You are on page 1of 7

Journal of Marine and Aquatic Sciences x (201x) 1x

Kebijakan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Geger, Kabupaten


Badung, Bali
I Wayan Artadana*
a
(Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana), Kabupaten Badung, Provinsi Bali-Indonesia

* Penulis koresponden. Tel.: +62-857-394-168-19


Alamat e-mail: artadana17@gmail.com
Diterima: ; disetujui: ; tersedia secara online:

Abstract
Geger Beach is one of the tourist areas that have located the area of Nusa Dua and have tourism potential attractive beaches.
Geger Beach has experienced the dynamics of the first as the location of seaweed cultivation, a place of tourism. These dynamics
would require continuity management efforts so that sites can run with the maximum and sustainable. The purpose of this study is to
obtain an overview of the best development policy in Geger Beach. This research was conducted at Geger Beach, Village Benoa,
Badung regency of Bali on 20 to 23 December 2016. The method used for data collection were interviews to respondents in Geger
Beach. Data were analyzed using descriptive analysis for determining factor tif kualita strengths, weaknesses, opportunities and
threats. Then quantitative descriptive analysis with the SWOT method or approach to internal factors Strategy Internal Factor Analysis
(IFAS) and the approach to external factors or External Factor Analysis Strategy (EFAS) to determine management strategies as well
as the tourist area using AHP (Analytic Hierarchy Process). Having obtained a strategy based on the results of SWOT analysis AHP
analysis to determine the policies to be followed in the development Geger Beach tourist area. Based on the results obtained AHP
analysis of strategic alternatives that have the highest value is Creating a master plan arrangement Geger Beach tourist area with a
score of 0.26. Then successively the next strategy is establish rules governing restrictions on the party seeking to intervene in the
region Geger Beach with a score of 0.24, Conduct training to the performers and workers travel in Pantai Geger with a score of 0.15,
Doing promotion through media-specific media with a score of 0.10, invites investors that already exist around the coastal region to
jointly formulate the management of Geger beach with a score of 0.06 and entered into a collaboration with BPBDs and the timber
with a score of 0.05 respectively. Based on this, the alternative strategies with the highest scores and can be implemented into policy
development Geger Beach area is Make a master plan arrangement Geger Beach tourist area.

Key words : Policy Development, Geger Beach, AHP

Abstrak

Pantai Geger merupakan salah satu kawasan wisata yang memiliki yang terletak kawasan Nusa Dua dan memiliki potensi
wisata pantai yang menarik. Pantai Geger telah mengalami dinamika dari awalnya sebagai lokasi budidaya rumput laut, menjadi
tempat pariwisata. Dinamika yang terjadi ini tentunya memerlukan upaya pengelolaan agar keberlangsungan tempat wisata bisa
berjalan dengan maksimal dan berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang kebijakan
pengembangan terbaik di Pantai Geger. Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Geger, Kelurahan Benoa, Kabupaten Badung Bali
pada 20 23 Desember 2016. Metode yang digunakan untuk pengambilan data adalah metode wawancara kepada responden di Pantai
Geger. Analisa data menggunakan analisa deskriptif kualita tif untuk penentuan faktor kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman.
Kemudian analisa deskriptif kuantitatif dengan metode SWOT dengan pendekatan faktor internal atau Internal Factor Analysis
Strategy (IFAS) dan pendekatan faktor eksternal atau External Factor Analysis Strategy (EFAS) untuk menentukan strategi pengelolaan
kawasan wisata serta menggunakan AHP (Analytic Hierarchy Process). Setelah diperoleh strategi berdasarkan hasil analisis SWOT
dilakukan analisis AHP untuk menentukan kebijakan yang akan diambil dalam pengembangan kawasan wisata Pantai Geger.
Berdasarkan hasil analisis AHP diperoleh alternatif strategi yang memiliki nilai paling tinggi adalah Membuat master plan penataan
kawasan wisata Pantai Geger dengan skor 0.26. Kemudian berturut-turut strategi selanjutnya adalah Membuat aturan yang mengatur
batasan dari pihak yang ingin mengintervensi wilayah Pantai Geger dengan skor 0.24, Mengadakan pelatihan kepada pelaku dan
pekerja wisata di kawasan Pantai Geger dengan skor 0.15, Melakukan promosi melalui media-media tertentu dengan skor 0.10,
Mengajak investor yang telah ada di sekitar kawasan pantai untuk bersama menyusun upaya pengelolaan Pantai Geger dengan skor
0.06 dan mengadakan kerjasama dengan BPBD dan membuat papan peringatan dengan masing-masing skor 0.05. Berdasarkan hal
tersebut, maka alternatif strategi dengan skor paling tinggi dan dapat diterapkan menjadi kebijakan pengembangan kawasan Pantai
Geger adalah Membuat master plan penataan kawasan wisata Pantai Geger.

