You are on page 1of 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:
membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom
1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam,
bervalensi tunggal, dan merupakan gasdiatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa
atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur teringan di dunia.

Hidrogen juga adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira 75% dari
total massa unsur alam semesta. Kebanyakan bintang dibentuk oleh hidrogen dalam keadaan
plasma. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang dijumpai secara alami di bumi, dan
biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana.
Hidrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis, namun proses ini secara
komersial lebih mahal daripada produksi hidrogen dari gas alam.

Isotop hidrogen yang paling banyak dijumpai di alam adalah protium, yang inti
atomnya hanya mempunyai proton tunggal dan tanpa neutron. Senyawa ionik hidrogen dapat
bermuatan positif (kation) ataupun negatif (anion). Hidrogen dapat membentuk senyawa
dengan kebanyakan unsur dan dapat dijumpai dalam air dan senyawa-senyawa organik.
Hidrogen sangat penting dalam reaksi asam basa yang mana banyak reaksi ini melibatkan
pertukaran proton antar molekul terlarut. Oleh karena hidrogen merupakan satu-satunya atom
netral yang persamaan Schrdingernya dapat diselesaikan secara analitik, kajian pada
energetika dan ikatan atom hidrogen memainkan peran yang sangat penting dalam
perkembangan mekanika kuantum.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah senyawa hidrogen ?

2. Bagaimana struktur dari senyawa hidrogen ?

3. Bagaimana keberedaan senyawa hidrogen alam?

4. Bagaimana sifat sifat dari senyawa hidrogen ?

5. Bagaimana pembuatan senyawa hidrogen ?

6. Bagaimana senyawa dan pembuatan hidrogen?

7. Apa saja kegunaan dari hidrogen ?

1.3 Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui sejarah dari senyawa hidrogen.


2. Agar mahasiswa dapat mengetahui struktur dari senyawa hidrogen.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui keberadaannya senyawa hidrogen.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui sifat fisik dan kimia dari senyawa hidrogen.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui pembuatan senyawa hidrogen.
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui bentuk senyawa dan pembuatan senyawa hidrogen.
7. Agar mahasiswa mengetahui penggunaan senyawa hidrogen.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah

Gas hidrogen, H2, pertama kali dihasilkan secara artifisial oleh T. Von Hohenheim
(dikenal juga sebagai Paracelsus, 14931541) melalui pencampuran logam dengan asam kuat.
Dia tidak menyadari bahwa gas mudah terbakar yang dihasilkan oleh reaksi kimia ini adalah
unsur kimia yang baru.Robert Boyle menemukan kembali dan mendeskripsikan reaksi antara
besi dan asam yang menghasilkan gas hidrogen. Pada tahun 1766, Henry Cavendish adalah
orang yang pertama mengenali gas hidrogen sebagai zat diskret dengan mengidentifikasikan
gas tersebut dari reaksi logam-asam sebagai "udara yang mudah terbakar". Pada tahun 1781
dia lebih lanjut menemukan bahwa gas ini menghasilkan air ketika dibakar. Pada tahun 1783,
Antoine Lavoisier memberikan unsur ini dengan nama hidrogen (dari Bahasa Yunanihydro
yang artinya air dan genes yang artinya membentuk) ketika dia dan Laplace mengulang
kembali penemuan Cavendish yang mengatakan pembakaran hidrogen menghasilkan air.

Gambar 1.0 : Henry Cavendish

Sumber :http://www.famousscientists.org/henry-cavendish/

3
Hidrogen pertama kali dicairkan oleh James Dewar pada tahun 1898 dengan
menggunakan penemuannya, guci hampa. Dia kemudian menghasilkan hidrogen padat
setahun kemudian. Deuterium ditemukan pada tahun 1931 Desember oleh Harold Urey, dan
tritium dibuat pada tahun 1934 oleh Ernest Rutherford, Mark Oliphant, and Paul Harteck. Air
berat, yang mengandung deuterium menggantikan hidrogen biasa, ditemukan oleh Urey dkk.
pada tahun 1932. Salah satu dari penggunaan pertama H2 adalah untuk sinar sorot.

Balon pertama yang diisikan dengan hidrogen diciptakan oleh Jacques Charles pada
tahun 1783. Hidrogen memberikan tenaga dorong untuk perjalanan udara yang aman dan pada
tahun 1852 Henri Giffard menciptakan kapal udara yang diangkat oleh hidrogen. Bangsawan
Jerman Ferdinand von Zeppelin mempromosikan idenya tentang kapal udara yang diangkat
dengan hidrogen dan kemudian dinamakan Zeppelin dengan penerbangan perdana pada tahun
1900. Penerbangan yang terjadwal dimulai pada tahun 1910 dan sampai pecahnya Perang
dunia II, Zeppelin telah membawa 35.000 penumpang tanpa insiden yang serius.

Penerbangan tanpa henti melewati samudra atlantik pertama kali dilakukan kapal
udara Britania R34 pada tahun 1919. Pelayanan penerbangan udara dipulihkan pada tahun
1920 dan penemuan cadangan helium di Amerika Serikat memberikan peluang
ditingkatkannya keamanan penerbangan, namun pemerintah Amerika Serikat menolak
menjual gas tersebut untuk digunakan dalam penerbangan. Oleh karenanya, gas H2 digunakan
di pesawat Hindenburg, yang pada akhirnya meledak di langit New Jersey pada tanggal 6
Mei1937. Insiden ini ditayangkan secara langsung di radio dan direkam. Banyak yang
menduga terbakarnya hidrogen yang bocor sebagai akibat insiden tersebut, namun investigasi
lebih lanjut membuktikan sebab insiden tersebut karena terbakarnya salut fabrik oleh
keelektrikan statis. Walaupun demikian, sejak itu keragu-raguan atas keamanan penggunaan
hidrogen muncul.

Dari tiga jenis isotop hidrogen, deuterium, D, ditemukan oleh H. C. Urey dkk tahun
1932, dan kemudian tritium, T, dipreparasi dari deuterium di tahun 1934. Sekitar 0.015%
hidrogen ada sebagai deuterium, dan dapat diperkaya dengan elektrolisis air.Tritium bersifat

4
radioaktif dan mengemisikan partikel dengan waktu paruh 12.33 tahun. Karena massa
deuterium dan tritium sekitar dua kali dan tiga kali massa hidrogen, sifat fisik isotop, dan
senyawa yang mengandung isotop ini, cukup berbeda. Beberapa sifat isotop hidrogen dan air
diberikan dalam Tabel 4.1.Ketika ikatan E-H dalam senyawa hidrogen diubah menjadi E-D
dengan substitusi deuterium, frekuensi E-H dalam spektrum inframerahnya direduksi menjadi
sekitar 1/2-nya, yang sangat bermanfaat untuk menentukan posisi atom hidrogen. Dalam
beberapa kasus mungkin untuk menyimpulkan bahwa pemutusan ikatan hidrogen adalah
tahap penentu laju bila substitusi deuterium menunjukkan efek yang drastis pada laju reaksi
senyawa yang mengandung hidrogen.

