You are on page 1of 1

TINGGAL TENANG

(Yesaya 30:15)

Martin dan istrinya panik. Tiba-tiba saja putra sulung mereka yang masih kuliah mengaku telah
menghamili kekasihnya. Dalam kepanikan, Martin memutuskan untuk menikahkan putranya
secepat mungkin, walau kondisi keuangannya tidak mencukupi. Dipinjamnya sejumlah uang
dari seorang rentenir. Setelah pesta pernikahan usai, masalahnya belum selesai. Kini Martin
terbelit utang dengan bunga tinggi. Penagih utang terus mendatanginya. Rumah tangga
putranya pun dilanda aneka persoalan karena kurang persiapan.

Dalam kepanikan orang cenderung berpikir praktis, tidak berpikir panjang. Tak heran keputusan
yang dibuat saat panik, umumnya membuat situasi bertambah runyam. Ketika umat Israel
menghadapi perang, mereka juga panik. Perhitungan di atas kertas menunjukkan bahwa
kekuatan musuh jauh lebih besar. Karena takut kalah, mereka segera meminta bantuan kepada
tentara Mesir yang terkenal tangguh. Faktor Tuhan lupa dimasukkan dalam perhitungan.
Padahal ini faktor penentu kemenangan! Kepanikan telah menggiring umat mencari solusi
cepat dan praktis. Akhirnya, mereka memilih "naik kuda dan lari cepat," ketimbang mendengar
nasihat Tuhan untuk bertobat dan tinggal tenang! Hasilnya? Usaha mereka itu sia-sia. Malah
menambah masalah.

Kepanikan biasanya muncul saat kita menghadapi situasi sulit dan terjepit. Hadirnya tak dapat
ditolak, namun dapat diredakan. Tenangkan diri di hadapan Tuhan. Diam. Lalu minta Tuhan
untuk memegang kendali dan menunjukkan jalan. Jangan terburu-buru mengambil keputusan,
sebelum yakin itu jalan Tuhan -- JTI

Beriman berarti menolak dikuasai oleh kepanikan


lalu membiarkan diri dikuasai oleh Tuhan

You might also like