You are on page 1of 7

Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 5 Nomor 1 Juli 2017

PERILAKU PEMUDA DESA DALAM KEGIATAN PERTANIAN


(Beberapa Kasus Pemuda Desa di Agroekosistem Dataran Tinggi,
Dataran Medium dan Dataran Rendah)

BEHAVIOR IN YOUTH VILLAGE OF AGRICULTURE


(Multiple Cases Agroecosystem Youth Village in Highlands,
Mediums and Lowlands)
YAYAT SUKAYAT, dan DIKA SUPYANDI

Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran


Jl. Raya Jatinangor Km. 11 Sumedang
Email : yayatsukayat@yahoo.com

ABSTRACT

Today apprehensive about farmer succession resulted from the rarely number of young people involved
in agriculture activities. However, in several areas supplying workforces to urban areas in West Java such as
Tasikmalaya, Ciamis and Indramayu Regencies, young people attractiveness and involvement toward
agriculture works are beginning to appeared. Aims of this research are to describe young people behavior in
agriculture activities, including disclosing young people aptitude, role perception and motivation in agriculture
activities. Through participatory observation, by qualitative research design, case studies in Mekar Sari Farmer
Group, Taraju Tasikmalaya, Kisingasari Farmer Group Union, Kawali Ciamis, and Tani Mulus Farmer Group
Union, Mundak Jaya Indramayu, the research has conducted. The results show that tendency of rural young
people interested and involved in agriculture activities only if agriculture commercialization is enacted,
relatively high knowledge support, economic motivation, and good perception on agriculture, which ultimately
constructed positive young people performance.

Keywords: rural young people, agriculture commercialization, farmer group.

ABSTRAK
Kekhawatiran regenerasi petani sering muncul ke permukaan, sehubungan dengan jarangnya pemuda
yang terlibat aktif dalam kegiatan pertanian. Namun di beberapa daerah penyedia tenaga kerja ke perkotaan
seperi Tasikmalaya, Ciamis dan Indramayu Propinsi Jawa Barat sudah mulai bermunculan pemuda yang bekerja
di sektor pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perilaku pemuda dalam kegiatan
pertanian, termasuk mengungkap aptitude, role perception, dan motivasi pemuda dalam kegiatan pertanian.
Melalui observasi partisipasi, dalam kerangka desain penelitian kualitatif, studi kasus di Kelompok Tani Mekar
Sari Taraju Tasikmalaya, Gapoktan Kisingasari, di Kawali Ciamis, dan GapoktanTani Mulus Mundak Jaya
Indaramayu, penelitian dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan pemuda desa,
tertarik dan melakukan aktivitas dalam sektor pertanian pada saat komersialisasi pertanian diberlakukan, adanya
dukungan pengetahuan yang relatif tinggi, munculnya motivasi ekonomi, dan pandangannya terhadap pertanian
yang cukup baik, yang pada akhirnya mengkontruksi kinerja pemuda dalam pertanian menjadi positif.

Kata kunci : pemuda desa, komersialisasi pertanian, kelompoktani

PENDAHULUAN dari sektor perdagangan. Di Jawa Barat, daerah


Bergesernya orientasi usaha pemuda daerah yang cukup banyak mensuplai pemuda
desa, dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, ke perkotaan adalah Tasikmalaya, Ciamis dan
telah meninggalkan luka bagi pertanian di Indramayu.
perdesaan, yang hanya dikelola oleh para orang Memasuki era 80 dan 90-an industri
tua dengan produktivitas yang sudah menurun. mulai tumbuh di perkotaan dan tidak sedikit
Kondisi ini mulai muncul sejak tahun 70-an, pula yang masuk perdesaan. Peluang ini
dimana ekonomi uang mulai merebak di menjadi harapan bagi pemuda desa yang sudah
perdesaan, dan ketika perkotaan melek hurup, dengan tingkat pendidikan di atas
memperlihatkan sinyal adanya peluang meraih SLTP bahkan SLTA, untuk mengadu
pendapatan atau ekonomi yang sangat tinggi keberuntungan meninggalkan sektor pertanin

