You are on page 1of 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gloomy Sunday merupakan sebuah lagu sedih yang berarti Minggu

Suram dengan komposisi musik jazz yang dinyayikan oleh seorang penyanyi jazz

legendaris yaitu Billie Holiday, lagu yang populer di era 1940-an tersebut

menyimpan sebuah kisah misteri. Lagu Gloomy Sunday merupakan gubahan dari

lagu Hungaria yang diciptakan oleh seorang musisi Hungaria Rezso Seress yang

berjudul Vege A Vilagnak yang berarti dunia sedang berakhir, lagu tersebut

bercerita tentang kesedihan dan kehancuran akibat peristiwa perang dunia ke II.

Laszlo Javor seorang penulis puisi, kemudian merubah lirik lagu Vege A

Vilagnak dengan konteks baru yang diberi judul Szomoru Vasarnap yang berarti

Minggu Suram yang dalam perkembangan lagu dengan lirik milik Laszlo Javor

menjadi lebih populer. Namun dalam versi Lazlo Javor lagu Szomoru Vasarnap ini

menceritakan tentang keinginan bunuh diri seseorang setelah kepergian

kekasihnya. Lagu Szomoru Vasarnap pertama kali menggunakan judul Gloomy

Sunday dan dinyanyikan dengan menggunakan bahasa Inggris pada tahun 1936

oleh Hal Kemp, dengan lirik yang ditulis oleh Sam M,Lewis (Liputan6.com, 2012:

01).

Pada tahun yang sama, lagu Gloomy Sunday kembali dinyanyikan oleh Paul

Robeson dengan menggunakan lirik karangan Desmon Carter, namun pada tahun

1941 Gloomy Sunday menjadi populer di negara-negara berbahasa Inggris setelah

1
Billie Holliday menyanyikannya dengan menggunakan lirik karangan Sam M, Lewis

yang bersuasana frustasi dan bunuh diri. Di tahun 30-40 an dilaporkan setidaknya

ada 100 kasus bunuh diri yang terjadi di Hungaria dan Amerika Serikat terkait

dengan lagu Gloomy Sunday (Beringaz.com, 2012: 01), meskipun lagu Gloomy

Sunday diaransmen menjadi musik instrumental tanpa lirik, kasus bunuh diri tetap

terjadi. BBC (British Broadcasting Corporation) sempat memboikot lagu ini dengan

alasan menjatuhkan semangat.

Larangan tersebut berlaku selama 66 tahun sejak tahun 1936-2002 dan

pada tahun 2002 BBC mencabut boikotnya (Liputan6.com, 2012: 02). Pada januari

1968 sekitar 30 tahun setelah Rezso Seress menciptakan lagu Vege A Vilagnak

beliau melakukan bunuh diri dengan cara melompat dari gedung apartemennya

sehari setelah merayakan ulang tahunnya yang ke 69 (Liputan6.com, 2012: 03),

diisukan Rezso Seress melakukan bunuh diri karena merasa terbebani oleh

banyaknya kasus bunuh diri yang terjadi karena disebabkan oleh karya yang

diciptakannya.

Berdasarkan isu mengenai kutukan bunuh diri yang melekat pada lagu

Gloomy Sunday, menjadi dasar bagi peneliti untuk meneliti lebih lanjut apa yang

menjadi faktor penyebab seseorang ingin melakukan bunuh diri setelah

mendengarkan lagu Gloomy Sunday walaupun liriknya telah diganti dalam bahasa

yang berbeda. Gloomy Sunday menjadi suatu objek yang sangat menarik bagi

peneliti karena lagu tersebut memiliki rekor tertinggi dari lagu-lagu bunuh diri

lainnya dengan rekor 100 kasus bunuh diri yang telah terjadi. Alasan lain

2
melanjutkan ketertarikan penelitian terhadap lagu Gloomy Sunday adalah

kepercayaan kuno yang mengatakan bahwa suara musik tidak hanya berisi rahasia

keuniversalan dalam ketepatan matematis tetapi juga ketepatan analogi emosi dan

karakter manusia (Aghepe, 2010: 15).

B. Identifikasi Masalah

Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka peneliti perlu

melakukan studi pendahuluan terhadap objek yang diteliti, melakukan observasi,

sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasi. Berdasarkan latar belakang

maka identifikasi masalah meliputi :

Lagu Gloomy Sunday yang dinyanyikan oleh Billie Holiday menimbulkan banyak

reaksi bunuh diri, walaupun lagu Gloomy Sunday telah diaransemen menjadi

suatu bentuk musik instrumental tanpa menggunakan lirik lagu, kasus bunuh

diri tetap terjadi.

