You are on page 1of 4

Reaksi Jokowi dan Masyarakat, Atas Konfik KPK Vs Polri

Sumber : http://www.merdeka.com/ (internet)


Waktu : Sabtu, 7 Februari 2015 pukul 12:03 WIB

Gambar Kunjungan Kerja Jokowi


Presiden Joko Widodo saat ini tengah melakukan rangkaian kunjungan kerja ketiga
negara, yakni Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina. Setelah pulang ke tanah air, dia
berjanji akan langsung menyelesaikan polemik yang terjadi antara KPK dan Polri.Pakar
komunikasi politik Effendi Gazali menilai, akan lebih baik jika Jokowi sudah memberi jalan
keluar sebelum keberangkatannya ke luar negeri. Menurutnya, semakin cepat diselesaikan
konflik KPK vs Polri atau yang lebih kita kenal dari dulu maka akan lebih baik.

"Apakah tepat Jokowi berangkat ke Malaysia, Brunei, dan Filipina. Apakah ada yang
mendesak untuk diputuskan atau tidak sebelum pergi. Kalau saya lebih cepat dipecahkan
atau diberi solusi, lebih baik," kata Effendi dalam diskusi 'Publik dan Politik' di Menteng.

Namun, Effendi menilai, kemungkinan besar belum ada sesuatu yang mendesak untuk
diambil Jokowi. Sehingga keputusan terhadap polemik KPK dan Polri bisa dilakukan
secepatnya setelah pulang dari rangkaian kunjungan kerjanya yang cukup melelahkan
itu.Kisruh KPK dan Polri di Indonesia ternyata telah terdengar hingga belahan dunia.
Ketegangan dua institusi itu berawal saat calon tunggal Kapolri pilihan Presiden Joko
Widodo (Jokowi), Komjen Budi Gunawan ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK.Polri pun
seakan tak mau kalah. Mereka menetapkan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menjadi
tersangka. Upaya kriminalisasi KPK pun terus berlanjut.Kini berhembus kabar Jokowi
bakalan batal melantik Budi Gunawan. Bursa pengganti Budi Gunawan sudah banyak
bermunculan termasuk Kabareskrim baru Komjen Budi Waseso.Sosok Budi pun mejadi
kontroversi. Budi Waseso baru naik pangkat dari bintang dua menjadi bintang tiga. Dia juga
dikabarkan bakal besanan dengan Budi Gunawan dan Budi Waseso merupakan bekas anak
buah ajudan Megawati Soekarnoputri itu.Siang ini, Komunitas Peduli Indonesia di
Federation Square, Melbourne Australia mengadakan aksi 'Bersih-bersih Polri, kuatkan
KPK'.
Gambar Mahasiswa Saat Berorasi

Dalam orasinya, Mahasiswa School of Government University of Melbourne yang


bernama Illian Deta Arta Sari mengatakan, Polri sejatinya menjadi simpul penting dalam
penegakan hukum, baik itu secara umum maupun pemberantasan korupsi di Indonesia.
Polisi adalah pintu pertama penegakan hukum yang memungkinkan kasus akan ditangani
atau tidak, serta bagaimana kasus yang bersangkutan agar segera cepat selesai ditangani.

"Namun dalam beberapa tahun terakhir, komitmen pemberantasan korupsi dalam tubuh
Polri terlihat mengalami kemandegan, bahkan bisa dikatakan mengalami kemunduran," kata
Deta dalam keterangannya yang diterima merdeka.com, Jakarta, Sabtu (7/2).

Mahasiswa Indonesia yang belajar di Australia itu menambahkan, Polri yang


seharusnya mendukung pemberantasan korupsi, tetapi yang terjadi malah melemahkan
KPK. Polri justru kini menjadi salah satu titik masalah paling serius dalam pemberantasan
korupsi.

"Hal ini misalnya bisa dilihat dari keterlibatan petinggi Polri dalam kasus-kasus korupsi
seperti Susno Duadji, Djoko Susilo, dan yang terbaru adalah calon Kapolri Budi Gunawan
yang akhirnya juga dinyatakan sebagai tersangka oleh KPK," tegasnya.

Oleh karena itu, mahasiswa Indonesia yang menamakan diri sebagai Komunitas Peduli
Indonesia di Melbourne menekankan pentingnya agenda membersihkan Polri dari praktek
korupsi sejalan dengan agenda menguatkan KPK. Dalam aksinya, puluhan mahasiswa
tersebut tak lupa juga membawa spanduk dan poster-poster dengan berbagai tulisan yang
menyentil.Seperti tulisan 'Kuatkan KPK', 'Bersihkan Polri', 'Tolak Budi Waseso', 'Budi Anduk
yes Budi Gunawan no', 'Save KPK' dan lain sebagainya. Budi Anduk merupakan seorang
pelawak Indonesia.
Gambar Jokowi Saat Berpidato

Ormas pendukung Joko Widodo ( Jokowi) semasa pilpres 2014, Pro Jokowi (Projo) tetap
menyerukan dukungannya kepada presiden Jokowi. Meski sejumlah pihak mendesak
Jokowi untuk segera menyelesaikan konflik KPK vs Polri yang sampai saat ini terus
memanas.

"Kami susah senang tetap bersama Jokowi," ujar ketua umum DPP Projo Budi arie
Setiadi dalam talkshow di Warung Daun, Cikini,Jakarta Pusat, Sabtu (7/2).

Keputusan Jokowi untuk menunda kepastian nasib Komjen Budi sampai proses
praperadilan selesai, dinilai lambat oleh berbagai pihak. Meski sudah dipastikan Budi
Gunawan tidak akan dilantik, namun presiden masih belum memberi keputusan.

"Jangan bilang Pak Jokowi ragu-ragu.Karena masalah ini bersifat hitam putih, sehingga
Pak Jokowi membutuhkan waktu untuk memutuskan yang terbaik bagi semua pihak" ujar
Budi.

Budi menambahkan bahwa masih banyak agenda yang harus diselesaikan oleh Jokowi.
Sehingga keputusan nasib Komjen Budi diundur.Budi menyangkal adanya campur tangan
PDIP di setiap pertimbangan keputusan Jokowi. Dia berpendapat bahwa Jokowi sebagai
satu-satunya presiden, dan tidak memiliki keterlibatan langsung dalam partai.

"Dalam pemerintahan, pemimpinnya cuma satu, nakhodanya cuma satu yaitu presiden.
Bukan partainya pendukung atau pengusungnya saat pilpres berlangsung." Ujar Budi.

Sebelumnya, Jokowi akan memutuskan sikap soal Komjen Budi Gunawan, Selasa (3/2).
Namun sorenya, Megawati bersama petinggi Koalisi Indonesia Hebat diam-diam menemui
Jokowi. Konferensi pers pun tidak jadi dilakukan pada malam itu, dan diundur hingga
minggu depan.

You might also like