Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pembangunan nasional bidang kesehatan yang dilaksanakan di era desentralisasi dewasa
ini, pada hakikatnya merupakan penyelenggarakan upaya kesehatan untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal, dengan upaya peningkatan kemampuan hidup sehat secara mandiri,
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan yang akan dicapai adalah meningkatnya
kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum dari Tujuan Nasional.
Pencapaian tujuan milenium di Indonesia terancam tingginya angka kematian ibu.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian ibu (AKI) per
100.000 kelahiran hidup menurun secara bertahap, dari 390 (1991) menjadi 334 (1997), 307
(2003), dan 228 (2007). Tahun 2012 untuk pertama kalinya AKI melonjak yaitu 359 per
100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi (AKB) yaitu 32 per 1000 kelahiran hidup.
( depkes.go.id)
Indonesia merupakan Negara yang mana tingkat kesehatan masih kurang terutama
kesehatan serta kesejahteraan ibu hamil dan bersalin hal ini dapat di lihat dari AKI menunjukan
307/100.000 kelahiran hidup.Upaya pemerintah adalah dengan strategi operasional untuk
mempercepat penurunan AKI dari 450/100.000.
Kelahiran hidup menjadi 225/100.000 kelahiran hidup hal ini ditindak lanjuti sampai
pada pelayanan kesehatan yang paling dasar yaitu polindes.
Polindes sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan kepanjangan tangan
dari puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama menurukan angka
kelahiran,kematian dan kesakitan baik ibu,bayi,balita dan masyarakat luas.Polindes juga
diharapkan secara maksimal daalam upaya pencapaian tujuan-tujuan demi kesehatan bersama.
Penanganan kasus kematian ibu dan bayi memang tidak sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dari jajaran kesehatan saja, karena banyak faktor yang berperan dalam terjadinya
kematian ibu dan bayi, seperti tingkat ekonomi dan pendidikan ibu yang masih rendah, sarana
transportasi yang buruk dan lain sebagainya,penanganannya juga harus melibatkan lintas sektor.
Karena dengan adanya peran serta masyarakat deteksi dini terhadap kegawatdaruratan atau
kasus tentang permasalahan kesehatan lebih cepat diketahui.
Oleh karena itu, perlu pendekatan kepada lintas sektor seperti program pelayanan
kesehatan di puskesmas dan dipustu-pustu. Sebagai Bidan PTT di puskesmas berupaya
menjalankan pelayanan kesehatan terutama kesehatan ibu dan anak, sesuai tupoksi bidan.
Diharapkan masalah-masalah kesehatan terutama masalah kesehatan ibu dan anak
teratasi,sehingga target MDGs 2015 bisa tercapai.
1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melaporkan hasil kegiatan pelayanan kesehatan, terutama pelayanan ibu dan anak
yang tertuang dalam Laporan Kinerja Bidan PTT di Puskesmas Cukir Desa Bandung
Kecamatan Diwek Jombang per Januari-Desember 2014.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pelayanan dan pencapaian program pelayanan kesehatan yang sesuai
tupoksi bidan, berdasarkan Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) yang berlaku.
b. Mengetahui keberhasilan dan hambatan-hambatan pada program kerja bidan PTT di
Puskesmas Cukir Desa Bandung Kec. Diwek, serta dapat ditemukan solusi
pemecahan masalahnya.
c. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan, terutama kesehatan bayi, balita,
apras, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui,PUS, dan WUS.
d. Meningkatkan upaya pembinaan kesehatan balita dan apras secara mandiri didalam
lingkungan keluarga.
e. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga, dan masyarakat
untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan, terutama masalah kesehatan
ibu,balita,apras melalui peningkatan peran ibu dan keluarga.
1.4 Manfaat
1. Bagi Puskesmas
Sebagai acuan untuk mengevaluasi hasil pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Cukir,
sehingga dapat dilakukan penilaian dan pemecahan masalah yang tepat, untuk peningkatan
pelayanan di tahun berikutnya.
2. Bagi Masyarakat
Peningkatan peran masyarakat dalam mengatasi dan mendeteksi secara mandiri adanya kasus
resiko tinggi yang ditemukan di masyarakat, terutama masalah ibu dan anak. Sehingga secara
cepat dan tepat ditangani oleh petugas kesehatan.