Gelombang Otak Manusia merupakan materi utama untuk diteliti karena kasus

bunuh diri yang terjadi akibat Lagu Gloomy Sunday berpengaruh kepada

manusia. Peneliti berasumsi bahwa frekuensi bunyi yang dihasilkan dari lagu

Gloomy Sunday merupakan faktor penyebab dalam menstimulasi gelombang

otak manusia sehingga menyebabkan stress dan memberikan dorongan untuk

melakukan aksi bunuh diri.

berdasarkan identifikasi masalah masalah diatas, maka peneliti

menemukan keterkaitan antara frekuensi bunyi pada lagu Gloomy Sunday dengan

gelombang otak manusia. Keterkaitan tersebut adalah lagu Gloomy Sunday tetap

3
menyebabkan terjadinya bunuh diri meskipun lirik pada lagu Gloomy Sunday telah

diganti kedalam bentuk musik instrumental, sehingga dapat ditemukan bahwa ada

dua variabel yang dapat dijadikan sebagai indikator yaitu frekuensi bunyi sebagai

variabel independent (x) dan gelombang otak manusia sebagai variabel dependent

(Y).

C. Batasan Penelitian

Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini, maka penulis

membatasi penelitian tersebut pada :

1. Penelitian ini hanya menggunakan lagu Gloomy Sunday yang dipopulerkan

oleh penyanyi jazz legendaris Billie Holiday sebagai bahan penelitian.

2. Penelitian ini hanya membatasi penelitian kepada mengukur perubahan

gelombang otak manusia dan cenderung menyebabkan pada aksi keinginan

bunuh diri, bukan pada menguji hingga membuktikan bunuh diri.

D. Rumusan Masalah

Apa yang menyebabkan lagu Gloomy sunday bisa menstimulasi gelombang

otak manusia sehingga menyebabkan seseorang terpicu untuk melakukan bunuh

diri?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum :

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh

frekuensi bunyi pada lagu Gloomy Sunday sebagai faktor penyebab yang dapat

4
mempengaruhi fikiran manusia dan mengakibatkan timbulnya suatu aksi

keinginan bunuh diri karena media musik.

2. Tujuan Khusus :

Mengungkap berapa besar pengaruh frekuensi bunyi pada lagu Gloomy Sunday

dalam mempengaruhi gelombang otak manusia sehingga dapat mendorong

untuk melakukan bunuh diri.

Mengkolaborasikan antara teori-teori yang diperoleh guna menselaraskan

dengan fakta-fakta yang terjadi pada peredaran lagu Gloomy Sunday.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Memberi ilmu pengetahuan terkait dengan frekuensi bunyi yang dihasilkan

dari music dapat mempengaruhi gelombang otak manusia dengan

mengkolaboriskan disiplin ilmu musik dan neurosains.

2. Manfaat dalam Implementasi atau Paraktik

Penelitian ini memfokuskan kepada pengaruh frekuensi bunyi yang telah

tersusun dalam satu bentuk musik dan dapat mempengaruhi gelombang otak

tertentu pada manusia, sehingga diharapkan para komposer musik mampu

memberikan kontribusi yang baik melaui karyanya sehingga dapat mencegah

terjadinya kejadian yang berdampak negatif seperti apa yang telah terjadi pada

lagu Gloomy Sunday atau lagu bunuh diri lainnya.

5
BAB II
LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, DAN PENGAJUAN HIPOTEIS

A. Deskripsi Teori

1. Teori Kepribadian Psikoanalisis

Mamahami sistem kepribadian manusia, Sigmund Freud membangun

model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu

sama lain. Konflik dasar dari tiga sistem kepribadian tersebut menciptakan energi

psikis individu. Energi dasar ini menjadi kebutuhan insting individu yang

menuntut pemuasan. Tiga sistem tersebut adalah id, ego, dan superego

(Suryabrata, 1998: 142).

Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan secara

impuls biologis, Ego mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan sampai bisa

dicapai dengan cara yang diterima masyarakat, dan Superego (hati nurani, suara

hati) memiliki standar moral pada individu. Teori psikoanalisis Freud mengatakan

(Suryabrata, 1998: 143) bahwa Ego harus menghadapi konflik antara Id ( yang

berisi naluri seksual dan agresif yang selalu minta disalurkan) dan Super Ego (yang

berisi larangan yang menghambat naluri-naluri itu), Selanjutnya Ego masih harus

mempertimbangkan realita di dunia luar sebelum menampilkan perilaku tertentu.

Teori psikoanalisis Carl Gustav Jung mengatakan (Alwisol, 2009: 21) Ego

bukannya menghadapi konflik antara Id dan Super Ego, melainkan harus

mengelola dorongan-dorongan yang datang dari ketidaksadaran kolektif (yang

berisi naluri-naluri yang diperoleh dari pengalaman masa lalu dari masa generasi

6
yang lalu) dan ketidaksadaran pribadi yang berisi pengalaman pribadi yang

diredam dalam ketidaksadaran. Berbeda dengan Freud, Jung tidak mendasarkan

teorinya pada dorongan seks.