Karena spin inti hidrogen adalah 1/2 dan karena kelimpahannya, hidrogen adalah
nuklida yang paling penting untuk spektroskopi NMR. NMR digunakan luas tidak hanya
untuk identifikasi senyawa organik, tetapi juga untuk kepentingan diagnostik seperti
pengunaan MRI (magnetic resonance imaging) air dalam tubuh.Organ manusia dapat
diobservasi tanpa dilukai dengan metoda ini.

Sifat H2 D2 T2 H2O D2O T2O

Titik leleh* 13,95 18,73 20,62 0,00 3,81 4,48


7

Titik didih 20,39 23,63 25,04 100,00 101,42 101,51

O (g Cm-3,250C) 0,9970 1, 1044 1,2138

Temp, Q maks 3,98 11,23 13,4


(oC)

*Hidrogen ( K), air (oC)

Ada isomer spin inti molekul diatomik yang spinnya tidak nol. Khususnya dalam
kasus molekul hidrogen, perbedaan sifatnya sangat signifikan. Spin para-hidrogen bersifat
anti-paralel dan jumlahnya adalah 0 serta menghasilkan keadaan singlet. Spin orto-hidrogen
adalah paralel dan jumlahnya 1 menghasilkan keadaan triplet. Karena para-hidrogen
energinya lebih rendah, para-hidrogen lebih stabil di suhu rendah. Rasio teoritik para-
5
hidrogen adalah 100 % pada 0 K, tetapi menurun ke sekitar 25 % pada suhu kamar, karena
rasio orto-hidrogen meningkat pada suhu lebih tinggi. Kromatografi gas and garis rotasi
dalam spektrum elektronik H2 dapat membedakan kedua isomer hidrogen.

2.2 Struktur

2.3 Keberadaan Di Alam

Dalam keadaan yang normal, gas hidrogen merupakan campuran antara dua molekul,
yang dinamakan ortho- dan para- hidrogen, yang dibedakan berdasarkan spin elektron-
elektron dan nukleus.Hidrogen normal pada suhu ruangan terdiri dari 25% parahidrogen dan
75% ortho-hidrogen.Bentuk ortho tidak dapat dipersiapkan dalam bentuk murni.Karena kedua
bentuk tersebut berbeda dalam energi, sifat-sifat kebendaannya pun juga berbeda.Titik-titik
lebur dan didih parahidrogen sekitar 0.1 derajat Celcius lebih rendah dari hidrogen normal.

Hidrogen adalah unsur tersederhana terdiri atas satu proton dan satu elektron, dan
paling melimpah di alam semesta. Di bumi kelimpahannya ketiga setelah oksigen dan silikon,
sekitar 1% massa semua unsur di bumi. Tak perlu dikatakan sebagian besar hidrogen di bumi
ada sebagai air. Karena kepolarannya dapat berubah dengan mudah antara hidrida (H -), atom
(H), dan proton (H+), hidrogen juga membentuk berbagai senyawa dengan banyak unsur
termasuk oksigen dan karbon. Oleh karena itu, hidrogen sangat penting dalam kimia.

Hidrogen adalah unsur yang paling melimpah di alam semesta ini dengan persentase
75% dari barion berdasarkan massa dan lebih dari 90% berdasarkan jumlah atom. Unsur ini
ditemukan dalam kelimpahan yang besar di bintang-bintang dan planet-planet gas raksasa.
Awan molekul dari H2 diasosiasikan dengan pembentukan bintang. Hidrogen memainkan

6
peran penting dalam pemberian energi bintang melalui reaksi proton-proton dan fusi
nuklirdaur CNO.

Di seluruh alam semesta ini, hidrogen kebanyakan ditemukan dalam


keadaan atomik dan plasma yang sifatnya berbeda dengan molekul hidrogen. Sebagai plasma,
elektron hidrogen dan proton terikat bersama, dan menghasilkan konduktivitas elektrik yang
sangat tinggi dan daya pancar yang tinggi (menghasilkan cahaya dari matahari dan bintang
lain).

Dalam keadaan normal di bumi, unsur hidrogen berada dalam keadaan gas
diatomic.Namun, gas hidrogen sangatlah langka di atmosfer bumi (1 ppm berdasarkan
volume) oleh karena beratnya yang ringan yang menyebabkan gas hidrogen lepas dari
gravitasi bumi.Walaupun demikian, hidrogen masih merupakan unsur paling melimpah di
permukaan bumi ini. Kebanyakan hidrogen bumi berada dalam keadaan bersenyawa dengan
unsur lain seperti hidrokarbon dan air.Gas hidrogen dihasilkan oleh beberapa jenis bakteri
dan ganggan g dan
Nomor Atom 1
merupakan komponen alami
dari kentut.
Penggunaan Massa Atom 1,008 metanasebagai
sumber hidrogen akhir-
o o
akhir ini juga Titik Didih ( C) -252.6 C menjadi
semakin penting.
o o
Titik Lebur ( C) -259.2 C

Energi Ionisasi (KJ/Mol) 1310


2.4 Sifat Fisik dan Kimia

2.4.1 Susunan Atom 1 proton + 1 elektron Sifat Fisika

Jari-jari Atom (nm) 0,037

1
Isotop 1 H , 12H , 13H

Potensial Elektroda 0
7

Potensial Iobisasi (kJ/mol) 56.9 kJ/mol


8
2.4.2 Sifat Kimia

Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau,
bersifat non logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat
mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur teringan
di dunia.

Kelarutan dan karakteristik hidrogen dengan berbagai macam logam


merupakan subyek yang sangat penting dalam bidang metalurgi (karena perapuhan
hidrogen dapat terjadi pada kebanyakan logam dan dalam riset pengembangan cara
yang aman untuk meyimpan hidrogen sebagai bahan bakar. Hidrogen sangatlah larut
dalam berbagai senyawa yang terdiri dari logam tanah nadir dan logam transisi dan
dapat dilarutkan dalam logam kristal maupun logam amorf. Kelarutan hidrogen
dalam logam disebabkan oleh distorsi setempat ataupun ketidakmurnian dalam kekisi
hablur logam.Sifatnya yang khas = memiliki satu elektron terluar. Atom H memiliki
1e-, dan tidak memiliki selding/perisai efek.

