You are on page 1of 7

HYPNOBIRTHING MENINGKATKAN TOLERANSI NYERI DAN

MENURUNKAN KECEMASAN IBU INPARTU


KALA I FASE AKTIF
(Hypnobirthing Increase Pain Tolerance and Anxiety in Active Phase Labor)

Nursalam*, Retnayu Pradanie*, Ida Ayu Trisnadewi*

* Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya. Telp/Fax: (031)


5913257. E-mail: nursalam_psik@yahoo.com

ABSTRACT

Introduction: The main problem of inpartu mother was a labour pain and anxiety. The etiology of
labour pain has been determained by dilatation and cervics tickness. The objective of this study
was to examine the effect of hypnobirthing relaxation on the pain tolerance and anxiety responses
in labor. Method: A pre experimental static group comparison purposive sampling design was
used in this study. Population were all pregnant women in age of pregnancies between 38 until 39
weeks at RSUD Wangaya Denpasar. There were 12 respondents who met to the inclusion criteria
divided into 6 respondents were given hypnobirthing relaxation intervention and 6 respondents as
the control group. The independent variable was hypnobirthing relaxation and dependent variables
were tolerance of pain and anxiety responses. Data were collected by using observation and
questionnaire, then data were analyzed by using Mann Whitney U Test with significance level
p=0.05. Result: The result showed that hypnobirthing relaxation had an effect on the pain
tolerance and anxiety responses (p=0.015. Discussion: It can be concluded that the hypnobirthing
relaxation has an effect to increase the pain tolerance and to decrease anxiety responses in active
phase of labour. It is recommended to the hospital that have an ante natal care to hypnobirthing
relaxation technique. Further studies should measure the effect of hynobirthing relaxation on
increasing of -endorfin in active phase labour.

Keywords: anxiety, hypnobirthing, labour, tolerance of pain


.

PENDAHULUAN beriringan sehingga diperlukan tindakan


untuk meningkatkan toleransi nyeri dan
Rasa tidak nyaman (nyeri) muncul menurunkan respons kecemasan (Dick-Read,
pada saat ibu inpartu mulai memasuki kala I 1959 dalam Bobak, Lawdermilk, dan Jensen,
persalinan. Pada fase aktif ibu hanya 2005).
mengalami nyeri pada saat kontraksi dan Pada akhir tahun 2007, tercatat
bebas dari rasa nyeri pada interval antar 4.625.400 orang hamil atau sekitar 3% dari
kontraksi. Kontraksi yang terjadi pada fase jumlah penduduk Indonesia. Sebesar 70-80%
aktif semakin kuat dan lama dalam selang mengharapkan persalinan tanpa rasa sakit,
waktu sekitar 3 sampai 6 menit selama 60 salah satunya dengan operasi caesar. Di
sampai 90 detik (Andriana, 2007). Toleransi Indonesia persentase operasi caesar sekitar
nyeri bervariasi pada setiap individu. 5%, rerata di rumah sakit pemerintah 11%,
Sebagian ibu tidak dapat mentoleransi nyeri sementara di rumah sakit swasta dapat lebih
yang terjadi saat persalinan. Faktor yang dari 30% (Wiknyosastro, 2007 dalam
dapat menurunkan toleransi seseorang Andriana, 2007). Operasi caesar yang tinggi
terhadap nyeri antara lain rasa cemas dan disebabkan para ibu lebih memilih persalinan
ketakutan (Price dan Wilson, 2006). Menurut yang relatif tidak nyeri (Abidin, 2007).
Kuswandi (2007) dalam Andriana (2007), Diketahui 60% wanita hamil mengalami
sebagian besar ibu memiliki toleransi yang stres, hanya 10% yang merasa tenang
rendah terhadap nyeri dan peningkatan menanti kelahiran bayinya (Kusuma, 2007).
kecemasan saat persalinan. Rasa tegang, Wanita hamil cenderung dihantui perasaan
cemas dan nyeri berlangsung secara cemas dan ketakutan pada nyeri yang akan
Hypnobirthing meningkatkan toleransi nyeri dan menurunkan kecemasan (Nursalam)

