Professional Documents
Culture Documents
Nitha Deasintha 1
Abstrak
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui selisih menguntungkan dari
anggaran biaya proyek pembangunan Kantor Dinas Cipta Karya di Tenggarong
pada CV Banyu Bening di Samarinda tahun 2013, mengetahui realisasi anggaran
biaya proyek pembangunan Kantor Dinas Cipta Karya di Tenggarong pada CV
Banyu Bening di Samarinda tahun 2013 dan untuk mengetahui tingkat efisiensi
anggaran proyek dalam pelaksanaan proyek rehab Kantor Dinas Cipta Karya di
Tenggarong pada CV Banyu Bening di Samarinda tahun 2013. Alat analisis yang
digunakan dalam Penelitian ini analisis variance (selisih) anggaran biaya pada
proyek. Dan obyek penelitian dilakukan pada perusahaan CV. Banyu Bening di
Samarinda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah melakukan uji analisis
terdapat selisih menguntungkan dalam proyek rehab ruang perpustakaan dan
rehab ruang kepala dinas, sehingga hipotesis diterima. Selisih menguntungkan
sebesar Rp. 2.834.719. selisih ini diperoleh dari selisih harga bahan bangunan
sebesar Rp. 2.043.834.50, serta selisih upah tenaga kerja langsung sebesarRp.
820.884.50, setelah dikurangi dari selisih merugikan pada BOP sebesar Rp.
30.000.00. dari hasil analisis perusahaan berhasil mengendalikan biaya. Dan
biaya tersebut lebih rendah dari yang dianggarkan serta kemampuan perusahaan
dalam mengerjakan proyek tepat waktu. Untuk itu disarankan perusahaan
dibuatkan suatu analisis biaya tersendiri agar selisih menguntungkan dan selisih
merugikan yang terjadi dapat diketahui.
Pendahuluan
Proyek merupakan suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka
waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
menghasilkan produk yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas.
Dengan banyaknya pihak yang terlibat pada proyek konstruksi, maka dapat
berpotensi terjadinya masalah dalam melaksanakan proyek sangat besar. Suatu
proyek konstruksi dapat dikatakan berhasil apabila mampu memenuhi tujuan
suatu proyek yaitu: proyek dapat diselesaikan tepat waktu, sesuai dengan biaya
yang direncanakan, dan kualitas yang diisyaratkan. Oleh karena itu, sebelum
melaksanakan proyek konstruksi perlu perencanaan yang matang agar proyek
tersebut dapat berjalan dengan lancar.
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: nithadeasintha@gmail.com
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015: 375-387
376
Analisis Anggaran & Realisasi Biaya Proyek Pembangunan Kantor Dinas (Nitha)
Anggaran
Menurut Nafarin (2007:11) anggaran adalah rencana tertulis mengenai
kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya
dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Adisaputro dan
Marwan Sari (2008:02) mengartikan anggaran sebagai Business Budget yaitu
suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pada pelaksanaan tanggung
jawab manajemen di dalam perencanaan koordinasi dan pengawasan.
Menurut Samryn (2001:15) anggaran adalah suatu pernyataan kuantitatif dari
suatu rencana kegiatan dan menjadi suatu alat bantu untuk mengoordinasikan dan
implementasinya. Ambarwati dan Jihadi (2003:2) menambahkan bahwa anggaran
adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk unit (kesatuan) moneter dan
berlaku untuk jangka/ periode tertentu di masa yang akan datang.
Biaya
Menurut Mulyadi (1999:8) biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber
ekonomis, yang di ukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan
akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai
pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang di sebut dengan
istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari
harga pokok yang dikorbankan di dalam suatu usaha untuk memperoleh
penghasilan.
Armanto Witjaksono (2006:6) menguraikan bahwa biaya adalah pengorbanan
sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai akuntan
mendefinisikan biaya sebagai satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa
untuk memperoleh manfaat dimasa kini atau masa yang akan datang.
Biaya Standar
Mulyadi (2005:387) mendefinisikan biaya standar adalah biaya yang
ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan
untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di
bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu.
Menurut Carter (2005:153) bahwa biaya standar adalah biaya yang telah
ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu
produk selama satu periode tertentu. Usry (2005:153) menambahkan bahwa biaya
standar adalah biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi
sekarang atau yang diantisipasi.Apabila diterjemahkan secara bebas biaya
standar adalah biaya yang telah ditetapkan terlebih dahulu untuk membuat suatu
produk tertentu selama suatu periode tertentu dalam waktu yang akan datang.
