You are on page 1of 10

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK

DAN SANKSI PAJAK TERHADAP MOTIVASI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


DALAM MEMBAYAR PAJAK
Bayu Caroko
Heru Susilo
Zahroh Z.A

Program Studi Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya,
Email: 105030400111012@mail.ub.ac.id

Abstract
Tax has an important role in state revenue sources, as the country's largest revenue comes from
taxes sector. however tax revenue in Indonesia is still not up to look at the number of individual
taxpayers. The Tax Office Primary Singosari are growing every year but in terms of the SPT was still a
lot of taxpayers who do not deliver the SPT. It was feared because it is not the taxpayer does not fulfill
its obligation to calculate and pay the tax due. This study aims to explain the effect of tax
knowledge, quality of service tax and tax penalties to motivate taxpayers to pay taxes. Type of
research is explanatory research with quantitative approach. The results of simultaneous analysis
showed that the variables of knowledge, quality of service and tax penalties affect the motivation of
individual taxpayers in paying taxes. while the partial test results or individual taxes demonstrate
knowledge, quality of service tax and tax penalties significantly influence the motivation of individual
taxpayers in paying taxes. Expected results of the research can be used as a reference for further
research to develop this research by adding a variable that has not been addressed in this study.
Keywords : STO Singosari, tax of knowledge, quality of tax service, tax punishment, motivation individual taxpayer in paying
taxes

PENDAHULUAN OP) maupun Wajib Pajak Badan (WP Badan) di luar


Pajak memiliki peran penting dalam sumber WP Badan yang diadministrasikan di KPP Madya
penerimaan negara, karena pendapatan terbesar Malang. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
negara datang dari sektor pajak. Pajak sendiri terdaftar di KPP Pratama Singosari dan
banyak memberikan kontribusi besar pada penyampaian SPT dapat dilihat pada tabel dibawah :
pembangunan ekonomi di Indonesia dan sumber
dana yang penting bagi pembiayaan nasional. Tabel 1. Jumlah WPOP Terdaftar pada KPP Pratama
Banyak usaha-usaha yang dilakukan Direktorat Singosari
Jenderal Pajak untuk memaksimalkan penerimaan
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
pajak seperti sensus pajak yang diharapkan semua
Jumlah
wajib pajak pribadi maupun badan yang belum WPOP
melaksanakan kewajiban perpajakannya dapat terdaftar 56.606 64.274 67.680 68.593 71.250
segera melaksanakannya sesuai dengan ketentuan Sumber: KPP Pratama Singosari, 2014 (diolah)
perpajakan. Selain usaha-usaha diatas pemerintah
juga melakukan revolusi pajak dari official Tabel 2. Penyampaian SPT tahunan tahun 2010-2013
assesment system menjadi self assesment sytem Wajib
tujuannya adalah memberikan kepercayaan penuh Wajib Pajak SPT tahunan yang
Tahun Pajak
pada wajib pajak untuk menghitung sendiri pajak Efektif dilaporkan
terdaftar
terutangnya (Indonesian Tax Review Vol.VII Edisi 2 2010 56.606 53.581 38.476
tahun 2007). 2011 64.274 55.906 37.196
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Singosari 2012 67.680 62.628 36.324
sebagai salah satu instansi vertikal di bawah dan 2013 68.593 68.383 55.346
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Sumber : KPP Pratama Singosari, 2014 (diolah)
Wilayah DJP Jawa Timur III yang
mengadministrasikan Wajib Pajak Perorangan (WP