dirasakan saat persalinan. Persalinan nyeri dan menurunkan kecemasan adalah


seringkali dikaitkan dengan penderitaan metode relaksasi hypnobirthing.
akibat ibu tidak dapat mentoleransi nyeri Hypnobirthing merupakan metode relaksasi
yang mengiringi, walaupun hal ini alamiah yang dipergunakan untuk
merupakan suatu proses fisiologis (Rita, menghilangkan rasa takut, panik, tegang dan
2007). Di RSUD Wangaya Denpasar, belum berbagai tekanan lain yang menghantui ibu
ada angka pasti yang menunjukkan toleransi dalam proses persalinan sehingga ibu dapat
nyeri dan respons kecemasan pada ibu saat mentoleransi nyeri yang dirasakan (Abidin,
inpartu kala I fase aktif. 2007). Kuswandi (2007) dalam Andriana
Beberapa teknik relaksasi yang (2007) menyebutkan bahwa relaksasi
telah dilakukan di RSUD Wangaya Denpasar hypnobirthing merupakan suatu metode baru
saat persalinan yaitu teknik efflurage yang yang dikhususkan untuk wanita hamil dengan
dilakukan oleh suami dan teknik napas dalam melakukan relaksasi mendalam, bertujuan
yang dipandu oleh bidan yang bertugas. untuk mempersiapkan proses kelahiran
Sebagian ibu yang tidak dapat mentoleransi normal yang lancar, nyaman dengan rasa
nyeri saat persalinannya memilih sakit yang minimum. Hampir 80% dari ibu
menggunakan Intrathecal Labour Analgesia hamil yang melakukan relaksasi
(ILA) (Susilo, 2007 dalam Andriana, 2007). hypnobirthing selama kehamilan di Klinik
Rasa nyeri muncul akibat respons psikis dan Pro-V dan RS Bunda Jakarta tidak
reflek fisik. Nyeri pada kala I diakibatkan mengalami kesulitan untuk mengontrol nyeri
oleh dilatasi dan penipisan serviks serta dan kecemasan saat persalinan (Kuswandi,
iskemia rahim (Bobak, Lawdermilk, dan 2007 dalam Andriana, 2007). Proses
Jensen, 2005). Rasa nyeri berbeda pada hypnobirthing bekerja berdasarkan kekuatan
setiap individu. Ketegangan emosi akibat sugesti. Proses ini menggunakan afirmasi
rasa cemas hingga rasa takut dapat positif, sugesti dan visualisasi untuk
memperberat persepsi nyeri selama menenangkan tubuh, memandu pikiran, serta
persalinan (Dick-Read, 1959 dalam Bobak, mengendalikan nafas. Metode ini tidak
Lawdermilk, dan Jensen, 2005). Nyeri dapat memiliki potensi efek samping terhadap bayi,
menginduksi ketakutan, sehingga timbul mampu menghadirkan rasa nyaman, rileks
kecemasan yang berakhir pada kepanikan. dan aman menjelang kelahiran, menurunkan
Nyeri yang tidak dapat ditoleransi dan stres serta ketakutan dan kekhawatiran
respons kecemasan yang meningkat pada menjelang kelahiran, membuat ibu tetap pada
kala I dapat menimbulkan respons fisiologis kondisi terjaga dan sadar (Andriana, 2007).
yang mengurangi kemampuan rahim Metode relaksasi hypnobirthing
berkontraksi sehingga dapat memperpanjang yang berupaya untuk meningkatkan toleransi
proses persalinan (Bobak, Lawdermilk, dan nyeri dan menurunkan respons kecemasan
Jensen, 2005). Menurut Cyana et al. (2006), pada ibu inpartu kala I fase aktif di RSUD
hampir sebagian dari responden yang Wangaya Denpasar belum pernah dilakukan
melakukan self-hypnosis selama kehamilan secara khusus. Hal inilah yang membuat
tidak membutuhkan anastesi untuk mengatasi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
nyeri dan kecemasan yang mengiringi proses untuk mengetahui pengaruh metode relaksasi
persalinan. Berdasarkan hasil penelitian hypnobirthing terhadap toleransi nyeri dan
Madyastuti (2006), dari 11 orang yang respons kecemasan pada ibu inpartu kala I
melakukan teknik relaksasi Abdominal fase aktif.
Breathing pada kala I fase aktif hanya 1
orang yang tidak mengalami penurunan BAHAN DAN METODE
nyeri. Berdasarkan penelitian Santi (2005)
tentang studi teknik efflurage terhadap Desain penelitian yang digunakan
respons nyeri kala I fase aktif, 6 dari 10 dalam penelitian ini adalah pre experimental
orang responden mengalami perubahan static group comparison purposive sampling
respons nyeri sedangkan 4 lainnya design. Populasi pada penelitian ini adalah
mengatakan nyeri tetap. para ibu primigravida yang melakukan Ante
Teknik relaksasi lain yang dapat Natal Care (ANC) di RSUD Wangaya
diterapkan untuk meningkatkan toleransi Denpasar. Sampel dalam penelitian ini
Jurnal Ners Vol.3 No.1 April 2008 : 54-60

