Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Kata kunci: metode CBIA, pengobatan sendiri, over the counter (OTC).
ABSTRACT
Increased availability and access to over the counter (OTC) and pharmacist-only drugs
has resulted in the higher tendencies of people indulging in self-medication. However,
irrational behaviour of self- medication may lead to both increasing incidence of adverse
events and soaring cost of medication. Therefore, knowledge regarding the appropriate
75
PHARMACY, Vol.11 No. 01 Juli 2014 ISSN 1693-3591
use of medicines, particulary those used for self-medication is essesential. CBIA (Cara
Belajar Ibu Aktif) is an active learning method aimed to improve mothers knowledge
and skills in using mainly over the counter drugs for self medication. CBIA module was
designed by Department of Clinical Pharmacology, Gadjah Mada University, Yogyakarta,
in 1993 and eventually adopted by Indonesian Ministry of Health in 2008 is to be used as
national reference. CBIA applies problem-based and self-learning process which actively
involves the participants to observe, record and evaluate drug-related informations
provided mainly on the pharmaceuticals packages. This research aimed at evaluation of
effectiveness of CBIA in improving mothers knowledge, behaviour and attitude toward
self-medication in compare to seminar, a more convensional method in delivering
information. The research was conducted in three districts in Central Java involving 776
people. In each district, 194 women were recruited as participants and equally divided
into 2 groups. First group recievied information according to CBIA module while in the
second group, the information was delivered through seminar method. Before and after
treatment, a set of questions were asked to all of the participants to measure their
knowledge and attitude toward self-medication. The resultant data obtained were
quantified and analised statistically using T-test. The result showed that there was a
significant raise in knowledge and attitude of participants in both groups (p<0.001),
however, the increase was significantly greater in CBIA group (p<0.05). Therefore, this
study suggests that CBIA module is an effective method to equip mothers to critically
asses drug-related information essential for self-medication.
Key words: CBIA (cara belajar ibu aktif), self-medication, over the counter (OTC).
76
PHARMACY, Vol.11 No. 01 Juli 2014 ISSN 1693-3591
77
PHARMACY, Vol.11 No. 01 Juli 2014 ISSN 1693-3591
bagian utara, tidak buta huruf, bisa Nilai Z, Z dan X1X2, ditetapkan
menulis, dan bukan tenaga medis. peneliti, dan nilai S berasal dari
2. Kriteria eksklusi: responden yang penelitian sebelumnya yang dilakukan
mengikuti pretest tetapi tidak oleh Neafsey et al. (2011).
mengikuti acara pelatihan maupun
responden yang tidak bersedia
mengisi kuesioner pretest atau
posttest. dibulatkan menjadi 97.
Cara Penelitian
Jadi sampel minimum yang diambil
Pengambilan sampel dilakukan
adalah sebanyak 97 responden.
secara random sampling dari 3
Setelah penentuan sampel
kabupaten yaitu Kabupaten Banyumas,
kemudian dibuat petunjuk kegiatan,
Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten
lembar kerja, dan kuesioner.
Purbalingga. Kabupaten Banyumas
Kuesioner digunakan untuk
dibagi menjadi Banyumas bagian utara
mengetahui perbedaan tingkat
dan selatan, Kabupaten Banjarnegara
pemahaman mengenai pengobatan
diambil bagian barat dan selatan, dan
sendiri sebelum (pretest) dan sesudah
Kabupaten Purbalingga diambil bagian
(post-test) diberi perlakuan edukasi
utara.
dengan metode CBIA dan ceramah.
