You are on page 1of 7

BAB I

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Nama pasien : An. A

Umur : 6 tahun

Jenis kelamin : Laki- laki

Agama : Islam

Suku : Jawa

Status : Belum menikah

Pendidikan : Sekolah dasar

Pekerjaan : tidak bekerja

Alamat rumah : Jl Pagak 1/1 Teratai 3 No. Beji Pasuruan

No RM : 00-01-46-29

Tanggal ke poli : 06 November 2014

B. Anamnesis

Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 06 november 2014 di

poliklinik kulit dan kelamin.

Keluhan utama : memerah dan pedih pada daerah sebelah kanan dan kiri

1
Keluhan penyakit sekarang :Pasien datang ke poliklinik kulit kelamin RSUD Bangil.
Sebelumnya anak panas ketika di sekolahnya setelah itu diantar
pulang. Ada keluhan tiba-tiba muncul merah dan pedih di daerah
mata kanan. Sudah dapat obat salep chloramphenicol dan
paracetamol. Obat salep matanya baru dipakai satu hari mata kanan
makin membengkak lalu setalah itu regio mata kiri ikut memerah
dan pedih juga.

Riwayat penyakit dahulu : pasien tidak pernah merasakan sakit yang sama sebelumnya

Riwayat penyakit keluarga : tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit yang

sama.

C. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalisata
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital :-
Kepala : anemis (-), ikterus (-), sianosis (-), dyspnea (-)
Leher : pembesaran KGB (-), Peningkatan JVP (-)
Thorax : Paru dan Jantung tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : DBN
Ekstremitas : DBN
2. Status Dermatologist : Lesi berupa makula eritema regio orbita dextra dan kiri,
Papil multiple dan oedem regio orbita dextra
D. Diagnosa Kerja
Dermatitis Insect Bite
E. Terapi
Metil Prednisolon 6 mg
Pehaclor 2mg
Citrol salep mata

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Dermatitis Insect Bite adalah keradangan kulit yang disebabkan karean
bermacam-macam serangga.
Terdapat dua bentuk :
1. Nodul eritematus akibat serngga memasukkan (menyunyikkan bahan-
bahan berbahaya langsung ke dalam kulit yang menyebabkan keradangan.
2. Dermatitis kontak iritan akibat cairan yang dikeluarkan serangga waktu
berbenturan dengan kulit.

B. Epidemiologi
Gigitan dan sengatan serangga mempunyai prevalensi yang sama di seluruh
dunia. Dapat terjadi pada iklim tertentu dan hal ini juga merupakan fenomena
musiman, meskipun tidak menutup kemungkinan kejadian ini dapat terjadi disekitar
kita. Prevalensinya sama antara pria dan wanita. Bayi dan anak-anak labih rentan
terkena gigitan serangga dibanding orang dewasa. Salah satu faktor yang
mempengaruhi timbulnya penyakit ini yaitu terjadi pada tempat-tempat yang banyak
serangga.

C. Etiologi
Secara sederhana gigitan dan sengatan lebah dibagi menjadi 2 grup yaitu
Venomous (beracun) dan Non Venomous (tidak beracun). Serangga yang beracun
biasanya menyerang dengan cara menyengat, misalnya tawon atau lebah, ini
merupakan suatu mekanisme pertahanan diri yakni dengan cara menyuntikan racun
atau bisa melalui alat penyengatnya. Sedangkan serangga yang tidak beracun
menggigit dan menembus kulit dan masuk mengisap darah, ini biasanya yang
menimbulkan rasa gatal.
Ada 30 lebih jenis serangga tapi hanya beberapa saja yang bisa menimbulkan
kelainan kulit yang signifikan. Kelas Arthropoda yang melakukan gigitan dan

3
sengatan pada manusia terbagi atas :
I. Kelas Arachnida
A. Acarina
B. Araneae (Laba-Laba)
C. Scorpionidae (Kalajengking)
II. Kelas Chilopoda dan Diplopoda
III. Kelas Insecta
A. Anoplura (Phtirus Pubis, Pediculus humanus, capitis et corporis)
B. Coleoptera (Kumbang)
C. Diptera (Nyamuk, lalat)
D. Hemiptera ( Kutu busuk, cimex)
E. Hymenoptera (Semut, Lebah, tawon)
F. Lepidoptera ( Kupu-kupu)
G. Siphonaptera ( Xenopsylla, Ctenocephalides, Pulex

D. Gambaran Histologi

Gambaran histology dari Pitiriasis rosea meliputi acanthosis ringan, focal para
keratosis, dan ekstravasasi dari eritrosit ke epidermis. Spongiosis mungkin ada pada
kasus yang akut. Perivaskular infiltrate yang ringan dari limfosit terlihat pada lapisan
dermis. Evaluasi histology sangat membantu untuk menentukan kondisi yang
memiliki gambaran seperti Pitiriasis rosea.