3. Bagi Bidan PTT
Sebagai bahan evaluasi kerja bidan dan pencapaian tugas laporan kinerja bidan PTT selama
bertugas diwilayah
2
BAB 2
PROFIL TEMPAT PENUGASAN
Data Demografis
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Cukir Desa Bandung Kecamatan
Diwek Jombang
menurut klasifikasi umur, meliputi :
a. Usia 0-12 bulan : 218 orang
b. Usia 1-5 tahun : 764 orang
c. Usia 6-<10 tahun : 1090 orang
d. Usia 10-<25 tahun : 2362 orang
e. Usia 25-<60 tahun : 5256 orang
f. Usia >60 tahun : 677 orang
Kelembagaan Masyarakat
Kelembagaan Masyarakat yang terdapat di wilayah kerja Desa Bandung meliputi :
RW : 10 RW
Jumlah Pengurus RW : 10 Orang
RT : 56 RT
Jumlah Pengurus RT : 56 Orang
Tim Penggerak PKK : 1 Orang
Kader PKK : 50 Orang
Kader Motivator : 10 Orang
3
1.2.1 SASARAN
Sasaran pelayanan kesehatan di Pustu Bandung meliputi :
a. Jumlah Ibu Hamil :50
b. Jumlah Ibu Nifas Dan Ibu Meneteki : 45
c. Jumlah PUS : 400
d. Jumlah WUS : 460
e. Jumlah Bayi : 44
f. Jumlah Anak Balita : 116
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk di wilayah kerja DesaTanggung Kramat menurut Jenis Kelamin
dibawah ini :
Jumlah penduduk : 10367 jiwa
Laki-laki : 5334 jiwa
Perempuan : 5033 jiwa
Kepala Keluarga : 2919
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
a. Usia 10 tahun keatas yang buta huruf : 0
b. Tidak tamat SD : 645
c. SD : 2.203
d. SMP / Sederajat : 3.457
e. SMA / Sederajat : 4.363
f. Akademi/ PerguruanTinggi : 2.748
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
a. Petani : 1261
b. BuruhTani : 1619
c. Pekerja di sektor jasa / perdagangan : 2130
d. Pegawai Negeri : 1199
e. Tukang Kayu/Batu : 813
f. Angkutan : 525
g. ABRI : 621
h. Pensiunan : 555
i. Lain-lain : 1644
4
1.2.2 SARANA DAN PRASARANA
Sarana tempat-tempat umum yang terdapat di wilayah kerja DesaTanggung Kramat :
Sarana Pendidikan
a. TK / Play Group :7/2
b. SDN / MI : 2 /5
c. SMPN / SMP Swasta : -/
d. SMAN / MA : -/-
5
BAB 3
HASIL KEGIATAN SELAMA PENUGASAN
3.1 PERENCANAAN
Data terlampir.
3.2 PENGORGANISASIAN
Data terlampir.
6
Rabu I : - Kleco
Rabu II : - Tanggungan
Kamis II : - Kramat
b. SKRENING
Dilaksanakan setiap 1 tahun sekali di semua sekolah sewilayah Puskesmas
Bawangan Desa Tanggung Kramat Kecamatan Ploso Jombang
c. DDTK.
Kegiatan atau pemeriksaan yang bertujuan untuk menemukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan apras. DDTK dilakukan di
TK dan Posyandu setiap bulan sekali. DDTK yang dilaksanakan di Puskesmas pada
hari Selasa dan Jumat.
d. MTBS
MTBS dilaksanakan di Puskesmas dan polindes pada setiap pasien balita
yang berobat (2 bulan sampai 5 tahun). Yang dilaksanakan selain di KIA juga di BP
oleh perawat atau dokter yang menangani.
e. MTBM
MTBM dilaksanakan pada saat kunjungan rumah (KN) dan setiap pasien
bayi yang datang berobat (0 sampai 2 bulan) yang dilakukan di polindes.
f. IMUNISASI
Imunisasi yang dilakukan di posyandu adalah imunisasi dasar bagi bayi.
g. PEMBERIAN VITAMIN A
Pemberian vitamin A rutin dilakukan pada bulan Februari dan Agustus.
7
a. Posko
Dilakukan setiap hari besar dan setiap ada kegiatan yang membutuhkan
tenaga P3K.
b. Program imunisasi Pentavalen dan Campak
Program Imunisasi Pentavalen dan Campak pada balita usia 18bln-36bln yang
dilakukan mulai bulan oktober 2014 sampai waktu yang belum ditentukan serta
program imunisasi campak yang diberikan pada balita usia 24bln-36bln.
c. Program ORI
3.3.5 Pemberdayaan Masyarakat
a. BKB
Kegiatan yang khusus mengelola tentang pembinaan tumbuh kembang anak
melalui pola asuh yang benar. Berdasarkan kelompok umur yang dilaksanakan oleh
sejumlah kader dan berada ditingkat RW.
b. Posyandu Lansia
Wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut yang dilakukan dari, oleh dan untuk
kaum usia lanjut yang menitikberatkan pada pelayanan promotif dan preventif tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Posyandu lansia di wilayah Desa
Tanggung Kramat pada hari Rabu pertama dan Rabu ketiga.
