Professional Documents
Culture Documents
Ali Romdhoni
Sekolah Tinggi Agama Islam Mathaliul Falah, Pati, Jawa Tengah
email: ali_romdhoni@yahoo.com
Abstract: Sovereign nation will only be born by building strong families. Strong family educate
and pay for education to educate sons and daughters. Families are able to meet the costs
of everyday life. The family that have orientation to birth good generation, to inherit
and carry forward the ideals of the nation. In a short word, building a nation begins
with a good quality in building families in the country. One of the most important
aspects of family development (as a foot step in developing the nation) is to establish
economic independence. Build economic independence of the nation must begin by
giving birth families with strong economy and using healthy ways in producing their
personal assets. This writing discusses about the importance of building economic in-
dependence within the family, and confirm that the strong and healthy economy of
family will be birth a healthy and strong seeds of the nations economic resilience.
One of solution offered here is to move the public awareness (families in Indonesia) to
entrepreneurship-be entrepreneur.
Abstraksi: Bangsa yang berdaulat hanya akan lahir dari bangunan keluarga-keluarga yang
kuat. Keluarga yang kuat mendidik dan membiayai pendidikan putera dan put-
erinya. Keluarga yang mampu memenuhi biaya kehidupan sehari-hari. Keluarga
yang memiliki orientasi melahirkan generasi hebat untuk mewarisi dan menerus-
202_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
kan cita-cita bangsanya. Pendek kata, membangun satu bangsa sangat baik dimu-
lai dengan membangun kualitas keluarga-keluarga di negara itu. Salah satu aspek
terpenting dalam pembangunan keluarga (untuk melangkah pada pembangunan
bangsa) adalah membangun kemandirian ekonominya. Membangun kemandirian
ekonomi bangsa harus dimulai dengan melahirkan keluarga-keluarga yang kuat
ekonominya dan menggunakan cara-cara yang sehat dalam memproduksi asset
pribadinya. Tulisan ini membahas pentingnya membangun kemandirian ekonomi
dalam keluarga, serta menegaskan bahwa dari dalam keluarga yang ekonominya
sehat dan kuat akan lahir benih-benih ketangguhan ekonomi satu bangsa. Salah
satu solusi yang ditawarkan di sini adalah menggerakan kesadaran masyarakat
(keluarga-keluarga di Indonesia) untuk berwirausahamenjadi intrepreneur.
A. Pendahuluan
Mencermati kondisi keseharian orang-orang di sekitar, kita segera
menangkap kesan sesungguhnya masyarakat sedang dilanda rasa gelisah
yang serius. Di sana-sini orang mengeluhkan tingginya kebutuhan
hidup. Di sisi lain, peluang untuk mencari penghidupan (pendapatan
keluarga) semakin sulit. Ketersediaan lapangan pekerjaan semakin
sempit, sementara angka jumlah manusia penduduk Indonesia terus naik.
Apa bila sudah demikian maka kecurangan akan menjadi hal yang biasa
di tengah masyarakat. Apa jadinya kalau mayoritas keluarga di Indonesia
terbiasa berbuat curang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya? Yang
terjadi tentu saja seperti sekarang ini. Berita di media massa, termasuk
di televisi, dipenuhi dengan berita korupsi, penjambretan, dan segudang
penyelewengan asset negara. Menggunakan yang bukan haknya,
mengambil hasil karya orang lain, dan mengorbankan saudaranya demi
keuntungan pribadi menjadi perilaku sehari-hari.
Bila seperti itu yang terjadi, maka sejatinya apa pun yang telah kita
berikan kepada anak-anak kita, termasuk pendidikan, adalah investasi
dan tabungan kita untuk masa-masa mendatang yang tidak terukur
durasinya. Menyadari hal ini, menganggarkan waktu, tenaga, fikiran
dan materi untuk mendidik diri dan anak-anak kita tidak boleh ditunda,
apa lagi sampai diabaikan. Itu semua adalah proses menyiapkan tempat
untuk diri diri kita di masa yang akan datang.
Dalam ajaran Islam, ada tiga prestasi (amal baik) yang tidak akan lekang
oleh zaman. Salah satunya adalah putera-puteri yang unggul (saleh).
Membangun Kemandirian Ekonomi Keluarga _209
Mereka adalah anak yang akan menjaga nama baik kita, mengharumkan
nama kita, mengenang kasih sayang kita, dan terus mendoakan kebaikan
kita. Dari mana anak-anak dengan kualitas yang demikian lahir. Tentu
setelah kita membekali dengan pengetahuan dan wawasan yang cukup.
Seorang anak yang tidak memiliki bekal pengetahuan yang dia peroleh
dari keluarga akan rentan kaget (bergejolak) ketika menghadapi hal-hal
baru di luar rumah. Contohnya, seorang anak tiba-tiba meninggalkan
kebiasaan keluarganya dan lebih mendengarkan nasehat orang lain
ketimbang menuruti nasehat sang ibunya. Dengan bekal pengetahuan
dari keluarga, diharapkan hal itu tida terjadi.
210_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
Pada tahun 1776, Adam Smith, bapak ilmu ekonomi, dalam karyanya,
An Inquiry into The Nature and The Wealth of Nations, menggambarkan
seorang entrepreneur sebagai seorang individu yang menciptakan satu
organisasi untuk tujuan-tujuan komersil. Tetapi, ia juga memandang
seorang entrepreneur sebagai seorang yang memiliki pandangan ke depan,
hingga ia berkemampuan untuk mendeteksi peta potensi permintaan
pasar terhadap barang dan jasa tertentu.14
Di sini, ada dua hal yang bisa kita ambil sebagai pelajaran. Pertama,
para guru di Madrasah Mathaliul Falah memiliki dedikasi untuk
mengajar di lembaga tempat mereka bernaung. Namun mereka dari
awal siap untuk tidak bergantung kepada siapa pun, termasuk terhadap
pendapatan dari proses mengajar (menjadi guru).
Raja bersedia mengikuti nasihat Yusuf. Bahkan oleh sang Raja, Yusuf
akhirnya diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Keuangan dan
penanggungjawab program penyediaan pangan nasional. Di bawah
manajemen Yusuf, negara kemudian menyiapkan persediaan bahan
216_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
Dalam konteks ini setidaknya ada dua kejahatan yang telah dilakukan
negara rakus tadi. Pertama, membeli produk (bahan mentah) dengan
harga murah dan menolak bekerjasama. Kedua, menyebarkan kabar
bahwa produk alam yang dimiliki negeri setempat kurang gizi dank
arena itu harus memberi barang olahan mereka (negeri rakus). Padahal,
bahan yang mereka olah berasal dari negeri miskin tadi.
Belajar dari kisah di atas, bangsa yang ingin maju harus terus berupaya
memutus tali ketergantungan kepada negara lain. Belajar dalam
mengolah kekayaan alam sendiri harus dilakukan, demi mendapatkan
produk unggulan yang ke depan bisa menarik mata dunia untuk menatap
kita. Hentikan kebiasaan lebih mempercayai iklan negara tetangga, dan
biasakanlah mengolah hasil alam sendiri.
Membangun Kemandirian Ekonomi Keluarga _217
bahwa usaha kita akan berbuah manis. Dengan sikap itu langkah kita
akan tetap tenang, dan dalam kondisi tenang maka perhitungan kita
akan tetap akurat. Dengan ini pula, kesuksesan akan semakin dekat
menghampiri kita.
F. Kesimpulan
Salah satu pekerjaan rumah dunia pendidikan di Indonesia
adalah menanamkan kepada generasi muda, bahwa kesuksesan dan
penghidupan yang layak hanya bisa didapat dengan kesungguhan niat,
kerja keras dan pengetahuan yang cukup. Tanpa hal ini, keterpurukan
dan kegelapan akan menyelimuti manusia. Sayang, masyarakat di
sekitar kita umumnya hanya melihat kemewahan namun tidak memiliki
kesadaran perlunya bekerja keras untuk mencapai hal itu. Maka, yang
Membangun Kemandirian Ekonomi Keluarga _219
Apa jadinya bila mayoritas penduduk negara ini terdiri dari orang-
orang yang memiliki pemahaman yang demikianmau hidup enak
tetapi tidak bekerja keras. Tentu yang terjadi adalah kerancuan, kekerasan
di mana-mana, hilangnya hak rakyat, miskinnya fasilitas umum, dan
kemiskinan yang semakin parah. Asset warga negara dirampok para elit
politik dan pemerintah. Biaya kesehatan dan pendidikan semakin mahal.
Yang kaya semakin kaya, si miskin semakin dekil. Sekali lagi, hal ini
kegagalan yang dimulai dari pendidikan di keluarga, kemudian berlanjut
dengan kegagalan di wilayah lembaga endidikan di luar keluarga.
Mari kita ciptakan negeri yang makmur, sehat dan mandiri, dengan
memulai membangun kemandirian ekonomi di keluarga kecil kita.
Ibda binafsik; buatlah perubahan-perubahan kecil dengan memulai dari
diri sendiri. Dengan menata keluarga-keluarga kecil kita, kelak akan
lahir bibit unggul yang memiliki kesadaran dan nurani yang mampu
mengelola warisan negeri ini. Jutaan keluarga di negeri ini kelak akan
mewujud menjadi warga negara yang beradap dan unggul (civil society).
Semoga kita diberi kekuatan Allah untuk membangun keluarga yang
mandiri, berkah, mawaddah dan penuh rahmat.