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 1


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Berdasarkan tabel diatas jumlah WPOP yang dapat dipertanggungjawabkan. Pelayanan pajak
terdaftar semakin bertambah tiap tahunnya namun yang baik oleh aparat pajak menjadikan wajib pajak
dalam menyampaikan SPT masih banyak wajib merasa dihargai dan merasa aman dalam memenuhi
pajak yang belum menyampaikan SPT ini terlihat kewajiban perpajakannya.
pada tabel penyampaian SPT dimana WPOP yang Faktor ketiga sanksi pajak. Sanksi pajak
menyampaikan SPT pada tahun 2010 hanya 38.476 merupakan hukuman yang diterima oleh seseorang
dari total wajib pajak terdaftar, dan pada 2011 karena melakukan kesalahan atau melanggar
penyampaian SPT tahunan yang dilaporkan peraturan (Kurniasari, 2011:5). Diharapkan
mengalami penurunan menjadi 37.196 dan pada pemberian sanksi pajak ini dapat memberikan
tahun 2012 kembali turun menjadi 36.324, pada motivasi kepada para wajib pajak untuk memenuhi
tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 55.346 kewajiban perpajakannya.
namun jumlah tersebut masih terbilang kecil jika Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
dibandingkan dengan jumlah WP yang terdaftar pengaruh dari variabel pengetahuan pajak, kualitas
pada tahun tersebut sebesar 68.383. Dapat ditarik pelayanan pajak dan sanksi perpajakan terhadap
kesimpulan sementara bahwa WP OP yang terdaftar motivasi wajib pajak orang pribadi dalam membayar
di KPP Pratama Singosari sebanyak 13.037 belum pajak.
termotivasi untuk menyampaikan SPT dan ini berarti
penerimaan pajak di KPP singosari masih belum TINJAUAN PUSTAKA
maksimal. Pengertian pajak
Melihat permasalahan yang terjadi pada WPOP Berdasarkan Undang-undang No.28 tahun 2007
yang terdaftar di KPP Pratama Singosari peneliti pasal 1 menyebutkan bahwa :
menggunakan tiga variabel untuk meneliti apakah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
ketiga variabel ini memiliki pengaruh terhadap terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
motivasi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
membayar pajak. Ketiga variabel tersebut adalah tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
pengetahuan wajib pajak, kualitas pelayanan pajak, digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
dan sanksi pajak. besarnya kemakmuran rakyat.
Faktor yang pertama adalah pengetahuan wajib Menurut Mardiasmo (2009:01) Pajak adalah
pajak terhadap peraturan perpajakan. Menurut iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
Mulya (2012:15) pengetahuan pajak adalah undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak
informasi pajak yang dapat digunakan wajib pajak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang
sebagai dasar untuk bertindak, mengambil langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
keputusan, dan untuk menempuh arah atau strategi untuk kepentingan umum.
tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan Menurut Adriani dalam Brotodiharjo (2003:19)
kewajibannya dibidang perpajakan. Pada penelitian pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang
Istanto (2010:77) dikatakan apabila seseorang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
memiliki pengetahuan yang luas dan salah satunya membayarnya menurut peraturan-peraturan umum
adalah pengetahuan mengenai pentingnya pajak (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi
yang digunakan negara untuk membiayai rumah kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang
tangganya dan untuk keperluan public investment, gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
maka dengan demikian semakin luas pengetahuan pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk
seseorang, maka semakin besar pula motivasi menyelenggarakan pemerintahan.
seseorang untuk membayar pajak. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik
Faktor kedua yaitu kualitas pelayanan pajak, pada kesimpulan bahwa pajak adalah kontribusi rakyat
penelitian Supadmi (2010:13) dikatakan bahwa kepada negara dengan tidak mendapat timbal balik
untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam dan dalam pemungutannya dapat bersifat memaksa
memenuhi kewajiban perpajakannya kualitas dan digunakan untuk keperluan negara.
pelayanan harus ditingkatkan oleh aparat pajak. Motivasi Wajib Pajak
Pelayanan yang berkualitas harus diupayakan Istilah motivasi berasal dari kata latin movere
dengan memberikan 4 K yaitu Keamanan, yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi
Kenyaman, Kelancaran, dan Kepastian hukum yang mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 2


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
potensi agar bekerja mencapai tujuan yang interpersonal agar terciptanya kepuasan dan
ditentukan (Hasibuan, 2006:141). keberhasilan.
Menurut Yulianawati (2011:5) Kesadaran atau Menurut Aryobimo (2012:19) persepsi wajib
motivasi wajib pajak dalam membayar pajak akan pajak tentang kualitas pelayanan fiskus dapat
meningkat bilamana dalam masyarakat muncul diukur dengan indikator sebagai berikut:
persepsi positif terhadap pajak. 1. Kualitas interaksi: bagaimana cara fiskus
Menurut Maulida (2011:57) motivasi dalam dalam mengkomunikasikan
melaksanakan kewajiban perpajakan oleh wajib pelayanan pajak kepada wajib pajak sehingga
pajak merupakan sesuatu yang timbul dari dalam wajib pajak puas terhadap pelayanannya.
benak wajib pajak untuk selalu dapat memenuhi 2. Kualitas lingkungan: bagaimana peranan
kewajiban perpajakan secara teratur dan tanpa kualitas lingkungan dari kantor
terbesit sedikitpun dalam benak mereka untuk pajak sendiri dalam melayani wajib pajak.
melakukan kecurangan dalam aktivitas 3. Hasil kualitas pelayanan: Pelayanan dari
perpajakannnya. fiskus dapat memberikan
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kepuasan terhadap wajib pajak maka persepsi
kesimpulan bahwa motivasi wajib pajak adalah daya wajib pajak terhadap fiskus akan baik
dorong yang ada pada wajib pajak secara eksternal sehingga dapat meningkatkan kepatuhan
maupun internal untuk melaksanakan kewajiban wajib pajak.
perpajakannya mulai dari mendaftarkan diri hingga Dari uraian diatas dapat dikatakan jika kualitas
membayarkan pajak terutangnya. interaksi, lingkungan serta hail kualitas pelayanan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi yang diberikan Kantor Pelayanan Pajak sudah
Wajib Pajak baik maka hal tersebut dapat memberikan
1. Pengetahuan Pajak persepsi positif terhadap pajak yang diharapkan
Menurut Notoatmodjo (2007:143) dapat meningkatkan motivasi wajib pajak dalam
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu membayar pajak.
dan ini setelah orang melakukan penginderaan 4. Sanksi Perpajakan
terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi Menurut Resmi (2008:71), sanksi perpajakan
melalui panca indera manusia, yakni indera terjadi karena terdapat pelanggaran terhadap
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan peraturan perundang-undangan perpajakan.
raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia Sehingga apabila terjadi pelanggaran maka wajib
diperoleh melalui mata dan telinga. pajak dihukum dengan indikasi kebijakan
Menurut Carolina(2009:7) pengetahuan Pajak perpajakan dan undang-undang perpajakan.
adalah informasi pajak yang dapat digunakan Sebagaiamana dimaklumi suatu kebijakan berupa
wajib pajak sebagai dasar untuk bertindak, pengenaan sanksi dapat dipergunakan untuk 2
mengambil keputusan, dan untuk menempuh arah (dua) maksud, yang pertama adalah untuk
atau strategi tertentu sehubungan dengan mendidik dan yang kedua adalah untuk
pelaksanaan hak dan kewajibannya dibidang menghukum. Mendidik dimaksudkan agar
perpajakan . mereka yang dikenakan sanksi akan menjadi lebih
Dari pernyataan diatas jika dikaitkan dengan baik dan lebih mengetahui hak dan kewajibannya
motivasi wajib pajak maka motivasi wajib pajak sehingga tidak lagi melakukan kesalahan yang
akan meningkat seiring bertambahnya sama. Maksud yang kedua adalah untuk
pengetahuan pajak seseorang karena dengan menghukum sehingga pihak yang terhukum akan
pengetahuan pajak yang tinggi para wajib pajak menjadi jera dan tidak lagi melakukan kesalahan
sadar akan kewajibannya dan tahu akan akibatnya yang sama (Zahidah,2010:15).
jika tidak memenuhi kewajibannya. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik
2. Kualitas Pelayanan Pajak kesimpulan bahwa sanksi merupakan cara yang
Definisi pelayanan pajak menurut Boediono dilakukan fiskus agar para wajib pajak tidak
(2003:60) adalah suatu proses bantuan kepada melakukan kecurangan dalam membayar pajak.
Wajib Pajak dengan cara-cara tertentu yang Dengan beratnya sanksi yang diberikan berupa
memerlukan kepekaan dan hubungan sanksi administrasi dan sanksi pidana kepada para
wajib pajak yang melanggar diharapkan wajib

