You are on page 1of 12

Kesulitan Guru IPA Kelas VIII se-Kecamatan Langkapura dalam

Merencanakan dan Melaksanakan Asesmen

Kinasih Cahyono *, Rini Rita T. Marpaung, Berti Yolida


Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri
Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
* e-mail: kinasihcahyonoo@gmail.com, Telp: +6289622535256

Received: june 5, 2017 Accepted: june 12, 2017 Online Published: june 13, 2017
Abstract: The difficulties of Planning and Implementing Assessments for
Science Teachers of Eighth grade at Langkapura subdistrict. This study aims to
identify the difficulties of science teachers of eighth grade at Langkapura Bandar
Lampung in the academic year of 2016/2017. The difficulties include the planing
and implementations of assessment for their students. Thus, all science teachers
of grade VIII were selected by non probability sampling technique. This research
design was descriptive. Qualitative data were obtained from the questionnaire
and interviews that were analysis descriptively. The research result showed that
the difficulties of science teachers in planning the assessment were classified as
quite difficult to determine the purpose of the assessment, arranging the
instrument, composing the lattice works of question, writing questions based on
the lattice and the rules of writing questions, determining the quality criteria of
question, and arranging the scoring guidelines. The difficulties in implementing
the assessments were indicators of affective, psychomotor, and cognitive which
was classified in high criteria. So, teachers difficulties in planning the assessment
is classified in quite criteria, meanwhile implementing the assessment was high
criteria.

Keywords: assessment, difficulty, implementing assessmen, planning of


assessment,

Abstrak: Kesulitan Guru IPA Kelas VIII se-Kecamatan Langkapura dalam


Merencanakan dan Melaksanakan Asesmen. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kesulitan guru IPA kelas VIII SMP se-Kecamatan Langkapura
Kotamadya Bandar Lampung tahun ajaran 2017/2017. Sampel penelitian ini
adalah seluruh guru IPA kelas VIII yang dipilih dengan teknik sampling non
probability. Desain penelitian adalah desain deskriptif. Data kualitatif diperoleh
dari hasil angket dan wawancara pada guru yang dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan kesulitan guru IPA dalam merencanakan
asesmen tergolong kriteria cukup pada indikator menetapkan tujuan asesmen,
menyusun instrumen, menyusun kisi-kisi soal, menulis soal berdasarkan kisi-kisi
dan kaidah penulisan soal, menentukan kriteria mutu soal, serta menyusun
pedoman penskoran. Kesulitan dalam melaksanakan asesmen pada indikator
pelaksanaan asesmen ranah afektif, psikomotorik, dan kognitif tergolong kriteria
tinggi. Jadi, kesulitan guru dalam merencanakan asesmen termasuk kriteria
cukup dan melaksanakan asesmen termasuk dalam kriteria tinggi.

