You are on page 1of 13

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2015, 3 (2): 375-387

ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id


Copyright 2015

ANALISIS ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA PROYEK


PEMBANGUNAN KANTOR DINAS PADA
CV. BANYU BENING DI SAMARINDA

Nitha Deasintha 1

Abstrak
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui selisih menguntungkan dari
anggaran biaya proyek pembangunan Kantor Dinas Cipta Karya di Tenggarong
pada CV Banyu Bening di Samarinda tahun 2013, mengetahui realisasi anggaran
biaya proyek pembangunan Kantor Dinas Cipta Karya di Tenggarong pada CV
Banyu Bening di Samarinda tahun 2013 dan untuk mengetahui tingkat efisiensi
anggaran proyek dalam pelaksanaan proyek rehab Kantor Dinas Cipta Karya di
Tenggarong pada CV Banyu Bening di Samarinda tahun 2013. Alat analisis yang
digunakan dalam Penelitian ini analisis variance (selisih) anggaran biaya pada
proyek. Dan obyek penelitian dilakukan pada perusahaan CV. Banyu Bening di
Samarinda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah melakukan uji analisis
terdapat selisih menguntungkan dalam proyek rehab ruang perpustakaan dan
rehab ruang kepala dinas, sehingga hipotesis diterima. Selisih menguntungkan
sebesar Rp. 2.834.719. selisih ini diperoleh dari selisih harga bahan bangunan
sebesar Rp. 2.043.834.50, serta selisih upah tenaga kerja langsung sebesarRp.
820.884.50, setelah dikurangi dari selisih merugikan pada BOP sebesar Rp.
30.000.00. dari hasil analisis perusahaan berhasil mengendalikan biaya. Dan
biaya tersebut lebih rendah dari yang dianggarkan serta kemampuan perusahaan
dalam mengerjakan proyek tepat waktu. Untuk itu disarankan perusahaan
dibuatkan suatu analisis biaya tersendiri agar selisih menguntungkan dan selisih
merugikan yang terjadi dapat diketahui.

Kata Kunci : Anggaran, Realisasi dan Analisis Variance.

Pendahuluan
Proyek merupakan suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka
waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
menghasilkan produk yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas.
Dengan banyaknya pihak yang terlibat pada proyek konstruksi, maka dapat
berpotensi terjadinya masalah dalam melaksanakan proyek sangat besar. Suatu
proyek konstruksi dapat dikatakan berhasil apabila mampu memenuhi tujuan
suatu proyek yaitu: proyek dapat diselesaikan tepat waktu, sesuai dengan biaya
yang direncanakan, dan kualitas yang diisyaratkan. Oleh karena itu, sebelum
melaksanakan proyek konstruksi perlu perencanaan yang matang agar proyek
tersebut dapat berjalan dengan lancar.

1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: nithadeasintha@gmail.com
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015: 375-387

Anggaran juga berfungsi sebagai alat pembanding untuk mengevaluasi


realisasi kegiatan perusahaan. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang
dalam anggaran dan realisasinya, maka dapat dinilai keberhasilan perusahaan
dalam pelaksanaan anggaran. Disamping itu, dengan adanya perbandingan
tersebut dapat diketahui sebab-sebab penyimpangan, sehingga dapat diketahui
kelemahan dan kekuatan yang ada dalam perusahaan.
CV. Banyu Bening di Samarinda merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang jasa kontruksi. Didirikan pada tanggal 26 September 2009.
Perusahaan bergerak dalam bidang kontruksi yang saat ini dipimpin oleh Eva
Diana selaku penggagas berdirinya CV. Banyu Bening Samarinda. CV. Banyu
Bening Samarinda saat itu mulai menjajaki pasar retail dan suplier dan bidang
kontraktor. Dan berusaha menjadi yang berpengalaman untuk tahun-tahun ke
depannya. CV. Banyu Bening Samarinda membuka kantor perwakilan di
Samarinda tepatnya di jalan Gerilya Kelurahan Sungai Pinang Kota Samarinda
Provinsi Kalimantan Timur.
Dengan kegiatan usaha yang dilakukan oleh CV. Banyu Bening di Samarinda
tersebut, maka penghasilan perusahaan akan sangat tergantung dari anggaran
biaya pekerjaan proyek yang didapatkan dari pemerintah. Apabila anggaran biaya
tetap memperhatikan perubahan harga material maka tetap baik bagi perusahaan
tetapi sebaliknya apabila anggaran biaya tidak diperhatikan perubahan harga
material maka perusahaan akan mengalami kerugian.
Berdasarkan hal-hal di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisa selisih
antara anggaran biaya dan realisasi biaya sehingga skripsi ini diberi judul
"Analisis anggaran dan realisasi biaya proyek pembangunan kantor Dinas pada
CV. Banyu Bening di Samarinda.

