You are on page 1of 20

JURNALKESEHATANSURYAMEDIKAYOGYAKARTA

PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG


MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD DENGAN KONTRASEPSI
SUNTIK DI DUSUN GENENG SENTUL SIDOAGUNG GODEAN SLEMAN
YOGYAKARTA

1
Oleh: Dewi Murdiyanti PP dan Inda Meilaning Putri

ABSTRACT

Background: IUD and injection have the problems or a side effect, most important side
effects is its menstruation pattern trouble. The user of IUD and inject have some problems,
that is change of its menstruation pattern, menstruation become longer, menstruation
amount become more and cycle of become shorter. There are 12 mothers of consumer IUD
in Geneng Sentul complaining menstruation amount become more 8 mothers of consumer
of inject contraception which have cycle menstruate short. In consequence writer interested
to take the research population in the Orchard. The aim of this research is to know The
Difference Cycle Menstruate between Using IUD with The Inject contraception in Geneng
Sentul Sidoagung Godean Sleman Yogyakarta".

Methods : Sample is used 32 mothers of consumer IUD and 32 mothers users inject. This
research is non experimental research that is analytic descriptive by using approach of cross
sectional where the data which is concerning free variable and trussed is taken at the same
time it means to look for the relation between 2 variable.

Result: Research analyzed with the statistical technique t- test independent. The result
express that from obtained by statistical analysis P is 0,008 by significant less than 0,05
meaning that there are difference which significant cycle menstruate between mother using
IUD with the contraception inject in Geneng Sentul Sidoagung Godean Sleman Yogyakarta.

Keywords: Menstruation cycle, IUD, Inject


1
StafpengajarSTIKESSuryaGlobalYogyakarta
AlumnusIlmuKeperawatanSTIKESSuryaGlobalYogyakarta
http://www.skripsistikes.wo
rdpress.com
JURNALKESEHATANSURYAMEDIKAYOGYAKARTA

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua


negara baik di negara maju maupun di negara berkembang termasuk
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah penduduk dunia
yang sangat pesat dengan laju pertumbuhan yang tinggi. Untuk menekan
laju pertumbuhan penduduk, pemerintah Indonesia menerapkan Program
Keluarga Berencana Nasional ini diharapkan laju pertumbuhan penduduk
Indonesia dapat ditekan.

Program KB ini merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang


bertujuan melembagakan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Program KB saat ini sudah merupakan suatu keharusan dalam upaya
menanggulangi pertumbuhan penduduk dunia umumnya dan penduduk
Indonesia khususnya. Berhasil tidaknya kita melaksanakan Program KB ini
akan menentukan berhasil tidaknya dalam mewujudkan kesejahteraan
bangsa Indonesia.

Upaya langsung menurunkan tingkat kelahiran dilaksanakan melalui


program KB, yaitu mengajak pasangan usia subur yang berusia sekitar 15-
45 tahun agar memakai alat kontrasepsi. Jumlah pasangan usia subur yang
memakai alat kontrasepsi terus ditingkatkan. Sedangkan jenis alat
kontrasepsi yang dipakai pasangan usia subur ditingkatkan kepada yang
lebih efektif yaitu yang mempunyai pencegahan kehamilan yang lebih lama.

Dengan semakin berkembangnya program KB yang dicanangkan oleh


pemerintah, alat kontrasepsi pun semakin berkembang. Berbagai pilihan
alat kontrasepsi ditawarkan kepada masyarakat. Dari mulai yang sederhana
sampai yang permanen/mantap, yaitu mulai pil, suntik, spiral dan IUD. Ada
jenis kontrasepsi lain, yaitu vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk
wanita. Namun 2 jenis alat kontrasepsi ini masih jarang dipilih oleh
masyarakat, sebab dengan memiliki alat kontrasepsi mantap tersebut maka
seseorang tidak bisa lagi memiliki anak. Menurut data pemerintah (2003)
kontrasepsi suntik paling banyak digunakan oleh wanita di Indonesia 35,2%,
pil KB sebanyak 28,1%, IUD 18,8%, implant 12,4% sterilisasi 5,5% dan
kontrasepsi lain 1,0%

http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNALKESEHATANSURYAMEDIKAYOGYAKARTA