1. Pengambilan Sampel
78
PHARMACY, Vol.11 No. 01 Juli 2014 ISSN 1693-3591
Untuk kelompok perlakuan dengan CBIA yaitu berusia antara 31-40 tahun
metode CBIA dibagi menjadi (38,8%), mempunyai 1 sampai 3 anak
beberapa kelompok kecil yang terdiri (89,8%), berpendidikan SD/sederajat
dari 4-5 orang. Kemudian ibu-ibu (33,7%), tidak bekerja/ibu rumah tangga
diberi lembar kerja dan satu set obat- (71,4%), pekerjaan suami responden
obatan. Ibu-ibu harus mengamati adalah wiraswasta (42,9%),
informasi yang tertera dalam etiket berpenghasilan kurang dari Rp500.000
obat mengenai zat aktif, dosis dan (28,6%), pengeluaran Rp1.000.000 -
cara pemberian, efek samping, Rp2.500.000 (35,7%), dan biaya
indikasi dan kontra indikasi obat, serta pengobatan setiap bulan kurang dari
informasi lain yang terdapat dalam Rp250.000 (89,8%). Mayoritas
kemasan. Hasil diskusi kelompok responden ceramah yaitu berusia 41-50
didiskusikan bersama (Depkes RI, (41,8%), mempunyai 1 sampai 3 anak
2008). Sedangkan untuk metode (79,6%), berpendidikan SMA/sederajat
ceramah ibu-ibu hanya diberi (35,7%), tidak bekerja/ibu rumah tangga
informasi dari penceramah mengenai (71,4%), pekerjaan suami responden
pengobatan sendiri. adalah wiraswasta (36,7%), penghasilan
2. Analisis Data kurang dari Rp500.000 (24,5%),
Data dianalisis secara bivariat pengeluaran Rp500.000 - Rp1.000.000
dengan menggunakan uji statistik (39,8%), dan biaya pengobatan setiap
yaitu uji t-test yakni membandingkan bulan kurang dari Rp250.000 (83,7%).
data sebelum dan sesudah diberikan Kabupaten Banyumas bagian
edukasi dengan metode CBIA dan selatan memiliki responden kelompok
ceramah tentang pengobatan sendiri, CBIA paling banyak berusia 31 40
dan diperoleh mean perbedaan tahun sebanyak 36 orang (37,1%) dan
pretest dan postest. Taraf signifikan kelompok ceramah paling banyak
95% ( = 0,05) (Riduwan, 2009). berusia 41 50 tahun sebanyak 30 orang
(30,9). Karakteristik jumlah anak
Hasil dan Pembahasan responden kelompok CBIA dan ceramah
Karakteristik Responden sebagian besar mempunyai 1-3 anak
Kabupaten Banyumas bagian yaitu 55 orang (56,7%) dan 74 orang
utara memiliki mayoritas responden (76,3%). Untuk karakteristik pendidikan
79
PHARMACY, Vol.11 No. 01 Juli 2014 ISSN 1693-3591
pada kelompok CBIA dan ceramah besar mempunyai 1-3 anak yaitu 56
responden yang paling banyak orang (57,7%) dan 44 orang (45,4%).
berpendidikan hanya sampai SMP dan Untuk karakteristik pendidikan pada
SD yaitu 44 orang (45,4) dan 43 orang kelompok CBIA dan ceramah responden
(44,3%). Karakteristik pekerjaan yang paling banyak berpendidikan
responden kelompok CBIA dan ceramah hanya sampai SD yaitu 43 orang (44,3%),
sebagian besar adalah ibu rumah tangga dan 40 orang (41,2%). Sedangkan
yaitu 74 orang (76,3%), dan 78 orang karakteristik pekerjaan responden
(80,4%). Karakteristik pekerjaan suami kelompok CBIA dan ceramah sebagian
responden kelompok CBIA dan ceramah besar adalah ibu rumah tangga yaitu 75
sebagian besar adalah buruh, petani, orang (77,3%), dan 37 orang (37,1%).