Kerangka Dasar Teori


Analisis
Pengertian analisis secara umum dapat diartikan sebagai proses perencanaan
yang terdiri beberapa bagian atau komponen yang saling berhubungan atau
berkesinambungan agar mendapatkan pengertian yang berupa sumber informasi
yang tepat serta memiliki pemahaman arti keseluruhan, Sehingga memudahkan
untuk menggolongkan atau pengelompokan informasi tersebut.
Bentuk-bentuk dari suatu analisis dapat berupa beberapa rangkuman dengan
menggunakan sejumlah data-data besar di mana data tersebut masih dalam
keadaan yang mentah dan kemudian diubah menjadi sebuah sumber informasi
yang dapat diinterprestasikan. Pemisahan atas komponen maupun bagian yang
relevan dari beberapa perangkat data, dapat juga dikatakan sebagai bentuk
analisis, di mana data-data tersebut dapat diatur dengan mudah dan cermat. Segala
hal mengenai bentuk analisis dengan sedemikian rupa menggambarkan suatu pola
yang konsisten dalam suatu data sehingga menghasilkan suatu data atau informasi
yang mudah untuk dipelajari serta diterjemahkan dengan efisien serta efektif.

376
Analisis Anggaran & Realisasi Biaya Proyek Pembangunan Kantor Dinas (Nitha)

Anggaran
Menurut Nafarin (2007:11) anggaran adalah rencana tertulis mengenai
kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya
dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Adisaputro dan
Marwan Sari (2008:02) mengartikan anggaran sebagai Business Budget yaitu
suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pada pelaksanaan tanggung
jawab manajemen di dalam perencanaan koordinasi dan pengawasan.
Menurut Samryn (2001:15) anggaran adalah suatu pernyataan kuantitatif dari
suatu rencana kegiatan dan menjadi suatu alat bantu untuk mengoordinasikan dan
implementasinya. Ambarwati dan Jihadi (2003:2) menambahkan bahwa anggaran
adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk unit (kesatuan) moneter dan
berlaku untuk jangka/ periode tertentu di masa yang akan datang.

Biaya
Menurut Mulyadi (1999:8) biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber
ekonomis, yang di ukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan
akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai
pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang di sebut dengan
istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari
harga pokok yang dikorbankan di dalam suatu usaha untuk memperoleh
penghasilan.
Armanto Witjaksono (2006:6) menguraikan bahwa biaya adalah pengorbanan
sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai akuntan
mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa
untuk memperoleh manfaat dimasa kini atau masa yang akan datang.

Biaya Standar
Mulyadi (2005:387) mendefinisikan biaya standar adalah biaya yang
ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan
untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di
bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu.
Menurut Carter (2005:153) bahwa biaya standar adalah biaya yang telah
ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu
produk selama satu periode tertentu. Usry (2005:153) menambahkan bahwa biaya
standar adalah biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi
sekarang atau yang diantisipasi.Apabila diterjemahkan secara bebas biaya
standar adalah biaya yang telah ditetapkan terlebih dahulu untuk membuat suatu
produk tertentu selama suatu periode tertentu dalam waktu yang akan datang.

