You are on page 1of 1

Berkembangnya resistensi pengobatan malaria baik di luar negeri dan di dalam negeri, menjadikan

penanganan malaria menjadi sulit karena potensi malaria berat yang dapat mengakibatkan kematian
maupun meluasnya/ meningkatnya kasus kasus malaria. Laporan resistensi pengobatan malaria
terhadap obat lama (klorokuin, sulfadoksin pirimetamin dan kina) dalam 10 tahun terakhir
memang mengkhawatirkan. Keadaan ini menyebabkan WHO memutuskan untuk mengubah strategi
pengobatan malaria yakni dengan penggunaan ACT (arthemisin combination treatment) dengan
harapan bahwa penggunaan obat kombinasi semakin kuat untuk mengatasi dan mencegah
timbulnya resistensi.

Artemisinin merupakan obat anti malaria kelompok seskuiterpen lakton yang bersifat
skizontisida darah untuk P falciparum dan P. vivax. Obat ini berkembang dari obat tradisional
Cina untuk penderita demam yang dibuat dari ekstrak tumbuhanArtemesia annua L (qinghao).
Derivat artemisinin memiliki efek skizontosida yang paling cepat dibandingkan obat anti malaria
lain. Obat golongan ini memiliki waktu paruh sangat pendek (4-12 jam) sehingga penggunaan
obat jenis ini sebagai obat anti malaria harus di-kombinasikan dengan obat jenis lain yang
memiliki waktu paruh yang lebih lama, yaitu dengan amodiakuin yang memiliki waktu paruh 18
hari.

WHO (2006) memberikan rekomendasi untuk


penggunaan derivat artemisinin (ART) sbb :
1. Untuk pengobatan malaria berat
2. Untuk pengobatan malaria ringan/tanpa
komplikasi
3. Untuk meningkatkan efikasi dan menghambat
resistensi terhadap derivat artemisinin harus dipakai kombinasi dengan obat malaria lain.

Perkecualian bila tidak bisa memakai obat lain/


kombinasi, artemisinin diberikan dalam waktu
7 hari.
ACT merupakan kombinasi pengobatan yang
unik, karena artemisinin memiliki kemampuan :
1. Menurunkan biomass parasite dengan cepat
2. Menghilangkan simptom dengan cepat
3. Efektif terhadap parasit resisten multi-drug,
semua bentuk/ stadium parasit dari bentuk
muda sampai tua yang berkuestrasi pada
pembuluh kapiler.
4. Menurunkan pembawa gamet, menghambat
transmisi
5. Belum ada resistensi terhadap artemisinin
6. Efek samping minimal

You might also like