Ada ikatan hidogen karena ada e- yang tidak terlindungi oleh e- lain. Di alam
ditemukan dalam senyawa, di alam ditemukan paling banyak.

H Protium 99,984%

Deuterium 0,00156%

Terdapat pada air berat (D2O)

Air berat digunakan pada pendinginan reactor.

/T Tritrium sisanya (%)

T bersifat radioaktif selalu terurai.

H dalam bentuk gas.

9
H2 memiliki 2 bentuk di alam.

1. Para (25%) 2. Orto (75%)

Spinnya searah spinnya berbeda arah

Di dalam udara atmosfer terdapat H 2 gas ringan sehingga dapat lari


dari gravitasi bumi. Di matahari banyak gas H2, karena gaya tariknya kuat. Di dalam
bumi ga H2 berada dilapisan atas atmosfer. Gas H 2 susah disimpan karena gas ini
sangat kecil, sehingga memerlukan tabung yang sangat alliance rapat.

Gas H2 pada tekanan tinggi H menyusup pada sela-sela kistal/logam.

H cara menampung harus disediakan tabung yang kuat tekanan.

Dapat bereaksi dengan Oksigen di udara.

H2 + O2 H2O

Dapat bereaksi dengan sulfur yang mendidih

H2 + S (panas) H2S

Dapat bereaksi pada suhu tinggi dengan N dan logam alkali dan alkali tanah
membentuk hibrida.

3H2 + 2N2 2 NH3 (Hidrida non logam)


Na + H2 NaH (Hidrida logam)

10
Dengan logam-logam transisi membentuk hibrida non stoikiometri.
-1 -1
NH3, NaH , MgH2 H memiliki biloks -1
Stoikiometri
Hibrida non stoikiometri = TiH1,7 , ZrH1,9.
Stokiometri : 3H2 + N2 2NH3
3 1 2

Atom H dapat mereduksi logam dari oksidanya pada suhu tinggi. Pada T 150C
dengan kehadiran katalis nikel/platina/polam pada T sama dapat mereduksi ikatan
rangkap 2 atau menjenuhkan pada senyawa organik CH2 = CH2 + H2

2.5 Pembuatan

2.5.1 Dilaboratorium

1. Reaksi logam dengan asam encer

Zn + HCl ZnCl2 + H2 tidak larut dalam air

H2SO2 (aq) + Zn (s) ZnSO4 (aq) + H2 (g)

Logam yang terletak dibawah hidrogen merupakan reduktor yang lebih baik
daripada hydrogen , menyebabkan H+ direduksi namun reaksi berjalan lambat.
Logam logam yang terletak jauh lebih bawah dari hydrogen merupakan reduktor kuat
, bereaksi kuat dengan air dengan dahsyat hampir meledak bila dengan asam .
logam-logam dengan potensial reduksi menengah bereaksi lembut bereaksi lembut
dengan asam dan berfungsi sebagai sumber hydrogen cukup praktis, logam yang
dimaksud adalah Seng (Zn)

2. Reaksi logam dengan ai panas atau air dingin + logam reaktif.


Na + H2O NaOH + H2

3. Hidrolisis dengan senyawa-senyawa hibrida

11
2.5.2 Skala industry
1. Reaksi uap air dengan karbom ( batu bara ) suhu 1000 oC
C (s) + H2O (g) CO (g) + H2 (g)
( gas air / water gas )
2. Reaksi gas alam ( hidrokarbon ) dengan uap air pada suhu tinggi
CH4 (g) + H2O (g) CO2 (g) + 3 H2 (g)
(panas,katalisator)
CO (g) + H2O CO2 (g) + 3 H2 ( g)
(panas,katalisator)
Hydrogen dan karbon dioksida mudah dipisahkan dengan cara memasukkan
campuran gas tersebut kedalam air, dimana H2O mudah larut dan H2 hampir tidak
larut sama sekali.
3. Elektrolisis untuk memperoleh H2 murni.
Bisa dibuat dari elektrolisis NaCl dalam pembuatan NaOH.
2NaCl + 2H2O 2NaOH (aq) + Cl2(g) + H2 (g)

2.5.3 Senyawa dan Pembuatannya

Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2 ditemukan oleh Louis


Jacques Thenard di tahun 1818.Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik yang
memiliki sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas
hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi yang banyak digunakan di dalam
industri hidrogen peroksida adalah auto oksidasi Anthraquinone.

H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik
dalam air.Dalam kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil
dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun.

Mayoritas pengunaan hidrogen peroksida adalah dengan memanfaatkan dan


merekayasa reaksi dekomposisinya, yang intinya menghasilkan oksigen.Pada tahap
produksi hidrogen peroksida, bahan stabilizer kimia biasanya ditambahkan dengan

12
maksud untuk menghambat laju dekomposisinya.Termasuk dekomposisi yang terjadi
selama produk hidrogen peroksida dalam penyimpanan.Selain menghasilkan
oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen peroksida juga menghasilkan air (H 2O) dan
panas. Reaksi dekomposisi eksotermis yang terjadi adalah sebagai berikut:

H2O2 -> H2O + 1/2O2 + 23.45 kcal/mol

Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida adalah:

1. Bahan organik tertentu, seperti alkohol dan bensin

2. Katalis, seperti Pd, Fe, Cu, Ni, Cr, Pb, Mn

3. Temperatur, laju reaksi dekomposisi hidrogen peroksida naik sebesar 2.2 x setiap
kenaikan 10oC (dalam range temperatur 20-100oC)

4. Permukaan container yang tidak rata (active surface)

5. Padatan yang tersuspensi, seperti partikel debu atau pengotor lainnya

6. Makin tinggi pH (makin basa) laju dekomposisi semakin tinggi Radiasi,


terutama radiasi dari sinar dengan panjang gelombang yang pendek

Hidrogen peroksida bisa digunakan sebagai zat pengelantang atau bleaching


agent pada industri pulp, kertas, dan tekstil. Senyawa ini juga biasa dipakai pada proses
pengolahan limbah cair, industri kimia, pembuatan deterjen, makanan dan minuman,
medis, serta industri elektronika (pembuatan PCB).

