You are on page 1of 4

Tuhan Gembala yang Baik

12th April 2008


Riva Sinjal
Berkat

5 Komentar
24,511 views

Share91

Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia


membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; menyegarkan
jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah
kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur
aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;
pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan
diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. Mazmur 23:1-6
Keadaan dunia yang terus berubah membuat manusia terus beradaptasi dengan lingkungannya. Hal
ini dilakukan agar manusia dapat bertahan dalam berbagai keadaan yang terjadi. Terutama dalam hal
ekonomi, dimana harga kebutuhan pokok yang terus naik. Keributan terjadi disebabkan karena
kurangnya supply kebutuhan pokok di beberapa daerah. Umat Tuhanpun tidak terlepas dari berbagai
masalah yang terjadi di dunia ini. Sebagaimana yang telah difirmankan Tuhan bahwa keadaan akhir
jaman tidaklah bertambah baik. Tetapi janji Tuhan nyata bagi setiap umatNya bahwa Tuhan akan
membuat perbedaan bagi setiap yang percaya kepadaNya.
Mazmur 23 menceritakan kisah Daud yang mengandalkan Tuhan dalam setiap langkahnya. Tuhan
adalah gembala yang baik. Dia senantiasa memelihara keadaan umatNya. Dalam Mazmur 23 ada
tiga janji utama yang Tuhan sediakan bagi umatNya:
1. Janji Kenyamanan
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput
hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; menyegarkan jiwaku.
Tuhan tidak akan membiarkan umatNya sendirian. Dia senantiasa menyediakan apa yang
menjadi kebutuhan kita semua, baik secara rohani maupun jasmani. Apapun yang menjadi
kebutuhan umatNya disediakan oleh Dia menurut kekayaan dan kemuliaanNya (Filipi 4:19). Dia
akan membuat kita merasa nyaman dengan mencukupkan setiap apapun yang kita perlukan.
2. Janji Keamanan
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-
Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Dia tidak akan membiarkan domba-dombaNya berjalan sendirian. Bahkan sekalipun bahaya
merintangi, sekalipun keadaan tidak mengenakkan, kita tidak perlu takut, sebab Dia beserta kita.
PerlindunganNya nyata atas kita. Bahkan dalam Mazmur 91 dikatakan bahwa Dia mengirim
malaikat-malaikatNya untuk menjaga kita.
3. Janji Berkat
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku
dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku,
seumur hidupku
Tuhan menyediakan berkat yang melimpah-limpah bagi setiap umatNya. Bahkan pada saat
kondisi dunia yang semakin memburuk, Dia menyatakan mujizatNya dengan memberkati
setiap usaha dan pekerjaan kita. Orang lain boleh berkata susah, tetapi di dalam Tuhan
senantiasa ada mujizat. Seumur hidup kita akan dikenyangkan oleh berkat yang berlimpah
dariNya. abu, 31 Juli 2013

PENGAMPUNAN (Matius 18 : 21-35)


Injil Matius pasal 18 berisi hukum-hukum praktis tentang hidup jemaat. Bagaimana seharusnya
jemaat bersikap dan memperlakukan sesama seiman. Roh Kudus menuntun Matius untuk
mengumpulkan ucapanucapan (pengajaran) Yesus di berbagai tempat dan kesempatan lalu
menyusunnya menjadi satu rangkaian pengajaran yang berfokus pada kehidupan jemaat yang
dikehendaki Tuhan. Jika kita memperhatikan setting dari pengajaran yang disusun Matius di sini,
alur pemikirannya adalah berhubungan dengan pengampunan. Inti atau konsep kebenaran dari
Yesus yang terdapat disini adalah :

1. Kebesaran sesorang dalam Kerajaan Allah berbeda dengan kebesaran dalam dunia ini (ayat. 1-
5).

Orang besar bagi Allah ditentukan oleh sikap hati seseorang, yakni kerendahan hati dan
ketergantungannya pada Tuhan.

