You are on page 1of 12

Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No.

2
bidang
HUMANIORA

ANALISIS PENENTUAN SEGMEN, TARGET, DAN POSISI PASAR HOME CARE


DI RUMAH SAKIT AL-ISLAM BANDUNG

Dadang Munandar

Home care is one of the care alternatives that can be developed in the future
as the effort to give the holistic care on the patient. Home care RSAI intends
to be developed as the superior product. Strategy that can be used to devel-
oped RSAI HC is STP (Segmenting, Targeting, and Positioning Strategy).
This research uses demographic, geographic, and psycographyc factor seg-
mentation on the customer and RSAI HC potential market. Those segmen-
tation result is determined as the data target market determination, and
there is market positioning determination.
This research design is qualitative that supported by quantitative. Analytical
descriptive uses primary data on 100 potential market respondent and also
interview with sources of hospital and patient. It also completed by secon-
dary data which came from RSAI, RSAI HC, Dinkes Kota Bandung, BPPS Kota
Bandung, and the other relative institutions.
Segmentation that being delivered majorly by RSAI HC customers who are
more than 60 years old; male; housewife; more than 1-2,5 million rupiahs
revenue; moslem; coming from Kecamatan Margacinta; occupying VIP room;
having good perception on HC services and also on friendly, polite and com-
petent nurses; getting clear information and useful HC services; paying HC
cost by themselves; choosing HC services; time and cost saving; not being
difficult to go to the hospital; want good services and reached cost.
The potential market segmentation are more than 60 years old; female; high
school education level; housewife; more than 1-2,5 million rupiahs revenue;
moslem; coming from Kecamatan Margacinta; occupying second class room;
coming by themselves; paying by themselevs; need for HC; agree with HC
advantages; choosing HC and want good HC services.
Segmenattion produces patients who are more than 60 years old; coming
from middle up level; having degenerative illness; moslem; coming from East
Bandung, and want good care. The market target pattern that determined
through CDMG with the marketing division is Selective Specialization Pat-
tern. The positioning that being produced as the position is Islamic Home
Care Service.

Key word: Market Segmenting, Targeting, and Positioning Determination

PENDAHULUAN kan oleh penyakit kardiovaskuler (25,6%)


(cybermed.cbn.net.id) dan SKRT tahun
Latar Belakang Penelitian 2002 menyebutkan bahwa penyakit
kanker saat ini menjadi penyebab kema-
Survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tian ke-6 di Indonesia (www.depkes.go.id).
tahun 2001, menunjukkan bahwa dari Menurut pengamatan WHO selama 10
100 kematian, 25 diantaranya disebab- tahun terakhir jumlah penderita hipertensi

H a l a ma n 233
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2 Dadang Munandar

yang dirawat di berbagai rumah sakit di Se- pital Home Care (HHC). Ditambahkannya
marang meningkat lebih dari 10 kali lipat pula bahwa melalui upaya ini RS akan me-
(www.depkes.go.id). Lain lagi dengan stroke maksimalkan bentuk pelayanan sampai ke
yang menjadi penyebab kematian pertama tingkat perifer yaitu rumah pasien.
di rumah sakit sejak 1996 hingga 1999
(www.suaramerdeka.com), menjadi pem- Trisnantoro (2005) juga menyetujui adanya
bunuh nomor tiga di Indonesia setelah pen- HC yang diselenggarakan oleh RS seperti
yakit infeksi dan jantung koroner dan sekitar yang diutarakannya, .Sebenarnya sangat
28,5 persennya meninggal dunia menyenangkan kalau RS mempunyai bagian
(www.sinarharapan.co.id), serta sisanya yang mengurusi pasien-pasien yang harus
cacat ringan maupun berat (yastroki.or.id). mendapat home care. Dengan adanya
kelompok kerja ini maka keluarga pasien
Namun, sekarang ini masa rawat inap bisa berhubungan dengan manajer RS dan mem-
dikelola menjadi semakin pendek karena persiapkan paket perawatan di rumah se-
selain akan mengurangi beban pasien, juga cara menyeluruh. Hal ini dapat menghemat
akan meningkatkan efisiensi kepada RS. pengeluaran, dan keluarga pasien tidak
Penelitian Lewin (1991) yang dikutip dari terlalu berat menyiapkan segala
Suharyati (1998), menyimpulkan bahwa: sesuatunya.
Using home care in combination with in-
patient treatment is less costly in all cases Semakin jelas kiranya bahwa perawatan
than simply using inpatient treatment. yang berbasis rumah merupakan alternatif
When the cost benefit analysis includes a terbaik yang dapat dikembangkan untuk
quality of life factor, combination inpa- merawat pasien yang memerlukan perawa-
tient/home therapy has even greater sav- tan lama karena terbukti banyak memberi-
ing. kan manfaat baik bagi pasien maupun RS.
Beberapa rumah sakit di Jakarta ada yang
Permasalahan yang terjadi adalah tidak sudah menyediakan pelayanan HC secara
siapnya keluarga untuk merawat pasien resmi dan ada diantaranya yang proaktif
karena ketidaktahuan, ketidakmampuan dalam mengenalkan HC ini pada masyara-
atau ketidakmauan mereka untuk merawat kat baik melalui penyediaan leaflet HC di RS
pasien di rumah setelah pulang dari rumah maupun pembuatan situs HC di internet.
sakit. Begitu pula di kota Bandung ada RS yang
sudah secara formal menyediakan pelaya-
Menyikapi kondisi ini maka perawatan nan HC, salah satunya RS Al-Islam Bandung
pasien di rumah dengan bantuan perawat (RSAI).
atau tenaga kesehatan lain menjadi alter-
natif yang terbaik. Seperti yang diutarakan Secara geografis RSAI yang terletak di
Achmad Sujudi sewaktu masih menjabat wilayah Bandung Timur memiliki posisi yang
sebagai Menkes, bahwa para lansia yang sangat strategis karena secara kewilayahan
terpaksa harus tinggal di rumah karena le- merupakan daerah yang akan
mah atau pasca perawatan dan membu- dikembangkan sebagai perkotaan. Sebagai
tuhkan perawatan kesehatan dapat dibantu RS swasta for profit yang tentu saja tidak
dengan "Perawatan Kesehatan Usia Lanjut meninggalkan unsur not for profit-nya, RSAI
di rumah" yang biasa dikenal dengan Home harus berkompetisi dengan RS lainnya yang
Care (HC) (www.depkes.go.id). Hal senada semakin menjamur di kota Bandung. Saat
juga disampaikan oleh Mamat Lukman ini RSAI masih menjadi market leader di
(2004), bahwa RS tidak saja memberikan Bandung Timur tetapi di masa mendatang
pelayanan yang bersifat kuratif namun juga akan bermunculan juga RS baru yang siap
bisa memberikan pelayanan yang kompre- bekompetisi. Kompetisi yang terjadi akan
hensif (promotif, preventif, dan rehabilitatif) semakin keras baik dengan RS swasta
kepada pasien yaitu dengan program Hos- sendiri atau juga dengan RS milik

