You are on page 1of 5

TUGAS AGAMA ISLAM

DAKWAH AGAMA

BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA: RAMADHANI SUNDARI

KELAS: XI IPA 4
BERBAKTI KEPADA ORANG TUA











.


.


.










Yang terhormat bapak guru, serta teman-teman yang saya banggakan

Pertama dan yang paling utama marilah Kita panjatkan Puji syukur kepada
Allah swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua
sehingga kita dapat hadir kembali di kelas 11 ipa4 yang kita cintai ini. Shalawat tak
lupa salam kita ucapkan kepada nabi besar kita nabi Muhammad saw dengan
menucapkan Allahummasalialamuhammadwaalaalimuhammad

Baiklah untuk tidak memperpanjang mukodimah saya akan menyampaikan


dakwah saya yaitu Berbakti Kepada Orang tua

Istilah Birrul Walidain terdiri dari kata Birru dan al-Walidain. Birru atau al-birru
artinya kebajikan dan al-walidain artinya kedua orang tua atau ibu bapak. Jadi, Birrul
Walidain adalah berbuat kebajikan terhadap kedua orang tua.

Berbakti kepada orang tua adalah suatu amal mulia yang diwajibkan oleah
Allah dan Rasul-Nya. Banyak ayat maupun hadits yang menjelaskan tantang
kewajiban berbakti kepada kedua orang tua. Bahkan hak bagi keduanya dijadikan
setalah hak allah Azza wa jalla. Allah taala berfirman:

Yang Artinya:
Sembahlah Alloh dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan apa
pun. Berbuat baik lah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu
sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya, Alloh tidak
menyukai orang sombong dan membanggakan diri (QS An-Nisa: 36)

Banyak sekali ayat yang menjelaskan betapa orang tua wajib untuk kita
hormati dan kasihi. Allah taala berfirman:

Yang artinya :

Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang tuanya.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu
yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah engkau mengikuti
keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku akan kabarkan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. [QS. Al-Ankabut/ 29: 8].

Birrul Walidain mempunyai kedudukan yang istimewa dalam ajaran Islam.


Allah dan Rasul-Nya menempatkan orang tua pada posisi yang sangat istimewa,
sehingga berbuat baik pada keduanya juga menempati posisi yang sangat mulia, dan
sebaliknya durhaka kepada keduanya menempati posisi yang sangat hina. Karena
mengingat jasa ibu bapak yang sangat besar sekali dalam proses reproduksi dan
regenerasi umat manusia.
Secara khusus Allah juga mengingatkan betapa besar jasa dan perjuangan
seorang ibu dalam mengandung, menyusui, merawat dan mendidik anaknya.
Kemudian bapak, sekalipun tidak ikut mengandung tapi dia berperan besar dalam
mencari nafkah, membimbing, melindungi, membesarkan dan mendidik anaknya,
sehingga mempu berdiri bahkan sampai waktu yang sangat tidak terbatas.
Berdasarkan semuanya itu, tentu sangat wajar dan logis saja, kalau si anak
dituntut untuk berbuat kebaikan kepada orang tuanya dan dilarang untuk
mendurhakainya.[6]

1. Bentuk-Bentuk Birrul Walidain

Adapun bentuk-bentuk Birrul Walidain di antaranya:


a. Taat dan patuh terhadap perintah kedua orang tua, taat dan patuh orang tua dalam
nasihat, dan perintahnya selama tidak menyuruh berbuat maksiat atau berbuat
musyrik, bila kita disuruhnya berbuat maksiat atau kemusyrikan, tolak dengan cara
yang halus dan kita tetap menjalin hubungan dengan baik.
b. Senantiasa berbuat baik terhadap kedua orang tua, bersikap hormat, sopan santun,
baik dalam tingkah laku maupun bertutur kata, memuliakan keduanya, terlebih di usia
senja.[7]
c. Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai aspek kehidupan, baik
masalah pendidikan, pekerjaan, jodoh, maupun masalah lainnya. Selama keinginan
dan saran-saran itu sesuai dengan ajaran Islam.
d. Membantu Ibu Bapak secara fisik dan materil. Misalnya, sebelum berkeluarga dan
mampu berdiri sendiri anak-anak membantu orang tua terutama ibu. Dan
mengerjakan pekerjaan rumah.
e. Mendoakan Ibu Bapak semoga diberi oleh Allah kemampuan, rahmat dan
kesejahteraan hidup di dunia dan akhirta.
f. Menjaga kehormatan dan nama baik mereka.
g. Menjaga, merawat ketika mereka sakit, tua dan pikun.
h. Setelah orang tua meninggal dunia, Birrul Walidain masih bisa diteruskan dengan
cara antara lain:
- Mengurus jenazahnya dengan sebaik-baiknya
- Melunasi semua hutang-hutangnya
- Melaksanakan wasiatnya
- Meneruskan sillaturrahmi yang dibinanya sewaktu hidup
- Memuliakan sahabat-sahabatnya
- Mendoakannya.[8]

2.. Doa Anak untuk Orang Tua

Seorang anak yang ingin mendoakan kedua orang tuanya dapat mengambil
contoh dari ayat suci Alquran yaitu, doa Nabi Ibrahim as ketika mengajukan
permohonan kepada Allah Swt agar dapat lah kiranya Allah memberi ampunan pada
kedua orang tuanya dari dosa-dosa yang telah mereka perbuat.

Doa Nabi Ibrahim as dalam Q.S.Ibrahim:41

41. Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-
orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".

Permohonan Nabi Ibrahim dalam Q.S. Al-Israa: 24

24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil".

B. Uququl Walidain
Uququl Walidain artinya mendurhakai kedua orang tua. Durhaka kepada kedua
orang tua adalah dosa besar yang dibenci oleh Allah Swt, sehingga adzabnya
disegerakan oleh Allah di dunia ini. Hal ini mengingat betapa istimewanya kedudukan
kedua orang tua dalam ajaran Islam dan juga mengingat betapa besarnya jasa kedua
orang tua terhadap anaknya, jasa itu tidak bisa diganti dengan apapun.
Adapun bentuk pendurhakaan terhadap orang tua bermacam-macam dan
bertingkat-tingkat, mulai dari mendurhaka di dalam hati, mengomel, mengatakan
ah ( uffin, berkata kasar, menghardik, tidak menghiraukan panggilannya, tidak
pamit, tidak patuh dan bermacam-macam tindakan lain yang mengecewakan atau
bahkan menyakitkan hati orang tua.) di dalam Q.S. A-Israa:23 di ungkapkan oleh
Allah dua contoh pendurhakaan kepada orang tua yaitu, mengucapkan kata uffin
dan menghardik ( lebih-lebih lagi bila kedua orang tua sudah berusia lanjut).[9]

KESIMPULAN
Marilah para sahabat kita merawat orang tua kita sebaik-baiknya,
dan senantiasa mendahulukan kepentingan mereka. Merupakan suatu
kesalahan bila terlalu memanjakan anak dan pasangan tetapi mengacuhkan
kepentingan orang tua yang seharusnya dijunjung tinggi dalam suatu keluarga.
Orang tua memang membutuhkan materi (uang) tetapi masih ada yang lebih
penting bagi mereka yaitu kasih sayang. Menyapa, menanyakan kabar mereka,
kesehatan mereka, apa yang mereka inginkan merupakan suatu hal sepele
namun berarti besar bagi mereka.

PENUTUP
Demikianlah dakwah ceramah saya pada kesempatan kali ini,
semoga ceramah saya tentang berbakti kepada orang tu dapat bermanfaat
untuk kita semua. Saya akhiri

You might also like