49
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 5 Nomor 1 Juli 2017

dan bekerja di sektor industri. Kondisi ini lainnya (17.83 %). Jumlah tersebut secara
semakin sulit ketika di era otonomi daerah kuantitatif memang masih sangat sedikit, bila
kabupaten/kota mulai mumbuka diri untuk dibandingkan dengan ketersediaan lahan
mengembangkan daerahnya melalui pertanian di Indonesia. Namun ini dapat
pengembangan sektor jasa dan industri ke dikatakan sebagai suatu harapan.
pedesaan, dimana para pemuda mulai melirik Fenomena ketertarikan pemuda terhadap
sektor tersebut. Setiawan (2015) melihat hal ini sektor pertanian diawali sejak para migran dari
suatu sisi yang mengkhawatirkan terutama di Jawa Barat bagian timur seperti Tasikmalaya
sektor pangan khususnya padi. dan Ciamis yang bekerja di bidang
Dengan menggeliatnya sektor perdagangan di perkotaan mulai kembali ke
perdagangan yang merambah daerah-daerah perdesaan, dan terjadinya krisis ekonomi tahun
perkotaan, kota mulai berbenah diri, sehingga 1998. Kondisi tersebut sungguh sangat
tidak sedikit pemuda desa yang mengalami mengembirakan, karena regenerasi petani tidak
kesulitan untuk mengimbangi perkembangan terputus, namun timbul pertanyaan bagaimana
tersebut. Di tahun 80-an dan 90-an, para perilaku (kemampuan, persepsi terhadap
lulusan SD yang umurnya menjelang dewasa perannya, dan motivasi) pemuda tersebut ketika
menuju tua, mulai melirik kembali desa tempat memasuki komunitas baru sebagai petani.
tinggalnya dan bekerja di sektor pertanian.
persoalannya tenaga yang digunakan hanya MATERI DAN METODE PENELITIAN
tenaga sisa, sehingga produksi dan Penelitian ini merupakan penelitian
produktivitas usahataninya relatif kurang baik. deskriptif, dengan desain kualitatif,
Meski demikian, hal ini mengindikasikan menggunakan teknik studi kasus. bertujuan
sektor pertanian sebagai sektor yang mampu untuk menggambarkan secara cermat
menyerap tenaga kerja. karakteristik dari suatu gejala atau masalah
Adanya krisis ekonomi tahun 1998, yang diteliti dan bagaimana hal itu terjadi
sektor pertanian termasuk sektor yang mampu (Ulber Silalahi, 2009). Metode penelitian
bertahan dibanding dengan industri. Sehingga kualitatif sebagai metode postpositivistik selalu
ketika industri mengalami keterpurukan (1998) berlandaskan pada filsafat postpositivisme, dan
sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja sebagai metode interpretive karena dilakukan
sampai 44 % (BPS, 2002). Kondisi ini cukup interpretasi terhadap data yang ditemukan di
bisa di jadikan alasan ketika di masa reformasi lapangan (Sugiyono, 2012). Rusidi (1993)
keberpihakan terhadap sektor pertanian cukup menjelaskan studi kasus adalah salah satu
serius, mulai dari gerakan optimalisasi penelitian yang objek peristiwanya pada
pemanfatan lahan tidur (Presiden Abdurahman peristiwa sekarang, satu unit kasus, berupa
Wahid/Gus Dur), Revitalisasi pertanian kesatuan sosial tertentu, orang seorang, satu
(Presiden SBY) dan Nawacita (Presiden keluarga, suatu kelompok, atau organisasi
Jokowi). Regulasi pertanian yang mengarah ke dalam suatu komunitas tertentu dan sebagainya
komersialisasi pertanian mulai dari hulu hingga serta penelitiannya bersifat eksploratif
hilir diharapkan akan mampu mendongkrak mendalam.
perekonomian masyarakat di perdesaan . Salah
satu komponen bangsa yang mungkin akan
Sumber Data dan Cara Menentukannya
mampu mendongkrak kondisi tersebut adalah
Data primer adalah informasi penelitian
pemuda/pemudi yang bergerak di sektor
atau sumber bahan yang diperoleh melalui hasil
pertanian, dengan catatan bukan masalah
observasi dan wawancara kepada informan
kuantitas tapi kualitas (Setiawan, 2015).
secara mendalam. Teknik penentuan informan
Di Indonesia dari jumlah pemuda
dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu
sebanyak 62,92 juta jiwa hanya 11 % atau 6,9
pengurus gabungan Kelompok Tani Kisingasari
juta jiwa yang bekerja di sektor
di Kecamatan Kawali Ciamis, Kelompok Tani
pertanian.(Kementan, 2015), dan di Jawa Barat
Mekarsari di Kecamatan Taraju Tasikmalaya,
pemuda yang bekerja di sektor pertanian sekitar
dan Gapoktan Mundak Jaya, serta mitra
1,114 juta orang atau 29 % dari jumlah
kelompok tani dalam aspek pemasaran dan
penduduk yang bekerja di sektor pertanian, atau
pengambil kebijakan sebagai regulator,
sekitar 11,34 % dari jumlah pemuda yang
berdasarkan pertimbangan bahwa orang-orang
bekerja. Sisanya tersebar di sektor industri
tersebut adalah informan yang paling
(28%), perdagangan (25.73%), jasa (17.10%)

