You are on page 1of 6

BAB 4

DISKUSI KASUS

No TEORI KASUS
1 Definisi
Tuberkulosis paru (TB) adalah suatu Pada pasien ditemukan adanya
penyakit infeksi menular kronik yang infeksi menular kronik yang
disebabkan oleh kuman disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium.
2 Diagnosis
1. Anamnesis Batuk 3 minggu (+)
Keluhan berupa, gejala Riwayat demam,
respiratorik : keringat malam, malaise,
batuk 3 minggu anoreksia.
batuk darah Berat badan menurun
sesak napas (+)
nyeri dada Konjungtiva mata pucat
Gejala sistemik : (+)
Demam Pemeriksaan radiologis.
Gejala sistemik lain: malaise, Kesan TB paru (+)
keringat malam, anoreksia, Pemeriksaan darah :
berat badan menurun, sakit Kesan anemia.
kepala, meriang, nyeri otot.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan pertama terhadap
keadaan umum: konjungtiva
mata atau kulit pucat karena
anemia, suhu demam, berat
badan menurun.
3. Pemeriksaan radiologis
Gambaran radiologik yang
dicurigai sebagai lesi TB aktif :
Bayangan berawan / nodular
di segmen apikal dan posterior
lobus atas paru dan segmen
superior lobus bawah.
Kaviti, terutama lebih dari
satu, dikelilingi oleh bayangan
opak berawan atau nodular .
Bayangan bercak milier.
Efusi pleura unilateral
(umumnya) atau bilateral
(jarang).
4. Pemeriksaan Laboratorium
a) Darah
Hasil pemeriksaan darah
yang didapat adalah:
Anemia ringan
dengan gambaran
normokrom dan
normositer
Gama globulin
meningkat
Kadar natrium darah
menurun
b) Sputum
Pemeriksaan sputum adalah
penting karena dengan
ditemukannya kuman BTA,
diagnosis tuberculosis sudah
dapat dipastikan.
c) Tes Tuberkulin
5 Tatalaksana Aktivitas : Tirah Baring
Diet : Diet DM 1700
Prinsip Pengobatan TB:
kkal
Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
adalah komponen terpenting dalam Suportif : IVFD NaCl
pengobatan TB. Pengobatan TB adalah 0,9 % 20 gtt/i
merupakan salah satu upaya paling Transfusi PRC 1 bag
efisien untuk mencegah penyebaran Medikamentosa :
lebih lanjut dari kuman TB. - HRZE
Obat OAT: - Inj . Novorapid 8-8-8
Isoniazid (H) - Ranitidine 2 x 150 mg
Rifampisin (R) - Ketokonazol drop 3 x
Pirazinamid (Z) 20 gtt
Streptomisin (S)
Etambutol (E)

Panduan OAT yang digunakan oleh


Program Nasional Pengendalian
Tuberkulosis di Indonesia adalah:
Kategori 1 :
2(HRZE)/4(HR)3.
Paduan OAT ini diberikan untuk
pasien baru:
- Pasien TB paru
terkonfirmasi bakteriologis
- Pasien TB paru terdiagnosis
klinis
- Pasien TB ekstra paru

OAT KDT Kategori 1


OAT Kombipak Kategori 1
Kategori 2 :
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
Paduan OAT ini diberikan untuk
pasien BTA positif yang pernah
diobati sebelumnya
(pengobatan ulang):
Pasien kambuh
Pasien gagal pada pengobatan
dengan paduan OAT kategori 1
sebelumnya
Pasien yang diobati kembali
setelah putus berobat (lost to
follow-up)

OAT KDT Kategori 2


OAT Kombipak Kategori 2
Kategori Anak :
2(HRZ)/4(HR) atau
2HRZA(S)/4-10HR
Obat yang digunakan dalam
tatalaksana pasien TB resistan
obat di Indonesia terdiri dari
OAT lini ke-2 yaitu Kanamisin,
Kapreomisin, Levofloksasin,
Etionamide, Sikloserin,
Moksifloksasin dan PAS, serta
OAT lini-1, yaitu pirazinamid
dan etambutol.
BAB 5

KESIMPULAN

Seorang laki-laki, 47 tahun didiagnosis dengan TB paru + DM tipe 2 + Anemia ec.


Peny. Kronis + Oral Kandidiasis dan ditatalaksana dengan tirah baring, diet DM 1700 kkal,
IVFD NaCl 0,9 % 20 gtt/i, transfuse PRC 1 bag, HRZE, Inj . Novorapid 8-8-8, Ranitidine 2 x
150 mg, dan Ketokonazol drop 3 x 20 gtt.

You might also like