E. Gejala Klinis
Reaksi lokal yang biasanya muncul dapat berupa papular urtikaria. Papular
urtikaria dapat langsung hilang atau juga akan menetap, biasa disertai dengan rasa
gatal, dan lesi nampak seperti berkelompok maupun menyebar pada kulit. Papular
urtikaria dapat muncul pada semua bagian tubuh atau hanya muncul terbatas disekitar
area gigitan.

4
Pada awalnya, muncul perasaan yang sangat gatal disekitar area gigitan dan
kemudian muncul papul-papul. Papul yang mengalami ekskoriasi dapat muncul dan
akan menjadi prurigo nodularis. Vesikel dan bulla dapat muncul yang dapat
menyerupai pemphigoid bullosa, sebab manifestasi klinis yang terjadi juga tergantung
dari respon sistem imun penderita masing-masing. Infeksi sekunder adalah
merupakan komplikasi tersering yang bermanifestasi sebagai folikulitis, selulitis atau
limfangitis.
Pada beberapa orang yang sensitif dengan sengatan serangga dapat timbul
terjadinya suatu reaksi alergi yang dikenal dengan reaksi anafilaktik. Anafilaktik syok
biasanya disebabkan akibat sengatan serangga golongan Hymenoptera, tapi tidak
menutup kemungkinan terjadi pada sengatan serangga lainnya. Reaksi ini akan
mengakibatkan pembengkakan pada muka, kesulitan bernapas, dan munculnya
bercak-bercak yang terasa gatal (urtikaria) pada hampir seluruh permukaan badan.

F. Diagnosa Banding
Reaksi yang diakibatkan oleh sengatan atau gigitan serangga kebanyakan
menyerupai erupsi kulit yang lainnya. Seperti yang dapat dilihat reaksi yang
diakibatkan oleh serangga menunjukkan adanya papul-papul. Bila kita menduga
terjadi reaksi akibat gigitan atau sengatan serangga, maka kita harus memperoleh
anamnesis dengan cermat adanya kontak dengan serangga, menanyakan tentang
pekerjaan dan hobi dari seseorang yang mungkin dapat menolong kita
mendiagnosis kelainan ini. Dibawah ini merupakan beberapa diagnosis banding
dari reaksi akibat gigtan atau serangan serangga antara lain :
1. Prurigo : Biasanya kronik, berbentuk papula/nodula kronik yang gatal.
2. Dermatitis Kontak : Biasanya jelas ada bahan-bahan kontaktan atau allergen.

G. Penatalaksanaan
1. Antihistamin
2. Antibiotik dan Kortikosteroid.

5
Dermatitis Insect Bite (kasus) Dermatitis Insect Bite (teori)

S Ada keluhan tiba-tiba muncul Pasien datang dengan keluhan macula


(subject) merah dan pedih di daerah mata erimatus batas jelas, dibeberapa tempat
kanan. Sudah dapat obat salep terdapat paula, vesikula, pustule , erois
chloramphenicol dan dan kusta dengan gambaran yang khas
paracetamol. Obat salep berjajar seperti garis lurus.
matanya baru dipakai satu hari
mata kanan makin membengkak
lalu setalah itu regio mata kiri
ikut memerah dan pedih juga.

O Macula eritema region orbita Lesi makula eritematus sampai papul,


(Object) dextra dan sinistra batas jelas. urtikaria, vesikula, bula. Sering gatal
Papul multiple dan oedem di atau pedih
region orbita dextra.

A Dermatitis insect bite Dermatitis insect bite


(assasment)
P Metil Prednisolon 6 mg 1. Antihistamin
(planning) Pehaclor 2mg 2. Antibiotik
Citrol salep mata 3. Kortikosteroid

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Sumit Kar, Atul Dongre, Ajay Krishnan, Swati Godse, and Neha Singh
Epidemiological Study of Insect Bite Reactions from Central India Indian J
Dermatol. 2013 Sep-Oct; 58(5): 337341.

2. Murtiastutik Dwi, Ervianti Evy, Agusni Indropo, Suyoso Sunarso. Penyakit Kulit
dan Kelamin Edisi 2. Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair (AUP). Surabaya.
2007. hal: 137-139

You might also like