H a l a m a n 234
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2

pemerintah. Bahkan tidak menutup


kemungkinan kompetisi akan terjadi dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA
RS asing yang berada di kota Bandung
karena persaingan global akan semakin Banyak organisasi yang memanfaatkan
terbuka lebar. Dengan banyaknya pesaing pemasaran sasaran yaitu dengan
dan semakin mudahnya akses ke RS maka membedakan segmen-segmen pasar
konsumen memiliki posisi tawar yang lebih utama, membidik satu atau dua segmen itu,
tinggi. Mereka bebas memilih RS yang dan mengembangkan produk serta program
mampu memberikan pelayanan yang pemasaran yang dirancang khusus bagi
memuaskan, profesional, dengan biaya masing-masing segmen. Pemasaran
yang rasional. Oleh karena itu, RSAI harus sasaran dilakukan dengan tiga langkah
punya competitive advantage dalam hal utama seperti yang ditunjukkan dalam
pelayanan yang bisa dibedakan dari gambar 2.1.
kompetitornya.
Segmentasi Penentuan Penetapan
Home Care RSAI didirikan tidak semata- Pasar Target Posisi
mata hanya untuk memuaskan pelanggan Pasar Pasar
Mengidentifi-
melalui upaya pengobatan dan perawatan kasi dasar 3.Mengemba 5.Mengembangk
ng- kan an posisi untuk
secara optimal dan profesional di rumah -dasar
untuk daya tarik segmen yang
pasien, tetapi tentu saja diharapkan bisa segmenta- masing- ditargetkan
si pasar masing
memberi kontribusi positif terhadap RS. segmen 6.Mengembangk
an bauran
Kontribusi yang diharapkan bukan hanya
pendapatan tetapi yang lebih penting
adalah dapat mempertahankan atau dapat
menarik pelanggan baru RS. Seperti yang Gambar 2.1.
diutarakan Kepala Urusan HC RSAI bahwa Segmentasi, Penentuan Target, dan Peneta-
dengan pelayanan HC ini bisa mengikat dan pan Posisi Pasar
juga menarik pelanggan baru. Sumber: Kotler , P. & Armstrong, G., Princi-
ples of Marketing, Eleventh Edition, Pearson
Rumusan Masalah Prentice Hall International, Inc. New Jersey,
1. 1.Berdasarkan latar belakang p.183, 2006
penelitian di atas, maka dapat
dirumuskan masalahnya sebagai 2.1 SEGMENTASI PASAR (SEGMENTING)
berikut:
2. Bagaimana gambaran segmen Segmentasi pasar adalah suatu proses me-
pelanggan HC RSAI ditinjau dari nempatkan konsumen ke dalam subkelom-
faktor demografi (umur, jenis pok yang memiliki respons yang sama terha-
kelamin, pekerjaan, penghasilan, dan dap suatu program pemasaran
agama), geografi (daerah tempat (Cravens,1997).Menurut Rambat Lupiyoadi
tinggal), dan psikografi (persepsi dan (2001), segmentasi pasar adalah membagi
preferensi) pasar menjadi kelompok pembeli yang dibe-
3. Bagaimana gambaran segmen pasar dakan menurut kebutuhan, karakteristik,
potensial HC RSAI ditinjau dari faktor atau tingkah laku, yang mungkin membu-
demografi (umur, jenis kelamin, tuhkan produk yang berbeda. Sedangkan
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, Swastha (1997), segmentasi pasar adalah
dan agama), geografi (daerah tempat kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat
tinggal), dan psikografi (persepsi dan heterogen dari suatu produk ke dalam
preferensi) satuan-satuan pasar yang bersifat ho-
4. Bagaimana target pasar HC RSAI mogen. Berdasarkan definisi diatas, seg-
yang paling sesuai bagi mentasi pasar dapat diartikan sebagai
pengembangan HC ke depan proses membagi pasar yang beterogen ke

H a l a ma n 235
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2 Dadang Munandar