8
NO JENIS PROGRAM TARGET PENCAPAIAN KESENJANGAN
3.1.1 KIA-KB
-K 4 45 95 38 84,4 -10,6
3.1.2 KB
-Cakupan KB baru 51
3.1.3 IMUNISASI
9
-POLIO 1 42 95 41 97,6 +2,6
3.1.4 G I Z I
- GIZI BURUK 3
- GIZI KURANG 11
- FE 3 45 95 34 75,6 -19,4
3.1.5 P 2 M
- KUSTA 2 100 0 0 0 0
- Demam Berdarah 4
- Bebas Jentik 95 95
10
- Malaria 0
3.1.6 PROKESMAS
3.1.7 KESLING
11
3.5 ANALISA PERMASALAHAN
1. Pencapaian cakupan APRAS paripurna baru mencapai 33,8% dari target 90%
terdapat kesenjangan -56,2
2. Pencapaian cakupan balita paripurna baru mencapai 65,8% dari target 90%
terdapat kesenjangan -24,2%
3. Pencapaian kunjungan bayi paripurna baru mencapai 76,3% dari target 90%
terdapat kesenjangan -13,7%
1. Pencapaian N/D baru mencapai 47,5% dari target 70% terdapat kesenjangan
-22,5%
2. Pencapaian N/S baru mencapai 38,9% dari target 60% terdapat kesenjangan
-21,1%
12
2) Faktor Metode
3)Faktor Marketing:
1. Faktor Man:
- Rendahnya tingkat kesadaran ibu bayi dan balita.
- Kurang Pendekatan dengan lintas sektoral.
2) Faktor Metode:
3)Faktor Marketing:
1) Faktor Man:
- Rendahnya tingkat kesadaran ibu bayi dan balita.
- Kurang Pendekatan dengan lintas sektoral.
2) Faktor Metode:
3)Faktor Marketing:
13
-Informasi kurang merata
BAB 4
14
4.1 PELAYANAN KIA
Berdasarkan hasil pencapaian kegiatan KIA tahun 2014 maka yang menjadi
hambatan adalah
4.1.1 Masalah
1. Pencapaian cakupan APRAS paripurna baru mencapai 33,8% dari target 90%
2. Pencapaian cakupan balita paripurna baru mencapai 65,8% dari target 90%
3. Pencapaian kunjungan bayi paripurna baru mencapai 76,3% dadi target 90%
1) Target sasaran yang ditentukan terlalu tinggi tidak sesuai dengan jumlah riil
2) Kurang Pendekatan dengan TOMA,TOGA dan kader
5) Memberikan penyuluhan terhadap orang tua bayi dan balita akan pentingnya
pemantauan DDTK di posyandu
6) Kunjungan ke TK di efektifkan
4.2.1 Masalah
15
1) Pencapaian campak baru mencapai 52,4 % dari target 95%
4.3.1 Masalah
16
1) Memberikan penyuluhan / KIE tentang Gizi melalui posyandu dan klas ibu
hamil
2) Melakukan pendekatan dengan lintas sector untuk ikut menggerakkan kegiatan
posyandu
3) Melakukan lomba balita antara posyandu sehingga para ibu rutin untuk ke
posyandu.
BAB 5
17
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari laporan yang kami susun diatas bisa diketahui bahwa bidan di desa merupakan
ujung tombak pelayanan kesehatan pada masyarakat dimana semua program Puskesmas dapat
dilaksanakan untuk meningkatkan status kesehatan desa tersebut.
Sebagian besar program KIA di Puskesmas Bawangan sudah memenuhi target, tetapi
masih memerlukan penanganan dan tindak lanjut supaya lebih baik lagi kedepannya dengan :
a. Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan ibu hamil.
b. Melakukan penyuluhan tentang macammacam metode kontrasepsi, keuntungan dan
kerugian
c. Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi pada bayi dan balita
d. Pelacakan ibu hamil resiko tinggi, neonatal resiko tinggisangat diperlukan untuk mencegah
meningkatnya angka kematian ibu dan bayi.
Untuk mencapai Indonesia sehat 2015 harus berawal dari desa yang sehat di seluruh
wilayah Indonesia. Maka dari itu kita harus menciptakan desa sehat dengan cara meningkatkan
pelayanan kesehatan, melaksanakan program-program puskesmas dan bekerjasama dengan lintas
sektoral.
5.2 Saran
a. Peran aktif kader motivator dan tokoh masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung
tercapainya derajat kesehatan yang maksimal.
b. Perlu adanya kerja sama dari semua pihak baik itu dari tenaga kesehatan ataupun dari lintas
sektor agar tercapai millenium development goals (MDGS).
18