Proyek
Menurut Schwalbe (2004:4) proyek adalah suatu usaha yang bersifat
sementara untuk menghasilkan suatu produk atau layanan yang unik. Proyek
377
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015: 375-387
Definisi Konsepsional
Hadi dalam Triswanto (2010:78) Definisi Konsepsional merupakan suatu
pengertian konsepsional yang terdiri dari unsur-unsur yang saling terkait,
sehingga membntu suatu peengertian tentang objek yang akan diteliti yaitu
dengan cara mengkategorikan ke dalam variabel-variabel penelitian dan
merupakan suatu pemikiran tentang suatu masalah yang sehubungan dengan hal-
hal yang akan diteliti, sehingga akan menggambarkan secara jelas yang akan
diteliti.
Dalam hal ini akan dikemukakan beberapa definisi kensepsional dan tentunya
yang berhubungan dengan variabel dalam penelitian. Adapun definisi yang
dimaksud sebagai berikut:
1. Anggaran biaya proyek adalah proses pengoperasionalan rencana dalam
bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk kurun waktu
tertentu.
2. Realisasi Anggaran biaya proyek merupakan suatu laporan komponen
keuangan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber
daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode
pelaporan.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder berbentuk data time series yang
bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu data berbentuk angka-angka dari tahun 2013.
Penelitian ini akan menggambarkan fenomena atau karakteristik data yang tengah
berlangsung pada saat penelitian ini dilakukan atau selama kurun waktu tertentu
untuk menguji dan menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subyek
penelitian.
378
Analisis Anggaran & Realisasi Biaya Proyek Pembangunan Kantor Dinas (Nitha)
Definisi Operasional
Hadi dalam Triswanto (2010:79). mengatakan bahwa definisi operasional
memberikan pengertian pokok variabel yang dikaitkan dengan langkah-langkah
operasional seperti instrument atau metode yang digunakan untuk memperoleh
data.
Dalam penelitian ini definisi Operasional yang meliputi bagian-bagian yang
akan didefinisikan sehubungan dengan judul penelitian, dengan tujuan
memberikan penjelasan tentang indikator yang digunakan dalam penelitian dan
dalam rangka pemecahan masalah Adapun definisi dari variable-variabel yang
akan diteliti adalah sebagai berikut :
1. Anggaran Biaya Proyek adalah biaya-biaya yang dianggarkan perusahaan
yang ditaksirkan dan dibuat oleh perusahaan untuk proses kegiatan
pembangunan yang akan datang yang terdiri dari:
a. Anggaran bahan bangunan adalah suatu nilai tukar dari bahan-bahan yang
diperlukan oleh perusahaan pada suatu pembangunan. Contoh bahan bangunan
dalam proyek rehab berupa batu gunung, sloof, rink ball, reffel beton, batu
bata, semen, pasir, keramik dan lain-lain.
b. Anggaran upah langsung adalah gaji atau upah yang diberikan kepada
karyawan atau pekerja yang terlibat langsung dalam produksi barang atau jasa.
Contoh pekerjaan dalam proyek ini adalah pekerjaan galian dan urugan,
pekerjaan pondasi, dan tongkat, pekerjaan beton dan lain-lain.
c. Anggaran biaya overhead pabrik adalah biaya proyek selain bahan langsung
dan tenaga kerja langsung. Contoh biaya overhead pabrikdalam proyek ini
adalah upah mandor, administrasi,, dokumentasi, dan lain-lain.
2. Realisasi anggaran biaya proyek adalah realisasi anggaran yang dikeluarkan
perusahaan dalam membiayai proyek secara langsung, yang terdiri dari:
a. Realisasi biaya bahan bangunan adalah realisasi biaya perusahaan dalam
proyek yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber
daya terbatas dan dimaksudkan untuk melaksanakan suatu tugas yang telah
digariskan;
b. Realisasi anggaran upah langsung adalah anggaran biaya perusahaan yang
disebabkan oleh adanya perbedaan tarif upah langsung yang sesungguhnya
dibayarkan dengan tarif upah standar;
c. Realisasi biaya overhead pabrik adalah realisasi biaya proyek selain bahan
langsung dan tenaga kerja langsung yang dianggarkan pihak perusahaan;
d. Selisih anggaran biaya proyek adalah selisih yang terjadi antara semua jenis
biaya yang dianggarkan dengan semua jenis biaya yang terjadi di lapangan
atau semua jenis biaya yang terealisasi dalam suatu proses pembangunan pada
periode pembangunan tertentu
e. Selisih Anggaran proyek menguntungkan adalah selisih yang terjadi apabila
anggaran biaya yang telah disusun oleh perusahaan lebih besar daripada biaya
yang sebenarnya dikeluarkan
379
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015: 375-387
f. Selisih angaran proyek merugikan adalah selisih yang terjadi apabila biaya
yang sebenarnya dikeluarkan lebih besar daripada biaya yang telah
dianggarkan oleh perusahaan dalam proyek.
