You are on page 1of 16

Riptek Vol. 8, No. 2, Tahun 2014, Hal.

35 - 50

ANALISA IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT UNTUK


PELAYANAN PUBLIK DI KOTA SEMARANG

Mustafid*1), Aris Sugiharto*2)


*)
Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro, Semarang
Email : 1) mustafid55@yahoo.com, 2) aris.sugiharto@gmail.com

Abstract

E-government implementation for public services in Semarang City Government is


expected to produce public services faster, better, and more efficient, and can improve the
implementation of the principles of good governance. This research aims to analyze the
implementation of e-government for Semarang City public services, based on the evaluation of
Indonesia e-government ranking, analysis of public satisfaction index of public services based
on e-government, and evaluation of the implementation of e-government. The progress
parameters of e-government in Semarang City Government is has been widely used
application software on the web site semarangkota.go.id, and information systems that
support the execution of tasks and services to public office. The weakness is the management
of information systems in most units focused work in accordance with their respective duties.
To improve the management of e-governemnt to be given recommendations in the
information system integration of e-government management in order to improve the
performance of public services in Semarang City Government.

Key words : e-government, public services, information system integration,


Semarang City

Abstrak

Implementasi e-government untuk pelayanan publik pada pemerintahan Kota


Semarang diharapkan dapat menghasilkan pelayanan publik yang lebih cepat, lebih baik, dan
lebih efisien, serta dapat meningkatkan diterapkannya prinsip-prinsip tata kepemerintahan
yang baik (good governance). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi e-
government untuk pelayanan publik Kota Semarang, didasarkan pada evaluasi
pemeringkatan e-government Indonesia, analisis indeks kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan publik berbasis e-government, dan evaluasi implementasi e-government. Parameter
kemajuan e-government di Pemerintahan Kota Semarang adalah telah banyak menggunakan
perangkat lunak aplikasi pada situs web semarangkota.go.id dan sistem informasi yang
menunjang pelaksanaan tugas kantor maupun pelayanan kepada masyarakat.
Kelemahannya adalah adanya pengelolaan sistem informasi pada sebagian unit kerja yang
fokus pada bidang tugasnya masing-masing. Untuk meningkatkan pengelolaan e-governemnt
diberikan rekomendasi untuk dilakukan integrasi sistem informasi untuk pengelolaan e-
government dalam rangka peningkatan kinerja pelayanan publik di Pemerintah Kota
Semarang.

Kata kunci: e-government, pelayanan publik, integrasi sistem informasi, Kota


Semarang.

Pendahuluan menghasilkan pelayanan publik yang


Implementasi e-government untuk lebih cepat, lebih baik, dan lebih efisien,
pelayanan publik pada pemerintahan serta dapat meningkatkan diterapkannya
Kota Semarang diharapkan dapat prinsip-prinsip tata kepemerintahan
Analisis Implementasi E-Government
untuk Pelayanan Publik di Kota Semarang (Mustafid, Aris Sugiharto)

yang baik (good governance). Pemerintah pemerintahan kota. Penggunaan


Kota Semarang telah membangun situs teknologi informasi dalam e-government
semarangkota.go.id sebagai sarana dapat meningkatkan diterapkannya
untuk memberikan pelayanan publik prinsip-prinsip tata kepemerintahan
secara penuh dan terbuka kepada yang baik (good governance) dan dapat
masyarakat, sehingga dapat memberikan pelayanan publik yang lebih
mempercepat tercapainya visi cepat dan efisien. Dalam implementasi
pemerintahan untuk dapat mewujudkan e-government untuk pelayanan publik,
pelayanan prima kepada seluruh kendala yang sering dihadapi tidak hanya
masyarakat. Situs semarangkota.go.id pada ketersediaan teknologi dan dana
juga merupakan bagian upaya menuju penunjang operasional, tetapi juga
terwujudnya slogan Kota Semarang menyangkut berbagai persoalan
sebagai be smart city (Based on E- manajerial yang komplek (Dwiyanto,
Government, Semarang More Accountable, 2006). Salah satu faktor penting dalam
Realistic and the Transparent City). keberhasilan implementasi e-government
Pelayanan publik di pemerintahan Kota untuk pelayanan publik adalah adanya
Semarang diatur dalam Peraturan komitmen pimpinan pemerintahan
Daerah Kota Semarang Nomor 6 daerah, dan kompetensi sumberdaya
Tahun 2010 tentang Rencana manusia (Faizah, dkk, 2009). Masyarakat
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dalam hal ini sebagai pelanggan dari
(RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005- pelayanan publik, memiliki harapan agar
2025. Peraturan Daerah tersebut kinerja penyelenggara pelayanan publik
menyebutkan pentingnya pengembangan semakin profesional, dan mampu
sistem dan akses pelayanan publik memuaskan masyarakat.
melalui peningkatan kompetensi sesuai Penelitian ini bertujuan untuk
dengan kewenangan pada bidang melakukan analisis terhadap
pelayanan dasar dan penunjang berbasis implementasi e-government Kota
teknologi informatika guna mewujudkan Semarang dalam kaitannya peningkatan
pelayanan prima. kinerja pelayanan publik. Hasil penelitian
Pemerintah Kota Semarang telah ini memberikan informasi tentang
mendirikan Pusat Penanganan kondisi faktual berupa keunggulan dan
Pengaduan Pelayanan Publik (P5) untuk kelemahan dalam implementasi e-
meningkatkan pelayanan prima government Kota Semarang, sehingga
berdasarkan Peraturan Walikota dapat memberikan langkah-langkah
Semarang Nomor 11 Tahun 2005 dalam upaya meningkatkan kinerja
tanggal 5 Agustus 2005 (Utomo, 2008). pelayanan publik. Berdasarkan faktor
Dengan adanya pusat pelayanan ini dari aspek kelemahan diberikan saran
diharapkan penanganan pengaduan sebagai bahan masukan untuk
masyarakat mengenai pelayanan publik pengembangan dan implementasi e-
dapat terselesaikan dengan baik. government dalam rangka untuk
Pengaduan pelayanan publik ini meningkatkan kinerja pelayanan publik
mencakup semua pelayanan publik pada yang prima.
Pemerintahan Kota Semarang, antara
lain meliputi pelayanan administrasi/ Metodologi penelitian
perijinan (seperti KTP dan IMB), Penelitian ini menggunakan
pelayanan barang (seperti air bersih dari metodologi dengan pendekatan
PDAM), dan pelayanan jasa (seperti identifikasi, penilaian dan analisis
kesehatan dan pendidikan). implementasi e-government dalam rangka
Kemajuan teknologi dan informasi peningkatan kinerja pelayanan publik
dalam e-government telah mempengaruhi berbasis e-government di Kota
pola manajemen dalam penyelenggaraan Semarang. Pendekatan analisis tersebut
36
Riptek Vol. 8, No. 2, Tahun 2014, Hal. 35 - 50

didasarkan pada Instruksi Presiden Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan


