Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
KHORIOKARSINOMA
2.1 Definisi
Khoriokarsinoma merupakan neoplasma dari sel trofoblast plasenta yang invasif.
Koriokarsinoma terdiri dari sejumlah sel yang menginvasi jaringan sekitar dan menyebar
melalui rongga vascular. Secara mikroskopis, neoplasma terdiri dari invasif proliferasi
tanpa villi dari syncytiotrophoblast dan cytotrophoblast yang dikelilingi oleh jaringan
nekrosis dan perdarahan. Terdapat intermediate trophoblastic multinucleated giant cell,
pembesaran inti dan mitosis yang abnormal. Kebanyakan khoriokarsinoma memiliki
cytogenetic aneuploidi.4
Khoriokarsinoma merupakan tumor ganas yang terdiri dari lapisan-lapisan sel
sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas dengan perdarahan, nekrosis, dan invasi pembuluh
darah yang jelas. Tumor ini digolongkan sebagai karsinoma epitel korionik tetapi pola
pertumbuhan dan metastasisnya bersifat sarkoma.3
Khoriokarsinoma adalah keganasan sel epitel khorionik sebagai akibat sekunder dari
pertumbuhan invasif trofoblas dan erosi pembuluh darah. Karakteristiknya tidak
dijumpai gambaran villi khorialis dan umumnya disertai metastasis jauh.4
Metastasisnya seringkali terjadi pada tahap dini dan hematogen karena afinitas sel-
sel trofoblas terhadap pembuluh darah. Tempat metastasis paling sering adalah paru-paru
(75%) dan vagina (sekitar 50%). Kista teka lutein ovarium dapat ditemukan pada
sepertiga kasus. Metastasis pada paru-paru memberikan empat gambaran khas : pola
alveolar atau badai salju, densitas bulat, efusi pleura, serta emboli akibat oklusi arteri
pulmoner dan dapat menyebabkan hipertensi pulmoner.3
Transformasi malignant pada GTD terdiri dari banyak tahap dari perubahan seri
genetik termasuk aktivasi onkogen dan inaktivasi tumor suppresor gen. Bagaimanapun,
karena sel trophoblastic, secara alami, membelah secara cepat dan menginvasi,
peningkatan expresi gen ini secara langsung mengontrol fungsi sel. Perubahan dari gen
secara signifikan secara pathogenesis dan transformasi malignan dari GTD masih belum
dapat dijelaskan secara pasti.5-6
2
2.2 Manifestasi Klinis
Gejala dan tanda yang sering dijumpai :
o Peningkatan kadar -hCG di luar kehamilan.
o Perdarahan uterus disfungsional.
o Bila terjadi metastasis ke paru dapat timbul gejala sesak nafas dan hemoptisis.4
Metastasis :
Metastasis terjadi dini dan umumnya hematogenik :
Paru : 60-95%
Vagina : 40-50%
Vulva serviks : 10-15%
Otak : 5-15%
Liver : 5-15%
Ginjal : 0-5%
Spleen : 0-5%
Usus : 0-5%
Metastase pada :
Liver dan otak tergolong resiko tinggi
Metastase vagina phatognomonis khoriokarsinoma, sekalipun masih bentuk
mola hidatidosa.5
Konsentrasi beta hCG tinggi di atas 100.000 mIU/ml, dalam urin 24 jam
Konsentrasi dalam serum lebih dari 40.000 mIU/ml
3
2.4 Pemeriksaan USG, CT scan dan MRI
Ultrasonografi (USG)
Terlihat massa kistik ireguler, berbagai ukuran (akibat adanya perdarahan atau
nekrosis), mengisi rongga rahim, menginvasi miometrium, serviks atau vagina. Dapat
menyerupai gambaran mola hidatidosa komplit. USG Doppler : peningkatan
kecepatan dengan penurunan hambatan (low impedance, high diastolic flow).4
CT scan
Terlihat adanya pembesaran uterus, material kistik dalam cavum uteri yang
menginvasi miometrium, dan nodul paru ireguler disertai gambaran ground glass
dengan halo di sekitarnya yang menunjukkan adanya perdarahan.
MRI
Seperti CT scan tapi memberikan gambaran batas massa yang lebih jelas.
