,71 64.931 7.650
2010 4,16 77.896 8.493
2011 6,4 88.430 9.230
14 Kab. Sragen 2008 6,87 67.998 7.816
2009 5,06 61.502 5.610
2010 6,99 65.804 6.083
2011 8,04 57.673 7.358
15 Kab. Grobogan 2008 4,1 41.555 3.117
2009 3,45 32.221 8.646
2010 6,81 35.713 5.410
2011 5,59 51.152 6.083
16 Kab. Blora 2008 6,1 15.899 4.890
2009 4,18 14.947 5.200
2010 3,08 20.240 5.308
2011 1,23 16.431 4.906
17 Kab. Rembang 2008 3,47 24.846 4.690
2009 2,68 27.792 4.350
2010 3,36 29.639 4.557
2011 5,79 28.833 4.920
110
Pertumbuhan Tenaga Kerja Pengeluaran
Ekonomi Sektor Sektor Pemerintah
No Kab/Kota Tahun
Industri Industri Sektor Industri
(persen) (Jiwa) (Jutaan)
18 Kab. Pati 2008 4,65 90.575 3.884
2009 3,08 83.466 7.390
2010 6,69 93.075 8.455
2011 5,46 86.044 7.318
19 Kab. Kudus 2008 2,98 164.280 2.151
2009 4,42 151.515 3.961
2010 3,09 156.381 2.870
2011 3,74 144.368 4.197
20 Kab. Jepara 2008 4,87 223.814 4.458
2009 4,26 237.572 4.201
2010 6,52 251.474 4.752
2011 4,47 227.589 3.450
21 Kab. Demak 2008 2,12 70.411 2.876
2009 2,21 65.677 7.607
2010 4,29 75.821 7.820
2011 6,57 52.059 6.594
22 Kab. Semarang 2008 4,05 112.496 3.876
2009 3,88 102.040 6.692
2010 4,79 128.091 5767
2011 5,54 98.736 5.643
23 Kab. Temanggung 2008 3,88 62.945 2.525
2009 2,03 72.244 6.175
2010 3,78 61.783 5.716
2011 6,27 77.862 6.329
24 Kab. Kendal 2008 3,03 61.536 4.576
2009 1,7 59.645 3.250
2010 7,9 53.249 6.890
2011 3,5 68.091 5.430
25 Kab. Batang 2008 2,23 80.152 1.330
2009 2,19 73.089 3.354
2010 4,83 77.261 3.889
2011 5,72 95.917 5.816
26 Kab. Pekalongan 2008 3,02 140.900 4.163
2009 1,44 150.417 3.209
2010 4,22 142.369 4.890
2011 1,9 146.094 2.980
111
Pertumbuhan Tenaga Kerja Pengeluaran
Ekonomi Sektor Sektor Pemerintah
No Kab/Kota Tahun
Industri Industri Sektor Industri
(persen) (Jiwa) (Jutaan)
27 Kab. Pemalang 2008 4,85 76.151 2.926
2009 4,03 66.225 1.680
2010 4,83 66.922 2.650
2011 5,25 92.969 2.795
28 Kab. Tegal 2008 6,12 111.789 8.670
2009 6,78 102.188 6.718
2010 5,46 97.409 4.048
2011 5,2 123.313 4.525
29 Kab. Brebes 2008 8,32 32.744 1.115
2009 11,2 34.049 2.310
2010 8,29 25.851 4.035
2011 9,61 41.406 4.927
30 Kota Magelang 2008 9,01 6.778 2.469
2009 1,39 6.033 2.245
2010 4,11 8.050 2.732
2011 6,81 7.098 2.169
31 Kota Surakarta 2008 2,31 44.222 5.326
2009 2,94 42.065 5.918
2010 3,33 46.189 6.500
2011 2,79 49.748 6.225
32 Kota Salatiga 2008 1,65 14.161 3.509
2009 2,71 12.365 3.609
2010 2,38 12.388 3.209
2011 5,82 20.572 3.870
33 Kota Semarang 2008 4,75 122.577 6.303
2009 4,36 127.304 7.405
2010 4,89 156.423 6.031
2011 5,49 151.878 6.061
34 Kota Pekalongan 2008 3,02 47.479 5.473
2009 3,36 49.221 5.507
2010 4,39 53.099 5.745
2011 4,63 43.830 4.130
35 Kota Tegal 2008 4,21 14.683 7.468
2009 3,28 13.350 1.839
2010 3,5 16.447 1.128
2011 3,85 17.138 1.620
112
LAMPIRAN 2
DATA OBSERVASI
Pengeluaran
PDRB Tenaga kerja
Wilayah Tahun pemerintah
industri industri
industri
_CILA 2001 7703346 68370 1227
2002 8548864 103136 1289