Proyek
Menurut Schwalbe (2004:4) proyek adalah suatu usaha yang bersifat
sementara untuk menghasilkan suatu produk atau layanan yang unik. Proyek

377
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015: 375-387

normalnya melibatkan beberapa orang yang saling berhubungan aktivitasnya dan


sponsor utama dari proyek biasanya tertarik dalam penggunaan sumber daya yang
efektif untuk meyelesaikan aktivitas secara efisien dan tepat waktu.
D.I. Cleland dan W.R. Kings (2005:2) proyek adalah gabungan dari berbagai
sumber daya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk
mencapai tujuan tertentu. A. Koolma dan C.J.M Van De Schoot (2004:26) bahwa
proyek adalah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah kesuatu sasaran
yang dituturkan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam kurun waktu
tertentu dengan menggunakan tenaga manusia terbatas dan dengan alat-alat yang
terbatas pula, dan sedemikian rumit atau barunya, sehingga diperlukan suatu jenis
pimpinan dan bentuk kerjasama yang berlainan dari yang biasa digunakan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik suatu hipotesis yaitu: Anggaran
lebih besar dibandingkan dengan Realisasi Biaya Proyek Pembangunan kantor
Dinas Cipta Karya pada CV. Banyu Bening di Samarinda tahun 2013.

Definisi Konsepsional
Hadi dalam Triswanto (2010:78) Definisi Konsepsional merupakan suatu
pengertian konsepsional yang terdiri dari unsur-unsur yang saling terkait,
sehingga membntu suatu peengertian tentang objek yang akan diteliti yaitu
dengan cara mengkategorikan ke dalam variabel-variabel penelitian dan
merupakan suatu pemikiran tentang suatu masalah yang sehubungan dengan hal-
hal yang akan diteliti, sehingga akan menggambarkan secara jelas yang akan
diteliti.
Dalam hal ini akan dikemukakan beberapa definisi kensepsional dan tentunya
yang berhubungan dengan variabel dalam penelitian. Adapun definisi yang
dimaksud sebagai berikut:
1. Anggaran biaya proyek adalah proses pengoperasionalan rencana dalam
bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk kurun waktu
tertentu.
2. Realisasi Anggaran biaya proyek merupakan suatu laporan komponen
keuangan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber
daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode
pelaporan.

Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder berbentuk data time series yang
bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu data berbentuk angka-angka dari tahun 2013.
Penelitian ini akan menggambarkan fenomena atau karakteristik data yang tengah
berlangsung pada saat penelitian ini dilakukan atau selama kurun waktu tertentu
untuk menguji dan menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subyek
penelitian.