50
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 5 Nomor 1 Juli 2017

mengetahui informasi-informasi yang berkaitan masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata


dengan usaha kelompok tani tersebut. cara yang berlaku dalam masyarakat serta
Data Sekunder, data yang diperoleh dari situasi-situasi tertentu, termasuk tentang
buku, jurnal, dokumentasi Gabungan hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,
Kelompok Tani Kisingasari (Ciamis), pandangan-pandangan, serta proses-proses
Kelompok Tani Mekarsari (Tasikmalaya), dan yang sedang berlangsung dan pengaruh-
Gapoktan Tani Mulus Mundak Jaya pengaruh dari satu fenomena. (Ulber Silalahi,
(Indramayu); dan literatur dari instansi terkait 2012).
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peneliti. Poin penting yang dideskripsikan yaitu
perilaku/tindakan berpola dari pemuda yang
Teknik Pengumpulan Data berafiliasi dalam kelembagaan, khususnya
Kualitas data dan informasi yang ada dalam kegiatan pertanian meliputi:
dipengaruhi oleh teknik pengumpulan data. 1. Kemampuan dalam kegiatan pertanian ,
Teknik pengumpulan data penelitian ini mulai dari pengadaan saprodi , proses
dilakukan peneliti dengan beberapa cara produksi (melaksanakan panca usahatani) ,
(Sugiyono, 2012), yaitu: penanganan hasil dan pemasaran hasil
1. Observasi pertanian.
Pengumpulan data dengan cara 2. Persepsi peran dari pemuda dalam
mengadakan pengamatan langsung ke tiga kegiatan pertanian, dan motivasi pemuda
kelembagaan pertanian (Kelompok dalam kegiatan pertanian.
Mekarsari, Tasikmalaya; Gapoktan
Kisingasari, Ciamis; Gapoktan Mundak Pengujian Keabsahan Data
Jaya, Indramayu) terutama perilaku Pengujian keabsahan data diperoleh
pemuda yang berafiliasi dalam dengan cara triangulasi. Triangulasi merupakan
kelembagaan tersebut. Aspek-aspek teknik yang didasari pola pikir fenomenologi
perilaku yang akan diteliti adalah yang bersifat multi perspektif. Artinya untuk
kemampuan/aptitude, persepsi peran dan menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan
motivasi. beberapa cara pandang dari beragam fenomena,
2. Wawancara Mendalam dan selanjutnya dapat ditarik kesimpulan yang
Peneliti melakukan wawancara terhadap lebih mantap dan lebih bisa diterima
responden dan informan utama yaitu kebenaranya. Hal ini digunakan dengan jalan:
sebagai berikut: 1. Membandingkan data hasil wawancara
a) Pendiri dan pengurus Gapoktan dan terhadap subjek penelitian. (informan
kelompok. utama) dengan data hasil wawancara
b) Seluruh pemuda tani yang tergabung di dengan sumber informasi (informan) lain
gapoktan dan kelompok tersebut dalam penelitian.
c) Informan dari pihak pemerintahan 2. Membandingkan data hasil wawancara
kecamatan dan desa dengan data hasil pengamatan (observasi).
d) Informan dari Dinas Pertanian 3. Membandingkan data hasil wawancara
Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis, dengan isi dokumen yang berkaitan
Tasik dan Indramayu dengan penelitian.
3. Studi Pustaka 4. Melakukan member check yaitu
Studi pustaka dilakukan untuk mencari data melakukan perbaikan jika ada kekeliruan
sekunder seperti jumlah pemuda, aktivitas dalam pengumpulan data/informasi atau
pemuda di sektor pertanian, kebijakan menambah kekurangan, sehingga
pemerintah terkait akses terhadap kegiatan informasi dilaporkan sesuai dengan apa
pertanian. yang dimaksud informan.

