You are on page 1of 8

Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan(Mawazin; Hendi S.

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DIAMETER


Shorea parvifolia Dyer.
(Effect of Plant Spacing on the Diameter Growth of Shorea parvifolia Dyer.)*)
Oleh/By :
Mawazin dan/and Hendi Suhaendi
Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam
Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 165; Telp. 0251-8633234, 7520067; Fax 0251-8638111 Bogor
*) Diterima : 28 September 2007; Disetujui : 27 September 2008

s
ABSTRACT
Plantation productivity is influenced by many factors such as: plant spacing, light intensity, and plant
species. High quality planting materials with appropriate spacing and optimum environmental condition
appear to be dominant factors that determine planting success. Shorea parvifolia Dyer. is one of the most
valuable and fast growing tree species belongs to Dipterocarpaceae family. The growth of S. parvifolia at
seedling stage needs shading with close planting space, but wide planting space is for the next stage of the
growth. The objective of this study was to identify appropriate plant spacing to increase S. parvifolia growth
in natural forest. The result of this study indicated that diameter of S. parvifolia at five years old with spacing
of 1 m x 1 m; 1.5 m x 1.5 m; 2 m x 2 m; and 3 m x 3 m, are 6.7 cm, 7.3 cm, 7.3 cm, and 8.9 cm, respectively.
Diameter increment for plantation at 1-5 years old with similar spacing were 1.61 cm, 1.20 cm, 1.94 cm, 1.32
cm, and 1.14 cm, respectively and in 35 years the diameter of this species is expected to reach 50.47 cm.
Keywords: Dipterocarpaceae, growth, management

ABSTRAK
Usaha untuk meningkatkan produktivitas tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: jarak tanam,
intensitas cahaya, dan jenis tanaman. Penanaman jenis unggul dengan jarak tanam yang tepat dan sesuai
dengan lingkungannya sangat menentukan keberhasilan penanaman. Shorea parvifolia Dyer. tergolong famili
Dipterocarpaceae yang menjadi andalan hutan alam karena mempunyai nilai ekonomi yang signifikan dan
termasuk jenis yang tumbuh cepat. Pertumbuhan S. parvifolia yang masih muda cenderung memerlukan
naungan, sehingga untuk pertumbuhan awal lebih baik dengan jarak tanam yang rapat, tetapi untuk
perkembangan selanjutnya jarak tanam yang lebar memberikan pertumbuhan yang lebih baik. Tujuan
penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi besarnya pengaruh jarak tanam yang tepat terhadap per-
tumbuhan tanaman Shorea parvifolia Dyer. pada kawasan hutan terbuka. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa S. parvifolia pada umur lima tahun, yang ditanam dengan jarak tanam 1 m x 1 m; 1,5 m x 1,5 m; 2 m
x 2 m; dan 3 m x 3 m, mempunyai diameter berturut-turut adalah 6,7 cm; 7,3 cm; 7,3 cm; dan 8,9 cm.
Sedangkan riap diameter tanaman yang berumur satu tahun; dua tahun; tiga tahun; empat tahun; dan lima
tahun, berturut-turut adalah 1,61 cm; 1,20 cm; 1,94 cm; 1,32 cm; dan 1,14 cm. Apabila riap ini dapat
dipertahankan selama pertumbuhannya, maka 35 tahun yang akan datang diameter pohon akan mencapai
50,47 cm. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pengaruh jarak tanam yang tepat
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan S. parvifolia, sehingga dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam
pengelolaan hutan alam.
Kata kunci : Dipterocarpaceae, pertumbuhan, pengelolaan

I. PENDAHULUAN wan, perawan (Kalimantan). Pohon dapat


mencapai tinggi 45 m, batang bebas ca-
Shorea parvifolia Dyer. mempunyai bang 15-30 cm dengan diameter pohon
nama daerah yang banyak, antara lain mencapai 100 cm lebih (Anonimous,
meranti, meranti bunga, meranti kuning, 1975). Shorea parvifolia Dyer. tumbuh
meranti udang (Sumatera); awang, banu- berkelompok pada tanah miring di tempat
as, damar bangkirai, kontoi, lampung, yang agak terbuka (Pratiwi dan Djafar-
meranti, meranti pengerawan, pengera- sidik, 1988).
381
Vol. V No. 4 : 381-388, 2008