Kata kunci: asesmen, kesulitan, melaksanakan asesmen, merencanakan asesmen,


PENDAHULUAN naan penilaian. Prinsip yang dimak-
sud menurut BSNP (dalam Arifin
Salah satu tahap penting dari pe- 2011: 54-55) adalah pendidik harus
laksanaan pembelajaran yang tidak membuat rencana penilaian secara
dapat diabaikan adalah pelaksanaan terpadu dengan silabus dan rencana
asesmen. Tahap terpenting dari ases- pembelajarannya; perencanaan peni-
men pembelajaran ini adalah bagai- laian setidak-tidaknya meliputi kom-
mana cara melakukan penilaian, ba- ponen yang akan dinilai, teknik yang
gaimana prosedur penilaian, pengola- akan digunakan serta kriteria penca-
han data, penetapan skor hingga pela- paian kompetensi; Pendidik harus
porannya sehingga gambaran dari mengembangkan kriteria pencapaian
hasil pembelajaran yang dilaksanakan kompetensi dasar (KD) sebagai dasar
oleh guru selama ini dapat diketahui untuk penilaian; pendidik menentukan
bukan saja oleh peserta didik, tetapi teknik penilaian dan instrumen pen-
juga oleh semua pihak orang tua dan ilaiannya sesuai indikator pencapaian
sekolah (Uno dan Koni, 2014: 5). KD; pendidik harus menginformasi-
Pembelajaran IPA dapat di- kan seawal mungkin kepada peserta
gambarkan sebagai suatu sistem, dan didik tentang aspek-aspek yang dini-
sebagaimana sistem-sistem pembela- lai dan kriteria pencapaiannya; pendi-
jaran lainnya terdiri atas komponen dik menuangkan seluruh kom-ponen
masukan pembelajaran, proses pem- penilaian ke dalam kisi-kisi penilaian;
belajaran, dan keluaran pembelajaran. pendidik membuat instrumen berdasar
Tugas utama guru IPA adalah melak- kisi-kisi yang telah dibuat dan dileng-
sanakan proses pembelajaran IPA. kapi dengan pedoman penskoran se-
Proses pembelajaran IPA terdiri atas suai dengan teknik penilaian yang di-
tiga tahap, yaitu perencanaan proses gunakan; pendidik menggunakan acu-
pembelajaran IPA, pelaksanaan pem- an kriteria dalam menentukan nilai
belajaran IPA, dan penilaian hasil peserta didik.
pembelajaran IPA (Wisudawati dan Standar pelaksanaan penilaian
Sulistyowati, 2015: 26). oleh pendidik meliputi pendidik me-
Standar penilaian oleh pendidik lakukan kegiatan penilaian sesuai de-
mencakup standar umum, standar pe- ngan rencana penilaian yang telah di-
rencanaan, standar pelaksanaan, stan- susun diawal kegiatan pembelajaran;
dar pengolahan, dan pelaporan hasil pendidik menganalisis kualitas instru-
penilaian serta standar pemanfaatan men dengan mengacu pada persya-
hasil penilaian. Pendidik dalam me- ratan instrumen serta menggunakan
lakukan penilaian harus selalu me- acuan kriteria; pendidik menjamin pe-
ngacu pada standar umum penilaian laksanaan ulangan dan ujian yang be-
prinsip standar umum berupa pemi- bas dari kemungkinan terjadi tindak
lihan teknik penilaian disesuaikan de- kecurangan; pendidik memeriksa pe-
ngan karakteristik mata pelajaran ser- kerjaan peserta didik dan memberikan
ta jenis informasi yang ingin dipero- umpan balik dan komentar yang ber-
leh dari peserta didik. (Arifin, 2011: sifat mendidik (Arifin, 2011: 55).
54). Guru dalam mengembangkan ren-
Standar perencanaan penilaian cana asesmen harus mengumpulkan
oleh pendidik merupakan prinsip- beberapa tipe rencana penilaian yang
prinsip yang harus dipedomani bagi dapat digunakan untuk mendemons-
pendidik dalam melakukan perenca- trasikan ketuntasan peserta didik dari
hasil belajar yang diharapkan. Renca- indikator yang cocok untuk dinilai.
na harus memuat kriteria untuk meni- Sedangkan, dalam melaksanakan ases-
lai pengetahuan, keterampilan, dan men, banyak guru yang merasa kesu-
perilaku (Anonim, 2014: 126). Menu- litan terutama dalam waktu pelak-
rut Sulaeman (2016:16) peran guru sanaan penilaian afektif yang kurang
dalam penilaian merupakan unsur pen- memadai kapan harus dilakukan peni-
ting sebagai penyusun instrumen, laian dan sulit dalam menilai secara
penganalisis, dan pelaku evaluasi serta objektif dalam penilaian keterampilan.
sekaligus sebagai pelaksananya. Oleh Guru menghadapi masalah dalam
karena itu guru harus menguasai ba- pencapaian standar penilaian, yaitu:
nyak kompetensi yang berkaitan de- guru merasa kesulitan membuat ins-
ngan penilaian. trumen penilaian baik tes maupun
Berdasarkan observasi awal, guru non-tes, terutama dalam mengukur ra-
IPA SMP se-Kecamatan Langkapura nah sikap; guru merasa kesulitan da-
Kotamadya Bandar Lampung sebagi- lam mengisi format penilaian teruta-
an besar guru IPA berasal dari lulusan ma rekapitulasi nilai menjadi deskrip-
jurusan pendidikan IPA, dan sudah tif; guru merasa kesulitan melakukan
mengetahui tentang asesmen. Namun, penilaian proses karena jumlah siswa
sebagian guru yang telah mengetahui yang banyak; guru belum memahami
asesmen tidak terlalu paham menge- penilaian otentik; guru merasa kesu-
nai perencanaan dan pelaksanaan ases- litan dalam menyusun rubrik yang se-
men. Guru merasa kesulitan dalam suai dengan kompetensi dasar; guru
merencanakan dan melaksanakan merasa kesulitan dalam mengolah ha-