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 3


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
pajak jera dan memiliki motivasi untuk wajib pajak secara tidak sengaja atau kebetulan
membayar pajak bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan
Hipotesis karakteristiknya, maka orang tersebut dapat
Pada penelitian ini berdasarkan latar belakang, digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2011:67).
rumusan masalah dan tinjauan pustaka hipotesis Sedangkan dalam menentukan pengukuran sampel
pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar dari populasi yang akan digunakan peneliti
model hipotesis. menggunakan rumus slovin dengan tingkat
kesalahan sebesar 10% sehingga diperoleh sampel
sebanyak 100 responden (Umar, 2008:108).
Menurut Sugiyono (2011: 97) instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Instrumen pada penelitian ini adalah
kuisioner sebelum digunakan sebagai instrumen
pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan
pengujian melalui uji validitas dan reabilitas. Teknik
analisis pada penelitian ini adalah analisis statistik
Gambar 1. Model Hipotesis deskriptif dan analisis statistik inferensial.
Sumber : Peneliti diolah (2014)
HASIL DAN PEMBAHASAN
hipotesis pada penelitian ini dapat dirumuskan 1. Analisis Deskriptif
sebagai berikut : a. Variabel pengetahuan pajak
H1 : Diduga variabel pengetahuan, kualitas Total grand mean untuk variabel
pelayanan dan sanksi pajak pengetahuan perpajakan sebesar 3,96 yang
berpengaruh secara parsial terhadap berarti bahwa responden memiliki
motivasi Wajib Pajak Orang Pribadi. pengetahuan pajak yang baik dan setuju jika
H2 : Diduga terdapat pengaruh secara memiliki pengetahuan pajak yang baik dapat
simultan variabel pengetahuan, kualitas memberikan motivasi untuk membayar
pelayanan dan sanksi terhadap motivasi pajak.
Wajib Pajak Orang Pribadi. b. Variabel Kualitas Pelayanan Pajak
Total grand mean dari kualitas pelayan
METODE PENELITIAN pajak adalah 4,12 ini berarti bahwa
Jenis penelitian yang akan digunakan pada responden setuju bahwa kualitas pelayanan
penelitian ini adalah explanatory research pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
(penelitian penjelasan) dengan pendekatan Singosari sudah baik dan dapat memberikan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008:10) penelitian motivasi pada wajib pajak untuk membayar
penjelasan (explanatory research) adalah penelitian pajak.
yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel- c. Variabel Sanksi Perpajakan
variabel yang mempengaruhi hipotesis. Pada Total grand mean untuk variabel sanksi
penelitian penjelasan, sekurang -kurangnya terdapat perpajakan adalah 3,69 ini artinya responden
dua variabel yang dihubungkan. setuju bahwa peraturan tentang sanksi
Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti perpajakan yang ada sudah baik.
berada di KPP Pratama Singosari. Populasi untuk d. Variabel Motivasi Wajib Pajak
penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi Total grand mean untuk variabel motivasi
yang terdaftar di KPP Pratama Singosari. Jumlah pajak (Y) adalah 3,98 ini berarti bahwa
WP OP yang terdaftar pada KPP Pratama Singosari responden sudah memiliki motivasi yang
pada tahun 2014 sebanyak 71.250. Pengambilan baik untuk membayar pajak.
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
non probability sampling dengan teknik 2. Analisis Inferensial
pengambilan sampel menggunakan sampling a. Uji Normalitas
insidental dimana penentuan sampel berdasarkan Tabel 3. Hasil Uji Normalitas
faktor spontanitas yaitu siapa saja dalam hal ini