Nomor 3 Tahun 2003 tentang Instansi Pemerintah. Analisis Indeks
Kebijakan dan Strategi Nasional Kepuasan Masyarakat (IKM) pada
Pengembangan E-Government dan pelayanan publik berbasis e-government
Peraturan Menteri Pendayagunaan menggunakan prinsip pelayanan dengan
Aparatur Negara dan Reformasi 14 unsur minimal yang sebagai dasar
Birokrasi No. 38 Tahun 2012 tentang pengukuran IKM.
Pedoman Penilaian Kinerja Unit
Pelayanan Publik. Analisis implementasi
e-government dalam peningkatan kinerja
pelayanan publik di Kota Semarang
dalam penelitian ini menggunakan 3
(tiga) aspek pendekatan, yaitu :
1. Evaluasi pemeringkatan e-
government Indonesia Kota
Semarang.
2. Analisis indeks kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan
publik berbasis e-government
Pemerintahan Kota Semarang.
3. Evaluasi implementasi e-government
Pemerintahan Kota Semarang.
Kerangka analisis dalam penelitian
ini diberikan pada Gambar 1.
Evaluasi pemeringkatan e-
government Indonesia (PeGI) di Kota
Semarang menggunakan 5 (lima)
dimensi, yaitu kebijakan, kelembagaan,
infrastruktur, aplikasi, dan Gambar I
perencanaan (Direktorat E-government Kerangka Analisis Implementasi E-
Government untuk Pelayanan Publik
Direktorat Jenderal Aplikasi
Informatika, Kementerian Komunikasi
Sedangkan untuk evaluasi
dan Informatika RI, 2012). Setiap
implementasi e-government untuk
dimensi dalam PeGI dijabarkan kedalam
pelayanan publik menggunakan
beberapa kriteria atau atribut
pedoman penilaian sifat transaksi
(Fitriansyah, dkk., 2013). Penilaian
informasi dan pelayanan publik yang
kualitas pelayanan publik berbasis e-
disediakan oleh Pemerintah Kota
government menggunakan dimensi dan
Semarang menggunakan 4 (empat)
atribut dalam PeGI di Kota Semarang
tingkatan, yaitu tingkatan persiapan,
disesuaikan dengan Peraturan Menteri
pematangan, pemantapan dan
Pemdayagunaan Aparatur Negara dan
pemanfaatan sesuai dengan Instruksi
Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun
Presiden Nomor 3 Tahun 2003, yang
2012 tentang Pedoman Penilaian Kinerja
bertujuan untuk mengetahui
Unit Pelayanan Publik. Sesuai dengan
pemeringkatan dalam aspek
Peraturan Menteri PAN dan Reformasi
pengembangan dan implementasi e-
Birokrasi tersebut, perlu dianalisis
government (Sosiawan, 2008). Selanjutnya
indeks kepuasan masyarakat terhadap
dalam aspek implementasi e-government
pelayanan publik berbasis e-government
dievaluasi juga terhadap aspek pelayanan
menggunakan Keputusan Menteri
publik yang bersifat Government to
Pendayagunaan Aparatur Negara
Government (G2G), Government to
Nomor Kep/25/M.Pan/2/2004 tentang
Pedoman Umum Penyusunan Indeks
37
Analisis Implementasi E-Government
untuk Pelayanan Publik di Kota Semarang (Mustafid, Aris Sugiharto)

Business (G2B), a t a u Government to pemerintahan yang baik agar fungsi-


Consumers (G2C). fungsi pemerintahan dalam
Penelitian ini dilakukan pada melaksanakan pelayanan publik dapat
Pemerintah Kota Semarang. Data yang berjalan efektif. Penjabaran penilaian
digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja pelayanan publik diatur dalam
data pengamatan langsung, hasil survey Peraturan Menteri PAN dan Reformasi
dan wawancara berkaitan sistem, Birokrasi Nomor 8 Tahun 2012 tentang
aplikasi dan data transaksional dari situs Pedoman Penilaian Kinerja Unit
e-government semarangkota.go.id. Data Pelayanan Publik. Sesuai dengan UU
hasil survey menggunakan data Pelayanan Publik, pelayanan publik
sekunder yang berasal dari Bagian dinyatakan sebagai kegiatan atau
Pengolahan Data Elektronik (PDE) dan rangkaian kegiatan dalam rangka
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ( pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
BPPT) Kota Semarang. Data kondisi dengan peraturan perundang-undangan
aplikasi pada pengelolaan e-government bagi setiap warga negara dan penduduk
Kota Semarang berasal dari Bagian PDE atas barang, jasa, dan/ atau pelayanan
pada bulan Oktober 2014. Data terkait administrasi yang disediakan oleh
dengan kondisi faktual e-government penyelenggara pelayanan publik.
Kota Semarang menggunakan Pelayanan publik dari penyelenggara
pengamatan langsung pada situs pemerintah menggunakan standar
semarangkota.go.id pada bulan 29 pelayanan yang merupakan tolok ukur
Oktober 2014. Untuk data kepuasan yang dipergunakan sebagai pedoman
masyarakat terhadap kinerja pelayanan penyelenggaraan pelayanan, serta acuan
publik di Kota Semarang menggunakan penilaian kualitas pelayanan sebagai
data reponden dari para pelanggan yang kewajiban dan janji pemerintah kepada
telah melakukan transaksi perijinan pada masyarakat dalam rangka pelayanan
BPPT secara online pada kondisi sampai yang berkualitas, cepat, mudah,
dengan Oktober 2014. terjangkau, dan terukur.
Pelayanan publik berbasis e-
Pelayanan Publik Berbasis E- government dapat mempermudah
Government masyarakat untuk mengakses berbagai
Penggunaan e-government untuk layanan tanpa harus datang langsung ke
pelayanan publik bertujuan untuk kantor pemerintahan (Junaidi, 2011).
memberikan pelayanan publik secara Kelengkapan dan keterbukaan informasi
penuh kepada masyarakat dalam bentuk pada e-government yang dapat diakses
penyampaian informasi meliputi akan mendorong terciptanya good
penyampaian informasi, program kerja, governance dalam pemerintahan melalui
visi misi, pelayanan publik, hingga peningkatan transparansi dan
hubungan ke setiap Satuan Kerja akuntabilitas pada lembaga-lembaga
Pemerintah Kerja (SKPD), termasuk ke layanan publik. E-government juga
pihak eksternal. Peran strategis diharapkan dapat meningkatkan
penggunaan e-government juga untuk produktivitas dan efisiensi birokrasi,
menemukenali bidang-bidang unggulan sehingga dapat meningkatkan kreatifitas
yang dimiliki dan mempunyai potensi dan inovasi, baik dari pihak
untuk dikembangkan dengan penyelenggara pelayanan publik ataupun
memanfaatkan sistem jaringan melalui bagi masyarakat. Penerapan e-
internet/intranet. government untuk pelayanan publik
Pelayanan publik yang berkualitas dapat meningkatkan kemudahan dan
merupakan amanat dari UU RI Nomor efisiensi. Misalnya pada layanan sistem
25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara
yang mengatur prinsip-prinsip Elektronik (LPSE) telah terbukti
38
Riptek Vol. 8, No. 2, Tahun 2014, Hal. 35 - 50