Penebangan akan menciptakan ruang haya, khususnya untuk tumbuhan yang


terbuka (gap) sehingga memungkinkan masih muda, pada kenyataannya bersifat
terjadinya suksesi vegetasi dan struktur spesifik menurut jenis dan tingkat umur-
tegakan (Whitmore, 1984). Meskipun de- nya. Oleh karena itu pengenalan sifat ke-
mikian, diperlukan waktu yang lama un- butuhan cahaya bagi pohon pada setiap
tuk mencapai tahap hutan tropik yang tahapan pertumbuhannya merupakan in-
matang melalui proses suksesi. Beberapa formasi yang sangat penting dalam pe-
perkiraan menyebutkan bahwa waktu ngelolaan permudaan alam maupun da-
yang diperlukan untuk memulihkan hutan lam pemeliharaan bibit di persemaian
tropik adalah lebih dari 100 tahun (Sam- Salah satu kegiatan penelitian adalah
soedin, 2006). Di samping itu kawasan pengamatan pertumbuhan riap tanaman
hutan bekas tebangan mengakibatkan jenis Shorea parvifolia Dyer. dengan per-
struktur tegakan yang tidak teratur, se- lakuan jarak tanam pada kawasan hutan
hingga diperlukan campur tangan ma- terbuka. Hasil penelitian ini diharapkan
nusia agar diperoleh tegakan jenis-jenis dapat sebagai panduan dalam kegiatan
komersial yang diinginkan dan memacu pengayaan dan rehabilitasi tanaman pada
pertumbuhan untuk mempercepat daur kawasan hutan bekas tebangan, yang se-
tebang. Pemilihan jenis-jenis komersial cara umum setiap kawasan hutan memi-
dan jenis andalan setempat seperti famili liki tipe dan tapak yang bervariasi dengan
Dipterocarpaceae merupakan pilihan tingkat keterbukaan kawasan yang ber-
yang tepat karena telah sesuai dengan beda.
tempat tumbuhnya (endemik). Tujuan penelitian ini adalah untuk
Usaha untuk memperbaiki hutan bekas memperoleh informasi besarnya penga-
tebangan adalah dengan melakukan pena- ruh jarak tanam yang tepat terhadap per-
naman jenis komersial dengan teknik pe- tumbuhan tanaman Shorea parvifolia
nanaman tertentu yang dapat memper- Dyer. pada kawasan hutan terbuka.
cepat pertumbuhan tanaman. Salah satu
teknik penanaman tersebut adalah dengan II. METODE
mengatur jarak tanam atau kerapatan ta-
naman. Jarak tanam akan mempengaruhi A. Lokasi Penelitian
efektivitas penyerapan unsur hara oleh ta-
Penelitian dilakukan di kawasan hu-
naman. Semakin rapat jarak tanam sema-
tan bekas tebangan di PT. Erna Djulia-
kin banyak populasi tanaman per satuan
wati, Kalimantan Tengah. Lokasi peneli-
luas, sehingga persaingan hara antar ta-
tian terletak di hulu Sungai Kebahau
naman semakin ketat. Akibatnya partum-
yang terletak antara 111052'30" BT dan
buhan tanaman akan terganggu dan pro-
0059'20" LS. Secara administrasi peme-
duksi per tanaman akan menurun. Fuji-
rintahan termasuk ke dalam wilayah Desa
mori (2001) menyatakan pertumbuhan
Tumbang Darap, Kecamatan Seruyan
pohon dan kualitas kayu secara individu
Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur,
dapat diatur melalui penerapan teknik pe-
Provinsi Kalimantan Tengah. Berdasar-
mangkasan dan penjarangan. Untuk me-
kan administrasi kehutanan termasuk Ba-
ngetahui pengaruh jarak tanam yang tepat
gian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BK-
perlu dilakukan uji coba penanaman de-
PH) Seruyan Hulu, Cabang Dinas Kehu-
ngan perlakuan jarak tanam yang ber-
tanan (CDK) Seruyan, Dinas Kehutanan
beda.
Provinsi Kalimantan Tengah.
Peranan cahaya sangat penting untuk
kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan. B. Keadaan Tanah
Curry (1969) menyatakan peranan cahaya
sangat penting dalam kelangsungan hidup Berdasarkan pengamatan di lapangan
tumbuh-tumbuhan. Kebutuhan akan ca- tahun 1994, jenis tanah pada lokasi