sebanyak 12 orang, yang dibagi menjadi 6


orang diberikan perlakuan metode relaksasi PEMBAHASAN
hypnobirthing, sedangkan 6 orang yang lain
tanpa metode relaksasi hypnobirthing. Responden pada kelompok
Variabel independen dalam penelitian ini perlakuan sebagian besar berespons tinggi
adalah metode relaksasi hypnobirthing, terhadap toleransi nyeri, hanya 1 orang
sedangkan variabel dependennya adalah responden yang bertoleransi rendah terhadap
toleransi nyeri dan respons kecemasan. nyeri. Perbedaan nilai toleransi nyeri pada
Instrumen yang digunakan dalam kelompok perlakuan ini disebabkan karena
penelitian ini meliputi lembar observasi ibu memasuki masa inpartu 1 hari sebelum
untuk toleransi nyeri dengan item penilaian taksiran partus. Pada kelompok kontrol
terdiri dari vokalisasi, ekspresi wajah, diketahui 100% ibu memiliki toleransi
gerakan tubuh dan interaksi sosial (Potter dan rendah terhadap nyeri saat inpartu kala I fase
Perry, 2005); respons kecemasan diukur aktif. Pada kelompok perlakuan diterapkan
dengan modifikasi instrumen Covi Anxiety metode relaksasi hypnobirthing yang dimulai
Rating Scale (Calliaud dan Lorencau, 1995). 1 minggu sebelum taksiran partus. Latihan
Item yang dinilai untuk respons kecemasan ini dilakukan setiap hari selama 30 menit,
meliputi respons verbal, perilaku/sikap dan sedangkan pada kelompok kontrol tidak
gejala-gejala somatik. Penelitian dilakukan tanpa relaksasi hypnobirthing.
selama bulan Juni 2008. Nyeri yang dirasakan pada kala I
Data yang diperoleh, ditabulasi dan persalinan disebabkan oleh adanya kontraksi
dianalisis dengan menggunakan uji statistik rahim yang menyebabkan dilatasi dan
Mann Whitney U-Test dengan derajat penipisan serviks serta iskemia rahim
kemaknaan 0,05. (penurunan aliran darah sehingga oksigen
lokal menjadi defisit) akibat kontraksi arteri
HASIL miometrium (Bobak, Lawdermilk, dan
Jensen, 2005). Nyeri ini berasal dari bagian
Hasil penelitian menunjukkan bawah abdomen dan menyebar ke daerah
bahwa seluruh responden (100%) pada lumbaL punggung dan menurun ke area
kelompok kontrol memiliki toleransi rendah paha. Biasanya ibu hanya mengalami rasa
terhadap nyeri, sedangkan pada kelompok nyeri ini selama kontraksi dan bebas dari rasa
perlakuan 5 responden (83,33%) memiliki nyeri di antara kontraksi. Individu bereaksi
toleransi yang tinggi terhadap nyeri dan 1 terhadap nyeri dengan cara yang berbeda-
responden (16,67%) memiliki toleransi beda. Toleransi nyeri individu yaitu kondisi
rendah. (lihat gambar 1). Seluruh responden untuk menerima nyeri dengan tingkat
(100%) pada kelompok kontrol menunjukkan keparahan yang lebih tinggi dan durasi yang
respons sedang terhadap kecemasan, lebih lama. Toleransi bergantung pada sikap,
sedangkan pada kelompok perlakuan hanya 1 motivasi dan nilai yang diyakini seseorang
responden (16,67%) menunjukkan respons (Potter dan Perry, 2005). Nyeri mengancam
sedang dan 5 responden (83,33%) kesejahteraan fisik dan fisiologis. Pasien
menunjukkan respons ringan terhadap mungkin memilih tidak mengekpresikan
kecemasan (lihat gambar 2). nyeri apabila mereka yakin bahwa nyeri
Hasil analisis statistik dengan tersebut akan membuat orang lain merasa
menggunakan Mann Whitney U-Test tidak nyaman atau hal itu merupakan tanda
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bahwa mereka akan kehilangan kontrol diri
antara kelompok perlakuan yang melakukan (Potter dan Perry, 2005). Pasien yang
relaksasi hypnobirthing dengan kelompok memiliki toleransi yang tinggi terhadap nyeri
kontrol yang tidak melakukan relaksasi mampu menahan nyeri tanpa bantuan.
hypnobirthing dengan nilai signifikansi Sebaliknya seseorang pasien yang memiliki
p=0,015 (tabel 1). Tabel 2 dapat dilihat hasil toleransi nyeri yang rendah dapat mencari
analisis statistik untuk respons kecemasan upaya untuk menghilangkan nyeri yang
yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan terjadi.
respons kecemasan pada kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol dengan nilai
signifikansi p=0,015.
Jurnal Ners Vol.3 No.1 April 2008 : 54-60