dalam kelompok-kelompok yang lebih ho- menanggung resiko yang terlalu besar.
mogen, yang memiliki kesamaan kebutuhan 2. Potensi penjualan
atau karakteristik dan respons terhadap Potensi penjualan harus cukup luas.
program pemasaran. Semakin besar pasar sasaran, semakin
besar nilainya. Besarnya bukan hanya
2.Dasar Segmentasi Pasar ditentukan oleh jumlah populasi tapi juga
Ada beberapa variabel yang dapat diguna- daya beli dan keinginan pasar untuk
kan sebagai dasar segmentasi, namun se- memiliki produk tersebut.
cara garis besar mengikuti kategori yang 3. Pertumbuhan yang memadai
dipelopori oleh Kotler sebagai bapak pema- Pasar tidak dapat dengan segera
saran: bereaksi. Pasar tumbuh perlahan-lahan
1. Geografis: Suatu aktivitas pemasaran sampai akhirnya meluncur dengan cepat
yang dilakukan dengan membagi--bagi dan mencapai titik pendewasaan.
pasar dalam beberapa unit geografis 4. Jangkauan media
yang berbeda-beda seperti daerah, popu- Pasar sasaran dapat dicapai dengan
lasi, kepadatan dan iklim. optimal kalau pemasar tepat memilih
2. Demografis: Suatu aktivitas pemasaran media untuk mempromosikan dan
yang dilakukan dengan membagi-bagi memperkenalkan produknya.
pasar dalam beberapa grup dengan basis
-basis variabel seperti usia, jenis kelamin, Menurut Bradley yang dikutip dari Setiadi
penghasilan, pekerjaan, pendidikan, (2003), dalam memilih pasar sasaran mana
ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, yang akan diambil ada faktor-faktor yang
agama, ras, generasi, kewarganegaraan, perlu diperhatikan yaitu:
dan kelas sosial. 1. Sumber daya organisasi
3. Psikografis: Suatu aktivitas pemasaran Dalam memilih segmen maka perlu
yang dilakukan dengan membagi kon- diperhatikan sumber daya yang ada
sumen atas beberapa grup yang berbeda karena semakin banyak segmen yang
-beda dengan basis variabel gaya hidup dipilih maka biaya yang dibutuhkan akan
dan kepribadian. semakin banyak. Pemasaran terpusat
4. Perilaku: Suatu aktivitas pemasaran yang akan menjadi pilihan organisasi kecil
dilakukan dengan membagi konsumen yaitu dengan cara mengarahkan pema-
atas grup-grup yang berbeda dengan ba- saran pada segmen-segmen yang kecil,
sis variabel seperti status pengguna, ke- unik, dan kurang mendapatkan perhatian
setiaan merek, tingkat penggunaan, man- pesaing besar yang dinamakan juga se-
faat yang dicari, kesempatan peng- bagai market niche.
gunaan, kesiapan membeli dan sikap 2. Tipe produk
terhadap produk. Ada produk yang disebut high-
differentiated product maka strategi yang
2.2 Kriteria Memilih Target Pasar digunakan bisa differentiated atau con-
Setelah segmen pasar dievaluasi, langkah centrated marketing karena pada produk
selanjutnya yaitu memilih segmen yang tersebut mudah diciptakan keunikan
akan dijadikan target atau pasar sasaran. yang membedakannya dari produk lain.
Dalam memilih pasar sasaran yang optimal, Ada juga yang low differentiated product,
perlu diperhatikan beberapa kriteria berikut: maka strategi yang dipilih yaitu undiffer-
1. Responsif entiated marketing karena pada produk
Pasar sasaran harus responsif terhadap jenis ini sulit diciptakan keunikan-
produk atau program-program keunikan.
pemasaran yang dikembangkan. 3. Tahap dalam daur hidup produk
Langkah ini harus dimulai dengan studi Produk memiliki siklus, yang dimulai den-
segmentasi yang jelas karena tanpa gan tahap perkenalan pasar, pertumbu-
pasar sasaran yang jelas produsen han, dewasa, dan menurun. Pada masa

H a l a m a n 236
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2

perkenalan, dapat diterapkan pemasaran posisi banyak mengedepankan unsur


serba sama. Pada masa pertumbuhan komunikasi dan merupakan strategi
produk semakin dapat diterima dan komunikasi. Produk barang
pasar mulai menginginkan variasi pro- dikomunikasikan lewat atribut yang dimiliki
duk, maka dapat diterapkan pemasaran barang tersebut dan produk jasa
serba aneka. Pada masa dewasa per- dikomunikasikan seputar karakteristik jasa.
saingan sudah mencapai titik maksimal
dan seluruh segmen sudah terisi, maka Penetapan posisi produk adalah tempat
organisasi mulai mencari segmen- produk yang berbeda, jelas dan memiliki
segmen yang belum dilayani secara mak- nilai lebih secara relatif dibandingkan
simal oleh pesaing sehingga pemasaran dengan produk pesaing di benak konsumen
dapat diterapkan pemasaran terkonsen- (Setiadi, 2003). Penetapan posisi bukanlah
trasi. Pada masa penurunan, organisasi hanya menyangkut apa yang dilakukan
perlu membatasi investasi, memperkecil terhadap produk tetapi apa yang kita
biaya pemasaran serta memusatkan lakukan terhadap pikiran/benak konsumen
sumber daya pada produk dan segmen seperti yang diungkapkan oleh Al Ries dan
yang lebih menguntungkan dan pema- Trout yang dikutip dari Lupiyoadi (2001).
saran terkonsentrasi yang sesuai untuk Strategi ini sangat berhubungan dengan
diterapkan. bagaimana konsumen menempatkan
4. Strategi pesaing dan strategi bersaing produk organisasi dalam ingatan mereka,
organisasi sehingga calon konsumen yang ditargetkan
Untuk memilih strategi mana yang akan dan segmen yang dipilih memiliki penilaian
diterapkan oleh organisasi, maka perlu tertentu dan mengidentifikasikan dirinya
memperhatikan juga strategi yang dengan produk tersebut.
diterapkan oleh pesaing dan strategi
bersaing yang dipilih organisasi. Pilihan Organisasi menggunakan berbagai dasar
strateginya bisa berhadapan langsung dalam penetapan posisi, meliputi: atribut,
atau menghindar. Kalau berhadapan harga dan kualitas, pemakaian atau
langsung, maka organisasi akan memilih aplikasi, pemakaian produk, kelas produk,
segmen yang dimasuki oleh pesaing. dan pesaing.
Sedangkan kalau menganut strategi
menghindar, maka organisasi memasuki Ada beberapa yang harus diperhatikan
segmen yang belum dimasuki oleh berhubungan dengan proses penetapan
pesaing. posisi (Kasali, 1999):
1. Penetapan posisi adalah strategi
2.3 Penetapan Posisi Pasar (Positioning) komunikasi
Penetapan posisi adalah tindakan 2. Bersifat dinamis
merancang tawaran dan citra organisasi 3. Penetapan posisi berhubungan
sehingga menempati suatu posisi yang dengan atribut-atribut produk
terbedakan (diantara pesaing) di dalam 4. Atribut produk yang dipilih harus unik
benak pelanggan sasarannya. Kotler 5. Penetapan posisi harus memberi arti
memandang posisi sebagai suatu latihan dan arti ini harus penting bagi
kreatif yang dilakukan terhadap produk konsumen
yang ada. Penetapan posisi dimulai dengan 6. Penetapan posisi harus diungkapkan
produk, suatu barang, jasa, organisasi, dalam bentuk suatu pernyataan
lembaga, atau bahkan orang.
III. METODE PENELITIAN
Tujuan penetapan posisi adalah untuk
membedakan persepsi organisasi berikut Desain Penelitian
produk dan jasanya dari pesaing (Lupiyoadi, Penelitian ini bersifat deskriptif analitik
2001). Dikatakan pula bahwa penetapan dengan menggunakan pendekatan kualitatif