asesmen. Bahkan dalam penyusunan sil penilaian untuk mengetahui kema-
perangkat asesmen guru tidak menyu- juan belajar siswa serta untuk menge-
sun sendiri perangkat asesmen dan tahui kesulitan belajar siswa; peni-
beberapa guru dalam rencana perang- laian proses belum sepenuhnya dipa-
kat pembelajarannya ada yang tidak hami oleh guru sebagai contoh pelak-
terdapat instrumen penilaian (ases- sanaan analisis jarang dilaksanakan
men) di dalamnya. Kemudian seba- (Maisyaroh, 2014: 216).
gian guru dalam menyusun asesmen Penilaian yang dilakukan oleh
berdasarkan ketiga ranah (afektif, kog- guru terkadang mengalami kesulitan
nitif, dan psikomotorik) masih tidak dalam merencanakan dan melaksana-
memuat dari ketiga ranah tersebut, kannya. Hal ini sesuai dengan hasil
dengan alasan asesmen (penilaian) penelitian Retnawati, Hadi, dan Nug-
afektif yang menilai hanya guru raha (2016: 43) dalam merencanakan
matapelajaran PPKn sedangkan guru asesmen guru tidak sepenuhnya me-
IPA hanya menilai dari dua ranah saja mahami penilaian dalam kurikulum
yaitu kognitif dan psikomotorik. Keti- 2013. Mereka juga memiliki kesulitan
ga ranah tersebut turut menjadi salah dalam mengembangkan instrumen pe-
satu faktor yang menyebabkan guru nilaian sikap. Selain itu, kriteria mini-
kesulitan dalam merencanakan dan mum kelulusan menyebabkan guru
melaksanakan asesmen meskipun gu- mengalami kesulitan serta dalam me-
ru tersebut sebagian besar sudah me- lakukan penilaian otentik. Alasannya
ngetahui tentang asesmen. Sebagian adalah bahwa guru mengalami kesu-
guru berpendapat dalam merencana- litan dalam merancang rubrik untuk
kan asesmen mengalami kesulitan da- penilaian keterampilan, ada terlalu ba-
lam pembuatan rubrik dan membuat nyak pilihan kompetensi dan teknik
penilaian. Berdasarkan hasil pene- memahami prosedur dalam me-
litian Ningsih (2012: 9) mengenai lakukan validitas dan reliabititas soal.
kesulitan guru dalam merencanakan Keefektifan soal yang dibuat oleh
asesmen yaitu dalam hal penyusunan guru Pendidikan Kewarganegaraan
instrumen penilaian hasil belajar, guru diukur melalui banyaknya peserta
mengalami hambatan dalam mengem- didik yang menjawab soal dengan
bangkan butir-butir instrumen penilai- benar. Ketiga, kesulitan guru dalam
an dan dalam menelaah instrumen pe- menentukan nilai akhir dengan PAP
nilaian. Termasuk hambatan dalam (Penilaian Acuan Patokan) dan PAN
mengembangkan butir-butir instru- (Penilaian Acuan Norma). Serta didu-
men penilaian adalah dalam mene- kung pula oleh Retnawati, Hadi, dan
rapkan teknik penilaian dan dalam Nugraha (2016: 43) para guru juga
menentukan jenis penilaian. Kemu- memiliki kesulitan dalam menginte-
dian hambatan yang dialami oleh guru grasikan nilai dari teknik penilaian
dalam melaksanakan asesmen berda- beberapa yang telah dilaksanakan dan
sarkan hasil penelitian Ningsih (2012: belum ada aplikasi yang mungkin bisa
9) yaitu guru dalam hal mekanisme dilaksanakan dengan mudah dalam
penilaian hasil belajar, guru PPKn menggambarkan hasil proses belajar
mengalami hambatan dalam penilaian peserta didik.
akhir pembelajaran (post test), yaitu Terdapat kesenjangan antara pe-
ketersediaan waktu yang digunakan rencanaan dan pelaksanaan asesmen
untuk melakukan pe-nilaian yang yang dilakukan oleh guru dengan
dianggap kurang sehingga menye- perencanaan dan pelaksanaan ases-
babkan guru menjadi tergesa-gesa da- men yang ideal yaitu asesmen yang
lam melaksanakan ulangan dan peser- telah ditetapkan oleh Kementrian Pen-
ta didik menjadi tidak maksimal da- didikan dan Kebudayaan Republik In-
lam mengerjakan soal. Guru juga donesia. Sehingga, penelitian ini ber-
mengalami hambatan dalam pembu- tujuan untuk mengidentifikasi kesu-
atan keputusan hasil penilaian, yaitu litan guru IPA SMP kelas VIII se-
dalam pembuatan keputusan hasil pe- Kecamatan Langkapura Kotamadya
nilaian ulangan harian, dalam pensko- Bandar Lampung tahun ajaran 2016/
ran, dalam melakukan remedial, dan 2017 dalam merencanakan dan me-
dalam melakukan pengayaan. Menu- laksanakan asesmen.
rut (Widiyaningrum, 2015: 12) dalam
melaksanakan penilaian hasil belajar METODE
PPKn, guru SMP Negeri 2 Pringsewu
mengalami kesulitan meliputi : perta- Penelitian ini dilaksanakan pada
ma, kesulitan guru dalam menyusun semester ganjil bulan Januari 2017 di
taksonomi bloom dalam sebuah soal, SMP se-Kecamatan Langkapura Ko-
guru cenderung menggunakan jenjang tamadya Bandar Lampung tahun aja-
taksonomi pada ranah kognitif saja ran 2016/2017. Populasi dalam pene-
karena beranggapan bahwa kata ope- litian ini adalah seluruh guru IPA kelas
rasional pada jenjang kognitif mudah VIII SMP se-Kecamatan Lang-kapura
untuk dipahami peserta didik. Kedua, Kotamadya Bandar Lampung tahun
kesulitan guru dalam melakukan vali- ajaran 2016/2017.
ditas dan reliabilitas butir soal, guru Teknik pengambilan sampel yang
kurang melaksanakan validitas dan digunakan adalah sampling non pro-
reliabilitas soal karena guru kurang bability dengan teknik sampel jenuh
(boring sampling), teknik ini dila- dan kejadian yang menjadi pusat per-