2.5 Terapi
Terapi bergantung pada stadiumnya, tapi umumnya meliputi evakuasi massa,
pembedahan, dan kemoterapi.
a. Terapi Khoriokarsinoma tergantung dari metastasis yang terjadi :
1. Pada khoriokarsinoma tanpa metastasis
Histerektomi
Indikasi histerektomi :
- Khemoterapi resisten
- Granda multipara/umur diatas 40 tahun
Bilateral oophorektomi
Tambahan kemoterapi
Untuk perdarahan lokal dilakukan :
- Angiografi disertai embolisasi arteria/vena sehingga pembuluh
darahnya tertutup dan perdarahan dapat dihentikan.
2. Metastasis pada sentral nervus sistem
Untuk memastikan lokalisasinya dilakukan :
- Computerized tomography scanning ( CT scan)
- Magnetic resonance imaging (MRI)
4
Terapi yang dianjurkan adalah :
- Radiasi yang dapat :
Menghentikan perdarahan
Menyebabkan dehidrasi sel tumor membunuhnya.
3. Metastasis pada liver
Merupakan metastasis yang serius dan mempunyai resiko tinggi
Komplikasi metastasis pada liver adalah :
- Gangguan fungsi liver yang serius
- Perdarahan mendadak sampai fatal
Terapi radiasi liver secara menyeluruh dapat menghentikan perdarahan
4. Metastasis pada paru
Metastasis masif pada paru dengan gejala :
- 50% foto paru buram dan tak berfungsi
- Anemia
- Nyeri pada dada
Terapi : extrakorporal (di luar badan)
- Perfusi oksigen
- Obat antikoagulasia, mengurangi bahaya perdarahan.6
b. Terapi berdasarkan stadium :
1. Pengobatan PTG Risiko Rendah
Kriteria PTG risiko rendah adalah Skor WHO 6. Stadium FIGO I, II, dan III.
Diberikan kemoterapi tunggal (single agent).
o Metotrexate 0,4 mg/kgBB selama 5 hari, diulangi setiap dua minggu. Ini
merupakan protokol asli dalam GTD dan digunakan di Yale. Hal ini juga
merupakan protokol di The Brewer Trophoblast Center Chicago dengan
angka kegagalan 10%.
o Metotrexate dan Leucovorin. Metotrexate 1,0 mg/kgBB setiap hari dengan
empat dosis Leucovorin 0,1 mg/kg 24 jam setelah setiap dosis metotrexate.
Protokol ini digunakan di Inggris dan Amerika Serikat dengan angka
kegagalan 20-25%.
o Metotrexate 50 mg/m2 setiap dua minggu. Regimen ini memiliki angka
kegagalan 30%. Bila terjadi dapat diberikan Metotrexate 0,4 mg/kgBB
5
selama lima hari atau diganti dengan Actinomycin-D 12 mg/kg selama lima
hari.
o Actinomycin-D 12, 25 mg/m2 setiap dua minggu (pulse regimen). Protokol
ini memiliki angka kegagalan 20%. Ini merupakan langkah alternatif dari
pemberian Metotrexate secara mingguan.
o Actinomycin D 12 mg/kgBB IV setiap hari selama lima hari, diulangi setiap
dua minggu. Protokol ini merupakan alternatif dari protokol pemberian
Metotrexate selama lima hari. Dapat digunakan pada pasien dengan disfungsi
hepar dengan angka kegagalan 8%.
o Metotrexate 250 mg infus selama dua belas jam. MTX ini merupakan bagian
dari protokol EMA-CO dengan angka kegagalan terapi 30%.
Pemeriksaan serial darah lengkap, platelet, kreatinin, BUN dan SGOT dilakukan
terutama pada hari pertama pemberian pengobatan.
Pengukuran kadar -hCG setiap minggu dilakukan setelah pemberian
kemoterapi, kurva regresi kadar -hCG merupakan dasar utama pemberian seri
kemoterapi berikutnya. Setelah pemberian kemoterapi pertama.
Kemoterapi berikutnya diberikan setelah ada penurunan yang progresif dari
kadar -hCG.
Tidak ada patokan pasti interval pemberian seri kemoterapi berikutnya.
Seri kedua pemberian kemoterapi diberikan pada keadaan -hCG yang
meningkat.
Kadar -hCG mendatar (plateau) selama tiga minggu, atau naik lagi.
Kadar -hCG tidak menurun 1 log selama delapan belas hari setelah
pemberian kemoterapi pertama.