menghasilkan efisiensi yang sangat tinggi. meningkatkan perkembangan


Penerapan satu jenis layanan berbasis e- perekonomian nasional dan
government pada pemerintahan juga memperkuat kemampuan
telah dapat memberikan manfaatnya menghadapi perubahan dan
dari segi efisiensi dan produktifitas. persaingan perdagangan
Berdasarkan Inpres Nomor 3 internasional.
Tahun 2009 tentang Kebijakan dan 3. Pembentukan mekanisme dan saluran
Strategi Nasional Pengembangan E- komunikasi dengan lembaga-lembaga
Government, pemerintah harus mampu negara serta penyediaan fasilitas
memenuhi dua modalitas tuntutan dialog publik bagi masyarakat agar
masyarakat yang berbeda namun dapat berpartisipasi dalam
berkaitan erat, yaitu : perumusan kebijakan negara.
1. Masyarakat menuntut pelayanan 4. Pembentukan sistem manajemen dan
publik yang memenuhi kepentingan proses kerja yang transparan dan
masyarakat luas di seluruh wilayah efisien serta memperlancar transaksi
Indonesia, dapat diandalkan dan dan layanan antar lembaga
terpercaya, serta mudah dijangkau pemerintah dan pemerintah daerah
secara interaktif; otonom.
2. Masyarakat menginginkan agar
aspirasi mereka didengar, sehingga Evaluasi Pemeringkatan E-
pemerintah harus memfasilitasi Government Indonesia
partisipasi dan dialog publik di dalam Evaluasi untuk pemeringkatan e-
perumusan kebijakan negara. government Indonesia (PeGI)
Untuk mengembangkan sistem menggunakan lima dimensi yang
manajemen dengan memanfaatkan dikaji, yaitu kebijakan, kelembagaan,
kemajuan teknologi informasi dan infrastruktur, aplikasi, dan
komunikasi, maka pemerintah perencanaan. Masing -masing dimensi
kota/daerah secara otonom harus dapat memiliki bobot yang sama dalam
melaksanakan proses transformasi penilaian karena semuanya dianggap
menuju e-government. Sesuai definisi penting, saling terkait, dan saling
dari Bank Dunia, e-government menunjang antara satu dengan yang
merupakan penggunaan teknologi lainnya (Direktorat E-Government
informasi oleh pemerintah, yang Direktorat Jenderal Aplikasi
memungkinkan pemerintah untuk Informatika, Kementerian Komunikasi
mentransformasikan hubungan dengan dan Informatika RI, 2012). Setiap
masyarakat, dunia bisnis dan pihak yang dimensi dalam PeGI dijabarkan
berkepentingan. kedalam beberapa kriteria atau
Sesuai dengan Inpres Nomor 3 atribut.
Tahun 2009, pengembangan e- 1. Kebijakan. Dimensi kebijakan
government diarahkan untuk mencapai berhubungan dengan produk hukum
empat tujuan, yaitu ; dan dokumen resmi sebagai
1. Pembentukan jaringan informasi dan pedoman dan arahan untuk
transaksi pelayanan publik yang mendorong pemanfaatan Teknologi
memiliki kualitas dan lingkup yang Informasi dan Komunikasi (TIK).
dapat memuaskan masyarakat luas 2. Kelembagaan. Dimensi
serta dapat terjangkau di seluruh kelembagaan berhubungan dengan
wilayah Indonesia pada setiap saat keberadaan organisasi yang
tanpa dibatasi oleh sekat waktu dan berwenang dan bertanggung jawab
biaya yang terjangkau oleh atas pengembangan dan pemanfaatan
masyarakat. TIK.
2. Pembentukan hubungan interaktif 3. Infrastruktur. Dimensi infrastruktur
dengan dunia usaha untuk berhubungan dengan sarana dan
39
Analisis Implementasi E-Government
untuk Pelayanan Publik di Kota Semarang (Mustafid, Aris Sugiharto)

prasarana yang mendukung kendala kelemahan, dapat dijadikan


pengembangan dan pemanfaatan TIK. sebagai faktor utama untuk peningkatan
4. Aplikasi. Dimensi aplikasi e-government secara umum sesuai
berhubungan dengan ketersediaan dengan faktor kelemahan seperti di atas.
dan dimanfaatkannya piranti lunak Keberhasilan dalam implementasi e-
aplikasi yang mendukung fungsi government di Pemerintah Kota
dasar umum sistem pemerintahan Semarang tidak hanya tergantung pada
dalam pelayanan publik. infrastruktur komunikasi data dan
5. Perencanaan. Dimensi perencanaan informasi, melainkan juga pada
berhubungan dengan proses infrastruktur sistem aplikasi, standarisasi
perencanaan TIK dan master plan meta data, pengembangan sumber daya
pengembangan TIK. manusia, pengembangan prosedur,
kebijakan dan peraturan.
Dalam melakukan evaluasi Berikut diberikan beberapa faktor
terhadap atribut pada PeGI di Kota utama pada setiap dimensi yang menjadi
Semarang untuk keperluan penilaian kelemahan dalam implementasi e-
kualitas pelayanan publik berbasis e- government untuk pelayanan publik.
government disesuaikan dengan Faktor utama tersebut menjadi
Peraturan Menteri PAN dan Reformasi perhatian dalam melakukan perbaikan
Birokrasi Nomor 38 tahun 2012 atau penyempurnaan implementasi e-
tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit government yang bertujuan untuk
Pelayanan Publik, dan disesuaikan peningkatan kinerja pelayanan publik.
dengan kebutuhan kegiatan e-government 1. Kebijakan
dan TIK di Kota Semarang. a. Koordinasi kegiatan dan anggaran.
Hasil evaluasi berdasarkan data Koordinasi kegiatan dan anggaran
dari isian kuisioner pemeringkatan PeGI untuk pengembangan dan
Kota Semarang tahun 2012, keberadaan pemanfaatan TIK untuk setiap
e-goverment Kota Semarang untuk SKPD sangat berperan untuk
kelima dimensi masih lemah. melakukan perencanaan dan evaluasi
Sebenarnya banyak kriteria dalam atas efektifitas dan efisiensi anggaran
setiap dimensi untuk PeGI Kota TIK sebagaimana tujuan
Semarang memiliki kelebihan. Salah diselenggarakannya e-government
satu faktor yang sangat dominan b. Standard Operating Procedure (SOP)
menyebabkan penilaian berdasarkan pengadaan, perencanaan,
PeGI memberikan nilai katagori pemanfaatan dan pengendalian.
kurang disebabkan karena masih Penggunaan SOP pengadaan,
kurangnya peraturan yang memayungi perencanaan, pemanfaatan dan
kebijakan pengelolaan e-government. pengendalian terkait dengan
Berdasarkan data dari isian pengembangan dan pengelolaan e-
kuisioner pemeringkatan e-government government Kota Semarang akan
Indonesia (PeGI) Kota Semarang tahun mendorong keberhasilan dalam
2014 dan dari hasil pemetaan penyelenggaraan pengadaan dan
penggunaan situs pada semua Satuan pemanfaatan TIK agar setiap SKPD
Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), serta dapat menyesuaikan dengan standar
evaluasi terhadap atribut dan indikator anggaran dan operasional yang telah
pada setiap dimensi, diperoleh beberapa ditentukan
faktor utama yang menjadi kelemahan
dalam pengembangan dan implementasi 2. Kelembagaan
e-government Kota Semarang untuk a. Organisasi fungsional. Organisasi ini
peningkatan kinerja pelayanan publik. hendaknya dipimpin langsung oleh
Berdasarkan faktor utama yang menjadi kepala daerah dengan fungsi yang
40
Riptek Vol. 8, No. 2, Tahun 2014, Hal. 35 - 50