382
Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan(Mawazin; Hendi S.)

penelitian adalah asosiasi Latosol-Pod- rak tanam 1,5 m x 1,5 m; (C) Jarak tanam
solik Merah Kuning. Tekstur tanah beru- 2 m x 2 m; (D) Jarak tanam 3 m x 3 m.
pa liat berpasir di lapisan atas dan sekitar Diameter pohon merupakan ukuran
liat di lapisan bawah. Nilai pH sekitar 4,9 yang sering dijadikan acuan dalam
sehingga tergolong masam. Berdasarkan cruising karena lebih mudah dan lebih
sifat fisik dan kimia tanah tergolong da- akurat. Sedangkan tinggi jarang diguna-
erah dengan kesuburan rendah. kan sebagai acuan karena pengukurannya
Topografi di lokasi penelitian relatif sulit dan kurang akurat. Di samping itu
datar dan ada pada ketinggian tempat se- penetapan batas diameter tebang meng-
kitar 230 m dpl. Data curah hujan rata- gunakan ukuran diameter pohon. Demi-
rata per tahun sebesar 3.829 mm dengan kian pula dalam penelitian ini parameter
jumlah hari hujan sebanyak 186,8 hari yang diukur adalah pertumbuhan diame-
hujan. Menurut klasifikasi iklim Schmidt ter pohon. Pengukuran dilakukan setiap
dan Ferguson (1951), termasuk tipe iklim tahun selama lima tahun.
A (sangat basah). Suhu rata-rata 290C de-
ngan kisaran suhu maksimum 32,80 C
dan suhu minimum 26,50 C. III. HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Bahan dan Prosedur Penelitian A. Jarak Tanam


Bibit yang digunakan dalam penelitian Pengaturan jarak tanam berpengaruh
ini adalah anakan meranti merah dari je- terhadap besarnya intensitas cahaya dan
nis S. parvifolia yang berasal dari cabutan ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan
alam (tegakan induk). Diameter bibit bagi tanaman. Semakin lebar jarak tanam,
yang digunakan berkisar 0,34-0,38 cm semakin besar intensitas cahaya dan se-
dengan tinggi sekitar 50 cm. Bibit sebe- makin banyak ketersediaan unsur hara
lum ditanam, dilakukan pemeliharaan di bagi individu tanaman, karena jumlah po-
persemaian sekitar 10 bulan. honnya lebih sedikit. Sebaliknya semakin
Sebelum bibit ditanam, dibuat lubang rapat jarak tanam semakin banyak jumlah
tanam berukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm pohonnya dan persaingan semakin ketat.
dan diberikan pupuk dasar NPK dengan Apabila dikonversi ke dalam hektar, jarak
dosis 100 g per lubang tanam. Pemberian tanam 1 m x 1 m; 1,5 m x 1,5 m; 2 m x 2
pupuk dasar dilakukan lima hari sebelum m; dan 3 m x 3 m, jumlah tanaman ber-
bibit ditanam kemudian ditutup dengan turut-turut 10.000 batang (btg)/ha, 4.435
topsoil sekitar lima cm. Penggunaan do- btg/ha, 2.500 btg/ha, dan 1.090 btg/ha.
sis NPK 100 g adalah dosis yang optimal Hasil penelitian menunjukkan bahwa
karena menghasilkan pertumbuhan dia- perlakuan jarak tanam tidak berpengaruh
meter paling besar dibanding 50 g, se- secara statistik terhadap diameter S. par-
dangkan dosis 150 g dapat menghambat vifolia umur lima tahun, tetapi diameter
pertumbuhan (Renden, 2006). yang dicapai ada kecenderungan semakin
Rancangan penelitian yang digunakan lebar jarak tanam diameternya cenderung
adalah Rancangan Acak Berblok dengan lebih besar dibanding dengan jarak tanam
empat perlakuan jarak tanam. Masing- yang rapat, seperti terlihat pada Tabel 1.
masing perlakuan terdiri dari 30 tanaman Tabel 1 menunjukkan bahwa partum-
yang diulang dua kali, sehingga jumlah buhan diameter S. parvifolia bervariasi
tanaman seluruhnya sebanyak 240 pohon. tergantung umur dan jarak tanam. Namun
Pertimbangan pengulangan sebanyak dua demikian sampai pada umur lima tahun
kali mengingat keterbatasan luas kawasan jarak tanam yang diberikan tidak berbeda
terbuka yang diinginkan. Perlakuan jarak nyata. Pertumbuhan tanaman yang lebih
tanam selengkapnya adalah sebagai beri- muda dengan menggunakan jarak tanam
kut : (A) Jarak tanam 1 m x 1 m; (B) Ja- yang lebih kecil (rapat), efisiensi terhadap