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 4


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
One-Sample Ko lmogorov-Smirn ov Test
Scatterplot
Unstandardiz
ed Residual
N 100 Dependent Variable: Y

Normal Param eters a,b Mean .0000000 3

Regression Standardized Predicted


St d. Dev iation 2.32261220 2

Most Ext reme Absolute .109 1


Dif f erences Positiv e .055
0

Value
Negativ e -.109
-1
Kolmogorov -Smirnov Z 1.090
Asy mp. Sig. (2-tailed) .185 -2

a. Test distribution is Normal. -3

b. Calculated f rom dat a. -4

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2

Regression Standardized Residual


Sumber : Data primer diolah,(2014)

Berdasarkan hasil perhitungan yang Gambar 2. Uji heterokedastisitas


ditampilkan pada tabel hasil uji normalitas Sumber : Data primer diolah, (2014)
diketahui nilai signifikansi untuk uji
normalitas sebesar 0.185 atau lebih besar dari Berdasarkan hasil yang didapat dari
0.05, maka ketentuan H0 diterima yang gambar uji heterokedastisitas diagram
berarti bahwa asumsi normalitas terpenuhi. tampilan scatterplot menyebar dan tidak
membentuk pola tertentu maka tidak terjadi
b. Uji Multikolinieritas heteroskedastisitas, sehingga dapat
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinieritas disimpulkan bahwa sisaan mempunyai ragam
homogen (konstan) atau dengan kata lain
tidak terdapat gejala heterokedastisitas.
Collinearity Statistics
d. Regresi Linier Berganda
Model Tolerance VI F
1 X1 .706 1.416
Tabel 5. Rekapitulasi Regresi Linier Berganda
X2 .489 2.044
X3 .637 1.570 Variabel
bebas Keteranga
Sumber : data primer diolah, (2014) t Sig t
B n
Konstanta 4.879 2.488 0.015
Berdasarkan hasil perhitungan yang
diperoleh dari hasil pengolahan data dengan X1 0.176 3.731 0.000 Signifikan
menggunakan program SPSS versi 21 yang
X2 0.157 2.205 0.030 Signifikan
ditampilkan pada tabel hasil uji
multikolinieritas, didapat hasil nilai X3 0.312 4.045 0.000 Signifikan
tollerance untuk masing-masing variabel
R : 0,718
bebas: R square
1) Nilai untuk variabel Pengetahuan wajib (R2) : 0,515
pajak adalah 0,706. Adjusted R
2) Nilai untuk variabel Kualitas pelayanan square : 0,500
perpajakan adalah 0,489. :
3) Nilai untuk variabel Sanksi perpajakan F hitung 34,018
adalah 0,637. Probabilitas
Menurut Ghozali (2006:160) nilai Fhitung : 0,000
Tollerence yang umum digunakan untuk Sumber : Data primer diolah, (2014)
menunjukan adanya multikolinearitas adalah
tollerence 0,1. Nilai tollerance untuk Berdasarkan pada tabel rekapitulasi regresi
masing-masing variabel X1, X2 dan X3 > 0,10 linier berganda yang diperoleh dari hasil
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak pengolahan data dengan menggunakan
terjadi multikolinearitas antar variabel bebas. program SPSS versi 21 maka diperoleh hasil
regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = 4,879 + 0,176 X1 + 0,157 X2 + 0,312 X3
c. Uji Heterokedastisitas