Salah satu keunggulan hidrogen peroksida dibandingkan dengan oksidator


yang lain adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu
yang berbahaya. Kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Sebagai contoh dalam industri pulp dan kertas, penggunaan hidrogen peroksida
biasanya dikombinasikan dengan NaOH atau soda api. Semakin basa, maka laju
dekomposisi hidrogen peroksida pun semakin tinggi. Kebutuhan industri akan hidrogen

13
peroksida terus meningkat dari tahun ke tahun. Walaupun saat ini di Indonesia sudah
terdapat beberapa pabrik penghasil hidrogen peroksida seperti PT Peroksida Indonesia
Pratama, PT Degussa Peroxide Indonesia, dan PT Samator Inti Peroksida, tetapi
kebutuhan di dalam negeri masih tetap harus diimpor.

Istilah hidrida dipakai untuk menyatakan bahwa bilangan oksidasi hydrogen


yang bereaksi dengan unsur yang lain adalah -1 dan dinotasikan sebagai H-. Beberapa
contoh senyawa hidrida adalah LiH, NaH, LiAlH4, BeH2 dan lainnya.Ikatan dalam
senyawa hidrida dapat bersifat kovalen hingga sangat bersifat ionic dan hidrida ini bisa
menjadi bagian molekul, oligomer, polimer, padatan ion, layer dalam absorbsi kimia,
atau bahkan menjadi bagian dari suatu logam.Hidrida bereaksi sebagai basa lewis dan
bersifat sebagai reduktor dan bisa juga bisa bereaksi dengan radikal hydrogen dan
proton.Berbagai macam unsur dapat membentuk hidrida dan sekarang menjadi subyek
penelitian yang penting untuk menemukan logam yang dapat menyimpan hydrogen
untuk pembangkit listrik atau baterai.Hidrida juga memerankan peranan yang penting
dalam sintesis senyawa organic disebabkan bersifat sebagai reduktor.

Hidrida merupakan nama yang diberikan untuk ionnegatifhidrogen H.


Walaupun ion ini tidak akan ada tanpa kondisi yang khusus, istilah hidrida digunakan
secara luas untuk menyebut sebuah senyawa hidrogen dengan unsur lain, terutama
untuk unsur golongan 116 . Senyawa-senyawa yang dibentuk oleh hidrogen sangatlah
banyak, melebihi senyawa yang dapat dibentuk oleh unsur lain.

Setiap unsur dalam tabel periodik (kecuali beberapa gas mulia) dapat
membentuk satu atau lebih hidrida. Senyawa-senyawa ini dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga kelompok menurut sifat-sifat ikatan kimianya:

Hidrida salin, yang mempunyai sifat-sifat ionik secara signifikan

Hidrida kovalen, yang meliputi hidrokarbon dan senyawa lainnya

Hidrida interstitial (selitan), yang mempunyai ikatan logam.

14
Terkecuali elektrida, ion hidrida merupakan anion paling sederhana yang dapat
terbentuk, yakni terdiri dari dua elektron dan sebuah proton. Hidrogen memiliki afinitas
elektron yang cukup rendah, 72.77 kJ/mol, sehingga hidrida bersifat sangat basa dan
tidak akan ditemukan dalam larutan. Walaupun demikian, reaksi yang melibatkan
hidrida dalam larutan tetap ada, sama seperti proton yang sangat asam sehingga tidak
bisa ditemukan dalam larutan. Reaktivitas ion hidrida hipotetis didominasi oleh
protonasi eksotermik, menghasilkan dihidrogen:

H + H+ H2; H = 1676 kJ/mol

Oleh karena itu, ion hidrida merupakan salah satu basa paling kuat yang
dikenal.Ia akan menarik proton dari hampir seluruh senyawa yang mengandung
hidrogen. Afinitas elektron hidrogen yang rendah dan ikatan HH bond (H BE =
436 kJ/mol) yang kuat berarti ion hSidrida juga merupakan reduktor yang kuat:

H2 + 2e 2H; Eo = 2.25 V

2.5.3.1 Hidrokarbon

Dalam bidang organic senyawa hidrokarbon didefinisikan sebagai senyawa


yang pada dasarnya terdiri dari hydrogen dan karbon, akan tetapi pengertian ini semakin
meluas disebabkan beberapa hidrokarbon juga mengandung unsur lain seperti fosfor,
nitrogen, belerang dan bahkan logam (organometalik). Golongan hidrokarbon sangat
luas diantaranya alkana, alkena, alkuna, alkohol, ester, asam karboksilat, aldehid, keton,
amida, senyawa aromatic dan berbabagai macam makromolekul seperti golongan
proten, dan karbohidrat.

Umumnya hidrokarbon merupakan sumber energi utama yang ada di bumi


akan tetapi dengan pertimbangan kondisi bumi saat ini maka penggunaan energi ini
mulai sedikit-demi sedikit dialihkan ke sumber energi yang ramah lingkunga.
Hidrokarbon juga merupakan sumber atau bahan dasar untuk membuat berbagai macam
senyawa organic yang lain misalnya industru petrokimia menjadi dasar untuk
pembuatan senyawa kimia yang lain.

15
2.5.3.2 Hidrogen Halida

Hidrogen halida adalah senyawa kimia yang dihasilkan dari reaksi antara
hydrogen dengan unsur halide yaitu golongan 7 misalnya HF, HCl, HBr, dan
HI.Senyawa HAt jarang ditemukan di alam dan bersifat tidak stabil.Senyawa hydrogen
halide (HX) bersifat asam disebabkan kecenderungan mereka melepaskan H+ dalam
larutan. Kecuali HF maka hydrogen halide yang lain adalah asam kuat. Dalam larutan
sesama molekul halide dapat membentuk ikatan hydrogen dimana ikatan ini
menyebabkan beberapa senyawa memiliki titik didih yang lebih tinggi dari yang
diperkirakan.Kecenderungan hidrogen bereaksi dengan halide ini disebakan mereka
memiliki perbedaan kelektronegatifitas yang cukup besar.Berikut perbandingan ukuran
atom dan momen dipole beberapa hydrogen halide.

Air merupakan oksida dari hydrogen dengan rumus H 2O dan air menjadi
molekul yang paling banyak terdapat di bumi. Di alam air terdapat dalam tiga wujud
yaitu cair, padat, dan gas, tidak bewarna, dan berbau.Terdapat banyak sekali senyawa
kimia yang larut dalam air sehingga tidak dipungkiri air merupakan pelarut yang paling
banyak dipakai. Air juga merupakan senyawa yang penting bagi kehidupan manusia dan
makhluk lain yang ada dibumi bisa dibayangkan kehidupan makhluk hidup tanpa air
bukan?