2003 9231399 133388 1345
2004 9963465 118185 1392
2005 10904122 110124 1466
2006 11481971 107079 1838
2007 11583445 102759 2772
2008 12387609 108407 3518
2009 12197894 113855 4075
2010 12600215 92218 4211
2011 13035198 164730 7763
_BANY 2001 538676 97592 3920
2002 555090 135304 2664
2003 578401 141326 4651
2004 602635 105465 4958
2005 617386 123428 5694
2006 637418 123815 4763
2007 659537 136619 7091
2008 681529 142410 95043
2009 702273 132072 10685
2010 733231 151234 11062
2011 781051 177488 10703
_PURB 2001 160563 71136 1784
2002 165705 53127 1840
2003 171096 85113 1920
2004 178341 89134 1879
2005 187909 84378 2080
2006 199967 102815 1853
2007 213149 87130 2468
2008 226128 80759 595
2009 241343 86492 1009
2010 257831 102565 2475
2011 277887 136373 3480
_BANJ 2001 302810 51724 1520
2002 312675 55216 1535
113
Pengeluaran
PDRB Tenaga kerja
Wilayah Tahun pemerintah
industri industri
industri
_BANJ 2003 321321 51150 1621
2004 325862 54587 1812
2005 329889 43348 2207
2006 338493 38344 2385
2007 353362 48069 2704
2008 366595 59603 2805
2009 374322 53268 2040
2010 379956 71033 1950
2011 394672 39965 3000
_KEBU 2001 209561 101751 1870
2002 216821 116625 1673
2003 224579 103889 1715
2004 224663 95586 2071
2005 223916 78723 1963
2006 233872 116690 2388
2007 256538 122600 1121
2008 267407 113040 1335
2009 278186 117505 1378
2010 293230 118494 1571
2011 306216 171125 1461
_PURWO 2001 172101 17336 2116
2002 180179 33428 3928
2003 192361 41882 4229
2004 202877 41406 3762
2005 220886 44650 4170
2006 233649 60120 5938
2007 263428 46253 6483
2008 275014 40982 6890
2009 286029 48282 5439
2010 297732 44718 5441
2011 314879 31245 6370
_WONO 2001 162978 19531 2080
2002 166267 43225 2344
2003 169434 31142 2740
2004 171598 37826 2884
2005 174839 28672 2136
2006 179686 28602 2045
2007 184539 37412 2030
114
Pengeluaran
PDRB Tenaga kerja
Wilayah Tahun pemerintah
industri industri
industri
_WONO 2008 189240 43919 2757
2009 193795 47438 4380
2010 197825 35955 4899
2011 205659 23879 5241
_MAGE 2001 527402 63422 2112
2002 546283 75439 2070
2003 573201 84220 1267
2004 598422 62936 1290
2005 624775 63791 1321
2006 653952 82762 1457
2007 685408 80497 1761
2008 715344 84716 2469
2009 738830 87823 2245
2010 766616 99502 1143
2011 794598 94586 1169
_BOYO 2001 564490 28578 6927
2002 567377 63570 7980
2003 570773 59065 8438
2004 561277 56724 5779
2005 563954 66442 9201
2006 582759 82343 8888
2007 609253 81753 1132
2008 638448 75687 5915
2009 666424 72494 6274
2010 691493 78863 7537
2011 733294 88100 4450
_KLAT 2001 753926 122514 3643
2002 797268 142625 3400
2003 821704 149196 3658
2004 855226 133225 4591
2005 896705 151001 4695
2006 841653 157760 5441
2007 869903 124663 6561
2008 891042 115580 6549
2009 920432 126081 7689
2010 978880 127913 8070
2011 1044666 161421 8670
_SUKO 2001 1045253 81087 6195
115
Pengeluaran
PDRB Tenaga kerja
Wilayah Tahun pemerintah
industri industri
industri