383
Vol. V No. 4 : 381-388, 2008

Tabel (Table) 1. Rata-rata pertumbuhan diameter S. parvifolia pada empat perlakuan jarak tanam sampai
umur lima tahun (The mean of diameter growth of S. parvifolia on four planting space for
five years)

Perlakuan Umur tanaman/Tahun (Age/Year ) (Cm)


(Treatment) 0 1 2 3 4 5
A (1 m x 1 m) 0.35 a 2.00 a 3.60 a 5.40 a 6.40 a 6.70 a
B (1,5 m x 1,5 m) 0.37 a 2.00 a 3.10 a 5.40 a 6.50 a 7.30 a
C (2 m x 2 m) 0.38 a 1.90 a 3.10 a 5.10 a 6.10 a 7.30 a
D (3 m x 3 m) 0.34 a 1.90 a 2.90 a 4.50 a 6.60 a 8.90 a
Rata-rata (Average) 0.36 1.96 3.16 5.06 6.42 7.56 a

aliran permukaan lebih baik dan peresap- berapa parameter, di antaranya tingkat
an air hujan akan lebih baik (Wilde, populasi, faktor tempat tumbuh, umur po-
1965). Tanaman yang berumur 1-3 tahun, hon, persaingan, stratum tegakan pohon,
jarak tanam yang rapat cenderung lebih dan faktor genetik. Jenis pohon dari fa-
baik dibandingkan dengan jarak tanam mili Dipterocarpaceae umumnya memer-
yang lebih lebar. Tanaman yang masih lukan cahaya yang tidak terlalu berat, dan
muda pada umur tiga tahun, jarak tanam kurang tahan terhadap intensitas cahaya
berpengaruh terhadap pertumbuhan ting- yang berat, sehingga dengan jarak tanam
gi, semakin rapat jarak tanam semakin yang lebih rapat untuk pertumbuhan awal
besar pertumbuhan tingginya (Masano, tanaman lebih baik, karena cahaya yang
1984). Setiap jenis mempunyai persya- langsung ke lantai tanah relatif lebih kecil
ratan jarak tanam yang berbeda. Tanaman dibandingkan dengan jarak tanam yang
S. stenoptera umur dua tahun dengan ja- lebih lebar. Akan tetapi untuk partum-
rak tanam tiga meter, diameter rata-rata buhan selanjutnya dengan bertambahnya
mencapai 1,58 cm lebih besar dibanding umur maka tanaman akan tumbuh men-
jarak tanam dua meter sebesar 1,51 cm. jadi besar, sehingga kebutuhan cahaya
Sebaliknya untuk jenis S. mecistopteryx dan unsur hara juga akan meningkat. De-
jarak tanam dua meter sebesar 1,64 cm ngan demikian jarak tanam yang lebih le-
lebih baik daripada jarak tanam tiga me- bar, ketersediaan ruang cahaya dan unsur
ter sebesar 1,23 cm (Nina et al., 2005) hara bagi tanaman akan lebih terpenuhi.
Perkembangan selanjutnya untuk ta- Di samping itu hutan bekas tebangan
naman yang berumur 4-5 tahun, perlaku- secara alami akan terjadi suksesi alami, di
an jarak tanam yang lebih lebar partum- mana setiap ada pembukaan hutan akan
buhan diameter tanaman cenderung lebih diikuti tumbuhnya berbagai jenis ta-
baik dibandingkan dengan jarak tanam naman, seperti rumput-rumputan, semak
yang lebih rapat. Menurut Curry (1969), belukar, perdu, dan jenis pohon besar.
kebutuhan cahaya khususnya untuk tum- Kawasan hutan bekas tebangan setelah li-
buhan yang masih muda, pada kenyata- ma tahun umumnya akan terjadi penutup-
annya bersifat spesifik menurut jenis dan an lahan, baik oleh rumput, semak belu-
tingkat umurnya. Pertumbuhan meranti kar maupun jenis pohon, yang menye-
pada umur enam tahun bervariasi, untuk babkan persaingan cahaya dan unsur hara
S. mecistopteryx rata-rata diameternya semakin besar. Penanaman pohon dengan
7,23 cm, untuk S. leprosula mencapai jarak tanam yang lebih lebar, jumlah po-
6,52 cm, dan untuk S. selanica mencapai honnya lebih sedikit sehingga persaingan
5,87 cm (Syaffari et al., 2005). Dengan antar tanaman lebih kecil.
demikian pengaturan jarak tanam yang Gambaran pengaruh jarak tanam ter-
tepat dapat meningkatkan pertumbuhan hadap diameter tanaman pada umur lima
tanaman. tahun disajikan pada Gambar 1.
Menurut Alder (1983), pertumbuhan Gambar 1 menunjukkan bahwa diame-
suatu jenis pohon tergantung dari be- ter tanaman pada empat perlakuan jarak