Kata Kunci: Kebijakan Pengembangan, Pantai Geger, AHP

J. Mar. Aquat. Sci. 1: 17 (2015)


Journal of Marine and Aquatic Sciences x (201x) 1x

1. Pendahuluan Melihat kondisi tersebut maka penelitian ini


dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran
Pulau Bali adalah salah satu pulau di Indonesia tentang kebijakan pengembangan terbaik di Pantai Geger.
dengan potensi pariwisata dan menjadi salah satu daerah
tujuan pariwisata favorit bagi masyarakat, baik domestik
maupun mancanegara. Sektor kepariwisataan menjadi 2. Metode Penelitian
penggerak dan penunjang sektor perekonomian serta
pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena 2.1 Waktu dan Tempat
itu, kepariwisataan memiliki hubungan yang sangat erat Penelitian dilaksanakan di Pantai Geger, Kelurahan
dan tidak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat serta Benoa, Kecamaatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung
pembangunan di Bali (Pitana, 2003). Pesatnya pada tanggal 20 23 Desember 2016. Peta lokasi
perkembangan pariwisata bali telah mendorong penelitian ditunjukan pada Gambar 1.
kemunculan berbagai tempat wisata terutama di daerah
pesisir. Daerah pesisir di Bali yang termasuk di dalamnya
gugusan pulau-pulau kecil, yaitu : Pulau Nusa Penida, Peta Lokasi
Lembongan, Ceningan dan Pulau Menjangan, telah Penelitian
menunjukan perkembangan dalam aktivitas pariwisata.
Namun, kawasan pesisir Bali dengan panjang garis pantai
sekitar 430 km, telah mengalami kerusakan sekitar 181
km (Sardana, 2013).
Salah satu daerah pesisir yang saat ini telah
berkembang menjadi tempat wisata adalah Pantai Geger.
Pantai ini terletak di Desa Adat Peminge, Sawangan,
Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Pantai
Geger merupakan tempat rekreasi yang terletak di sekitar
kawasan Nusa Dua, yang diketahui sebagai tempat Gambar 1. Lokasi Penelitian
pariwisata yang telah berkembang dengan pesat
sebelumnya. Dengan lokasi tersebut menjadikan pantai ini 2.2 Alat dan Bahan
menjadi tempat wisata yang potensial menarik kunjungan Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini,
wisatawan. Dalam perkembangannya, Pantai Geger antara lain : Kamera untuk dokumentasi, software
dahulunya dikenal memiliki potensi di bidang budidaya Microsoft excel untuk pengolahan data serta daftar
rumput laut, namun saat ini perlahan-lahan telah bergeser pertanyaan yang kemudian hasil dari jawaban responden
menjadi tempat wisata. tersebut yang menjadi bahan untuk selanjtnya dianalisis.
Dinamika yang terjadi di kawasan Pantai Geger
tentunya dipengaruhi oleh perkembangan wilayah serta 2.3 Prosedur Kerja
peruntukan dari pantai tersebut. Dalam menentukan arah Penentuan responden menggunakan metode
pengembangan dan mengantisipasi Dinamika yang terjadi purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara
di wilayah tersebut, tentunya sangat penting untuk sengaja terhadap orang-orang tertentu yang dapat
menentukan strategi untuk pengembangan Pantai Geger. memberikan informasi terkait dengan permasalahan
Upaya yang dapat dilakukan untuk menganalisis alternatif penelitian (Indriantoro et al, 1999). Data yang telah
kebijakan pengembangan suatu wilayah adalah dengan diperoleh kemudian dianalisa untuk menentukan strategi
melakukan analisis AHP (Analytic Hierarchy Process). dari masing-masing parameter berdasarkan analisis
AHP adalah suatu analisis yang dikembangkan pertama SWOT. Strategi yang telah diperoleh kemudian dianalisis
kali oleh Thomas L. Saaty pada awal tahun 1980. Analisis dengan menggunakan AHP menggunakan input dari
ini digunakan untuk memecahkan permasalahkan yang wawancara dengan pihak-pihak terkait (stakeholder) yang
tidak terukur dan biasanya berasal dari pendapat seseorang terkait dengan pengembangan Pantai Geger.
(judgement) atau permasalahan yang sifatnya dapat diukur
(Herlawati, 2013). 2.4. Analisa Data
Penentuan kebijakan pengembangan kawasan Data yang diperoleh adalah data primer berdasarkan
menggunakan AHP dapat dikaitkan dengan analisis hasil wawancara dengan responden. Data tersebut
SWOT (Strenght, Weakness, Oportunity, Treath). Analisis kemudiaan dianalisa secara deskriptif kualitatif untuk
SWOT merupakan salah satu bentuk analisis yang menentukan faktor internal yaitu kekuataan serta
menggunakan faktor eksternal (peluang dan ancaman) kelemahan kemudian untuk memperkirakann faktor
serta faktor internal (kelebihan dan kekurangan) sebagai eksternal yaitu peluang serta ancaman. Kemudian untuk
perbandingan untuk menentukan arah strategi yang tepat menentukan strategi pengelolaan digunakan analisis
dalam pengembangan sebuah kawasan (Putra, 2015). SWOT secara deskriptif kuantitif dengan pendekatan
Alternatif terbaik dari strategi yang dapat digunakan untuk faktor internal atau Internal Factor Analysis Strategy
mengembangan kawasan Pantai Geger dapat (IFAS) dan pendekatan faktor eksternal atau External
mengombinasikan kedua analisis tersebut. Analisis SWOT Factor Analysis Strategy (EFAS) (Rangkuti, 2001).
dapat digunakan untuk menentukan faktor internal serta Strategi yang telah diperoleh berdasarkan analisis
ekternal yang mempengaruhi kondisi Geger. Kemudian SWOT kemudian dianalisa menggunakan AHP dengan
AHP digunakan untuk menentukan kebijakan langkah-langkah sebagai berikut (Kadarsyah Suryadi dan
pengembangan kawasan Pantai Geger. Ali Ramdhani, 1998) :