220_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
Daftar Kepustakaan
Al-Quran Kariem.
Azizy, A. Qodri, Membangun Fondasi Ekonomi Umat, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004.
Definisi Entrepreneurship, Intrapreneurship, Entrepreneurial
& Entrepreneur dalam http://mlgcoffee.com/2011/05/17/definisi-
entrepreneurship-intrapreneurship-entrepreneurial-entrepreneur/
(diakses 28 Mei 2014).
Fatchurochman, Nanang, Teaching with Love, Jakarta: Lendean
Pustaka, 2008.
George, Susan, Pangan, Yogyakarta: Insist Press, 2007.
Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007.
J. Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship, Jakarta: Kencana, 2003.
Koentjaraningrat, Antropologi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009.
Mahfudh, M. A. Sahal, Pesantren Mencari Makna, Jakarta: Pustaka
Ciganjur, 1999.
Prawironegoro, Darsono, Filsafat Ilmu Pendidikan: Kajian tentang
Pengetahuan tentang Pendidikan yang Disusun Secara Sistematis dan
Sistemik dalam Membangun Ilmu Pendidikan, Jakarta: Nusantara
Consulting, 2010.
Rahman, Jamal Abdur, Tahapan Mendidik Anak, Bandung: Irsyad Baitus
Salam, 2005.
Rahmawati, Shinta, Mencetak Anak Cerdas dan Kreatif, Jakarta:
Kompas, 2001.Robert D. Hisrich dkk., Entrepreneurship, sixth
edition, New York: McGraw-Hill, 2005.
Romdhoni, Ali, Jejak Intelektual-Birokrat, Jakarta: Linus, 2012.
Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 2000.
Penjahat Wanita Cantik, Beli Berlian Rp20 Miliar Pake Cek Kosong
dalam http://www.infobreakingnews.com/2014/05/penjahat-
wanita-cantik-beli-berlian.html (diakses 28 Mei 2014).
Wawancara dengan Wahrodi (39 tahun), guru madrasah.
Membangun Kemandirian Ekonomi Keluarga _221
Endnotes
2. Terutama bagi anak remaja, kondisi psikologi mereka rentan dan mudah
terpengaruh hal-hal di sekelilingnya. Mereka sedang mengalami masa-masa
peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Bila tidak didampingi secara intensif,
keberadaan mereka rawan mengikuti pengaruh negative di masyarakat.
Baca Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 2000, h. 31.
4. Baca, misalnya, Penjahat Wanita Cantik, Beli Berlian Rp20 Miliar Pake Cek
Kosong dalam http://www.infobreakingnews.com/2014/05/penjahat-wanita-
cantik-beli-berlian.html (diakses 28 Mei 2014).
9. Shinta Rahmawati, Mencetak Anak Cerdas dan Kreatif, Jakarta: Kompas, 2001,
222_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
h. 115.
Abstract : Marriage is a gateway to form family which is the smallest unit of society and the
state. If the family units are well developed, the life of the community and the country
will also go well. The family has an important role in realizing the social order and
the quality of the nation, because the children as the future, grow and develop from
family. This is where the family occupies a strategic role as the nations generation
sow. Given the very large and the strategic role of the family, then it should be the bride
who will build the family prepare themselves with the various provisions are adequate.
Education for the bride and groom is an attempt to prepare individuals to be married
and start a family, so as to realize a harmonious family, happy inner and outer, the
next generation of qualified and dignified.
dengan berbagai bekal yang memadai. Pendidikan bagi calon pengantin merupakan
upaya untuk mempersiapkan individu yang akan melangsungkan pernikahan dan
membentuk keluarga, sehingga dapat mewujudkan keluarga yang harmonis, bahagia
lahir dan batin, melahirkan generasi yang berkualitas dan bermartabat.
Keywords : Education, Prospective Bride, Marriage, Harmony
A. Pengantar
Setiap tahun lebih dari 2,2 juta pasangan menikah yang tercatat oleh
Kantor Urusan Agama seluruh Indonesia.
Tabel 1
Perkawinan dan Perceraian di Indonesia tahun 2009-20133
Tabel 2
Daftar Penyebab Perceraian4
Penyebab
No 2009 2010 2011 2012 2013
Perceraian
Tidak ada
1 72,274 91,841 51,882 91,388 97,615
keharmonisan
Tidak ada
2 tanggung 61,128 78,407 42,701 81,227 81,266
jawab
3 Ekonomi 43,309 67,891 35,480 70,427 74,559
Gangguan
4 16,077 20,199 12,082 23,690 25,310
pihak ketiga
5 Cemburu 8,284 10,029 5,824 10,524 9,338
Grafik 1.
Data kasus kekerasan pada anak dalam keluarga6
1. Persiapan Fisik
Usia ideal menikah untuk laki-laki antara usia 25-30 tahun dan
perempuan antara usia 20-25 tahun. Ini adalah usia ideal,dimana
usia calon pengantin sudah cukup dewasa. Sangat beralasan ketika
BKKBN membagi tiga fase terkait upaya mewujudkan generasi
yang berkualitas dengan 3 hal:
2. Persiapan Mental
a) Harus seiman
b) Adanya pemahaman yang sama tentang tujuan
pernikahan.
c) Berkepribadian yang matang, termasuk dalam kriteria ini
adalah: tabiat, budi pekerti, minat dan kebiasaan.
d) Memiliki pengetahuan dan wawasan yang seimbang, hal
ini terkait dengan pendidikan, termasuk di dalamnya
pengetahuan dan pengamalan agama. Selain itu perlu
pengetahuan tentang pengasuhan anak, komunikasi,
pengendalian diri, memahami perbedaan antara laki-laki
dan perempuan,
e) Bekal yang harus pula dipersiapkan adalah ilmu
parenting (pola asuh anak oleh orang tua), sehingga
orang tua dapat memberikan pendidikan terbaik bagi
anaknya, baik pendidikan dalam keluarga (pendidikan
informal), pendidikan di sekolah/madrasah (formal), dan
pendidikan di lingkungan masyarakat.
f) Konseling untuk mengubah perilaku yang tidak sehat
seperti : merokok, minum alkohol, atau memakai narkoba.
Seringkali calon suami yang perokok, tidak paham bahwa
asap rokok sangat berbahaya bagi ibu maupun janin.
234_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
face. Yaitu, saat calon pengantin mendaftar pada saat itu pula diberikan
penasehatan dan pengetahuan terkait pernikahan.
Orang tua tidak hanya memberi teladan, akan tetapi juga doktrin
(ajaran) dan pemahaman terkait membangun keluarga yang sakinah
mawaddah wa rahmah. Prinsip-prinsip hidup akan ditanamkan oleh
orang tua kepada anaknya. Demikian juga ketrampilan hidup
menjadi salah satu materi yang diberikan dalam kehidupan
dalam keluarga, salah satunya dengan pembiasaan.
F. Penutup.
Daftar Pustaka
Erlene Eisenberb, et., al., Kehamilan; Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan,
Jakarta: Arcan, 1996.
Maria Ulfa Anshor, Wan Nedra & Sururin, Aborsi Dalam Perspektif Fiqh
Kontemporer, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
2002.
Rasyid, Sulaiman, Fiqh Islam; Hukum Fiqh Lengkap, Bandung : Sinar baru,
1992.
Tim Peneliti Rahima dan BP4, Peran BP4 dalam Mewujudkan Keluarga
Sakinah, Hasil Penelitian di 6 Wilayah, Jakarta: Rahima, 2013
Undang-undang No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (PKDRT).
Website :
http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/13662/nprt/538/uu-no-
20-tahun-2003-sistem-pendidikan-nasional
Pendidikan bagi Calon Pengantin _245
Endnotes
3. Prof. Dr. Abdul Jamil, MA, Bimas Islam dan Majlis Talim, paparan materi
dipresentasikan dalam Musyawarah Kerja Nasional Himpunan Daiyah dan
Majlis Talim Muslimat NU (HIDMAT MNU), Jakarta, 31 Mei 2014
4. Ibid
6. Data dikutip dari: Maria Ulfah Anshor, Stop Kekerasan pada Anak secara
Sistematis, disampaikan dalam diskusi Kelas Gender PSGA UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 4 Juni 2014.
246_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
8. Tim Peneliti Rahima dan BP4, Peran BP4 dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah,
Hasil Penelitian di 6 Wilayah, Jakarta: Rahima, 2013
Peran Penyuluh Agama Islam dalam Mengusung Wasathiyyah Al-Islam _247
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam dan umat Islam saat ini menghadapi paling tidak dua
tantangan: Pertama, kecenderungan sebagian kalangan umat
Islam untuk bersikap ekstrim dan ketat dalam memahami hukum-
hukum agama dan mencoba memaksakan cara tersebut di tengah
masyarakat muslim, bahkan dalam beberapa hal menggunakan
kekerasan. Kedua, kecenderungan lain yang juga ekstrim dengan
bersikap longgar dalam beragama dan tunduk pada perilaku serta
pemikiran negatif yang berasal dari budaya dan peradaban lain.