380
Analisis Anggaran & Realisasi Biaya Proyek Pembangunan Kantor Dinas (Nitha)
KS = Kuantitas sesungguhnya
b. Selisih kuantitas bahan bangunan
Selisih kuantitas bahan bangunan merupakan selisih biaya yang disebabkan
oleh adanya perbedaan antara kuantitas bahan bangunan yang dipakai dengan
kuantitas standar. Menurut Mulyadi (2005:410) untuk menghitung selisih
kuantitas bahan material digunakan rumus:
SK = (KSt KS) X HSt
Keterangan :
SK = Selisih Kuantitas
KSt = Kuantitas Standar
KS = Kuantitas Sesungguhnya
HSt = Harga Standar
2. Analisis selisih yang terjadi pada biaya tenaga kerja langsung
a. Selisih tarif upah langsung
Selisih tarif upah langsung merupakan selisih biaya yang disebabkan oleh
adanya perbedaan tarif upah langsung yang sesungguhnya dibayarkan dengan
tarif upah standar. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
STU = (TUSt - TUS) x JKS
Keterangan :
STU = Standar tarif upah
TUSt = Tarif upah standar
TUS = Tarif upah sesungguhnya
JKS = Jam kerja sesungguhnya
Untuk mengubah satuan volume pekerjaan menjadi satuan perhitungan perjam
berdasarkan data yang diperoleh, maka secara sistematis dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Total OH = VP x OH Per volume
Jumlah Jam Kerja yang digunakan = Total OH X 10 Jam
Keterangan:
Total OH = Total orang Kerja (10 jam)
VP = Volume Pekerjaan
OH per volume = orang kerja per volume pekerjaan
2) Untuk mengetahui tarif upah perjam secara sistematis dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Tarif upah perjam = Total Upah perhari : 10 jam
b. Selisih efisiensi upah langsung
Selisih efisiensi tarif upah langsung merupakan selisih biaya yang disebabkan
oleh adanya perbedaan antara jumlah jam kerja sesungguhnya yang dipakai
dengan jam kerja standar. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai
berikut:
SEU = (JKSt - JKS) x TUSt
Keterangan :
SEU = Selisih efisiensi upah
381
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015: 375-387
Hasil Penelitian
Analisis
1. Analisis selisih bahan baku
a. Selisih harga bahan bangunan (material)
Dalam hal ini penulis menggunakan metode dua selisih, yaitu metode selisih
anggaran antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi
dua macam selisih, yaitu selisih harga dan selisih kuantitas atau efisiensi.
Metode dua selisih pada biaya produksi langsung ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
SH = (HSt HS) x KS
Keterangan:
SH = Selisih harga
HSt = Harga standar
HS = Harga sesungguhnya
KS = Kuantitas sesungguhnya
b. Selisih kuantitas bahan bangunan
Selisih kuantitas bahan bangunan merupakan selisih biaya yang disebabkan
oleh adanya perbedaan antara kuantitas bahan bangunan yang dipakai dengan
kuantitas standar. Menurut Mulyadi (2005:410) untuk menghitung selisih
kuantitas bahan material digunakan rumus:
SK = (KSt KS) X HSt
Keterangan :
SK = Selisih Kuantitas
KSt = Kuantitas Standar
382
Analisis Anggaran & Realisasi Biaya Proyek Pembangunan Kantor Dinas (Nitha)
KS = Kuantitas Sesungguhnya
HSt = Harga Standar
2. Menganalisis selisih yang terjadi pada upah tenaga kerja langsung :
a. Selisih upah tarif langsung
Merupakan selisih yang disebabkan oleh adanya perbedaan tarif upah langsung
yang sesungguhnya dibayarkan dengan tarif upah standar. Perusahaan CV.
Banyu Bening di Samarinda melakukan perhitungan dengan menggunakan
volume pekerjaan. Jam kerja dalam satu (1) hari adalah sepuluh (10) jam kerja
ditambah istirahat satu jam kerja yang dimulai dari pukul 07.00-18.00 wita.
Pekerjaan yang menghabiskan waktu 10 jam atau satu hari sama dengan 1 OH.