378
Analisis Anggaran & Realisasi Biaya Proyek Pembangunan Kantor Dinas (Nitha)

Definisi Operasional
Hadi dalam Triswanto (2010:79). mengatakan bahwa definisi operasional
memberikan pengertian pokok variabel yang dikaitkan dengan langkah-langkah
operasional seperti instrument atau metode yang digunakan untuk memperoleh
data.
Dalam penelitian ini definisi Operasional yang meliputi bagian-bagian yang
akan didefinisikan sehubungan dengan judul penelitian, dengan tujuan
memberikan penjelasan tentang indikator yang digunakan dalam penelitian dan
dalam rangka pemecahan masalah Adapun definisi dari variable-variabel yang
akan diteliti adalah sebagai berikut :
1. Anggaran Biaya Proyek adalah biaya-biaya yang dianggarkan perusahaan
yang ditaksirkan dan dibuat oleh perusahaan untuk proses kegiatan
pembangunan yang akan datang yang terdiri dari:
a. Anggaran bahan bangunan adalah suatu nilai tukar dari bahan-bahan yang
diperlukan oleh perusahaan pada suatu pembangunan. Contoh bahan bangunan
dalam proyek rehab berupa batu gunung, sloof, rink ball, reffel beton, batu
bata, semen, pasir, keramik dan lain-lain.
b. Anggaran upah langsung adalah gaji atau upah yang diberikan kepada
karyawan atau pekerja yang terlibat langsung dalam produksi barang atau jasa.
Contoh pekerjaan dalam proyek ini adalah pekerjaan galian dan urugan,
pekerjaan pondasi, dan tongkat, pekerjaan beton dan lain-lain.
c. Anggaran biaya overhead pabrik adalah biaya proyek selain bahan langsung
dan tenaga kerja langsung. Contoh biaya overhead pabrikdalam proyek ini
adalah upah mandor, administrasi,, dokumentasi, dan lain-lain.
2. Realisasi anggaran biaya proyek adalah realisasi anggaran yang dikeluarkan
perusahaan dalam membiayai proyek secara langsung, yang terdiri dari:
a. Realisasi biaya bahan bangunan adalah realisasi biaya perusahaan dalam
proyek yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber
daya terbatas dan dimaksudkan untuk melaksanakan suatu tugas yang telah
digariskan;
b. Realisasi anggaran upah langsung adalah anggaran biaya perusahaan yang
disebabkan oleh adanya perbedaan tarif upah langsung yang sesungguhnya
dibayarkan dengan tarif upah standar;
c. Realisasi biaya overhead pabrik adalah realisasi biaya proyek selain bahan
langsung dan tenaga kerja langsung yang dianggarkan pihak perusahaan;
d. Selisih anggaran biaya proyek adalah selisih yang terjadi antara semua jenis
biaya yang dianggarkan dengan semua jenis biaya yang terjadi di lapangan
atau semua jenis biaya yang terealisasi dalam suatu proses pembangunan pada
periode pembangunan tertentu
e. Selisih Anggaran proyek menguntungkan adalah selisih yang terjadi apabila
anggaran biaya yang telah disusun oleh perusahaan lebih besar daripada biaya
yang sebenarnya dikeluarkan

379
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015: 375-387

f. Selisih angaran proyek merugikan adalah selisih yang terjadi apabila biaya
yang sebenarnya dikeluarkan lebih besar daripada biaya yang telah
dianggarkan oleh perusahaan dalam proyek.

Rincian Data Yang Diperlukan


Agar dapat memperoleh gambaran tentang masalah dan penyelesaian secara
praktis dan simpel dalam penelitian ini, maka diperlukan rincian data sebagai
berikut:
a. Data berupa Gambaran Umum keadaan perusahaan CV. Banyu Bening
Samarinda;
b. Struktur Organisasi CV. Banyu Bening Samarinda
c. Data Mengenai anggaran biaya rehab Ruang Perpustakaan dan Rehab Ruang
Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara
tahun 2013 yang diperoleh dari perusahaan CV. Banyu Bening Samarinda.
d. Data mengenai realisasi biaya proyek Ruang Perpustakaan dan Rehab Ruang
Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara yang
diperoleh dari perusahaan CV. Banyu Bening Samarinda;
e. Data lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi (observation)
Teknik ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung perusahaan yaitu CV.
Banyu Bening Samarinda, seakaligus mengetahui langsung bentuk-bentuk
proyek yang ditangani termasuk jumlah anggaran yang direalisasikan untuk
setiap proyek yang dikerjakan. Selain mengetahui struktur organisasi, visi dan
misi juga kinerja dari perusahaan tersebut.
2. Dokumentasi
Metode ini melakukan suatu kegiatan pengumpulan data dengan menggunakan
dokumentasi atau arsip CV. Banyu Bening di Samarinda.

Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis


1. Analisis selisih bahan baku terdiri dari:
a. Selisih harga bahan bangunan (material)
Dalam hal ini penulis menggunakan metode dua selisih, yaitu metode selisih
anggaran antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi
dua macam selisih, yaitu selisih harga dan selisih kuantitas atau efisiensi.
Metode dua selisih pada biaya produksi langsung ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
SH = (HSt HS) x KS
Keterangan:
SH = Selisih harga
HSt = Harga standar
HS = Harga sesungguhnya