Untuk membuat kebenaran ini hidup dan dipahami dengan mudah oleh pendengar-Nya, Yesus
mengambil contoh seorang anak kecil (Yun, paidion, seorang anak di bawah umur 8 tahun). Perlu
diketahui, bahwa issue terbesar dalam masyarakat Yahudi sangat penting. Mereka ketat
denganukuran strata sosial. Mereka membedakan pandai dan bodoh, kaya dan miskin, tuan dan
budak. Dalam acara-acara Yahudi tempat duduk diatur berdasarkan posisi yang terbesar. Itulah
sebabnya Yesus berkata, kalau engkau diundang ke pesta jangan duduk di depan nanti datang orang
yang lebih dari anda, akhirnya anda diminta duduk di belakang. Karena issue terbesar,
berpengaruh bagi orang Yahudi, murid-murid Yesuspun berdebat siapa yang terbesar di antara
mereka (Mark 9:34).

2. Penyesatan (Yun, skandalon) atau kesalahan pasti ada, tidak dapat dihindari (ayat 6-11).

Tapi kita semua diminta agar tidak menjadi penyebab dari orang berbuat salah. Kita dinasehati agar
jangan mendatangkan kesalahan, kesesatan menganggap rendah seorang dari anak kecil. Kata
anak kecil di ayat 6, 10, 14, (Yunani = mikroi) berarti orang kecil, orang dewasa yang dianggap
kecil karena miskin, bodoh. NIV menterjemahkan little ones. Tuhan Yesus mengatakan, orang
kecil itu punya malaekat penjaga yang selalu menghadap Tuhan. Biasanya hanya orang penting saja
(punya jabatan khusus) yang punya akses menghadap raja. Mungkin saja malaikat penjaga orang
kecil adalah malikat yang punya kedudukan penting dalam surga. Jadi hati-hati, jangan menghina
orang kecil.
3. Hati Bapa adalah hati yang merangkul, mencari dan menyelamatkan yang terhilang, tersesat
atau salah jalan (ayat. 12-14).

Bapa di surga tidak menghendaki satu jiwa terhilang, sekalipun dia seorang yamg kecil
menurut anggapan dunia. Tugas kita adalah tugas penyelamatan siapapun dan bagaimanapun
buruknya seseorang, kita harus punya hati Bapa Surgawi. Setiap jiwa sama nilainya bagi Tuhan,
baginya Kristus telah mati. Jangan berbuat dosa mengabaikan pelayanan kepada orang kecil atau
arogan secara rohani. Tuhan memanggil kita bukan untuk mengkritisi, menilai, menghakimi,
mempersalahkan orang yang bersalah melainkan menyelamatkannya. Tuhan mengajar kita agar
yang lebih mulia mau memberi dan membagi kemuliaan pada yang kurang mulia. 1 Kor 12 : 21-26.
baca.

4. Yesus mengajar kita bersikap persuasif dan konstruktif terhadap orang yang bersalah (ayat 14-
20).

Bagaimanapun pendekatan itu, bergantung kepada sikap hati anda (ay. 3-5 ). Karena anda punya
otoritas mengikat dan melepaskan. Menarik untuk memperhatikan kata pengampunan,
mengampuni dalam Alkitab berasal dari kata Yunani, Aphiemi (Ingg. Forgiveness), berarti
melepas (tali) ikatan, membiarkan pergi, membiarkan pergi bebas. Jadi sekalipun ada pendekatan
formal 1,2,3 namun pendekatan formal tersebut bukanlah batasan. Perhatikan kata Yesus: jika ia
tidak mau mendengarkan, pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau
pemungut cukai, alias belum bertobat. Jadi tugas kita melayani dan membuat ia bertobat bukan
membuang atau menyisihkannya.