KB IUD dan suntikan mempunyai permasalahan atau efek samping. Efek


samping yang paling utama adalah gangguan pola haidnya. Pemakai KB
IUD, baik copper T atau jenis lainnya sering mengalami perubahan pada
pola haidnya. Lama haid menjadi lebih panjang (beberapa diantaranya
didahului dan diakhiri oleh perdarahan bercak dahulu). Jumlah haid menjadi
lebih banyak dan datangnya haid (siklus) menjadi lebih pendek, sehingga
seakan-akan haidnya datang 2 kali dalam kurun waktu 1 bulan (30 hari).
Panjang siklus bervariasi dari 23 hari atau kurang untuk siklus pendek dan
lebih dari 35 hari untuk siklus panjang (Hartanto, 2003).
Pada pemakaian KB suntik mengalami beberapa permasalahan, yaitu
gangguan pola haid, kenaikan berat badan dan sakit kepala. Gangguan pola
haid yang terjadi tergantung pada lama pemakaian. Gangguan pola haid
yang terjadi seperti perdarahan bercak, perdarahan irreguler, amenore dan
perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang (Hartanto,
2003).

Penulis tertarik mengambil populasi di Dusun Geneng Sentul Sidoagung


Godean Sleman Yogyakarta karena populasi ibu yang mengalami beberapa
permasalahan pada pola haidnya di Dusun tersebut termasuk banyak.
Terdapat 12 ibu pengguna IUD yang mengatakan jumlah haid yang
dikeluarkan menjadi lebih banyak dan terdapat 8 ibu pengguna alat
kontrasepsi suntik yang mempunyai siklus menstruasi pendek.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengetahui sejauh mana perbedaan


siklus menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD
dengan kontrasepsi suntik, sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi
para akseptor dan calon akseptor dan diharapkan dapat menunjang
program KB selanjutnya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut
diatas, penulis merumuskan permasalahan penelitian ini adalah Adakah
perbedaan siklus menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi
IUD dengan kontrasepsi suntik di Dusun Geneng Sentul, Sidoagung,
Godean, Sleman, Yogyakarta.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan siklus


menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan
http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNALKESEHATANSURYAMEDIKAYOGYAKARTA

kontrasepsi suntik di Dusun Geneng Sentul, Sidoagung, Godean, Sleman,


Yogyakarta. Sedangakn tujuan khusus penelitian ini adalah : Pertama, untuk
mengetahui siklus menstruasi pendek, normal dan panjang pada ibu
pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi IUD. Kedua,
untuk mengetahui siklus menstruasi pendek, normal dan panjang pada ibu
pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi suntik.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental yaitu deskriptif analitik


dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana data yang
menyangkut variabel bebas dan variabel terikat diambil dalam waktu yang
bersamaan dengan tujuan untuk mencari hubungan antara dua variabel
(Notoatmodjo, 2002).

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2003). Populasi


yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik sebanyak 64 orang yang
berada di Dusun Geneng Sentul, Sidoagung, Godean, Sleman, Yogyakarta.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiono, 2004). Dalam penelitian ini digunakan teknik
total populasi yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu yang menggunakan alat
kontrasepsi IUD dan suntik yang masing-masing berjumlah 32 dengan
kriteria inklusi sebagai berikut : Pertama, masih menggunakan alat
kontrasepsi IUD dan suntik. Kedua, ibu usia subur yang menggunakan IUD
dan suntik. Ketiga, mampu berkomunikasi dengan baik. Keempat, bersedia
menjadi responden. Kelima, bertempat tinggal di Dusun Geneng Sentul,
Sidoagung, Godean, Sleman, Yogyakarta.

http://www.skripsistikes.wo
rdpress.com
JURNALKESEHATANSURYAMEDIKAYOGYAKARTA

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Dusun Geneng Sentul, Sidoagung, Godean, Sleman,


Yogyakarta pada bulan Mei 2007.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan check list.


Kuesioner merupakan suatu bentuk pengumpulan data yang digunakan
apabila jumlah responden banyak dan responden dapat membaca dengan
baik dan mudah digunakan.. Data yang diperoleh dikategorikan sebagai
data faktual (Azwar, 2003).

Pada penelitian ini dibuat 2 buah kuesioner untuk mengukur penggunaan


alat kontrasepsi IUD terhadap siklus menstruasi dan penggunaan
kontrasepsi suntik terhadap siklus menstruasi. Penelitian diberikan dengan
rentang nilai kuesioner yang dibagikan kepada responden dalam bentuk
pertanyaan tertutup. Jawaban Benar apabila sesuai dengan pendapat
responden dan jawaban Salah apabila tidak sesuai dengan pendapat
responden. Untuk menjawab benar skornya 1 dan jawaban salah skornya 0.