380
Analisis Anggaran & Realisasi Biaya Proyek Pembangunan Kantor Dinas (Nitha)

KS = Kuantitas sesungguhnya
b. Selisih kuantitas bahan bangunan
Selisih kuantitas bahan bangunan merupakan selisih biaya yang disebabkan
oleh adanya perbedaan antara kuantitas bahan bangunan yang dipakai dengan
kuantitas standar. Menurut Mulyadi (2005:410) untuk menghitung selisih
kuantitas bahan material digunakan rumus:
SK = (KSt KS) X HSt
Keterangan :
SK = Selisih Kuantitas
KSt = Kuantitas Standar
KS = Kuantitas Sesungguhnya
HSt = Harga Standar
2. Analisis selisih yang terjadi pada biaya tenaga kerja langsung
a. Selisih tarif upah langsung
Selisih tarif upah langsung merupakan selisih biaya yang disebabkan oleh
adanya perbedaan tarif upah langsung yang sesungguhnya dibayarkan dengan
tarif upah standar. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
STU = (TUSt - TUS) x JKS
Keterangan :
STU = Standar tarif upah
TUSt = Tarif upah standar
TUS = Tarif upah sesungguhnya
JKS = Jam kerja sesungguhnya
Untuk mengubah satuan volume pekerjaan menjadi satuan perhitungan perjam
berdasarkan data yang diperoleh, maka secara sistematis dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Total OH = VP x OH Per volume
Jumlah Jam Kerja yang digunakan = Total OH X 10 Jam
Keterangan:
Total OH = Total orang Kerja (10 jam)
VP = Volume Pekerjaan
OH per volume = orang kerja per volume pekerjaan
2) Untuk mengetahui tarif upah perjam secara sistematis dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Tarif upah perjam = Total Upah perhari : 10 jam
b. Selisih efisiensi upah langsung
Selisih efisiensi tarif upah langsung merupakan selisih biaya yang disebabkan
oleh adanya perbedaan antara jumlah jam kerja sesungguhnya yang dipakai
dengan jam kerja standar. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai
berikut:
SEU = (JKSt - JKS) x TUSt
Keterangan :
SEU = Selisih efisiensi upah

381
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015: 375-387

JKSt = Jam kerja standar


JKS = Jam kerja sesungguhnya
TUSt = Tarif upah standar
2. Analisis selisih biaya overhead proyek
Dalam hal ini penulis juga menggunakan metode dua selisih, yaitu metode
selisih anggaran antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah
menjadi dua macam selisih, yaitu selisih terkendalikan dan selisih volume. Selisih
terkendalikan adalah perbedaan biaya overhead proyek sesungguhnya dengan
biaya overhead proyek yang dianggarkan pada kapasitas standar, sedangkan
selisih volume adalah perbedaan antara biaya overhead yang dianggarkan pada
jam standar dengan biaya overhead proyek yang dibebankan kepada proyek
(kapasitas standar dengan tarif standar). Metode dua selisih pada biaya overhead
proyek ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Menurut Mulyadi (2005:412) untuk mengetahui selisih biaya overhead proyek
dapat digunakan perhitungan sebagai berikut:
Biaya Overhead pabrik sesungguhnya = xxx
Biaya Overhead pabrik yang dibebankan = xxx -
Selisih total biaya overhead pabrik = xxx

Hasil Penelitian
Analisis
1. Analisis selisih bahan baku
a. Selisih harga bahan bangunan (material)
Dalam hal ini penulis menggunakan metode dua selisih, yaitu metode selisih
anggaran antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi
dua macam selisih, yaitu selisih harga dan selisih kuantitas atau efisiensi.
Metode dua selisih pada biaya produksi langsung ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
SH = (HSt HS) x KS
Keterangan:
SH = Selisih harga
HSt = Harga standar
HS = Harga sesungguhnya
KS = Kuantitas sesungguhnya
b. Selisih kuantitas bahan bangunan
Selisih kuantitas bahan bangunan merupakan selisih biaya yang disebabkan
oleh adanya perbedaan antara kuantitas bahan bangunan yang dipakai dengan
kuantitas standar. Menurut Mulyadi (2005:410) untuk menghitung selisih
kuantitas bahan material digunakan rumus:
SK = (KSt KS) X HSt
Keterangan :
SK = Selisih Kuantitas
KSt = Kuantitas Standar