kukan bila semua anggota populasi hatian tanpa memberikan perlakuan
digunakan sebagai sampel. Hal ini khusus terhadap peristiwa tersebut.
sering dilakukan bila jumlah populasi Penelitian ini menggunakan pen-
relatif kecil, kurang dari 30 orang atau dekatan kualitatif. Data kualitatif
penelitian yang dilakukan untuk mem- merupakan data yang tidak dalam ben-
buat suatu generalisasi (Sugiyono, tuk angka. Sebagai sebuah kegiatan
2016: 124-125). Menurut Noor (2013: penelitian ilmiah, maka data kualitatif
156) boring sample adalah sampel akan lebih baik bersumber dari orang-
yang mewakili jumlah populasi, dila- orang yang memang memiliki kapabi-
kukan apabila populasi dianggap sa- litas terkait data, atau dari lembaga-
ngat kecil. Menurut Sangadji dan lembaga yang langsung terkait dengan
Sopiah (2010: 189) sampel jenuh kegiatan penelitian. (Firdaus, 2012:
adalah teknik penentuan sampel bila 27). Menurut Hikmat (2011, :37) pe-
semua anggota populasi digunakan nelitian yang bersifat kualitatif yaitu
sebagai sampel. Hal ini sering dilaku- suatu pendekatan penelitian yang
kan bila jumlah populasi relatif kecil, menghasilkan data deskriptif berupa
kurang dari 30 orang. Sehingga sam- data tertulis atau lisan dari orang-
pel yang digunakan dalam penelitian orang dan pelaku yang diamati, dalam
ini adalah seluruh guru IPA yang me- penelitian ini yang dimaksud adalah
ngajar kelas VIII di SMP se-Kecama- Guru IPA kelas VIII SMP se-Keca-
tan Langkapura Kotamadya Bandar matan Langkapura Kotamadya Bandar
Lampung tahun ajaran 2016/ 2017 Lampung tahun ajaran 2016/ 2017.
dengan rincian 3 guru SMP Negeri 7 Jenis data terdiri atas data primer
Bandar Lampung, 2 guru SMP IT dan sekunder. Data primer di-peroleh
Fitrah Insani Bandar Lampung, dan 1 dari hasil penyebaran angket dan in-
guru SMP IT Ar-Raihan Bandar formasi yang didapat dari wa-wancara
Lampung. tanggapan guru IPA SMP kelas VIII
Desain penelitian yang digunakan mengenai perencanaan dan pelaksana-
pada penelitian ini adalah desain an asesmen. Data sekunder diperoleh
deskriptif. Desain deskriptif merupa- dari data latar belakang pendidikan
kan rancangan yang digunakan untuk guru. Indikator angket dan wawancara
menjawab pertanyaan evaluasi atas tanggapan guru yang di-identifikasi
dasar informasi atau data yang secara dalam merencanakan asesmen yaitu
sistematis diambil oleh para evalua- menetapkan tujuan asesmen, menyu-
tor. Desain deskriptif ini bertujuan sun instrumen, menyusun kisi-kisi,
mencari dan menganalisis informasi menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan
untuk menentukan gambaran keterca- kaidah penulisan soal, menentukan
paian tujuan program atau pembela- kriteria mutu soal, serta menyusun
jaran yang dievaluasi (Sukardi, 2014: pedoman penskoran. Sedangkan indi-
157). Menurut Noor (2013: 111). kator angket dan wawancara tang-
Desain penelitian deskriptif ini bertu- gapan guru yang diidentifikasi dalam
juan untuk mendeskripsikan sifat atau melaksanakan asesmen yaitu pelaksa-
karakteristik dari suatu gejala, dan naan asesmen ranah afektif, psikomo-
kejadian yang terjadi saat ini. Pene- torik, dan kognitif. Data latar belakang
litian deskriptif memusatkan perhatian pendidikan guru dapat dilihat dari dua
kepada masalah aktual dan peneliti sisi, yaitu kesesuaian antara bidang
berusaha mendeskripsikan peristiwa ilmu yang ditempuh dengan bidang
tugas dan jenjang pendidikan. Latar rencanakan asesmen persentase kesuli-
belakang pendidikan guru termuat na- tan guru tertinggi terdapat pada
ma, NIP, Pangkat/ golongan, mulai indikator menentukan kriteria mutu
mengajar, status guru, pendidikan ter- soal. Guru dalam melakukan peren-
akhir, pengalaman mengajar, pelatihan canaan terkait indikator menentukan
pembelajaran yang pernah diikuti, dan kriteria mutu soal memiliki kriteria
sertifikasi guru (Firdaus, 2012: 27). kadang-kadang. Sedangkan persen-
Teknik pengambilan data dalam tase kesulitan guru terendah terdapat
penelitian ini dengan triangulasi ins- pada indikator menyusun pedoman
trumen, yaitu suatu pendekatan riset penskoran. Guru dalam melakukan
yang memakai suatu kombinasi lebih perencanaan terkait indikator menyu-
dari satu strategi dalam satu penelitian sun pedoman penskoran memiliki
untuk menjaring data/informasi (Wi- kriteria sering. Hal tersebut dapat
rawan, 2012: 156), dalam penelitian dilihat pada tabel di bawah.
ini menggunakan angket, wawancara
tanggapan guru, dan latar belakang Tabel 1. Hasil Analisis Angket ..Ter-
pendidikan guru. Teknik analisis data tutup Merencanakan Ases-
angket menggunakan persentase, wa- men
wancara dianalisis dengan cara des- Indi-
Pertanyaan Pertanyaan
kriptif menggunakan teknik penco- No Negatif Positif
kator
cokan (crosscheck), Latar belakang Sd Kri Sd Kri
pendidikan guru dianalisis secara des- 56,67 80
1 MT C S
kriptif yang termuat tentang peng- 7,45 10,69
alman mengajar, latar belakang lulu-
42,60 55,56
san, dan pengembangan profesi yang 2 MI
0,22
C
1,52
K
pernah diikuti.
66,67 73,33
3 MK R S
HASIL PENELITIAN 2,11 13,80