384
Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan(Mawazin; Hendi S.)

10
8,9
9

Diameter (Diameters) (Cm)


8 7,3 7,3
6,7
7
6
5
4
3
(Cm)

2
1
0
A B C D
Jarak tanam (Planting space)

Gambar (Figure) 1. Pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan diameter S.parvifolia pada umur lima tahun
(The effect of planting space on diameter growts of S. parvifolia at five years old)

tanam berkisar antara 6,7 cm - 8,9 cm. Pada umumnya riap diameter hutan
Diameter S. parvifolia pada umur lima ta- alam bekas tebangan mempunyai partum-
hun, untuk perlakuan jarak tanam 1 m x 1 buhan yang lambat. Marsono (1990) me-
m; 1,5 m x 1,5 m; 2 m x 2 m; dan 3 m x 3 nyatakan rata-rata riap tegakan tinggal je-
m, berturut-turut adalah 6,7 cm; 7,3 cm; nis dipterocarp yang tidak dipelihara un-
7,3 cm, dan 8,9 cm. Data ini menun- tuk kelas diameter 10-19 cm sebesar 0,64
jukkan bahwa semakin lebar jarak tanam cm. Ada beberapa faktor yang meng-
diameternya semakin tinggi, sedangkan hambat pertumbuhan, antara lain jenis
semakin rapat jarak tanam diameternya yang beragam, faktor genetik, kerapatan
semakin kecil. Hal ini disebabkan karena yang tidak teratur, intensitas cahaya yang
jarak tanam yang lebar jumlah pohonnya tidak merata, persaingan hara dan faktor
lebih sedikit, sehingga persaingan unsur lingkungan sekitar seperti suhu, kelem-
hara lebih kecil. Di samping itu jarak ta- baban, serta faktor biologis yang mendu-
nam yang lebar keterbukaan tajuk lebih kungnya seperti mikoriza.
besar, sehingga jumlah cahaya matahari Jenis pohon S. parvifolia termasuk je-
yang diserap untuk proses fotosintesa ba- nis unggulan setempat dan mempunyai
gi tanaman lebih banyak. Menurut Mayer nilai ekonomis serta termasuk jenis cepat
(1952), makin bertambahnya intensitas tumbuh (fast growing). Hasil penelitian
cahaya yang diberikan, makin bertambah menunjukkan bahwa rata-rata riap diame-
pula pertumbuhan memanjang dari ba- ter tanaman cukup tinggi yaitu berkisar
tang, ketebalan atau kekerasan batang. antara 1,28 cm - 1,71 cm atau rata-rata
Demikian juga penelitian Leppe dan 1,44 cm. Riap ini lebih besar dibanding
Noor (1992), bahwa jarak tanam yang dengan jenis khaya dan mahoni. Hendro-
lebih lebar (5 m x 10 m) memberikan mono dan Hajib (2001) menyatakan riap
pertumbuhan tinggi dan diameter yang diameter Khaya anthotheca dan Swiete-
lebih baik dibanding jarak tanam yang le- nia macrophylla berturut-turut sebesar
bih sempit (5 m x 5 m). 1,13 cm dan 1,3 cm. Menurut Leppe dan
Noor (1992), pertumbuhan S. parvifolia
B. Riap diameter pada umur enam tahun mempunyai per-
tumbuhan tinggi yang lebih baik diban-
Sidik ragam pertumbuhan riap diame-
dingkan dengan S. smithiana maupun S.
ter S. parvifolia pada berbagai tingkat
ovalis, tetapi diameternya lebih kecil se-
umur disajikan pada Tabel 2.
dikit dibanding dengan S. smithiana yang