Teori psikoanalisis Erikson (Alwisol, 2009: 23).mengatakan, meskipun ia

mengakui adanya Id, Ego, dan SuperEgo, menurutnya, yang terpenting bukannya

dorongan seks dan bukan pula konflik antara Id dan Super Ego, Bagi Erikson

manusia adalah makhluk rasional yang pikiran, perasaan, dan perilakunya

dikendalikan oleh Ego, jadi Ego itu aktif, bukan pasif seperti pada teori Freud, dan

merupakan unsur utama dari kepribadian yang lebih banyak dipengaruhi oleh

faktor sosial dari pada dorongan seksual.

Beberapa teori kepribadian psikoanalisis diatas, menjadi komparasi bagi

peneliti dalam membedah masalah gelombang otak manusia yang mencerminkan

keadaan psikologi manusia dan berhubungan dengan pembahasan pengaruh

frekuensi bunyi pada lagu Gloomy Sunday terhadap gelombang otak manusia. Teori

kepribadian psikoanalsis merupakan salah satu pisau bedah yang penting dalam

penelitian ini, karena cara kerja stimulasi gelombang otak menggunakan media

musik adalah mengkondisikan gelombang otak manusia pada gelombang tertentu

dengan menggunakan frekuensi bunyi, dan prilaku manusia adalah hasil

pertimbangan antara id, ego dan superego, dan musik menjadi media dalam

mempengaruhi prilaku manusia.

7
2. Teori Psikologi Kognitif

Teori psikologi kognitif dapat dikatakan berawal dari pandangan psikologi

Gestalt. Gestalt berpendapat bahwa dalam mempersepsi lingkungannya, manusia

tidak sekedar mengandalkan diri pada apa yang diterima dari penginderaannya,

tetapi masukan dari pengindraan itu diatur, saling dihubungkan dan

diorganisasikan untuk diberi makna, dan selanjutnya dijadikan awal dari suatu

perilaku (Storr, 1991: 10).

Teori psikologi kognitif juga menjadi pisau bedah pembantu dalam

penelitian ini, karena teori kepribadian psikoanalisis menjabarkan bahwa

kepribadian manusia terbentuk karena disebabkan adanya konflik antara id, ego

dan superego dan teori psikologi kognitif menjadi teori pelengkap terhadap teori

kepribadian psikoanalisis dalam menjelaskan sumber konflik antara id, ego dan

superego yang terjadi pada model kepribadian manusia, bahwa dalam

mempersepsi ligkungan, manusia tidak hanya mengandalkan diri pada apa yang

diterima dari panca indera, tetapi masukan dari penginderaan tersebut diatur,

saling berhubungan dan diorganisasikan untuk kemudian diberi makna dan

menjadi awal suatu perilaku. Stimulasi gelombang otak manusia bekerja

berdasarkan apa yang diterima melalui panca indera baik itu indera penglihatan

maupun indera pendengaran. Penelitian ini akan membedah masalah pengaruh

lagu Gloomy sunday terhadap gelombang otak manusia melalui aspek indera

pendengaran.

8
3. Brainwave Entrainment

Gelombang otak bisa diukur dengan menggunakan alat yang dikenal dengan

EEG (ElectroEncephaloGraph) dan ditemukan pada tahun (1919-1938) oleh

seorang profesor psikiater Jerman yang bernama Hans Berger. Riset mengenai

penemuan alat ukur gelombang otak manusia yang dilakukan oleh Hans Berger

menemukan bahwa gelombang otak manusia tidak hanya menunjukkan kondisi

pikiran dan tubuh seseorang, tetapi juga dapat distimulasi untuk mengubah

kondisi mental seseorang dengan mengkondisikan otak agar memproduksi

gelombang otak tertentu sehingga memungkinkan untuk menghasilkan beragam

kondisi mental dan emosional (Miller & Vandome, 2010: 57).

Joaqium Fillipe menyatakan pada buku Reprogram Your Mind (Silva, 1995:

38) bahwa gelombang otak yang dihasilkan manusia bervariasi antara 0-60 Hz,

otak manusia secara umum menghasilkan lima jenis gelombang otak secara

bersamaan yaitu Gamma, Beta, Theta, Alpha dan Delta, tetapi selalu ada jenis

gelombang otak yang dominan dan menandakan aktifitas otak saat itu, Gelombang

otak akan berubah sesuai dengan apa yang dilakukan oleh orang tersebut.