dan pedagang yaitu 38 orang (39,2%), Karakteristik pekerjaan suami responden
dan 46 orang (47,4%). Pada karakteristik kelompok CBIA dan ceramah sebagian
tingkat penghasilan responden besar adalah swasta yaitu 41 orang
kelompok CBIA dan ceramah sebagian (42,3%), dan 27 orang (27,8%). Pada
besar adalah Rp0 Rp500.000 yaitu 76 karakteristik tingkat penghasilan
orang (78,4%), dan 79 orang (81,4%). responden kelompok CBIA dan ceramah
Karakteristik pengeluaran responden sebagian besar adalah Rp0 Rp500.000
kelompok CBIA dan ceramah sebagian yaitu 65 orang (67,0%), dan 40 orang
besar adalah < Rp250.000 Rp500.000 (41,2%). Karakteristik pengeluaran
yaitu 49 orang (50,5%) dan 42 orang responden kelompok CBIA dan ceramah
(43,3%). Karakteristik biaya pengobatan sebagian besar adalah Rp250.000
responden kelompok CBIA dan ceramah Rp500.000 yaitu 50 orang (51,5%) dan 51
sebagian besar adalah < Rp250.000 yaitu orang (52,6%). Dengan pengeluaran >
87 orang (89,7%) dan 79 orang (81,4%). Rp2.000.000 untuk metode CBIA tidak
Kabupaten Banjarnegara umur ada, sedangkan pengeluaran terkecil
responden kelompok CBIA dan ceramah pada metode ceramah yaitu >
paling banyak berusia 41-50 tahun Rp2.000.000 (3,1 %). Karakteristik biaya
masing-masing sebanyak 37 orang pengobatan responden kelompok CBIA
(38,1%) dan 41 orang (42,3%). dan ceramah sebagian besar adalah
Karakteristik jumlah anak responden <Rp500.000 yaitu 88 orang (90,7%) dan
kelompok CBIA dan ceramah sebagian 69 orang (71,1%).
80
PHARMACY, Vol.11 No. 01 Juli 2014 ISSN 1693-3591
81
PHARMACY, Vol.11 No. 01 Juli 2014 ISSN 1693-3591
82
PHARMACY, Vol.11 No. 01 Juli 2014 ISSN 1693-3591
Tabel 3 diperoleh nilai signifikansi (p) obat dalam pengobatan sendiri dan
83
PHARMACY, Vol.11 No. 01 Juli 2014 ISSN 1693-3591
Tabel 3. Efektifitas antara metode CBIA dan metode ceramah terhadap peningkatan
perilaku dan pengetahuan pengobatan sendiri
84
PHARMACY, Vol.10 No. 01 Juli 2013 ISSN 1693-3591
pengobatan sendiri, dianjurkan bagi Neafsey, P.J., M'lan, C.E., Ge, M., Walsh,
S.J., Lin, C.A., Anderson, E., 2011.
para petugas kesehatan untuk
Reducing adverse self-
mengadakan kegiatan medication behaviors in older
adults with hypertension: results
penyuluhan/edukasi tentang
of an e-health clinical efficacy
pengobatan sendiri dengan trial, Ageing Int., 36(2):159-191.
menggunakan metode CBIA.
Riduwan, 2009. Metode dan teknik
2. Bagi para peneliti yang tertarik untuk menyusun tesis. Bandung:
Alfabeta.
melakukan penelitian sejenis
diharapkan dapat melanjutkan Supardi, S., Sampurno, O.D.,
Notosiswoyo, M., 1998.
penelitian ini dengan menggunakan
Pengaruh penyuluhan obat
berbagai metode penyuluhan yang terhadap peningkatan perilaku
pengobatan sendiri yang sesuai
lain sehingga diperoleh metode apa
dengan aturan. Jakarta: Badan
yang paling efektif dalam Litbangkes.
meningkatkan pengetahuan dan
Supardi, S., Aais, S., Sukasediati, N. 1999.
perilaku tentang pengobatan sendiri. Pola penggunaan obat dan obat
tradisional dalam upaya
pengobatan sendiri di pedesaan,
Daftar Pustaka Cermin Dunia Kedokteran,
125:5-8.
Dahlan, M.S., 2005. Besar sampel dalam
penelitian kedokteran dan
Suryawati, S., 2003. CBIA: improving the
kesehatan. Jakarta: Arkans.
quality of self-medication
through mothers active learning,
Depkes RI, 2002. Modul dasar
Essential Drugs Monitor, 032:22-
penyuluhan kesehatan
23.
masyarakat Indonesia. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Kristina, S.A., Prabandari, Y.S.,
Sudjaswadi, R., 2008. Perilaku
Depkes RI, 2008. Modul I, materi
pengobatan sendiri yang rasional
pelatihan peningkatan
pada masyarakat Kecamatan
pengetahuan dan ketrampilan
Depok dan Cangkringan
memilih obat bagi tenaga
Kabupaten Sleman, Majalah
kesehatan. Jakarta: Departemen
Farmasi Indonesia, 19(1):32-40.
Kesehatan RI.
85