Untuk mengumpulkan data mengenai siklus menstruasi pada responden


menggunakan check list. Check list digunakan untuk mengetahui
karakteristik haid yang dialami oleh responden dalam bentuk pertanyaan
tertutup. Kuesioner dan check list diisi pada saat itu juga, bagi responden
yang tidak bisa membaca dan menulis kuesioner dan check list dibacakan
oleh tim peneliti dan jawaban diisikan ke kuesioner sesuai dengan pendapat
responden. Setelah kuesioner dan check list diisi dengan lengkap kemudian
diserahkan kembali kepada peneliti.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan: Pertama, Data


primer diperoleh dari ibu Pasangan Usia Subur yang menggunakan alat
kontrasepsi IUD dan suntik yaitu dengan menggunakan angket atau
kuesioner langsung terstruktur dengan alternatif jawaban yang sudah
disediakan. Kedua, Data sekunder, diperoleh dari laporan KB Desa
Sidoagung, Godean, Sleman, Yogyakarta.
http://www.skripsistikes.wo
rdpress.com
JURNALKESEHATANSURYAMEDIKAYOGYAKARTA

Pengolahan dan Analisa Data

Setelah data terkumpul kemudian peneliti melakukan pengolahan data


dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, Editing yaitu memeriksa
data yang telah dikumpulkan berasal dari responden. Kedua, Coding yaitu
memberi tanda untuk memudahkan dalam pengolahan data. Ketiga,
Tabulating yaitu data disusun dalam bentuk tabel kemudian dianalisa dan
disusun, disatukan berupa laporan hasil penelitian dan kesimpulan.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer
(SPSS). Analisa statistik yang digunakan adalah: Pertama, Analisa
Univariat. Analisa dilakukan terhadap masing-masing variabel hasil
penelitian, penyajian dalam bentuk distribusi frekuensi dan prosentase dari
tiap variabel. data disajikan dalam bentuk nominal. Kedua, Analisa Bivariat.
Analisa dilakukan untuk menyatakan kekuatan hubungan antara kedua
variabel, yaitu variabel independent dan variabel dependent. Teknik analisis
menggunakan komputerisasi program SPSS.

Teknik penyajian data sampai pada tahap menganalisa untuk


menghubungkan satu variabel yang lain serta membedakan hasil yang
diperoleh dari variabel satu kelompok subyek dengan kelompok subyek
yang lain. Dalam analisa ini, skala nominal akan diubah menjadi skala
interval dengan cara memberikan skor pada jawaban.

Kuesioner alat kontrasepsi IUD terhadap siklus menstruasi menggunakan


alternatif jawaban Benar dengan nilai 1 dan Salah dengan nilai 0, demikian
juga kuesioner alat kontrasepsi suntik terhadap siklus menstruasi. Atas
dasar kenyataan tersebut maka data dalam penelitian akan dianalisis
dengan teknik statistik yaitu dengan t-test independent (Riwidikdo, 2006).
Dan dengan bantuan program SPSS.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Alat Kontrasepsi

Karakteristik ibu yang paling banyak menggunakan alat kontrasepsi IUD adalah
ibu yang berusia >36 tahun, terdapat 24 (75%) dari 32 responden ibu
http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNALKESEHATANSURYAMEDIKAYOGYAKARTA

pengguna alat kontrasepsi IUD. Sedangkan pada ibu pengguna alat


kontrasepsi suntik sebagian besar berusia 26-35 tahun, terdapat 18 (56,25%)
dari jumlah 32 responden. Ibu pengguna alat kontrasepsi IUD yang berusia 26-
35 tahun hanya terdapat 8 (25%) dari 32 responden, sedangkan pada ibu
pengguna alat kontrasepsi suntik terdapat 8 (25%) yang berusia <25 tahun.
Pada pembagian umur >36 tahun ibu yang menggunakan alat kontrasepsi
suntik terdapat 6 (18,75%) dari 32 responden yang dijadikan sampel (tabel 1).
Terdapat perbedaan dari masing-masing karakteristik haid yang dialami oleh
ibu-ibu pengguna alat kontrasepsi IUD dan Suntik. Dari hasil penelitian yang
telah dilakukan bahwa siklus menstruasi pada ibu yang menggunakan alat
kontrasepsi IUD cenderung mempunyai siklus menstruasi yang normal yaitu
28-35 hari. Bahkan menurut hasil dari penelitian bahwa 100 % dari 32 ibu
pengguna alat kontrasepsi IUD mempunyai siklus menstruasi yang normal.
Sedangkan siklus menstruasi pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi
suntik cenderung lebih pendek, terdapat 20 (62,5%) ibu yang mempunyai
siklus menstruasi pendek dan 12 (37,5%) ibu yang mempunyai siklus
menstruasi normal (tabel 2).