60 73,33
Hasil penelitian berupa persentase 4 MS C S
13,74 15,74
dan kriteria dari angket tertutup dan
40 47,33
terbuka guru dalam merencanakan dan 5 KS
20
T
22,57
K
melaksanakan asesmen. Hasil tersebut
63,33 70
bertujuan untuk mengidentifikasi ke- 6 PP
17,95
R
17,73
S
sulitan guru IPA kelas VIII dalam me-
rencanakan dan melaksanakan ases- 54,88 66,60
Sd C S
10,10 11,36
men di SMP yang terdapat di Keca-
matan Langkapura Kotamadya Bandar Keterangan: = Persentase rata-rata, Sd=
Lampung tahun ajaran 2016/2017. Ha- standar deviasi, Kri= kriteria
sil tersebut ditabulasikan dalam bebe- MT= menetapkan tujuan
rapa tabel. asesmen, MI= menyusun
instrumen, MK= menyusun
Tabel 1 menunjukkan kesulitan
kisi-kisi, MS= menulis soal
guru dalam merencanakan asesmen berdasarkan kisi-kisi dan
melalui pertanyaan negatif memiliki kaidah penulisan soal, KS=
kriteria cukup. Sedangkan hasil yang menentukan kriteria mu-tu
didapatkan dari pertanyaan positif ya- soal, PP= menyusun pedo-man
itu memiliki kriteria sering. Namun, penskoran, C= cukup, R=
rendah, T= tinggi, S= sering,
jika dilihat berdasarkan indikator me- dan K= kadang-kadang.
Tabel 2 mengenai hasil analisis tif dalam melakukan pelaksanaan
angket terbuka kesulitan guru IPA asesmen memiliki kriteria kadang-
kelas VIII SMP se-Kecamatan Lang- kadang. Sedangkan, jika dilihat berda-
kapura Kotamadya Bandar Lampung sarkan indikator melaksanakan ases-
tahun ajaran 2016/2017 dalam meren- men persentase rata-rata kesulitan gu-
canakan asesmen terdapat pada krite- ru tertinggi terdapat pada indikator pe-
ria cukup. Namun, jika dilihat berda- laksanaan asesmen ranah afektif de-
sarkan indikator merencanakan ases- ngan kriteria tinggi. Guru dalam mela-
men persentase kesulitan guru terting- kukan pelaksanaan asesmen terkait
gi terdapat pada indikator menyusun indikator pelaksanaan asesmen ranah
kisi-kisi. Sedangkan kesulitan guru afektif memiliki kriteria kadang-
dalam merencanakan asesmen tergo- kadang. Kemudian persentase rata-
long rendah yaitu pada indikator rata terendah kesulitan guru dalam
menyusun pedoman penskoran. Hal melaksanakan asesmen terdapat pada
tersebut dapat dilihat pada tabel di indikator pe-laksanaan asesmen
bawah. ranah kognitif dengan kriteria cukup,
guru dalam melakukan pelaksanaan
Tabel 2. Hasil Analisis Angket Ter- terkait indikator pelaksanaan asesmen
buka Kesulitan Guru da- ranah kognitif memiliki kriteria
lam Merencanakan Ases- sering. Hal tersebut dapat dilihat pada
men tabel di bawah.
No Indikator Sd Kri
66,67
Tabel 3. Hasil Analisis Angket Ter-
1 MT Cukup tutup Melaksanakan Ases-
21,82
33,33 men
2 MI Tinggi
21,82 Pertanyaan Pertanyaan
16,67 Indi- Positif Negatif
3 MK Tinggi No
34,50 kator
Sd Kri Sd Kri
27,08
4 MS Tinggi 63,33 46,67
22,83 1 PAK S C
1,05 7,45
33,33
5 KS Tinggi 32,22
34,50 41,11
2 PAA K T
6 PP 75 35,35 Rendah 0,15
10,48
42,01
Sd Cukup 36,67
21,26 56,67
3 PAP K T
Keterangan: = Persentase rata-rata, Sd= 1,05
11,05
standar deviasi. MT= menetap- Sd 53,70 38,52
K T
kan tujuan asesmen, MI= 9,31 6,04
menyusun instrumen, MK=
menyusun kisi-kisi, MS= Keterangan: = Persentase rata-rata, Sd=
menulis soal berdasarkan kisi- standar deviasi. PAK= pelaksa-
kisi dan kaidah penulisan soal, naan asesmen ranah kognitif,
KS= menentukan kriteria mutu PAA= pelaksanaan asesmen
soal, PP= menyusun pedoman ranah afektif , PAP= pelaksa-
penskoran, dan Kri= kriteria naan asesmen psikomotorik, C=
cukup, R= rendah, T= tinggi,
Tabel 3 menunjukkan kesulitan S= sering, dan K= kadang-
guru dalam melaksanakan asesmen kadang, Kri= kriteria.
pernyataan negatif memiliki kriteria
tinggi. Namun, pada pertanyaan posi-
PEMBAHASAN melakukan uji kriteria mutu soal dan
kekurangan waktu untuk menetapkan
Guru dalam merencanakan kriteria mutu soal sehingga guru
asesmen berdasarkan hasil Tabel 1, menggunakan aplikasi ketika mene-
analisis angket tertutup, guru menga- tapkan kriteria mutu soal, hal ini
lami kesulitan yang tinggi dalam membuat guru yang menggunakan ap-
menetapkan kriteria mutu soal. Guru likasi tersebut tidak tahu bagaimana
dalam menentukan kriteria mutu soal cara manual untuk menetapkan kri-
terdapat uji validitas, reliabilitas, ting- teria mutu soal.
kat kesukaran, proporsi jawaban, dan Guru masih mengalami cukup
daya beda. Berikut contoh jawaban kesulitan dalam menetapkan tujuan
guru yang mengalami kesulitan dalam asesmen meskipun guru tersebut se-
menentukan kriteria mutu soal ring menetapkan tujuan dan telah
mengetahui bahwa menetapkan tujuan
asesmen ditentukan dari KD yang
telah diberikan. Berikut contoh jawa-
ban guru yang mengalami kesulitan
dalam menetapkan tujuan asesmen.