H a l a ma n 237
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2 Dadang Munandar

dan dilengkapi dengan kuantitatif. Metode Populasi penelitian ini adalah semua pasien
penelitian deskriptif adalah suatu metode yang berkunjung ke pelayanan RJ dan RI
penelitian yang dilakukan dengan tujuan RSAI. Sedangkan sampel yang diambil data-
utama untuk membuat gambaran atau nya untuk penelitian adalah pasien yang
deskripsi tentang suatu keadaan secara sedang antri di ruang tunggu klinik RJ dan
objektif (Notoatmodjo, 2002). Adapun pasien RI di semua ruang perawatan. Krite-
penelitian ini bertujuan untuk ria sampel yaitu pasien yang sedang bero-
menggambarkan segmen, target, dan posisi bat atau dirawat dengan kasus penyakit
pasar HC di RSAI dengan terlebih dahulu yang berpotensi mendapatkan layanan HC.
menganalisis segmen pelanggan HC RSAI, Jumlah sampel sebanyak 97 orang
menganalisis pasar potensial HC, dan responden dan untuk menghindari data
kemudian diikuti dengan penentuan target yang tidak terpakai maka diambil 100 orang
dan posisi yang akan ditanamkan di benak sampel.
pelanggan.
Instrumen Data Kualitatif
Pendekatan kualitatif digunakan untuk Pengumpulan data kualitatif dilakukan
memperoleh informasi yang lebih kepada para informan dengan
mendalam dengan cara wawancara menggunakan pedoman wawancara sesuai
langsung kepada para informan dan telaah dengan tujuan penelitian. Agar memperoleh
dokumen. Sedangkan pendekatan informasi yang valid dan reliabel digunakan
kuantitatif dilakukan dengan cara alat bantu perekam suara dan ditambah
penyebaran kuesioner kepada pasien RI dengan pencatatan.
dan pasien RJ yang berkunjung ke RSAI
untuk memperoleh gambaran karakteristik Selain itu, untuk memperoleh informasi
segmen pasar potensial HC RSAI. tambahan peneliti juga melakukan
observasi pada saat mengikuti home visite
Teknik Pengumpulan Data ke rumah pasien. Data-data lainnya
Pengumpulan data melalui data primer dan didapatkan melalui telaah dokumen dan
data sekunder. Data primer diperoleh snowball sampling.
dengan indepth interview (wawancara
mendalam) kepada para informan dan Instrumen Data Kuantitatif
penyebaran kuesioner kepada pasien RJ Pengumpulan data kuantitatif dilakukan
dan pasien RI. Data sekunder melalui telaah pada pengunjung RJ dan RI dengan
dokumen RSAI, HC RSAI, Dinkes Kota menggunakan kuesioner yang dirancang
Bandung, BPPS Kota Bandung, dan untuk mendapatkan informasi tentang
dokumen terkait lainnya. karakteristik responden pasar potensial HC
yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Informan dan Sampel Penelitian Kuesioner berupa pertanyaan tertutup dan
Pemilihan informan berdasarkan kriteria terbuka.
kesesuaian dan kecukupan. Informan
penelitian ini terdiri dari: Sebelum pengumpulan data dilakukan,
1. Kepala Bagian/Kasie Marketing RSAI terlebih dahulu kuesionernya diujicobakan
2. Kepala/Wakil Kepala Instalasi RI dan pada pasien atau keluarga yang sedang
HC RSAI berobat di klinik atau dirawat inap di ruang
3. Kepala Urusan HC perawatan RSAI. Tujuan dari uji coba ini
4. Perawat pelaksana dan petugas ad- adalah untuk melihat apakah pertanyaan
ministrasi HC yang terdapat dalam kuesioner dapat
5. Pelanggan HC yang menerima dimengerti/dipahami responden atau tidak.
pelayanan HC (3 orang) Jika ada pertanyaan yang tidak dapat
dipahami responden maka pertanyaan
Populasi dan Sampel Data Kuantitatif tersebut diperbaiki, atau kalau pertanyaan