PEMBAHASAN
D. Kondisi Keagamaan
Agama yang dianut masyarakat Labuapi sangat heterogen. Dari
jumlah penduduk 61.462 jiwa, yang memeluk agama Islam 60.022 orang,
Hindu 1.327 orang, Kristen 70 orang, Katholik 11 orang dan Budha 32
orang.8 Adapun jumlah sarana ibadah yang ada di Kecamatan Labuapi
adalah sebagi berikut: 47 Masjid, 111 Mushalla, 9 Pondok Pesantren, 36
Madrasah Diniyah, 132 TPQ dan 50 Majelis Taklim.9
Jika kita telaah, bahwa sikap fanatik pada satu pandangan tertentu
atau salah satu mazhab timbul dari sikap guluw (berlebihan) dalam
beragama. Hal ini diungkapkan dalam al-Quran:
Artinya : Katakanlah : Hai ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan
(melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum
kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia),
dan mereka tersesat dari jalan yang lurus. (QS. Al-Maidah : 77).
Kata ini (ghuluw) digunakan sebanyak dua kali dalam al-Quran
dengan pengertian batas
melampaui ( mujwazat
.Hal
al-hadd)
ini
juga
10
Dari
hadits lain, ghuluw
memiliki
, kesamaan
dengan dengan tanaththu.
diriwayatkan
oleh
Dalam sabda Nabi yang
} 118 {
Imam Muslim dari Abdullah
Ibnu
Masud,
,
mengingatkan
Rasulullah ,
bahwa ,
mereka
yang ,
memiliki
sifat
tanaththu
akan hancur atau binasa
) ( , yaitu mereka
}119{
yang berlebihan dan melampaui batas dalam ucapan dan perbuatan.
,
} 118{
Peran Penyuluh Agama Islam dalam Mengusung Wasathiyyah Al-Islam _255
Selain sikap guluw, sikap fanatisme lahir dari rasa ujub, atau merasa
dirinyalah yang paling benar, dan itulah pangkal kebinasaan seperti kata
Ibnu Masud. Sufi terkemuka Ibnu Athaillah mengingatkan, Boleh jadi
Allah membukakan pintu ketaatan kepada seseorang tetapi tidak dibukakan
baginya pintu diterimanya sebuah amal, dan boleh jadi seseorang ditakdirkan
berbuat maksiat tetapi itu menjadi sebab seseorang mencapai keridhaan Allah.
256_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
Kemaksiatan yang melahirkan kehinaan atau perasaan bersalah lebih bai daripada
ketaatan atau kebaikan yang melahirkan rasa bangga diri dan sombong.12
bahwa agama itu urusan pribadi yang negara tidak boleh mencampurinya
dan Islam harus dilihat dari isi bukan bentuknya.
:
(mudharat tidak dapat dihilangkan dengan
mudharat juga).20
,
, , , ,
Artinya : Yang pertama kali turun dari al-Quran adalah surah-surah
yang menyebutkan surga dan neraka, kemudian ketika orang banyak
masuk
Islam turunlah ketentuan halal dan haram. Kalau yang turun pertama kali
jangan minum khamar, maka mereka akan mengatakan, kami tidak akan
} 118khamar
meninggalkan
maka mereka { selamanya,
dan bila pertama kali
turun
jangan
berzina, akan mengatakan, kami tidak akan meninggalkan
zina
perbuatan ( HR.
selamanya. dari
Al-Bukhari
Aisyah)
Sunnatullah berbentuk
yang ini
tadarruj
perlu
mendapatkan }119{
perhatian
dari mereka yang berkeinginan untuk mendirikan negara Islam demi
tegaknya syariat Islam. Dalam kaitan dengan
ini,
perlu
diperhatikan
peta kekuatan dan hambatan yang
ada. Keinginan sebagian kalangan
untuk menegakkan negara Islam dengan menggunakan kekuatan atau
termasuk Indonesia,
negara-negara
itu
kekerasan dalam sejarah dibanyak negara Islam,
merugikan
justru
dakwah Islam,
}2{ pemerintah
sebab
menghadapinya secara represif.
d) Memberikan kemudahan kepada orang lain dalam beragama
Memberikan , kemudahan
adalah
metode al-Quran dan metode yang
diterapkan
, ,oleh
Rasulullah.
, Ketika
mengutus
, Muadz bin Jabal dan
Musa al-Asyari ke Yaman, beliau berpesan agar keduanya memberi
kemudahan dalam berdakwah dan berfatwa, dan tidak mempersulit
orang, Rasulullah mengatakan : ( permudahlah dan
jangan mempersulit).21
} 118{ Ini
dengan tidak berarti sikap moderat mengorbankan teks-teks keagamaan
yang
mencari bagi
termudah masyarakat,
tetapi dengan
mencermati
teks-teks itu dan
memahaminya
secara mendalam untuk
}119{
Peran Penyuluh Agama Islam dalam Mengusung Wasathiyyah Al-Islam _263
untuk beriman atau tidak.23 Perbedaan sebagai sebuah keniscayaan
dinyatakan dalam firman Allah :
} 118{
}119{
Artinya : Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia
umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih
pendapat,
kecuali
orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu, dan untuk
itulah Allah
menciptakan mereka, kalimat Tuhanmu telah ditetapkan, sesungguhnya aku
} 2{
akan memenuhi neraka jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka)
semuanya..
Keterbukaan dengan sesama mendorong seorang muslim
moderat
untuk melakukan kerjasama dalam mengatasi persoalam-persoalan
bersama dalam kehidupan. Prinsipnya adalah bekerjasama dalam
hal-hal yang menjadi kesepakatan untuk diselesaikan secara bersama,
dan bersikap toleran terhadap perbedaan yang ada.
dan Tanya
Diskusi Jawab
2. Metode
Diskusi dan tanya jawab merupakan
cara
yang efisien dalam
menyerap dan mengidentifikasi masalah-masalah
yang sedang
berkembang pada obyek dakwah, sehingga dapat cepat diselesaikan
dengan prinsip mauizatul hasanah (nasehat yang baik) berdasarkan
al-Quran, hadits, ijma dan qiyas. Dengan metode ini, akan terbangun
komunikasi dua arah dan kekeluargaan antara komunikator dengan
komunikan. Dua hal tersebut akan mempermudah transfer materi
kepada komunikan.
3. Keteladanan
Metode ( al-Uswah al-Hasanah)
Arab
Pepatah ,:
mengatakan
,
, ,
,
Artinya : Bahasa kenyataan lebih fasih daripada bahasa lisan
}2{
Artinya : Hai orang-arang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa
yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (QS. Al-Shaf : 2-3)
268_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
a. Penyelenggaraan
b. Kemampuan Jamaah
a. Tujuan
b. Materi
c. Metode
d. Waktu
e. Sarana
Kelima hal tersebut selalu dilakukan evaluasi guna mendapatkan
penyempurnaan seuai dengan kebutuhan di lapangan. Evaluasi
sendiri dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan tujuan untuk
memperbaiki kualitas dan kuantitas bimbingan dan penyuluhan
G. Penutup
Daftar Pustaka
Data Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan dan Bimas Islam Kemenag
Kab. Lombok Barat tahun 2013
272_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
Endnotes
10. Muhammad Ali Al-Najjar, Mujam alfaz al-Qurn al-Karm, Kairo: Mujam al-
Lugah al-Arabiyyah, 1996,, 4/295
12. Ibnu Ajibah, qz al-Himam Syarh Matn al-Hikm, Beirut: Dar al-Kutub al-
Ilmiah, 1998, h. 112
13. Nyongkolan adalah sebuah kegiatan adat yang menyertai rangkaian acara
dalam prosesi perkawinan pada suku sasak di Lombok. Kegiatan ini
berupa arak-arakan kedua mempelai dari rumah mempelai pria ke rumah
274_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
mempelai wanita.
20. Abdul Hamid Hakim, as-Sullam, Jakarta: Maktabah Saadiyah Putra, Juz 2,
h. 60
25. Ibid, h. 66
Mesjid dan Fungsi Teologis-Sosial: Upaya Aktualisasi Peran Remaja Mesjid _275
Abstract : Islam teaches us the principle of balance between the world and the hereafter . This
principle can be seen from the function of mosque. The building that became the identity
of the Muslim community is not only a place for worship like shalat and recite al-Quran,
but also as place that have many function. It is shown how the Prophet Mohammad
used to make the mosque not only as the central religious but also the center of military,
economic, social, including enforcing the law. The Youth of Mosque Organization, the
organization born from mosque institution, therefore has a significant role in addressing
the ummah problems, especially young generationproblems. During this timemany
youngpeople facing the problems like fights, drug abuse, and other forms of juvenile
delinquency typical. Weak parental supervision and poor cultivation of religious
values contributed to the delinquency trigger. The Youth of Mosque Organization
need a attention from many parties . Its existence should not be underestimated, but
it should be recognized and guided so that their role in fending negative behavior
can be run. They need to do a variety of activities that encouraged positive impact,
276_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
both of religious and social. Thus, their role gradually known by the public. Thus, the
community will be pleasure to encourage their young children to become part of them.
Abstraksi : Islam mengajarkan prinsip keseimbangan antara dunia dan akhirat. Prinsip ini terlihat
dari fungsi mesjid yang tidak tunggal. Bangunan yang menjadi identitas komunitas
muslim ini tidak sekedar tempat sujud dan membaca al-Quran, namun mencakup
aspek-aspek lain. Hal tersebut terlihat bagaimana Rasulullah dulu menjadikan mesjid
sebagai pusat keagamaan sekaligus pusat militer, ekonomi, sosial, termasuk hukum.