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 5


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Dari persamaan di atas dapat Nilai pada tabel rekapitulasi regresi linier
diinterpretasikan sebagai berikut: berganda diperoleh dari hasil pengolahan
1) 4,879 menunjukkan bahwa pengetahuan data menggunakan program SPSS versi 21
perpajakan, kualitas pelayanan pajak dan maka didapat hasil sebagai berikut :
sanksi perpajakan mempengaruhi motivasi a) Tabel rekapitulasi regresi linier berganda
wajib pajak sebesar 4,879% menunjukkan nilai uji parsial variabel
2) 0,176 menunjukkan bahwa pengetahuan Pengetahuan sebesar 3,731. Sedangkan nilai
pajak berpengaruh signifikan terhadap tabel sebesar 1,985. Maka dapat disimpulkan
motivasi wajib pajak dengan nilai regresi bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis
0,176 dan nilai t hitung =3,731 dengan alternatif diterima, hal ini berarti pengaruh X1
tingkat signifikansi 0,000. Dapat (Pengetahuan pajak) terhadap Y (motivasi
disimpulkan motivasi wajib pajak akan wajib pajak) adalah signifikan.
meningkat sebesar 0,176 apabila b) Nilai uji parsial untuk X2 sebesar 2,205.
Pengetahuan pajak mengalami peningkatan Sedangkan nilai tabel sebesar 1,985. Karena
sebesar satu skala, dengan asumsi variabel nilai uji parsial lebih besar dari nilai tabel
X2 dan X3 dianggap konstan. maka pengaruh X2 (Kualitas pelayanan
3) 0,157 menunjukkan bahwa kualitas perpajakan) terhadap Motivasi wajib pajak
pelayanan pajak berpengaruh signifikan adalah signifikan pada alpha 5%. Hal ini
terhadap motivasi wajib pajak dengan nilai berarti hipotesis nol ditolak dan hipotesis
regresi sebesar 0,157 dan nilai t hitung alternatif diterima.
sebesar 2,205 dengan tingkat signifikansi c) Nilai uji parsial untuk variabel sanksi
sebesar 0,030. Motivasi wajib pajak akan perpajakan sebesar 4,045. Sedangkan nilai
meningkat sebesar 0,157 apabila kualitas tabel sebesar 1,985. Karenanilai uji parsial
pelaynan meningkat sebesar satu skala, lebih besar dari nilai tabel maka pengaruh X3
dengan asumsi variabel X1 dan X3 diangap (Sanksi perpajakan) terhadap Motivasi wajib
konstan pajak adalah signifikan pada alpha 5%.
4) 0,312 menunjukkan sanksi perpajakan Sehingga dapat disimpulkan hiotesis nol
berpengaruh signifikan terhadap motivasi ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
wajib pajak dengan nilai regresi sebesar 2) Uji Simultan (Serentak)
0,312 dan nilai t hitung sebesar 4,045 Menurut Kuncoro (2009:239) uji statistik
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
Jadi Motivasi wajib pajak akan meningkat variabel bebas mempunyai pengaruh
sebesar 0,312 apabila sanksi perpajakan bersama-sama terhadap variabel terikat Jika
mengalami peningkatan satu skala. Dengan hasilnya signfikan, maka H0 ditolak dan H1
asumsi variabel X1 dan X2 dianggap diterima. Sedangkan jika hasilnya tidak
konstan. signifikan, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Hal ini dapat juga dikatakan sebagai berikut :
3. Pengujian Hipotesis Hipotesis nol ditolak jika uji simultan lebih
1) Uji Parsial besar dari nilai tabel.
Menurut Kuncoro (2009:238) Uji t Hipotesis nol diterima jika uji simultan
digunakan untuk menguji seberapa jauh kurang dari nilai tabel.
pengaruh variabel bebas terhadap variabel Tabel regresi linier berganda menunjukkan
terikat dan menguji makna koefisien regresi nilai uji simultan (serentak) sebesar 34,018.
parsial masing-masing variabel bebas. jika Sedangkan nilai tabel sebesar 2,699. Karena
uji parsial lebih besar dari tabel atau maka nilai uji simultan lebih besar dari nilai tabel
hasilnya signifikan dan berarti hipotesis nol yaitu 34,018 lebih besar dari 2,699 hal ini
ditolak dan hipotesis alternatif diterima. berarti bahwa variabel terikat motivasi wajib
Sedangkan jika uji parsial kurang dari tabel pajak (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh
maka hasilnya tidak signifikan dan berarti variabel bebas Pengetahuan wajib pajak (X1),
hipotesis nol diterima dan hipoesis alternatif Kualitas pelayanan perpajakan (X2), dan
ditolak. Sanksi perpajakan (X3).