Untuk mengubah satuan volume pekerjaan menjadi satuan perhitungan perjam
berdasarkan data yang diperoleh, maka secara sistematis dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Total = VP x OH pervolume
Jumlah jam kerja yang digunakan = Total OH x 10 Jam
Keterangan :
Total OH = Total orang kerja (10 jam)
VP = Volume Pekerjaan
OH per volume = orang kerja pervolume pekerjaan
Penyelesaian :
Mencari total OH per kegiatan : OH = 237,5 x 0.1
= 23,75 hari kerja
Jumlah jam kerja yang digunakan = 10 jam x 23,75 hari kerja
= 237,5
2) Untuk mengetahui tarif upah perjam secara sistematis dapat dijelaskan sebagai
berikut: tarif upah perjam : 10 jam
Tarif upah per jam (standar) = Rp. 50.000 : 10 jam
= Rp. 5.000
3) Setelah mendapatkan jam kerja sesungguhnya dengan cara yang telah
diuraikan di atas, maka dicari selisih tarif upah langsungnya. Untuk
menghitung selisih tarif upah langsung secara sistematis dapat dijelaskan
sebagai berikut:
STU = (TUSt - TUS) x JKS
Keterangan :
STU = Standar tarif upah
TUSt = Tarif upah standar
TUS = Tarif upah sesungguhnya
JKS = Jam kerja sesungguhnya
Sehingga penyelesaiannya sebagai berikut:
STU = (5.000 4.750) X 237,5
= 59.375
383
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015: 375-387
Pembahasan
Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas dengan menganalisis selisih biaya
yang terjadi pada proyek rehab Ruang Perpustakaan dan Rehab Ruang Kepala
Dinas tahun 2013. Yaitu antara anggaran yang dianggarkan dengan anggaran
yang direalisasikan, maka diketahui bahwa dalam proyek tersebut terdapat selisih
yang menguntungkan dimana biaya yang dianggarkan lebih besar dari realisasi
biaya yang dikeluarkan. Dalam proyek ini terdapat selisih biaya yang
menguntungkan sebesar Rp. 3.052.256.50. selisih ini berasal dari selisih harga
bahan bangunan sebesar Rp. 2.043.834.50, selisih upah tenaga kerja langsung
sebesar Rp. 1.028.422. untuk menguraikan secara rinci dari adanya selisih
menguntungkan tersebut maka, perlu dirinci, sebagai berikut:
1. Menganalisis selisih yang terjadi pada bahan bangunan terdiri dari:
a. Selisih harga bahan bangunan, dalam menghitung harga bahan bangunan
terdapat selisih yang menguntungkan pada beberapa jenis pekerjaan yang ada
dalam tabel 4.3. bahwa dalam rehab tersebut pekerjaan plafon terdapat selisih
menguntungkan sebesar Rp. 327.260,00 hanya dalam sub pekerjaan gypsum
terjadi peningkatan harga dari Rp. 65.000.00 menjadi Rp. 68.500.00,
sedangkan sub pekerjaan lainnya harga bahan mengalami penurunan. Pada
pekerjaan dinding partisi diperoleh selisih yang menguntungkan sebesar Rp.
82.134.00 semua bahan terjadi penurunan. Pada pekerjaan pintu dan
penggantung juga terdapat selisih yang menguntungkan senilaiRp. 267.054.00.
pada pekerjaan listrik terdapat selisih menguntungkan senilai Rp.1.235.500
namun dalam beberapa sub pekerjaan ada bahan yang mengalami kenaikan
seperti lampu 23 watt dari harga Rp. 45.000.00 menjadi Rp. 50.000.00, dan
sub pekerjaan fitting dari Rp. 40.000.00 menjadi Rp. 60.000.00. sedangkan
384
Analisis Anggaran & Realisasi Biaya Proyek Pembangunan Kantor Dinas (Nitha)
pada pekerjaan sanitasi air juga terdapat selisih menguntuungkan senilai Rp.
131.886.50.
b. Selisih Kuantitas bahan bangunan, dalam proyek rehab tersebut berdasarkan
tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat selisih yang
menguntungkan ataupun selisih yang merugikan. Karena perusahaan CV.
Banyu Bening Samarinda sudah memiliki pengalaman dalam hal
memperkirakan kuantitas bahan bangunan berdasarkan pengalaman dari
beberapa proyek yang dikerjakan sebelumnya.