6
6 5
5
4
3
2 1

1 0

0
Kontrol Perlakuan
Tinggi

Rendah

Gambar 1. Distribusi responden berdasarkan toleransi nyeri pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol di RSUD Wangaya Denpasar bulan Juni 2008

6
6
5
5
4
3
2
1
1 0
0
Kontrol Perlakuan

Sedang

Ringan

Gambar 2. Distribusi responden berdasarkan respons kecemasan pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol di RSUD Wangaya Denpasar bulan Juni 2008

Tabel 1. Hasil analisis statistik toleransi nyeri Ibu inpartu kala I fase aktif di RSUD Wangaya
Denpasar bulan Juni 2008
Skor Post Test
No. Responden Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Nilai % Keterangan Nilai % Keterangan
1 9 45 Rendah 7 35 Rendah
2 12 60 Tinggi 8 40 Rendah
3 11 55 Tinggi 5 25 Rendah
4 10 50 Tinggi 8 40 Rendah
5 11 55 Tinggi 9 45 Rendah
6 10 50 Tinggi 9 45 Rendah
Mean 10,50 3,83
SD 1, 05 0,75
Hasil Analisis Mann Whitney U Test
Statistik p=0,015

Keterangan :
p = signifikansi
Mean = rerata
SD = Standar Deviasi
Hypnobirthing meningkatkan toleransi nyeri dan menurunkan kecemasan (Nursalam)

Tabel 2. Hasil analisis statistik respons kecemasan Ibu inpartu kala I fase aktif di RSUD Wangaya
Denpasar bulan Juni 2008
Skor Post Test
No. Responden Perlakuan Kontrol
Nilai Keterangan Nilai Keterangan
1 5 Sedang 7 Sedang
2 3 Ringan 7 Sedang
3 3 Ringan 9 Sedang
4 4 Ringan 7 Sedang
5 4 Ringan 7 Sedang
6 4 Ringan 7 Sedang
Mean 3,83 7,33
SD 0,75 0,82
Mann Whitney U Test
Hasil Analisis Statistik
p = 0,015