Remaja Mesjid, organisasi yang lahir dari isntitusi mesjid, oleh karenanya memiliki
peran signifikan dalam mengatasi problematika keumatan, terutama problematika
generasinya. Selama ini generasi muda besar menghadapi problematika seperti tawuran,
penyalahgunaan narkoba, dan berbagai bentuk kenakalan khas remaja. Lemahnya
pengawasan orangtua serta rendahnya penanaman nilai-nilai keagamaan turut menjadi
pemicu kenakalan tersebut. Remaja mesjid perlu mendapat perhatian dari banyak
pihak. Keberadaannya jangan sampai dipandang sebelah mata, tapi harus mendapatkan
pengakuan dan bimbingan supaya peran mereka dalam menangkis perilaku-perilikau
negatif dapat berjalan. Mereka perlu didorong melakukan berbagai kegiatan yang
berdampak postif, baik yang bersifat keagamaan maupun sosial-kemasyarakatan.
Dengan demikian, peran mereka lama kelamaan dikenal oleh masyarakat. Shingga
masyarakat akan senang hati mendorong anak-anak mereka turut menjadi bagian.
A. Pendahuluan
lain. Sebagai instrumen yang lahir dari rahim Islam, sebuah agama
yang dalam ajarannya menekankan hubungan serba seimbang antara
spiritual (hablul minallah) serta sosial (hablun minnnas), mesjid tidak
boleh dimonopoli untuk urusan peribadatan saja dalam arti ibadah
mahdah. Bukankah ibadah sendiri dalam Islam senantiasa menekankan
aspek sosial kemasyarakatan selain aspek vertikal. Bahkan seorang tidak
bisa dikatakan beriman apabila dia sibuk beribadah sendiri sementara
tetangga di sekitarnya lapar, bodoh, dan terzalimi1.
Dalam proses penyampaikan ajaran Islam, baik wahyu yang baru saja
beliau terima maupun hadis, Nabi sering menyampaikanya di dalam
mesjid. Sepeninggal beliau, hal yang sama dilakukan para sahabat,
terutama dalam menyampaikan ajaran agama. Para sahabat yang lebih
mendalam penguasaan ajaran agamanya, mengajarkan suatu ayat atau
hadis. Mereka menjelaskan mengenai suatu ayat atau hadis dengan
278_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
merujuk pada apa yang mereka dengar dan ketahui dari Rasulullah.
Pada masa Dinasti Fatimiyah di Mesir, pendidikan di pusatkan di mesjid
dengan pendirian Al-Azhar, sebuah mesjid yang difungsikan sebagai
lembaga pendidikan. Sampai sekarang namanya demikian masyhur
sebagai lembaga penddikan tertua di dunia.
Apabila kita bertanya pada seseorang apa itu mesjid, maka jawaban
yang sering muncul dari mulut mereka ialah tempat ibadah orang Islam,
dalam arti shalat, zikir, tilawah al-Quran. Sama seperti Gereja sebagai
tempat ibadah kaum Nasrani, atau Sinagog untuk orang Yahudi, atau
pura bagi umat Hindu. Mesjid tempat ibadah tempat orang melaksanakan
280_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
shalat Jumat berjamaah. Jawaban ini memang tidak salah. Namun apabila
kita tilik dari segi makna mesjid jawaban semacam itu tidak tepat. Paling
tidak setengah benar.
Secara harfiah, kata mesjid artinya tempat sujud, yaitu berasal dari
bahasa Arab dengan kata dasar sujudan. Fiil madi-nya sajada (ia telah
sujud). Lantas fiil madi sajada diberi awalan ma sehingga terjadilah isim
makan (isim yang menunjuk arti tempat). Jadi perubahan itu ialah sajada
yasjidu mesjid. Apabila dalam penggunaaan tata bahasa Arab memakai
kata mesjid (dengen e) maka, hal itu karena tanggapan awalan me
dalam kaidah bahasa Indonesia.3
Dimana saja seorang muslim berada, dia bisa menjadikan bumi ini
mesjid. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa dalam Islam tempat ibadah
tidak harus dibangun secara khusus, yang disucikan dan disakralkan.
Tapi dimana saja, asal sudah tiba waktunya, maka dia bisa menjalankan
ibadah. Syaratnya hanya ruangan tempat dia beribadah itu suci dari najis
dan dia sendiri telah melakukan taharah, bersesuci dari hadas maupun
najis. Sebab yang akan dia hadapi adalah Tuhan Yang Maha Suci oleh
karena itu jasmani dan ruhani seseorang harus suci.
282_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab, kata iqra (bacalah) terambil dari
akar kata yang bearti menghimpun. Dari makna tersebut kemudian
lahir makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti
mengetahui ciri-ciri sesuatu dan membaca baik teks tertulis maupun
tidak. Perlu diperhatikan di sini, bahwa objek membaca dalam surat
al-Alaq tersebut tidak dijelaskan, sehingga memberi makna bahwa
membaca yang diperintahkan dalam surat tersebut adalah apa saja,
sepanjang bingkainya adalah bismi rabbika (dengan menyebut nama
Tuhanmu). Dengan demikian, iqra dalam surat tersebut dapat dimaknai
sebagai perintah untuk meneliti, mendalami dan mengetahui segala
sesuatu.8
aspek sosial, artinya wilayahnya lebih luas. Pada masa Nabi mesjid
sebagai tempat penyiapan pasukan, tempat pendidikan, dan berbagai
urusan yang berkaitan dengan permasalahan umat. Pada masa dinasti
Daulah Abbasiyah, mesjid dilengkapi perpustakaan lengkap sebagai
sarana pendidikan. Dari sana kemudian muncul ilmuwan-ilmuwan
muslim yang namanya sangat harum.
peran remaja mesjid sebagai organisasi yang lahir dari mesjid perlu
mendapat perhatian. Selama ini peran remaja mesjid dianggap kurang
signifikan, karena persepsi masyarakat menempatkan mereka sebagai
pelengkap, atau pembantu terhadap kegiatan pengurus mesjid. Malah
di banyak tempat keberadaan remaja mesjid seolah antara ada dan tiada.
Keberadaan mereka baru kelihatan apabila orang-orang tua mereka
memerintahkan untuk turut dalam kegiatan kemesjidan. Padahal remaja
mesjid memiliki peran penting di saat zaman semakin jauh dari nilai-
nilai keIslaman. Sekaligus membentengi generasi muda dari pengaruh
asing yang merugikan diri di kemudian hari.
a. Pengajian Remaja
b. Diskusi Remaja
c. Jumpa Remaja
d. Kemah Remaja
lenyap. Remaja mesjid menjadi pasif. Oleh karena itu, agar peran
remaja mesjid dapat kembali pada fungsinya semula, perlu diberikan
gambaran ulang mengenai fungsi mesjid yang meliputi aspek teologi
dan sosial kemasyarakatan. Tempat bersujud kepada Allah sekaligus
mengatur urusan keumatan serta tempat mengikis atribut-atribut yang
memungkinkan mereka berjarak di dalam kehidupan sehari-hari seperti
perbedaan status sosial, afiliasi organisasi, partai dan sebagainya.
Agar peran remaja mesjid berjalan maka remaja mesjid perlu aktif
dalam kegaitan masyarakat. Selain memiliki progam sendiri remaja
mesjid dapat turut serta dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh
masyrakat. Seperti ikut dalam bakti sosial membersihkan lingkungan.
Ikut menjadi panitia Agustusan, dan lain sebagainya. Sehingga
masyarakat tidak lagi berpikiran macam-macam terhadap remaja mesjid.
Selanjutnya, keberadaan remaja mesjid dapat diakui, dan masyarakat
mendapat manfaat dari keberadaan remaja mesjid.
H. Kesimpulan
Tujuan pembangunan mesjid tidak untuk menunjukkan kelimpahan
harta suatu kelompok masyarakat. Pembangunan sebuah mesjid
merupakan ekspresi keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, yang
bertujuan untuk senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya, melalui
ibadah mahdah maupun ghairu mahdah. Ibadah mahdah seperti shalat,
zikir, dan membaca al-Quran, sementara ghairu mahdah meliputi aspek-
aspek yang bersinggungan dengan kehidupan umat. Dalam hal ini bisa
mencakup sosial, pilitik, ekonomi, seni, pendidikan, dll.
Daftar Pustaka
Moh. E. Ayub, et all, Manajemen Mesjid, Depok: Gema Insani, 2007, cet
ke-9
Footnote
1. Hadis yang berkaitan dengan hal ini seperti: Dari Abu Hurairah,Rasulullah
bersabda, Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaknya
ia berkata yang baik-baik atau diam. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir maka hendaknya ia memuliakan (menghormati) tetangganya.
Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya
iamemuliakan (menghormati)tamunya (HR. Bukhari Musliam). Dalam al-
Quran sendiri pengabaian terhadap orang-orang di sekitar, khususnya fakir
miskin, serta anak yatim begitu dicela. Salah satunya tedapat dalam surat
al-Maun ayat 1-3: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama.Itulah orang
yang menghardik anak yatim.dan tidak menganjurkan member makan orang miskin.
2. Lihat Sidi Gazalba, Mesjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan, Jakarta: Pustaka
Alhusna, 1978, h. 122
3. Lihat Sidi Gazalba, ibid, h. 117
4. Hadis Muslim, 300
5. Peristiwa ini menjadi acuan dalam penetapan Kalender Hijriah di kemudian
hari yaitu pada masa Khalifah Umar bin Khattab r.a.