menentukan kebijakan dan anggaran sampai tingkat kecamatan dan


pengembangan dan pemanfaatan TIK. kelurahan, maka infrastruktur yang
Belum adanya organisasi fungsional ada dapat dimanfaatkan secara
seperti Dewan TIK daerah optimal untuk kebutuhan e-
sebagaimana pengarahan dari government.
Kementrian Komunikasi dan b. Sistem terintegrasi. Implementasi e-
Informasi pada Peraturan Menteri government Kota Semarang
Kominfo Nomor 41 Tahun 2007 memerlukan sistem terintegrasi,
(tentang Panduan Umum Tata Kelola sehingga data dapat diolah dalam
Teknologi Informasi dan Komunikasi sistem yang terintegrasi. Semua data
Nasional) beresiko banyak usulan pada di setiap SKPD akan dapat di
kebijakan dari pejabat Eselon 3 tidak inventarisir oleh satu SKPD. Resiko
bisa menjangkau ke seluruh SKPD yang muncul atas kondisi data dengan
yang sebagian besar berada di Eselon sistem yang terintegrasi antara lain
2. dapat menyebabkan kesulitan dalam
b. Lembaga khusus yang menangani pencarian data, kesulitan dalam
TIK. Kota Semarang seharusnya pelaporan data, resiko dalam
memiliki sebuah lembaga khusus yang keamanan data, serta resiko dalam
menangani TIK untuk pengelolaan e- integritas data.
government. Sehingga kewenangan
pengelolaan TIK menjadi jelas, 4. Infrastruktur
apakah pada Bagian Kominfo, Bagian a. Pengelolaan bandwidth. Pengelolaan
PDE ataupun Bagian Humas. bandwidth dilakukan secara
Keberadaan lembaga ini akan terintegrasi, sehingga bandwidth yang
memberikan kontrol atas tersedia dapat secara optimal yang
pengembangan dan pemanfaatan TIK, dapat digunakan oleh setiap SKPD
serta kontrol anggaran secara sesuai dengan kebutuhan.
terintegrasi agar dapat dilaksanakan Pengelolaan bandwidth secara tidak
dengan baik, dan mampu terintegrasi pada SKPD beresiko
menyediakan e-government yang pada penggunaan sumber daya TI dan
efektif dan efisien dilingkungan kegiaatan pemanfaatan TIK tidak bisa
Pemerintah Kota Semarang. terkontrol dengan baik.
Optimalisasi pengembangan dan b. Perangkat akses, server dan storage.
pemanfaatan TIK di Kota Semarang Perlu dibangun adanya data center
sangat penting sebagaimana yang sesuai dengan standar, sehingga
diamanatkan dalam pengembangan e- kebutuhan perangkat akses, server
government yang bertujuan agar lebih dan storage dapat dikelola oleh SKPD
efisien dan efektifnya kinerja tertentu, misalnya pada Kominfo,
pemerintahan dengan pemanfaatan PDE maupun Humas. Pengelolaan
TIK. data center secara mandiri akan
c. Tenaga teknis dalam bidang TIK. mereduksi kerawanan keamanan
Adanya tenaga teknis programer, informasi.
analis sistem dan teknisi jaringan
yang cukup disertai dengan pelatihan 5. Perencanaan
berjenjang dapat meminimalkan a. Business Continuity Plan pengelolaan
kurang optimalnya layanan infrastruktur TIK. Business Continuity
infrastruktur TIK di Kota Semarang. Plan pengelolaan infrastruktur TIK
perlu diadakan, sehingga jika terjadi
3. Aplikasi kegagalan dalam layanan dapat segera
a. Link e-government ke unit lain sampai diatasi dengan tindakan yang cepat,
tingkat kcamatan dan kelurahan. akurat dan efektif untuk menjamin
Adanya link e-government ke unit lain keberlangsungan sistem.
41
Analisis Implementasi E-Government
untuk Pelayanan Publik di Kota Semarang (Mustafid, Aris Sugiharto)

b. Koordinasi pengusulan kegiatan TIK tersampaikan kepada masyarakat


SKPD. Koordinasi pengusulan dengan cepat, benar dan mudah.
kegiatan TIK SKPD perlu dilakukan Dukungan TIK pada e-government
agar tidak menyulitkan pengambil dapat memberikan akses informasi yang
kebijakan untuk melakukan lebih luas kepada masyarakat, dan
optimalisasi anggaran di sektor TIK. masyarakat dapat menyampaikan
c. Fungsi perencanaan dan kontrol. keluhan secara online. Otomatisasi
Lemahnya fungsi perencanaan dan dengan didukung suatu Sistem Informasi
kontrol dapat beresiko antara lain Pelayanan Perijinan secara terpadu dan
implementasi TIK tidak dapat online sangat diperlukan guna
terukur secara langsung dalam memberikan pelayanan publik yang
menunjang misi pemerintahan kota, berkualitas (prima) sehingga good
ketimpangan dalam implementasi TIK governance dapat tercapai.
di unit-unit di lingkungan Pemerintah Indeks Kepuasan Masyarakat
Kota Semarang, ketidakseragaman (IKM) merupakan suatu ukuran untuk
standar teknologi, kebijakan dan mengukur sejauh mana pemerintah
kewajaran harga dalam pelaksanaan mampu memberikan pelayanan yang
kegiatan TIK di SKPD, redundansi terbaik bagi masyarakat dan
kegiatan terkait TIK, yang sebenarnya sejauhmana pe me rinta han telah
dapat diintegrasikan, dan tidak menjalankan perannya dengan baik
terintegrasinya kegiatan-kegiatan TI. sesuai dengan indikakor yang telah
d. Fungsi monitoring dan evaluasi TIK. ditetapkan. Dasar penentuan IKM
Kegiatan monitoring dan evaluasi TIK menggunakan Keputusan Menteri
dalam implementasi e-government Pendayagunaan Aparatur Negara
dapat mengatasi adanya kesulitan Nomor Kep./25/M.PAN/2/2004
untuk keberlangsungan aplikasi dalam tentang Indeks Kepuasan Masyarakat.
jangka panjang, sehingga dapat Sesuai dengan keputusan menteri
diketahui secara jelas kondisi dari tersebut, IKM merupakan ukuran yang
implementasi TIK dalam pengelolaan berhubungan dengan tingkat
e-government. kepuasan masyarakat yang diperoleh
dari hasil pengukuran secara
Analisis IKM Terhadap Pelayanan kuantitatif dan kualitatif atas
Publik Berbasis E-Government pendapat masyarakat dalam
Berbagai jenis pelayanan publik memperoleh pelayanan dari aparatur
Pemerintah Kota Semarang telah penyelenggara pelayanan publik dengan
dilaksanakan melalui sistem pelayanan membandingkan antara harapan dan
berbasis e-government menggunakan kebutuhannya. Sesuai dengan
fasilitas TIK. Sistem ini merupakan keputusan menteri, pengukuran IKM
inovasi untuk memberikan kemudahan menggunakan 14 unsur penilaian
dalam percepatan layanan. Salah satu sebagai unsur minimal yang harus
pelayanan publik berbasis e-government dilakukan.
di Kota Semarang adalah layanan Analisis IKM terhadap pelayanan
perijinan dan investasi yang telah publik berbasis e-government di
menggunakan aplikasi perijinan yang Pemerintah Kota Semarang dalam
berbasis web. Dengan penggunaan penelitian ini menggunakan sampel pada
aplikasi ini, maka diharapkan mampu Badan Pelayanan Perijian Terpadu
memberikan pelayanan kepada (BPPT), meliputi :
masyarakat yang lebih baik dan optimal, 1. Bidang Perijinan Kesra dan
sehingga kebutuhan akan informasi yang Lingkungan
berkaitan dengan perijinan dapat 2. Bidang Perijinan Pembangunan
3. Bidang Perijinan Perekonomian
42
Riptek Vol. 8, No. 2, Tahun 2014, Hal. 35 - 50