385
Vol. V No. 4 : 381-388, 2008

ditanam di kawasan hutan bekas keba- yang bervariasi cukup besar. Pada tingkat
karan. semai dan pancang umumnya bersifat to-
Tabel 2 menunjukkan bahwa jarak leran yang memerlukan cahaya tidak pe-
tanam tidak berbeda nyata terhadap riap nuh sehingga dapat menunjukkan rata-rata
rata-rata diameter S. parvifolia pada umur pertumbuhan yang cepat.
satu tahun, dua tahun, tiga tahun, dengan Gambaran riap diameter S. parvifolia
riap berturut-turut adalah 1,61 cm; 1,20 pada berbagai tingkat umur disajikan pa-
cm; 1,94 cm, tetapi berbeda sangat nyata da Gambar 2.
pada umur empat tahun dan lima tahun Gambar 2 menunjukkan bahwa pada
dengan riap rata-rata berturut-turut adalah tingkat umur yang berbeda riap diameter
1,32 cm; dan 1,14 cm. Riap yang berva- S. parvifolia tidak sama. Dengan bertam-
riasi ini kemungkinan disebabkan persa- bahnya umur tanaman maka unsur-unsur
ingan cahaya dan unsur hara yang tidak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
merata. Di samping itu untuk famili Dip- akan meningkat pula, seperti penyerapan
terocarpaceae kebutuhan cahaya bervaria- cahaya untuk proses fotosintesa dan pe-
si tergantung umurnya. Menurut Ashton nyerapan unsur hara oleh tanaman. Ta-
(1981), umumnya jenis dari famili Dipte- naman yang berumur satu tahun riap dia-
rocarpaceae memiliki rataan pertumbuhan meter relatif merata, hal ini disebabkan

Tabel (Table) 2. Rata-rata riap diameter S. parvifolia pada beberapa tingkat umur pohon (The mean of riap
diameter of S. parvifolia at 5 years old level)
Umur tanaman/Tahun (Age/Year ) (Cm)
Rata-rata
Perlakuan (Treatment) 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun
(Average)
(year) (year) (year) (year) (year)
A (1 m x 1 m) 1,66 a 1,55 a 1,82 a 1,02 b 0,33 b 1,28
B (1,5 m x 1,5 m) 1,66 a 1,07 a 2,33 a 1,08 b 0,81 b 1,39
C (2 m x 2 m) 1,54 a 1,18 a 2,00 a 1,04 b 1,16 b 1,38
D (3 m x 3 m) 1,56 a 0,98 a 1,59 a 2,15 a 2,25 a 1,71
Rata-rata (Average) 1,61 1,20 1,94 1,32 1,14 1,44
Keterangan (Remarks) :
Angka yang diikuti huruf-huruf yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 0,05
(Identical letters indicate no statistically significant differences among treatments at p = 0.05)

2.5

2
A
Diameter (cm)

1.5
B
C
1
D
0.5

0
1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5 TH
Umur (Age)

Gambar (Figure) 3. Riap rata-rata diameter S. parvifolia pada berbagai tingkat umur dan jarak tanam (The
Mean of riap diameter of S. parvifolia at 5 years old level)
Keterangan (Remarks) :
A = jarak tanam (plant space) 1 m x 1 m; B = jarak tanam (plant space) 1,5 m x 1,5 m
D = jarak tanam (plant space) 2 m x 2 m; D = jarak tanam (plant space) 3 m x 3 m