382
Analisis Anggaran & Realisasi Biaya Proyek Pembangunan Kantor Dinas (Nitha)

KS = Kuantitas Sesungguhnya
HSt = Harga Standar
2. Menganalisis selisih yang terjadi pada upah tenaga kerja langsung :
a. Selisih upah tarif langsung
Merupakan selisih yang disebabkan oleh adanya perbedaan tarif upah langsung
yang sesungguhnya dibayarkan dengan tarif upah standar. Perusahaan CV.
Banyu Bening di Samarinda melakukan perhitungan dengan menggunakan
volume pekerjaan. Jam kerja dalam satu (1) hari adalah sepuluh (10) jam kerja
ditambah istirahat satu jam kerja yang dimulai dari pukul 07.00-18.00 wita.
Pekerjaan yang menghabiskan waktu 10 jam atau satu hari sama dengan 1 OH.
Untuk mengubah satuan volume pekerjaan menjadi satuan perhitungan perjam
berdasarkan data yang diperoleh, maka secara sistematis dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Total = VP x OH pervolume
Jumlah jam kerja yang digunakan = Total OH x 10 Jam
Keterangan :
Total OH = Total orang kerja (10 jam)
VP = Volume Pekerjaan
OH per volume = orang kerja pervolume pekerjaan
Penyelesaian :
Mencari total OH per kegiatan : OH = 237,5 x 0.1
= 23,75 hari kerja
Jumlah jam kerja yang digunakan = 10 jam x 23,75 hari kerja
= 237,5
2) Untuk mengetahui tarif upah perjam secara sistematis dapat dijelaskan sebagai
berikut: tarif upah perjam : 10 jam
Tarif upah per jam (standar) = Rp. 50.000 : 10 jam
= Rp. 5.000
3) Setelah mendapatkan jam kerja sesungguhnya dengan cara yang telah
diuraikan di atas, maka dicari selisih tarif upah langsungnya. Untuk
menghitung selisih tarif upah langsung secara sistematis dapat dijelaskan
sebagai berikut:
STU = (TUSt - TUS) x JKS
Keterangan :
STU = Standar tarif upah
TUSt = Tarif upah standar
TUS = Tarif upah sesungguhnya
JKS = Jam kerja sesungguhnya
Sehingga penyelesaiannya sebagai berikut:
STU = (5.000 4.750) X 237,5
= 59.375

383
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015: 375-387

b. Efisiensi upah langsung


Selisih efisiensi tarif upah langsung merupakan selisih biaya yang disebabkan
oleh adanya perbedaan antara jumlah jam kerja sesungguhnya yang dipakai
dengan jam kerja standar. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
SEU = (JKSt - JKS) x TUSt
Keterangan :
SEU = Selisih efisiensi upah
JKSt = Jam kerja standar
JKS = Jam kerja sesungguhnya
TUSt = Tarif upah standar
c. Analisis selisih yang terjadi pada BOP (Biaya Overhead Pabrik)
Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
SBOP = BOPSt x BOPS
Keterangan :
SBOP = Selisih biaya overhead Pabrik
BOPSt = Selisih Overhead Pabrik standar
BOPS = Biaya Overhead Pabrik Sesunguhnya