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 6


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
3) Koefisien Determinasi pajak mengetahui fungsi dari pajak yang
Dari analisis pada Tabel rekapitulasi mereka bayar. Distribusi terendah pada
regresi linier berganda diperoleh hasil pernyataan kuisioner Wajib pajak tahu cara
koefisien determinasi sebesar 0,515. Artinya menghitung pajaknya sendiri sebesar 3,41.
bahwa variabel pengetahuan wajib pajak Berdasarkan hasil tersebut dapat
(X1), kualitas pelayanan perpajakan (X2), dan disimpulkan bahwa wajib pajak mengetahui
sanksi perpajakan (X3) mempengaruhi cara menghitung pajak terutangnya, dan
variabel motivasi wajib pajak sebesar 51,5%. wajib pajak setuju jika wajib pajak mengerti
Sedangkan sisanya 48,5% variabel Motivasi cara menghitung sendiri pajaknya akan
wajib pajak akan dipengaruhi oleh variabel- memberikan motivasi dalam membayar
variabel yang lain yang tidak dibahas dalam pajak. Oleh karena itu diharapkan peran
penelitian ini. pemerintah khususnya pihak Direktorat
Untuk mengetahui besarnya hubungan antara Jenderal Pajak untuk lebih fokus kepada
variabel bebas dan variabel terikat dilakukan sosialisasi serta penyuluhan pajak agar
uji korelasi, korelasi dikatakan kuat dan wajib pajak memiliki pengetahuan tentang
bersifat positif jika berada pada nilai 0,6-0,8. cara menghitung pajak terutangnya.
Nilai korelasi yang didapat pada penelitian b) Kualitas pelayanan perpajakan
ini sebesar 0,718, ini berarti hubungan antara Distribusi tertinggi pada jawaban
variabel bebas dengan variabel terikat pada kuisioner terdapat pada dua item pernyataan
penelitian ini tergolong kuat dan bersifat item keempat (X2.4) dan item keenam
positif. (X2.6). Pernyataan pertama Kenyamanan
ruangan (udara sejuk, tempat duduk), dan
4. Pembahasan item kedua Kesopanan pegawai dalam
1) Deskripsi Pengetahuan Perpajakan (X1), berpenampilan keduanya sama-sama
Kualitas Pelayanan Perpajakan (X2), memiliki skor sebesar 4,29. Hal ini berarti
Sanksi Perpajakan (X3) dan Motivasi bahwa wajib pajak setuju jika kualitas
Wajib Pajak (Y) pelayanan yang diberikan KPP Pratama
a) Pengetahuan Perpajakan Singosari sudah baik dalam hal ini kualitas
Variabel X1 dalam penelitian ini dujikan interaksi sehingga dapat memberikan
untuk mengetahui seberapa besar motivasi pada wajib pajak dalam membayar
pengetahuan wajib pajak tentang ketentuan pajak sedangkan untuk jawaban terendah
umum perpajakan dalam hal ini terdapat pada item pernyataan kecepatan
mendaftarkan diri untuk mendapatkan proses pelayanan sudah sesuai dengan
NPWP, mengisi SPT hingga membayarkan harapan wajib pajak sebesar 3,89.
pajak terutangnya. Jika wajib pajak Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui
memiliki pengetahuan pajak yang baik bahwa kecepatan proses pelayanan yang
maka persepsi positif terhadap pajak akan diberikan oleh KPP Pratama Singosari
muncul dan akan menumbuhkan motivasi belum memenuhi harapan wajib pajak, hal
kepada wajib pajak. ini dapat disebabkan karena fasilitas
Berdasarkan hasil kuisioner diketahui penunjang seperti komputer yang kurang
bahwa dari kesembilan item pernyataan memadai. Diharapkan untuk kedepannya
skor rata-rata untuk variabel pengetahuan KPP Pratama Singosari lebih
perpajakan sebesar 3,96 yang berarti wajib memperhatikan fasilitas penunjang agar
pajak memiliki pengetahuan pajak yang proses pelayanan dapat dilakukan dengan
baik dan wajib pajak setuju jika memiliki lebih cepat.
pengetahuan pajak yang baik dapat c) Sanksi Perpajakan
memberikan motivasi untuk membayar Dari keenam pernyataan distribusi
pajak. Rata-rata distribusi tertinggi pada jawaban tertinggi terdapat pada item
pernyataan sumber dana bagi pemerintah sengaja melakukan penghindaran pajak
untuk membiayai pengeluaran rutin sebesar sebesar 3,97 ini berarti wajib pajak setuju
4,19. Hal ini menjelaskan bahwa wajib jika sanksi diberikan kepada orang yang

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 7


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
sengaja melakukan penghindaran pajak penelitian ini didukung dengan teori dari
sedangkan distribusi terendah terletak pada Carolina (2009 : 7) yang menyatakan
pernyataan Bunga sebesar 2% perbulan Pengetahuan Pajak adalah informasi pajak
adalah wajar sebesar 3,40. Hal ini yang dapat digunakan wajib pajak sebagai
menunjukkan bahwa wajib pajak merasa dasar untuk bertindak, mengambil keputusan,
ragu ragu dengan pemberian sanksi bunga dan untuk menempuh arah atau strategi
2% atas keterlambatan adalah wajar dan tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak
pemberian sanksi bunga sebesar 2% dan kewajibannya dibidang perpajakan.
menurut wajib pajak sudah cukup Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan
membaratkan. jika wajib pajak memiliki pengetahuan pajak
d) Motivasi Wajib Pajak yang baik maka setiap wajib pajak tahu
Motivasi wajib pajak merupakan fungsi dari pajak yang mereka bayarkan yaitu
dorongan yang dimiliki wajib pajak untuk sebagai penunjang pembangunan nasional,
memenuhi kewajiban perpajakannya. dengan mengetahui fungsi dari perpajakan
Distribusi tertinggi pada jawaban responden diharapkan wajib pajak memiliki harapan
terdapat pada item pernyataan Pemberian agar pembangunan nasional dan
penghargaan oleh kantor pajak kepada WP kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.
patuh dapat meningkatkan motivasi sebesar b) Variabel kualitas pelayanan pajak
4,30. Hal ini berarti motivasi yang dimiliki Berdasarkan hasil uji parsial yang telah
wajib pajak sduah sangat baik dan wajib dilakukan diketahui bahwa terdapat pengaruh
pajak setuju jika pemberian penghargaan parsial antara kualitas pelayanan pajak
kepada WP patuh akan meningkatkan terhadap motivasi wajib pajak. Hasil
motivasi wajib pajak dalam membayar penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
pajak. Sedangkan rata-rata jawaban dilakukan Jatmiko (2006:60) dimana pada
terendah terdapat pada item Y.6 wajib penelitiannya dikatakan nilai uji parsial
pajak tidak mau membayar bunga karena variabel bebas sikap WP terhadap pelayanan
terlambat menyampaikan SPT sebesar fiskus (Fiskus) adalah sebesar 11,771 yang
3,59, berdasarkan hasil tersebut diketahui lebih besar apabila dibandingkan dengan
bahwa wajib pajak setuju mereka tidak mau nilai t tabel dengan derajat bebas (df) sebesar
membayar sanksi bunga hanya karena 99 pada tingkat signifikansi 5% sebesar 1,96
terlambat menyampaikan SPT akan tetapi maka hipotesis alternatif diterima dan
hal itu justru memberikan motivasi untuk berpengaruh positif. Penelitian selanjutnya
wajib pajak agar selalu tepat waktu dalam yang dilakukan oleh Nafilah (2010:66) pada
menyampaikan SPT. penelitiannya diketahui bahwa nilai
2) Pengaruh Parsial antara Variabel signifikansi t sebesar 0,023 nilai ini lebih
Pengetahuan Wajib Pajak, Kualitas kecil dari 0,05 ini berarti kualitas pelayanan
Pelayanan Pajak dan Sanksi Perpajakan pajak berpengaruh signifikan terhadap
terhadap Motivasi Wajib Pajak. motivasi wajib pajak. Kualitas pelayanan
a) Variabel pengetahuan wajib pajak pajak yang diberikan oleh aparat pajak
Berdasarkan hasil uji parsial yang telah diharapkan mampu menumbuhkan motivasi
dilakukan, diketahui bahwa terdapat intrinsik atau motivasi dari dalam diri yang
pengaruh parsial antara pengetahuan wajib dimana dengan pemberian pelayanan yang
pajak terhadap motivasi wajib pajak. Hasil baik dan memuaskan wajib pajak akan
penelitian ini konsisten dengan penelitian memenuhi kewajiban perpajakannya tanpa
Istanto (2010:77) yang dimana pada perlu adanya paksaan.
penelitiannya variabel pengetahuan tentang c) Variabel sanksi perpajakan
pajak memiliki nilai signifikan sebesar 0,014 Berdasar hasil uji parsial yang telah
nilai ini lebih kecil dari 0,05 (0,014<0,05) ini dilakukan diketahui bahwa terdapat pengaruh
berarti hipotesis alternatif diterima yang parsial antara sanksi perpajakan terhadap
berarti pengetahuan tentang pajak motivasi wajib pajak. Hasil penelitian ini
mempengaruhi motivasi wajib pajak. Hasil sesuai dengan penelitian Istanto (2010:78)

