You are on page 1of 6

GAMBARAN GLUKOSA URIN PADA PASIEN TUBERKULOSIS

PARU DEWASA DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

1Wilson Fransiskus Chia Girsang


2GladyInri Rambert
2Mayer Wowor

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
2
Bagian Ilmu Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: fransiskuswilson@gmail.com

Abstract: Tuberculosis is a chronic infectious disease that is transmitted through the air, caused by
Mycobacterium tuberculosis Treatment of tuberculosis affect the kidney function to maintain
homeostatic of the body through urine excretion. This study aims to investigate the
characteristics of urinary glucose levels in adult patients with pulmonary tuberculosis in
the department. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. This research is an observational
descriptive. Research conducted at the Pulmonary Clinic and inpatient part of the
department of Internal Medicine. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Samples were urine
samples from all patients during pulmonary tuberculosis who met the inclusion criteria.
Patients with pulmonary tuberculosis intent and purpose of the study, were then asked to
sign an informed consent followed by anamnesis and urine sampling. Urine samples will
be examined in the laboratory of Pro-Kita Manado. Urine glucose tests performed using
the reagent test strips and read using Siemens Clinitek Status Instruments + Analyzer.
Conclusion: The results of this study found that of 30 patients with lung tuberculosis who
met the inclusion criteria, there were 5 patients (16,67%) of pulmonary tuberculosis with
glucose in urine.
Keywords: Urinalysis, Glycosuria, Pulmonal Tuberculosis.

Abstrak: Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi kronik yang menulat melalui udara,
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Pengobatan tuberkulosis mempengaruhi
fungsi ginjal untuk mempertahankan homeostatis tubuh melalu eksresi urin. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui karakteristik kadar glukosa urin pada pasien tuberkulosis paru
dewasa di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini bersifat Deskriptif
Observasional. Penelitian dilaksanakan di Poliklinik Paru dan rawat inap bagian Ilmu
Penyakit Dalam RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Sampel penelitian adalah sampel
urin sewaktu dari semua pasien tuberkulosis paru yang memenuhi kriteria inklusi. Pasien
tuberkulosis paru maksud dan tujuan penelitian, kemudian diminta untuk menandatangani
informed consent diikuti dengan anamnesis dan pengambilan sampel urin. Sampel urin
kemudian akan diperiksa di Laboratorium Pro-Kita Manado. Pemeriksaan glukosa urin
dilakukan dengan menggunakan reagent strip test dan dibaca dengan menggunakan
Instrumen Siemens Clinitek Status+ Analyzer. Simpulan: Hasil penelitian ini menemukan
bahwa dari 30 pasien dengan penyakit tuberkulosis paru yang memenuhi kriteria inklusi
terdapat 5 pasien (16,67%) tuberkulosis paru dengan glukosa urin.
Kata Kunci: Urinalisis, Glukosuria, Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis adalah suatu penyakit urin. Pengujian ini membantu