_SUKO 2002 1086068 110721 6780
2003 1124808 92376 6961
2004 1162044 99559 6440
2005 1202242 116731 5080
2006 1248116 111696 5426
2007 1303211 103644 6540
2008 1359291 103946 6790
2009 1408382 93651 6837
2010 1480403 108310 7501
2011 1568341 121628 8592
_WONG 2001 83185 50694 4366
2002 87297 36132 4501
2003 95116 22226 4846
2004 103068 26249 6130
2005 107776 29036 6501
2006 117307 32902 3430
2007 123304 25349 4519
2008 129129 28139 5669
2009 134461 27853 5736
2010 144317 32913 6175
2011 151990 48953 7398
_KARA 2001 1670038 84070 5120
2002 1779899 81049 5280
2003 1911514 89691 5377
2004 2065453 79848 6128
2005 2201053 87954 5357
2006 2320190 88849 5741
2007 2460945 81981 6390
2008 2563118 74036 6880
2009 2658292 64931 7650
2010 2769047 77896 8493
2011 2946327 88430 9230
_SRAG 2001 409238 50394 2359
2002 429441 51765 2535
2003 449252 57754 2634
2004 473230 47718 3237
2005 500203 40582 4951
2006 532376 72066 5250
116
Pengeluaran
PDRB Tenaga kerja
Wilayah Tahun pemerintah
industri industri
industri
_SRAG 2007 568751 53544 6754
2008 607878 67998 7816
2009 638637 61502 5610
2010 683322 65804 6083
2011 738328 57673 7358
_GROB 2001 76877 15650 2668
2002 79647 25012 2883
2003 82577 24188 3190
2004 85445 23716 3430
2005 88705 29630 6110
2006 91130 33063 2245
2007 95161 37774 4813
2008 99068 41555 3117
2009 102486 32221 8646
2010 108826 35713 5410
2011 114916 51152 6083
_BLOR 2001 89483 11704 1608
2002 92114 18195 2950
2003 95787 10154 3070
2004 99929 19972 5013
2005 106826 19809 5109
2006 112851 24046 4074
2007 119311 12956 4286
2008 126589 15899 4890
2009 131884 14947 5200
2010 135952 20240 5308
2011 137635 16431 4906
_REMB 2001 63285 18909 3361
2002 64711 23031 3509
2003 66668 18760 4065
2004 69647 18041 4441
2005 73250 20432 5625
2006 77118 17790 5210
2007 81794 21095 5630
2008 84635 24846 4690
2009 86908 27792 4350
2010 89830 29639 4557
2011 95039 28833 4920
117
Pengeluaran
PDRB Tenaga kerja
Wilayah Tahun pemerintah
industri industri
industri
_PATI 2001 577889 59424 4701
2002 614661 64119 4900
2003 647047 74396 7828
2004 686367 75259 7142
2005 722697 68228 8261
2006 763160 67021 9289
2007 806904 86000 4210
2008 844437 90575 3884
2009 870458 83466 7390
2010 928761 93075 8455
2011 979557 86044 7318
_KUDU 2001 5112626 149821 2395
2002 5407457 139190 2560
2003 5715468 147030 1923
2004 6226357 145025 2372
2005 6557621 156517 2040
2006 6689910 168966 2724
2007 6901300 169619 2980
2008 7107442 164280 2551
2009 7421852 151515 3961
2010 7651696 156381 2870
2011 7938351 144368 4197
_JEPA 2001 836712 135306 2229
2002 859932 224527 2385
2003 873110 229228 2566
2004 901598 231088 3076
2005 931381 256280 3785
2006 977008 239221 4303
2007 1033625 240485 4460
2008 1083963 223814 4458
2009 1130177 237572 4201
2010 1203937 251474 4752
2011 1257831 227589 3450
_DEMA 2001 229611 45114 1506
2002 241039 68770 1252
2003 249598 73299 1615
2004 260160 57399 2223
2005 279777 64917 2802
118
Pengeluaran