Pembahasan
Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas dengan menganalisis selisih biaya
yang terjadi pada proyek rehab Ruang Perpustakaan dan Rehab Ruang Kepala
Dinas tahun 2013. Yaitu antara anggaran yang dianggarkan dengan anggaran
yang direalisasikan, maka diketahui bahwa dalam proyek tersebut terdapat selisih
yang menguntungkan dimana biaya yang dianggarkan lebih besar dari realisasi
biaya yang dikeluarkan. Dalam proyek ini terdapat selisih biaya yang
menguntungkan sebesar Rp. 3.052.256.50. selisih ini berasal dari selisih harga
bahan bangunan sebesar Rp. 2.043.834.50, selisih upah tenaga kerja langsung
sebesar Rp. 1.028.422. untuk menguraikan secara rinci dari adanya selisih
menguntungkan tersebut maka, perlu dirinci, sebagai berikut:
1. Menganalisis selisih yang terjadi pada bahan bangunan terdiri dari:
a. Selisih harga bahan bangunan, dalam menghitung harga bahan bangunan
terdapat selisih yang menguntungkan pada beberapa jenis pekerjaan yang ada
dalam tabel 4.3. bahwa dalam rehab tersebut pekerjaan plafon terdapat selisih
menguntungkan sebesar Rp. 327.260,00 hanya dalam sub pekerjaan gypsum
terjadi peningkatan harga dari Rp. 65.000.00 menjadi Rp. 68.500.00,
sedangkan sub pekerjaan lainnya harga bahan mengalami penurunan. Pada
pekerjaan dinding partisi diperoleh selisih yang menguntungkan sebesar Rp.
82.134.00 semua bahan terjadi penurunan. Pada pekerjaan pintu dan
penggantung juga terdapat selisih yang menguntungkan senilaiRp. 267.054.00.
pada pekerjaan listrik terdapat selisih menguntungkan senilai Rp.1.235.500
namun dalam beberapa sub pekerjaan ada bahan yang mengalami kenaikan
seperti lampu 23 watt dari harga Rp. 45.000.00 menjadi Rp. 50.000.00, dan
sub pekerjaan fitting dari Rp. 40.000.00 menjadi Rp. 60.000.00. sedangkan

384
Analisis Anggaran & Realisasi Biaya Proyek Pembangunan Kantor Dinas (Nitha)

pada pekerjaan sanitasi air juga terdapat selisih menguntuungkan senilai Rp.
131.886.50.
b. Selisih Kuantitas bahan bangunan, dalam proyek rehab tersebut berdasarkan
tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat selisih yang
menguntungkan ataupun selisih yang merugikan. Karena perusahaan CV.
Banyu Bening Samarinda sudah memiliki pengalaman dalam hal
memperkirakan kuantitas bahan bangunan berdasarkan pengalaman dari
beberapa proyek yang dikerjakan sebelumnya.
2. Menganalisis selisih yang terjadi pada biaya tenaga kerja:
a. Selisih tarif langsung dalam perhitungan selisih efisiensi upah langsung
terdapat selisih yang menguntungkan pada jenis pekerjaan pendahuluan
sebesar Rp. 59.375.00. pada pekerjaan plafond efisiensi upah terdapat selisih
menguntungkan sebesar Rp. 668.200.00. pada pekerjaan dinding partisi selisih
menguntungkan senilai Rp. 74.829.50. Pada pekerjaan pintu dan penggantung
efisiensi upah terdapat selisih menguntungkan sebesar Rp. 1.755.00 Pada
pekerjaan listrik efisiensi upah terdapat selisih menguntungkan sebesar
Rp.5.000.00, pada pekerjaan sanitasi air diperoleh selisih menguntungkan
sebesar Rp. 4.857,50. Dana pada pekerjaan cat-catan juga efisiensi upah
terdapat selisih menguntungkan sebesar Rp. 6.867.50. Sehingga jumlah total
selisih menguntungkan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 820.884.50.
b. Selisih efisiensi langsung dalam proyek rehab Ruang Perpustakaan dan Rehab
Ruang Kepala Dinas tahun 2013 tidak terjadi selisih yang menguntungkan
ataupun merugikan, karena perusahaan menetapkan pembayaran tenaga kerja
dengan menggunakan metode upah harian yaitu pembayaran upah dihitung
perhari dan batas waktu pengerjaannya sesuai yang ditetapkan disurat kontrak.
c. Menganalisis selisih yang terjadi pada biaya overhead pabrik. Berdasarkan
uraian tabel 4.7 tersebut di atas, maka dapat disimpulkan terdapat selisih yang
merugikan pada pekerjaan administrasi, dokumentasi sebesar Rp. 30.000.00
hal ini disebabkan karena terjadinya kesalahan dalam memperkirakan biaya
tersebut dalam anggaran biaya
Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka hipotesis diterima, karena selisih
yang terjadi adalah selisih yang menguntungkan sebesar Rp. 2.834.719. selisih
ini berasal dari selisih harga bahan bangunan sebesar Rp. 2.043.834.50, selisih
upah tenaga kerja langsung sebesar Rp. 820.884,50. serta selisish biaya overhead
pabrik sebesar Rp. (30.000.000).