6. Lihat A. Bachrun Rifai & Moch. Fachruroji, Manajemen Mesjid: Mengoptimalkan
Sungsi Sosial-Ekonomi Mesjid, Bandung: Benang Merah Pres, 2005, h.59
7. Dalam Qs. al-Alaq [96]: 1-5
8. M. Quraish Shihab, Wawasan al-Quran, Bandung: Mizan, 1994), hal. 433
9. Lihat Fazlur Rahman, Islam, terj. Oleh Ahsin Mohammad, Bandung:
Penerbit PUSTAKA, 2003), cet ke-5, hal 267
10. Lihat Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara
Abad XVII & XVIII, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), cet ke-I, hal x
11. ibid, 78
12. Lihat A. Bachrun Rifai & Moch. Fachruroji, Manajemen Mesjid:
Mengoptimalkan Sungsi Sosial-Ekonomi Mesjid, hal 17
13. Kuntowijoyo, Muslim Tanpa Mesjid: Esai-esai Agama, Budaya, dan Politik dalam
Bingkai Strukturalisme Transendental, Bandung: Penerbit Mizan, 2001, h. 128
14. Moh. E. Ayub, dkk, Manajemen Mesjid, Jakarta: Gema Insani Pres, 1996, h. 147
Jambore Majlis Taklim sebagai Media Aktualisasi Pemberdayaan Jamaah MT _305
Erti Herlina
Penyuluh Agama Islam Fungsional Kec. Mustikajaya Kota Bekasi Prov. Jawa Barat
email: ertiumi@gmail.com
Abstract : Religious community development efforts are planned, integrated and sustainable so that
religious values can be fostered in the life of the nation, state, and society so as to create
a life of peace, harmony and prosperity. Religious community development can be done
in three patterns: recitations, Tazkiyah and study groups. The three patterns are example
by the Prophet Muhammad in building civilized and dignified Medina community, it
is signed by a life of peace, harmony, and prosperity which based on the religious
values which is live and cultivated among the community. Religious community is a
community-based typology of faith and piety. It is triggering disbursement of mercy
and blessings from all corners that lead to prosperity, well-being and harmony of life.
Reflected faith and piety that in everyday life become characteristic of the religious
community that promises happiness and well- being in the world and afterlife. In a
religious community development efforts can use the media and religious signs that
lived, grew, and rooted in society, for example taklim. The most basic of coaching is
306_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
Abstraksi
Pembinaan masyarakat agamis adalah upaya-upaya yang terencana, terpadu dan
berkesinambungan agar nilai-nilai agama dapat ditumbuhkembangkan dalam
kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat sehingga dapat menciptakan
kehidupan yang damai, rukun dan sejahtera. Pembinaan masyarakat agamis ini
bisa dilakukan dengan tiga pola: tilawah, tazkiyah dan talim. Ketiga pola ini adalah
yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam membangun masyarakat Madinah
yang berperadaban dan bermartabat, yang ditandai dengan kehidupan yang damai,
harmonis, dan sejahtera yang dilandasi dengan nilai-nilai agama yang hidup dan
ditumbuhkembangkan di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat agamis merupakan
tipologi masyarakat yang berbasis keimanan dan ketakwaan sehingga mengundang
dikucurkannya rahmat dan barakah dari semua penjuru yang mengantarkan pada
kemakmuran, kesejahteraan dan keharmonisan kehidupan. Iman dan takwa yang
terefleksi dalam kehidupan sehari-hari menjadi karateristik dari masyarakat agamis
yang menjanjikan kebahagiaan dan keselamatan di dunia maupun di akhirat.
Dalam upaya pembinaan masyarakat agamis, dapat menggunakan media dan
wahana simpul-simpul keagamaan yang sudah hidup, berkembangan, dan mengakar
di tengah-tengah masyarakat, misalnya majelis taklim. Hal yang paling pokok
dari pembinaan Majelis Taklim adalah dengan pemberdayaan jamaahnya secara
simultan. Di antara langkah tersebut adalah dengan mengadakan Jambore Majelis
Taklim. Selain dari bentuk inovasi dalam pembinaan Majelis Taklim, jambore
Majelis Taklim juga berfungsi sebagai media evaluasi pembinaan Majelis Taklim.
PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
C. Perumusan Masalah
Mengacu pada identifikasi masalah tersebut, maka dalam perumusan
masalah ini dapat dirumuskan fokus masalah sebagai berikut:
D. Tujuan Penelitian
Mengacu pada perumusan masalah tersebut, maka yang menjadi
tujuan dari penelitian ini adalah:
Ditinjau dari bahasa, pembinaan berasal dari Bahasa Arab dari kata
banaa yabnii bina-an,4 yang berarti pendirian, pembangunan, atau
pemeliharaan. Makna yang tersirat dari kata tersebut, bahwa tujuan
pembinaan adalah pemeliharaan dan pengembangan dari keadaan yang
sudah ada yang dianggap baik dan kondusif. Misalnya membina rumah
tangga, berarti rumah tangganya sudah terbentuk tinggal bagaimana
mempertahankan, memelihara, dan mengembangkan sehingga menjadi
rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah; keluarga yang bahagia
dan sejahtera lahir dan batin, dunia dan akhirat. Atau bina dakwah,
ini menyiratkan supaya dakwah yang sudah berjalan bisa dipertahankan
dan dikembangkan ke arah yang lebih baik dan maju.
Oleh karena itu, menurut Ali Syariati seperti dikutip Dawam Rahardjo,
ummah (umat) adalah istilah yang tepat untuk menunjuk masyarakat
Islam. Syariati berpendapat, ummah adalah ungkapan pengertian tentang
kumpulan orang yang sepakat dalam tujuan yang sama dan masing-
masing saling membantu agar bergerak ke arah tujuan yang diharapkan
atas dasar kepemimpinan yang sama. Dalam hal ini dia berkesimpulan,
bahwa tidak ada sebutan ummah (masyarakat Islam) tanpa adanya
imamah (kepemimpinan).12
METODOLOGI PENELITIAN
D. Analisis Data
Data yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan
pengkajian dokumen, kemudian diolah dan dianalisis dimulai dengan
mengorganisasikan data yang dilakukan sejak peneliti di lapangan.Dari
temuan di lapangan tersebut maupun melalui kajian pustaka dapat
diperoleh berbagai jenis data yang secara fisik merupakan rekaman
hasil wawancara maupun temuan lainnya.Dengan data tersebut
kemudian dilakukan klasifikasi dan kategorisasi serta analisis dengan
membandingkan antara satu data dengan data yang lainnya.
1 tahun kedepan, sehingga ada semangat yang lebih besar dari jamaah
untuk tetap datang ke majlis taklim.
Kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi jamaah untuk semangat
meningkatkan hafalan al-Quran dan bias juga dijadikan sebagai
tolak ukur sejauh mana perkembangan hafalan dan daya ingat
jamaah.
4. Lomba Marawis
5. Lomba Kreatifitas MT
Selain sebagai alat ukur (evaluasi) juga sebagai daya tarik untuk
jamaah majlis taklim mengikuti pembinaan pengelolaan MT, yang niat
awalnya mereka hanya sekedar ingin mengikuti lomba, diharapkan
setelah mengikuti kegiatan jambore mereka menyadari ternyata banyak
hal yang harus di perbaiki dari kegiatan di MT agarsetiap tahun bisa
menjadi lebih baik.
D. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan uraian sebagaimana dijelaskan di awal, maka pada
bagian penutup ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Pembinaan masyarakat agamis adalah upaya-upaya yang
terencana, terpadu dan berkesinambungan agar nilai-nilai agama
dapat ditumbuhkembangkan dalam kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat, sehingga dapat menciptakan
kehidupan yang damai, rukun dan sejahtera. Pembinaan
masyarakat agamis ini bisa dilakukan dengan tiga pola: tilawah,
tazkiyah dan talim. Ketiga pola ini adalah yang dicontohkan oleh
Rasulullah SAW dalam membangun masyarakat Madinah yang
berperadaban dan bermartabat, yang ditandai dengan kehidupan
yang damai, harmonis, dan sejahtera yang dilandasi dengan nilai-
nilai agama yang hidup dan ditumbuhkembangkan di tengah-
tengah masyarakat. Masyarakat agamis merupakan tipologi
masyarakat yang berbasis keimanan dan ketakwaan sehingga
mengundang dikucurkannya rahmatdan barakah dari semua
penjuru yang mengantarkan pada kemakmuran, kesejahteraan
dan keharmonisan kehidupan. Iman dan takwa yang ter-refleksi
dalam kehidupan sehari-hari menjadi karateristik dari masyarakat
agamis yang menjanjikan kebahagiaan dan keselamatan di dunia
maupun di akhirat.
B. Saran
1. Kepada pemerintah, dimohon dapat mengeluarkan kebijakan dan
perhatian dalam rangka menghidupkan dan memberdayakan
simpul-simpul keagamaan yang sudah hidup, berkembangan,
dan mengakar di masyarakat, seperti majlis taklim yang sudah
tersebar hampir ke seluruh pelosok daerah.
C. Daftar Pustaka
Ariffien, Zaenal dan Hendar Riyadi, Masjid Pusat Ibadah, Dakwah dan
Pencerahan Peradaban, Bandung: Kalam Mujahidin, 2007, cet. II,
Agustus.