Rancangan Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN


Rancangan analisis dalam mengolah data Gambaran Perilaku Pemuda dalam
menjadi informasi yang dipakai dalam Pertanian
penelitian ini adalah analisis deskriptif. Perilaku, sebagai tindakan berpola dari
Menurut Nazir (2003), metode deskriptif individu khususnya pemuda dalam pemenuhan
merupakan pencarian fakta dengan interpretasi kebutuhannya, dapat berupa kebutuhan fisik
yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari (sandang, pangan, papan), sosial dan

51
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 5 Nomor 1 Juli 2017

psikologis. Tindakan berpola pemuda dalam kemiringan, cuaca, angin dan kesuburan tanah
pemenuhan kebutuhannya sangat terkait dengan sangat menentukan jenis tanaman yang
lingkungan dimana mereka berada, karena diusahakannya. Berdasarkan topografi wilayah
perilaku sebagai wujud dari budaya sangat dibagi 3 wilayah, yaitu agroekosistem
dipengaruhi oleh lingkungan dimana mereka pegunungan (Poktan Mekarsari, Taraju);
berada (Ratzel, 1987). Bahkan Durkheim lebih Wilayah medium/ agroekosistem perbukitan
tegas lagi faktor eksternal sangat berpengaruh (Gapoktan Kisingasari, Kawali) dan
terhadap tindakan manusia. agroekosistem Dataran Rendah (Gapoktan Tani
Topografi wilayah, yang juga sering Mulus Mundak Jaya, Indramayu). Dari hasil
disebut sebagai bentang alam, akan pengamatan dan penelusuran, pemuda yang
membedakan tindakan-tindakan berpola dari terlibat dalam kegiatan pertanian cukup
setiap individu yang ada di dalamnya, terutama bervariasi, komoditas yang banyak diusahakan
dalam pemenuhan kebutuhan, karena faktor adalah sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Proporsi Komoditas yang Banyak Diusahakan Kelompok Tani

Komoditas yang Diusahakan ( %)


Kelembagaan Pertanian
Padi Hortikultura
Poktan Mekarsari 10 90
Gapoktan Kisingasari 40 60
Gapoktan Tani Mulus 90 10
Sumber : Data Primer Diolah

