Professional Documents
Culture Documents
3
1/41
Infections, %
1/47
2
1/61
2/180
5/699
1
5/1,009
0
3 >2 >1 0 1 2 3 4 5
Hours From Incision
Classen DC et al. N Engl J Med. 1992;326:281286. Copyright 1992 Massachusetts Medical Society. All
rights reserved.
Antibiotic Prophylaxis in CRS
%
25
20
Favoring
Treatment 15
10
5
0
5
Favoring
Control 10
66 68 70 72 74 76 78 80
Year
Baum et al. N Engl J Med 1981;305:795799.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 2406/MENKES/PER/XII/2011
TENTANG
PEDOMAN UMUM PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis Bedah
Pemberian antibiotik sebelum, saat dan hingga 24 jam
pascaoperasi pada kasus yang secara klinis tidak
didapatkan tanda-tanda infeksi dengan tujuan untuk
mencegah terjad iinfeksi luka operasi. Diharapkan pada
saat operasi antibiotik di jaringan target operasi sudah
mencapai kadar optimal yang efektif untuk menghambat
pertumbuhan bakteri(Avenia,2009).
Prinsip penggunaan antibiotik profilaksis selain tepat
dalam pemilihan jenis juga mempertimbangkan
konsentrasi antibiotik dalam jaringan saat mulai dan
selama operasi berlangsung.
1.Tujuan pemberian antibiotik profilaksis pada kasus
pembedahan:
a. Penurunan dan pencegahan kejadianI nfeksi Luka
Operasi ( ILO).
b. Penurunan morbiditas dan mortalitas pasca operasi.
c. Penghambatan muncul flora normal resisten.
d. Meminimalkan biaya pelayanan kesehatan.
2. Indikasi penggunaan antibiotik profilaksis didasarkan
kelas operasi, yaitu operasi bersih dan bersih kontaminasi.
3. Dasar pemilihan jenis antibiotik untuk tujuan profilaksis:
a. Sesuai dengan sensitivitas dan pola bakteri patogen terbanyak
pada kasus bersangkutan.
b. Spektrum sempit untuk mengurangi risiko resistensi bakteri.
c. Toksisitas rendah.
d.Tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap pemberian
obat anestesi.
e. Bersifat bakterisidal.
f. Harga terjangkau.