Gambar 1. Contoh jawaban Nomor 66

Contoh jawaban guru pada


Gambar 1 merupakan rangkuman hasil
analisis validitas butir soal IPA kelas
VIII yang sudah terdapat kriteria valid Gambar 2. Contoh jawaban Nomor 57
dan tidak valid serta sudah ditentukan
nomor soal dan persentasenya. Na- Contoh jawaban pada Gambar 2
mun, berdasarkan hasil tersebut guru guru mengalami kesulitan yang ter-
masih mengalami kesulitan yang ter- golong kriteria cukup dengan skor 1
golong kriteria tinggi, dengan skor 0 karena tujuan asesmen yang dibuat
dalam menetapkan kriteria mutu soal, oleh guru kurang sesuai. Guru masih
hal ini terlihat dari guru yang men- menggabungkan semua tujuan yang
jawab tidak tahu. Seharusnya guru seharusnya dipisah menjadi beberapa
hanya melihat saja ada berapa soal tujuan namun guru masih mengga-
yang masuk ke dalam kriteria valid bungkan menjadi satu tujuan secara
dan tidak valid. Soal tersebut dika- utuh seperti KD. Hal ini didukung
takan baik atau valid karena persen- oleh hasil wawancara guru yaitu
tase valid 52% > 48% soal tidak valid. kesulitan yang dialami guru dalam
Hal ini didukung dari hasil wa- menentukan indikator yang sesuai
wancara yaitu kesulitan yang dia-lami untuk asesmen ranah afektif dan psi-
guru yaitu beberapa guru tidak pernah komotorik serta menentukan tujuan
asesmen yang sesuai dengan kom- kan, dan jawaban singkat disediakan
petensi dasar (KD). Hal ini sejalan kunci jawaban. Namun, untuk soal
dengan Susilana dan Riyana (2009: uraian disediakan kunci/model jawa-
32-33) dalam perumusan tujuan harus ban dan rubrik.
memiliki ketentuan berupa learner Guru masih mengalami kesulitan
oriented, operational, formula ABCD dalam kriteria yang tinggi pada indi-
(Audience, Behaviour, Conditioning, kator menyusun kisi-kisi soal, berikut
Degree). contoh jawaban guru.
Guru dalam merencankaan ases-
men berdasarkan hasil Tabel 2, me-
ngenai analisis angket terbuka kesu-
litan guru dalam merencanakan ases-
men, guru mengalami kesulitan dalam
kriteria rendah pada indikator menyu-
sun pedoman penskoran. Berikut
contoh jawaban guru dalam men-
jawab pertanyaan yang diberikan.