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 8


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
diketahui pada penelitiannya variabel sanksi hasil yang signifikan. Oleh karena itu untuk
perpajakan memiliki nilai signifikansi 0,02 meningkatkan motivasi wajib pajak para aparat
nilai itu lebih kecil dari 0,05 ini berarti sanksi pajak harus meningkatkan pengetahuan
perpajakan berpengaruh terhadap motivasi perpajakan para wajib pajak, dan meningkatkan
wajib pajak. Tujuan pemberian sanksi kepada kualitas pelayanan yang diberikan dan
wajib pajak agar dapat memberikan motivasi meningkatkan sanksi perpajakan dengan
negatif yang diharapkan karena adanya menindak tegas para pelanggar pajak.
sanksi, wajib pajak takut untuk melakukan 2. Saran
segala macam tindak kecurangan. Berdasarkan hasil uji parsial dan simultan,
3) Pengaruh Serentak (Simultan) antara terdapat beberapa saran dari peneliti yang
Pengetahuan Perpajakan (X1), Kualitas diharapkan dapat bermanfaat bagi KPP Pratama
Pelayanan (X2) dan Sanksi Perpajakan Singosari maupun bagi peneliti selanjutnya.
(X3) Terhadap Motivasi Wajib Pajak Adapun saran yang diberikan, antara lain:
Orang Pribadi Dalam Membayar Pajak 1) Pada variabel pengetahuan perpajakan item
(Y). terkecil adalah wajib pajak tahu cara
Berdasarkan uji simultan diketahui bahwa menghitung pajaknya sendiri, dari hasil rata
variabel terikat (Motivasi wajib pajak) dapat rata jawaban responden memiliki
dipengaruhi secara signifikan oleh variabel pengetahuan pajak yang baik, jadi diharapkan
bebas (Pengetahuan wajib pajak (X1), pihak KPP Pratama Singosari dapat
Kualitas pelayanan perpajakan (X2), dan memberikan sosialisasi pajak lebih giat
Sanksi perpajakan (X3).hal ini terlihat dari dengan cara membagikan brosur yang berisi
nilai uji simultan sebesar 34,018 lebih besar tata cara perhitungan pajak terutang untuk
dibandingkan dengan nilai tabel sebesar orang pribadi kepada wajib pajak agar para
2,699. Nilai koefisien determinasi sebesar wajib pajak paham tentang pajak dan
0,515 artinya bahwa 51,5% variabel motivasi pengetahuan perpajakan yang dimiliki wajib
wajib pajak dipengaruhi oleh variabel bebas pajak lebih mendalam sehingga wajib pajak
yang terdiri dari pengetahuan perpajakan memiliki motivasi untuk membayar pajak
(X1), Kualitas pelayanan (X2), dan Sanksi karena sudah memahami konsep perpajakan
perpajakan (X3), sedangkan sisanya sebesar atau tata cara yang benar untuk membayar
48,5% dipengaruhi oleh variabel lain seperti pajak terutangnya. Untuk kualitas pelayanan
pengaruh penyuluhan, tingkat pemahaman pajak dari KPP Pratama Singosari agar terus
dan pelaksanaan self assesment system dan meningkatkan kecepatan proses pelayanan
lain-lain. dengan cara memperbaiki semua fasilitas
Hasil penelitian ini konsisten dengan penunjang yang ada seperti mesin antrian dan
penelitian Istanto (2010) yang menyatakan komputer yang digunakan untuk melayani
Pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan wajib pajak agar sesuai dengan kebutuhan
pajak dan sanksi perpajakan secara simultan wajib pajak sehingga wajib pajak merasa
berpengaruh terhadap motivasi wajib pajak. nyaman dan selalu tepat waktu dalam
menyampaikan pajak terutangnya. Dari segi
KESIMPULAN DAN SARAN sanksi perpajakan agar dapat
1. Kesimpulan mempertahankan dan meningkatkan
Berdasarkan pada hasil uji parsial diketahui penerapan dari sanksi perpajakan contohnya
bahwa ketiga variabel bebas yang diujikan antara memberikan sanksi administrasi berupa
lain Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan bunga jika wajib pajak terlambat
perpajakan , dan sanksi perpajakan memiliki menyampaikan SPT karena dengan
pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap penerapan sanksi yang tegas wajib pajak
variabel terikat (motivasi wajib pajak). akan termotivasi untuk membayar pajak
Pengaruh serentak (simultan) pada variabel karena tidak ingin terkena sanksi administrasi
pengetahuan pajak, kualitas pelayanan pajak dan maupun sanksi pidana.
sanksi perpajakan terhadap motivasi wajib pajak 2) Untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti
orang pribadi dalam membayar pajak didapat lebih dalam atas pemahaman masyarakat

