Professional Documents
Culture Documents
DOKUMEN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN 2013
SEKOLAH SAINTIFIK
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini tersusun berkat kerjasama dari
berbagai pihak. Kepala sekolah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
KTSP ini, dan secara khusus kami sampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada tim pengembang kurikulum tingkat satuan pendidikan yang telah
berjuang sehingga dapat menyelesaikan dokumen tepat pada waktu yang
diperlukan.
...
Ditetapkan di :
Tanggal : 1 juli 2014
.
NIP.
Hal
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar
C. Tujuan Penyusunan KTSP
D. Target Pencapaian Kompetensi Lulusan
A. Latar Belakang
B. Landasan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C
Indikator Pencapaian Keunggulan Mutu Lulusan Khas
Dimensi
SMA Saintifik (2014-2018)
Contoh
Sikap 1. Memiliki karakter kepemimpinan yang amanah.
2. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan.
3. Berdisiplin waktu.
4. Mehargai sesama dengan penuh kesantunan
5. .............................................................
6. .............................................................
B. Analisis Konteks
D. Rasional Kurikulum
Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif di tengah persaingan
antarbangsa yang semakin kritis. Dilihat dari kesiapan dunia pendidikan, sekolah kami
belum dapat menghasilkan mutu lulusan yang dapat bersaing kuat dalam dinamika
perkembangan nasional dan global.
1) Persepsi masyarakat terhadap kurikulum 2006
Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
Beban belajar siswa terlalu berat
Kurang bermuatan karakter
2) Kondisi negatif yang berkembang pada ranah sosial
Meningkatnya perkelahian pelajar
Meningkatnya penggunaan narkoba.
Meningkatnya prilaku yang menyimpang.
Rendahnya toleransi dalam kehidupan sosial.
Berkembangnya sadisme.
3) Kondisi persaingan pelajar dalam konteks lokal dan global.
Pelajar Indonesia kalah bersaing dalam mengerjakan soal sepeti yang digunakan
oleh TIMSS dan PIRLS yang membagi soal-soalnya menjadi empat katagori:
Low mengukur kemampuan sampai level knowing
Intermediate mengukur kemampuan sampai level applying
High mengukur kemampuan sampai level reasoning
4) Pada kelompok pendidik, pada tingkat satuan pendidikan masih terkendala dengan
kesenjangan Antara fakta dengan realita pada berbagai komponen berikut:
Kompetensi dalam belum semua guru dapat merumuskan indikator pencapaian
kompetensi pada kecakapan berpikir level tinggi.
Belum semua guru mampu merumuskan RPP secara mandiri untuk memenuhi
kebutuhan siswa belajar secara kreatif dan inovatif karena itu guru masih
memenuhi kebutuhan RPP dengan copy-paste.
Belum semua guru dapat menerapkan strategi pembelajaran siswa aktif,
kreatif, inovatif, dan kompetitif.
Belum semua guru terampil mengembangkan instrument penilaian yang
memenuhi kriteria standar level reasoning dan mengukur kemampuan sampai
level reasoning with incomplete information
Kedalaman keluasan materi pelajaran meliputi tiga dimensi yang
digambarkan setiap level memiliki jalur yang berbeda.
E. Elemen Perubahan
Perubahan dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013, mengandung
konsekuensi ada pergeseran pokok pada standar SKL, isi, proses, dan penilaian.
Agar menjadi dasar bagi sekolah untuk penentuan program, perlu analisis yang
lebih rinci Ada pun beberapa komponen pergeseran penting dapat dilihat pada
uraian berikut:
1. Pergeseran Kompetensi standar kompetensi lulusan (SKL)
Yang Lalu Elemen Perubahan
1) SKL, SK, KD, dan Indikator Terstruktur dalam SKL, Kompetensi
Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar,
Indikator Kompetensi (IK).
Kompetensi inti mengikat
kompetensi-kompetensi dasar.
2) Faktual: Lebih menitikberatkan Menunjukkan perilaku yang
pada pengembangan kompetensi mencerminkan sikap orang
pada dimensi kognitif. beriman, berahlak mulia, percaya
diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara epektif dengan
lingkungan
Memiliki kemampuan pikir dan
tindak yang efektif dan kreatif.
Memiliki pengetahuan faktual dan
konseptual yang berwawasan
kemanusiaan, lingkungan,
kebangsaan, kenegaraan,
peradaban.