H a l a m a n 238
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2

tersebut tidak dimengerti dan kurang segmen pasar HC berdasarkan faktor demo-
berhubungan dengan penelitian maka grafi, geografi, dan psikografi.
pertanyaannya dapat dihilangkan.
Analisis data kuantitatif dilakukan dengan
Pengolahan dan Analisis Data cara analisis univariat terhadap seluruh va-
Pengolahan data kualitatif dilakukan riabel untuk melihat distribusi frekwensi dan
dengan cara: deskripsi dari masing-masing variabel, meli-
1. Data yang didapatkan dari informan puti faktor demografi (umur, jenis kelamin,
berupa rekaman suara yang pendidikan, pekerjaan, penghasilan), geo-
(ditambah dengan pencatatan grafi (daerah tempat tinggal), dan psikografi
tentang hal-hal penting sewaktu (persepsi dan preferensi).
wawancara), dibuat menjadi tulisan
wawancara. IV. HASIL PEMBAHASAN
2. Hasil wawancara mendalam Analisis Segmen Pelanggan Hc Rsai
kemudian direduksi dan dituangkan
ke dalam matriks. Berdasarkan Faktor Demografi : dilihat dari
3. Data-data yang mempunyai Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan,
kesamaan dikelompokkan. Penghasilan, Agama dan Penyakit yang
4. Selanjutnya data hasil penelitian Diderita
diintepretasikan dan dilakukan Sebagian besar umur pelanggan HC RSAI
pembahasan dengan cara adalah usia >60 tahun (70,7%). Pasien
membandingkan hasil penelitian lanjut usia (lansia) ini mendominasi pasien
dengan teori yang terdapat pada HC pada setiap bulannya. Data ini sesuai
tinjauan pustaka. dengan Data proyeksi Lembaga Demografi
Universitas Indonesia menunjukkan bahwa
Analisis data kualitatif dilakukan dengan penduduk lanjut usia (lansia) meningkat
menggunakan analisis isi yang sebelumnya dari 8,4% pada tahun 2010, menjadi 10%
telah dimasukkan ke matriks. Data pada tahun 2015, dan 11,4% pada tahun
dikelompokkan pervariabel untuk kategori 2020 (www.bipnewsroom.info).
yang sama yang dilengkapi juga dengan
telaah dokumen. Agar terhindar dari bias, Jenis kelamin pelanggan HC RSAI lebih
data segera dianalisis setelah selesai banyak laki-laki (56%) dibanding perempuan
dilakukan wawancara. (44%). Data ini bertentangan dengan fakta
bahwa jumlah laki-laki usia >60 tahun di
Pengolahan dan Analisis Data Kuantitatif kota Bandung lebih sedikit daripada jumlah
Setelah hasil isian kuesioner dari responden perempuan pada usia yang sama (Survei
terkumpul, maka terlebih dahulu dilakukan Sosial Ekonomi Daerah/SSED 2005).
pemeriksaan terhadap kelengkapan isian
daftar pertanyaan. Selanjutnya dilakukan Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
editing yaitu memeriksa cara pengisian se- tentang pekerjaan pelanggan HC sebagian
suai tidaknya dengan petunjuk dan diper- besar adalah IRT (36,6%) dan pensiunan
hatikan juga konsistensi jawaban. Koding (26,8%). Dalam penggolongan pekerjaan,
adalah tahap selanjutnya setelah editing, IRT dan pensiunan ini digolongkan sebagai
yaitu dengan memberi kode-kode terhadap pekerjaan informal. Oleh karena itu dalam
setiap pilihan jawaban yang gunanya untuk SSED 2005 tidak terdapat kategori
memudahkan dalam pengolahan data. Sete- pekerjaan ini.
lah itu dilakukan entry data, yaitu dengan
memasukkan jawaban responden yang Produk yang dibeli konsumen biasanya
sudah berupa kode ke dalam komputer. dipersepsikan erat hubungannya dengan
Hasil olahan data dari komputer akan mem- penghasilan yang didapatkan orang
perlihatkan karakteristik responden serta tersebut. Pihak RSAI sendiri mempunyai

H a l a ma n 239
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2 Dadang Munandar

kategori tersendiri terhadap kelas sosial pada pelanggan HC RSAI yang menempati
pelanggannya berdasarkan penghasilan ini. urutan teratas yaitu Kecamatan Margacinta
Bagi yang berpenghasilan <1 juta (36,6%), sedangkan sisanya daerah lain
dikategorikan sebagai kelas bawah, >1-2,5 yang dekat dengan RSAI seperti
juta sebagai kelas menengah, dan >2,5 juta Batununggal, Cibiru, Riungbandung, dan
merupakan kelas atas. Segmentasi wilayah Bandung Timur lainnya. Hal ini
pelanggan HC RSAI berdasarkan dipersepsikan karena demand masyarakat
penghasilan menghasilkan sebagian besar terhadap pelayanan HC rendah, atau
(34,1%) berpenghasilan >1-2,5 juta, diikuti informasi tentang HC RSAI belum sampai ke
yang berpenghasilan >2,5-5 juta (22%), masyarakat seperti data yang didapat dari
kemudian yang penghasilan >10 juta pasar potensial HC bahwa sebagian besar
(19,5%), lalu yang penghasilan >5-10 juta (78%) pengunjung RSAI belum mengetahui
(17,1%) dan yang paling kecil yang tentang HC RSAI.
penghasilannya <1 juta (7,3%). Jadi kategori
penghasilan pada pelanggan HC RSAI ini Berdasarkan Faktor Psikografi
berada pada kelas menengah atas. Segmen pelanggan berdasarkan faktor
psikografi pada penelitian ini terdiri dari
HC RSAI memberikan pelayanan HC yang kelas sosial dan gaya hidup yang
Islami pada setiap pasiennya. Hasil teraktualisasi dalam persepsi dan
segmentasi pada pelanggan HC preferensi mereka. Kelas sosial dan gaya
menunjukkan bahwa semua yang mendapat hidup telihat dalam preferensi pelanggan
pelayanan HC beragama Islam. RSAI sendiri dalam memilih kelas perawatan
tidak membatasi agama pasien, tetapi sebelumnya dan dalam penanggung biaya
mereka mempunyai cita-cita agar umat perawatan HC dan juga persepsi mereka
Islam mau berobat dan bangga terhadap RS terhadap pelayanan HC RSAI. Sebagian
Islam. Hal ini dapat dipahami karena besar (29%) perawatan sebelumnya berasal
dengan membawa-bawa agama umumnya dari ruangan VIP dan kelas I (24%)
orang akan lebih sensitif. Segmentasi sedangkan untuk biaya penanggung
berdasarkan agama hanya dapat diterapkan perawatan pasien membayar sendiri (80%).
pada komoditi tertentu yang pasarnya Dari data ini dapat disimpulkan bahwa
sangat sensitif terhadap simbol-simbol pelanggan HC RSAI berasal dari kelas
agama (Kasali, 1999). menengah atas selain juga dilihat dari
penghasilan mereka yang berpenghasilan
Sebagian besar pelanggan HC menderita lebih dari 1 juta ke atas. Menurut Setiadi
stroke (34,1%). Hal ini dipersepsikan karena (2003), kelas sosial dan gaya hidup
mayoritas lansia mengalami penyakit mempunyai pengaruh yang kuat pada
degeneratif. Depkes juga menyebutkan pemilihan barang-barang atau terhadap
bahwa peningkatan populasi lansia akan keputusan-keputusan dalam pemilihan
berkontribusi terhadap prevalensi penyakit kebutuhannya.
degeneratif yang salah satunya adalah
stroke. Tingginya angka kesakitan pada Analisis Pasar Potensial Hc Rsai
lansia tentu akan meningkatkan tingkat Menurut Boy Sabarguna (2005), pasar
hunian RS, tetapi jika berlama-lama di rawat potensial (potential market) adalah
di RS tidak akan efektif. Oleh karena itu HC konsumen yang mempunyai minat pada
merupakan alternatif perawatan bagi yang tawaran atau penawaran pasar yang telah
perlu perawatan lama selain karena merasa dirumuskan. Pasar potensial juga diartikan
nyaman berada di rumah juga bisa sebagai sekumpulan konsumen yang
meringankan beban keluarga. memiliki minat dalam batas-bata tertentu
terhadap penawaran yang disampaikan
Berdasarkan Faktor Geografi (Kotler dan Andersen, 1995). Pasar
Segmentasi berdasarkan faktor geografi potensial HC RSAI adalah pasien RI atau RJ