Gambar 4. Contoh jawaban Nomor 66

Contoh jawab pada Gambar 4


guru masih mengalami kesulitan da-
lam menyusun kisi-kisi yang ter-
golong tinggi dengan skor 0. Bahkan
kisi-kisi soal yang telah dibuat oleh
guru hampir sama dengan sub bab ma-
teri yang akan diujikan. Guru sering
menyusun kisi-kisi soal, namun ku-
Gambar 3. Contoh jawaban Nomor 68 rang sesuai dengan pedoman peni-
laian yang telah ditetapkan oleh Ke-
Contoh jawaban pada Gambar 3 mendikbud 2015. Hal ini didukung
guru sudah dapat menyusun pedoman oleh hasil wawancara mengenai kesu-
penskoran yang telah diberikan deng- litan yang dihadapi oleh guru yaitu
an baik dengan memperoleh skor 2, guru kesulitan membuat soal yang
selain itu dikarenakan guru sering sesuai dengan indikator. Bahkan
menyusun pedoman penskoran yaitu bukan hanya pada ranah kognitif saja,
terdapat interval skor setiap jawaban guru kesulitan menyusun kisi-kisi
yang telah dijawab siswa. Hal terse- asesmen pada ranah afektif dan psi-
but didukung oleh latar belakang pen- komotorik. Hal ini sesuai dengan
didikan guru yang berasal dari lulusan Kemendikbud (2015: 17) kisi-kisi
pendidikan biologi dengan jenjang S1, yang baik yaitu kisi-kisi yang memuat
pengalaman mengajar, dan pelatihan kriteria soal yang meliputi antara lain
pembelajaran yang diikuti oleh guru. KD yang akan diukur, materi, indi-
Hal ini sesuai dengan Kemendikbud kator soal, bentuk soal, dan jumlah
(2015: 17) pedoman penskoran untuk soal.
soal pilihan ganda, isian, menjodoh-
Guru dalam melaksanakan ases- sulitan yang dialami guru yaitu ketika
men berdasarkan hasil Tabel 3, me- alat dan bahan praktikum tidak leng-
ngenai analisis angket tertutup ke- kap atau siswa tidak membawa alat
sulitan guru dalam melaksanakan atau bahan sehingga menghambat pe-
asesmen guru IPA kelas VIII pada in- nilaian kinerja. Kemudian hal ini juga
dikator pelaksanaan asesmen ranah didukung oleh Retnawati, Hadi, dan
afektif tergolong kriteria tinggi, guru Nugraha (2016: 43) bahwa guru
dalam melakukan pelaksanaan terkait mengalami kesulitan dalam meran-
indikator pelaksanaan asesmen ranah cang rubrik untuk penilaian (asesmen)
afektif tergolong kriteria kadang- ranah keterampilan (psikomotorik).
kadang. Hasil ini didukung oleh data Hal ini diperkuat dari hasil penelitian
wawancara yaitu kesulitan yang dia- Lumadi (2013: 211-221) bahwasanya
lami oleh guru IPA kelas VIII dalam guru kekurangan waktu dalam mela-
melaksanakan perencanaan asesmen kukan pelaksanaan penilaian ranah
ranah afektif yaitu guru membutuhkan psikomotorik terutama dalam bentuk
waktu yang lama dalam pelaksanaan- penilaian praktik.
nya, dalam penilaian observasi guru Kesulitan pada indikator pelaksa-
tidak bisa menilai perorangan siswa naan asesmen ranah kognitif tergolong
karena terlalu banyak rombel kelas dalam kriteria cukup. Hasil ini didu-
sehingga guru menilai siswa yang kung oleh data wawancara yaitu kesu-
dominan saja yaitu siswa yang sangat litan yang dialami guru pada penilaian
pintar atau siswa yang sangat kurang penugasan dan portofolio yaitu waktu
saja. Kemudian pada penilaian diri pengerjaan tugas dan portofolio siswa
dan teman sebaya guru kesulitan da- tidak maksimal, siswa susah untuk
lam menilainya karena siswa terka- mengumpulkannya bahkan terkadang
dang tidak jujur dan tidak objektif terlambat, kemudian hilangnya berkas
dalam mengisi penilaian tersebut dan portofolio sehingga nilai siswa kurang.
terkadang penilaian diri dan teman Kemudian pada penilian tes lisan ke-
sebaya tidak dilaksanakan karena sulitan yang dialami oleh guru siswa
terlalu banyak pendapat siswa. Hal ini terkadang kurang percaya diri saat
didukung oleh Retnawati, Hadi, dan dilakukan tes lisan dibandingkan de-
Nugraha (2016: 43) dalam pelaksana- ngan tes tertulis. Hal ini didukung oleh
an penilaian sikap guru kesulitan da- Ningsih (2012: 9) kesulitan yang
lam mengembangkan instrumen peni- dialami guru disebabkan karena keter-
laian sikap. sedian waktu yang digunakan untuk
Kesulitan pada indikator pelaksa- melakukan penilaian dianggap kurang,
naan asesmen ranah psikomotorik sehingga menyebabkan guru menjadi
tergolong dalam kriteria tinggi, guru tergesa-gesa dalam melaksanakan
dalam melakukan pelaksanaan terkait ulangan dan peserta didik menjadi
indikator pelaksanaan asesmen ranah tidak maksimal dalam mengerjakan
psikomotorik termasuk kriteria ka- soal. Guru juga mengalami hambatan
dang-kadang. Hasil ini didukung oleh dalam pelaksanaan asesmen terkait
data wawancara yaitu kesulitan yang penskoran dan pengayaan.
dialami oleh guru adalah minat siswa
yang tidak mau mengerjakan/melaku- SIMPULAN
kan proyek dan kinerja. Saat penilaian
proyek kesulitannya berupa sulit untuk Berdasarkan hasil analisis data dan
menilai secara objektif. Selain itu ke- pembahasan, maka dapat di-simpulkan
bahwa Kesulitan Guru IPA SMP kelas room Assessment: an Explor-
VIII se-Kecamatan Langkapura Kota- atory Perspective. Journal of
madya Bandar Lampung tahun ajaran Social Science. 34(3): 211-221.
2016/2017 dalam merencanakan ases- University of South Africa.
men tergolong kriteria cukup meng- South Africa. (Online),
alami kesulitan pada indikator mene- (http:-//www.krepublishers.co
tapkan tujuan asesmen, menyusun m) , di-akses 2 Oktober 2017.
instrumen, menyusun kisi-kisi soal,
menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan Maisyaroh, 2014. Masalah Guru
kaidah penulisan soal, menentukan dalam Implementasi Kuriku-
kriteria mutu soal, serta menyusun pe- lum 2013 dan Kerangka Model
doman penskoran. Kesulitan yang di- Supervisi Pengajaran. Mana-
alami oleh guru IPA SMP kelas VIII jemen Pendidikan Jurnal: 24
SMP se-Kecamatan Langkapura Kota- (1): 213-220. (Online), (http://-
madya Bandar Lampung tahun ajaran ap.fip.um.ac.id) , diakses 19
2016/2017 dalam melaksanakan ases- September 2017.
men tergolong kriteria tinggi pada
indikator pelaksanaan asesmen ranah Ningsih, N. 2012. Hambatan Guru
afektif, psikomotorik, dan kognitif. Pendidikan Kewarganegara-
an dalam Pelaksanaan Eva-
DAFTAR RUJUKAN luasi Pembelajaran di SMAN
1 Sanden. Jurnal Citizenship:
Anonim. 2014. Pendidikan dan 1 (2): 1-10. Universitas Ah-
Latihan Profesi Guru Panitia mad Dahlan. Yogyakarta.
Sertifikasi Guru (PSG) Rayon (Online), (https://sofianing-
144. Malang: Universitas rumhampatra.files.wordpress.
Muhammadiyah Malang. com) , diakses 19 September
2017.
Arifin, Z. 2011. Evaluasi Pembelajar-
an. Bandung: Remaja Rosda Noor, J. 2013. Metode Penelitian.
Karya. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Firdaus, A. 2012. Metodologi Peneli-
tian. Tanggerang: Jelajah Nu- Retnawati, H., S. Hadi., dan A.C.
sa. Nugraha. 2016. Vocational
High School Teachers Diffi-
Hikmat, M.M. 2011. Metode Peneli- culties in Implementing the
tian dalam Perspektif Ilmu Assessment in Curriculum
Komunikasi dan Sastra. 2013 in Yogyakarta Province
Yogyakarta: Graha Ilmu. of Indonesia. International
Journal of Instruction. 9 (1):
Kemendikbud. 2015. Panduan Peni- 33-48.Yogyakarta State Uni-
laian untuk Sekolah Meneng- versity. Indonesia. (Online),
ah Pertama (SMP). Jakarta : (http://files.eric.ed.gov), diak-
Kemedikbud. ses 8 Oktober 2017.

