Professional Documents
Culture Documents
KLASIFIKASI
EPIDEMIOLOGI
1. Thalassemia alfa
Sering ditemukan di Asia Tenggara, lebih sering daripada thalassemia beta
2. Thalassemia beta
Sering ditemukan di Mediterania, Timut Tengah, Indai/Pakistan dan Asia
Di Cyprus dan Yunani sering ditemukan +
Di Asia Tenggara (5% )sering ditemukan 0
Di Italia (10%) yunani (5-10%) Cina (2%) India (1-5%) Nero (1%)
*Membentuk suatu Thalassemic belt.
Di Sumatera Selatan
v Frekuensi thalassemia-b 9% dan Hb E 6% (Sofro, 1995)
v Jumlah penduduk 7.207.500 jiwa (BPS, 1995)
Kasus baru: 405 / tahun
Tahun 2010, jumlah pasien thalassemia-b: 6.075 jiwa
THALASSEMIA BETA
DEFINISI
Penyakit genetic yang diturunkan berupa produksi Hb yang abnormal. Suatu kelompok
kelainan heterogen mendelian, ditandai dengan tidak adanya atau penurunan sintesis rantai
a-globin atau b-globin pada hemoglobin A (a2b2).
MANIFESTASI KLINIS
Faktor yang dapat mempengaruhi gambaran klinis nya yaitu :
Konsentrasi HbF intraseluler
level HbF menunjukkan tingkat keparahan penyakit.
Pasien dengan HbF yang tinggi memiliki penyakit yang lebih ringan
Px Laboratorium:
Carrier State
Hb may be tapi jarang <10g/dl
MCV hingga 63-77f
Darah apus: microcytic, hypochromic, target cell, basophilic stippling.
RCC
HbA2 (22)
GAMBARAN KLINIS
Gambaran Klinik Umum
1. Thalassemia beta mayor (Cooleys Anemia)bentuk homozigot yang tergantung pada transfusi
darah.
2. Thalassemia Intermedia : gambaran klinis antara thalassemia myor dan minor.
3. Thalassemia minor/trait : heterozigot-asimptomatik
THALASSEMIA MAYOR
Gambaran Cooleys Anemia
Timbul saat usia 3-6 bulan, pucat, anemis, kurus, hepatosplenomegali, dan ikterus ringan.
Gangguan tulang thalassemic face
Hair on end appearance
Kerdil
Gambaran Hematologik
1. Darah tepi :
a. Anemia berat, Hb bisa mencapai 3-9 gr/dl
b. Apusan darah tepi : Hipoktomik mikrositer, sel target, normoblast, polikromasia.
c. Retikulositosis
2. Sumsum tulang : hiperplasia dan cadangan besi meningkat
3. RBC survival memendek
4. Elektroforesis Hb:
a. Hb F meningkat
b. Hb A -/+
c. HbA2 bervariasi
5. Px khusus : globin chain synthesis (di retikulosit) rantai beta dan ratio alfa/beta meningkat.
THALASSEMIA INTERMEDIA
Gambaran Hematologik
Darah tepi :
a. Anemia sedang, Hb bisa mencapai 7-10 gr/dl (tidak memerlukan transfusi)
b. Homosigot : defek sintesis rantai beta tidak begitu berat
c. Heterozigot : kombinasi thalassemia rait dan HbE atau Hb Lepore
Gejala klinik : thalassemia mayor dengan deformitas tulang,
hepatosplenomegali, iron overload terjadi setelah dewasa.
THALASSEMIA ALFA
Dasar thalassemia dan molekulernya ialah deletion dari gen alfa.
Secara genotip terbagi menjadi 4:
1. Silent Carrier
2. Trait Thalassemia :
delesi 2 gen alfa
anemia ringan
mikrositosis (MCV 60-75 f)
HbH meningkat
Diagnosis lebih banyak ditegakkan dengan eksklusi
3. Penyakit HbH
delesi 3 gen alfa
terbentuk HbH (beta-4) yang mudah mengalami presipitasi dalam RBCbentuk inclusion
body (pengecatan supravital) RBC mudah pecah
prognosis baik dengan anemia sedang (Hb 8-10 gr/dl)
Hip-okrom mikrositer (MCV 50-70 f)
Basophilic stipling
Retikulositosis
Sebagian besar tidak perlu transfusi kecuali anemia berat, beri asam folat 5 mg/hari
Hindari pemakaian obat oksidan
4. Hb Barts Hydrops Fetalis Syndrome
delesi 4 gen alfa
penyebab lahir-mati yang tersering
gejala coz inkompatibilitas resus : dijumpai edema anasarka, hepatosplenomegali, ikterus
berat, janin sangat anemis, janin mati intrauterin minggu 36 dan 40.
Gambaran: thalasemia berat dengan normoblastemia
Hb 6 gr/dl
Tidak dijumpai HbA dan HbF.
Mekanisme Thalassemia Beta
Keluarnya K+
Abnormalitas minor
Hipokrom
Mikrositosis
Basophilic stippling
Sel target
Patofisiologi Thallasemia (sumber : slide dr liniyanti)
PENATALAKSANAAN
1. Transfusi darah untuk mempertahankan Hb 10gr/dl dibutuhkan 2-3 unit setiap 4-6 minggu.
2. Asam folat diberikan secara teratur (misal 5mg/hari) jika asupan diet buruk.
3. Terapi Khelasi besi digunakan untuk mengatasi kelebihan besi.
Desferioksamin dapat diberikan melalui kantung infus terpisah sebanyak 1-2 gr untuk tiap unit
darah.
4. Vitamin C (200 mg/hari) meningkatkan ekskresi besi yang diebabkan desferioksamin.
5. Splenektomi harus ditunda sampai berusia > 6 tahun. Harus diberikan juga vaksinasi dan antibioti
pasca splenektomi
6. Transplantasi sumsum tulang alogenik memberi prospek kesembuhan permanen. Lebih dari 80%
pasien anemia berusia muda dengan kelasi yang baik berhasil.