Dari sebaran tersebut nampak jelas rapekan atuh moal gaduh acis, kantenan ieu
berdasarkan bentang alam makin ke daerah mah digunung ...(di kampung kalau tidak
datar/dataran rendah dominansi tanaman padi banyak yang di usahakan darimana akan dapan
masih sangat nampak. Informasi menarik dari uang, apalagi ini di gunung). .... Ari sagala
ketiga kelembagaan pertanian ini adalah motor digarap mah, beas teu kedah ngagaleuh, da
penggeraknya berasal dari kalangan pemuda hasil panen tara diical, nu sok diical mah
yang berumur antara 30 sampai 43 tahun, paling tina sayuran, sapalih atuh hasil tina
walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak. galeng sepertos sampeu sareng taleus, oge
Tindakan berpola yang dilakukan oleh anak domba nu umur 3 sasih tos tiasa pajeng
pemuda di perdesaan dalam kegiatan pertanian tilu juta da domba adu.....(kalau banyak yang
merupakan wujud adaptasi mereka terhadap diusahakan, beras tidak usah membeli karena
lingkungannya dalam pemenuhan kebutuhan. hasil panen padi tidak pernah dijual, yang dijual
Di Kelompok Tani Mekarsari, pemuda yang paling sayuran, dan sebagian hasil dari
mencurahkan perhatian dan berafiliasi dalam pematang sawah seperti ketela pohon, dan talas.
kelompok adalah sekitar 80% dari jumlah 30 Serta ternak domba yang umur 3 bulan bisa
orang. Mereka umumnya pemuda tamatan SMP laku sekitar 3 juta).
dan SMA yang pernah bekerja di perkotaan, Berbeda dengan di Mekarsari, di
baik sebagai pedagang maupun buruh Kisingasari pemudanya lebih terkonsentrasi ke
bangunan. Ketika terjun ke dunia pertanian, sayuran dan padi sawah sebagai sampingan.
pemuda lebih memilih untuk melakukan Mereka kurang tertarik dengan ternak. Hasil
kegiatan pertanian secara terpadu. Selain panen padi sawah, umumnya hanya untuk
bercocok tanam padi di sawahnya, dan konsumsi, sedangkan dari kebun 100 % untuk
mengusahakan hortikultura (sayuran) sebagai dijual. Pemuda yang berafiliasi dalam
tanaman utama di lahan keringnya, juga kelompok tani dan bekerja sebagai petani
memanfaatkan pematang lahan sawahnya untuk jumlahnya tidak terlalu banyak, yaitu sekitar 30
ditanami tanaman keladi, dan ketela pohon % dari jumlah anggota atau sekitar 8 orang.
sebagai sumber pendapatan; serta memelihara Meskipun jumlahnya sedikit tapi dari sisi
ternak di pekarangan rumahnya sebagai sumber keterampilan, pemuda-pemuda tersebut sudah
pupuk dan pendapatan. Alasannya cukup betul-betul menjadi acuan teman-temannya.
dipahami, sebagaimana diungkap oleh salah Bahkan ketuanya yang lulusan perguruan tinggi
seorang informan ..dilemburmah upami teu sudah mampu mendongkrak eksistensi

52
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 5 Nomor 1 Juli 2017

pertanian dalam skala nasional sebagai tanaman lain seperti sayur dan pepaya, dan itu
penyedia benih atau penghasil benih cabe. didominasi oleh pemuda.
Dengan demikian perilaku pemuda dalam Dari uraian di atas, terungkap secara
kegiatan pertanian di Gapoktan Kisingasari kewilayahan, pertama makin ke daerah dataran
cenderung melakukan usahatani hortikultur tinggi perilaku pemuda dalam usahatani tidak
secara monokultur. Di Gapoktan Tani Mulus bergantung kepada satu komoditas. Kedua,
Desa Mundak Jaya, karakteristik pemudanya adanya komersialisasi bidang pertanian, telah
berbeda dengan pemuda di Mekarsari dan menarik pemuda untuk bergabung di dalamnya.
Kisingasari. Di Gapoktan Tani Mulus,
pemuda yang bekerja di pertanian umumnya Faktor-Faktor yang Terkait dengan
didominasi oleh lulusan SD. Dan jumlahnya Perilaku Pemuda
tidak terlalu banyak kurang lebih 5% dari Keputusan pemuda untuk tetap bertahan
jumlah anggota atau sekitar 25 orang. Dari di sektor pertanian sebagai mata
jumlah tersebut yang betul-betul aktif 8 orang pencahariannya, yang disertai dengan pola
dan berperan dalam pengurus gapoktan. prilaku yang berbeda-beda sangat terkait
Pemuda biasanya cukup kreatif, inovatif dan dengan persepsi peran (role perception),
produktif dalam berkarya di bidang pertanian motivasi (motivation) dan kemampuan/
termasuk di Gapoktan Tani Mulus. Indikasi ini pengetahuan. Indikator-indikator tersebut saling
terungkap dari perilaku usahataninya. melengkapi dan saling bergantung membentuk
Meskipun 90% usahataninya cenderung hanya suatu kesatuan tindakan. Bentuk kesatuan
padi, tapi terdapat sebagian (10%) yang tindakan itu gambarannya bervariasi (lihat
melakukan usahatani terpadu, yaitu Tabel 2.)
mengintegrasikan tanaman padi dengan