Hasil analisis statistik diperoleh t hitung sebesar 2,754 dengan nilai P


sebesar 0,008 yaitu kurang dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dan
dari nilai rerata yang diperoleh, siklus menstruasi pada ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD sebesar 22,00. Sedangkan rerata siklus
menstruasi pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi suntik sebesar
19,38 (tabel 3). Berikut ini disajikan tabulasi 1 sampai dengan 3 secara
berurutan :

Tabel 1. Karakteristik Responden Ibu Usia Subur yang Menggunakan Alat


Kontrasepsi IUD dan Kontrasepsi Suntik di Dusun Geneng Sentul
Sidoagung Godean Sleman Yogyakarta.

Karakteristik

Alat Kontrasepsi

IUD

Suntik
Usia Ibu

a.
< 25 tahun
-
-
8
25 %

b.
26 35 tahun
8
25 %
18
56,25

c.
>36 tahun
24
75 %
6
%
18,75

http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNALKESEHATANSURYAMEDIKAYOGYAKARTA

Total jumlah
32
100 %
32
100 %

Sumber : data primer

Tabel 2. Karakteristik Responden berdasarkan Siklus Menstruasi yang


terjadi akibat dari Pemasangan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi
Suntik di Dusun Geneng Sentul Sidoagung Godean Sleman Yogyakarta.

No
Karakteristik Haid

IUD

Suntik

n
%
n
%

1
Siklus menstruasi
a. Pendek < 28 hari
-
-
20
62,5 %

b. Normal 28 35 hari
32
100 %
12
37,5 %

c. > 35 hari
-
-
-
-

Total jumlah
32
100 %
32
100 %

2
Karakteristik Haid

a. Menggumpal
21
65,5
18
56,3 %

b. Flek-flek / bercak
11
%
14
43,7 %

34,4

Total jumlah
32
100 %
32
100 %

3 Jumlah haid yang keluar

a. 2x lebih banyak
27
84,4
13
40,6 %

b. Sedikit
5
%
19
59,4 %

15,6
%

Total jumlah
32
100 %
32
100 %

Sumber : data primer

Tabel 3. Hasil Analisis uji t -test independent siklus menstruasi antara ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik.

No
Alat kontrasepsi
Rerata
SD
t hitung
Sig
Keterangan

1
IUD
22,00
4,048

2
Suntik
19,38
3,563
2,754
0,008
Signifikan
Sumber : data primer

http://www.skripsistikes.wo
rdpress.com
JURNALKESEHATANSURYAMEDIKAYOGYAKARTA

Pembahasan

Siklus menstruasi yang terjadi akibat dari pemasangan alat kontrasepsi IUD
dengan kontrasepsi suntik. Menurut hasil penelitian dan dapat dilihat pada
tabel 2 diketahui bahwa terdapat perbedaan dari masing-masing siklus
menstruasi dan karakteristik haid yang dialami oleh ibu-ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD dan suntik. Terdapat 100% ibu
pengguna alat kontrasepsi IUD yang mempunyai siklus menstruasi normal.
Siklus menstruasi yang normal bisa terjadi akibat dari produksi hormon
estrogen yang cukup (Mediasehat, 2006). Siklus menstruasi terjadi akibat
dari pengaruh kerja hormon estrogen yang dimiliki oleh tiap-tiap individu.
Namun berbeda pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi suntik, siklus
menstruasi yang sering terjadi adalah siklus menstruasi yang pendek yaitu
kurang dari 28 hari. Terdapat 20 (62,5%) ibu yang mempunyai siklus
menstruasi pendek dan 12 (37,5%) ibu yang mempunyai siklus menstruasi
normal. Hal itu disebabkan karena sebagian ibu pengguna alat kontrasepsi
suntik sering mengalami menstruasi yang datang 2x dalam jangka waktu 1
bulan dan secara otomatis siklus menstruasinya menjadi pendek yaitu
kurang dari 28 hari. Siklus menstruasi pendek (<28 hari) disebabkan oleh
pengaruh kerja hormon estrogen. Akibat pengaruh kerja hormon estrogen,
maka apabila produksi hormon berlebih akan menyebabkan siklus
menstruasi menjadi pendek (Mediasehat, 2006).