Molekul air memiliki dua atom hydrogen dan satu atom Oksigen yang terikat
secara kovalen.Oksigen mengikat hydrogen dengan kuat disebabkan oksigen memiliki
elektronegatifitas yang tinggi sehingga dihasilkan kutub positif dan negative dalam
molekul air sehingga hal ini menyumbangkan bahwa molekul air memiliki momen
dipole.Sesama molekul air dapat membentuk ikatan hydrogen sehingga meningkatkan
titik didih air. Air dapat didiskripsikan sebagai molekul yang memiliki kepolaran
sehingga dapat terdeprotonasi dengan reaksi:

2 H2O (l) H3O+ (aq) + OH(aq)

Konstanta disosiasi ini atau Kw adalah 10-14 pada 25 C.

16
2.5.3.3 Senyawa kovalen dan Senyawa Organik
Hidrogen dapat membentuk senyawa yang
lebih elektronegatif seperti halogen (F, Cl, Br, I); dalam senyawa ini hidrogen
memiliki muatan parsial positif. Ketika berikatan
dengan fluor, oksigen ataupun nitrogen, hidrogen dapat berpartisipasi dalam
bentuk ikatan non-kovalen yang kuat, yang disebut dengan ikatan hidrogen yang
sangat penting untuk menjaga kestabilan kebanyakan molekul biologi. Hidrogen
juga membentuk senyawa dengan unsur yang kurangelektronegatif
seperti logam dan metaloid, yang mana hidrogen memiliki muatan parsial negatif.
Senyawa ini dikenal dengan nama hidrida.

Hidrogen membentuk senyawa yang sangat banyak dengan karbon.Oleh karena


asosiasi senyawa itu dengan kebanyakan zat hidup, senyawa ini disebut
sebagai senyawa organik.Studi sifat-sifat senyawa tersebut disebut kimia organic dan
studi dalam konteks kehidupan organisme dinamakan biokimia.Pada beberapa definisi,
senyawa organik hanya memerlukan atom karbon untuk disebut sebagai
organik.Namun kebanyakan senyawa organik mengandung atom hidrogen.Dan oleh
karena ikatan ikatan hidrogen-karbon inilah yang memberikan karakteristik sifat-sifat
hidrokarbon, ikatan hidrogen-karbon diperlukan untuk beberapa definisi dari kata
organik di kimia.

Dalam kimia anorganik, hidrida dapat berperan sebagai ligan penghubung yang
menghubungkan dua pusat logam dalam kompleks berkoordinasi.Fungsi ini umum
ditemukan pada unsur golongan 13, terutama pada kompleks borana (hidrida boron)
dan aluminium serta karborana yang bergerombol.

2.5.3.4 Proton dan Asam

Oksidasi H2 secara formal menghasilkan proton H+.Spesies ini merupakan


topik utama dari pembahasan asam, walaupun istilah proton digunakan secara longgar
untuk merujuk pada hidrogen kationik yang positif dan ditandai dengan H +. Proton
H+ tidak dapat ditemukan berdiri sendiri dalam laurtan karena ia memiliki

17
kecenderungan mengikat pada atom atau molekul yang memiliki elektron. Untuk
menghindari kesalahpahaman akan proton terlarut dalam larutan, larutan asam sering
dianggap memiliki ion hidronium (H3O+) yang bergerombol membentuk
H9O4+. Ion oksonium juga ditemukan ketika air berada dalam pelarut lain.

Walaupun sangat langka di bumi, salah satu ion yang paling melimpah dalam
alam semesta ini adalah H3+, dikenal sebagai molekul hidrogen terprotonasi ataupun
kation hidrogen triatomik.

2.5.3.5 Hidrida ionik

Pada hidrida ionik atau salin, hidrogen dianggap sebagai pseudohalida.Hidrida


salin tidak larut dalam pelarut konvensional, yang merefleksikan struktur nonmolekul
senyawa ini.H mempunyai konfigurasi elektronhelium yang stabil dengan orbital 12
yang penih.Hidrida ionik juga mempunyai sifat logam elektropositif, biasanya logam
alkali atau logam alkali tanah.

Hidrida-hidrida ini disebut sebagai biner jika ia melibatkan dua unsur termasuk
hidrogen. Rumus kimia untuk hidrida biner ionik umumnya adalah MH (seperti pada
LiH).Semakin tinggi muatan logam meningkat, semakin kovalen ikatan M-H, seperti
yang terdapat pada MgH2 dan AlH3. Hidrida ionik umumnya ditemukan sebagai reagen
basa dalam sintesis organik:

C6H5C(O)CH3 + KH C6H5C(O)CH2K + H2

Reaksi seperti ini heterogen karena KH tidak larut.Pelarut yang umumnya


digunakan dalam reaksi seperti ini adalah eter.Air tidak dapat digunakan sebagai media
hidrida ionik murni atau LAH karena ion hidrida merupakan basa yang lebih kuat
daripada hidroksida. Gas hidrogen dilepaskan pada reaksi asam-basa ini:

NaH + H2O H2 (gas) + NaOH H = 83.6 kJ/mol, G = 109.0 kJ/mol

Hidrida logam alkali bereaksi dengan logam halida.Litium aluminium hidrida


(sering disingkat sebagai LAH) didaptakan dari reaksi LiH dengan aluminium klorida.

18
4 LiH + AlCl3 LiAlH4 + 3 LiCl

2.5.3.6 Hidrida kovalen

Pada hidrida kovalen, hidrogen berikatan secara kovalen dengan unsur yang
lebih positif, seperti pada unsur boron, aluminium, dan unsur golongan 4-7 serta
berilium. Senyawa yang umumnya ditemukan meliputi hidrokarbon dan amonia.Hidrida
kovalen netral yang berupa molekul biasanya mudah menguap pada suhu kamar dan
tekanan atmosfer.Beberapa hidrida kovelan tidak mudah menguap karena hidrida
tersebut bersifat polimerik, seperti pada hidrida aluminium dan berilium.Dengan
menggantikan beberap atom hidrogen pada senyawa ini dengan ligan yang lebih besar,
bisa didapatkan turunan senyawa molekuler.Sebagai contoh, diisobutilaluminium
hidrida (DIBAL) terdiri dari duan pusat aluminium yang berjembatan dengan ligan
hidrida.Hidrida yang larut dalam pelarut umum sering digunakan dalam sintesis
organik, misalnya natrium borohidrida (NaBH4), litium aluminium hidrida.

