You are on page 1of 3

Psikoterapi suportif

Psikoterapi suportif
Psikoterapi suportif (juga disebut psikoterapi berorientasi hubungan) menawarkan dukungan
kepada pasien oleh seorang tokoh yang berkuasa selama periode penyakit, kekacauan atau
dekompensasi sementara. Pendekatan ini juga memiliki tujuan untuk memulihkan dan
memperkuat pertahanan pasien dan mengintegrasikan kapasitas yang telah terganggu. Cara
ini memberikan suatu periode penerimaan dan ketergantungan bagi pasien yang
membutuhkan bantuan untuk menghadapi rasa bersalah, malu dan kecemasan dan dalam
menghadapi frustasi atau tekanan eksternal yang mungkin terlalu kuat untuk dihadapi.
Terapi suporttif menggunakan sejumlah metoda, baik sendiri-sendiri atau konbinasi,
termasuk :

kepemimpinan yang kuat, hangat, dan ramah


pemuasan kebutuhan tergantungan
mendukung perkembangan kemandirian yang sah pada akhirnya
membantu mengembangkan sublimasi yang menyenangkan (sebagai contohnya, hobi)
istirahat dan penghiburan yang adekuat
menghilangkan ketegangan eksternal yang berlebihan.jika mungkin
perawatan di rumah sakit jika diindikasikan
medikasi untuk menghilangkan gejala
bimbingan dan nasehat dalam menghadapi masalah sekarang. Cara ini rnenggunakan
teknik yang membantu pasien merasa aman, diterima, terlindungi, terdorong dan tidak
merasa cemas.

Psikoterapi suportif cocok untuk berbagai penyakit psokogenik. Terapi ini dapat dipilih jika
penilaian diagnostic menyatakan bahwa proses kematangan yang bertahap didasarkan pada
perluasan sasaran baru untuk identifikasi, adalah jalan yang paling menjanjikan untuk
perbaikan.
Semua dokter kiranya harus dapat melakukan psikoterapi suportif jenis : katarsis, persusi,
sugesti, penjaminan kembali, bimbingan dan penyuluhan (konseling). Oleh karena itu, hal ini
akan dibicarakan secara singkat di bawah ini.
Ventilasi atau katarsis ialah membiarkan pasien mengeluarkan isi hati sesukanya.
Sesudahnya biasanya ia merasa lega dan kecemasannya (tentang penyakitnya) berkurang,
karena ia lalu dapat melihat masalahnya dalam proporsi yang sebenarnya. Hal ini dibantu
oleh dokter dengan sikap yang penuh pengertian (empati) dan dengan anjuran. Jangan terlalu
banyak memotong bicaranya (menginterupsi). Yang dibicarakan ialah kekhawatiran, impuls-
impuls, kecemasan, masalah keluarga, perasaan salah atau berdosa.
Persuasi ialah penerangan yang masuk akal tentang timbulnya gejala-gejala serta baik-
baiknya atau fungsinya gejala-gejala itu. Kritik diri sendiri oleh pasien penting untuk
dilakukan. Dengan demikian maka impuls-impuls yang tertentu dibangkitkan, diubah atau
diperkuat dan impuls-impuls yang lain dihilangkan atau dikurangi, serta pasien dibebaskan
dari impuls-impuls yang sangat menganggu. Pasien pelan-pelan menjadi yakin bahwa gejala-
gejalanya akan hilang.
Sugesti ialah secara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada pasien atau
membangkitkan kepercayaan padanya bahwa gejala-gejala akan hilang. Dokter sendiri harus
mempunyai sikap yang meyakinkan dan otoritas profesional serta menunjukkan empati.
Pasien percaya pada dokter sehingga kritiknya berkurang dan emosinya terpengaruh serta
perhatiannya menjadi sempit. Ia mengharap-harapkan sesuatu dan ia mulai percaya. Bila
tidak terdapat gangguan kepribadian yang mendalam, maka sugesti akan efektif, umpamanya
pada reaksi konversi yang baru dan dengan konflik yang dangkal atau pada neurosa cemas
sesudah kecelakaan.
Sugesti dengan aliran listrik (faradisasi) atau dengan masasi kadang-kadang juga menolong,
tetapi perbaikan itu cenderung untuk tidak menjadi tetap, karena pasien menganggap
pengobatan itu datang dari luar dirinya. Jadi sugesti harus diikuti dengan reeduksi. Anak-anak
dan orang dengan inteligensi yang sedikit kurang serta pasien yang berkepribadian tak
matang atau histerik lebih mudah disugesti. Jangan memaksa-maksa pasien dan jangan
memberikan kesan bahwa dokter menganggap ia membesar-besarkan gejalanya. Jangan
menganggu rasa harga diri pasien. Pasien harus percaya bahwa gejala-gejalanya akan hilang
dan bahwa tidak terdapat kerusakan organik sebagai penyebab gejala-gejala itu. Ia harus
diyakinkan bahwa bila gejala-gejala itu hilang, hal itu terjadi karena ia sendiri mengenal
maksud gejala-gejala itu dan bahwa timbulnya gejala itu tidak logis.
Penjaminan kembali atau reassurance dilakukan melalui komentar yang halus atau sambil
lalu dan pertanyaan yang hati-hati, bahwa pasien mampu berfungsi secara adekuat (cukup,
memadai). Dapat juga diberi secara tegas berdasarkan kenyataan atau dengan menekankan
pada apa yang telah dicapai oleh pasien.
Bimbingan ialah memberi nasehat-nasehat yang praktis dan khusus (spesifik) yang
berhubungan dengan masalah kesehatan (jiwa) pasien agar ia lebih sanggup mengatasinya,
umpamanya tentang cara mengadakan hubungan antar manusia, cara berkomunikasi, bekerja
dan belajar, dan sebagainya.
Penyuluhan atau konseling (counseling) ialah suatu bentuk wawancara untuk membantu
pasien mengerti dirinya sendiri lebih baik, agar ia dapat mengatasi suatu masalah lingkungan
atau dapat menyesuaikan diri. Konseling biasanya dilakukan sekitar masalah pendidikan,
pekerjaan, pernikahan dan pribadi.
Kerja kasus sosial (social casework) secara tradisional didefinisikan sebagai suatu proses
bantuan oleh seorang yang terlatih (pekerja sosial atau social worker) kepada seorang pasien
yang memerlukan satu atau lebih pelayanan sosial khusus. Fokusnya ialah pada masalah luar
atau keadaan sosial dan tidak (seperti pada psikoterapi) pada gangguan dalam individu itu
sendiri. Tidak diadakan usaha untuk mengubah pola dasar kepribadian, tujuannya ialah hanya
hendak menangani masalah situasi pada tingkat realistik (nyata).
Terapi kerja dapat berupa sekedar memberi kesibukan kepada pasien, ataupun berupa latihan
kerja tertentu agar ia terapil dalam hal itu dan berguna baginya untuk mencari nafkah kelak.
Psikoterapi Suportif
Jumat, November 13, 2009 Posted by Lahargo Kembaren Artikel No comments