J. Mar. Aquat. Sci. 1: 17 (2015)


3 Journal of Marine and Aquatic Sciences

2.4.1 Dilakukan pendefinisikan masalah dan penentuaan


solusi.
Pada tahap ini ditentukan masalah yang akan
dipecahkan secara detail dan mudah dipahami. Dari
permasalahan tersebut kemudian ditentukan solusi
yang mungkin cocok. Solusi tersebut yang dapat
dikembangan menjadi kebijakan untuk
pengembangan sebuah daerah.

2.4.2 Dibuat struktur heirarki.


Dalam pembuatan struktur hierarki, ditentukan
tujuan utama sebagai sebagai level teratas yang
diikuti oleh kriteria-kriteria yang cocok dan
ditentukan alternatif yang akan diambil seperti pada
Gambar 2.
2.4.5 Dilakukan perhitungan vektor eigen dari setiap
matriks perbandingan berpasangan
Penghitungan vektor eigen dilakukan dengan
cara menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks dan
menjumlahkan nilai-nilai dari seiap baris dan
membaginya dengan jumlah elemen untuk memperoleh
rata-rata, seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Perhitungan vector eigen


Priority
Gambar 2. Struktur heirarki Criteria A B C D Vector
A 1.00 3.00 7.00 9.00 57.39%
2.4.3 Dibubuat matriks perbandingan berpasangan yang B 0.33 1.00 5.00 7.00 29.13%
C 0.14 0.20 1.00 3.00 9.03%
menggambarkan kontribusi relatif terhadap tujuan D 0.11 0.14 0.33 1.00 4.45%
yang setingkat diatasnya. Sum 1.59 4.34 13.33 20.00 100.00%
Matriks yang digunakan bersifat sederhana dan
memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi. 2.4.6 Dilakukan pemeriksaan konsistensi heirarki
Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda Rasio yang diukur adalah rasio konsistensi dengan
yaiitu mendominasi dan didominasi. Perbandingan yang melihat indeks konsistensi. Konsistensi yang diharapkan
dilakukan berdasarkan judgement dari pengambilan adalah yang kurang dari 0.1 atau 10%, persamaan untuk
keputusan dengan milai tingkat kepentingan suatu menentukan tingkat konsistensi, antara lain :
elemenn jika dibandingkan dengan elemen lainnya.
elemen yang dibandingkan seperti ditunjukan pada Tabel
1. (1)
Tabel 1. Matriks perbandingan berpasangan
Criteria A B C D
A
B (2)
C
D
Ket :
CI : Indeks konsistensi
max : Nilai rata-rata dari eigen vector
2.4.4 Dilakukan pendefinisan perbandingan
n : Jumlah parameter
berpasangan .
CR : Consistancy Relative
Hasil perbandingan dari masing-masing elemen
berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukan Nilai RI atau Random Cosistancy Index yang
perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila digunakan tergantung dari nilai n dari parameter yang
suatu elemen dibandingkan dengan elemen itu sendiri digunakan. Seperti yang terlihat pada Tabel 4.
maka hasilnya diberi nilai 1. Sedangan tingkat
kepentingan lainnya ditunjukan pada Tabel 2. Tabel 4. Nilai RI untuk masing-masing nilai n
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 2. Pendefinisian perbandingan berpasangan RI 0 0 0.58 0.9 1.121.241.321.411.451.49