H a l a m a n 240
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2

yang berpotensi memerlukan HC dan sebagian besar berpenghasilan >1-2,5 juta


mempunyai minat ketika ada penawaran (44%), sama seperti pada pelanggan HC
jasa layanan HC terhadap mereka. RSAI maka berdasarkan kelas sosial
responden potensial HC ini berada pada
Faktor Demografi kelas menengah atas. Jika dilihat dari kelas
Analisis pasar potensial HC RSAI meliputi sosial ekonomi tersebut maka responden
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, memiliki daya beli yang tinggi karena
penghasilan, agama, dan jenis penyakit menurut Lamb, et al. (2001), tingkat
yang diderita. pendapatan akan mempengaruhi keinginan
para konsumen dan menentukan daya beli
Pasien yang menjadi responden pasar mereka.
potensial HC sebagian besar berusia >60
tahun (29%) dan diikuti oleh pasien yang Agama yang dianut oleh responden hampir
berusia 50-59 tahun (21%). Banyaknya usia seluruhnya beragama Islam. Walaupun
lansia yang potensial terhadap HC ini terkait begitu ada juga responden yang beragama
dengan jenis penyakit yang diderita para di luar Islam yang berobat ke RSAI. Hal ini
lansia sendiri yaitu penyakit degeneratif dipersepsikan karena RSAI sendiri tidak
yang umumnya perlu perawatan lama. Data membatasi pasien yang beragama di luar
ini bersesuaian dengan data pelanggan HC Islam untuk berobat atau dirawat di RSAI.
RSAI yang mayoritas usianya >60 tahun
(70,7%). Faktor Geografi
Pasar potensial berdasarkan faktor geografi
Segmentasi pasar potensial berdasarkan umumnya bertempat tinggal di Kecamatan
jenis kelamin mayoritas berjenis kelamin Margacinta (20%), Rancasari (14%), luar
perempuan (56%). Kenyataan ini berbeda kota (13%) dan lain-lain yang tersebar di
dengan data jenis kelamin pelanggan HC wilayah Bandung Timur dan sekitarnya.
RSAI selama ini yang didominasi oleh laki- Daerah tempat tinggal pasar potensial
laki. terbanyak sama dengan tempat tinggal
pelanggan karena mayoritas pasien RSAI
Jika dilihat dari jenis pendidikan yang adalah dari daerah sekitar RSAI.
menjadi responden pasar potensial HC Faktor Psikografi
sebagian besar berpendidikan SMA (34%) Segmentasi responden berdasarkan faktor
dan S1 (27%), D3 (16%). Secara umum psikografi terdiri dari kelas perawatan,
pengunjung RSAI berpendidikan menengah alasan/motivasi berobat ke RSAI, perujuk
ke atas sehingga dipersepsikan kesadaran berobat ke RSAI, penanggung biaya
terhadap pelayanan kesehatan sudah baik pengobatan/perawatan, lama
dan dapat memilih sarana kesehatan sesuai memanfaatkan serta persepsi dan
dengan yang diinginkan. preferensi terhadap HC.
Jenis pekerjaan pada responden pasar
potensial ini sebagian besar sebagai IRT Kelas Perawatan
(33%) dan PNS (22%). Jika dikaitkan dengan Kelas perawatan responden didominasi oleh
jenis kelamin responden yang mayoritas kelas II (21%), kelas I (19%), dan VIP (15%),
perempuan, maka terjadi kesesuaian sedangkan sisanya dari RJ yaitu 47%. Data
karena pada umumnya para wanita lebih ini tidak jauh berbeda dengan kelas
banyak yang menjadi IRT. Walaupun perawatan pelanggan HC sebelumnya yang
menurut Renald Kasali jumlah wanita didominasi oleh pelanggan dari VIP dan
pekerja akan meningkat namun tidak kelas I. Kelas perawatan pasien ini dapat
semua wanita akan memilih bekerja karena menunjukkan kelas sosialnya di
mereka akan lebih berkonsentrasi untuk masyarakat.
mengurus anak-anak dan rumah tangganya.
Penghasilan pada responden potensial HC Alasan Berobat ke RSAI

H a l a ma n 241
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2 Dadang Munandar