Pembelajaran mengembangkan
kemampuan menguasai fakta,
konsep, prosedur, metakognitif.
F. Strategi Implementasi
Kepala sekolah merupakan salah satu penentu keberhasilan sekolah.
Dalam perannya kepala sekolah menjadi pemimpin perubahan, pemimpin
pembelajaran, dan arsitek pengembang kultur sekolah. Dalam ketiga peran
penting ini kepala sekolah wajib menetapkan tujuan yang jelas, memiliki
H. Pembelajaran
Proses pembelajaran sedapat mungkin memenuhi kriteria interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena itu satuan pendidikan
melakukan perencanaan pembelajaran untuk mendisain skenario pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan karakteristik siswa yang pada satuan pendidikan.
Perencanaan pembelajaran juga perlu dikembangkan untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan proses pembelajaran memenuhi prosedur
yang ditetapkan dalam perencanaan yang direalisasikan dalam pelaksanaan.
Karena itu, pembelajaran harus memenuhi empat belas prinsip berikut;
1) dari pesertadidik diberi tahu menuju pesertadidik mencari tahu;
2) dari guru sebagai satu-satunya sumber belajarmenjadi belajar berbasis
aneka sumberbelajar;
3) dari pendekatan tekstual menuju proses penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
4) dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;
5) dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6) dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7) dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8) peningkatan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo
mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat;
12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
I. Penilaian
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup:
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah.
Pemenuhan Standar Penilaian bertujuan untuk menjamin: a.
perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai; b. pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka,
edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan c.
pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan
informatif.
Perbaikan mutu dalam pelaksanaan penilaian menggunakn acuan yang
diurai sebagai dalam gambar yang mengintegrasikan potensi sekolah, pendidik,
siswa, dan pemberintah yang terintegrasi dalam sistem seperti yang dapat dilihat
dalam gambar berikut;
KRITERIA INDIKATOR
Sangat Baik Selalu santun dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan
(SB) teman Sudah konsisten
Kriteria Sikap
Profil sikap
No Nama Semanga
Santun Peduli secara umum
t Belajar
1 Dewi B B C B
2 Aminah
Nilai yang diperoleh siswa B diperoleh dari rentang maksimal skor 4 pada matrik
berikut.
Kriteria Sikap
Profil sikap
No Nama Semanga
Santun Peduli secara umum
t Belajar
1 Dewi B B C B
2 Aminah
PENILAIAN
NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3
Berdasarkan contoh guru dapat menentukan nilai yang diperoleh siswa dengan
nilai maksimal 4 kali 3 atau 12. Gunakan pula kriteri berikut:
KRITERIA RENTANG SKOR
Sangat Baik (SB) 3.34 4.00
Baik (B) 2.34 3.33
Cukup (C) 1.34 2.33
Kurang (K) < 1.33
1. Ketuntasan
Peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk KD
pada KI-3 dan KI-4 apabila hasil tes formatif mencapai nilai
2.66.
Ketuntasan seorang peserta didik untuk KD pada KI-1 dan
KI-2 dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-
1 dan KI-2 untuk seluruh matapelajaran, yakni jika profil
sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik
(B) menurut standar yang ditetapkan.
Implikasi dari ketuntasan:
KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai
dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh
nilai < 2.66;
KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai
dengan kebutuhan apabila > 75% peserta didik
memperoleh nilai < 2.66;
KD pada KI-3 dan KI-4: peserta didik yang memperoleh nilai
> 2.66 dapat diberi pengayaan dan melanjutkan KD
berikutnya ;
Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta
didik yang secara umum profil sikapnya belum berkategori
baik dilakukan secara holistik (oleh guru matapelajaran,
guru BK, dan orang tua).
A 4.00 4.00 SB
(Sangat Baik)
A- 3.66 3.66
B+ 3.33 3.33 B
(Baik)
B 3.00 3.00
B- 2.66 2.66
C+ 2.33 2.33 C
(Cukup)
C 2.00 2.00
C- 1.66 1.66
D+ 1.33 1.33 K
(Kurang)
D 1.00 1.00
Warna hijau menandakan ketuntasan pada ketiga ranah.
Data pada matrik ditafsirkan sebagai berikut:
Peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk KD
pada KI-3 dan KI-4 apabila hasil tes formatif mencapai nilai
2.66.