Perbedaan bisa terlihat dari masing-masing cara kerja alat kontrasepsi IUD
dengan kontrasepsi suntik. Cara kerja alat kontrasepsi IUD adalah mencegah
pembuahan sel telur oleh sperma dan mencegah tertanamnya hasil
pembuahan pada selaput lendir rahim. Untuk IUD yang mengandung Cu cara
kerjanya adalah mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mucosa
uterus. Sedangkan cara kerja alat kontrasepsi suntik adalah menekan
pengeluaran produksi estrogen. Dengan diberikan suntikan progesteron,
diharapkan jumlah hormon progesteron menjadi lebih banyak dari estrogen.
Namun pada saat terjadi menstruasi, hormon estrogen akan memuncak
sedangkan hormon progesteron tidak memuncak. Maka apabila produksi
hormon berlebihan akan menyebabkan siklus menstruasi menjadi pendek.
Selain itu cara kerja alat kontrasepsi suntik adalah : Pertama, Mencegah
lepasnya sel telur dari indung telur. Kedua, Mengentalkan lendir

http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNALKESEHATANSURYAMEDIKAYOGYAKARTA

mulut rahim, sehingga sperma sulit masuk ke dalam rongga rahim. Ketiga,
Menipiskan selaput lendir agar tidak siap hamil. Salah satu penyebab
menstruasi tidak teratur adalah perubahan produksi kadar hormon ditubuh.

Perbedaan yang terjadi dari efek samping yang ditimbulkan akibat


penggunaan alat kontrasepsi IUD dengan suntik sangat terlihat dalam tabel
2. Selain siklus menstruasi, karakteristik haid dari masing-masing alat
kontrasepsi juga sangat terlihat perbedaannya. Pada pengguna alat
kontrasepsi IUD karakteristik haid yang menggumpal lebih sering terjadi
dibandingkan dengan karakteristik haid yang ditimbulkan dari pemakaian
alat kontrasepsi suntik.

Terdapat 21 (65,6%) ibu pengguna alat kontrasepsi IUD yang mengalami


karakteristuk haid menggumpal dan karakteristik flek-flek/spotting terdapat
11 (34,4%) ibu-ibu usia subur. Sedangkan pada pemakaian alat kontrasepsi
suntik terdapat 18 (56,3%) ibu yang mengalami karakteristik haid
menggumpal dan terdapat 14 (43,7%) ibu yang mengalami karakteristik haid
berupa flek-flek/spotting.

Menstruasi didefinisikan sebagai perdarahan pervaginam yang terjadi


selama 1 episode setiap siklus dan akan kehilangan darah 40-100 ml.
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa terdapat 27 (84,4%) ibu
pengguna alat kontrasepsi IUD yang mengalami haid yang 2x lebih banyak
dari menstruasi biasa dan hanya terdapat 5 (15,6%) dari 32 yang
mengalami sedikit darah yang dikeluarkan pada saat menstruasi.

Cara kerja IUD seperti aborsi secara dini, dengan adanya benda asing di
dalam rahim akan membuat rahim selalu berkontraksi sehingga bila terjadi
pertemuan antara sel telur dengan sperma maka akan langsung dikontraksi
oleh rahim untuk keluar. Hal ini mungkin yang menyebabkan biasanya ibu
pengguna alat kontrasepsi IUD jumlah haid yang dikeluarkan menjadi 2x
lebih banyak. Pada pengguna unmedicated IUD, volume darah haid
bertambah rata 50-100% diatas batas normal dan pada medicated IUD,
bertambah 20-50% diatas batas normal (Hartanto, 2003).