Sebagian besar responden mempunyai besarnya peluang pasar HC RSAI yang bisa
alasan karena dekat dari rumah (56 dimasuki. Hal ini tentunya akan menjadi
responden), karena nuansa Islami (34 tantangan bagi Marketing dan HC RSAI
responden), dan karena pelayanannya baik untuk mengenalkan produk dan merambah
(30 responden) maka mereka berobat ke pasar yang masih terbuka lebar.
RSAI. Kondisi ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Reinke (1994) yang Penentuan Target Pasar Hc Rsai
dikutip dari Mathilda (2005), bahwa jarak Setelah mengevaluasi segmen-segmen yang
antara tempat tinggal dengan lokasi ada, tahap selanjutnya adalah menentukan
pelayanan kesehatan dan waktu tempuh target pasar. Evaluasi terhadap segmen-
akan mempengaruhi kebutuhan masyarakat segmen yang ada dengan memperhatikan
akan pelayanan kesehatan tersebut. ukuran dan pertumbuhan segmen, daya
Dengan adanya alasan ini maka HC RSAI tarik segmen, serta sasaran dan sumber
dapat mengembangkan produk atau posisi daya yang dimiliki perusahaan (Setiadi,
HC yang dikaitkan dengan alasan mereka 2003). Penentuan target pasar dimulai
berobat. dengan menganalisis segmen yang paling
sesuai dan memenuhi kriteria segmentasi
Lama Memanfaatkan RSAI pasar yang efektif yaitu: harus dapat diukur
Lama responden dalam memanfaatkan (measurable), jumlahnya cukup besar
pelayanan RSAI sebagian besar < 6 bulan (subtantial), dapat dijangkau (accesible),
(28%), >1-3 tahun (23%), dan >5 tahun dapat dibedakan (differentiable), dan dapat
(22%). Banyaknya responden yang dilaksanakan (actionable).
memanfaatkan RSAI < 6 bulan menandakan
banyaknya jumlah pasien baru yang berobat Potensi penjualan HC terhadap target yang
ke RSAI. Begitu pula jumlah pasien lama telah ditentukan memiliki peluang yang
yang banyak mengindikasikan bahwa cukup besar, hal ini dipersepsikan karena
loyalitas responden terhadap RSAI cukup adanya perubahan pola penyakit yang
baik. Tingkat loyalitas berhubungan sekali dahulu penyakit infeksi sekarang mengarah
dalam pelayanan HC karena dengan adanya pada penyakit degeneratif. Hal ini terlihat
pelayanan HC pasien bisa terikat untuk dari usia pelanggan HC dan pasar
terus menggunakan pelayanan RSAI, selain potensialnya yang mayoritas berusia >60
itu dapat mendatangkan pelanggan yang tahun. Seperti yang banyak disampaikan
baru bagi RSAI. dalam literatur bahwa usia lansia akan
mengalami peningkatan sejalan dengan
Persepsi dan Preferensi terhadap Pelayanan membaiknya sarana dan prasarana serta
HC RSAI kesadaran orang untuk hidup sehat. Tetapi
Informasi tentang HC belum tersebar luas di dampak dari semua itu akan meningkatnya
masyarakat, terbukti dari 100 orang angka kesakitan para lansia ini, karena
responden hanya 26% yang mengetahuinya umumnya penyakit yang diderita oleh
sedangkan sisanya 74% belum mengetahui mereka adalah penyakit degeneratif
yang namanya home care. Jika dipersempit sehingga perlu perawatan yang lama. Home
lagi tentang HC RSAI ternyata hanya 22% care merupakan alternatif terbaik yang bisa
yang mengetahuinya dan sisanya 78% dikembangkan di RSAI.
belum mengetahui. Kondisi ini menyiratkan
bahwa informasi tentang HC sendiri belum Penentuan Posisi Hc Rsai
sampai ke masyarakat sehingga tugas Positioning atau penentuan posisi yaitu nilai
marketer RS untuk lebih gencar lagi lebih yang dimiliki HC RSAI relatif dibanding
mengenalkan HC kepada masyarakat luas dengan pesaing yang tertanam di benak
dengan sarana promosi yang paling efektif. pelanggan. Pada bagian terakhir dari semua
Masih sedikitnya masyarakat yang tahap penelitian ini adalah menentukan
mengenal HC dapat diartikan juga masih posisi HC RSAI dengan cara melihat produk