Dr. Jeffery D. Thompson menjelaskan pada buku Music For Mindful

Brainwave (2003:54) bahwa lima jenis gelombang otak yang dihasilkan manusia

memiliki frekuensi yang berbeda dan menggambarkan keadaan mental yang

berbeda. Gamma adalah gelombang otak pada frekuensi 25-60Hz yang terjadi pada

saat seseorang mengalami aktifitas mental yang sangat tinggi, misalnya sedang

berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat

9
panik, ketakutan, dan Gamma adalah kondisi dalam kesadaran penuh. Beta adalah

gelombang diatas 12Hz atau dari 12Hz-25Hz, Beta merupakan gelombang otak

ketika manusia melakukan kegiatan sehari-hari atau berinteraksi dengan manusia

lainnya beta mencerminkan konsentrasi dan waspada. Alfa adalah jenis gelombang

yang frekuensinya lebih rendah dibandingkan beta yaitu 8-12 Hz. Alfa adalah

gelombang otak yang berhubungan dengan kondisi pikiran yang rileks dan santai.

Theta adalah relaksasi mendalam, meditasi, gelombang otak ini berada pada

frekuensi 4-8 Hz yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar dan sering muncul saat

manusia bermimpi. Delta adalah gelombang otak yang paling rendah dalam

frekuensi dan paling besar dalam amplitudo pada kisaran frekuensi 0-4 Hz dan

merupakan frekuensi pikiran tidak sadar, Delta sering dipakai untuk

penyembuhan dan banyak dihasilkan pada saat tidur nyenyak.. Pada saat kita tidur

lelap, otak hanya menghasilkan gelombang Delta agar kita dapat istirahat dan

memulihkan kondisi fisik.

Berdasarkan penemuan dan teori Brainwave Entrainment diatas maka

peneliti akan menggunakan teori tersebut kepada lagu Gloomy Sunday yang

dinyanyikan oleh Billie Holiday. Peneliti berasumsi bahwa adanya perubahan dan

dominasi produksi gelombang tertentu pada otak manusia setelah mendengar lagu

Gloomy Sunday, sehingga teori Dr. Jeffery D. Thompson tentang kalsifikasi

gelombang otak manusia dan temuan alat ukur gelombang otak manusia yaitu EEG

(ElectroEnchphaloGraph) dapat membantu dalam menjawab rumusan masalah

pada penelitian ini.

10
4. Brain Mapping

ElectroEncephalograph (EEG) merupakan sebuah alat untuk mencatat

aktivitas gelombang otak selama kurun waktu tertentu. Quantitative-EEG (QEEG)

atau dikenal dengan sebutan "brain mapping", memberikan data yang

komprehensif tentang gelombang otak dan memberikan analisa yang tepat dari

data mentah yang diberikan oleh EEG. QEEG bekerja menyerupai cara kerja EEG,

akan tetapi data yang diperoleh dari QEEG bisa ditampilkan dalam berbagai jenis

bentuk sesuai kebutuhan, bisa dalam bentuk gambar topografi, berupa diagram,

atau berupa gambar-gambar yang menunjukkan aktivitas pada bagian kortex.

Quantitative-EEG (QEEG) mengukur arus listrik yang dihasilkan oleh otak

yang dikenal dengan gelombang otak. QEEG menyediakan data analisis yang

sangat kompleks tentang gelombang otak dengan karakteristik khusus baik itu

secara simetris, tahap-tahap perubahannya, hubungan antara satu dengan lainnya,

luas gelombang otak yang dihasilkan, power dan gelombang otak yang dominan.

B. Tinjauan Kepustakaan

Penelitian mengenai stimulasi gelombang otak manusia melalui terapi

musik sudah banyak beredar di dunia seperti pada buku Terapi Musik (2006) dan

Psikologi Musik (2003) karya Djohan, pembahasan mengenai sejarah psikologi

musik, frekuensi dan amplitudo bunyi, gelombang otak manusia juga dibahas

dalam buku ini dan berbagai teori psikologi yang berkatian dengan pengaruh

musik terhadap manusia menjadi pokok bahasan utama. Buku psikologi musik

karya Djohan banyak menjelaskan bagaimana musik dapat menjadi media dalam

11
melakukan pengobatan pada manusia dengan terapi musik melalui frekuensi dan

amplitudo bunyi yang dihasilkan dari musik.

Teori dan penjelasan mengenai cara kerja gelombang otak pada buku

Terapi Musik karya Djohan dapat dijadikan panduan dalam menganalisa masalah

pada kasus bunuh diri yang disebabkan oleh lagu Gloomy Sunday, meskipun objek

kajian pada buku psikologi musik karya Djohan adalah untuk terapi, tetapi dapat

membantu dalam menganalisa pada hal yang dapat memicu seseorang melakukan

hal yang bersifat negatif karena adanya stimulasi gelombang otak yang

disebabkan oleh frekuensi bunyi dari lagu Gloomy Sunday.