Keterangan:
p = Derajat kemaknaan
SD = Standar Deviasi
Mean = Rerata

Relaksasi hypnobirthing membuang tenaga yang dapat digunakan saat


memberikan sugesti positif pada diri ibu. proses pengeluaran bayi saat kala II.
Sugesti ini mengubah gelombang otak beta Sebaliknya ibu yang tidak dapat mentoleransi
(conscious mind) menjadi gelombang otak nyeri atau memiliki toleransi yang rendah
alpha (unconscious mind). Di korteks serebri tampak sangat kelelahan dan memiliki
kemudian terjadi proses asosiasi interaksi sosial yang kurang.
penginderaan dimana rangsangan dianalisis, Toleransi nyeri berbanding lurus
dipahami dan disusun menjadi suatu yang dengan respons kecemasan pada ibu inpartu
nyata sehingga otak mengenali objek dan arti kala I fase aktif. Seluruh responden dalam
kehadiran tersebut. Pikiran adalah hasil dari kelompok kontrol memiliki respons sedang
pola perangsangan berbagai bagian sistem terhadap kecemasan sedangkan pada
saraf pada saat bersamaan dan dalam urutan kelompok perlakuan 5 dari 6 responden
yang pasti, dimana melibatkan korteks berespons ringan terhadap kecemasan. 1
serebri, thalamus, sistem limbik dan bagian orang dalam kelompok perlakuan yang
atas formasio retikularis batang otak. Daerah memiliki respons sedang terhadap kecemasan
sistem limbik, thalamus dan formasio disebabkan karena partus terjadi sebelum
retikularis yang terangsang menimbulkan taksiran sehingga latihan yang dilakukan
rasa senang, rasa tidak senang dan rasa sakit kurang dari 7 kali.
(Guyton, 1996). Dalam hipothalamus terjadi Respons kecemasan pada ibu
peningkatan beta endorfin yang berasal dari inpartu kala I fase aktif dapat disebabkan
fragmen peptida POMC. Sekresi beta oleh lama waktu kontraksi, khawatir pada
endorfin ini akan membantu ibu keadaan bayi dan pengalaman persalinan
meningkatkan toleransi nyeri saat persalinan. yang pertama. Respons kecemasan pada
Relaksasi hypnobirthing akan kelompok perlakuan umumnya ringan, hal ini
menuntun agar tetap dalam kondisi rileks dan disebabkan responden berada dalam kondisi
sama sekali tidak memikirkan dan merasakan yang rileks. Kondisi rileks ini menyebabkan
nyeri yang ditimbulkan oleh kontraksi rahim ketenangan jiwa dan emosi ibu sehingga siap
(Andriana, 2007). Hampir seluruh ibu pada untuk menghadapi proses persalinan. Seluruh
kelompok perlakuan mampu mentoleransi responden pada kelompok kontrol memiliki
nyeri yang diakibatkan oleh kontraksi. Ibu respons sedang terhadap kecemasan
dapat mengontrol respons verbalnya saat diakibatkan karena ibu tegang dan panik
terjadi kontraksi misalnya dengan tidak menanti kelahiran bayi. Sebagian dari mereka
berteriak dan menangis sehingga ibu tidak merasa gelisah dan khawatir akan
Hypnobirthing meningkatkan toleransi nyeri dan menurunkan kecemasan (Nursalam)

keselamatan bayinya akibat rasa nyeri yang pula pada setiap individu. Perbedaan ini
tidak dapat ditoleransi oleh ibu. Responden dapat disebabkan karena umur, pekerjaan ibu
pada kelompok kontrol dan perlakuan dan kondisi penyakit yang pernah dan sedang
sebagian besar merasa tidak bisa istirahat diderita. Semakin tua umur, ibu semakin
dengan tenang, namun responden kelompok mudah untuk berkonsentrasi. Ibu yang tidak
perlakuan terlihat jauh lebih rileks bekerja jauh lebih mudah untuk
dibandingkan dengan kelompok kontrol. berkonsentrasi dibandingkan dengan ibu
Kecemasan adalah respons yang bekerja. Ibu yang bekerja biasanya
emosional terhadap penilaian yang berkaitan kelelahan saat latihan sehingga sulit untuk
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berkonsentrasi
berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki
objek yang spesifik. Kecemasan berbeda SIMPULAN DAN SARAN
dengan rasa takut, yang merupakan penilaian
intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya Simpulan
(Stuart dan Sundeen, 1995). Respons
kecemasan dipengaruhi oleh banyak faktor Metode relaksasi hypnobirthing
diantaranya adalah perkembangan terbukti meningkatkan toleransi nyeri dan
kepribadian, maturasional, tingkat menurunkan respons kecemasan pada ibu
pengetahuan dan karakteristik stimulus inpartu kala I fase aktif. Stimulus relaksasi
(Stuart dan Sundeen, 1995). Menurut Stuart hypnobirthing merangsang pituitary
dan Sundeen (1995), kecemasan ringan biasa mengeluarkan POMC sehingga dapat
terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat meningkatkan sekresi beta endorfin.
membantu individu menjadi waspada dan Pengeluaran beta endorfin meningkatkan
mencegah berbagai kemungkinan terjadi. toleransi ibu terhadap nyeri. Sugesti positif
Individu yang mengalami respons kecemasan dari relaksasi hypnobirthing menyebabkan
sedang lebih memfokuskan hal penting saat respons kognitif dan emosi ibu positif.
ini dan mengesampingkan hal lain sehingga Respons ini menghasilkan koping positif
mempersempit lahan persepsinya. pada ibu sehingga terjadi penurunan respons
Relaksasi hypnobirthing membuat kecemasan pada ibu.
ibu merasa rileks dan tenang saat timbul
kontraksi yang makin lama makin kuat. Saran
Latihan relaksasi hypnobirthing terdiri dari
relaksasi otot, relaksasi pernapasan dan Peneliti menyarankan agar latihan
relaksasi pikiran. Relaksasi otot bertujuan relaksasi hypnobirthing perlu diberikan pada
untuk mengurangi ketegangan dan ibu hamil ketika memasuki trimester III
kecemasan dengan cara melepaskan otot-otot sehingga ibu lebih tenang dan siap
badan (Prawitasari et al., 2002). Relaksasi menghadapi persalinan. Metode relaksasi
pernapasan berguna untuk persiapan ketika hypnobirthing dapat diterapkan sebagai salah
ibu dalam keadaan inpartu. Relaksasi pikiran satu tindakan keperawatan di poli hamil
digunakan untuk memasukkan sugesti positif (sejak ibu melakukan ANC) sehingga ibu
ke dalam pikiran bawah sadar ibu (Andriana, dapat lebih mentoleransi nyeri dan
2007). Informasi tersebut akan terprogram di kecemasannya saat inpartu kemudian
otak sehingga ibu merasa tenang. Ibu akan penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk
merasa damai, tidak mudah emosi dan mengetahui pengaruh relaksasi hypnobirthing
menjadi lebih antusias menyambut kelahiran terhadap beta endorfin pada ibu inpartu kala I
bayinya (Kuswandi, 2007 dalam Andriana, fase aktif.
2007). Respons ini menghasilkan koping
positif pada ibu yang akhirnya akan KEPUSTAKAAN
menurunkan respons kecemasan ibu.
Keberhasilan dari latihan relaksasi Abidin. 2007. Melahirkan tanpa Rasa Sakit.
hypnobirthing berbeda pada setiap individu. Makalah disajikan dalam Talkshow
Hal ini disebabkan setiap individu memiliki Melahirkan tanpa Rasa Sakit dengan
kemampuan konsentrasi berbeda-beda Metode Hypnobirthing, Hotel Arjuna,
sehingga kemampuan untuk rileks berbeda Bandung, 24 Februari.
Jurnal Ners Vol.3 No.1 April 2008 : 54-60