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 9


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
sebagai WP OP dalam pembayaran pajak Pajak di KPP Pratama Cianjur. Skripsi Universitas
dengan menggunakan variabel bebas sebagai Komputer Indonesia, Bandung.
berikut : Pengaruh Penyuluhan, Tingkat
Pemahaman, Penggunaan Uang Pajak oleh Nafilah, Wardatun,Pengaruh Pelaksanaan Self
Pemerintah, Pengaruh Pelaksanaan Self Assesment System, Sosialisasi Pajak dan Kualitas
Assesment System, Sosialisasi Pajak, Tingkat Pelayanan Pajak Terhadap Motivasi Wajib Pajak
Pendidikan dan lain-lain. Karena variabel Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakannya..
bebas yang peneliti gunakan dalam penelitian Skripsi UIN Jakarta.
ini bukanlah satu-satunya faktor yang
mempengaruhi motivasi wajib pajak. Purwoko, Aditya Dwi. 2008. Pengaruh
pelaksanaan Self Assesmen, Kualitas Pelayanan
DAFTAR PUSTAKA KPP, dan Tingkat Pendidikan Terhadap Motivasi
Wajib Pajak Memenuhi Kewajiban Pajak.Skripsi
Arief. 2007. Pemasaran Jasa & Kualitas Pelayanan. UIN,Jakarta.
Malang : Banyumedia Publishing.
Resmi, Siti. 2008. Perpajakan Teori dan Kasus.
Boediono.2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Edisi Ketiga. Salemba Empat, Jakarta.
Rineka Cipta. Jakarta.
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.
dengan Program SPSS. Semarang: BPUD.
Tanjung, Hendri. 2003. Manajemen Motivasi.
Husein, F.M., dan Tjahjono A. 2009.Perpajakan Grasindo. Jakarta.
UPP STIM YKPN. Yogyakarta
Waluyo.2009. Perpajakan Indonesia.salemba
Istanto, Feri. 2010. Analisis Pengaruh Pengetahuan Empat,Jakarta.
Tentang Pajak, Kualitas Pelayanan Pajak,
Ketegasan Sanksi Perpajakan dan Tingkat Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam
Pendidikan Terhadap Motivasi Wajib Pajak Dalam Manajemen. Rajawali Press. Jakarta.
Membayar Pajak.Skripsi UIN,Jakarta.
Zahidah, Choiriyatus. 2010. Pengaruh Tingkat
Jatmiko, A.N, 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pemahaman, Kepatuhan dan Ketegasan Sanksi
Pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus Perpajakan Terhadap Kewajiban Perpajakan
dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pengusaha Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di
Wajib Pajak. Thesis Universitas Diponegoro, Wilayah Jakarta Selatan. Skripsi UIN. Jakarta.
Semarang.

Kuncoro, Mudrajat.2009.Metode Riset Untuk Bisnis


dan Ekonomi. Erlangga. Jakarta

Mardiasmo,2009. Perpajakan, Andi Offset,


Yogyakarta

Maulida, A.N, 2011. Pengaruh Penyuluhan,


Tingkat Pemahaman dan Penggunaan Uang Pajak
oleh Pemerintah Terhadap Motivasi Wajib Pajak
dalam Melaksanakan Kewajiban Pajak
Penghasilan. Skripsi UIN Jakarta.

Mulya, Imam. 2012, Pengaruh Pengetahuan Pajak


dan Sanksi Perpajkan Terhadap Kepatuhan Wajib

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 10


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

You might also like