infeksi kronik menular yang sudah sangat mendiagnosis, memantau perkembangan
lama dikenal pada manusia, disebabkan penyakit, dan efektifitas terapi. Urinalisis
oleh basil Mycobacterium tuberculosis, dilakukan dengan cepat, akurat, aman, dan
yakni kuman aerob yang dapat hidup di hemat biaya. Glukosa secara normal
paru atau berbagai organ lainnya yang disaring oleh glomerulus, tetapi hampir
mempunyai tekanan parsial oksigen tinggi. sepenuhnya diserap kembali oleh tubulus
Tuberkulosis adalah salah satu penyakit proksimal. Glukosuria tejadi karena kadar
yang sangat mematikan.1,2 glukosa plasma melebihi kemampuan
Menurut World Health Organisation tubulus proksimal ginjal untuk menyerap
(WHO) pada Global Tuberculosis Report kembali. Glukosuria dapat disebabkan oleh
2015, prevalensi tuberkulosis pada tahun kadar glukosa darah melebihi kemampuan
2015 menurun 42% dari tahun 1990. tubulus ginjal untuk melakukan reabsorpsi,
Namun untuk Indonesia sendiri angka seperti pada penyakit diabetes melitus dan
yang dihasilkan masih memprihatinkan, hiperadrenocorticism; atau oleh faktor
dari 9,6 juta kasus tuberkulosis baru di ginjal, seperti pada penyakit tubulus ginjal,
seluruh dunia pada tahun 2014, terdapat 1 glukosuria ginjal primer, dan sindrom
juta kasus baru di Indonesia. India, Fanconi.4
Indonesia, dan China masih berada di Penelitian ini bertujuan untuk
posisi 3 besar dari seluruh jumlah kasus di mengetahui karakteristik kadar glukosa
dunia.3 urin pada pasien tuberkulosis paru dewasa
Analisa urin merupakan awal dari di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
kedokteran laboratorium. Referensi ini METODE PENELITIAN
dapat ditemukan dalam gambar-gambar Penelitian ini bersifat Deskriptif
dari manusia gua dan Hieroglif Mesir, Observasional. Penelitian dilaksanakan di
seperti Edwin Smith Surgical Papyrus. Poliklinik Paru dan rawat inap bagian Ilmu
Meskipun saat itu dokter belum memiliki Penyakit Dalam RSUP. Prof. Dr. R. D.
mekanisme pengujian yang canggih seperti Kandou Manado periode oktober
sekarang, mereka dapat memperoleh november 2016. Populasi penelitian adalah
informasi diagnostik dari pengamatan individu yang menderita tuberkulosis paru.
dasar, seperti: warna, bau, volume, Populasi terjangkau adalah pasien
kekentalan, dan rasa manis pada urin. tuberkulosis dewasa di Poliklinik Paru dan
Karakteristik ini masih dilaporkan sampai rawat inap bagian Ilmu Penyakit Dalam
sekarang, meskipun urinalisis modern RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
telah berkembang pesat dengan analisis Sampel penelitian adalah sampel urin
kimia dan pemeriksaan mikroskopis sewaktu dari semua pasien tuberkulosis
sedimen urin.4 paru yang memenuhi kriteria inklusi.
Urinalisis adalah pengujian urin untuk Penelitian ini dilakukan dengan
melihat zat-zat yang terkandung dalam mengambil urin pasien tuberkulosis yang
memenuhi kriteria. Data yang diperoleh Gambar 2. Distribusi sampel berdasarkan jenis
kemudian dikumpulkan, diolah dalam kelamin
bentuk tabel, dan selanjutnya disusun
secara komputerisasi menggunakan
program Microsoft Excel. 33%
Laki-laki
HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN 67%
Perempuan
Pada penelitian yang dilakukan
didapatkan sampel yang memenuhi kriteria
inklusi sebanyak 30 orang. Data disajikan
sebagai berikut.