Bidang Penamas Depag prov. Jawa Barat, Panduan Tugas Penyuluh Agama
Masyarakat, Bandung, 2009
Ibn Faris, Abi Al-Husain, Mujam Maqayis Al-Lughah, Beirut: Daar Ihya
Al-Turats Al- Arabi, 2008
Internet :
koranindonesia.com
Mahlani, penyuluhjogja.com.
www.kemenag.go.id
336_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
Endnotes
1. Istilah lain dari masyarakat agamis adalah masyarakat religius, seperti yang
diungkapkan oleh Nurchalis Madjid dalam bukunya Masyarakat Religius,
diterbitkan oleh Paramadina, Jakarta, 2000.
2. M. Quraish Shihab,Wawasan Al-Quran; Tafsir Maudhui atas Pelbagai Persoalan
Umat, Bandung: Mizan, 2000, cet. X, Februari.
3. Aep Kusnawan, (penyunting),Ilmu Dakwah (kajian berbagai aspek), Bandung:
Pustaka Bani Quraisy, 2004, cet. I, Februari.
4. Ahmad Warson Al-Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir, Kamus Arab-
Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif,1997,cet. XIV.
5. Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: Refika
Aditama, 2005, h. 39.
6. Jalaluddin Rakhmat, ,Rekayasa Sosial, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000,
cet. II, Mei, h. 46-53.
7. Departemen Agama RI., Al-Quran dan Terjemahnya, Bandung: Syamil Cipta
Media, 2004.
8. Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Beirut: Daar Al-Fikr, 2006.
X:60.
9. Ibid.
10. Ibid.
11. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, Bandung: Mizan, 2006, h. 325.
12. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al-Quran, Jakarta: Paramadina, 2006, h. 486.
13. Departemen Agama RI., Al-Quran dan Terjemahnya, Bandung: Syamil Cipta
Media, 2004.
14. Ibid.
15. Ibid.
16. Ibid.
17. Al-Munawwir, ibid.
18. Raharjo, Ibid., h. 120.
19. Ibid.
Konsep Islam Tentang Pelestarian Lingkungan Hidup _337
Saefudin Djazuli
Indonesia Youth Forum (IYF)
email: djazuli10@gmail.com
Abstraksi : Pelestarian alam dalam pandangan Islam menjadi bagian tak terpisahkan dari
konsep ibadah. Pelestarian alam dibangun atas konsep keseimbangan, yaitu
manusia selain memanfaatkan lingkungan, juga harus menjaga kelestariannya.
Bahkan Islam menyebut bahwa kerusakan lingkungan yang disebabkan tangan-
tangan jahat akan mendapat siksaan sebagai balasannya. Dengan demikian, Islam
secara tegas memerintahkan agar umat manusia menjaga kelestarian lingkungan.
A. Pendahuluan
Segala sesuatu di dunia ini erat hubungannya satu dengan yang lain.
Antara manusia dengan manusia, antara manusia dengan hewan, antara
manusia dengan tumbuh-tumbuhan, bahkan antara manusia dengan
benda-benda mati sekalipun. Begitu pula antara hewan dengan hewan,
antara hewan dengan tumbuh-tumbuhan, antara hewan dengan manusia
dan antara hewan dengan benda-benda mati di sekelilingnya. Akhirnya
tidak terlepas pula pengaruh-mempengaruhi antara tumbuh-tumbuhan
yang satu dengan yang lainnya. Pengaruh satu komponen dengan lain
komponen ini bermacam-macam bentuk dan sifatnya. Begitu pula reaksi
sesuatu golongan atas pengaruh dari yang lainnya juga berbeda-beda.1
Hak atas informasi mengenai lingkungan hidup ini diatur dalam pasal
5 ayat 2 yang berbunyi setiap orang mempunyai hak atas informasi
lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan
lingkungan hidup. Dalam penjelasan ayat ini dijelaskan bahwa :
Hak atas lingkungan hidup merupakan suatu konsekuensi logis dari hak
berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup yang berlandaskan pada asas
keterbukaan. Hak atas informasi lingkungan hidup akan meningkatkan nilai
dan efektivitas peran serta dalam pengelolaan lingkungan hidup, di samping
akan membuka peluang bagi masyarakat untuk mengaktualisasikan haknya
atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Informasi lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud pada ayat ini dapat berupa data, keterangan atau
informasi lain yang berkenaan dengan pengelolaan lingkungan hidup yang
menurut sifat dan tujuannya memang terbuka untuk diketahui masyarakat,
seperti dokumen analisis mengenai dampak lingkungan hidup, baik
pemantauan penataan maupun pemantauan perubahan kualitas lingkungan
hidup dan rencana tata ruang.
d) Hak Gugatan
a) Pengawasan sosial;
tidak akan lepas pula dari pengaruh lingkungan, baik yang datang dari
alam sekitarnya (fisik maupun non-fisik), dari hubungan antar individu
ataupun antar masyarakat.
1. Perundang-undangan (legislation);
4. Penerapan (implementation)
1. Pemerintah;
Istilah lingkungan hidup secara baku baik dari aspek ajaran maupun
tradisi keilmuan Islam tidak terdapat dalam konsep yang konkrit, seperti
konsep lingkungan yang disodorkan dalam kerangka definisi, batasan
Konsep Islam Tentang Pelestarian Lingkungan Hidup _353
Hakikat Penciptaan segala yang ada di langit dan bumi, semua tertuju
kepada kepentingan manusia. Kemutlakan keberadaan bumi merupakan
kemutlakan wujud manusia. Dan jika keberadaan manusia adalah wajib
al-wujud, maka keberadaan bumi dengan segenap perangkatnya pun
juga menjadi wajib, seperti ketentuan kaedah fiqhiyyah :
356_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
Artinya : Belum sempurnanya suatu keniscayaan (kewajiban) kecuali
.dengan
dipenuhinya yang maka
oleh sesuatu
menjadi pelengkap itu adalah niscaya adanya (wajib adanya).
sesuatu
melengkapinya,
yang
Jadi peran dan tanggung jawab dalam menjaga dan melestarikan
.
lingkungan yang telah diberikan oleh Allah Swt adalah wajib. Peran
yang harus dijalankan oleh manusia sebagai seorang khalifah Allah di
muka bumi, seperti yang telah dijelaskan dalam surat al Baqarah ayat 30
.
di atas. Menurut M. Quraish Shihab, terdapat tiga unsur terkait, yaitu :
pertama, Manusia sebagai khilafah, kedua, alam raya, ketiga, hubungan
antar manusia dengan alam dan segala isinya termasuk dengan manusia.
Itulah ketiga unsur yang saling kait-berkait, sedang unsur keempat yang
berada di luar adalah yang memberi penugasan itu yakni Allah Swt.33
3. Perintah Pelestarian Lingkungan
dari perintah Allah SWT dalam konteks hubungan baik antara manusia
dengan sesama. Penyelewengan terhadap lingkungan secara implisit
juga telah menodai perintah Allah SWT untuk membangun bumi,
memperbaikinya, serta melarang segala bentuk perbuatan yang dapat
merusak dan membinasakannya, seperti dalam firman Allah SWT dalam
surat Al-Araf ayat 56 :
yang akan datang. Seperti dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhari dan Imam Muslim:
.
Artinya : Tiap-tiap kamu adalah pemimpin, dan kamu semua bertanggung
jawab terhadap . apa yang
kamu
Seorang
pimpin. laki-laki
pemimpin
.dirumahnya,
dan
dia bertanggungjawab apa
terhadap yang
dipimpinnya.
(HR. Bukhari dan Muslim).
.
.
Artinya : Sesungguhnya jika kamu meninggalkan anak-anakmu dalam
.
keadaan kaya, itu lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan
miskin dan meminta-minta pada orang lain. (HR. Bukhari dan Muslim).
Harta itu bukan hanya uang, emas dan permata saja, melainkan
seluruh benda yang menjadi milik manusia, dan segala bentuk usaha
Konsep Islam Tentang Pelestarian Lingkungan Hidup _359
banyak,37 termasuk permasalahan lingkungan.
.
Artinya : tidak boleh menyulitkan orang lain dan tidak pula dipersulit
.
(orang lain); orang yang mempersulit orang lain akan dipersulit oleh Allah
dan orang yang memusuhi orang lain, akan dimusuhi oleh Allah.
Inti kaidah ini merupakan bagian dari upaya syariat dalam menciptakan
kemashlahatan dan menolak kerusakan dengan member kemudahan
bagi kaum muslimin. Kaidah ini mempunyai cakupan yang sangat luas
dan menyeluruh, sehingga mampu menjangkau hampir semua elemen
kehidupan dan menjadi dasar terbangunnya hukum-hukum syariah.38
Berikut adalah turunan dari kaidah al-dharar yuzalu :
4. Bahaya tidak dapat dihilangkan dengan bahaya yang lain (al dlarar
la yuzalu bi al-dlarara).
Dalam kajian hukum Islam ada tiga maslahah, yaitu Al-Maslahah al-
Mutabarah, Al-maslahah al-Mulghah dan Al-maslahah al-Mursalah. Dari
tiga maslahah, Al-maslahah al-Mursalah sangat relevan dalam kaitannya
dengan menggagas fikih lingkungan, yaitu Al-maslahah al-Mursalah,
yaitu kemaslahatan-kemaslahatan yang diperoleh dari hal-hal yang
Konsep Islam Tentang Pelestarian Lingkungan Hidup _361
oleh Allah tidak dilarang dan tidak disuruh. Hal ini diatur atas dasar
inisiatif manusia. Jika ia diatur dengan baik maka akan mendatangkan
kebajikan.39
D. Penutup
Daftar Pustaka
Peraturan Perundang-undangan :
Endnotes
7. ibid, h. 148.