Lumadi, M.W. 2013. Challenges Sangadji, E. M. dan Sopiah. 2010.


Besetting Teachers in Class- Metodologi Penelitian Pen-
dekatan Praktis dalam Pene-
litian. Yogyakarta: Andi Off-
set.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung: Alfa-
beta.

Sukardi. 2014. Evaluasi Program


Pendidikan dan Kepelatihan.
Jakarta: Bumi Aksara.

Sulaeman, A. A. 2016. Pengembang-


an Instrumen Penilaian Pem-
belajaran. Jakarta: Direk-
torat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan Ke-
menterian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Susilana, R. dan C. Riyana. 2009.


Media Pembelajaran. Ban-
dung: Wacana Prima.

Uno, H. B. dan S. Koni. 2014. Asses-


ment Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.

Wirawan. 2012. Evaluasi Teori, Mo-


del, Standar, Aplikasi, dan
Profesi. PT. Jakarta: Raja-
grafindo Persada.

Widiyaningrum, N. 2015. Kesulitan


Guru dalam Melaksanakan
Penilaian Hasil Belajar
Pendidikan Kewarganegara-
an di SMP Negeri 2 Gading-
rejo Kabupaten Pringsewu.
Skripsi. Bandar Lampung:
Universitas Lampung.

Wisudawati, A. W. dan E., Sulistyo-


wati. 2015. Metodologi Pem-
belajaran IPA. Jakarta: Bumi
Aksara.

You might also like