Penutup
Berdasarkan hasil analisis terdapat selisih menguntungkan dalam proyek rehab
Ruang Perpustakaan dan Rehab Ruang Kepala Dinas, sehingga hipotesis
diterima.Bahwa antara anggaran dan realisasi terdapat selisih menguntungkan
sebesar Rp. 2.834.719. selisih ini berasal dari selisih harga bahan bangunan,
selisih upah tenaga kerja langsung dan selisish biaya overhead pabrik. Hasil
analisis perusahaan berhasil mengendalikan biaya. Dan biaya tersebut lebih

385
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015: 375-387

rendah dari yang dianggarkan serta kemampuan perusahaan dalam mengerjakan


proyek tepat waktu.
Dari beberapa kesimpulan tersebut, penulis memberikan beberapa saran
sebagai berikut.
1. Perlunya di lakukan analisis secara berkala, analisis ini bertujuan untuk
mengevaluasi anggaran biaya proyek yang ada sehingga proporsional dengan
biaya yang sesungguhnya.
2. Hendaknya dalam anggaran biaya proyek perusahaan dibuatkan suatu analisis
biaya tersendiri agar selisih menguntungkan dan selisih merugikan yang terjadi
dapat diketahui, sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar pengendalian
proyek.
3. Anggaran biaya proyek Rehab Ruang Perpustakaan dan Rehab Ruang Kepala
Dinas tahun 2013 ini dapat menjadi acuan penyusunan anggaran perusahaan
terhadap proyek yang serupa.

Daftar Pustaka
Ahmad, Komaruddin. 2009. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Bogor: Ghalia.
Indonesia.
Dwi Prastowo dan Rifka Julianty, 2003. Analisis Laporan Keuangan, edisi 8 buku
1. Salemba Empat. Jakarta.
Gaspersz, Vincent, 2003, Ekonomi Manajerial:Pembuatan Keputusan Bisnis,
Edisi Revisi dan Perluasaan, Diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri, 2003, Anggaran Perusahaan,Edisi
Ketiga, Cetakan Kesebelas, BPFE Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Kamaruddin Akmad, 2000, Akutansi Manajemen: Dasar-Dasar Konsep Biaya &
Pengambilan Keputusan, Edisi I, Cetakan Ketiga, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Iman Soeharto, 2002, Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional,
Cetakan Keempat, Erlangga, Jakarta.
Istimawan Dipohusodo, 2003, Manajemen Proyek dan Konstruksi, Jilid Satu,
Cetakan Kedua, Kanisius, Yogyakarta.
Mahendra Sultan Syah, 2004, Manajemen Proyek, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Matsz, Adolph, Milton F. Usry dan Lawrence H. Hamer, 2002, Akutansi Biaya:
Perencanaan dan Pengendaliaan, Diterjemahkan oleh Alfonsus
Sirait dan Herman Wibowo, Jilid Pertama, Edisi Kesepuluh, Cetakan
Kelima, Erlangga, Jakarta.
Mulyadi, 2005, Akutansi Biaya, Edisi Kelima, Cetakan Ketujuh, UPP AMP
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Nafarin, M. 2007.Penganggaran Perusahaan.Jakarta: Salemba Empat.

386
Analisis Anggaran & Realisasi Biaya Proyek Pembangunan Kantor Dinas (Nitha)

R.A. Supriyono, 2000, Akutansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan


Harga Pokok, Buku Pertama, Edisi Kedua, Cetakan Ketigabelas,
BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

387

You might also like