Mulai tahun 2014, BPPT Kota Evaluasi Implementasi E-


Semarang telah melakukan survey untuk Government Kota Semarang
IKM secara on line melalui situs web E-government di Kota Semarang
yang ada di BPPT. Sebagai responden telah dioperasionalkan dengan situs
untuk survey secara online adalah para www.semarangkota.go.id menggunakan
pelanggan yang telah melakukan sistem jaringan yang interkoneksi antar
transaksi perijian pada BPPT. SKPD untuk melaksanakan tugas dan
Pengumpulan data responden fungsi pelayanan publik.
dilakukan oleh BPPT Kota Semarang Pengembangan sistem e-government
pada tahun 2013 menggunakan metode telah diikuti dengan pembuatan
survey dengan responden para Rencana Induk Pengembangan E-
pelanggan yang telah melakukan Government Kota Semarang dan
transaksi. Berdasarkan data tersebut, pembangunan infrastruktur yang
hasil IKM pada Badan Pelayanan Perijian interkoneksi antar SKPD dengan sistem
Terpadu (BPPT) dapat dilihat pada jaringan, serta pengembangan perangkat
Tabel 1. keras pendukungnya seperti komputer,
server, jaringan, hosting, domain dan
Tabel 1 lainnya. Pengembangan e-government
Hasil IKM untuk BPPT juga diikuti dengan pengembangan
Kota Semarang perangkat lunak untuk mendukung para
SKPD BPPT Nilai IKM Mutu birokrat dalam melaksanakan tugas
Bidang Perijinan 78,94 Baik sehari-hari.
Kesra dan Tabel 2
Lingkungan Aplikasi E-Government untuk
Bidang Perijinan 77,99 Baik Pelayanan Publik Kota Semarang
Pembangunan No Nama aplikasi Status
Bidang Perijinan 79,31 Baik 1 SIAK Aktif
Perekonomian 2 Aplikasi Pendukung SIAK Aktif
3 Aplikasi Pelayanan Aktif
Berdasarkan Tabel 1, hasil Penduduk Sementara
analisis IKM untuk pelayanan publik 4 Sistem Informasi Layanan Aktif
Publik
yang dilakukan oleh BPPT Kota
5 Sistem Informasi Aktif
Semarang menunjukkan baik dan
Puskesmas
memuaskan masyarakat. Selain itu, 6 Sistem Pencatatan Aktif
BPPT Kota Semarang sudah Pelaporan Puskesmas On
menyediakan kotak saran untuk Line
menampung ketidakpuasan atas 7 Sistem Informasi Layanan Aktif
layanan dari masyarakat. Dari 14 Jamkesmaskor
indikator pelayanan yang diteliti 8 One Stop Servis Aktif
terdapat 3 indikator dengan kategori 9 Aduan Aktif
sangat baik, yaitu : 10 SIMPBB (Sistem Informasi
Aktif
1. Bidang Perijinan Kesra dan Pajak Dan Bangunan)
Lingkungan, meliputi kemampuan 11 SIMPAD (Sistem Informasi
Aktif
petugas layanan, kenyamanan Pajak Daerah)
lingkungan, dan keamanan lingkungan. 12 SIMBPHTB (Sistem
2. Bidang Perijinan Pembangunan, Informasi Bea Perolehan
Aktif
Hak atas Tanah dan
meliputi kemampuan petugas layanan.
Bangunan)
3. Bidang Perijinan Perekonomian, Sumber : Bagian PDE Kota Semarang, Oktober
meliputi kemampuan petugas layanan, 2014.
kenyamanan lingkungan, dan
keamanan lingkungan. Untuk mendukung pelayanan
publik, Pemerintah Kota Semarang telah
43
Analisis Implementasi E-Government
untuk Pelayanan Publik di Kota Semarang (Mustafid, Aris Sugiharto)

menyiapkan perangkat keras dan 1. Perubahan budaya kerja.