8. ibid, h. 150.
9. ibid, h. 150
10. ibid,h. 151-152.
11. Rifkin, SB; F. Muller; W. Bichman.,Primary Health Care: on Measuring
Participation,(Social Science and Medicine, 1988, h. 26(9): 931-940.
17. Clark, John,The State, Popular Participation, and the Voluntary Sector, World
Development 23, No. 4, 1995, h.595., Friedmann, John, EmpowermentThe
Politics Alternative Development, Cambridge: Blackwell Publishers, 1992,
h.161.
yang ada disekitarnya. M. Soerjani, dkk, Lingkungan Sumber Daya Alam dan
Kependudukan dalam Pembangunan,Jakarta: UI Press, 1987, h. 3.
34. KH. Ali Yafie, Menggas Fiqih Sosial Dari Soal Lingkungan Hidup, Asuransi
Hingga Ukhuwah, (Bandung: Mizan, 1994, h. 140.
35. Yusuf Al-Qardhawi, Islam Agama Ramah Lingkungan (terj.), Jakarta: Pustaka
Al Kautsar, 2002, h. 63-73.
38. Abdul Haq, dkk.,Formulasi Nalar Fiqh; Telaah Kaidah Fiqh Konseptual,Surabaya
: Khalista, 2006, h. 213-215.
39. KH. Ahsin Sakho Muhammad, dkk. Fiqih Lingkungan (Fiqh al-Biah),Jakarta:
Conservation International Indonesia, 2006, h. 9.
Makanan Halal dalam Perspektif al-Quran, Sains dan Kesehatan _369
Maftuhah
Penerima Beasiswa Unggulan BPKLN Depdiknas,
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
email : maftuhah.upi@gmail.com
Abstract : Halal food and beverage are requirement for every moslem. Moslem believe that food and
beverage that are consumed should be good and halal, because halal food and beverage
gives significant influences in the spiritual and mental development. Along with the de-
velopment of food technology that produces a lot of new products, It continues by a de-
mand of halal law, both from the aspect of nutrition, ingredients, the way to make, media
makers and other materials are not prohibited. Therefore, the enforcement of law JPH
(Halal Food Guarantee) is the answer for securing consumers and producers. By JPH law,
moslem society is expected to awake at the same time time raising community awareness
about the importance of halal food and beverage as directed by the Quran and hadith.
Abstraksi : Makanan dan minuman halal merupakan sebuah keniscayaan bagi setiap muslim,
bahwa setiap makanan yang dikonsumsi harus memenuhi unsur baik dan halal, karena
makanan dan minuman halal berpengaruh terhadap perkembangan mental dan spir-
itual. Seiring dengan berkembangnya teknologi pangan yang menghasilkan banyak
produk baru, menuntut kepastian hukum kehalalan, baik dari aspek gizi, bahan baku,
cara membuat, media pembuat dan bahan-bahan tambahan yang tidak diharamkan.
370_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
Maka, pemberlakuan UU JPH (Jaminan Produk Halal) adalah jawaban dalam memberi
kepastian dan keamanan bagi konsumen sekaligus produsen dalam jual beli. Melalui UU
JPH ini diharapkan masyarakat terjaga sekaligus memiliki kesadaran akan pentingnya
makanan dan minuman halal sebagaimana diperintahkan oleh al-Quran dan Hadits.
Keywords : halal and haram, food, UU JPH (law of halal food guarantee), science, health
A. Pendahuluan.
Bagi umat Islam makan tidak sekedar baik dari segi gizi dan
manfaatnya untuk tubuh, melainkan juga harus memenuhi unsur halal.
Makanan yang baik jika didapat dengan cara yang tidak halal akan
menjadi haram dan dapat menimbulkan hal yang tidak baik dalam tubuh
dan jiwanya. Islam mengatur makanan dengan jelas dalam Al-Quran
dan hadis karena hal ini sangat penting dan utama dalam kehidupan.
lambat tiga bulan sebelum berakhirnya masa berlaku. Hal ini tentu
menambah biaya perusahaan dan perpanjangan ini menimbulkan
biaya baru.
Selain penjelasan di atas, hal baik dari UU JPH ini adalah produk
yang tidak halal harus mencantumkan kata haram pada produknya agar
pembeli atau konsumen tahu produk itu tidak boleh dikonsumsi oleh
orang muslim. Bagi penulis hal ini juga sangat penting untuk menambah
kewaspadaan dan godaan umat muslim secara prikologis yang akan
mengkonsumsi dengan membaca kata haram.
Allah Swt memberikan karunia alam raya ini untuk manusia agar
hidup damai, aman dan sejahtera lahir dan batin. Petunjuk al-Quran
dan Hadits, baik berupa perintah ataupun larangan, tiada lain untuk
mempermudah dan memberi petunjuk pada kebaikan. Inilah makna
ketaatan kepada al-Quran dan Hadits.
cara yang tidak halal maka makanan tersebut bukan kategori yang baik
bagi umat Islam.
Kata thayyibt adalah bentuk jamak dari kata ath-thayyib. Dari segi
bahasa dapat berarti baik, lezat, menentramkan, paling utama dan sehat.
Kita dapat berkata bahwa makna kata tersebut dalam konteks makanan
adalah makanan yang tidak kotor dari segi zatnya, atau rusak (kadaluarsa), atau
tercampur najis. Dapat juga dikatakan bahwa yang thayyib dari makanan
adalah yang mengundang selera yang memakannya, dan tidak membahayakan
fisik dan akalnya.3
dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang
telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu
beriman kepada-Nya. (QS. Al-Maidah: 88). Yang termasuk bagian
dari halal pada ayat diatas adalah cara memperolehnya. Bukan
dari riba, mencuri. Makanan maupun minuman dari jenis yang
tidak memabukkan dan membahayakan.4
Perintah untuk makan tidak hanya untuk manusia tetapi juga rasul.
Rasul juga manusia yang membutuhkan makan untuk memperoleh
energi dalam aktifitasnya melakukan amal yang shaleh. Ayat ini
menjelaskan bahwa manusia memang secara fitrah membutuhkan makanan
tanpa kecuali. Proses memilih makananlah yang diatur oleh Allah supaya
manusia terhindar dari marabahaya.
Halal tediri dari empat kategori: wajib, sunnah, mubah dan makruh.6
Ini menunjukkan bahwa tidak semua makanan yang halal wajib di
makan, melainkan disesuaikan dengan kondisi dan keadaan, karena
semua individu memiliki keunikan dan karakter tersendiri. Sebagai
contoh ada yang rentan terkena darah tinggi dan rentan terkena darah
rendah. Saat rentan terkena darah tinggi sebaiknya tidak banyak makan
makanan yang mengandung lemak dan kolesterol agar tekanan darah
tidak cepat naik. Makan makanan yang menurunkan kadar tekanan
darah seperti timun, bawang putih dan lain-lain sangat dianjurkan.
Makanan dan minuman yang halal akan menjadi berkah. Rizki yang
diperoleh besar ataupun kecil selalu cukup memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Tidak dikerjar-kejar hutang, hidup damai dan tenteram. Sehat
seluruh keluarga dan pertumbuhan anak-anak menjadi baik, cerdas
dan sholeh/sholehah. Rizki yang tidak berkah walaupun sudah banyak
namun selalu kurang dan cepat habis.
Oleh karena itu, kita harus selalu ingat bahwa begitu penting artinya
makanan bagi manusia. Semestinya kita selektif dalam memilih setiap
makanan. Makanan adalah awal dari pembentukan tubuh (organ) dalam
kandungan dan terus sampai meninggal dunia. Makanan halal, baik,
beragam, bergizi dan mudah dicerna oleh alat-alat (sistem) pencernaan
adalah pilihan terbaik.
a) Bangkai.
Namun, tidak semua bangkai haram. Bangkai yang berasal dari laut
dan sungai dihalalkan untuk dimakan sesuai dengan firman Allah
Swt:
Dan Dia (Allah) yang menundukkan laut untuk kamu, agar kamu dapat
memakan dari laut itu daging yang segar (ikan dan sejenisnya). (QS. An-
Nahl: 14)
Makanan Halal dalam Perspektif al-Quran, Sains dan Kesehatan _381
Dihalalkan bagi kamu binatang buruan laut dan makanan yang berasal
dari laut, sebagai makanan yang lezat bagi kamu dan orang-orang yang
dalam perjalanan. (QS. AL-Maidah: 96)
Hewan yang hidup di darat dan di air yaitu jenis amfibi dan reptil,
sebagian ulama ada yang mengecualikan, namun pengecualian
tersebut diperselisihkan oleh sebagian ulama lainnya karena tidak
tersurat dalam Al-Quran, tapi suatu hadis.10
c) Daging Babi.
Tanea solium adalah jenis cacing pita yang hidup dalam usus babi.
Telur cacing ini berjumlah ribuan dan tiap telur mengandung larva.
Larva akan menembus dinding usus babi, masuk ke pembuluh darah
hingga mencapai otot atau daging, yang kemudian membentuk kista
yang berupa gelembung.