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Potensi Pantai Geger sebagai Tempat Wisata


Pantai geger merupakan pantai yang terletak di
kawasan Nusa Dua. Kawasan Nusa Dua merupakan

J. Mar. Aquat. Sci. 1: 17 (2015)


Artadana 4

daerah yang terletak di Bali selatan dan telah terlebih A. Kekuatan


dahulu berkembang menjaadi kawasan pariwisata melalui
pembangunan BTDC yang kemudian mendorong 1 Akses ke pantai memadai 0.12 4 0.48
pembangunan berbaagai fasilitas wisata di sekitarnya 2 Arus laut yang tenang 0.1 4 0.4
termasuk berbagai obyek pariwisata lainnya. Dikelola oleh intansi
Pantai geger merupakan pantai dengan pasir putih 3 lokal 0.1 3 0.3
kecoklatan yang bersih serta dengan arus perairan yang Terdapat penyewaan
4 kelengkapan wisata 0.08 2 0.16
tenang sehingga pantai ini sangat cocok untuk aktivitas
Digunakan untuk
rekreasi di pantai baaik itu berenang maupun snorkeling aktivitas keagamaan oleh
untuk melihat keindahan ekosistempadang lamun di pantai 5 masyarakat 0.08 2 0.16
ini.
Selain potensi keindahan alam, pantai ini juga Jumlah 0.48 1.5
memiliki potensi berkaitan dengan aktivitas masyarakat B. Kelemahan
lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu daya Penataan kawasan masih
tarik wisata. Pantai ini dimanfaatkan oleh masayarakat 1 kurang 0.12 1 0.12
Desa Adat Peminge, Sawangan sebagai pantai untuk Belum ada bantuan
pengelolaan dari
pelaksanaan salah satu rangakaian dari upacara ngaben
2 pemerintah 0.1 2 0.2
(upacara kematian bagi orang Bali) yaitu upacara nganyut.
Selain itu di sekitar pantai geger juga terdapat pura yang 3 Promosi masih kurang 0.1 2 0.2
pada hari-hari tertentu akan melaksanakan upacara Tidak terdapat atraksi
keagamaan dan menjadi salah satu daya tarik bagi 4 wisata untuk pengunjung 0.08 2 0.16
wisatawan. SDM pedagang dan
pekerja wisata belum
3.2 Strategi Pengelolaan Wisata Pantai Geger 5 memadai 0.12 1 0.12
berdasarkan Analisis SWOT Jumlah 0.52 0.8
Penentuan strategi pengelolaan dalam penelitian ini Jumlah Total 1 2.3
menggunakan analisis internal (IFAS) dan eksternal
(EFAS). Hasil identifikasi faktor internal menunjukan
bahwa Pantai Geger memiliki 5 kekuatan, antara lain Tabel 6. Matriks EFAS Kawasan Pantai Geger
Akses ke Pantai yang memadai, arus laut yang tenang,
Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
dikelola oleh instansi lokal, terdapat penyewaan
kelengkapan wisata dan digunakan untuk aktivitas A. Peluang
keagamaan oleh masyarakat. Sementara itu, kelemahan Terletak di sekitar
yang diidentifikasi di Pantai Geger meliputi penataan 1 kawasan Nusa Dua 0.11 3 0.33
kawasan yang masih kurang, belum adanya bantuan Menjadi alternatif wisata
pengelolaan dari pemerintah, promosi wisata yang masih 2 baru 0.11 2 0.22
kurang, tidak terdapat atraksi wisata tambahan dan SDM Kebutuhaan masyarakat
yang tinggi untuk tempat
pedagang dan pekerja wisata yang belum memadai. 3 wisata 0.08 2 0.16
Secara total seperti terlihat pada (Tabel 5), skor kekuatan Mendapat dukungan dari
lebih tinggi dibandingan dengan kelemahan, artinya 4 masyarakat sekitar 0.11 3 0.33
strategi pengelolaan Pantai Geger dapat bertumpu dari Kunjungan wisatawan ke
kekuatan. 5 bali meningkat 0.08 2 0.16
Sedangkan strategi pengembangan yang didasarkan Jumlah 0.49 1.2
pada kondisi eksternal diidentifikasi masing-masing lima
B. Ancaman
peluang serta lima ancaman. Total skor peluang lenih
tinggi dibandingan dengan skor ancaman (Tabel 6). Terdapat tempat wisata
1 sejenis 0.11 2 0.22
Peluang dari kawasan wisata Pantai Geger meliputi,
Ancaman limbah hotel di
terletak di kawasan Nusa Dua, menjadi alternatif wisata 2 sekitar pantai 0.11 2 0.22
baru, kebutuhan masyarakat yang tinggi akan tempat
wisata, mendapat dukungan dari masyarakat sekitar dan Adanya intervensi dari
kunjungan wisatawan ke bali meningkat. Sedangka 3 investor ke daerah pantai 0.12 1 0.12
Kiriman sampah dari
ancaman dari tempat wisata Pantai Geger antara lain,
4 wilayah sekitar pantai 0.09 2 0.18
terdapat tempat wisata sejenis, ancaman limbah dari hotel
sekitar, adanya intervensi dari investor ke daerah pantai, 5 Potensi Tsunami 0.08 3 0.24
kiriman sampah dari wilayah sekitar pantai dan potensi Jumlah 0.51 0.98
tsunami. Berdasarkan faktor eksternal, strategi Jumlah Total 1 2.18
pengelolaan dapat diarah memanfaatkan peluang untuk
menghadapi ancaman. Dari kedua matriks tersebut kemudian disusun matriks
pembobotan SWOT untuk memperoleh strategi pengelolaan
Tabel 5. Matriks IFAS Kawasan Pantai Geger serta posisi dari strategi pengelolaannya, seperti pada Tabel 7.

