Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL
A. PENDAHULUAN
Pulau Batam sebagai Kota Industri yang sedang berkembang telah menempatkan dirinya menjadi salah satu tujuan bagi kebanyakan pengusaha industri dan pencari
kerja dari seluruh penjuru Indonesia, letak geografis yang begitu dekat dengan negara tetangga seperti Singapore dan Malaysia sangat menguntungkan bagi Kota
Begitupun seiring meningkatnya jumlah penduduk kota Batam, kebutuhan akan hasil hasil pertanian semakin meningkat, pengadaanya menjadi suatu lahan usaha
yang selama ini belum begitu digarap sebab kebanyakan penduduk asli daerah Batam khususnya dan Kepulauan Riau pada umumnya adalah para nelayan. Selama ini
Batam memenuhi kebutuhan akan hasil pertanian dengan mendatangkannya dari daerah luar, dan urutan teratas yang paling utama untuk permintaan dari hasil
pertanian tersebut adalah Cabe, baik cabe merah segar maupun cabe hijau segar.
Cabe benar benar merupakan komoditas sayuran yang sangat merakyat, semua orang memerlukannya. Tak heran bila volume peredaran dipasaran sangat banyak
jumlahnya, mulai dari pasar rakyat, pasar swalayan, warung pinggir jalan, restoran kecil hingga hotel berbintang sehari harinya membutuhkan cabe dalam jumlah yang
tidak sedikit.
Cabe merah termasuk dalam golongan enam besar dari komoditas sayuran yang dieksport Indonesia, selain bawang merah, tomat. Kentang, kubis dan kol bunga.
Meskipun telah mengekspor cabe merah segar, sampai saat ini kebutuhan cabai secara nasional masih belum dapat terpenuhi, hal ini disebabkan kenaikan konsumsi
cabai dari tahun ke tahun, untuk menutupi kekurangan tersebut kita mengimport dari China.
Agribisnis Cabe adalah usaha yang sangat menguntungkan apabila diusahakan di Pulau Batam, bahkan dalam analisa penulis sendiri tingkat ROI ( Return of
Investment ) atau pengembalian modalnya adalah sekitar 299%, dengan B/C ( Benefit Cost Ratio ) 3.99, sebuah analisa yang sangat layak untuk dikembangkan
terendah adalah Rp 15.000,- per kg dan tertinggi seperti saat lebaran dan hari hari besar bisa mencapai Rp 60.000,- per kg.
Dan selanjutnya tentu saja, untuk mencapai sukses agribisnis cabe, tekhnologinya perlu dikuasai, dengan demikian tidak ada investor yang merasa dirugikan dengan
Seorang petani atau pengusaha akan memulai usahanya setelah ada perhitungan yang matang. Artinya, dalam perhitungannya penerimaan yang akan diterima harus
jauh melebihi diatas biaya pengeluaran. Perhitungan yang mencakup biaya biaya yang akan dikeluarkan serta keuntungan yang akan diperoleh per luasan tanam
merupkan suatu analisis usaha tani. Agribisnis yang baik tentu saja tidak melenceng jauh dari analisis usaha tani yang telah direncanakan.
Analisis usaha tani tidak hanya sekedar untuk mengetahui jumlah modal yang harus dikeluarkan ataupun prosentase keuntungan. Namun harus diperhitungkan pula
titik balik modal ( BEP ), efisiensi penggunaan modal ( ROI ) dan rasio biaya dan pendapatan ( B/C ).
Berikut adalah analisis usaha tani cabe di Batam untuk luasan sepertiga hektar dengan populasi 6000 tanaman cabe.
BIAYA PRODUKSI
Polybag 345.000
Pestisida 1.500.000
BBM 1.000.000
Overhead 2.000.000
PENJUALAN
6.000 batang dengan perolehan minimal 1kg per batang, maksimal yang pernah dilakukan sampai 2 kg per batang, dengan harga paling rendah dibatam Rp 15.000,-
maksimal pada saat cuaca kurang bagus sehingga menghambat pasokan dari luar batam bisa mencapai harga Rp 50.000,- per kg.
6000 tanaman @1 kg
Setelah ditinjau dari ROI dan B/C, usaha ini sangat layak dan sangat memenuhi syarat untuk direalisasikan.
D. PENUTUP
Demikianlah Proposal usaha tani cabe ini saya buat dengan harapan menarik minat Bapak/Ibu untuk bergabung dan menjadi tulang punggung bagi usaha yang sangat
ingin saya jalankan ini, usaha ini sudah menjadi cita cita saya sejak lama sehingga tidak diragukan lagi kesungguhan dan kedalaman tekad saya dalam pelaksanaanya.