PDRB Tenaga kerja
Wilayah Tahun pemerintah
industri industri
industri
_DEMA 2006 283160 61156 5743
2007 289798 74118 2943
2008 295966 704411 2876
2009 302523 65677 7607
2010 315523 75821 7820
2011 336270 52059 6594
_SEMA 2001 1835889 68211 6418
2002 1886452 96327 4050
2003 1969962 102073 4891
2004 2103627 88506 2562
_SEMA 2005 2108699 113298 2666
2006 2177770 93567 2894
2007 2282474 102742 3388
2008 2375117 112496 3867
2009 2467389 102040 6692
2010 2585787 128091 5643
2011 2729084 98736 5767
_TEMA 2001 335053 15912 4473
2002 347638 18254 5635
2003 365240 21758 3392
2004 386711 20757 3446
2005 400966 30417 4631
2006 419532 74365 5367
2007 433190 88393 3094
2008 450026 62945 2525
2009 459175 72244 6175
2010 476539 61783 5716
2011 506463 77862 6329
_KEND 2001 1505890 48954 4247
2002 1529126 44080 3486
2003 1613583 52496 6154
2004 1641119 48540 8980
2005 1716524 45160 4980
2006 1756426 62339 2254
2007 1869692 62891 6374
2008 1926518 61536 4576
2009 1959314 59645 3250
2010 2153337 53249 6890
119
Pengeluaran
PDRB Tenaga kerja
Wilayah Tahun pemerintah
industri industri
industri
_KEND 2011 2228766 68091 5430
_BATA 2001 523920 41651 5250
2002 535594 41946 4940
2003 548021 54613 1135
2004 565348 55968 1008
2005 580360 51872 1005
2006 583043 62088 803
2007 593025 72475 1483
2008 606302 80152 1333
2009 619607 73089 3354
2010 649547 77261 3889
2011 686721 95917 5816
_PEKA 2001 647840 107301 1154
2002 665271 120442 1287
2003 680089 117730 1926
2004 702043 122722 1914
2005 716467 143625 1121
2006 740214 142554 1826
2007 769243 141232 2469
2008 792495 140900 4163
2009 803973 150417 3209
2010 837955 142369 4890
2011 894272 146094 2980
_PEMA 2001 567067 38346 3486
2002 590818 73561 3243
2003 580891 58905 1056
2004 607140 57417 3426
2005 630560 51878 1879
2006 657076 63417 3355
2007 689361 75317 1795
2008 722815 76151 2926
2009 751959 66225 1680
2010 788340 66922 2650
2011 829796 92969 2795
_TEGA 2001 579214 81186 4125
2002 619147 102666 1735
2003 668408 107120 10677
2004 729093 83032 9211
120
Pengeluaran
PDRB Tenaga kerja
Wilayah Tahun pemerintah
industri industri
industri
_TEGA 2005 781586 120853 5750
2006 841243 107117 10795
2007 899472 132511 8600
2008 954554 111789 8670
2009 1019360 102188 6718
2010 1075036 97409 4048
2011 1130962 123313 4525
_BREB 2001 347494 27552 1371
2002 357120 43452 1260
2003 377762 33709 1290
2004 403146 26260 1649
2005 440160 64997 1120
2006 476796 37785 1548
2007 525893 44204 1399
_BREB 2008 569684 32744 1155
2009 633770 34049 2310
2010 686356 25851 4035
2011 752324 41406 4927
_KOMA 2001 28804 7367 1604
2002 29176 7100 1109
2003 30051 6705 1260
2004 28693 7638 980
2005 29588 8352 1322
2006 30972 8928 1457
2007 32233 7095 1761
2008 35139 6778 2469
2009 35628 6033 2245
2010 37094 8050 2732
2011 39623 7098 2169
_KOSU 2001 920386 41410 8470
2002 962964 51759 8550
2003 1027498 63240 10988
2004 1089912 48279 11508
2005 1105952 59472 14392
2006 1134134 46647 17656