Faktor Internal
Bobot Rating Skor

J. Mar. Aquat. Sci. 1: 17 (2015)


Journal of Marine and Aquatic Sciences x (201x) 1x

Tabel 7. Matriks EFAS Kawasan Pantai Geger


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Akses ke pantai yang memadai (S1) 1. Penataan kawasan masih kurang (W1)
IFASS 2. Arus laut yang tenang (S2) 2. Belum ada bantuan pengelolaan dari
3. Dikelola oleh instansi lokal (S3) pemerintah (W2)
4. Terdapat penyewaan kelengkapan wisata 3. Promosi masih kurang (W3)
(S4) 4. Tidak terdapat atraksi wisata untuk
5. Digunakan untuk aktivitas keagamaan oleh pengunjung (W4)
EFASS masyarakat (S5) 5. SDM pedagang dan pekerja wisata
belum memadai (W5)

Peluang (O) Strategi (S-O) Strategi (W-O)


1. Terletak di kawasan Nusa Dua (O1) 1. Melakukan promosi melalui media-media 1. Membuat master plan penataan
2. Menjadi alternatif wisata baru (O2) tertentu(S1+S2+S4+S5+O1+O2+O3+O4+ kawasan wisata Pantai Geger
3. Kebutuhan masyarakat yang tinggi O5) (W1+W2+O1+O2+O4)
untuk tempat wisata (O3) 2. Mengajak investor yang telah ada disekitar 2. Mengadakan pelatihan kepada pelaku
4. Mendapat dukungan dari masyarakat kawasan pantai untuk bersama-sama dan pekerja wisata di kawasan Pantai
sekitar (O4) menyusun upaya pengelolaan pantai geger Geger (W4+W5+O3+O4)
5. Kunjungan wisatawan ke Bali (S1+S3+S5+O1+O2+O4)
meningkat (O5)

Ancaman (T) Strategi (S-T) Strategi (W-T)