Pada buku Brainwave Entrainment (2010) karya Frederic P. Miller

dikatakan bahwa Gelombang otak bisa diukur dengan menggunakan alat yang

disebut EEG (ElectroEncephaloGraph) yang pertama kali ditemukan pada tahun

(1919-1938) oleh seorang profesor psikiater Jerman yang bernama Hans Berger,

Berdasarakan sejarah dan informasi dari buku Brainwave Entrainment tersebut,

peneliti merasa bahwa kasus bunuh diri yang disebabkan oleh lagu Gloomy Sunday

bisa diteliti berdasarkan sudut pandang stimulasi gelombang otak melalui media

musik, frekuensi bunyi yang dihasilkan dari lagu Gloomy Sunday merupakan

kecurigaan yang menjadi pemicu dalam mendorong manusia untuk melakukan

bunuh diri. Hal ini peneliti landaskan atas dasar riset yang telah dilakukan selama

bertahun-tahun oleh pakar Brainwave Entrainment yang menyatakan bahwa

gelombang otak tidak hanya menunjukkan kondisi pikiran dan tubuh seseorang

tetapi juga dapat distimulasi untuk mengubah kondisi mental seseorang dengan

12
mengkondisikan otak agar memproduksi jenis gelombang otak tertentu sehingga

memungkinkan untuk menghasilkan beragam kondisi mental dan emosional

(Frederic P.Miller, 2010: 57).

Some of the above books are references and guides for researchers in

studying issues related to the effect of sound frequency on Gloomy Sunday song to

human brain waves, so that the authenticity of this research can be scientifically

accounted for.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teori dan tinjauan pustaka di atas, maka penulis

mencoba merumuskan hipotesis yang akan diuji kebenarannya, apakah hasil

penelitian akan menerima atau menolak, hipotesis tersebut akan diuji melalui

proses uji hipotesa setelah data penelitian didapat. Hipotesis penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Kedaan mental dan prilaku manusia sepenuhnya berada dibawah kendali otak

yang terbentuk dari gelombang otak manusia itu sendiri.

b. Gloomy Sunday murni memberikan pengaruh terhadap prilaku dan mental

manusia melalui gelombang otak yang terstimulasi melalui media frekuensi

bunyi dan mentriger pola gelombang otak manusia sehingga mengkondisikan

mental dan psikis pada keadaan tertentu.

c. Sugesti bunuh diri dari lagu Gloomy Sunday hanya berpengaruh jika didengar

dengan menggunakan teknologi Binaural Beat yaitu menggunakan Headphone

stereo.

13
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang berkonsentrasi pada pengaruh

frekuensi bunyi yang dihasilkan dari lagu Gloomy Sunday pada gelombang otak

manusia sehingga penelitian ini lebih dekat kepada metode penelitian yang

bersifat kuantitatif, karena peneliti akan melakukan penelitian eksperimental yang

mengacu pada perubahan gelombang otak manusia setelah mendengar lagu

Gloomy Sunday dan mengukurnya dengan menggunakan ElectroEncephaloGraph

(EEG) untuk mengetahui gelombang otak yang mendominasi setelah mendengar

lagu Gloomy Sunday.

Brainwave Entrainment yang dilakukan dengan cara Binaural Beats bekerja

dengan cara mereduksi frekuensi Audio yang ditangkap secara berbeda oleh

telinga kanan dan telinga kiri manusia dan akan mengkondisikan gelombang otak

manusia serta menstimulasi gelombang otak manusia pada kondisi tertentu.

Sebagai contoh jika gelombang suara pada frekuensi 510Hz diperdengarkan pada

telinga kiri dan frekuensi 500Hz pada telinga kanan, maka otak akan merespon

dengan memunculkan frequensi 10Hz dikarenakan otak mereduksi atau

mengurangi frekuensi berbeda antara input telinga kanan dan telinga kiri.

B. Variabel Penelitian

Peneliti menggunakan beberapa variabel dalam penelitian kuantitatif,

variabel penelitian dapat diartikan sebagai atribut dalam penelitian yang berupa

14
objek, orang atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu dan telah ditetapkan oleh

peneliti untuk diteliti atau dipelajari dan disimpulkan.

Variabel penelitian kuantitatif, terdiri dari beberapa macam berdasarkan

hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Dalam penelitian

kuantitatif, variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian terhadap suatu penelitian.

Variabel penelitian harus mengacu kepada karakteristik kondisi dan

karakteristik faktor hasil yang diharapkan. Karakteristik kondisi mempunyai

konteks berupa visi, misi, tujuan, karakteristik pelaksana penelitian, kendala yang

tidak dapat dielakkan dan sarana pendukung dalam pelaksanaan suatu penelitian.