perangkat lunak berupa berbagai macam 2. Perubahan p roses kerja (bisnis
aplikasi. Ketersediaan piranti perangkat proses).
lunak pendukung e-government untuk 3. SOP dan kebijakan p olitik.
pelayanan publik di Kota Semarang 4. Peraturan dan perundangan.
dapat dilihat pada Tabel 2. 5. Leadership
Evaluasi emplementasi e- Implementasi e-government untuk
government Kota Semarang yang pelayanan publik berdasarkan Inpres
berhubungan dengan pelayanan publik No. 3 Tahun 2003 memerlukan
juga menggunakan evaluasi implementasi beberapa strategi, antara lain
e-government didasarkan pada analisis membangun e-government secara
sifat transaksi dan pelayanan publik sistematik melalui tahapan yang realistik
berbasis e-government melalui domain dan sasaran yang terukur, sehingga
semarangkota.go.id. Evaluasi mudah difahami dan diikuti oleh semua
implementasi e-government tersebut pihak. Berdasarkan Inpres No. 3 Tahun
bertujuan untuk mengetahui tingkatan 2003, pengembangan dan implementasi
pada aspek pengembangan e-government e-government dapat dilaksanakan
melalui tingkatan persiapan, pematangan, melalui 4 (empat) tingkatan
pemantapan dan pemanfaatan sesuai (Sosiawan, 2008), yaitu :
dengan Inpres Nomor 3 Tahun 2003. Tingkat 1 - Persiapan, m eliputi
Implementasi e-government untuk pembuatan situs informasi disetiap
pelaksanakan pelayanan publik berarti lembaga, penyiapan sumber daya
menyelenggarakan pemerintahan Kota manusia (SDM), penyiapan sarana
Semarang dengan bantuan dan akses yang mudah misalnya warnet,
memanfaatkan teknologi informasi dan lainnya.
dan teknologi (IT). Dalam evaluasi Tingkat 2 - Pematangan, meliputi
implementasi e-government untuk pembuatan situs informasi publik
pelaksanakan pelayanan publik juga interaktif, dan pembuatan antar muka
melakukan transformasi sistem proses keterhubungan dengan lembaga lain.
kerja manual ke sistem yang berbasis Tingkat 3 - Pemantapan, meliputi
elektronik. Sesuai dengan tujuan dan pembuatan situs transaksi pelayanan
fungsi e-government, transformasi publik, dan pembuatan interoperabilitas
proses kerja dari sistem secara manual aplikasi dan data dengan lembaga lain.
seharusnya terjadi perubahan Tingkat 4 Pemanfaatan, meliputi
yang disesuaikan untuk memungkinkan pembuatan aplikasi untuk pelayanan
berjalannya sistem elektronik secara yang bersifat G2G, G2B dan G2C yang
efektif dan optimal. Namun demikian, terintegrasi. Sebagai obyek layanan,
tidak semua proses kerja dapat G2G berorientasi layanan ke intra
ditransformsi ke dalam sistem kelembagaan pemerintah daerah, G2B
elektronik mengingat sifat dan jenis berorientasi layanan dikhususkan untuk
pekerjaan yang mengharuskan kalangan bisnis dan dunia usaha,
mengunakan sistem manual. sedangkan G2C berorientasi layanan
Perubahan yang diakibatkan ditujukan untuk masyarakat umum
terjadinya transformasi sistem d a n Dalam penilaian untuk situs web e-
p r o s e s kerja dari manual ke government, unsur terpenting dari
elektronik harus diikuti juga dengan tampilan web di internet adalah isi
perubahan pengelolaan yang lebih baik, (content) dan desain yang baik serta
sehingga proses transisinya bisa menarik. Situs web harus mampu
berjalan lancar. Perubahan dalam m e n a m p i l k a n apa yang diharapkan
proses transisi dalam implementasi e- oleh pengguna. Desain web juga harus
government dapat meliputi : memenuhi persyaratan-persyaratan
44
Riptek Vol. 8, No. 2, Tahun 2014, Hal. 35 - 50

minimal untuk isi. Selain isi minimal lainnya yang berkaitan dengan informasi
pada situs web e-government yang berada dalam situs website
Pemerintah Kota Semarang (Panduan Pemerintah Kota Semarang.
Penyelengaraan Situs Web Pemda dari Aplikasi untuk mendukung
Kominfo), isi informasi lainnya yang implementasi e-government Pemerintah
disajikan pada situs web Pemerintah Kota Semarang dilakukan oleh masing-
Kota Semarang dapat diserahkan masing SKPD dengan menggunakan link
sepenuhnya kepada p enanggungjawab yang berbeda.
situs dan manajer situs web di setiap Ketersediaan link yang
SKPD, tergantung pada kondisi menghubungkan pihak Pemerintah
setempat dan kesediaan data serta Kota Semarang dengan institusi atau
informasi yang dimiliki. instansi lain berkait erat dengan
Isi informasi lainnya yang kebutuhan dan kepentingan masyarakat
disediakan oleh setiap situs web SKPD merupakan jalan utama menuju
berisi tentang informasi umum, khusus, tercapainya tahapan ketiga atau
pendidikan serta informasi perniagaan. keempat dalam pengembangan dan
Dengan demikian, implementasi e- implementasi e-government. Link
government Pemerintah Kota Semarang hubungan yang di maksud meliputi link
telah menunjukkan bahwa sebagian Government to Government (G2G),
besar SKPD memiliki motivasi guna Government to Business (G2B),
membangun good governance dalam Government to Consumers (G2C).
dunia virtual melalui penyediaan Berdasarkan pada situs web
informasi yang lengkap kepada semarangkota.go.id pada 29 Oktober
masyarakat. Namun begitu nampaknya 2014, jumlah SKPD yang ditempatkan
masih ada beberapa situs web pada pada situs web semarangkota.go.id
SKPD Pemerintah Kota Semarang yang sebanyak 18 SKPD, dengan jumlah
belum memiliki kelengkapan informasi situs web SKPD yang dapat diakses
umum dan khusus. sebanyak 16 SKPD, sedangkan 2 situs
Adanya link informasi SKPD tidak dapat diakses. Sesuai
tambahan dapat juga merupakan media Inpres No. 3 Tahun 2003,
yang tepat untuk public relations bagi pengembangan dan implementasi e-
SKPD yang bersangkutan, karena government untuk setiap situs web
dengan informasi tersebut SKPD mayoritas sudah mencapai
dimungkinkan masyarakat akan tingkat 3 atau pemantapan, sedangkan
mengetahui banyak kemajuan dan pada tingkat 4 atau pemanfaatan,
eksistensi Pemerintah Kota Semarang sebanyak 11 SKPD yang memiliki
yang akan memicu munculnya citra fasilitas untuk G2G, 3 SKPD untuk
dan opini yang positif. Selain isi G2B, dan 8 SKPD untuk G2C.
minimal dan isi kelengkapan Sebagian besar situs web pada
penempatan jumlah link informasi juga setiap SKPD Kota Semarang telah
menjadi pertimbangan dalam tampilan menyediakan hubungan link antara
situs web Pemerintah Kota Semarang. Pemerintah Kota Semarang dengan
Jumlah link informasi merujuk pada masyarakat sebagai obyek
kelengkapan informasi yang tidak pemerintahan, pihak institusi yang
menumpuk pada halaman muka bergerak dalam bidang bisnis, serta
(homepage) namun disebarkan melalui pihak pemerintah daerah lainnya.
situs yang dimiliki. Semakin banyak link, Namun hubungan tersebut masih
maka akan menunjukkan bahwa berbentuk link ke institusi yang masih
informasi yang tersedia semakin dalam lingkup internal Pemerintah
lengkap, dan juga tingkatan link dapat Kota Semarang dan hubungan vertikal
merujuk pada kemudahan bagi ke Pemerintah Pusat. Belum dijumpai
pengunjung untuk memasuki website situs website Kota Semarang
45
Analisis Implementasi E-Government
untuk Pelayanan Publik di Kota Semarang (Mustafid, Aris Sugiharto)