1. Terdapat tempat wisata sejenis (T1) 1. Membuat aturan yang mengatur batasan 1. Membentuk kelompok pengawas di
2. Ancaman limbah dari hotel di sekitar dari pihak yang ingin mengintervensi Pantai Geger (W1+W2+T2+T3+T4)
pantai (T2) wilayah Pantai Geger (S3+S5+T2+T3+T4) 2. Membuat papan-papan peringatan di
3. Adanya intervensi dari investor ke 2. Melakukan kerjasama dengan sekitar pantai (W1+T5)
daerah pantai (T3) Badan Penanggulangan Bencana Daerah
4. Kiriman sampah dari wilayah sekitar (S2+T5)
pantai (T4)
5. Potensi tsunami (T5)

3.3 Potensi Pantai Geger sebagai Tempat Wisata parameter maksimal memiliki skor 5 yang termasuk pada
Hasil matriks SWOT menunjukan terdapat rentangan berpengaruh terhadap parameter lainnya.
delapan alternatif strategi kebijakan untuk mendukung
pengembangan wisata di Pantai Geger, Kabupaten Tabel 8. Matriks perbandingan antar parameter
Kerja
Badung, antara lain : Alter Meng
Ma
Kelo sama
1). Melakukan promosi melalui media-media tertentu ste Papan
natif Pro ajak Atura Pelati mpok denga
r pering
2). Mengajak investor yang telah ada disekitar kawasan Krite mosi invest
pla
n han penga n
atan
ria or was BPB
pantai untuk bersama-sama menyusun upaya n
D
pengelolaan Pantai Geger Promo
1 2 0.5 0.25 0.5 2 2 2
si
3). Membuat aturan yang mengatur batasan dari pihak Meng
yang ingin mengintervensi wilayah Pantai Geger ajak
0.5 1 0.2 0.20 0.50 0.25 2 2
4). Melakukan kerjasama dengan Badan Penanggulangan invest
or
Bencana Daerah
Maste
5). Membuat master plan penataan kawasan wisata Pantai r plan
2 5 1 2 3 3 5 3
Geger
6). Mengadakan pelatihan kepada pelaku dan pekerja Atura
4 5 0.5 1 4 4 4 2
wisata di kawasan Pantai Geger n
7). Membentuk kelompok pengawas di Pantai Geger
Pelati
8). Membuat papan-papan peringatan di sekitar pantai han
2 2 0.3 0.25 1 4 4 4
Kelo
mpok
Tahap pengambilan keputusan dari hasil analisis penga
0.5 4 0.3 0.25 0.25 1 2 2
SWOT ditentukan prioritasnya menggunakan AHP. was
Berdasarkan hasil kuisioner kemudian dianalisis Kerjas
ama
menggunakan perhitungan menggunakan software denga 0.5 0.5 0.2 0.25 0.25 0.5 1 2
microsoft excel . n
BPBD
Strategi yang telah diperoleh tersebut kemudian
Papan
dimasukan kedalam matriks agar memudahkan untuk pering 0.5 0.5 0.3 0.50 0.25 0.5 0.5 1
dianalisis dan dilakukan perbandingan antar parameter atan
untung menentukan tingat kepentingan dari masing-
masing parameter tersebut. hal tersebut seperti Selanjutnya ditentukan nilai priority vector
ditampilkan pada Tabel 8. Nilai perbandingan dari dengan menggunakan metode penentuan eigen vector
masing-masing parameter menunjukan rentang nilai dari 1 pada perhitungan matriks pada umumnya. Nilai priority
sampai dengan 5 yang menandakan bahwa salah satu vector tersebut yang digunakan untuk menentukan

J. Mar. Aquat. Sci. 1: 17 (2015)


Artadana 6

kebijakan yang paling penting diterapkan di Pantai Geger. investor yang telah ada di sekitar kawasan pantai untuk
Nilai priority vector ditunjukan pada Tabel 9. bersama menyusun upaya pengelolaan Pantai Geger
dengan skor 0.06 dan mengadakan kerjasama dengan
Tabel 9. Matriks Priority vector BPBD dan membuat papan peringatan dengan masing-
kerja pa masing skor 0.05. Berdasarkan hal tersebut, maka
kelo
ma sam pa
Alter
pro
meng
ste
pel mp
a n
Prior alternatif strategi dengan skor paling tinggi dan dapat
natif ajak atur at ok ity
Kriter
mo
invest
r
an ha pen
deng per
vect
diterapkan menjadi kebijakan pengembangan kawasan
si pla an ing
ia or
n
n gaw
BPB ata
or Pantai Geger adalah Membuat master plan penataan
as kawasan wisata Pantai Geger
D n