2.5.2.7 Kompleks hidrido logam transisi

2.5.3.7.1 Hidrida logam transisi

Kebanyakan kompleks logam transisi membentuk senyawa yang


mengandung satu atau lebih ligan hidrida.Biasanya senyawa ini dibahas dalam
konteks kimia organologam. Senyawa ini merupakan zat antara dalam banyak proses
industrik yang bergantung pada katalis logam, seperti pada hidroformilasi,
hidrogenasi, dan hidrodesulfurisasi.

Deprotonasi kompleks dihidrogen menghasilkan hidrida logam. Dua contoh


terkenal dari hidrida logam transisi adalah HCo(CO) 4 dan H2Fe(CO)4. Kedua hidrida
tersebut bersifat asam.Anion [ReH9]2 adalah contoh langka hidrida logam molekuler.

19
2.5.3.7.2 Hidrida interstitial logam transisi

Secara struktural berhubungan dengan hidrida salin, logam transisi


membentuk hidrida biner yang sering kali bersifat non-stoikiometrik, dengan jumlah
atom hidrogen yang bervariasi dalam kekisi kristalnya, di mana mereka dapat
bermigrasi melalui kekisi ini.Dalam teknik material, fenomena perapuhan hidrogen
disebabkan oleh hidrida interstitial.Paladium menyerap sejumlah volume hidrogen
yang 900 kali lebih besar dari dirinya sendiri pada suhu kamar, membentuk paladium
hidrida.Gas hidrogen yang dilepaskan proposional terhadap temperatur dan tekanan,
namun tidak terhadap komposisi kimia.

Hidrida interstitial menunjukkan beberapa potensi sebagai penyimpan


hidrogen yang aman.Selama 25 tahun, banyak hidrida interstitial yang dikembangkan
yang dapat menyerap dan melepaskan hidrogen pada temperatur kamar dan tekanan
atmosfer.Namun aplikasi hidrida ini sangatlah terbatas, karena hanya dapat
menyimpan hidrogen sekitar 2% beratnya.

2.5.4 Pembuatan Hibrida Non Logam

Hibrida non logam merupakan hasil bermacam-macam reaksi kimia .meskipun


damikian dikenal dua metode yang umum digunakan untuk membuatnya . salah satu
caranya yaitu:

2.5.4.1 Reaksi langsung dengan unsur-unsur, misalnya reaksi hydrogen dengan klor.

H2 + Cl2 2 HCl

Atau dengan oksigen

2H2 + O2 2 H2O

20
Meskipun demikian reaksi ini tidak bias digunakan untuk semua hibrida,
dikarenakan beberapa sifat termodinamikanya. Hibrida dari beberapa non logam yang
lebih aktif mempunyai energy bebas yang negative.Hibrida yang mempunyai energi
bebas yang positif tidak dapat dibuat langsung dengan unsur murni. Untuk membuatnya
menggunakan cara tidak langsung.

Kecepatan reaksi antara hydrogen dengan non laogam bermacam macam .


misalnya , dalam periode 2 fluor bereaksi langsung dengan hydrogen.Akan tetapi
campuran O2 dan H2 tetap stabil dalam campuran. Kecuali reaksinya dimulai dengan
cara misalnya menggunakan panas atu katalis.

Nitrogen bahkan lebih reaktif disbanding oksigen, tidak hanya terhadap


nitrogen, tetapi hampir semua reagen kimia.Hal ini karena tingginya stabilitas molekul
N2 yang terjadi sebagai konsekuensi dari ikatan tripel.( energy ikatan N2 adalah 946
kJ/mol dibandingkan 502 kJ/mol terhadap O2 dan 159 kJ/mol untuk F2)

2.5.4.2 Mengadisi proton dari asam brownsted lowry ke basa konjugasi hibrida

Xn- + n HA HnX + nA-

Dimana Xn- merupakan basa konjugasi dari hibrida HnX dan HA adalah asam
bronsted.

Hydrogen halide dilaboratorium biasanya dibuat dengan meneteskan garam


halida dengan asam yang tidak mudah menguap seperti asam posfat ataus asam sulfat.

NaCl (s) + H2SO4 HCl + NaHSO4 (s )

NaCl (s ) + H3PO4 (l) HCl + NaH2PO4 (s)

Dalam reaksi ini HCl dikeluarkan sebagai gas, sehingga reaksi yang dihasilkan
sempurna.

21
Dengan halogen yang lebih berat seperti brom dan iodium asam sulfat tidak
dapat digunakan.Karena dalam keadaan pekat asam ini berfungsi sebagai oksidator yang
dapat mengoksidasi ion halide menjadi halogen bebas. Misalnya jika kita reaksikan
dengan H2SO4 pekat maka:

2 I- + HSO4- + 3 H+ I2 + SO2 + 2 H2O

Asam posfat merupakan oksidator lebih lemah dari asam sulfat. Memberikan
protonnya kepada I- maka terbentuk HI dalam reaksi yang analog dengan reaksi untuk
membuat HCl diatas, maka

NaI (s) + H3PO4 (l) HI (g) + NaH2PO4 (s)

Kekuatan asam dari kanan ke kiri dalam satu periode menurun, berarti
kekuatan basa konjugasi terkait meningkat dari kanan ke kiri ( C > N > O > F ) . maka
asam bronsted yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan anion non logam membentuk
hibrida menurun.

2.6 Penggunaan dan Manfaat Hidrogen

2.6.1 Bahan bakar fosil


Bahan bakar fosil atau bahan bakar mineral, adalah sumber daya alam yang
mengandung hidrokarbon seperti batu bara, petroleum, dan gas alam. Penggunaan bahan
bakar fosil ini telah menggerakan pengembangan industri dan menggantikan kincir angin,
tenaga air, dan juga pembakaran kayu atau peat untuk panas.

Ketika menghasilkan listrik, energi dari pembakaran bahan bakar fosil seringkali
digunakan untuk menggerakkan turbin.Generator tua seringkali menggunakan uap yang
dihasilkan dari pembakaran untuk memutar turbin, tetapi di pembangkit listrik baru gas
dari pembakaran digunakan untuk memutar turbin gas secara langsung.

22
Pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia merupakan sumber utama dari karbon
dioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca yang dipercayai menyebabkan
pemanasan global.

Sejumlah kecil bahan bakar hidrokarbon adalah bahan bakar bio yang diperoleh
dari karbon dioksida di atmosfer dan oleh karena itu tidak menambah karbon dioksida di
udara.

