Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Agus subiwahjudii,drg MS SpKG
Bagian Konservasi Gigi
FKG Unair
1. PENDAHULUAN
Tujuan pengisian saluran akar yaitu untuk mencegah masuknya cairan maupun
kuman dari jaringan periapikal kedalam saluran akar agar tidak terjadi infeksi ulang.
Bahan pengisi saluran akar yang digunakan harus menutup seluruh sistem saluran
akar terutama di daerah apikal yang banyak terdapat saluran akar tambahan.
Bahan pengisi saluran akar utama biasanya bahan padat atau semi padat (pasta
atau bentuk padat yang dilunakkan) dan disertai dengan semen saluran akar
(sealer)
1
2.1. Bahan padat :
- Gutta-percha / gutta-point
- Ag-point / silver-point
Berbentuk kon ada tipe standar dengan ukuran (#15 - #40, #45 - #80), maupun
bentuk kon tipe konvensional dimana ukurannya berbeda antara ujung kon maupun
badannya, misalkan ukurannya fine medium, ujungnya runcing, ba dannya medium. .
Keuntungan :
- Bersifat plastis
- Larut dalam kloroform / ekaliptol.
- Dapat beradaptasi dengan baik terhadap dinding saluran akar
- Manipulasinya sederhana
- Dapat dikeluarkan dari saluran akar bila diperlukan
- Toksisitasnya rendah.
Kekurangan
- Sulit untuk saluran akar yang sempit dan bengkok
- Penyimpanan yang tidak baik / terlalu lama akan mudah patah.
2.1.2. Ag-point
Kontra-indikasi
- Gigi belum tumbuh sempurna
- Saluran akar lebar
- Diameter saluran akar oval / tak teratur
- Bila akan dilakukan apeks -reseksi
Kebaikan :
- Dapat digunakan pada saluran akar yang sempit dan bengkok
- Radiopak
- Bakteiostatik
- Mudah disterilkan : termis / kimia
Kekurangan :
- Adaptasi dengan dinding saluran akar kurang baik
- Korosi
- Menyebabkan low grade pain
- Apikal seal kurang baik
- Sulit dikeluarkan bila diperlukan
Biasanya merupakan bahan campuran yang akan mem adat setelah dimasukkan ke
dalam saluran akar. Dapat sebagai bahan pengisi utama maupun sebagai semen
Contoh :
- Semen Grossman
- Tubli seal Kerr
- Semen Wachs
- Sealapex (semen kalsium hidroksida)
- AH 26 (resin epoksi)
- Diaket (resin polivinil/poliketon)
Syarat :
- Memberikan hasil penutupan yang baik bila mengeras
- Adaptasi yang baik terhadap dinding saluran akar maupun bahan pengisi utama
- Radiopak
- Tidak menyebabkan perubahan warna
- Stabil
- Mudah dicampur dan dimasukkan ke dalam saluran akar
- Mudah dikeluarkan
- Tidak mudah larut dalam cairan jaringan
- Bakterisidal
- Tidak iritasi
- Lambat pengerasannya
2.2.1. Amalgam
Keuntungan
- Merupakan bahan yang plastis
- Mempunyai adaptasi yang baik
- Mengalami ekspansi pada proses pengerasan
- Dapat menutup celah
Kekurangan
- Korosi
- Mudah over filling
- Sulit dikeluarkan bila diperlukan
3
3. TEKNIK PENGISIAN
- Grossman
- Sommer
- Nichols / sectional
- Ag-Tip
3.2.1.Grossman
- Asepsis
- Memilih Ag-point
- Trial foto : sesuai dengan panjang kerja
- Ag-point dipotong sebatas orifice
- Saluran akar dikeringkan dan diulas pasta
- Ag-point disterilkan, diulas pasta dan dimasukkan ke dalam saluran akar
dengan tang Stieglietz forcep.
- Basis dengan semen
- Foto pengisian
3.2.2. Sommer
- Asepsis
- Memilih Ag-point
- Trial foto : sesuai dengan panjang kerja
- Saluran akar dikeringkan dan diulas pasta
- Ag-point disterilkan, diulas pasta dan dimasukkan ke dalam saluran akar.
- Sekitar orifice diberi gutta -percha
- Basis dengan semen
- Ag-point dipotong pada bidang oklusal
- Foto pengisian
5
3.2.4.
Ag-Tip
- Asepsis
- Memilih Ag-point
- Trial foto : sesuai dengan panjang kerja
- Saluran akar dikeringkan dan diulas pasta
- Ag-point disterilkan, diulas pas ta dan dimasukkan ke dalam saluran akar
dengan aplikator.
- Aplikator diputar
- Saluran akar diberi paper -point dan ditutup sementara
- Foto pengisian
Indikasi :
- Saluran akar bengkok
- Saluran akar melebar ke apikal
- Terjadi kalsifikasi / terdapat pulp stone
-
Teknik pengisian dilakukan pada perawatan reseksi apeks. Setelah pemotongan
apeks, dibuat preparasi kavitas pada daerah apeks dan ditumpat dengan amalgam
melalui apikal.
. Daftar pustaka
1. Grossman, l.i., oliet, s. & del rio, c. e. 1988. Endodontic practice. 11 th ed. Lea and
febiger. 263-285.
2. Harty, f.j. 1995. (penerjemah. L. Yuwono) endodonti klinis. Cetakan ke 3.
Penerbit hipokrates. 184 -194. Ingle, j.i. & bakland, l.k. 1994. Endodontics. 4th ed.
Philadelphia. Lea and febiger. 228-251.
3. Walton, r.e. & torabinejad, m.1998. (penerjemah. N. Sumawinata) prinsip dan
praktek ilmu endodonsi . Cetakan ke i. Jakarta. Penerbit buku kedokteran egc.
305.hal 315 - 337