Saat manusia makan daging babi yang mengandung kista dan daging
tidak di masak sempurna, maka akan terjangkit penyakit cacing
pita. Kepala cacing Taenia solium menempel pada dinding usus dan
mengisap zat-zat mineral dan gizi sehingga penderita mengalami
kekurangan gizi dan tidak bertenaga.
Dan janganlah kamu makan sembelihan yang tidak menyebut nama Allah
dan sesungguhnya yang demikian itu fasik. (QS Al-An am: 121)
Mabuk adalah hal yang dilarang oleh Allah Swt. Bukan tanpa alasan
mabuk ini dilarang. Segala sesuatu pasti punya sisi baik dan buruk.
Hanya saja yang membedakan keduanya adalah apakah lebih banyak
kebaikan atau keburukannya.
Makanan Halal dalam Perspektif al-Quran, Sains dan Kesehatan _385
Salah satu contoh nyata buah yang seharusnya halal menjadi haram
adalah buah anggur dan kurma. Kurma dapat dibuat menjadi gula
kurma, gula anggur dan cuka. Anggur dapat dibuat manisan dalam
kaleng dan gula anggur yang keduanya termasuk makanan yang
sehar dan bergizi, baik untuk tubuh manusia. Cuka dipakai untuk
penyedap masakan dan pengawet makanan. Semuanya merupakan
produk olahan yang baik dan sehat.
Muslim) dan Hadis riwayat Abu Tsa`labah ra., ia berkata: Nabi saw.
melarang memakan binatang buas yang bertaring. (HR. Shahih Muslim)
Makanan yang halal dan baik akan berpengaruh bagi jasmani maupun
rohani. Secara jasmani, makanan halal dan baik tidak mengganggu dan
merusak kesehatan, adapun terhadap rohani makanan tersebut tidak
membuat rasa permusuhan, rasa kebencian, lupa pada mengingat Allah,
atau lupa shalat.
Fungsi hati sangat vital. Hati punya banyak fungsi dan pekerjaan dalam
tubuh, sehingga rentan terhadap penyakit. Selain sebagai bagian dari
sistem pencernaan (memecah lipid agar mudah dicerna, menghasilkan
beberapa asam amino untuk produksi protein), hati bertangung jawab
untuk memfilter atau menyaring (alkohol dalam darah, obat-obatan),
menetralkan racun yang masuk dalam tubuh, menciptakan zat yang
diperlukan dan membuang produk limbah yang tidak terpakai.
Hati bagi peminum berat menjadi berlemak karena disimpan dan cara
mengatasinya hanya melepaskan alkohol sama sekali dan menunggu
hati untuk memperbaiki dirinya sendiri. Kerusakan progresif sel-sel hati
jika tidak menerima pengobatan secara konprehensif, berhenti minum
alkohol, hati tidak dapat sembuh karena laju kerusakan melampaui
pertumbuhan sel-sel baru.
dalam tubuh dan meracuni tubuh dari dalam. Gejala ini hanya dapat
dilihat jika sudah berkembang pada stadium lanjut karena disebabkan
penyakit hati kronis (infeksi hepatitis C) sehingga sulit di obati.
Pertama, minum alkohol lebih dari tiga gelas setiap hari secara terus
menerus akan memicu tekanan darah rendah, denyut nadi rendah,
penyakit jantung, stroke, kelumpuhan syaraf, kerdiomiopati dan gagal
fungsi organ (ginjal).
7) Menimbulkan penyakit.
390_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
Ketiga, protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan
bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah
protein, separonya ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan
tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, selebihnya di dalam jaringan
lain dan cairan tubuh.14
Protein terdiri dari enzim, hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah,
matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein. Protein terdiri dari
asam amino yang berikatan yang bertindak sebagai prekursor sebagian
besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang
esensial untuk kehidupan.
Fungsi protein ini juga sangat khas yang tidak dapat digantikan oleh
zat gizi lain yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan
tubuh. Kemampuan sel-sel untuk selalu berikatan adalah kunci dan
kekuatan yang luar biasa untuk menangkal segala virus, bakteri dan
zat-zat yang tidak baik oleh tubuh (apoptosis atau kematian sel sendiri).
Apabila kita merasa lelah, selain mengkonsumsi karbohidrat, protein
sangat membantu agar kita tetap kuat.
Keseimbangan cairan dalam tubuh harus tetap terjaga, baik yang masuk
dan yang keluar agar jumlahnya tetap atau konstan. Ketidakseimbangan
dapat menyebabkan dehidrasi (kehilangan air secara berlebihan) dan
intoksikasi air (kelebihan air).
Keenam, air. Air sangat diperlukan oleh tubuh untuk membantu semua
proses metabolisme di dalam tubuh. Air juga mengandung berbagai
mineral yang bisa di serap oleh tubuh. Air merupakan bagian yang
paling banyak di dalam tubuh, karena itu air dikenal sebagai sumber
kehidupan. Menjaga dan melestarikan lingkungan sangat penting
dilakukan untuk tersedianya air bersih yang kita gunakan untuk minum,
memasak, membersihkan diri dan peralatan rumah tangga.
Makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang adalah salah satu
kiat menjaga kesehatan. Mengkonsumsi makanan yang berlebihan dapat
menimbulkan obesitas yang pada akhirnya dapat memicu munculnya
beragam penyakit degeneratif diantaranya adalah diabetes melitus
(kencing manis), darah tinggi, jantung koroner, dan osteoporosis.
Makanan Halal dalam Perspektif al-Quran, Sains dan Kesehatan _395
Penelitian yang telah dilakukan para ahli dan terbukti secara klinis
bahwa makanan yang banyak mengandung anti oksidan tidak harus
mahal dan mudah didapat, diantaranya adalah Kurma (tanin), Mahkota
Dewa (alkaloid, saporin, flavoniod, polifenol), Kismis (catechin, phenolic
phytonutrients), Apel (flavonoid), Blueberry (antosinin), Blackberry
(antosinin), Plum, jeruk, delima (polifenol), Kacang Merah, Kubis,
Artichoke (cynarin), bayam (lutein, beta-karoten), buah Bit (betaine,
farnesol, saponim), lemon, kentang, nanas (photochemical), Cengkeh
(phenolik), Aprikot (lycopene), Jagung (fenolik, anthocyanin, ferulik),
Kedelai (selenium, isoflavon, genistein), Wortel, Kangkung, Bawang
Putih, Labu Kuning, Brokoli (anti-acetylcholinesterase), Tomat (beta-
karoten, likopen, lutein, beta crythoxanthin), Jewawut (fenolik), Kiwi
(polifenol, karotenoid), Telur (lutein), Minyak Canola (alphatocopherol),
Susu (karotenoid, beta-karoten, lutein) dan lain-lain.
Dengan demikian makanan cepat saji jika menjadi kebiasaan dan tidak
dikendalikan dengan makanan yang mengandung serat, antioksidan yang
tinggi dan minum air putih yang banyak dapat langsung menyebabkan
kerusakan ginjal, hati, otak dan dapat menyebabkan kanker.
E. Penutup.
Teknologi yang terus berkembang dalam bidang produk makanan
yang menghasilkan banyak produk baru merupakan tantangan
sekaligus kemudahan. Pemberlakuan UU JPH memberikan kepastian
400_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014
Makanan yang sehat dan baik terdiri dari dua segi yaitu jasmani
maupun rohani. Pandangan segi jasmani adalah yang tidak mengganggu
kesehatan sedangkan makanan yang baik dari segi rohani adalah yang
tidak membuat rasa permusuhan, rasa kebencian, lupa pada mengingat
Allah, atau lupa shalat.
asupan makanan yang halal, baik, seimbang dan beragam saat ia masih
dalam janin sampai dewasa.
Daftar Pustaka
http://www.wartatimes.com/hukum/undang-undang-jaminan-produk-
halal-disahkan-pbnu-mui-hanya-lembaga-jadi-jadian, sumber
www.nu.or.id. 10 Oktober 2014.
Endnotes
2. Ibid, h. 4
3. M Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian AL-Quran,
Jakarta: Lentera Hati, 2011, Volume 8, h. 375-376.
6. Ibid, h. 457.
7. Jane B Reece, Campbell Biologi, USA: Pearson ducational, Inc, 2011, h. 9-11.
8. M Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, ibid, h. 462.
9. Ahmad Mustofa al-Maraghi, ibid, h. 378-379.
10. Tien.Ch.Tirtawinata, Makanan dalam perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi,
Jakarta: FKUI, 2006, h. 152.
13. Sunita Almatsier, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2001, h. 28-29.
17. Annia Kissanti, Sembilan Bulan yang Penuh Keajaiban, Araska, 2008, h. 13-16
18. Google.com. 9 Oktober 2014.
19. Maftuhah, Penyakit Demensia danAlzheimer, Bandung: Biologi Fungsi, 2014, h. 11.
20. Ibid, h. 9.
21. Albert L. Lehninger, Penerjemah Thenawijaya, Maggy, Dasar-dasar Biokimia,
Jakarta: Erlangga, 1982, Jilid 3, h. 116.
406_Jurnal Bimas Islam Vol.7. No.II 2014 Revitalisasi Peran dan Fungsi Keluarga _413
Pedoman Transliterasi
414_Jurnal Bimas Islam Vol.5. No.2 2012 Ketentuan Tulisan _407
A. Ketentuan Tulisan