Gambar 1. Distribusi sampel berdasarkan Persebaran sampel berdasarkan jenis


umur kelamin pada penelitian ini menunjukkan
30.00% terdapat 20 orang laki-laki (66,67%) dan
25.00% 10 orang perempuan (33,33%).
20.00% Hasil penelitian tersebut juga sesuai
15.00% dengan laporan department of Gender and
10.00% Womens Health World Health
5.00% Organitation (WHO) yang menyatakan
0.00% bahwa insiden dan prevalensi tuberkulosis
18-25 26-35 36-45 46-55 56-65 66-75 lebih banyak ditemukan pada jenis
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
kelamin laki-laki daripada perempuan, dan
Pada penelitian didapatkan 4 orang secara global ada lebih dari 70% laki-laki
(13,33%) pada kelompok usia 18-25 tahun, dengan BTA positif dibanding wanita.6
4 orang (13,33%) pada kelompok usia 26-
35 tahun, 10 orang (26,67%) pada Tabel 1. Distribusi frekuensi sampel dengan
kelompok usia 36-45 tahun, 6 orang glukosuria berdasarkan jenis kelamin
(20,00%) pada kelompok usia 46-55 tahun, Frekuensi
6 orang (20,00%) pada kelompok usia 56- Jenis Kelamin Total
65 tahun, dan 2 orang (6,67%) pada Jumlah %
kelompok usia 66-75 tahun. Laki-laki 3 10,00%
Berdasarkan data yang diperoleh pada Perempuan 2 6,67%
Tabel 1, dapat dilihat bahwa kelompok Total 5 16,67%
usia 36-45 tahun lebih banyak mengalami Dari penelitian yang telah dilakukan
penyakit TB paru dibandingkan kelompok didapatkan 3 orang (10,00%) laki-laki dan
usia lainnya. Penelitian ini sesuai dengan 2 orang (6,67%) perempuan. Secara
apa yang diteliti oleh Rukmini dan keseluruhan terdapat 5 pasien tuberkulosis
Chatarina UW, dimana pasien yang paling (16,67%) dengan glukosa urin.
banyak terkena tuberkulosis adalah Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
kelompok pasien yang berusia 35-54 tahun penelitian Restrepo el al di India pada 150
(48,7%).5 pasien, terdapat 20 pasien dengan glukosa
urin. Glukosuria biasanya menunjukkan
penyakit diabetes melitus atau penyakit
ginjal yang disebabkan oleh tubulus gagal
mereabsorbsi glukosa.7
Tabel 2. Distribusi sampel berdasarkan kadar Tabel 3. Distribusi sampel berdasarkan riwayat
glukosuria. diabetes melitus
Riwayat Frekuensi
Total Diabetes Total
Kadar
Melitus Jumlah %
Jumlah %
Ada 3 60,00%
Negatif 25 83,33%
Tidak 2 40,00%
100 mg/dL 1 3,33%
Total 5 100,00%
250 mg/dL 0 0,00%
500 mg/dL 4 13,33%
Berdasarkan data yang diperoleh pada
Total 30 100,00%
Tabel 10, dapat dilihat distribusi frekuensi
sampel dengan glukosa urin berdasarkan
Pada Tabel 2, distribusi kadar glukosa
ada atau tidaknya riwayat diabetes melitus
urin dari seluruh pasien dengan glukosa
seluruh pasien tuberkulosis dengan
urin, terdapat 1 pasien (3,33%) dengan
glukosa urin, terdapat 3 pasien (60,00%)
kadar 100 mg/dL pada jenis pelayanan, 1
dengan riwayat diabetes melitus dan 2
pasien (3,33%) dengan kadar 500 mg/dL
pasien (40,00%) tanpa riwayat diabetes
pada jenis pelayanan rawat inap, dan 3
melitus. Hal ini sangat sesuai dengan data
pasien (10,00%) dengan kadar 500 mg/dL
yang diperoleh dari penelitian yang
pada jenis pelayanan rawat jalan.
dilakukan oleh Restrepo dkk pada 38
Pasien dengan kadar 100 mg/dL
pasien TB dengan diabetes di Texas
berasal dari jenis pelayanan rawat jalan
Selatan dan Mexiko Timur Laut,
dan tidak memiliki riwayat diabetes
glukosuria terdapat pada 65% pasien yang
melitus. Kadar glukosuria ini erat
menderita diabetes melitus.7
hubungannya dengan keadaan glukosa
Pasien diabetes melitus dapat terkena
darah yang tinggi oleh karena pasien baru
infeksi tuberkulosis. Hal ini terjadi karena
saja makan, juga bisa disebabkan oleh efek
diabetes merupakan penyakit kronik
toksik obat terhadap ginjal sehingga
dengan gangguan fungsi imunitas tubuh,
menyebabkan ambang batas ginjal untuk
sehingga penderita sering terkena infeksi,
melakukan filtrasi menurun. Terdapat 1
termasuk tuberkulosis. Penyebab infeksi
pasien dari jenis pelayanan rawat inap dan
ini adalah karena defek fungsi sel-sel imun
3 pasien dari pelayanan rawat jalan yang
dan mekanisme pertahanan tubuh,
memiliki kadar glukosa urin 500 mg/dL.
termasuk gangguan fungsi dari epitel
Kadar glukosuria yang tinggi ini erat
pernapasan serta motilitas silia. Karena
hubungannya dengan riwayat diabetes
infeksi tuberkulosis didahului oleh
melitus tak terkontrol, riwayat kerusakan
diabetes melitus, jadi terdeteksinya
ginjal, efek toksik OAT terhadap ginjal,
glukosa dalam urin pasien tuberkulosis
atau kombinasi diantaranya.4,7
sudah dapat dipastikan, terutama pada
pasien diabetes melitus tak terkontrol.8
Tabel 4. Distribusi sampel berdasarkan riwayat memiliki glukosuria, 1 pasien dengan
gangguan ginjal riwayat hipertensi memiliki glukosuria, 1
Frekuensi pasien tanpa riwayat penyakit memiliki
Gangguan
Total glukosuria, dan tidak ada glukosuria pada
Ginjal
Jumlah % pasien dengan riwayat asam urat dan