2007 1173423 58236 6380
2008 1200607 44222 5326
2009 1235953 42065 5918
121
Pengeluaran
PDRB Tenaga kerja
Wilayah Tahun pemerintah
industri industri
industri
_KOSU 2010 1277210 46189 6500
2011 1312946 49748 6225
_KOSA 2001 132366 6670 3589
2002 130308 15572 4287
2003 137034 12274 3451
2004 143573 15768 3627
2005 150764 14428 3683
2006 159333 15470 5642
2007 168536 15715 5760
2008 171322 14161 3509
2009 175970 12365 3609
2010 180163 12388 3209
2011 190657 20572 3870
_KOSE 2001 3958867 105804 1190
2002 4116601 111942 2904
2003 4257540 157231 3212
2004 4385583 148169 12632
2005 4508130 144312 13436
2006 4724893 138101 17203
2007 4998706 130695 4968
2008 5236515 122577 6303
2009 5465109 127304 7405
2010 5732672 156423 6031
2011 6047908 151878 6016
_KOPE 2001 288082 41404 3490
2002 306032 40438 4739
2003 322248 39071 3054
2004 330239 35106 4720
2005 354605 45210 5599
2006 366068 39269 6926
2007 382475 44034 5817
2008 394036 47479 5473
2009 407309 49221 5507
2010 425217 53099 5745
2011 444914 43830 4130
_KTEG 2001 175089 18835 3740
2002 182624 15450 3153
2003 197661 14262 4267
122
Pengeluaran
PDRB Tenaga kerja
Wilayah Tahun pemerintah
industri industri
industri
_KTEG 2004 214440 15958 2847
2005 226920 17568 1319
2006 238177 17441 2294
2007 248922 15784 1143
2008 259875 14683 7468
2009 268711 13350 1839
2010 278467 16447 1128
2011 289215 17138 1620
123
LAMPIRAN 3
UJI CHOW
124
LAMPIRAN 4
UJI HAUSMAN
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
125
LAMPIRAN 5
POOLED LAST SQUARE
126
LAMPIRAN 6
FIXED EFFECT MODEL
Dependent Variable: P?
Method: Pooled Least Squares
Date: 05/22/13 Time: 15:05
Sample: 2001 2011
Included observations: 11
Cross-sections included: 35
Total pool (balanced) observations: 385
127
_KOSU-C -92692.94
_KOSA-C -996927.3
_KOSE-C 3561443.
_KOPE-C -824689.9
_KOTG-C -914751.5
Effects Specification
128
LAMPIRAN 7
RANDOM EFFECT MODEL
Dependent Variable: P?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 05/22/13 Time: 16:38
Sample: 2001 2011
Included observations: 11
Cross-sections included: 35
Total pool (balanced) observations: 385
Swamy and Arora estimator of component variances
129
_BATA-C -603020.4
_PEKA-C -517440.0
_PEMA-C -519653.1
_TEGA-C -419677.2
_BREB-C -652948.9
_KOMA-C -1091210.
_KOSU-C -89548.71
_KOSA-C -987503.6
_KOSE-C 3544323.
_KOPE-C -818752.9
_KOTG-C -905836.0
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
130
LAMPIRAN 8
UJI NORMALITAS
50
Series: Standardized Residuals
Sample 2001 2011
40 Observations 385
Mean -7.11e-10
30 Median 8214.553
Maximum 929988.7
Minimum -1193559.
20 Std. Dev. 356508.8
Skewness 0.072084
Kurtosis 2.430461
10
Jarque-Bera 5.536930
Probability 0.062758
0
-1000000 -500000 0 500000 1000000
131
LAMPIRAN 9
UJI AUTOKORELASI
Effects Specification
S.D. Rho
132
LAMPIRAN 10
UJI HETEROKEDASTIS
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
133
LAMPIRAN 11
Tabel Hasil Uji Multikolinieritas
134