2.6.2 Industri pupuk


Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan oleh Fritz
Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri pembuatan
amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang insinyur
kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi sintesis amonia adalah :

N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H = -92,4Kj Pada 25oC : Kp = 6,2105

Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk


ketuntasan reaksi ke kanan (pembentukanNH3) adalah suhu rendah dan tekanan
tinggi.Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah, bahkan
pada suhu 500oC sekalipun.Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar
500oC dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi dicampur
dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.

Reaksi kekanan pada pembuatan amonia adalah reaksi eksoterm.Reaksi eksoterm


lebih baik jika suhu diturunkan, tetapi jika suhu diturunkan maka reaksi berjalan sangat
lambat. Titik didih Amonia -33,35oC, titik bekunya -77,7oC, temperatur & tekanan
kritiknya 133 oC & 1657 psi. Entalpi pembentukan (H), kkal/mol NH3(g) pada 0oC =
-9,368; 25 oC = -11,04. Pada proses sintesis pada suhu 700-1000 oF, akan dilepaskan panas
sebesar 13 kkal/mol. Kondisi optimum untuk dapat bereaksi dengan suhu 400-600 oC,
dengan tekanan 150-300 atm.

23
2.6.3 Meningkatkan kejenuhan minyak
Lemak trans terbentuk dari penambahan hidrogen pada minyak nabati melalui
proses hidrogenasi parsial. Normalnya minyak nabati bentuknya cair dan memiliki ikatan
rantai asam lemak yang tidak jenuh.
Melalui proses hidrogenasi dengan penambahan ion hidrogen, ikatan asam lemak
yang awalnya tidak jenuh akan menjadi jenuh sehingga membuat minyak nabati menjadi
lebih padat sehingga tidak mudah rusak. Contohnya dalam proses pembuatan margarin.
Namun perubahan dari cairan minyak menjadi lemak padat akan mengubah lemak nabati
yang tadinya lemak tak jenuh menjadi lemak trans. Makanan yang diolah dengan minyak
nabati yang terhidrogenasi akan menjadi lebih tahan lama, teksturnya lebih baik, lebih
renyah, dan gurih, serta tidak terlalu terasa minyaknya.

2.6.4 Hidrodealkilasi
Hidrodealkilasi toluene adalah proses yang digunakan untuk menghasilkan
benzene. Reaksi utama dalam proses ini adalah :
C6H5CH3(g) + H2(g) ----> C6H6(g) + CH4(g)

Reaksi hidrodealkilasi toluene adalah reaksi gas-gas dengan katalis padat. Dimana
toluene, hidrogen, benzene dan metana berada dalam fase gas (Psat C 6H5CH3 = 183,69
atm; Psat H2 = 6,54 x 1090 atm; Psat C6H6 = 219,96 atm dan Psat CH 4 = 2512,49 atm).
Toluene dan hidrogen dikonversi dalam reaktor dengan katalis untuk memproduksi
benzene dan metana.

Umumnya reaksi mencapai konversi 90%.Reaksi ini merupakan reaksi yang


sangat eksotermis dan umumnya kondisi operasi pada 500 o C sampai 660o C, and 20 to 60
bar.Reaksi ini adalah reaksi searah dan membutuhkan katalis.Katalis terdiri dari kromium
atau molybdenum oksida, platinum atau platinum oksida, pada silica atau alumina.

2.6.5 Hidrodesulfurasi
Hidrodesulfurisasi (HDS) adalah katalitik proses kimia banyak digunakan untuk
menghilangkan sulfur (S) dari gas alam dan dari produk minyak olahan seperti bensin,
bahan bakar jet, minyak tanah, solar, dan minyak bakar. Tujuan menghilangkan belerang
ini adalah untuk mengurangi belerang dioksida (SO2) emisi yang dihasilkan dari yang
menggunakan bahan bakar di otomotif kendaraan, pesawat, kereta api lokomotif, kapal, gas

24
atau minyak bakar, pembangkit listrik, perumahan dan industri tungku, dan bentuk lain dari
bahan bakar pembakaran.

2.6.6 Hidrocracking
Hydrocracking adalah proses catalytic cracking dibantu oleh adanya peningkatan
tekanan parsial gas hidrogen. Serupa dengan hidrotreater, fungsi hidrogen adalah
pemurnian dari aliran hidrokarbon dari sulfur dan nitrogen hetero-atom.

Produk dari proses ini adalah hidrokarbon jenuh, tergantung pada kondisi reaksi
(suhu, tekanan, aktifitas katalis) produk ini berkisar dari etana, LPG untuk hidrokarbon
berat sebagian besar terdiri dari isoparaffins.

2.6.7 Agen pereduksi bijih logam


Untuk mengekstrak logam, bijih atau senyawa logam harus mengalami proses
reduksi (misalnya, ion logam positif menerima elektron negatif untuk membentuk atom
logam netral, atau oksida yang kehilangan oksigen, untuk membentuk atom logam bebas).

Senyawa yang kehilangan oksigen dari oksidanya disebut agen pereduksi


misalnya karbon, karbon monoksida atau kadang-kadang hidrogen.

2.6.8 Sebagai sel bahan bakar


Ketika terbakar, hidrogen melepaskan energi berupa panas dan menghasilkan air
sebagai bahan buangan (2H2 + O2 > 2H2O).Sama sekali tidak mengeluarkan karbon.Jadi
penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar sangat membantu mengurangi polusi karbon
dioksida (CO2) dan juga karbon monoksida (CO) sehingga sekaligus mengurangi efek
rumah kaca.

Dibanding bahan bakar fosil yang umum kita gunakan selama ini (bensin dan
solar), pemakaian hidrogen sebagai bahan bakar jauh lebih efektif dalam pembakaran.

25
2.6.9 Dalam pemurnian minyak bumi
Produk minyak bumi adalah bahan bermanfaat yang berasal dari minyak mentah
(minyak bumi) setelah diproses di pengolahan minyak.

Menurut komposisi dan permintaan minyak mentah, pengolahan dapat


memproduksi berbagai jenis produk minyak bumi.Produk minyak terbesar digunakan
sebagai energi; bermacam tingkatan minyak bahan bakar dan bensin.

Pengolahan juga memproduksi bahan kimia lain, beberapa diantaranya digunakan


dalam proses kimia untuk membuat plastik dan bahan berguna lainnya.

Sejak minyak bumi sering berisi beberapa persen sulfur, sejumlah besar sulfur
juga sering diproduksi sebagai produk minyak bumi.Hidrogen dan karbon dalam bentuk
arang minyak bumi juga dapat diproduksi sebagai produk minyak bumi.

Produk hidrogen sering digunakan sebagai produk perantara untuk proses


pengolahan minyak lainnya seperti pemecahan katalitis hidrogen (pemecahan hidro) dan
hidrodesulfurisasi.