Pertanyaan Petrus dan jawaban Yesus yang disertai dengan perumpaan, memperjelas dan
memberikan penegasan tentang keberanan-kebenaran yang diajarkan di atas, yakni,
prinsip pengampunan tanpa batas. Pengampunan tidak diukur dari besar, luas, dalam, lebar dan
beratnya kesalahan seseorang. Pengampunan melampaui segala-galanya. Petrus mengajukan
pertanyaan pada Yesus, mungkin Petrus terpikir dengan pernyataan Yesus dalam Luk 17:4 dan ia
ingin mendapat penegasan kembali. Tetapi jawaban Yesus diluar dugaan : 70 x 7 = 490. Wow,
mungkinkah ada orang yang berbuat salah sebanyak ini dalam sehari (kalau konteksnya Luk 17:4) ?
Untuk meredahkan ketegangan Petrus, Yesus menceritakan sebuah kisah tentang seorang Raja
dengan hambanya yang berhutang 10 ribu talenta. Satu talenta sama dengan 6000 dinar. Satu dinar
adalah upah sehari waktu itu. Kalau sekarang upah pekerja Rp 25.000 / hari maka 1 talenta sama
dengan Rp. 150 juta. 10.000 X 150.000.000 = Rp . hitung sendiri ..........

Perumpamaan Yesus memberikan pesan penting tentang pengampunan dan mengampuni. Kita
mempunyai Raja yang punya belas kasihan yang besar. Betapun besarnya kesalahan kita, kalau kita
datang dan mengaku pada-Nya pasti kita menerima pengampuanNya. Seperti hamba yang berhutang
10.000 talenta. Namun ada kisah sedih dalam perumpaan ini. Orang yang berhutang besar setelah
mendapat pengampunan bertemu dengan hamba lain yang berhutang kepadanya hanya 100 dinar
namun justru ditangkap dan dipenjarakannya tanpa belas kasihan. Raja mengetahuinya dan
menganggap ini kejahatan besar .. Perhatikan apa kata Raja: Hai hamba yang jahat, seluruh
hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkau pun harus
mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Yesus adalah Raja dalam
perumpamaan ini. Seluruh hidup Yesus menyatakan belas kasihan kepada orang berdosa. Dia datang
mengumumkan kemurahan hati Bapa yang mengampuni dosa dan kesalahan manusia. Maz. 103:12:
sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. Yesus datang
memberikan pengampunan bagi yang berdosa.

Orang membawa kepada-Nya perempuan yang berdosa minta supaya dilontar dengan batu. Yesus
menjawab, siapa di antara kalian yang tidak berbuat dosa silahkan melempari wanita ini. Tak
seorangpun yang berani sebab semua berbuat dosa. Yesus pun mengampuni wanita ini. Tujuan
Yesus datang di dunia ini mencari dan menyelamatkan yang sesat bukan untuk menghukum. Dia
datang mengadakan pendamaian atas dosa-dosa manusia, Dia menyerahkan diri-Nya serta
mencurahkan darah-Nya untuk menebus, menanggung dosa manusia. Dan setelah bangkit dari
antara orang mati, Dia mempercayakan tugas penting bagi murid-murid-Nya untuk memberitakan
kabar pengampunan di dalam nama-Nya (Luk 24:47). Yesus menegaskan, untuk menjadi murid-Nya
kita harus memiliki hati Bapa, hati Kristus. Bersedia mengampuni setiap orang (Mat. 18:25). Kita
diselamatkan dan diutus bukan untuk mempersalahkan yang salah, menghukum, membuang,
menyisihkan yang bersalah tetapi mencari, menyelamatkan dan memberikan pengampunan bagi
mereka. Jadikan pengampunan dan mengampuni sebagai misi anda! Itu adalah amanat Kristus.
Milikilah hati Kristus, hati yang mengampuni: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak
tahu apa yang mereka perbuat." Demikian doa Yesus di salib. Yesus mengajar murid-muridNya
berdoa ...ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang yang
bersalah pada kami... (Mat. 6:12; baca Markus 11 :25,26). Akhirnya, Yakobus 5 :19,20 berkata
: Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seorang
yang membuat dia berbalik, ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari
jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.

Keadaan dunia boleh semakin memburuk, tetapi janji penyertaan Tuhan nyata bagi setiap kita yang
percaya padaNya. Mari kita mengimani setiap janji-janji yang Dia berikan. Biarlah kita senantiasa
mengandalkan Yesus yang menjadi gembala kita. Berikan diri kita untuk dituntun olehNya, maka
setiap kebutuhan kita akan disediakan olehNya.

You might also like