Ketuntasan seorang peserta didik untuk KD pada KI-1 dan
KI-2 dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-
1 dan KI-2 untuk seluruh matapelajaran, yakni jika profil
sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik
(B) menurut standar yang ditetapkan.
KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai
dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh
nilai < 2.66;
KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai
dengan kebutuhan apabila > 75% peserta didik
memperoleh nilai < 2.66;
KD pada KI-3 dan KI-4: peserta didik yang memperoleh nilai
> 2.66 dapat diberi pengayaan dan melanjutkan KD
berikutnya ;
Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta
didik yang secara umum profil sikapnya belum berkategori
A
RERAT
KD-3.1
KD-3.2
KD-3.1
KD-3.2
KD-3.1
KD-3.2
RERAT
RERAT
Angka
Pred.
A
A
1 Dewi 3.3 3.00 3.16 .. 3.00 B
3
2 ...
LCK
Perhatikan bahwa nilai untuk rapot atau laporan capaian kompetensi dibulatkan.
Berdasarkan pembulatan diperoleh predikat.
Keterangan:
Nilai Harian : Hasil tes tulis, tes lisan, dan penugasan pada KD tertentu.
RN KD : Rerata Nilai Kompetensi Dasar
PRED : Predikat
LCK : Laporan capaian kompetensi
Atas dasar nilai hasil pengolahan maka sekolah melaporkan nilai hasil pencapaian
matrikulasi dengan model sesui dengan rapot.
J. Supervisi Pembelajaran
A. Visi Sekolah
B. Misi Sekolah
Misi sekolah:
1) Mengembangkan keyakinan semua warga sekolah bahwa sekolah ini dapat
berprestasi dan meraih keunggulan kompetitif.
2) Menciptakan kehidupan sekolah yang berbudaya religius dan bermartabat
3) Mememenuhi Standar Kompetensi Lulusan sesuai standar nasional
4) Memenuhi standar kompetensi lulusan yang sesuai dengan kebutuhan
hidup siswa pada konteks global.
5) Memenuhi standar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2013
yang sesuai dengan kebutuhan siswa mengembangkan kompetensi
yang diperlukannya.
6) Mengembangkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara
optimal
7) Memberdayakan sistem penilaian autentik untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa.
8) Menerapkan manajemen perubahan sebagai strategi percepatan
pembaharuan sekolah.
9) Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui
peningkatan keprofesian berkelanjutan.
10) Memenuhi standar sarana dan prasarana secara bertahap dan terukur.
11) Menggunakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
12) Memberdayakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
pendukung keunggulan pembelajaran.
13) Mengembangkan kultur sekolah yang menjaga keamanan fisik,
psikologis, social yang sehat, dinamis, dan kompetitif.
14) Menciptakan lingkungan dan budaya yang kondusif untuk indah,
nyaman, dan damai sebagai tempat belajar untuk guru, siswa, dan
seluruh warga sekolah.
15) Menerapkan sistem pembiayaan sekolah yang transparan dan
akuntabel.
Tujuan Khusus
4) Penilaian
Terselenggara penilaian autentik yang menunjang terpenuhinya tertib
dokumen sistem informasi penilaian dan mendorong siswa berprestasi
dengan meningkatkan efektivitas (a) perbaikan instrument yang
mengukur ketercapaian indikator hasil belajar (b) pengelolaan buku
nilai guru (c) pengelolaan sistem infomasi penilaian tingkat satuan
pendidikan (d) leger (f) buku indik siswa, dan (g) rapot.
A. Struktur Kurikulum
Dalam kurikulum 2013 sebagaimana tercantum dalam PP Nomor 32 tahun 2013 dan
Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 yang dimaksud dengan struktur kurikulum adalah
pengorganisasian kompetensi inti, kompetensi dasar, muatan pembelajaran, mata
pelajaran, beban belajar, pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan.
Secara tegas dinyatakan bahwa struktur kurikulum adalah pengorganisasian mata
pelajaran untuk setiap mata pelajaran dan atau program pendidikan.