Bila respons setelah pemberian pertama adekuat dosis yang diberikan tetap sama.
Respons dikatakan adekuat bila ada penurunan kadar hCG sebesar 1 log setelah
pemberian kemoterapi, bila respons tidak adekuat dosis MTX ditingkatkan 1,0
6
sampai 1,5 mg/kgBB. Bila setelah pemberian dua kali respons tetap tidak adekuat
maka bisa dikatakan resisten. MTX selanjutnya diberikan Act-D, dan bila setelah
satu pemberian Act-D tidak terjadi penurunan kadar -hCG sebesar 1 log maka
dikatakan resisten terhadap Act-D secara agen tunggal, dan penderita memerlukan
kemoterapi kombinasi.5
7
dengan Etoposide dan Platinum, untuk kasus yang resisten pada EMA-EP, Taxol
dengan Cisplatin alternating dengan Taxol-Etoposide atau Taxol-5-FU atau
Iphosphospamide-Cisplatinum-Etoposide (ICE) atau Vinblastine-Etoposide-
Cisplastin telah digunakan.5
Diagram III.3.2
8
Post hydatidiform mole Nonmolar GTN
Stage IV atau faktor resiko 7 didiagnosis dari metastase
hCG, CBC, platelet, BUN, creatinin, LFT, pembekuan (jika ada indikasi), foto dada, USG pelvis.
Jika foto dada positif CT/USG abdoment, particulary hari, CT/MRI otak jika ada indikasi
9
2.6 Prognosis
Prognosis umumnya baik (survival rate 90%); prognosis lebih buruk pada splid
tumor nest serta histopatologi jaringan dengan pleomorfisme dan aktivitas mitotik yang
tinggi.4
Kesembuhan khoriokarsinoma, dengan kemoterapi mendekati 90%. Kesembuhannya
kurang 50% mempunyai masalah dan digolongkan :
Khoriokarsinoma dengan metastasis tergolong resiko tinggi.
Memerlukan kombinasi beberapa khemoterapi.
Kategori khoriokarsinoma dengan resiko tinggi adalah :
- hCG urin/24 jam lebih dari 100.000 IU
- penyakit telah melebihi 4 bulan
- metastasis pada liver dan otak
- pengobatan terdahulu gagal
- terjadi pada kehamilan aterm
- serum -hCG lebih dari 40.000 mIU/ml
10
Saat -hCG sudah tak terdeteksi, pemeriksaan dilakukan tiap bulan selama
enam bulan, lalu tiap dua bulan sekali selama enam bulan berikutnya untuk
memastikan hCG tetap tidak terdeteksi.
3. Pengukuran subunit -hCG. Kadar -hCG 5 mIu/ml penting untuk monitor.
4. Pemakaian kontrasepsi, lebih baik dalam bentuk pil. Jika penurunan -hCG
konstan, pasien boleh hamil setelah enam bulan. Jika penurunan kadar -hCG
hanya sedikit-sedikit maka perlu waktu lebih lama lagi untuk hamil. Perlu
dilakukan USG pada kehamilan awal dan pemeriksaan kadar -hCG. Pemantauan
kadar -hCG dilakukan sampai kadarnya negatif setelah melahirkan.
4. Pasien dengan usia kehamilan empat minggu yang besarnya lebih dari
normal dan adanya kista theca lutein berpeluang 50% memiliki trofoblastik.
5. Jika pasien diterapi dengan menggunakan kemoterapi untuk GTD persisten,
pasien dapat dianggap mengalami remisi setelah titer -hCG negatif selama
tiga minggu berturut-turut. Setelah remisi, follow up masih harus dilakukan
untuk mengamati terjadinya rekurensi.1
11
BAB III
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham F. Gary, et al. Obstetri Williams Vol.2 Ed 23. Alih bahasa Brahim U Pendith.
Jakarta : EGC.2013.
4. Rasjidi Imam, Muljadi Rusli, Chayono Kristianus. Imaging ginekologi onkologi. Jakarta :
Sagung Seto. 2010.
6. Manuaba Ida AC, Manuaba Ida Bagus GF, Manuaba Ida Bagus G. Buku ajar penuntun
kuliah ginekologi. Den Pasar : CV Trans Info Media. 2010.
7. Rasjidi Imam. Deteksi dini kanker pada wanita. Jakarta: Sagung Seto. 2009.
13