Pada ibu pengguna alat kontrasepsi suntik, terdapat 19 (59,4%) ibu yang
lebih banyak mengalami perdarahan sedikit pada saat menstruasi dan
terdapat 13 (40,6%) ibu yang mengalami perdarahan 2x lebih banyak dari
menstruasi biasa.

http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNALKESEHATANSURYAMEDIKAYOGYAKARTA

Gangguan siklus menstruasi biasanya banyak terjadi pada ibu usia subur akibat
dari pemasangan alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi IUD mempunyai efek
samping yang sering terjadi yaitu menstruasi yang lama, perdarahan
bercak/spotting, dan nyeri pada saat haid. Setelah dilakukan suatu penelitian
pada 32 responden pengguna alat kontrasepsi IUD telah didapatkan jumlah 32
ibu usia subur yang mempunyai siklus menstruasi normal yaitu 28-35 hari.

Pada penggunaan alat kontrasepsi suntik juga terdapat efek samping yang
sering terjadi yaitu gangguan haid, berat badan yang bertambah, dan sakit
kepala. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Dusun Geneng Sentul
Godean Sleman Yogyakarta pada 32 responden didapatkan jumlah 20 ibu
usia subur yang mempunyai siklus menstruasi pendek (<28 hari) dan 12 ibu
yang mempunyai siklus menstruasi normal (28-35 hari).

Hipotesis yang akan diuji adalah Terdapat Perbedaan Siklus Menstruasi


Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi
Suntik di Dusun Geneng Sentul Sidoagung Godean Sleman Yogyakarta.
Hipotesis tersebut adalah hipotesis asli (Ha). Untuk keperluan pengujian
hipotesis, hipotesis diubah menjadi nol hipotesis (Ho) sehingga menjadi
Tidak Terdapat Perbedaan Siklus Menstruasi Antara Ibu yang
Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik di Dusun
Geneng Sentul Sidoagung Godean Sleman Yogyakarta. Hipotesis tersebut
diuji dengan menggunakan uji beda t-test independent.
Dari tabel 3 didapatkan hasil analisis statistik diperoleh nilai P sebesar 0,008
yaitu kurang dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan itu
didapatkan suatu kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
siklus menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD
dengan kontrasepsi suntik di Dusun Geneng Sentul Sidoagung Godean
Sleman Yogyakarta.

Dari nilai rerata yang diperoleh, siklus menstruasi pada ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD sebesar 22,00. Sedangkan nilai rerata
siklus menstruasi pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi suntik
sebesar 19,38. Dengan hasil tersebut, dapat dinyatakan bahwa siklus
http://www.skripsistikes.wo
rdpress.com
JURNALKESEHATANSURYAMEDIKAYOGYAKARTA

menstruasi pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD lebih baik
dibandingkan dengan ibu yang menggunakan alat kontrasepsi suntik.
Menurut hasil analisis ini secara nyata siklus menstruasi antara ibu di Dusun
Geneng Sentul Sidoagung Godean Sleman Yogyakarta berbeda menurut
jenis alat kontrasepsi yang digunakan.

KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai


berikut: Pertama, terdapat perbedaan siklus menstruasi antara ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik di Dusun
Geneng Sentul Sidoagung Godean Sleman Yogyakarta. Kedua, siklus
menstruasi pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD lebih baik
dibandingkan dengan ibu yang menggunakan alat kontrasepsi suntik. Ketiga,
ibu pengguna alat kontrasepsi suntik mempunyai siklus menstruasi pendek.

http://www.skripsistikes.wo
rdpress.com
JURNALKESEHATANSURYAMEDIKAYOGYAKARTA

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi


revisi V, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Azwar, S. 2003. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi 11,


Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

BKKBN, 2000. Buku Saku Materi Konseling Bagi Petugas Lapangan,


Yogyakarta, BKKBN.

Dahlia, Y. 2004. Hubungan Tingkat Pendidikan Wanita Kawin Usia Subur


Dengan Pengetahuan Tentang Metode Kontrasepsi IUD, Yogyakarta, FK-
UGM.

Depkes, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta,

Depkes RI.

Hartanto, H. 2003. KB dan Kontrasepsi, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan.

Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, PT. Rineka

Cipta.

Riwidikdo, H. 2006. Statistik Kesehatan, Yogyakarta, Mitra Cendikia Press.

Saifudin, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta, YBP-

SP.

Sugiyono, 2006. Statistik Untuk Penelitian, Bandung, CV AlfaBeta.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Bandung, CV AlfaBeta.

Varney, H. Kriebs, J. & Gegor, C. 2003. Buku Saku Bidan, Jakarta, EGC.

Wina, 2003. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Akseptor KB Memilih


Metode Kontrasepsi IUD, Yogyakarta, FK-UGM.

http://www.skripsistikes.wo
rdpress.com

You might also like