H a l a m a n 242
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2

HC kompetitor dan mencari tahu posisinya. pelayanan HC baik, perawat ramah,


Kompetitor tidak hanya yang letaknya dekat sopan, dan terampil, informasi yang
dengan HC RSAI namun juga bagi diberikan jelas, dan pelayanan HC
penyelenggara pelayanan kesehatan yang sangat bermanfaat.
mempunyai produk sejenis. 2. Hasil analisis segmentasi yang dilakukan
pada pasar potensial HC RSAI yaitu:
Home care atau perawatan di rumah tidak a. Berdasarkan faktor demografi: usia
hanya bisa dilakukan oleh rumah sakit, sebagian besar (29%) >60 tahun,
namun juga bisa dilaksanakan oleh praktek berjenis kelamin perempuan (56%),
perorangan atau kelompok baik itu praktek pendidikan sebagian besar SMA
dokter atau perawat. Praktek ini bisa (34%), pekerjaan sebagian besar IRT
dilakukan dengan syarat sesuai dengan (33%), penghasilan lebih dari 1 juta
ketentuan yang berlaku. Sederhananya, jika (44%), mayoritas mengalami
ada perawat RS yang dipanggil ke rumah gangguan ortopedi (13%), agama
untuk membantu merawat orang mereka hampir seluruhnya Islam (99%)
(perawat/petugas kesehatan RS atau b. Berdasarkan faktor geografi:
masyarakat) menamakannya home care. bertempat tinggal di Kecamatan
Margacinta (20%) dan lain-lain yang
Dibandingkan dengan HC RS pesaing, maka tersebar di Bandung Timur dan
HC RSAI memiliki keunggulan di bidang sekitarnya.
product, price, promotion, poeple, dan c. Berdasarkan faktor psikografi: kelas
process, sedangkan kekurangannya perawatan pasien RI didominasi oleh
dibandingkan dengan pesaing adalah pada kelas II (21%), sebagian besar datang
place. Home care RSAI menetapkan posisi sendiri (76%), biaya ditanggung
yang ingin disandang baik di benak sendiri (58%). Persepsi dan
pelanggan dengan positioning claim yaitu preferensi: perlu pelayanan HC (82%),
Pelayanan Home Care yang Islami. dan setuju akan manfaat HC (79%).
Penetapan posisi ini sangat tepat karena d. Pengenalan responden terhadap HC:
posisi yang dibuat harus terbedakan dengan sebagian besar responden belum
yang lain. mengetahui tentang HC (74%),
sisanya mengetahui (26%). Begitu
V. KESIMPULAN DAN SARAN juga terhadap HC RSAI sebagian
Kesimpulan besar responden belum
1. Hasil analisis segmen pelanggan HC mengetahuinya (78%) dan yang
RSAI yaitu: mengetahui hanya (22%). Bagi
a. Berdasarkan faktor demografi: responden yang mengetahui HC RSAI
sebagian besar usia > 60% (70,7%), bersumber dari perawat (27%),
berjenis kelamin laki-laki (56%), anggota keluarga (23%), dokter
pekerjaan sebagai IRT (36,6%), (18%), brosur (9%), dan lain-lain.
berpenghasilan >1-2,5 juta (34,1%), Responden yang mengetahui HC RS
sebagian besar menderita stroke lain hanya 13% sisanya tidak
(34,1%), dan seluruhnya beragama mengetahui (87%).
Islam. 3. Pemilihan segmen menghasilkan target
b. Berdasarkan faktor geografi: pasar yang akan dimasuki: pasien
pelanggan berasal dari Kecamatan berusia lansia (>60 tahun) kalangan
Margacinta (36,6%). menengah atas, mengalami sakit
c. Berdasarkan faktor psikografi: asal degeneratif (menahun), beragama Islam,
tempat perawatan sebagian besar tinggal di wilayah Bandung Timur yang
berasal dari ruangan VIP (29%), menjadi jangkauan HC RSAI, dan
membayar biaya HC sendiri (80%), menginginkan perawatan HC yang baik.
persepsi pelanggan mempersepsikan 4. Hasil penentuan target pasar HC RSAI:

H a l a ma n 243
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2 Dadang Munandar

Melalui CDMG bersama bagian Cravens, David W., Strategic Marketing; Alih
Marketing maka disepakati pemilihan Bahasa: Lina Salim; Edisi ke empat,
pola spesialisasi selektif (Selective Erlangga, Jakarta, 1999
Specialization). Pemilihan pola ini
dengan pertimbangan tujuan yang ingin Depkes RI, Pedoman Pelayanan
dicapai dan sumber daya yang dimiliki Keperawatan Mandiri di Rumah,
HC RSAI. Pusat Pendayagunaan Tenaga
5. Setelah melihat hasil posisi HC RSAI Kesehatan Depkes RI, Jakarta,
yang dibandingkan dengan HC RSX dan 2005
RSY melalui bauran pemasaran 7P
(product, price, place, promotion, Kasali, Rhenald, Membidik Pasar Indonesia;
poeple, physical evidence, dan process) Segmenting, Targeting, Penetapan
maka didapatkan hasil bahwa HC RSAI posisi, PT. Gramedia Pustaka
lebih unggul dibanding keduanya. Utama, Jakarta, 1999
Berdasarkan CDMG menghasilkan
positioning claim yang ingin Kotler, P., & Armstrong, G., Principles of
ditanamkan di benak pelanggan yaitu Marketing, Eleventh Edition, Pren-
Pelayanan Home Care yang Islami. tice Hall International Inc., New Jer-
sey, 2006
Saran
1. Berubahnya pola penyakit infeksi yang Lamb, Hair, McDaniel, Marketing, Alih ba-
bergeser ke penyakit degeneratif hasa: David Octarevia, Penerbit
menyebabkan meningkatnya angka Salemba Empat, Jakarta, 2001
kesakitan yang perlu perawatan lama.
Oleh karena itu HC RSAI sebagai Lupiyoadi, R., Manajemen Pemasaran Jasa,
alternatif layanan perawatan di rumah Penerbit Salemba Empat, Jakarta,
hendaknya diperhatikan secara serius 2004
karena jika dikelola secara profesional
dapat menjadi salah satu unit bisnis Suharyati, Analisis Peluang Pasar Program
yang menjadi unggulan RSAI. Peluang Hospital Home Care di Rumah
mengembangkan HC RSAI sangat besar Sakit Umum Pusat Dokter Hasan
karena selain jumlah kunjungan RSAI Sadikin Bandung Tahun 1998,
yang selalu mengalami peningkatan, Tesis, Program Studi Ilmu
berubahnya pola penyakit yang Kesehatan Masyarakat, Program
bergeser ke generatif dan jika dilihat Pasca Sarjana Universitas
secara kewilayahan Bandung Timur Indonesia, 1998
yang akan dikembangkan menjadi
perkotaan merupakan pangsa pasar Sucherly, Strategi Pemasaran model untuk
tersendiri. Memelihara dan meningkatkan
2. Segmen pasar dari waktu ke waktu Kinerja Perusahaan, Unpad,
dapat berubah dengan cepat, oleh Bandung, 2004
karena itu gambaran segmen pasar HC
RSAI yang didapat dari penelitian ini Swastha, B., Sukotjo, I., Pengantar Bisnis
sebaiknya dievaluasi secara berkala Modern, Edisi 3, Penerbit Liberty,
dan ditindaklanjuti dengan melakukan Yogyakarta, 1997
pengolahan data sekunder yang
terdapat dalam status pasien.
DAFTAR PUSTAKA

H a l a m a n 244

You might also like