Tujuan :
Menguatkan daya tahan mental yang telah dimilikinya
Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk
mempertahankan fungsi pengontrolan diri
Meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan

Ventilasi
Suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk
mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan merasa lega serta keluhannya akan
berkurang
Sikap terapis : menjadi pendengar yang baik dan penuh pengertian
Topik pembicaraan : permasalahan yang menjadi stres yang utama
Persuasi
Suatu bentuk psikoterapi suportif yang dilakukan dengan menerangkan secara masuk akal tentang
gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah
yang dihadapinya.
Sikap terapis :
o terapis berusaha membangun, mengubah, dan menguatkan impuls tertentu serta
membebaskannya dari impuls yang mengganggu secara masuk akal dan sesuai dengan hati nurani
o Berusaha meyakinkan pasien dengan alasan yang masuk akal bahwa gejalanya akan hilang
Topik pembicaraan : ide dan kebiasaaan pasien yang mengarah pada terjadinya gejala

Reassurance
Suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa
ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya
Sikap terapis : meyakinkan secara tegas dengan menunjukkan hasil-hasil yang telah dicapai pasien
Topik pembicaraan : pengalaman pasien yang berhasil nyata

Sugestif
Suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa
gejala-gejala gangguannya akan hilang
Sikap terapis : meyakinkan dengan tegas bahwa gejala pasien pasti hilang
Topik pembicaraan : gejala-gejala bukan karena kerusakan organik/fisik dan timbulnya gejala-
gejala tersebut adalah tidak logis

Bimbingan
Suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi nasihat dengan penuh wibawa dan pengertian
Sikap terapis : menyampaikan nasihat dengan penuh wibawa dan pengertian
Topik pembicaraan : cara hubungan antar manusia, cara berkomunikasi, dan cara bekerja serta
belajar yang baik

Penyuluhan
Penyuluhan atau konseling adalah psikoterapi suportif yang membantu pasien mengerti dirinya
sendiri secara lebih baik agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri
Sikap terapis : menyampaikan secara halus dan penuh kearifan
Topik pembicaraan : masalah pendidikan, pekerjaan, pernikahan, dan pribadi

You might also like