Ada 0 0,00% gangguan ginjal. Dari data yang diperoleh
Tidak 5 100,00% ini dapat dilihat bahwa pada yang
Total 5 100,00% berhubungan erat dengan kejadian glukosa
urin pada pasien TB paru adalah penyakit
Pada tabel 11, distribusi frekuensi DM dan tanpa penyakit penyerta.
sampel dengan glukosa urin berdasarkan Sedangkan kejadian hipertensi pada pasien
ada atau tidaknya gangguan ginjal seluruh TB paru tidak berhubungan dengan
pasien tuberkulosis dengan glukosa urin, glukosuria karena hipertensi tidak
terdapat 0 pasien (0,00%) dengan menyebabkan kenaikan glukosa darah
gangguan ginjal dan 5 pasien (100,00%) ataupun kerusakan sel ginjal sehingga akan
tanpa riwayat penyakit ginjal. Hal ini terdeteksi glukosa dalam urin.8
berbeda dengan teori yang menyatakan Pasien TB paru dengan penyakit
bahwa gangguan fungsi ginjal dapat penyerta DM erat kaitannya dengan
menyebabkan terdeteksinya glukosuria. kejadian glukosa urin. Seperti yang telah
Pada gangguan fungsi ginjal terjadi dijelaskan pada tabel sebelumnya, pasien
kerusakan fungsi ginjal baik itu proses dengan DM mengalami imunosupresi
filtrasi, rearbsorpsi, dan sekresi. Gangguan sehingga rentan terkena infeksi, termasuk
fungsi ini terutama pada proses rearbsorpsi infeksi TB paru. Pada infeksi tuberkulosis
akan menyebabkan terdeteksinya glukosa didahului oleh diabetes melitus,
pada urin. Berdasarkan hal ini, tidak terdeteksinya glukosa dalam urin pasien
ditemukan adanya glukosa urin pada tuberkulosis dapat terjadi, terutama pada
pasien TB paru dengan riwayat penyakit pasien diabetes melitus tak terkontrol.10
ginjal.9 Pasien TB paru tanpa penyakit
penyerta juga ditemukan mengalami
Tabel 4. Distribusi sampel berdasarkan riwayat glukosuria. Hal ini sebenarnya dapat
gangguan ginjal terjadi karena efek pengobatan OAT yang
Penyakit Penyerta Tanpa bersifat nefrotoksik sehingga mengganggu
Penya fungsi ginjal. Hanya saja setelah ditelusuri
Glukosuria D H Asa G kit lebih lanjut, seluruh pasien tanpa penyakit
m Ginj Penye
M pt penyerta masih menerima pengobatan
Urat al rta OAT kurang dari 2 minggu sehingga tidak
Negatif 2 3 5 6 13 sesuai teori efek nefrotoksik yang
100 mg/dL 0 0 0 0 1 disebabkan oleh OAT. Kemungkinan yang
250 mg/dL 0 0 0 0 0 terjadi pada kondisi ini adalah pasien bisa
500 mg/dL 3 1 0 0 1 saja baru saja mengonsumsi karbohidrat
Total 3 1 0 0 2 yang tinggi sehingga terdeteksi glukosa
sebanyak 100 mg/dL pada sampel urin
Pada tabel 12, distribusi frekuensi yang diteliti atau kemungkinan terjadi
pasien dengan penyakit dan tanpa penyakit positif palsu karena pasien menonsumsi
penyerta berdasarkan kadar glukosa urin, vitamin C. Adapun kemungkinan lain yang
terdapat 3 pasien dengan riwayat DM terjadi adalah pasien dengan glukosuria
mungkin menderita diabetes melitus tak Royal Society of Tropical Medicine &
terkontrol yang belum terdiagnosis oleh Hygiene. 2013; 5: 157159
dokter sebelumnya.11 8. Vallerskog T, Martens G W, Kornfeld
H. Diabetic Mice Display a Delayed
SIMPULAN Adaptive Immune Response to
Hasil penelitian ini menemukan bahwa Mycobacterium tuberculosis. The
dari 32 pasien dengan penyakit Journal of Immunology.
tuberkulosis paru yang memenuhi kriteria 2010;184:6275-6282
inklusi terdapat 7 pasien (21,88%) 9. Fischer MH. The Pghysiology of
tuberkulosis paru dengan glukosa urin. Glycosuria. California State Journal of
Medicine. 1907; 5(9):229-31.
SARAN 10. Dooley N E, Chaisson R E.
Untuk penelitian kedepan disarankan Tuberculosis and diabetes mellitus:
untuk meningkatkan jumlah sampel dan convergence of two epidemics. Lancet
waktu penelitian untuk menghindari Infect Dis. 2009; 9(12):737746
terjadinya bias dalam penelitian. 11. Sandhu J S, Sehgal A, Gupta O, Singh
A. Aminoglicosid Nephrotoxicity
DAFTAR PUSTAKA Revisited. Journal Indian Academy of
1. Tabrani R. Ilmu Penyakit Paru. Clinical Medicine. 2007;8(4): 331-3
Jakarta: Trans Info Media; 2010. h.
157
2. Amin Z, Bahar A. Tuberkulosis Paru.
Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,
Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam
AF, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. 6th ed. Jakarta Pusat: Interna
Publishing; 2014:1.h.863-71.
3. World Health Organization. Global
Tuberculosis Report 2015.
4. Strasinger SK, Lorenzo MSD.
Urinalysis and body fluids. 5th ed.
Philadelphia: F.A. Davis Co; 2008.
pp.12-30.
5. Rukmini dan Chatarina UW. Faktor-
faktor yang Berpengaruh terhadap
Kejadian TB Paru Dewasa di
Indonesia. Surabaya. Fakultas
Kesehatan Masyarakat - Universitas
Airlangga. 2011.
6. Watkins R E, Plant A J. Does smoking
explain sex differences in the global
tuberculosis epidemic? Epidemiol,
Infect 2006; 134:333-9
7. Restrepo B I, Pinoa P A, Zaratea I and
Guzman F. Dipstick urinalysis for
diabetes screening in TB patients. The

You might also like