2. Menganalisis selisih yang terjadi pada biaya tenaga kerja:
a. Selisih tarif langsung dalam perhitungan selisih efisiensi upah langsung
terdapat selisih yang menguntungkan pada jenis pekerjaan pendahuluan
sebesar Rp. 59.375.00. pada pekerjaan plafond efisiensi upah terdapat selisih
menguntungkan sebesar Rp. 668.200.00. pada pekerjaan dinding partisi selisih
menguntungkan senilai Rp. 74.829.50. Pada pekerjaan pintu dan penggantung
efisiensi upah terdapat selisih menguntungkan sebesar Rp. 1.755.00 Pada
pekerjaan listrik efisiensi upah terdapat selisih menguntungkan sebesar
Rp.5.000.00, pada pekerjaan sanitasi air diperoleh selisih menguntungkan
sebesar Rp. 4.857,50. Dana pada pekerjaan cat-catan juga efisiensi upah
terdapat selisih menguntungkan sebesar Rp. 6.867.50. Sehingga jumlah total
selisih menguntungkan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 820.884.50.
b. Selisih efisiensi langsung dalam proyek rehab Ruang Perpustakaan dan Rehab
Ruang Kepala Dinas tahun 2013 tidak terjadi selisih yang menguntungkan
ataupun merugikan, karena perusahaan menetapkan pembayaran tenaga kerja
dengan menggunakan metode upah harian yaitu pembayaran upah dihitung
perhari dan batas waktu pengerjaannya sesuai yang ditetapkan disurat kontrak.
c. Menganalisis selisih yang terjadi pada biaya overhead pabrik. Berdasarkan
uraian tabel 4.7 tersebut di atas, maka dapat disimpulkan terdapat selisih yang
merugikan pada pekerjaan administrasi, dokumentasi sebesar Rp. 30.000.00
hal ini disebabkan karena terjadinya kesalahan dalam memperkirakan biaya
tersebut dalam anggaran biaya
Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka hipotesis diterima, karena selisih
yang terjadi adalah selisih yang menguntungkan sebesar Rp. 2.834.719. selisih
ini berasal dari selisih harga bahan bangunan sebesar Rp. 2.043.834.50, selisih
upah tenaga kerja langsung sebesar Rp. 820.884,50. serta selisish biaya overhead
pabrik sebesar Rp. (30.000.000).
Penutup
Berdasarkan hasil analisis terdapat selisih menguntungkan dalam proyek rehab
Ruang Perpustakaan dan Rehab Ruang Kepala Dinas, sehingga hipotesis
diterima.Bahwa antara anggaran dan realisasi terdapat selisih menguntungkan
sebesar Rp. 2.834.719. selisih ini berasal dari selisih harga bahan bangunan,
selisih upah tenaga kerja langsung dan selisish biaya overhead pabrik. Hasil
analisis perusahaan berhasil mengendalikan biaya. Dan biaya tersebut lebih
385
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015: 375-387
Daftar Pustaka
Ahmad, Komaruddin. 2009. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Bogor: Ghalia.
Indonesia.
Dwi Prastowo dan Rifka Julianty, 2003. Analisis Laporan Keuangan, edisi 8 buku
1. Salemba Empat. Jakarta.
Gaspersz, Vincent, 2003, Ekonomi Manajerial:Pembuatan Keputusan Bisnis,
Edisi Revisi dan Perluasaan, Diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri, 2003, Anggaran Perusahaan,Edisi
Ketiga, Cetakan Kesebelas, BPFE Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Kamaruddin Akmad, 2000, Akutansi Manajemen: Dasar-Dasar Konsep Biaya &
Pengambilan Keputusan, Edisi I, Cetakan Ketiga, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Iman Soeharto, 2002, Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional,
Cetakan Keempat, Erlangga, Jakarta.
Istimawan Dipohusodo, 2003, Manajemen Proyek dan Konstruksi, Jilid Satu,
Cetakan Kedua, Kanisius, Yogyakarta.
Mahendra Sultan Syah, 2004, Manajemen Proyek, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Matsz, Adolph, Milton F. Usry dan Lawrence H. Hamer, 2002, Akutansi Biaya:
Perencanaan dan Pengendaliaan, Diterjemahkan oleh Alfonsus
Sirait dan Herman Wibowo, Jilid Pertama, Edisi Kesepuluh, Cetakan
Kelima, Erlangga, Jakarta.
Mulyadi, 2005, Akutansi Biaya, Edisi Kelima, Cetakan Ketujuh, UPP AMP
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Nafarin, M. 2007.Penganggaran Perusahaan.Jakarta: Salemba Empat.
386
Analisis Anggaran & Realisasi Biaya Proyek Pembangunan Kantor Dinas (Nitha)
387