Struktur kurikulum SMA Negeri 1 .............. Kelas X disajikan pada Tabel 2 sebagai
berikut:
b. Ilmu-Ilmu Sosial
1) Ekonomi 3 3
2) Sejarah 3 3
3) Sosiologi 3 3
4) Geografi 3 3
Kembangkan sekurangnya
Struktur kurikulum SMA Negeri 1 .............. kelas XI dan XII dapat dijelaskan
sebagai berikut:
g. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 .............. Kelas XI dan XII memiliki 46 jam
pelajaran yang terdiri atas 44 jam pelajaran dari pusat dan 2 jam muatan lokal
dari provinsi dan kabupaten.
i. Struktur Kurikulum kelas XI dan XII terdiri atas mata pelajaran kelompok wajib
A, kelompok mata pelajaran wajib B, kelompok mata pelajaran peminatan C
yang terdiri atas kelompok mata pelajaran peminatan akademik dan kelompok
mata pelajaran pilihan lintas kelompok peminatan, dan mata pelajaran muatan
local yang dimasukkan dalam kelompok mata pelajaran wajib B.
Struktur kurikulum SMA Negeri 1 .............. Kelas XI dan XII disajikan pada Tabel 2
sebagai berikut:
b. Ilmu-Ilmu Sosial
1) Ekonomi 4 4
2) Sejarah 4 4
3) Sosiologi 4 4
4) Geografi 4 4
b. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan
memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Satu
Jumlah Minggu Jumlah
jam
jam Efektif Waktu jam per
Satuan pemb.
Kelas pemb. per pembelajaran tahun
Pendidikan tatap
Per tahun per tahun (@60
muka
minggu ajaran menit)
(menit)
1584-1760 jam
SMAN pembelajaran 1188-
Draf Dokumen KTSP
1 ............
X s.d.
2013 :Rahmat
45 44/46 36-40 1320 42
XII (71280 - 79200
.. jam
menit)
d. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh
pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik 0 60%.
i. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara
dengan satu jam tatap muka.
C. Muatan Kurikulum
Dua mata pelajaran muatan lokal ini dimasukkan dalam struktur kelompok mata
pelajaran wajib B sehingga pada kelompok wajib B terdapat 5 mata pelajaran.
Sesuai dengan kerangka dasar pengembangan kurikulum 2013, maka mata
pelajaran muatan lokal yang diajarkan mengikuti ketentuan sepenuhnya baik
mengenai kompetensi inti, kompetensi dasar, proses pembelajaran, maupun
proses penilaiannya.
D. Kalender Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah
pengaturan waktu dan pemetaan beban belajar untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Permulaan tahun pelajaran adalah
waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan
pendidikan. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
Sebagai dampak dari semakin kompleksnya penilaian proses dan hasil belajar
diperlukan sistem informasi penilaian pada tingkat satuan pendidikan. Model informasi
penilain terlampir.
Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah pada KI-3 dan KI-4: diberikan
remedial individual sesuai dengan kebutuhan kepada peserta didik yang
memperoleh nilai kurang dari 2.66; Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan
kesempatan untuk melanjutkan pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta
didik yang memperoleh nilai 2.66 atau lebih dari 2.66; dan
Pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila
lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2.66. Untuk KD pada KI-
1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara umum profil sikapnya
belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling tidak oleh guru
matapelajaran, guru BK, dan orang tua).
Secara rinci aturan pelaksanaan penilaian mengacu pada Petunjuk Teknis Model
Penilaian yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan SMA sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dengan dokumen kurikulum ini.
b. Kelulusan Siswa
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 jo PP 32/2013 Pasal 72 Ayat (1), peserta
didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah setelah:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
3) lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan
4) lulus Ujian Nasional.
c. Mutasi Siswa
2. Prinsip pelaksanaan
Dalam melaksakan progam peminatan sekolah menggunakan kriteria berikut
Sekolah bertanggung jawab untuk menyediakan tiga jenis peminatan dalam
memberikan peluang optimal kepada siswa untuk memilih program
peminatan.
Calon peserta didik berhak untuk mendapatkan infomasi layanan peminatan
yang tersedia.
Peserta didik kelas X mulai memilih kelompok peminatan pada saat
pendaftaran sebagai siswa.
Pada tiap peminatan sekurang-kurangnya dipilih sebanyak tiga mata
pelajaran.
Pemilihan kelompok peminatan memberikan kesempatan kepada peserta
didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan dan
pilihan mata pelajaran lintas peminatan.
Kelompok peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok
Matematika dan Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan ilmu Budaya dan Bahasa.
Pemilihan kelompok peminatan dapat dilakukan pada saat pendaftaran
peserta didik baru atau setelah pendaftaran peserta didik baru disesuaikan
regulasi yang berlaku di tingkat kabupaten atau kota.