Tabel 2. Kombinasi Kesatuan Tindakan

Persepsi Motivasi Skill


Kombinasi Jumlah
+ - + - + -
l + + + +3
ll + + - + 2, -1
lll + - + + 2, -1
lV + - - +1, -2
V - + + +2,-1
Vl - + - +1,-2
Vll - - + +1,-2
Vlll - - - -3
Sumber : Data Primer Diolah, 2016.

Kombinasi dari persepsi, motivasi dan waktu dan tidak takut kelaparan). Lebih lanjut
skill, diwujudkan dalam bentuk kesinambungan mereka melihat bahwa bekerja di sektor
usahatani yang dilakoninya. Di Kelompok Tani pertanian setiap langkah dapat menghasilkan
Mekarsari Taraju, pemuda mempersepsikan uang. Ketika bekerja sebagai pedagang asongan
bekerja di sektor pertanian dianggap suatu di kota sebulan dapat menghasilkan Rp 1,5
pekerjaan yang paling baik. ....Saur abdi mah juta/bulan belum untuk makan dan ngontrak,
janten petani teh langkung merdeka da sagala ketika pulang kampung ternyata penghasilan
rupina kumaha urang.... kunaon abdi sareng sebesar Rp 1,5 juta dapat diperoleh tanpa harus
rerencangan uih ti Bandung nu biasa dagang terganggu untuk makan dan mondok. ...hasil
asongan ngalih kana tani, dina tani mah urang sakitu teh sanes tina kenging santai, tapi tina
tiasa ngatur waktos....sareng moal sieun usaha anu rongkah bari disiplin tur rikrik,
kalaparan......(Menurut saya bekerja sebagai misalna kenging tina kerja bakti, tina ladang
petani sangat leluasa, semua bergantung kepada sampeu, cau jeung domba, oge
kita, ...kenapa saya pulang dari Bandung yang sayuran/cabe..... (hasil sebesar itu bukan dari
biasa bekerja sebagai pedagang beralih menjadi santai, tapi hasil kerja keras, disiplin dan rajin
petani karena sebagai petani mudah mengatur menabung dari hasil menjual ternak, singkong,