membuat hubungan ke pemerintah fungsionalitas, sehingga memungkinkan


daerah lainnya. untuk saling berbagi informasi di dalam
Ketersediaan umpan balik melalui lembaga/ unit maupun diluar lembaga/
e-mail atau short messages service (SMS) unit. Sistem ini juga melibatkan berbagai
kepada pihak Pemerintah Kota fungsional di dalam Pemerintah Kota,
Semarang dari masyarakat yang maupun hubungan Pemerintah Kota
ditujukan kepada pejabat di lingkungan dengan dengan pihak luar seperti dalam
Pemerintah Kota Semarang G2G, G2B maupun G2C.
merupakan penyediaan sarana untuk Untuk mengintegrasikan sistem
menyampaikan suatu permintaan atau informasi yang ada di Pemerintah Kota
keterangan serta aspirasi. H a l i n i Semarang dapat menggunakan
bertujuan agar proses umpan balik dari pendekatan bahwa integrasi sistem
masyarakat berkaitan dengan keluhan, informasi dapat dipandang sebagai
saran atau permohonan dapat langsung integrasi lapisan (layer) yang proses
diterima atau di monitor oleh pejabat integrasinya dapat dilakukan sesuai
yang terkait. arsitektur berikut (Juric, dkk, 2007).
1. Integrasi data. Integrasi ini
Pengembangan E-Government memusatkan adanya perpindahan
untuk Pelayanan Publik data pada antar aplikasi dengan
Implementasi e-government tujuan membagi data yang sama
Pemerintah Kota Semarang sebenarnya kepada beberapa aplikasi yang
sudah komplet dan maju. Sebagai salah berbeda. Integrasi pada level ini
satu yang menjadi parameter adalah merupakan titik awal dari proses
telah banyak aplikasi dan sitem integrasi. Dari sudut pandang teknis,
informasi yang menunjang pelaksanaan integrasi data relatif sederhana dan
tugas kantor maupun pelayanan kepada tidak memerlukan adanya perubahan
masyarakat yang dikelompokkan aplikasi. Masalah yang muncul adalah
menjadi tiga sistem aplikasi besar, yaitu adanya kompleksitas dan jumlah basis
penyelenggaraan pemerintahan, layanan data.
publik dan perijinan, sebagaimana pada 2. Integrasi aplikasi. Integrasi pada level
situs web semarangkota.go.id. Namun aplikasi menitikberatkan pada sharing
yang menjadi masalah sistem informasi fungsionalitas logika bisnis. Integrasi
tersebut dimanfaatkan oleh sejumlah aplikasi dapat dilakukan dengan
unit kerja sesuai dengan bidang tugasnya menggunakan APIs (Application
masing-masing. Seandainya data dan Programming Interfaces).
aplikasi-aplikasi tersebut saling 3. Integrasi proses bisnis. Integrasi
terhubung atau terintergrasi dengan proses bisnis memungkinkan
semua unit di SKPD, maka akan menjadi dukungan proses bisnis dalam
sangat powerfull dalam pelaksanaan enterprise di mana solusi yang ada
kegiatan administratif maupun layanan merupakan bagian dari langkah
publik berbasis e-government. proses bisnis. Integrasi ini
Untuk mengatasi adanya mengekspose fungsionalitas sebagai
kelemahan dalam pengelolaan e- abstraksi dari metode bisnis melalui
government untuk pelayanan publik, antar muka (interface).
diperlukan adanya sistem informasi 4. Integrasi presentasi. Integrasi
terintegrasi atau Enterprise Integration presentasi menghasilkan sistem
(EI), sebagai konsep untuk membuat terintegrasi yang menyediakan lapisan
setiap aplikasi yang bekerja pada presentasi yang menyatu dimana
berbagai platform berbeda dapat bekerja pengguna akan dapat mengakses
sama, dan berhubungan guna fungsionalitas dari sistem terintegrasi.
menghasilkan suatu kesatuan
46
Riptek Vol. 8, No. 2, Tahun 2014, Hal. 35 - 50

5. Integrasi B2B. Saat ini integrasi tugas-tugas pokok pemerintah Kota, di


aplikasi dalam Pemerintah Kota mana di dalamnya suatu SKPD bisa
Semarang memerlukan banyak faktor bertugas melayani masyarakat ataupun
sesuai dengan kebutuhan. Terdapat melayani sesama SKPD. Karena itulah
kebutuhan yang memungkinkan perencanaan strategi TI juga
integrasi antar instansi yang sering membutuhkan keterlibatan SKPD lain.
diacu sebagai Business to Business Kondisi saat ini di Kota Semarang dalam
(B2B) dimana syarat yang harus pengelolaan e-government belum tampak
dipenuhi untuk B2B yang efisien adanya integrasi antar SKPD. Hal ini
adalah sebuah sistem informasi akan mempengaruhi kewenangannya
enterprise yang terintegrasi pada dalam menjalankan tugas-tugasnya.
level proses bisnis. Strategi TI merupakan bentuk
6. Integrasi sistem pelaporan. Integrasi pengkoordinasian di bidang
sistem pelaporan merupakan bagian perencanaan. Sekretariat Daerah
yang sangat penting dalam proses (Setda) dan Bappeda dapat membentuk
integrasi. Sistem pelaporan ada pada tim yang bisa sebagai Government Chief
setiap SKPD atau unit pelayanan, of Information Officer yang terdiri dari
misalnya sistem kependudukan sejumlah kepala SKPD yang paling
sampai dengan tingkat kelurahan. banyak berkepentingan dengan
Pemerintah Kota Semarang informasi, baik yang menggunakan
sebagai kota pemerintahan memiliki ataupun yang menyediakan informasi
program-program kerja untuk tersebut. Bappeda dapat menganalisis
merealisasikan visi dan misi Pemerintah berdasarkan pekerjaan masing-masing,
Kota Semarang sebagaimana yang sudah SKPD mana saja yang paling
ditetapkan. Program-program kerja ini berkepentingan dengan data. Misalnya
dijalankan oleh berbagai SKPD yang Kepala Kantor Badan Pelayanan
memiliki tugas dan fungsi yang berbeda- Perizinan Terpadu (BPPT) Kota
beda. Namun, kerja SKPD ini harus Semarang menjadi salah satu anggota
selaras satu sama lain agar visi dan misi Government Chief of Information Officer,
Pemerintah Kota Semarang bisa karena data yang bisa dikumpulkan dari
diwujudkan. Untuk menyelaraskan ini kegiatan perijinan bisa dimanfaatkan
diperlukan koordinasi dan informasi. oleh SKPD lain. Bahkan SKPD lain juga
Koordinasi mengatur kerjasama dan bisa turut mengusulkan butir-butir data
pembagian kerja, sedangkan informasi apa saja yang bisa ditambahkan untuk
diperlukan agar program pembangunan diisi oleh masyarakat yang mengajukan
yang dijalankan bisa tepat sasaran. ijin. Kepala dari beberapa SKPD, seperti
Pertukaran data dan informasi juga Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan,
diperlukan untuk memantau jalannya Pemuda dan Olahraga perlu turut serta
dan tingkat keberhasilan program- karena program-program kerja mereka
program pembangunan. Pemberbagian jadi prioritas kebijakan Pemerintah Kota
informasi (information sharing) akan bisa Semarang. Selain itu Kepala
dilakukan lebih cepat dan berjangkauan Dishubkominfo harus turut serta untuk
luas bila suatu organisasi memanfaatkan memberikan masukan potensi-potensi
TI. teknologi informasi yang bisa
Pentingnya data dan informasi dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota
dalam perencanaan dan pelaksanaan Semarang.
pembangunan membuat Pemerintah Government Chief of Information
Kota Semarang membutuhkan strategi Officer memiliki peran sebagai berikut:
TI yang terencana dengan baik. 1. Menciptakan sinergi yang optimal
Pemanfaatan TI yang optimal antara proses-proses pelayanan
membutuhkan koordinasi lintas-SKPD, publik dan administrasi pemerintahan
karena TI digunakan untuk mendukung
47
Analisis Implementasi E-Government
untuk Pelayanan Publik di Kota Semarang (Mustafid, Aris Sugiharto)