prom
1 2 0.5 0.25 0.5 2 2 2 0.09
osi

meng
ajak 0.5
0.5 1 0.2 0.20 0.25 2 2 0.05
invest 0
or

mast
er 2 5 1 2 3 3 5 3 0.26
plan
atura
4 5 0.5 1 4 4 4 2 0.24
n

0.3
pelat
2 2 33 0.25 1 4 4 4 0.15
han Gambar 4. Grafik skor priority vector untuk alternatif
3
strategi

kelo 4. Simpulan
mpok 0.2
0.5 4 0.3 0.25 1 2 2 0.09
peng 5
awas Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah
diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan
pengembangan kawasan wisata Pantai Geger adalah
kerjas
ama
Membuat master plan penataan kawasan wisata Pantai
0.2
deng 0.5 0.5 0.2 0.25
5
0.5 1 2 0.05 Geger.
an
BPBD
Ucapan terimakasih
papa
n 0.2 Ucapan terimakasih disampaikan kepada rekan-rekan
0.5 0.5 0.3 0.50 0.5 0.5 1 0.05
perin 5 mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan angkatan 2 yang
gatan
telah bersama-sama melancarkan kegiatan penelitian ini.

Pada Tabel 9 telah ditunjukan nilai priority Daftar Pustaka


vector dari hasil perhitungan AHP. Nilai priority vector
menunjukan alternatif strategi yang memiliki nilai Pitana, I Gde. (2003) Dalam makalah Reinvention of Bali:
tertinggi dan dapat digunakan sebagai kebijakan yang
Menata Bali Pasca Tragedi Menuju
dapat diambil untuk pengembangan kawasan Pantai
Geger. Setelah diperoleh nilai priority vector, langkah Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan.
selanjutnya adalah melakukan uji konsistensi dengan
Denpasar : Universitas Udayana
menguji nilai priority vector menggunakan persamaan (1)
dan (2) yang bertujuan untuk mencari nilai CR. Nilai CR Sardana, I Nyoman. (2013). Implikasi Pengaturan Usaha
yang diperoleh adalah 0.083 atau 8.3 % sehingga dapat
Pariwisata Wilayah Pesisir terhadap Hak-hak
dikatakan priority vector tersebut konsisten dan dapat
digunakan untuk penentuan kebijakan. Masyarakat Adat di Desa Adat Kedonganan
dan Kuta, Kecamatan Kuta, Kabupaten
Seperti ditunjukan pada Gambar 4, alternatif
strategi yang memiliki nilai paling tinggi adalah Membuat Badung Provinsi Bali [Tesis]. Denpasar :
master plan penataan kawasan wisata Pantai Geger
Universitas Udayana
dengan skor 0.26. Kemudian berturut-turut strategi
selanjutnya adalah Membuat aturan yang mengatur Putra, A.C et.al. (2015) Strategi Pengembangan
batasan dari pihak yang ingin mengintervensi wilayah
Ekowisata Melalui Kajian Ekosistem
Pantai Geger dengan skor 0.24, Mengadakan pelatihan
kepada pelaku dan pekerja wisata di kawasan Pantai Mangrove di Pulau Pramuka, Kepulauan
Geger dengan skor 0.15, Melakukan promosi melalui
Seribu. Jurnal Saintek Perikanan. 2 (10) 91-97
media-media tertentu dengan skor 0.10, Mengajak

J. Mar. Aquat. Sci. 1: 17 (2015)


7 Journal of Marine and Aquatic Sciences

Rangkuti, F, (2001). Analisis SWOT Teknik Herlawati (2013). Penerapan Micorosoft Excel Pada
Membedah Kasus Bisnis. Penerbit Metode Kuantitatif Bisnis Dengan
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Analytical Hierarchy Process (Proses
Indriantoro, Nurdan Supomo, bambang (1999). Analitis Hierarkis). Jurnal Penelitian Ilmu
Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Komputer, System Embedded & Logic 1(1) :

Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta : 47-54

Penerbit BPFE.

2015 by the authors; licensee Udayana University, Indonesia. This article is an open access article distributed under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution license (http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/).

J. Mar. Aquat. Sci. 1: 17 (2015)

You might also like