2.6.10 Pembuatan metanol

Saat ini, gas sintesis umumnya dihasilkan dari metana yang merupakan komponen
dari gas alam. Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus,
adalah senyawa kimia dengan rumus kimiaCH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling
sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap,
tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan
daripada etanol). metanol digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan
bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.

Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil
proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari,
uap metanol tersebut akanteroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi
karbon dioksida dan air.

26
Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida dan
air adalah sebagai berikut:

2 CH3OH + 3 O2 2 CO2 + 4 H2O

Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati
bila berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang tak
terlihat.

2.6.11 Bidang fisika dan teknik.

Hidrogen dipakai sebagai shielding gas untuk pengelasan.Hidrogen juga dipakai


sebagai zat pendingin rotor dalam generator listrik di stasiun penghasil listrik.Disebabkan
hidrogen memiliki konduktifitas termal yang tingga maka hidrogen cair dipakai dalam
studi-studi kriyogenik meliputi penelitian superkonduktor.Karena hidrogen sangat ringan
maka banyak dipakai sebagai gas pengangkat dalam balon dan pesawat udara kecil untuk
tujuan penelitian.

Hidrogen di campur dengan nitrogen dipakai sebagai gas pelacak kebocoran yang
dapat diaplikasikan dalam bidang otomotif, kimia, stasiun pembangkit listrik, aerospace,
dan telekomonikasi. Isotop hidrogen seperti deuterium dipakai dalam aplikasi reaksi nuklir
sebagai medium yang dapat memperlambat laju netron yang dihasilkan dari reaksi fisi dan
fusi. Deuterium juga dipakai untuk penanda reagen yang akan direaksikan untuk proses
sintesis. Tritium dihasilkan dari reactor nuklir dipakai untuk produksi bom hidrogen dan
sebagai label dalam cat luminasi.

2.7 Manfaat
Hidrogen di perlukan dalam berbagai lapangan antara lain :
1. Dalam penyelidikan ilmu cuaca dan kosmis, dipergunakan sbagai bahan pengisi
balon metereologi karena hydrogen mempunyai kerapatan yang paling rendah.
2. Dalam industry margarine, pemasak lemak dan sabun. Lemak margarine dpat di
buat dari minyak tanaman tak jenuhdihidrogenasi menjadi lemak jenu dibawah
tkanan dan adanya katalisator nikel pda suhu 2000C.

27
3. Diperlukan pada peniup api oksi-hidrogen guna penyambungan atau peleburan
logam.
4. Dalam industry amoniak dan persenyawaan nitrogen yang lain, yang diperlukan
bagi penyediaan pupuk pertanian bahan peletup, dan dalam industry plastic.
(http://www.freetechebooks.com/file-2011/manfaat-hidrogen.html)

2.8 Dampak Hidrogen dalam Kehidupan

A. Efek Hidrogen bagi kesehatan

Konsentrasi tinggi gas ini dapat memicu lingkungan menjadi kekurangan oksigen.
Individu yang berada dalam kondisi seperti itu mungkin mengalami gejala yang meliputi
sakit kepala, dering di telinga, pusing, mengantuk, pingsan, mual, muntah, dan depresi.
Kulit korban mungkin menjadi berwarna biru karena kekurangan oksigen.Dalam kasus
parah, kematian dapat terjadi.Selain itu, hidrogen diperkirakan menyebabkan
mutagenisitas, embryotoxicity, serta teratogenik atau toksisitas reproduksi.

B. Dampak Hidrogen pada Lingkungan

Hidrogen merupakan pembentuk 0,15% kerak bumi dan merupakan unsur utama
dalam air. Hidrogen terjadi secara alami di atmosfer. Gas tersebut akan hilang dengan cepat
di daerah yang berventilasi baik. Tidak ada dampak khusus hidrogen pada lingkungan.
Hewan mungkin akan kesulitan bernapas saat berada di lingkungan dengan konsentrasi
hidrogen tinggi. Sedangkan pada kehidupan air, belum ditemukan bukti efek negatif
hidrogen.

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah di jelaskan dapat di tarik beberapa kesimpulan,
diantaranya sebagai berikut:

1. Hidrogen adalah unsur tersederhana terdiri atas satu proton dan satu elektron, dan paling
melimpah di alam semesta. Di bumi kelimpahannya ketiga setelah oksigen dan silikon,
sekitar 1% massa semua unsur di bumi. Tak perlu dikatakan sebagian besar hidrogen di
bumi ada sebagai air. Karena kepolarannya dapat berubah dengan mudah antara hidrida
(H-), atom (H), dan proton (H+), hidrogen juga membentuk berbagai senyawa dengan
banyak unsur termasuk oksigen dan karbon.
2. Sifat fisika
Gas yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa.
Titik didih -253C
Titik beku -259 C

Sifat kimia

Dapat bereaksi dengan O di udara.


Dapat bereaksi dengan sulfur yang mendidih
Dapat bereaksi pada suhu tinggi dengan N dan logam alkali dan alkali tanah membentuk
hibrida.
Dengan logam-logam transisi membentuk hibrida non stoikiometri.
Atom H dapat mereduksi logam dari oksidanya pada suhu tinggi.
Pada T 150C dengan kehadiran katalis nikel/platina/polam pada T sama dapat
mereduksi ikatan rangkap 2.

29
3.2 Saran
Dengan mengetahui adanya unsure hidrogen ini, diharapkan agar pembaca lebih
memahami dan dapat mengetahui kegunaanserta aplikasi dalamunsure logam ini.Semoga
makalah yang telah disusun secara bersama dapat bermanfaat bagi pembaca dan
diaplikasikan dalam kehidpan sehari-hari.

30
31
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.http://www.famousscientists.org/henry-cavendish/.dikutipdiakses pada 15
Oktober 2013

Anonim.2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Metanoldiakses pada 15 Oktober 2013.

Anonim.2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen.diaksespada 15 Oktober 2013.

Cotton, F.A dan Geoffrey.W.penerjemah Sahati,S. 1989.Kimia Anorganik Dasar. Jakarta :


UI Press

Cotton dan wilkinson.2007.Kimia Anorganik Dasar.Jakarta: universitas indonesia (UI-


press).

(http://www.freetechebooks.com/file-2011/manfaat-hidrogen.html)
Huheey, JamesE. 1978. Inorganic Chemistry.2nded. Harper International Adition. New
York.

Taro Saito.2004.Kimia Anorganik.Tokyo:Kanagawa University.

32

You might also like