dengan sistem-sistem informasi dan menjalankan tugas dan fungsinya, dan


aplikasi komputer yang ada. sejumlah unit kerja lebih mengarah
2. Merumuskan visi TI yang diselaraskan sesuai dengan bidang tugasnya masing-
dengan visi dan tujuan organisasi masing.
3. Mengkomunikasikannya ke seluruh Untuk meningkatkan pengelolaan
stakeholders e-government dalam rangka peningkatan
4. Merencanakan dan menyiapkan kinerja pelayanan publik di Pemerintah
rancangan tatakelola TI (IT Kota Semarang, disarankan
governance) yang akan menjadi basis menggunakan integrasi sistem informasi
bagi manajemen aktivitas-aktivitas dan adanya kelembagaan yang secara
berbasis TI khusus mengelola e-government. Untuk
5. Menjamin optimalitas pemanfaatan TI dapat melakukan integrasi sistem
di organisasi informasi dalam pengelolaan e-
Hasil keputusan dari Government government, perlu adanya perubahan
Chief of Information Officer ini bisa kelembagaan dalam SKPD yang dapat
menjadi dasar pengembangan dan mengkoordinasikan pengelolaan e-
implementasi e-goverment dalam government pada semua SKPD.
kerangka sistem informasi, dan Perubahan kelembagaan dalam
penentuan siapa yang harus pengelolaan e-government untuk
menyediakan data informasi. Dengan pelayanan publik, diberikan dua
demikian bisa dihindari adanya tumpang alternatif sebagai bahan pertimbangan.
tindih penyediaan data, sehingga untuk Pertama kelembagaan SKPD dalam
data tertentu cukup satu SKPD saja bentuk dinas atau badan yang berperan
yang menyediakan, sedangkan yang lain dalam penyusunan perencanaan dan
tinggal memanfaatkannya. Jika ada operasional strategi TIK, dan yang
kekurangan dalam hal data bisa diajukan kedua adalah menjadi bagian dari dinas
ke Government Chief of Information atau badan yang sudah ada suatu SKPD.
Officer untuk mengatasinya. Dengan memperhatikan beban fungsi
Berdasarakan struktur dari CIO secara koordinasi antar SKPD dan kerja yang
nasional, pada tingkat Pemerintah Kota akan diemban, serta berdasarkan
perlu ditunjuk CIO pada masing-masing pedoman struktur organisasi dari
SKPD yang akan membentuk Federasi Detiknas, maka disarankan agar semua
CIO Kota Semarang yang dipimpin oleh bidang atau unit kerja TIK di bawah
salah satu Kepala SKPD. SKPD Dishubkominfo, sedangkan Unit
PDE, Unit Hubungan Masyarakat
Kesimpulan (Humas) dan Unit Sandi &
Implementasi e-government untuk Telekonunikasi (Santel) dapat melebur
pelayanan publik di Pemerintah Kota menjadi bidang di bawah SKPD
Semarang menggunakan situs Dishubkominfo (atau nama lain) Kota
semarangkota.go.id sudah baik dan Semarang.
maju. Salah satu parameternya adalah
telah banyak aplikasi dan sitem Ucapan Terima Kasih
informasi yang sesuai untuk menunjang Penelitian ini dilakukan
pelaksanaan tugas kantor maupun berdasarkan kerjasama antara Bidang
pelayanan kepada masyarakat melalui Penelitian dan Pengembangan Bappeda
situs semarang.go.id. Kondisi sekarang Kota Semarang dengan Fakultas Sains
pengelolaan e-government untuk dan Matematika Universitas
pelayanan publik masih belum maksimal Diponegoro Semarang tahun 2014,
karena belum adanya unit kerja yang berdasarkan Nota Kesepahaman
mengkoordinasikan untuk setiap SKPD Nomor 415.42/ 19 07/H7.P/KS/2009
dalam pengelolaan e-government untuk
48
Riptek Vol. 8, No. 2, Tahun 2014, Hal. 35 - 50

tanggal 12 Mei 2009. Peneliti


mengucapkan terima kasih kepada : Raharjo, B. 2001. Membangun E-
1. Wali Kota Semarang dan Kepala Government. Bandung : ITB.
Bappeda Kota Semarang yang telah
memberikan dana kegiatan penelitain Sosiawan, E. A. 2008. Evaluasi
melalui Bidang Penelitian dan Implementasi E-Government pada
Pengembangan Bappeda Kota Situs Web Pemerintah Daerah di
Semarang tahun 2014. Indonesia : Perpektif Content dan
2. Dekan Fakultas Sains dan Matematika Manajemen.
Universitas Diponegoro yang telah http://edw.dosen.upnyk.ac.id.
memberikan ijin dan dorongan.
3. Bagian PDE dan BPPT Kota Semarang Utomo, S. D. 2008. Penanganan
yang telah membantu penelitian ini. Pengaduan Masyarakat Mengenai
4. Dan pihak-pihak lain yang telah Pelayanan Publik. Jurnal Ilmu
memberikan saran dan masukan selama Administrasi dan Organisasi, Bisnis
penelitian ini.
dan Birokrasi. 15 (3).
DAFTAR PUSTAKA

Dwiyanto, A. 2006. Mewujudkan Good


Governance: Melalui Pelayanan
Publik. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.

Faizah, N. & Sensuse D. I. 2009. Faktor-


Faktor Sukses Implementasi E-
Government di Empat Kabupaten di
Indonesia. Digital Information &
System Conference.

Fitriansyah, A., H. Budiarto, dan J.


Santoso. 2013. Metode
Pemeringkatan E-Government
Indonesia (PEGI) Untuk Audit Tata
Kelola Teknologi Informasi. Seminar
Nasional Sistem Informasi
Indonesia. 2-4 Desember.

Junaidi. 2011. Dukungan E-Government


dalam Upaya Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik di Era Otonomi
Daerah : Kasus Best Practices dari
Sejumlah Daerah di Indonesia.
Proceeding Simposium Nasioal
Otonomi Daerah. Lab-ANE FISIP
Untirta.

Juric, M.B., R. Loganathan, P. Sarang,


dan F. Jennings. 2007. SOA
Approach to Integration.
Birmingham, B27 6PA, UK : Packt
Publishing.

49
Analisis Implementasi E-Government
untuk Pelayanan Publik di Kota Semarang (Mustafid, Aris Sugiharto)

50

You might also like