386
Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan(Mawazin; Hendi S.)

karena tanaman pada umur satu tahun ke- 1,35 cm/th, 1,46 cm/th. 1,46 cm/th,
butuhan tanaman belum begitu besar, se- dan 1,78 cm/th.
hingga persaingan antar tanaman relatif 4. Semakin lebar jarak tanam, riap dia-
kecil. Pada umur dua tahun riapnya lebih meter cenderung meningkat dan akan
kecil dibanding umur satu tahun, hal ini lebih nyata setelah berumur empat
kemungkinan pada umur dua tahun mulai tahun dan seterusnya, dan sebaliknya
terjadi perkembangan tajuk dan perakar- semakin rapat jarak tanam riapnya
an sehingga sebagian energinya diguna- semakin menurun.
kan untuk membangun organ tanaman itu
sendiri. Tanaman umur tiga tahun riap B. Saran
diameternya mulai terlihat lebih baik di- Shorea parvifolia Dyer. yang masih
banding dengan umur satu tahun maupun muda (1-3 tahun) untuk pertumbuhannya
umur dua tahun, hal ini kemungkinan di- membutuhkan naungan (jarak tanam
sebabkan tanaman pada umur tiga tahun yang rapat), tetapi pada umur empat ta-
sudah menyesuaikan diri terhadap ling-
hun dan seterusnya membutuhkan cahaya
kungan. Tanaman umur empat tahun dan yang lebih banyak (jarak tanam yang le-
lima tahun riap diameter cukup bervari- bar). Untuk itu penanaman di lapangan
asi, hal ini kemungkinan disebabkan per- sebaiknya dengan menggunakan jarak ta-
saingan hara dan kebutuhan lain yang nam yang lebar (3 m x 3 m).
mulai ketat antar tanaman. Akhirnya po-
hon yang memperoleh kebutuhan hidup
yang lebih banyak, pertumbuhannya akan
DAFTAR PUSTAKA
lebih baik. Hal ini terlihat jarak tanam
yang lebih lebar riapnya lebih baik ka- Alder, D. 1983. Growth and Yield of
rena jumlah tanamannya lebih sedikit se- Mixed Tropocal Forest. Part 2.
hingga persaingan antar tanaman lebih Forecasting Techniques. FAO. Ox-
kecil. Seperti pada tanaman yang beru- ford.
mur lima tahun, jarak tanam yang rapat Anonimous. 1975. Pengenalan Jenis-je-
(1 m x 1 m) riapnya 0,33 cm jauh lebih nis Pohon Ekspor Serie Ke VI. La-
kecil dibandingkan tanaman dengan jarak poran No. 212. Lembaga Penelitian
tanam yang lebar (3 m x 3 m), riapnya Hutan. Bogor.
mencapai 2,25 cm. Ashton, P.S. 1981. Dipterocarpaceae
Spermatophyta. Flowering Plant
Vol. 9 Part 2.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Curry, G.M. 1969. Phototropism. Physio-
logy of Plant Growth and Develop-
A. Kesimpulan ment. McGraw-Hill Book Compa-
ny, Inc. London.
1. Riap diameter Shorea parvifolia Fujimori, T. 2001. Ecological and Silvi-
Dyer. berkisar antara 1,28 cm/th - cultural Strategis for Sustainable
1,71 cm/th. Forest Management. Paris. Shan-
2. Jarak tanam tidak berpengaruh nyata non. Tokyo. p. 121-161.
terhadap riap diameter S. parvifolia Hendromono dan N. Hajib. 2001. Pros-
pada umur satu, dua, dan tiga tahun, pek Pembangunan Hutan dan Pe-
tetapi berbeda sangat nyata pada manfaatan Kayu Jenis Khaya, Ma-
umur empat dan lima tahun. honi, dan Meranti. Prosiding Eks-
3. Perlakuan jarak tanam 1 m x 1 m pose Hasil-Hasil Penelitian Pe-
(A); 1,5 m x 1,5 m (B); 2 m x 2 m ngembangan Jenis Tanaman Poten-
(C); dan 3 m x 3 m (D), riap dia- sial (Khaya, Mahoni, dan Meranti)
meter yang dicapai berturut-turut Untuk Pembangunan Hutan Tanaman.
Pusat Penelitian dan Pengembang-
387
Vol. V No. 4 : 381-388, 2008