Variabel yang digunakan pada penelitian adalah:

1. Variabel Independen (variabel bebas)

Variabel independen atau bebas merupakan variabel yang mempengaruhi

sebab perubahan atau munculnya variabel dependen (variabel terikat). Variabel

independen pada penelitian ini adalah frekuensi bunyi pada lagu Gloomy

Sunday(x).

2. Variabel Dependen (variabel terikat)

Variabel dependen atau terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena

adanya variabel independen (variabel bebas). Variabel dependen pada penelitian

ini adalah Gelombang Otak Manusia(Y).

15
C. Populasi Dan Sampel

Penelitian merupakan kegiatan yang terencana untuk mencari jawaban

yang objektif atas permasalahan manusia melalui prosedur ilmiah. Penelitian yang

menggunakan metode penelitian kuantitatif pada umumnya akan menggunakan

sampel yang diambil dari suatu populasi tertentu yang dipilih oleh peneliti.

Sugiyono (2010:60) mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi pada penelitian ini akan memilih objek penelitian secara acak

berdasarkan kualitas dan karakteristik tertentu. Populasi yang dipilih secara acak

didasarkan pada periodisasi umur manusia dari 14-25 tahun dan belum memiliki

konsep tentang lagu Gloomy Sunday yang dapat menyebabkan bunuh diri. Alasan

peneliti memilih berdasarkan periodisasi usia adalah meuntuk melakukan

komparasi berdasarkan pengalaman hidup, adapun alasan pemilihan populasi

berdasarkan pada yang tidak memiliki konsep tentang lagu Gloomy Sunday adalah

untuk mendapatkan hasil penelitian yang obyektif tanpa adanya kontaminasi

sugesti dari latar belakang lagu Gloomy Sunday.

Andi Supangat (2007:22) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari

populasi untuk dijadikan sebagai bahan penelitian dengan harapan contoh yang

diambil dari populasi dapat mewakili atau bersifat representatif terhadap

populasinya. Sampel yang digunakan pada penelitian ini dipilih berdasarkan

gender atau jenis kelamin. Peneliti akan memilih sampel dari laki-laki dan

16
perempuan berdasarkan periodisasi umur, karena sampel dianggap mampu

merepresentasikan sifat populasi pada penelitian ini sehingga hasil penelitian ini

kelak dapat di generalisasikan terhadap populasi yang lebih luas. Jenis sampel

yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel total atau sampel jenuh, seperti

yang diungkapkan Sugiono (2010:61) bahwa sampling jenuh adalah tehnik

pengumpulan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Penarikan sampel penelitian yang dapat digunakan untuk menentukan

jumlah sampel penelitian dapat menggunakan beberapa rumus. Pada prinsipnya

penggunaan rumus-rumus penarikan sampel penelitian digunakan untuk

mempermudah teknis penelitian, jika wilayah populasi penelitian terlalu luas

maka penggunaan rumus ditujukan untuk memperkecil jumlah pengambilan

sampel.

Sugiyono mengemukakan (2010:63) cara termudah menentukan besaran

sampel penelitian adalah dengan menggunakan tabel Krejcie. Dengan

menggunakan tabel Krejcie peneliti tidak perlu melakukan perhitungan yang

rumit. Tabel Krejcie melakukan perhitungan sampel berdasarkan atas toleransi

kesalahan 0.05 atau 5% dan 95% kepercayaan terhadap populasi. Berikut Tabel

Krejcie dengan toleransi kesalahan 0,05:

17
Gambar 1. Tabel Krejcie

Pada penelitian ini teknik penarikan sampel menggunakan rumus Slovin (Sugiono,

2010: 62) yaitu:

N
n= atau n = N/(1 + N(e)2)
1+ N(e)2

keterangan:

n= Number Of Sample (Jumlah Sampel)

18
N= Total Population (Total Populasi)

e= Error Tolerance (toleransi terjadinya kesalahan, pada penelitian ini e=0,05 atau
5%)

Untuk menggunakan rumus diatas maka peneliti menentukan taraf

keyakinan pada 95%, yaitu yakin bahwa 95% hasil penelitian terhadap sampel

adalah benar atau taraf signifikansi kesalahan 0,05 (hanya akan ada 5% kesalahan

karena) maka besarnya sampel menurut rumus Slovin pada penelitian ini adalah:

n = N/(1 + N(e)2)= n= 28/(1+28 x 0,05 x0,05)= 26 Orang

Berdasarkan rumus Slovin dalam menentukan besaran sampel dengan taraf

signifikansi atau toleransi kesalah adalah 0,05 maka besaran sampel pada

penelitian ini berjumlah 26 orang. Jika populasi dan sampel pada penelitian ini di

klasifikasikan maka dapat dilihat pada table berikut:

No Perempuan Laki-laki Periodisasi Umur Jenjang Jumlah


Manusia Pendidikan

1 6 orang 6 orang Remaja Awal (12- SMP kelas 7-9 12


16 tahun)
SMA kelas 10-
12

2 8 orang 8 orang Remaja Akhir (17- Mahsaiswa 16


25 tahun) semester 1-8

Table 1: Populasi dan Sampel

19
D. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Thailand bangkok dan didampingi

oleh ahli Brain Mapping Mr.Pakkharawat Wichian Sittiprapaporn.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data kuantitaif dapat dilakukan dalam berbagai

setting, sumber dan cara. Data dapat dikumpulkan pada setting alamiah di

laboratorium dengan metode eksperimen. Pengumpulan data dapat menggunakan

sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder adalah sumber

yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data seperti melalui orang

lain atau melalui dokumen.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini akan menggunakan sumber

primer dengan metode eksperimen. Metode eksperimen Pada penelitian ini, akan

dilakukan di laboratorium dengan menggunakan alat pengukur gelombang otak

ElectrEncepaloGraph (EEG) yang akan diletakkan pada kepala manusia dengan

menggunakan teknik montase 10-20 sistem, sehingga EEG akan merekam data

gelombang otak manusia pada software brainwave analyzer di perangkat

komputer. Data mentah yang didapat dari barinwave analyzer akan diolah lagi

melalui beberapa proses dan digunakan oleh peneliti dalam menyimpulkan hasil

penelitian.

20
F. Instrumen Penelitian

Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan menggunakan

instrumen penelitian. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengumpul

data sehingga menghasilkan data yang valid. Data yang didapat melalui instrumen

penelitian harus melalui uji validitas dan reliabilitas. Instrumen yang valid adalah

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Instrumen yang reliabel adalah instrument yang digunakan untuk mengukur

beberapa kali objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Penelitian ini memiliki 2 variabel yaitu frekuensi bunyi pada lagu Gloomy

Sunday dan gelombang otak, maka peneliti akan menggunakan dua jenis instrumen

penlitian yaitu Spectrum Analyzer dan Quantitative-EEG (QEEG).

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah apa saja yang akan peneliti

ambil dalam melakukan penelitian. Prosedur penelitian yang akan disusun adalah

peneliti akan menyusun intensitas penelitian yaitu jadwal harian selama 1-2

minggu dan durasi penelitian. Penelitian akan dilakukan setiap hari secara

bergantian berdasarkan dengan tabel poluasi dan sampel yang telah dibuat. Durasi

penelitian akan dilakukan selama 60 menit untuk 1 sampel dengan memberi jeda

waktu 5 menit setiap setelah mendengarkan lagu Gloomy Sunday.

H. Uji Coba Instrumen

Menurut Sugiyono (2016: 103), valid menunjukkan ketepatan antara data

yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh

21
peneliti. Data yang valid berarti data yang tidak berbeda antara data yang

dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek

penelitian.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam

sudah banyak tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya, variabel-

variabel dalam ilmu alam misalnya panas, maka instrumennya adalah Calorimeter,

dan variabel suhu instrumennya thermometer. Instrumen-instrumen tersebut

mudah didapat dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya sehingga tidak perlu

lagi melakukan uji validitas dan reliabilitas instrument penelitian(Sugiono, 2016:

102).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrumen tes yaitu alat ukur

gelombang otak ElectroEnchphaloGraph (EEG). Alat ukur gelombang otak atau

EEG merupakan suatu produk ukur yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya,

karena EEG telah menjadi alat ukur baku dalam mengukur gelombang otak baik itu

di bidang kedokteran dan di bidang terapi gelombang otak sehingga peneliti tidak

perlu melakukan uji validitas dan reliabilitas pada instrumen tes.

Instrumen penelitian lainnya yang peneliti gunakan pada penelitian ini

adalah Spectrum Analyzer. Instrument Spectrum analyzer merupakan software

yang dipakai untuk menganalisa frekuensi bunyi baik itu input bunyi secara

realtime atau input bunyi yang berasal dari sebuah hasil track rekaman audio.

Spectrum analyzer atau juga dikenal dengan nama Frequency Analyzer alat ukur

baku untuk mengukur frekuensi bunyi dengan satuan Herzt (Hz), sehingga

22
Spectrum analyzer telah teruji validitas dan reliabilitasnya dalam menukur

frekuensi bunyi.

I. Analisis Data penelitian

Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka analisis data

penelitian ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah

dan pengujian hipotesis yang diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan, akan

menentukan teknik statistik mana yang digunakan. Tujuan dari Uji Hipotesis

adalah untuk menetapkan suatu dasar sehingga dapat mengumpulkan bukti yang

berupa data-data dalam menentukan keputusan apakah menolak atau menerima

kebenaran dari pernyataan atau asumsi yang telah dibuat. Pernyataan Hipotesis

yang perlu diuji kebenarannya antara lain:

1. Kedaan mental dan prilaku manusia sepenuhnya berada dibawah kendali

otak yang terbentuk dari gelombang otak manusia itu sendiri.