Andriana. 2007. Melahirkan tanpa Rasa dipublikasikan. Surabaya: Universitas


Sakit dengan Metode Relaksasi Airlangga, hlm. 68-79.
Hypnobirthing. Jakarta: Penerbit PT Perry dan Potter. 2005. Fundamentals of
Bhuana Ilmu Populer, hlm. 78-80. Nursing: Concepts, process and
Bobak, Lawdermilk dan Jensen, 2005. Buku practice, USA: Mosby Incompany,
Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. pp. 1153-1188.
Alih Bahasa oleh Maria A. Wijayarini. Prawitasari, et al. 2002. Psikoterapi,
Jakarta: EGC, hlm. 235-261. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Anggota
Calliaud dan Lorencau. 1995. Rating Depresi IKAPI), hlm. 139-179.
dan Anxiety. USA: Stablor Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi:
International, pp. 100-110. Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Cyana, et al. 2006. Antenatal Self-hipnosis Alih Bahasa oleh Brahm U. Pendit.
for labour and Childbirth: A Pilot Jakarta: EGC, hlm. 1063-1088.
Study. Anaesthesia and Intensive Rita. 2007. Mempersiapkan Kelahiran Bayi
Care, 464-469. Anda. Jakarta: Penerbit Arcan, hlm.
Guyton dan Hall. 1996. Buku Ajar Fisiologi 79-83.
Kedokteran. Alih Bahasa oleh Brahm Santi. 2005. Pengaruh Teknik Efflurage oleh
U. Pendit. Jakarta: EGC, hlm. 598, Petugas Kesehatan terhadap
603-604, 671, 676. Penurunan Persepsi Nyeri Kala I Fase
Kusuma. 2007. Kebugaran dalam Aktif Persalinan Fisiologis. Skripsi
Kehamilan. Jakarta: Prestasi Pustaka, tidak dipublikasikan. Surabaya:
hlm. 33-45. Universitas Airlangga.
Madyastuti. 2006. Pengaruh Teknik Stuart dan Sundeen, 1995. Principles and
Abdominal Breathing terhadap Practice of Psychiatric Nursing Fifth
Penurunan Nyeri Ibu Inpartu pada Edition, Missouri: Mosby Inc, pp. 78-
Kala I Fase Aktif Persalinan 82.
Fisiologis. Skripsi tidak

You might also like