an Hutan dan Konservasi Alam. 174. Pusat Penelitian dan Pengem-


Bogor. bangan Hutan dan Konservasi
Kosasih, A.S. dan R. Bogidarmanti. Alam. Bogor.
2005. Pertumbuhan Tiga Jenis Me- Pratiwi dan Y. Djafarsidik. 1988. Penge-
ranti (Shorea spp.) Dalam Rangka nalan Jenis Anakan Dipterocar-
Konservasi Ex-Situ di Hutan Pene- paceae di Hutan Kintap, Kaliman-
litian Haurbentes, Bogor. Info Hu- tan Selatan. Buletin Penelitian Hu-
tan II (2) : 75-80. Pusat Penelitian tan 498 : 23-43. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hutan dan dan Pengembangan Hutan. Bogor.
Konservasi Alam. Bogor. Renden, R., M. Kiding A., dan Suhartati.
Leppe, D. dan M. Noor. 1992. Uji Coba 2006. Kombinasi Permudaan Alam
Jenis dan Jarak Tanam Tiga Jenis Agathis dammara (Lambert) L.C.
Meranti. Jurnal Penelitian Hutan Rich. Dengan Tanaman Theobroma
Tropika Samarinda. Wanatrop 6 Cacao Linn. Pada Lahan Kurang
(1). Balai Penelitian Kehutanan Sa- Produktif di Malili, Sulawesi Se-
marinda. latan. Jurnal Penelitian Hutan dan
Marsono, D., S. Sastrosumarto, dan H.B. Konservasi Alam III (3). Pusat Pe-
Soewarno. 1990. Riap dan Sebaran nelitian dan Pengembangan Hutan
Diameter Pohon pada Tegakan dan Konservasi Alam. Bogor.
Tinggal TPI Setelah Pemeliharaan Samsoedin, I. 2006. Dinamika Luas Bi-
di PT. STUD Jambi. Buletin Kehu- dang Dasar pada Hutan Bekas Te-
tanan 6 (1) : 37-348. Balai Peneliti- bangan di Kalimantan Timur. Jur-
an Kehutanan Pematang Siantar. nal Penelitian Hutan dan Konser-
Masano. 1984. Pengaruh Sistem Pena- vasi Alam III (3). Pusat Penelitian
naman dan Jarak Tanam Terhadap dan Pengembangan Hutan dan
Pertumbuhan P. merkusii, E. deg- Konservasi Alam. Bogor.
lupta dan E. alba di Padang Alang- Schmidt, F.H. and J.H.A. Ferguson.
alang Kemampo, Sumatera Selatan. 1951. Rainfall Types Based on Wet
Laporan No. 452. Pusat Penelitian and Dry Period Ratios for Indo-
dan Pengembangan Hutan. Bogor. nesia with Western New Guinea.
Mayer, B.S. and D.B. Anderson. 1953. Verhand. No. 42. Kementerian Per-
Plant Physiology. Van Nostrand hubungan Djawatan Meteorologi
Company, Inc. London. 756 pp. Dan Geofisika. Jakarta.
Mindawati, N., M. Hesti Lestari Tata, Ika
Heriansyah, Rina Bogidarmanti, Wilde, S.A. 1965. Growth of Wisconsin
Yeti Heryati dan A. Syaffari K. Coniferous Plantation in Relation to
2005. Pengaruh Lebar Jalur Bersih Soils. Research Bulletin No. 262.
Terhadap Pertumbuhan Jenis Me- University of Wisconsin. Madison.
ranti Merah Penghasil Tengkawang Whitmore, T.C. 1984. Tropical Rain Fo-
(S. stenoptera dan S. mecistopte- rests of The Far East, 2 nd Edition.
ryx) di Hutan Penelitian Haurben- Oxford Science Publications. Cla-
tes, Bogor. Jurnal Penelitian Hutan rendon Press, Oxford. pp. 352.
dan Konservasi Alam II (2) : 167-

388

You might also like