Pemilihan kelompok peminatan berdasarkan nilai rapor SMP/MTs, nilai ujian
Nasional SMP/MTs, rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP, hasil
tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA, dan tes bakat
minat oleh psikolog. Selain itu, pemilihan kelompok peminatan juga
memperhatikan masukan dari orang tua dan minat peserta didik.
Peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk masuk ke semua kelompok
peminatan diberi kesempatan untuk memilih sesuai keinginannya.
Peserta didik yang mendapatkan realitas tidak sesuai dengan bakat dan
minatnya diberikan kesempatan selama 2 minggu untuk pindah kelompok
peminatan.
Pada semester kedua di kelas X, seorang peserta didik masih mungkin
mengubah kelompok peminatan, berdasarkan hasil pembelajaran di
semester pertama dan rekomendasi guru bimbingan konseling.
3. Strategi Pelaksanaan
Penyebaran informasi tentang peluang yang sekolah miliki dalam
memberikan pelayanan berdasarkan piminatan.
Menjunjung tinggi pilihan siswa dengan mempertimbangkan potensi yang
sekolah miliki dalam pelayanan.
Mengembangkan kompetisi dan kolaborasi melalui program peminatan.
4. Indikator Keberhasilan
C. Proses Pembelajaran
1. Tujuan
2. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Pembelajaran
E. Organisasi Kesiswaan
1. Tujuan Pengelolaan OSIS
2. Target Pencapaian
3. Stategi Pembinaan
4. Sumber Anggaran
5. Evaluasi dan Perbaikan Pelaksanaan Pembinaan
F. Ekstrakurikuler
6. Pramuka
Tujuan
Strategi Pembinaan
Sumber Anggaran
Evaluasi dan Pelaporan
7. PMR
Tujuan
Strategi Pembinaan
Sumber Anggaran
Evaluasi dan Pelaporan
8. KIR
Tujuan
Strategi Pembinaan
Sumber Anggaran
Evaluasi dan Pelaporan
Dst.
Kurikulum SMA Negeri 1 .............. yang telah tersusun ini akan menjadi
pedoman bagi sekolah dan menjadi acuan seluruh stake holders sekolah selama 1 tahun
pelajaran 2013/2014. Sesuai dengan tuntutan penjaminan sekolah SMA, maka penyesuaian-
penyesuaian akan terus dilakukan terutama pada proses adaptasi/adopsi dan pengayaan
kurikulum sehingga dapat menghasilkan mutu lulusan yang setara dengan mutu lulusan dari
sekolah unggul di negara maju.
Sejalan dengan harapan di atas, maka dukungan dari berbagai pihak akan terus
dibutuhkan demi pencapaian status sekolah bertaraf internasional. Tanpa dukungan yang
nyata tentu akan berat bagi sekolah untuk memenuhi harapan semua pihak. Oleh karena
itu, kita semua berharap ada sinergi seluruh potensi stake holders sekolah dalam mencapai
tujuan yang dimaksud.
Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan dan keberhasilan kurikulum, maka
evaluasi ditekankan pada dua aspek yaitu evaluasi keterlaksanaan kurikulum dan evalusi
keberhasilan mewujudkan mutu lulusan.
A. Evaluasi Keterlaksanaan
Lembar evaluasi Keterlaksanaan
Kesesuai dengan rencana
dengan pelakanaan
No Pelaksanaan Di Di
Penuhi
bawah atas
Target
target target
1. Analisis Konteks
2. Pengelolaan Peminatan
3. Pengelolaan Pemetaan Beban Belajar
4. Pemetaan Target Mutu Lulusan penuhi SKL
5. Perumusan Rencana Pembelajaran
6. Peningkatan Kompetensi Pendidik sesuai
dengan kebutuhan pelaksanaan kurikulum
7.
8.
9.
10.
Diakhiri dengan penarikan kesimpulan dan rekomendasi tindak lanjut perbaikan mutu.
B. Evaluasi Keberhasilan
KALENDER KEGIATAN
TAHUN AJARAN 2008/2009
Minggu 3 10 17 24 31 2 HARDIKNAS
Senin 4 11 18 25 9 Libur Hari Raya Waisak
Selasa 5 12 19 26
Rabu 6 13 20 27
Kamis 7 14 21 28
Jum'at 1 8 15 22 29
Sabtu 2 9 16 23 30 HBE = 23 LU = 1
Keterangan:
HBE = Hari Belajar Efektif
LU = Libur Umum
LS = Libur Semester