2. Gloomy Sunday murni memberikan pengaruh terhadap prilaku dan mental

manusia melalui gelombang otak yang terstimulasi melalui media frekuensi

bunyi dan mentriger pola gelombang otak manusia sehingga

mengkondisikan mental dan psikis pada keadaan tertentu.

3. Sugesti bunuh diri dari lagu Gloomy Sunday hanya berpengaruh jika

didengar dengan menggunakan teknologi Binaural Beat yaitu menggunakan

Headphone stereo.

23
Pengambilan Keputusan dalam uji Hipotesis dihadapi dengan dua kemungkinan

kesalahan yaitu :

Kesalahan tipe I (Type I Error)

Kesalahan yang diperbuat apabila menolak Hipotesis yang pada hakikatnya

adalah benar. Probabilitas Kesalahan Tipe I ini biasanya disebut dengan Alpha Risk

(Resiko Alpha). Alpha Risk dilambangkan dengan simbol .

Kesalahan tipe II (Type II Error)

Kesalahan yang diperbuat apabila menerima Hipotesis yang pada

hakikatnya adalah Salah. Probabilitas KesalahanTipe II ini biasanya disebut

dengan Beta Risk (Resiko Beta). Beta Risk dilambangkan dengan simbol .

Dalam Pengujian Hipotesis, diperlukan membuat 2 pernyataan Hipotesis

yaitu :

Pernyataan Hipotesis Nol (H0)

Pernyataan yang diasumsikan benar kecuali ada bukti yang kuat untuk

membantahnya dan Selalu mengandung pernyataan sama dengan atau Tidak

ada pengaruh atau Tidak perbedaan Dilambangkan dengan H0.

Contoh : H0 : 1 = 2 atau H0 : 1 2.

Pernyataan Hipotesis Alternatif (H1)

Pernyataan yang dinyatakan benar jika Hipotesis Nol (H0) berhasil ditolak.

Dilambangkan dengan H1 atau HA

Contoh H1 : 1 2 atau H1 : 1 > 2.

24
J. Jadwal Waktu Penelitian

Minggu I : Persiapan.

Minggu II-IV : Pengumpulan data, pengolahan dan analisis data

secara garis besar.

Minggu V-IX : Penyusunan laporan draft, mulai dari BAB I sampai

dengan BAB V.

Minggu X-XII : Laporan Akhir.

K. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Batasan Penelitian

D. Rumusan Masalah

E. Tujuan Penelitian

F. Manfaat Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

B. Tinjauan Kepustakaan

C. Hipotesis Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

B. Variabel Penelitian

25
C. Populasi dan Sampel

D. Lokasi Penelitian

E. Metode Pengumpulan Data

F. Instrumen Penelitian

G. Prosedur Penelitian

H. Uji Coba Instrumen

I. Analisis Data Penelitian

J. Jadwal Waktu Penelitian

K. Sistematika Penulisan

BAB IV HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran

II. Bagian Akhir

a. Daftar Pustaka

b. Diskografi

c. Webstografi

d. Daftar informan

26
DAFTAR PUSTAKA

Agephe, Diddi. 2010. The Power Of Sound Metode Pemberdayaan Diri Melalui Bunyi,
Frekuensi Dan Vibrasi. Jakarta: PT. Gramedia.

Anthony, Storr & Freud. 1991. Peletak Dasar Psikoanalisa. Jakarta: PT. Pustaka
Utama Grafiti.

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

Darmajanti, Irma. 2006. Psikologi Seni. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.

Djohan. 2003. Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik.

Frederic, P. Miller & Agnes, F. Vandome. 2010. Brainwave Entainment. USA:


Alphascript Publishing.

Jeffrey, M.Schwartz & Sharon Begley. 2000. The Mind & The Brain. Chicago: Chicago
Press.

Jean, Silva. 1995. Reprogram Your Mind . London: Plenum Press.

Mundiri. 2008. Logika. Jakarta: Rajawali Pers.

Sumadi, Suryabrata. 1998. Psikologi Kepribadian. Yogyakarta: Raja Grafindo


Persada.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitaif & Kualitatif. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Webstografi

http://showbiz.liputan6.com/read/2213956/kutukan-bunuh-diri-di-balik-lagu-
gloomy-sunday-billie-holiday

http://www.terapimusik.com/terapi_gelombang_otak.htm

http://www.beringaz.com/2015/04/sejarah-gloomy-sunday-lagu-kematian-yang-
menyedihkan.html

27

You might also like