53
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 5 Nomor 1 Juli 2017

dan sayuran seperti cabe serta dari upah kerja terjamin keamanannya, serta dilengkapi
buruh di perdesaan). Indikasi ini menunjukkan sertifikat. Indikasi ini menggambarkan bahwa
pemuda memiliki motivasi tinggi dalam bidang pemuda memiliki motivasi ekonomi yang
ekonomi, terungkap dari adanya komparasi tinggi (+) yang ditunjang dengan skill yang
penerimaan di Bandung dengan penerimaan di tinggi pula (+).
daerah sendiri. Persepsi pemuda di Mekarsari Mengacu pada kombinasi tersebut, dari
terhadap peranannya masuk katagori tinggi (+), ketiga kelembagaan pertanian ini dapat
motivasinya tinggi (+), hanya skill atau diabstraksi, yaitu: Kelompok Tani Mekarsari
kemampuan usahataninya masih relatif rendah, pemudanya memiliki persepsi peran (+),
terlihat dari produktivitas usahataninya motivasi (+) dan skill (-); Gapoktan Kisingasari
khususnya untuk sayuran (cabe) baru mencapai persepsi peran (+), motivasi (+) dan Skill (+);
0,56 kg/pohon.(-) Gapoktan Tani Mulus Mundak Jaya persepsi
Berbeda dengan kondisi di Poktan peran (+), motivasi (+) dan skill (+). Dari
Mekarsari, di Gapoktan Kisingasari, bekerja di gambaran tersebut pemuda yang berafiliasi
sektor pertanian sangat memberi harapan, dalam kelembagaan tani dan bekerja di bidang
persepsi pemuda bekerja di pertanian masuk pertanian memiliki orientasi ekonomi yang
katagori (+), dari pertanian bisa memenuhi tinggi, dan ketika sektor pertanian itu memiliki
kebutuhannya. Artinya pemuda yang sebagian nilai tukar ekonomi yang tinggi, maka sektor
besar pernah bekerja di kota, memandang pertanian mulai diminati oleh para pemuda di
bahwa bekerja di sektor pertanian sesuatu yang perdesaan.
sangat mulia.
Upaya yang dilakukan pemuda di Gapoktan KESIMPULAN
Kisingasari tidak hanya terbatas pada
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan sebagai
peningkatan produksi dan menjalin pasar, tapi
berikut:
mulai melakukan penguatan pada subsistem
1. Secara topografi, perilaku pemuda dalam
hulu berupa pengembangan pusat perbenihan
usaha di bidang pertanian di dataran
cabe, yang bekerjasama dengan Unpad dan
tinggi, lebih mengutamakan tanaman
Kementan. Sedemikian rupa sehingga pemuda
sayuran dan atau tahunan, dilengkapi
tani di Gapoktan Kisingasari tidak lagi
dengan ternak dan pangan (Makin ke
bergantung kepada benih cabe dari luar.
dataran tinggi pemuda cenderung
Dengan kerja keras dan disiplin, akhirnya
mengusahakan pertanian secara
penyediaan benih yang dipelopori oleh pemuda
diversifikasi)
tani dapat menembus pasar di luar Gapoktan
2. Di daerah dataran rendah pemuda
Kisingasari. Secara konseptual pemuda tersebut
cenderung mengutamakan tanaman
memiliki motivasi ekonomi dan berprestasi
pangan sebagai mata pencaharian.
yang tinggi (+), serta skill yang tinggi pula (+).
3. Di daerah perbukitan pemuda cenderung
Di Gapoktan Tani Mulus, masyarakat
mengusahakan tanaman hortikultura,
yang perduli dan terlibat dalam aktivitas
namun kelompok tua tetap mengusahakan
pertanian masih didominasi oleh golongan tua.
tanaman pangan.
Golongan muda sebagian besar pada
mencurahkan usahanya di luar sektor pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
walaupun ada di antara para pemuda yang
BPS. 2002. Indikator Pertanian 202. Badan
bergabung di sektor pertanian, namun
Pusat Statistik. Jakarta
jumlahnya masih sangat sedikit ( 3%).
SETIAWAN, IWAN. 2015. Perkembangan
Namun, walaupun sedikit pemuda tersebut
Kemandirian Pelaku Brain Gain Sebagai
menjadi motor penggerak tumbuh kembangnya
Alternatif Inovasi Regenerasi Pelaku
Gapoktan Tani Mulus. Adanya persepsi yang
Agribisnis di Dataran Tinggi Jawa
positif dari kalangan pemuda terhadap kerja di
Barat. Disertasi pada Sekolah
sektor pertanian, telah membawa Gapoktan
Pascasarjana. IPB. Bogor.
Tani Mulus semakin kreatif dan produktif.
RATZEL, FRIEDRICH. 1987. The Races of
Selain mencoba mengembangkan usahatani
Mankind Religion Custom and
padi terpadu dengan pengembangan pepaya,
Civilization.
juga mulai menembus pasar dengan memotong
KEMENTAN. 2015. Rencana Strategi
rantai pemasaran, langsung ke Pasar Induk
Kementrian Pertanian 2014 2019.
Beras Cipinang, menjual beras pecah kulit yang

54
Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 5 Nomor 1 Juli 2017

NAZIR, M. 2003. Metode Penelitian. Cetakan SUGIYONO. 2012. Metode Penelitian


Kelima. Jakarta : Ghalia. Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
RUSIDI. 1993. Metode Ilmiah. Laboratorium ULBER S. 2009. Metode Penelitian Sosial.
Sosiologi Penyuluhan Fakultas Pertanian Bandung : PT. Rafika Aditama.
Unpad.

55

You might also like